Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANDIRI

PENGANTAR PSIKODIAGNOSTIK

TUGAS PENGANTAR PSIKODIAGNOSTIK

RESUME PENDAHULU TES MODERN

Nurul Aiyuda
10961007775

Lokal : B
Semester : III

Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri-Suska-Riau
2010

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
MINAT AWAL PADA PENGKLASIFIKASIAN dan
PELATIHAN ORANG-ORANG yang TERBELAKANG MENTAL

Sebenarnya awal dari tes itu ditemukan sulit untuk kita ketahui dengan jelas
karena hilang tertelan waktu. Ada berbagai uraian tentang sistem ujian pegawai negeri
yang muncul di kekaisaran Cina selama 2000 tahun . dikalangan orang Yunani kuno, tes
merupakan pendamping tetap proses pendidikan. Tes-tes digunakan untuk mengukur
penguasaan keterampilan-keterampilan fisik dan juga intelektual. Sudah dari awal
munculnya tes pada abad pertengahan, universitas-universitas di Eropa mengandalkan
ujian formal ketika memberi gelar dan penghargaan.
Pada awal abad ke -19 menjadi masa kebangkitan orang-orang akan kebangkitan
minat pada pengobatan yang lebih manusiawi terhadap orang-orang gila dan mereka yang
terbelakang mental. Dimana kemudian pendirian banyak lembaga sosial untuk perawatan
orang-orang bermentalitas terbelakang baik di Eropa maupun AS menimbulkan
kebutuhan untuk menetapkan standar-standar penermaan dan sistem klasifikasi yang
objektif.
Pertama, perlunya membedakan antara orang gila (insane) dan orang terbelakang
mental (mentaly retarted). Orang gila menampilkan gangguan-gangguan emosi yang
kadang kala disertai oleh penurunan daya intelektual dari tingkat semula normal,
sementara orang terbelakang mental pada dasarnya ditandai oleh adanya kerusakan
intelektual sejak lahir atau masa kecil.
Pada akhirnya seorang tokoh kemudian berusaha mengembangkan sistem untuk
mengklasifikasikan tingkat dan jenis keterbelakangan yang berbeda-beda, tokoh itu
adalah Equirol, dokter asal Prancis. Ia mencoba berbagi prosedur dan menyimpulkan
bahwa penggunaan bahasa seseorang merupakan kriteria yang paling dapat diandalkan
tentang tingkat intelektualnya. Dan perlu diketahui, dewasa ini pun kriteria yang
digunakan untuk keterbelakangan mental juga umumnya bersifat linguistik dan tes-tes
intelegensi dewasa ini bermuatan verbal.
Sumbangan yang sangat penting dalam hal ini diberikan oleh dokter Prancis juga,
Seguin, yang merintis pelatihan orang-orang keterbelakangan mental. Setelah menolak
pandangan umum bahwa keterbelakangan mental tidak dapat disembuhkan. Seguin

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
melakukan eksperimen bertahun-tahun dengan apa yang disebutnya metode pelatihan
fisiologis, dan pada tahun 1837 dia mendirikan sekolah pertama pendidikan anak-anak
dengan keterbelakangan mental. Pada tahun 1848 dia bermigrasi ke AS dan disana
gagasannya di terima orang. Sejumlah cara yang dikembangkan oleh Seguin pada
akhirnya dimasukkan dalam tes-tes intelegensi non-verbal atau tes-tes intelegensi tentang
kinerja seseorang. Salah satunya adalah Seguin Form Board, dimana dalam tes ini
individu diminta memasukkan balok-balok yang berbeda bentuknya ke dalam lubang-
lubang yang sesuai dengan secepat mungkin.

Ø PSIKOLOG-PSIKOLOG EKSPERIMENTAL PERTAMA.

Psikolog-psikolog eksperimental awal dari abad ke-19 pada umumnya tidak


peduli dengan pengukuran perbedaan-perbedaan individu. Tujuan utama para psikolog
pada masa itu adalah perumusan deskripsi umum tentang prilaku manusia. Fokus
perhatian mereka adalah keseragaman, bukannya perbedaan-perbedaan perilaku.
Perbedaan-perbedaan individu diabaikan atau diterima sebagai sesuatu yang pasti buruk,
yang membatasi penerapan generalisasi. Jadi, fakta bahwa tiap individu berbeda secara
berbeda dari orang lain ketika diamati dalam kondisi-kondisi serupa, dianggap sebagai
bentuk kesalahan. Adanya kesalahan, atau variabilitas individu seperti itu membuat
generalisasi bersifat mendekati, dan bukannya eksak. Inilah sikap terhadap perbedaan-
perbedaan individu yang dominan dalam laboratorium seperti yang didirikan oleh Wundt
di Leipzig pada tahun 1879, tempat banyak psikolog eksperimental menjalani pendidikan
mereka.

Cara lain yang ditempuh psikologi eksperimental abad ke-19 untuk memengaruhi
jalannya gerakan pengetesan. Eksperimen-eksperimen psikologis awal menunjukkan
kebutuhan akan kendali yang ketat atas kondisi obervasi. Contoh pemakaian kata-kata
dalam petunjukka yang diberikan kepada peserta dalam eksperimen waktu-reaksi bisa
cukup meningkatkan atau menurunkan kecepat-tanggapan peserta. Selain itu, kecerahan
atau warna lingkungan sekeliling bisa benar-benar mengubah tampilan stimulus visual.
Dengan begitu, pentingnya membuat observasi terhadap semua peserta eksperimental

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
senantiasa di bawah kondisi-kondisi standar tampak dengan jelas. Standarisasi prosedur
seperti ini pada akhirnya menjadi salah satu ciri khusus tes psikologi.

Ø FRANCIS GALTON

Francis Galton, adalah seorang pakar biologi yang berasal dari Inggis, sosok ini
adalah orang yang bertanggung jawab atas peluncuran gerakan tes. Faktor pemersatu
dalam berbagai aktivitas penelitian tokoh ini adalah minatnya terhadap hereditas manusia.
Dalam rangka penelitiannya atau hereditas, Galton menyadari perlunya mengukur ciri-
ciri orang yang masih punya hubungan keluarga dan yang tidak punya hubungan keluarga.
Hanya dengan cara ini dia bisa menemukan, misalnya, derajat kesamaan yang tepat
antara orang tua dan keturunan, saudara laki-laki dan perempuan, sepupu atau saudara
kembar.

Galton kemudian juga mendirikan laboratorium anthropometris pada


Internasional Exposition 1884 yang dengan membayar tiga penny, para pengunjung bisa
diukur ciri-ciri fisik tertentunya dan bisa menjalani tes ketazaman penglihatan dan
pendengaran, kekuatan otot, waktu reaksi, dan fungsi-fungsi motor indriawi sedehana
lainya. Dimana dengan metode-metode ini, data sistematis dan luas pertama tentang
perbedaan-perbedaan individu dalam proses-proses psikologis sederhana secara bertahap
dikumpulkan.

Galton sendiri merancang sebagian besar tes-tes sederhana yang diselenggarakan


pada laboratorium anthropometris. Banyak di antara tes ini dikenal, entah di dalam
bentuk aslinya atau modifikasi. Contohnya antara lain, batang Galton untuk pembedaan
panjang secara visual, peluit Galton untuk menentukan suara paling melengking yang
dapat didengar, dan serangkaian bobot yang bertingkta-tingkat untuk mengukur
pembedan kinestetik. Galton yakin bahwa tes-tes pembedaan indriawi bisa berfungsi
sebagai sarana untuk mengukur kecerdasaan seseorang.

Galton juga merintis penerapan metode skala-pemeringkatan dan kuisioner, dan


juga penggunaan teknik asosiasi bebas yang selanjutnya diterapkan ke beragam tujuan.

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Sumbagnan lain Galton adalah pada pengembangan metode statistik untuk menganalisis
data tentang perbedaan-perbedaan individu.

Ø CATTELL DAN “ TES-TES MENTAL” AWAL

James McKeen Cattell, seorang psikologi Amerika yang menduduki tempat


penting dalam perkembangan tes psikologis. Dalam artikel yang ditulis Cattel pada tahun
1890, istilah tes mental digunakan untuk pertama kalinya. Dimana pada artikel tersebut
Cattell memaparkan rangkaian tes yang diselenggarakan tiap tahun bagi para mahasiswa
dalam upaya menentukan tingkat intelektual. Tes-tes ini, yang diselenggarakan secara
individu, meliputi ukuran-ukuran kekuatan otot, kecepatan gerakan, sensitivitas terhadap
rasa sakit, ketajaman penglihatan dan pendengaran, pembedaan berat dan waktu reaksi,
ingatan dan sebagainya.

Tes-tes Cattell lazim ditemukan dalam sejumlah rangkaian tes yang


dikembangkan selama dasawasrsa terakhir abad ke-19. rangkaian tes semacam itu
diselenggarakan bagi-anak-anak sekolah, mahasiswa, dan berbagai orang dewasa.

Sejumlah rangkaian tes yang disusun oleh psikolog Amerika pada masa itu
cenderung mencakup fungsi-fungsi yang agak kompleks. Kraepelin, yang sangat
berminat pada pemeriksaan klinis atas pasien-pasien psikiatris, mempersiapkan
serangkaian panjang tes-tes untuk mengukur apa yang dianggap sebagai faktor-faktor
dasar dalam pencirian individu. Tes-tes in, yang cuma memanfaatkan operasi-operasi
aritmatika sederhana, dirancang untuk mengukur dampak latihan, memori dan kerntantan
terhadap kelelahan dan penurunan perhatian. Psikolog Jerman lainnya, Ebbinghaus,
menyelenggarakan tes-tes komputasi aritmetik, rentang memori, dan melengkapi kalimat
bagi anak-anak sekolah. Diantara tiga tes ini, yang paling kompleks adalah tes
melengkapi kalimat, merupakan satu-satunya tes yang menunjukkan hubungan yang jelas
dengan prestai skolastik anak-anak.

Ø BINET dan MUNCULNYA TES-TES KECERDASAN

Pada tahun 1904, Menteri pengajaran umum mengugaskan Binet ke komisi yang
sudah disebut sebelumnya guna memelajari prosedur-prosedur untuk pendidikan anak-

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
anak yang terbelakang. Dalam kaintan dengan sasaran-sasaran komisi inilah, Binet dalam
kerja sama dengan Simon, menyiapkan skala Binet-Simon yang pertama.

Skala pertama yang dikenal sebagai skala 1905 ini terdiri dari 30 masalah tes
yang diatur dalam urutan tingkat kesulitan yang makin tinggi. Tingkat kesulitan
ditentukan secara empiris dengan menyelenggarakan tes pada 50 anak normal berusia 3
sampai 11 tahun, dan sejumlah anak terbelakang mental dan orang dewasa. Dimana tes-
tes ini dirancang sehingga mencakup rentang fungsi-fungsi yang luas, dengan penekanan
khusus pada penilaian, pemahaman dan penalaran, yang dianggap Binet sebagai
komponen hakiki intelegensi.

Berikutnya pada skala kedua, atau skala 1908, jumlah tes ditngkatkan, sejumlah
tes yang tidak memuaskan dihapus, dan semua tes dikelompokkan ke dalam tingkatan
umur atas desar kinerja dari 300 anak normal berusia antara 3 sampai 13 tahun. Dimana
skor anak pada tes bisa dirumuskan sebagai tingkatan mental yang berhubungan dengan
anak-anak normal yang kinerjanya disamakan.

Dan kemudian revisi ketiga muncul pada tahun 1991, tahun dimana Binet
meninggal dalam usia mudanya. Dalam skala ini, tak dilakukan perubahan fundamental.
Hanya adalah revisi kecil dan relokasi atas tes-tes khusus. Lebih banyak tes ditambahkan
ke beberapa tingkatan usia, dan skala ini diperluas sampai pada level orang dewasa.

Ø TES KELOMPOK

Tes kelompok seperti skala Binet, awalnya dikembangkan untuk memenuhi


kebutuhan praktis. Ketika Amerika Serikat memasuki Perang Dunia I pada tahun 1917,
sebuah komisi ditunjuk oleh American Psychological Association untuk menemukan cara
psikologi bisa membantu dalam perang itu. Komisi ini, di bawah pengarahan dari
Robert.M Yerkes, mengakui perlunya klasifikasi kilat atas satu intelektual umum mereka.

Dalam konteks inilah tes integensi kelompok pertama kali dibuat. Dalam tugas ini,
psikolog angkatan darat mengambil semua dipublikasikan, yang disiapkan dan diberikan
kepada angkatan darat oleh Arthur s. Otis. Sumbangan utama tes Otis, yan dirancang saat

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
menjadi mahasiswa dalam satu kuliah pascasarjana Terman, adalah pengenalan pilihan
ganda dan jenis-jenis soal “ objektif “ lainnya.

Tes-tes yang pada akhirnya dikembangkan oleh psikolog angkatan darat ini
dikenal dengan nama Army Alpha dan Army Beta. Army Alpha dirancang untuk tes rutin
umum, sedangkan Army Beta adalah skala nonbahasa yang diterapkan pada orang-orang
buta huruf dan pada orang-orang asing yang direkrut, yang tidak bisa menjalani tes dalam
bahasa Inggris. Kedua tes ini sesuai untuk penyelenggaraan tes bagi kelompok besar.

Tak lama setelah Peran Dunia I, tes-tes angkatan darat disebarkan ke penggunaan
sipil. Kedua tes ini- Army Alpha dan Army Beta-tidak hanya mengalami banyak revisi,
melainkan juga menjadi model bagi sebagian besar tes intelegensi kelompok.

Aplikasi tes intelegensi kelompok seperti ini jauh lebih cepat daripada perbaikan
teknis tes-tes tersebut. Bahwa tes-tes ini masih kasar secara teknis kerap dilupakan karena
ketergesaan mengumpulkan skor dan menarik konklusi praktis atas hasil-hasil tes itu.
ketika tes-tes itu gagal memenuhi harapan yang tak dapat dijamin, skpetisisme dan
permusuhan terhadap semua pengetesan kerap muncul. Jadi, ledakan testahun 1920-an,
yang didasarkan pada penggunaan tes secara kurang hati-hati, bisa merusak, sekaligus
pada saat yang sama mendorong kemajuan tes psikologis.

Ø TES BAKAT ( APTITUDE TESTING )

Boleh dipastikan tes ini mencakup kemampuan-kemampuan yang amat penting


dalam budaya yang menjadi kompleks rancangan tes. Dimana disadari bahwa peruntukan
yang lebih tepat, dilihat dari segi jenis informasi yang hendak didapat dari tes-tes ini,
akan lebih disukai. Contohnya, sejumlah tes yang mungkin akan disebut tes-tes
intelegensi sebenarnya mengukur kombinasi kemampuan yang dituntut dan didorong
oleh penelitian akademik.

Aplikasi praktis atas sejumlah tes menunjukkan perlunya tes multibakat


(multipleaptitude test), sedangkan perkembangan serupa pada penelitian pengolongan
sifat kepribadian (trait organization) secara bertahap memberikan sarana untuk menyusun
tes semacam itu. telaah statistik tentang hakikat intelegensi telah menyelidiki hbungan

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
antar skor yang diraih oleh banyak orang pada berbagai tes yang berbeda. Penyelidikan
seperti ini dimulai oleh psikolog Inggris Charles Spearman (1904-1927) selama
dasawarsa pertama abad ke-20. perkembangan-perkembangan metodologis selanjutnya,
yang didasarkan pada penelitian para psikolog Amerika, seperti T.L Kelley (1928) dan
L.L. Thurstone (1938-1947b), dan juga pada karya peneliti Amerika dan Inggris lainnya,
sudah dikenal sebagai analisis faktor.

Salah satu hasil praktis utama dari analisis faktor adalah perkembangan kumpulan
tes ini dirancang mampu mengukur keberadaan seseorang menurut masing-masing dari
kelompok sifat.

Perkembangan lebih muthakhir yang muncul pada akhir tahun 1980-an dan awal
1990-an, menjadi pengintegrasi mendasar atas dua pendekatan pengukuran mental yang
sebelumnya bertentangan ; yang diwakili oleh tes intelegensi tradisional dan kumpulan
tes multibakat. Semakin diakui bahwa kemampuan kumpulan tes multibakat. Semakin
diakui bahwa kemampuan manusia dapat diukur dengan tepat pada berbagai tingkat
keluasan, dari bakat yang didefinisikan secara sempit menurut tes-tes tertentu, melewati
tingkat-tingkat ciri bawaan (trait) yang semakin luas, sampai ke skor keseluruhan seperti
IQ tradisional.

Ø TES-TES PRESTASI ( ACHIEVEMENT TESTS) YANG DIBAKUKAN

Tes standar pertama untuk mengukur hsil pengajaran mulai muncul. Dipelopori
oleh karya E.L. Thorndike, tes-tes ini memakai prinsip-prinsip pengukuran yang
dikembangkan dalam laboratorium psikologis, contoh-contohnya mencakup skala untuk
penentuan peringkat kualitas tulisan tangan dan karangan tertulis, dan juga tes pengejaan,
perhitungan aritmetik, dan penalaran aritmetik. Baru kemudian datanglah kumpulan tes
prestasi, yang diprakasai oleh publikasi edisi pertama Stanford Achievment Tes pada
tahun 1923. para penyusunnya adalah tiga pelopor awal perkembangan tes. Truman L.
Kelley, Giles M. Ruch, dan Lewis M. Terman. Sebagai syarat atas munculnya banyak
karakteristi tes modern, kumpulan tes ini memberikan ukuran-ukuran kinerja yang dapat
dibandingkan dalam berbagi mata pelajaran sekolah, yang dievaluasi berdasar kelompok
normatif tunggal.

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Pada dasawarsa 1930-an juga merupakan awal munculnya mesin-mesin yang bisa
memberikan skor pada tes, sehingga tes-tes objektif “jenis baru” bisa segera adaptasikan.
Dimana sebenarnya tes prestasi itu sendiri pada akhirnya tidak hanya digunakan untuk
maksud pendidikan, tapi juga untuk menyeleksi para pelamar pekerjaan industri
pemerintahan.

Ø PENILAIAN KEPRIBADIAN

Tes kepribadian paling sering mengacu pada ukuran-ukuran karakteristik-


karakteristik seperti keadaan-keadaan emosi, hubungan-hubungan antar pribadi, motivasi,
minat dan sikap.

Perintis awal tes kperibadian diilustrasikan oleh penggunaan kraepelin atas tes
asosiasi bebes terhadap pasien-pasien psikiatris. Dalam tes ini, peserta ujian diberi kata-
kata stimulus yang dipilih secar khusus dan mereka diminta memberi tanggapan atas
setiap kata itu dengan kata pertama yang muncul dalam benak mereka.

Pendekatan lain terhadap pengukuran kepribadian adalah melalui aplikasi tes


kinerja atau tes situasi. Dalam tes seperti ini, peserta tes bertugas menunjukkan kinerja
yang maksudnya kerap disembunyikan. Kebanyakan tes ini meniru situasi kehidupan
sehari-hari.

Secara keseluruhan, tes kepribadian telah ketinggalan dibandingkan tes


kemampuan dalam pencapaian praktisnya. Tetapi kurangnya kemajuan seperti ini tidak
dapat dikaitkan dengan keluarganya upaya dalam bidang ini. Riset bidang pengukuran
kepribadian telah mendapat proporsi yang mengesankan sejak 1950, dan banyak
kemajuan dibidang piranti dan teknis cerdas sedang diteliti tampaknya yang menjadi
sebab lambannya kemajuan tersebut adalah kesulitan-kesulitan khusus yagn ditemui
dalam pengukuran kepribadian.

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Anda mungkin juga menyukai