Kelas: N
Anggota Kelompok:
1. 2014120017 Rizky Dewi Affandi
2. 2014120192 Kurniawan
3. 2014130157 Metta Kusumah Wardhana
4. 2014620053 Georgeous Fabrian A.B.
5. 2014620057 Nancy Vania Hendrawan
6. 2014620081 Juan Christoper
7. 2014620091 Joshua Jacob
8. 2014620101 Ferris Ewaldo Mulyadi
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia memiliki teritori atau wilayah yang sangat luas meliputi
ribuan pulau (kecil maupun besar) sehingga negara Indonesia disebut sebagai Daerah
Khatulistiwa. Banyaknya kepulauan-kepulauan ini dapat memberikan variasi budaya,
adat istiadat, bahasa pada setiap daerah atau kepulauan yang ada di negara Indonesia.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang merupakan sebagai bahasa
nasional, sehingga negara Indonesia menjadi negara kesatuan.
Begitu pula dengan bervariasinya budaya, sumber daya alam yang ada pada
negara Indonesia pun bervariasi yang dapat dimanfaatkan sebagai pusat atau sumber
energi. Sumber energi yang untuk memenuhi segala kebutuhan pasar global (untuk
kebutuhan negara lain (ekspor) maupun kebutuhan lokal atau dalam negeri).
Kepulauan-kepulauan di Indonesia sendiri banyak mengandung sumber daya alam
(SDA) yang meliputi gas, minyak bumi, logam, batubara, dan lain-lain.
Sumber daya alam ini dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Jika
sumber daya alam ini disalahgunakan, maka sumber daya alam akan berakibat fatal
dan merugikan segala pihak, dan sebaliknya. Dan ini terjadi pada bencana Lumpur
Lapindo Brantas Sidoarjo-Jawa Timur. Sumber daya alam (minyak bumi dan gas)
yang terjadi pada kasus lumpur Lapindo Brantas Sidoarjo ini bersifat merugikan yang
dikarenakan adanya kesalahan prosedur saat pengeboran gas dan minyak bumi.
Lumpur Lapindo ini mengakibatkan pengaruh yang berakibat fatal pada lingkungan
dan masyarakat sekitar. Dampak terjadinya lumpur Lapindo Brantas Sidoarjo, Jawa
Timur ini mengakibatkan segala aktivitas baik industri, pabrik, fasilitas-fasilitas
umum dan sosial, dan lain-lain pada daerah lingkupan lumpur lapindo tersendat atau
terhenti.
Dalam hal ini pemerintah tidak dapat bertindak kecuali melakukan suatu
tinjauan untuk dapat memberikan instruksi atau perintah kepada pihak yang
bertanggung jawab agar lumpur lapindobrantas dapat diberhentikan. Jaminan atau
2
janji pemerintah dan pihak penanggung jawab dengan korban lumpur lapindo
mengenai ganti rugi di mana lahan yang telah terlewati dengan lumpur lapindobrantas
masih kurang memadai dalam segi kesejahteraan baik tempat tinggal, tempat ibadah,
gedung-gedung, sekolah atau pendidikan, pabrik-pabrik atau fasilitas-fasilitas umum
dan sosial lainnya yang masihbelum terlihat kesejahteraan korban lumpur Lapindo
Brantas Sidoarjo sampai sekarang.
Pada makalah ini terdapat pembatasan masalah yang ditujukan agar ruang
lingkup penguraian mengenai penulisan makalah dapat lebih jelas dan terarah.
Batasan masalah dalam makalah ini adalah:
3
BAB II
KERANGKA TEORITIS
Masalah lingkungan hidup baru mulai disadari sepenuhnya dalam tahun 1960-
an. Akibat dari bisnis modern :
b. Mengandaikan bahwa sumber daya alam seperti air dan udara itu tak terbatas.
4
Dengan berlubangnya lapisan ozon radiasi ultraviolet dari matahari
mencapai permukaan bumi mengakibatkan penyakit kanker kulit, penyekit
mata katarak, penurunan kekebalan tubuh, kerusakan bentuk-bentuk
kehidupan dalam laut dan tanaman di darat.
4. Hujan asam
5. Deforestasi dan penggurunan
a. Penebangan hutan dan pembakaran hutan
b. Erosi
c. Pendangkalan laut dan sungai
d. Kualtias tanah menurun, menjadi tidak subur
e. Kesediaan air tanah menjadi berkurang
f. Terjadinya perembesan air laut ke dalam darat, akibat dari penghisap air tanah
6. Kematian bentuk-bentuk kehidupan
5
2. Kelompok yang menomorsatukan lingkungan hidup dan menomorsatukan ekonomi
yang berdasarkan teknologi maju
a. Adanya konsensus untuk bersama-sama melestarikan lingkungan hidup demi
massa depan bumi kita.
b. Kelompok satu tidak perlu mengorban kelompok yang lainnya.
1. Ciri khas dari sikap manusia modern adalah usahanya untuk menguasai dan
menaklukkan alam
Alam dipandang bagaikan binatas buas yang perlu dijinakan oleh manusia
2. Dengan metode ilmu pengetahuan baru (Descrates 1596-1650), kita dapat menjadi
penguasa dan pemilik alam
Manusia di satu pihak dan alam di pihak lain, yang kemudian diolah, dikerjakan
dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan manusia
3. Pendekatan teknokratis, yaitu cara mendekatkan kita dengan, kita akan mendapt
manfaat dari alam
Alam dilihat sebagai sarana
Alam didekati dengan kekerasan, destruktif, digali, dan dibongkar untuk
mendapatkan sumberdaya alam
6
BAB III
PENYAJIAN KASUS
Lumpur Lapindo
3.1 Lokasi
Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan
Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo.
Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-
1), yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc sebagai
operator blok Brantas.
Tak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya
Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta
jalur kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi.
7
3.2 Penyebab
Setelah kedalaman 9.297 kaki, mata bor menyentuh formasi Klitik. Batu
gamping formasi Klitik sangat porous (berlubang-lubang). Akibatnya lumpur yang
digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu
gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan
lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha
menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga
dipotong. Sesuai prosedur standar, operasi pengeboran dihentikan, perangkap Blow
Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup dan segera dipompakan lumpur pengeboran
berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Namun, yang terjadi
adalah fluida formasi bertekanan tinggi sudah telanjur naik ke atas sampai ke batas
antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inci. Di
kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil dan kemungkinan
banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan.
8
3.3 Dampak
Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak
bekerja.
Tidak berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta
rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)
Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak
1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, Jatirejo 480,
Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri),
kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15
unit.
Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan
lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam .
Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan,
dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo-
Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong.
9
Sebuah SUTET (saluran udara tegangan ekstra tinggi) milik PT PLN dan seluruh
jaringan telepon dan listrik di empat desa serta satu jembatan di Jalan Raya Porong
tak dapat difungsikan.
Membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun, lumpur terus
menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol, yang
mengancam tergenanginya lumpur pada permukiman di dekat tanggul.
Membuat waduk dengan beton pada lahan seluas 342 hektare, dengan
mengungsikan 12.000 warga. Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan, untuk
menampung lumpur sampai Desember 2006, mereka menyiapkan 150 hektare
waduk baru. Juga ada cadangan 342 hektare lagi yang sanggup memenuhi
kebutuhan hingga Juni 2007. Akhir Oktober, diperkirakan volume lumpur sudah
mencapai 7 juta m3.Namun rencana itu batal tanpa sebab yang jelas.
Sudah ada tiga tim ahli yang dibentuk untuk memadamkan lumpur berikut
menanggulangi dampaknya. Mereka bekerja secara paralel. Tiap tim terdiri dari
perwakilan Lapindo, pemerintah, dan sejumlah ahli dari beberapa universitas
terkemuka. Di antaranya, para pakar dari ITS, Institut Teknologi Bandung, dan
Universitas Gadjah Mada. Tim Satu, yang menangani penanggulangan lumpur.
Tujuan jangka pendeknya adalah memadamkan lumpur dan mencari penyelesaian
cepat untuk jutaan kubik lumpur yang telah terhampar di atas tanah.
Logo :
10
Industri/jasa : Minyak dan Gas Bumi
Kantor pusat : Bakrie Tower Lantai 32, Rasuna Epicentrum, Jalan H.R.
Rasuna Said, Jakarta
Anak Perusahaan : RHI Corporation (RHI), Kondur Petroleum S.A., PT. Imbang
Tata Alam, Kalila Energy Ltd. (KEL), Pan Asia Enterprise
Ltd., Lapindo Brantas Inc., Energi Mega Pratama Inc. (EMP
Inc.), EMP Kangean Limited, EMP Exploration (Kangean)
Limited, Malacca Brantas Finance B.V. (MBF).
Hasil Akuisisi : PT. Tunas Harapan Perkasa (THP), Semberani Persada Oil
(Semco), Semberah Group Shallow Rights TAC
(Semberah TAC), PT. Insani Mitrasani Gelam (IMG),
Sungai gelam A, B dan D TAC (Sungai Gelam TAC), Costa
International Group Ltd. (Costa), Gerbang PSC Block, Kalila
(Bentu) Ltd. (Bentu).
PT Energi Mega Persada merupakan salah satu perusahaan hulu minyak dan
gas (migas) yang berdiri secara independen dengan kantor pusat di Jakarta, sebagai
produsen aktif serta pengembang di sektor hulu migas. Sejak berdirinya,
perusahaan ini berupaya untuk terus melakukan ekspansi guna melebarkan sayap
bisnisnya. Pada bulan Februari 2003, perusahaan mengakuisisi RHI Corp (RHI)
11
yang merupakan pemilik dari Kondur Petroleum S.A. (Kondur). Selanjutnya pada
Februari 2004, perusahaan kembali mengakuisisi PT Imbang Tata Alam (ITA).
Sebulan kemudian pada Maret 2004, EMP kembali mengakuisisi Kalila Energy
Ltd. (KEL) sekaligus Pan Asia Enterprise Ltd. (PAN) yang menjadi pemilik 100%
dari Lapindo Brantas Inc (Lapindo). Lapindo sendiri merupakan operator dari
Brantas PSC.
12
kebutuhan energi dengan wilayah operasional mencakup kepulauan Indonesia dari
Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Jawa, serta Indonesia bagian Timur.
Logo :
13
2. Menahan laju penurunan produksi dari lapangan yang
ada.
Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (KKKS) yang ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses
pengeboran minyak dan gas bumi di Indonesia. Saham Lapindo Brantas dimiliki
100% oleh PT Energi Mega Persada melalui anak perusahaannya yaitu PT Kalila
Energy Ltd (84,24 persen) dan Pan Asia Enterprise (15,76 persen).
14
BAB IV
ANALISIS KASUS
Kasus lumpur lapindo yang sempat ramai menjadi topik pembicaraan orang-orang
di Indonesia adalah salah satu contoh kasus kelalaian dalam etika profesi. Kasus lumpur
lapindo disebabkan oleh adanya kelalaian dari sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang minyak dan gas. Adanya kelalaian tersebut disebabkan oleh kurangnya sikap
profesionalitas dalam melakukan kinerja perusahaan saat pengeboran. Akibatnya dapat
dilihat dari profil kasus yang telah disajikan bahwa kejadian lumpur lapindo tersebut
menyebabkan sangat banyak kerugian bagi masyarakat.
Dampak dari kasus lumpur lapindo yang terjadi pada tanggal 29 Mei 2006 tersebut
masih berlanjut sampai sekarang ini. Oleh sebab itu sangat banyak masyarakat terutama
kaum-kaum golongan bawah yang sangat dirugikan. Salah satu contoh kerugian yang
dialami masyarakat adalah meningkatnya penderita dari penyakit infeksi saluran
pernafasan. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi semua pengusaha-pengusaha untuk bisa
lebih mengerti bagaimana menjalani etika profesi dengan baik. Sebagai mahasiswa, yang
bisa kita lakukan adalah mempelajari bagaimana etika profesi yang baik itu dan jika
kelak kita sudah menjadi bekerja dan menjadi pemilik perusahaan, kita harus
menerapkan etika profesi yang baik itu untuk memajukan infrastruktur di Indonesia.
15
BAB V
Setiap profesi pasti memiliki etika dengan peraturan yang berbeda. Dalam kasus ini
untuk orang-orang yang mengambil profesi sebagai pengebor, tidak bisa sembarangan
dan tidak boleh ada sedikit pun kesalahan. Maka dari itu perusahaan harus bertindak
profesional dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan oleh perusahaan pengeboran umumnya. Setiap profesi memiliki kode etik
mereka masing-masing dan memiliki hukum untuk para profesi memproteksi privasi
mereka masing-masing.
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
16
BAB VI
LAMPIRAN
2. Kurniawan 2014120192
Metta
3. 2014130157
Kusumah W.
Georgeous
4. 2014620053
Fabrian A.B.
Nancy Vania
5. 2014620057
H.
Juan
6. 2014620081
Christopher
Ferris Ewaldo
8. 2014620101
M.
Daftar Pustaka
Tarpin, Laurentius, dkk. 2005. Etika Dasar dan Terapan. Bandung: Pusat Kajian
Humaniora.
17