PENGENALAN ANTENA
(OmniDirectional dan Directional)
I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengenal karakteristik gelombang rf.
2. Mahasiswa dapat mengenal karakteristik antena.
3. Mahasiswa dapat merancang dan menguji sistem antena.
ANTENA
PEMANCAR
JALUR TRANSMISI
GELOMBANG TEGAK
Ruang bebas
RS : Besar hambatan (ohm), hambatan terminal antena atau kabel yang diukur.
Pembacaan Antenna Analyzer kadang tidak sesuai dengan besar hambatan yang
diukur, makanya perlu kalibrasi. Pada saat Antenna Analyzer dipasang resistor 50 ohm
seharusnya RS dilayar Antenna Analyzer juga harus tertera nilai 50 ohm, karena RS
tersebut sangat penting dalam mengukur/menguji sebuah antena, karena standar
impedansi antena untuk komunikasi adalah 50 ohm, maka kita harus mendapatkan nilai
50 ohm pada RS jika ingin antena bekerja dengan baik. Jika analyzer tidak tepat
pembacaannya, maka antena yang seharusnya menunjukkan nilai 50 ohm dapat terbaca
40 ohm atau 45 ohm pada RS di layar Antenna Analyzer. Apabila hal itu terjadi maka
sebelum menggunakan Antenna Analyzer harus melakukan kalibrasi dahulu.
XS : Reaktansi.
Di dalam Antenna Analyzer, SWR ditunjukkan di layar sebelah kanan atas, jika
impedansi antara pesawat pemancar dan antena sama, atau beda fasenya sama maka
akan ditunjukkan di Antenna Analyzer dengan nilai (1.0) , tetapi jika antara pesawat
pemancar dan antenna terdapat beda fase atau impedansinya tidak sama akan
ditujukkan di Antenna Analyzer bisa 1.1 , 1.2 .1.3 tergantung besar perbedaan fase
gelombang.
Semakin besar beda fase atau impedansi antara pesawat pemancar dan antena
semakin besar pula nilai SWR yang ditampilkan pada Antenna Analyzer, semakin besar
juga daya rusaknya terhadap pesawat pemancar .
MATCHING KABEL
Salah satu kegunaan Antenna Analyzer yang sering digunakan salah satunya
untuk matching kabel impedansi 50 ohm, ada berbagai macam cara dalam matching
kabel yang umum digunakan, ada pula rumus matematik dalam melakukan maching
kabel tanpa menggunakan analyzer, tetapi hal tersebut belum tentu tepat.
Kita bisa menggunakan Antenna Analyzer untuk mengetahui karakteristik kabel
atau membuat match kabel agar bekerja di frekuensi tertentu, walaupun masih ada
perbedaan dalam penggunaan Antenna Analyzer untuk matching kabel impedansi 50
ohm.
IV. Langkah Kerja
A. Kalibrasi Antenna Analyzer dan mengukur nilai resistor
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Nyalakan Antenna Analyzer, Berikan hambatan(resistor) pada konektor
Antenna Analyzer, misal resistor 50 ohm atau dumyload 50 ohm.
3. Kita lihat tampilan RS apakah menunjukkan 50 ohm atau tidak.
4. Jika sudah menunjukkan 50 berarti sudah bagus, jika tidak menunjukkan
50 ohm berarti pembacaan RS pada analyzer sudah tidak valid.
5. Agar valid bisa di tuning di bengkel reparasi alat intrumentasi, atau jika
tidak mau direparasi ada suatu solusi.
6. Jika tidak direparasi maka pembacaan yang ditunjukkan RS pada analyzer
dianggap 50 ohm, misal kita memberikan hambatan 50 ohm pada analyzer
dan pembacaan RS adalah 40 ohm, maka 40 ohm itu kita anggap 50 ohm
dengan factor koreksi 10 ohm.
7. Jika kita mengukur antenna dengan kondisi analyzer seperti no 5. RS
menunjukkan 40 ohm berarti antenna kita memiliki impedansi 50 ohm, Jika
RS tertera 45 ohm berarti antenna memiliki impedansi 55 ohm Jika RS
tertera 50 ohm berarti antenna memiliki impedansi 60 ohm.
8. Selanjutnya ukur resistor menggunakan Antenna Analyzer. Catat hasilnya.
Ubahlah frekuensi dan nilai resistornya. Cari dengan nilai SWR paling
rendah.
9. Catatlah kembali hasilnya. Buatlah kesimpulan.
A. Mengetahui Nilai RS
1
2