Anda di halaman 1dari 28

1.

KOMPONEN STRUKTUR BAWAH BANGUNAN(PONDASI DAN SLOOF)

Pondasi merupakan bagian dari


struktur bangunan yang termasuk dalam sub
struktur bangunan. Pondasi berfungsi sebagai
penerima beban dari bangunan, kemudian
beban tersebut dialirkan ke dalam tanah di
bawah bangunan tersebut. Pondasi adalah
bagian terendah dari bangunan yang
meneruskan beban bangunan ke tanah atau
batuan yang berada di bawahnya. Adapun
bahan penyusun sub struktur yaitu:

A. Semen

Semen adalah suatu bahan perekat hidrolis berupa serbuk halus yang dapat
mengeras apabila tercampur dengan air. Semen terdiri dari batu lapur / gamping
yang mengandung kalsium oksida (CaO), tanah liat (lempung) yang mengandung
silikaoksida (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan gips yang
berfungsi untuk mengontrol pengerasan. Menurut Ariestadi Dian, 2008, semen dan
air saling bereaksi, persenyawaan ini dinamakan hidratasi sedangkan hasil yang
terbentuk disebut hidrasi-semen. Proses reaksi berlangsung sangat cepat. Kecepatan
reaksi dipengaruhi oleh kehalusan semen, faktor air-semen dan temperatur.

Kehalusan penggilingan semen mempengaruhi kecepatan pengikatan.


Kehalusan rata-rata butiran semen sekitar 0,05 mm. Semakin halus butiran, semen
semakin tinggi kecepatan bereaksinya, dan semakin cepat pengikatannya. Karena
itu kekuatan-awal dari semen yang lebih halus akan lebih tinggi, tetapi kekuatan-
akhirnya akan berkurang.

Ketika semen dan air bereaksi, timbul panas yang dinamakan panas-
hidratasi. Perkembangan panas ini dapat menyebabkan terjadinya retakan yang
terjadi ketika pendinginan. Terutama pada struktur beton mutu tinggi pembentukan
panas ini sangat besar.

Aspek lain yang besar pengaruhnya terhadap pembentukan panas hidratasi


adalah faktor air-semen. Semen dapat mengikat dengan adanya air sekitar 40% dari
beratnya, dengan kata lain air sebanyak 0,40 kali berat semen telah cukup untuk
membentuk seluruh semen berhidrasi. Air yang berlebihan dapat menimbulkan
pori-pori halus dalam beton yang disebut pori-pori kapiler, sehingga kekuatan serta
masa pakai beton menjadi berkurang. Semen dibagi 2, yaitu:

1) semen dari bahan klinker-semen-Portland

1
 semen Portland,
 semen Portland abu terbang,
 semen Portland berkadar besi,
 semen tanur-tinggi ('Hoogovencement'),
 semen Portland tras/puzzolan,
 semen Portland putih.

2) semen-semen lain

 aluminium semen,
 semen bersulfat

Tabel 1. jenis-jenis semen portland dan penggunaanya

Semen Portland
Semen Portland
Uraian Type
Type I Type II Type III Putih
IV
Hasil tes fisik
Sisa di atas ayakan 2,0 2,2 1,3 2,2 10
0,09 mm (%)
maksimum
Waktu pengikatan
Awal (menit) 150 155 155 230 45
Akhir (jam) 5 : 40 5 : 50 5 : 35 7 : 10 8
Pengikatan
semu: Penetrasi
Kekuatan tekan
1 hari, N/mm2, min. - - 14,1 - -
3 hari, N/mm2, min. 21,2 16,0 29,5 15,0 Dengan warna
7 hari, N/mm2, min. 29,8 22,1 36,1 21,8 putih
28 hari, N/mm2, min. 40,7 33,4 46,4 30,9 dibandingkan
MgO, min. 80%

Rumah Semua tujuan


Banguna Konstruk Konstru di dalam
Perkantora n di si ksi pembuatan
n pinggir banguna bangun adukan semen
Pabrik laut n yang an pada serta beton yang
Gudang berkekua tanah tidak
Kegunaan bertingkat Konstruk tan tekan atau air memerlukan
si irigasi, tinggi yang persyaratan
jembatan (Gedung mengan khusus, kecuali
, dam- bertingka dung warna putih.
dam. t) sulfat,
jembata
n,
terowo

2
ngan,
pelabuh
an.

B. Batu Alam

Batu alam yang digunakan sebagai bahan bangunan dikelompokkan


berdasarkan besar butirannya sebagai berikut:

- Pasir, ukuran diameter butiran 0,06 mm sampai 2 mm;


- Kerikil, ukuran diameter butiran 2 mm sampai 60 mm; dan
- Batu, ukuran diameter butiran lebih besar dari 60 mm.

Pasir tediri atas pasir halus dan kasar. Pasir halus adalah hasil ayakan dari
pasir kasar. Pasir halus digunakan untuk finishing atau memplaster tembok.
Sementara pasir kasar digunakan untuk bahan pasangan batu kali pada pondasi dan
pasangan batu bata.

Gambar 1. Batu alam

a. Batu kali
b. Kerikil
c. pasir

Untuk memperoleh gambaran tentang susunan besar butir yang layak digunakan
sebagai bahan bangunan maka keadaan susunan besar butir (gradasi) digambarkan
dengan kurva.

Gambar 2. kurva susunan besar butir

3
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya
berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon
dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu
kapur. Pasir yang diletakkan dibawah pondasi disebut pasir urug.

Pasangan batu kali terdiri atas campuran batu, semen,pasir dan air.
Sementara pasangan batu kosong hanya terdiri dari batu yang disusun tegak dengan
ukuran yang hampir sama.

C, Air

Air yang digunakan harus bersih, segar dan bebas dari bahan-bahan yang
merusak seperti, minyak, asam dan unsur organik.

D. Beton

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau
agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu masa mirip-batuan. Pada struktur bawah, sloof
merupakan beton yang berisi tulangan besi.

2. KOMPONEN STRUKTUR TENGAH

Merupakan komponen konstruksi yang saling memperteguh struktur/kerangka


bangunan diatas pondasi.

A. Untuk Kolom dan ring balk :

4
Kolom adalah tiang berarah vertical yang berfungsi menyokong atau
mendukung. Ring balk adalah ambang, berarah horizontal berfungsi membagi
beban, memperteguh dan memperkaku (rigid).

a. Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Bagian pohon yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan adalah bagian
pangkal dan bagian tengah. Bagian pangkal umumnya tidak memiliki cacat bawaan
sehingga cukup baik untuk digunakan pada konstruksi bangunan. Bagian tengah
kadang-kadang memiliki mata kayu, apabila mata kayunya ≤ 5 cm maka dapat
digunakan untuk bahan bangunan.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin
pada dinding sel berbagai jaringan di batang.Salah satu kegunaan kayu adalah
untuk bahan bangunan yang dibedakan sebagai kayu struktural (memikul beban)
dan non struktural (tidak memikul beban). Baik untuk tujuan struktural maupun non
struktural, diperlukan dukungan data teknis diantaranya sifat mekanis.

Sifat mekanis ada beberapa macam yang berhubungan dengan macam


penggunaannya antara lain sebagai bahan bangunan, misalnya untuk tiang
diperlukan data keteguhan tekan sejajar serat, untuk kuda-kuda diperlukan data
keteguhan lentur static, keteguhan tekan sejajar serat, keteguhan geser.

Balai penyelidikan Kehutanan Bogor telah mengklasifikasi kayu di


Indonesia dalam 5 kelas keawetan berdasarkan criteria :

 Pengaruh kelembaban/kayu diletakkan di tempat yang lembab.


 Pengaruh iklim dan panas matahari tetapi terlindung terhadap pengartuh air.
 Pengaruh iklim, tetapi terlindung terhadap panas matahari.
 Terlindungi dan terawat baik.
 Pengaruh rayap dan serangga lainnya.

- Klasifikasi Kayu berdasarkan kelas keawetan dan kekuatan:

 Kelas 1 dan 2 : Untuk bangunan-bangunan heavyduty , yang selalu berhubungan


dengan tanah yang lembab, angin atau panas matahari. Kayu yang termasuk jenis
antara lain : Jati, Merbau, bangkirai (Meranti Telur)
 Kelas 3 : Untuk bangunan dan perabot dalam naungan atap yang tidak berhubungan
dengan tanah dan lembab. Antara lain :Kamfer, Keruing.
 Kelas 4 : Untuk bangunan dan perabot ringan dalam naungan atap. Misal:Meranti,
Suren (Surian)
 Kelas 5 : Untuk pekerjaan sementara / non permanent, seperti untuk papan
bekisting, perancah ataupun peti.

5
Jenis-jenis Kayu :

• Kayu Jati : Karakteristiknya stabil, kuat dan tahan lama. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati sudah terbukti tahan terhadap jamur, rayap,
dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri.

• Kayu Merbau : Jika dibandingkan dengan kayu jati, karakteristiknya cukup keras dan
stabil. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, dan Kelas Kuat I, II. Kayu Merbau
sudah terbukti tahan terhadap serangga.

• Kayu Mahoni : Memiliki tekstur yang cukup halus, seratnya indah dan berwarna merah
muda sampai merah tua. Banyak digunakan sebagai elemen dekorasi ruangan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet III dan Kelas Kuat II, III.

• Kayu Bangkirai : Karakteristiknya cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan kelas
Awet I, II, III dan kelas kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang
tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Karena kuatnya, kayu ini
sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu.

Gambar 3. Jeni-jenis kayu

Kayu jati kayu merbau Kayu mahoni kayu bengkirai

• Kayu Kamper : Memiliki karakteristik tidak setahan kayu jati dan sekuat bangkirai,
kamper memiliki serat kayu yang yang halus dan indah

• Kayu Meranti Merah : Termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga
merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. Selain tidak bertekstur halus,
kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk
dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV.

• Kayu Sungkai : Teksturnya cukup halus, seratnya indah dan berwarna kuning pucat.
Kayu sungkai sering digunakan sebagai bahan elemen dekoratif. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet III dan Kelas Kuat II, III.

• Kayu Kelapa : Merupakan salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun ke atas)

6
sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Semua bagian dari
pohon kelapa adalah serat/fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek.

Gambar 4. Jenis-jenis kayu

Kayu kamper meranti merah kayu sungkai kayu kelapa

Sifat-sifat fisis kayu

Kayu merupakan bahan bangunan yang banyak disukai orang atas pertimbangan tampilan
maupun kekuatan. Secara umum sifat-sifat kayu dapat dikenali melalui panca indera. Sifat-
sifat fisis kayu sebagai bahan bangunan dapat dibedakan atas: bau, warna, tekstur, pola
serat, kesan raba, berat, kekerasan, kekuatan, kadar air, dan penyusutan kayu.

1. Bau Kayu

Bau kayu (Frick dkk, 1999) disebabkan oleh zat organik yang terdapat pada
kayu. Setiap jenis kayu memiliki bau khas tersendiri, sehingga dapat dibedakan
dengan jenis kayu lainnya, seperti: asam, agatis/damar, cendana, dan sebagainya.

2. Warna Kayu

Warna setiap jenis kayu dipengaruhi oleh: lokasi di dalam batang (lapisan kayu
gubal dan kayu teras), umur pohon, kelembaban udara, dan lamanya penyimpanan.
Warna kayu ada beberapa macam, diantaranya putih, coklat, merah, kuning, coklat
kemerahan, coklat kehitaman, dan lain-lain. Menurut Frick dkk (1999) warna kayu
pada daerah tropis biasanya akan luntur perlahan-lahan apabila terkena sinar matahari
(ultra violet).

3. Pola Serat Kayu

Pola serat kayu adalah sifat-sifat yang ditentukan oleh arah umum sel-sel kayu.
Berdasarkan pola seratnya, kayu dapat dibedakan atas 4 jenis:

- Kayu yang memiliki pola serat terpadu/lurus


- Kayu yang memiliki pola serat berombak
- Kayu yang memiliki pola serat terpilin
- Kayu yang memiliki pola serat diagonal

Menurut Ariestadi (2008), serat kayu memiliki nilai kekuatan yang berbeda saat
menerima beban. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat menerima gaya sejajar
dengan serat kayu dan lemah saat menerima beban tegak lurus arah serat kayu.

7
4. Tekstur Kayu

Tekstur kayu adalah ukuran relative sel-sel kayu. Makin besar ukuran sel-sel
kayu makin kasar teksturnya, dan sebaliknya makin kecil ukuran sel-sel kayu makin
halus teksturnya. Berdasarkan teksturnya, kayu dapat dibedakan atas 3 jenis:

- Kayu yang memiliki tekstur halus, seperti: damar, rasamala, sawo;

- Kayu yang memiliki tekstur sedang, seperti: mahoni;

- Kayu yang memiliki tekstur kasar, seperti: kamper, keruing, kelapa.

5. Kesan Raba Permukaan Kayu


Kesan raba permukaan kayu tergantung pada tekstur kayu, kadar air serta
kadar ekstraktif yang dikandung kayu. Kesan raba permukaan kayu misalnya kasar,
halus, licin, dingin, berlemak, dan lain-lain.

6. Berat Kayu

Kayu yang memiliki berat lebih besar biasanya lebih kuat dari kayu yang
ringan. Berat kayu dikelompokkan berdasarkan berat jenisnya. Berat jenis (BJ) kayu
adalah hasil perbandingan berat dan volume kayu pada keadaan kering dengan satuan
g/cm3. BJ kayu sebaiknya ditentukan pada keadaan kayu kering tanur dengan kadar
air 0%. Namun, apabila tidak terdapat oven (alat pengering) maka BJ kayu dapat
ditentukan pada keadaan kayu kering udara dengan kadar air antara 15% – 18%. Kelas
berat kayu dapat dilihat pada Tabel 1.5. di bawah ini.

Tabel 2. Kelas berat kayu berdasarkan berat jenisnya.

Kelas Berat Kayu Berat Jenis Contoh

Sangat berat Lebih besar dari


0,90 Giam, balau

Berat 0,75 – 0,90


Kulim

Agak berat (sedang) 0,60 – 0,75


Bintangur

Ringan lebih kecil dari Pinus, Balsa


0,60

8
7. Kekerasan Kayu

Kekerasan kayu mempunyai hubungan langsung dengan berat jenis kayu.


Kayu yang berat jenisnya besar biasanya keras, demikian pula sebaliknya kayu yang
berat jenisnya kecil atau ringan biasanya tergolong kayu lunak. Berdasarkan
kekerasannya, kayu dibedakan atas 4 jenis:

- Kayu sangat keras

- Kayu keras

- Kayu kekerasan sedang

- Kayu lunak

8. Kadar air kayu

Kadar air kayu dari pohon hidup dapat mencapai 40% – 200% dari berat kayu
kering tanur (Frick Heinz, dkk, 1999). Kayu merupakan bahan yang dapat menyerap
air dan melepaskannya sesuai keadaan udara disekitarnya (hygroscopic), dan dapat
mengembang atau menyusut sesuai kandungan air di dalamnya. Menurut Frick dkk
(1999) kayu akan melepas atau menyerap air di sekelilingnya sampai banyaknya air di
dalam kayu setimbang dengan kadar air udara di sekelilingnya. Kadar air kayu pada
keadaan setimbang dengan kadar air udara tersebut dinamakan kadar air
kesetimbangan, dan besarnya dinyatakan dalam % terhadap berat kayu kering tanur.
Kadar air kayu yang selalu berhubungan dengan perubahan udara cenderung berubah
ke arah titik kesetimbangan.

Air yang dikandung oleh kayu dibedakan dalam dua macam, yaitu:

- air bebas, yang terdapat dalam rongga-rongga sel dan ruang-ruang antar sel;

- air yang terikat secara kapiler dalam dinding sel.

Apabila semua air bebas telah dilepaskan/menguap dan hanya tertinggal air yang
terikat saja, maka dikatakan kayu telah mencapai titik jenuh serat (fibre saturation
point), yang besarnya kira-kira pada keadaan kadar air 30%.

b. Besi/ logam lain (plat baja, baja strip, aluminium)

c . Fasternes (Pengikat)

9
 Sekrup atau baut,
Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada
permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk
menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torka
(torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring
yang membungkus suatu batang.

Gambar 5. Sekrup dan baut

 alat-alat pelubang,
 paku (paku biasa, paku beton)

d. Kawat

e. Beton bertulang (Besi Beton)

Adalah suatu kombinasi antara beton dan


baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan
kuat tarik yang tidak dimiliki beton. Tulangan baja juga dapat menahan gaya tekan
sehingga digunakan pada kolom dan pada berbagai kondisi lain. Beton bertulang ini di
tempatkan pada bagian kolom dan ring balk

B. Untuk Dinding

a. Dinding Batu Bata

Bahan baku tanah liat yang mudah didapat dan proses pembuatan yang sederhana
membuat harga batu bata menjadi relative murah. Ukuran yang biasa ada di pasaran
adalah 25 x 12 x 5 cm atau kurang. Dinding dari pasangan batu bata umumnya dibuat
dengan ketebalan ½ batu dan minimal setiap jarak 3 m diberi kolom praktis sebagai
pengikat dan penyalur beban. Dinding batu bata biasanya dipakai sebagai konstruksi
non struktural yang tidak menahan beban.

b. Dinding Batako.

Batu bata
10
Untuk menghemat biaya pembangunan rumah, alternatif pemakaian batako
banyak digunakan di banyak tempat. Selain harganya lebih murah per meternya,
dimensi yang lebih besar dan berlubang dapat
menghemat 75% plesteran dan 50% beban
dinding. Dan tentu saja pelaksanaan pekerjaannya
pun menjadi lebih cepat. Batako terbuat dari
campuran tras, kapur, pasir dan semen.
Kekuatannya tentu lebih rendah dari pada batu
bata. Batako yang berkualitas rendah akan mudah
pecah karena kadar semen yang sedikit. Ukuran
yang umum di pasaran adalah 40 x 20 x 10 atau Gambar 7. Batako
kurang.

c. Dinding Bata Ringan

Bata ringan adalah salah satu jenis beton ringan aerasi yang mulai dikenal di
Indonesia pada tahun 1995. Kelebihannya adalah bobotnya yang jauh lebih ringan
dari batu bata ataupun batako. Biasa digunakan
untuk bangunan bertingkat untuk adalah bobotnya
yang jauh lebih ringan dari batu bata ataupun
batako. Biasa digunakan untuk bangunan bertingkat
untuk mengurangi pembebanan sehingga biaya
pondasi menjadi lebih kecil. Dimensi yang besar
yaitu 60 x 20 x 10/7,7 cm menjadikan pekerjaan
dinding cepat selesai. Ukurannya yang presisi juga Gambar 8. Bata ringan
hanya membutuhkan speci yang sangat tipis.
Kelebihan yang lain adalah kemamampuannya untuk menahan panas dan suara. Dari
segi harga sampai saat ini masih lebih mahal dari batu bata, namun pekerjaan
pemasangan yang cepat dapat menghemat upah tukang.

d. Dinding Kayu

Karena langka dan mahalnya kayu dewasa ini, mungkin jarang sekali rumah
yang memakai dinding jenis ini. Kecuali untuk rumah-rumah di pedesaan atau
rumah-rumah yang sengaja desainnya bergaya country. Dinding papan kayu juga
bisa digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Kelebihan dinding ini adalah
untuk menciptakan suasana yang hangat dan natural. Suasana di dalam rumah pun
akan lebih sejuk. Namun perawatannya lah yang sulit. Kayu lebih mudah lapuk jika
terkena panas dan hujan. Belum lagi serangan rayap untuk daerah tropis seperti
negara kita ini.

e. Dinding kaca

Seiring dengan meningkatnya produksi dan teknologi bahan kaca,


penggunaan kaca sebagai bahan konstruksi rumah pun meningkat dari tahun ke

11
tahun. Dulu mungkin kita hanya memakai
kaca di rumah untuk jendela ataupun pintu.
Namu sekarang kaca merupakan bagian dari
desain eksterior maupun interior rumah.
Dinding kaca bisa membuat rumah terlihat
lebih luas dari aslinya. Halaman rumah yang
hijau dan asri pun dapat dilihat dari dalanm
rumah yang menyebabkan suasana menjadi
lebih alami dan sejuk. Namun perlu dipertimbangkan juga jika dinding kaca
langsung terkena sinar matahari yang akan membuat udara dalam rumah menjadi
panas.

f. Dinding lembaran (Cladding)

Bila anda menginginkan pembuatan dinding dengan cepat, anda bisa mengganti
dinding konvensional dengan dindingpartisi lembaran. Macamnya juga banyak,
contohnya, metal cladding, GRC atau Fiber Cement ( Kalsiboard ) untuk dinding
bagian luar, dan gypsum atau multiplex untuk dinding bagian dalam. Rangkanya
terbuat dari besi hollow atau baja ringan. Karena bobotnya yang lebih ringan system
dinding ini cocok digunakan pada bangunan yang berdiri diatas tanah berdaya
dukung rendah. Keuntungan lainnya adalah tahan gempa dan harganya pun lebih
murah dari dinding konvensional.

Gambar 9. Dinding lembaran

g. Partisi {rangka partisi, penutup partisi (plywood, formica, wall paper, tirai dll))

h. Pelengkap partisi

 pintu,
 jendela,
 Kaca, merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang biasanya
di hasilkan dari campuran silicon atau bahan silikon dioksida (SiO2), yang
secara kimia sama dengan kuarsa (bahasa Inggris: kwarts). Biasanya dibuat dari
pasir. Suhu lelehnya adalah 2000 derajat Celsius.
 kaca naco,
 kunci,
 alat penggantung

C. Komponen Lantai Bangunan

Merupakan komponen tempat kaki berpijak yang menjadi alas setiap ruangan
yang terjadi baik di dalam maupun di luar bangunan. Lantai merupakan salah satu unsur
pembentuk rumah dan menentukan identitas suatu rumah. Jenisnya pun sangat beragam

12
dengan harga yang beragam pula sesuai dengan desain dan kebutuhan. Secara umum
bahan penutup lantai yang ada di pasaran dapat dibenakan menjadi 2 katagori yaitu jenis
lantai alami dan buatan. Bebatuan yang dipotong seperti marmer, granit dan limestone
merupakan lantai alami. Sedangkan semen, keramik, dan vinyl dikatagorikan sebagai
lantai buatan. Bahan Penutup Lantai (Ubin PC/Tegel, teraso, keramik, vinyl, marmer,
granit, karpet, raised floor). Sejak dahulu kayu merupakan bahan bangunan yang umum
dan banyak tersedia sehingga dapat digunakan untuk semua elemen bangunan seperti
lantai, dinding, konstruksi bangunan dan atap. Lantai kayu sampai sekarang masih
menjadi bahan yang popular untuk rumah tinggal karena kesan estetika yang alami serta
kemampuannya untuk memberikan kehangatan di dalam ruang. Kayu yang fleksibel
dapat memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun kontemporer. Teknologi
produksi lantai kayu telah berkembang pesat seiring dengan meningkatnya permintaan
masyarakat. Jenis lantai parket yang dikenal secara umum adalah generasi lantai kayu
yang menggantikan lantai papan untuk rumah panggung.

• Lantai Kayu

Sejak dahulu kayu merupakan bahan bangunan yang umum dan banyak
tersedia sehingga dapat digunakan untuk semua elemen bangunan seperti lantai,
dinding, konstruksi bangunan dan atap. Lantai kayu sampai sekarang masih menjadi
bahan yang popular untuk rumah tinggal karena kesan estetika yang alami serta
kemampuannya untuk memberikan kehangatan di dalam ruang. Kayu yang fleksibel
dapat memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun kontemporer. Teknologi
produksi lantai kayu telah berkembang pesat seiring dengan meningkatnya permintaan
masyarakat. Jenis lantai parket yang dikenal secara umum adalah generasi lantai kayu
yang menggantikan lantai papan untuk rumah panggung.

Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :

- Parket yang terbuat dari kayu solid atau dikenal dengan Solid Parquet
- Parket yang terbuat dari kayu asli dengan teknologi layer untuk mencapai tingkat
kestabilan yang sempurna dikenal dengan engineer parquet - Parket yang bahannya
terbuat dari bubuk kayu ( MDF ) dan diberi lapisan bertekstur kayu pada
permukaannya.

• Lantai Marmer dan Granit

Jenis lantai ini merupakan bahan tambang yang langsung diambil dari alam.
Marmer dan granit merupakan jenis batuan yang terbentuk dalam waktu ratusan tahun
dan tidak dapat diperbaharui. Pengolahannya hanya memerlukan proses pemotongan
dan penghalusan saja. Ketersediaannya di alam yang terbatas menyebabkan harganya
sangat mahal di pasaran. Lantai marmer sangat kuat dan tidak getas cocok untuk
menahan beban yang berat. Marmer bersifat dingin sehingga dapat menyejukan suhu
di dalam ruangan. Tampilannya pun sangat mewah dengan beragam motif dan corak.
Namum perawatannya lebih sulit dibandingkan jenis lantai lainnya. Lantai granit pada

13
prinsipnya hampir sama dengan marmer, hanya secara kasat mata warnanya lebih
gelap. Ketersediaan jenis batuan ini di alam lebih langka menyebabkan harganya juga
lebih mahal dari marmer.

Gambar 10. Lantai granit(kiri) dan lantai


Marmer(kanan)

• Lantai Keramik

Keramik adalah jenis penutup lantai yang paling popular digunakan di


Indonesia. Ini disebabkan karena harganya yang sangat variatif, dari yang murah
sekitar Rp. 25.000 / m2 sampai yang harganya diatas Rp. 100.000 / m2. Motif warna
dan ukuran keramik pun sangat beragam dari motif marmer, polos, serat kayu dan
masih banyak lagi. Penggunaanya pun tidak hanya untuk lantai, dinding pun tampak
lebih indah jika dilapisi keramik. Tapi harus diperhatikan karena kekuatan keramik
dinding pasti lebih kecil dari keramik lantai yang menahan beban.

Gambar 11. Kiri :


keramik lantai kamar
mandi. Kanan: keramik
lantai

• Lantai Vinyl

Lantai ini sangat praktis untuk mengubah tampilan ruangan. Dibagian


bawahnya terdapat lem yang mudah direkatkan pada lapisan plesteran atau lantai
keramik. Kalau Material ini sangat kuat, tahan api dan air sehingga banyak juga
digunakan di bangunan-bangunan publik. Banyak digunakan sebagai alternative lantai
parket karena harganya lebih murah dan tahan rayap. Lantai vinyl tersedia dalam vinyl
tile ( kotak atau persegi) dan vinyl sheet (bentuk gulungan/rol).

14
Gambar 12. Lantai vinyl

• Lantai Karpet

Lantai karpet dapat dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah karpet satuan yang
biasa dipakai sebagai aksen pemanis ruangan. Motif dan warnanya sangat beragam
dengan bahan baku yang beragam pula. Ukurannya pun barmacam-macam dengan
bentuk kotak, persegi ataupun lingkaran. Jenis kedua adalah karpet yang secara
permanen ditempel pada lantai seluruh ruangan. Lantai jenis ini hanya cocok dipakai di
daerah subtropis atau ruangan yang memakai AC/pendingin udara. Kelebiahannya
adalah kesan hangat dan kemudahan pemasangannya. Cocok juga untuk tempat
bermain anak karena permukaannya yang tidak keras. Lantai karpet lebih sulit
Gambar 13. lantai karpet
dibersihkan jika terkena noda dan cairan dibanding jenis lantai yang lain. Perawatannya
pun lebih mahal harus memakai penyedot debu atau dibawa ke dry cleaning.

3. KOMPONEN STRUKTUR ATAS

A. Komponen Langit-langit/Plafon

Suatu lapisan atau bidang yang membatasi tingginya suatu ruang dan
berfungsi untuk keamanan kenyamanan serta keindahan suatu ruangan disebut
langit-langit (plafond). Tinggi langit-langit diukur dari sisi atas muka lantai sampai
dengan sisi bawah muka bidang pembatas/langit-langit. Tinggi langit-langit ini
minimal 3.00 m, untuk rumah tinggal dengan ukuran sedang dapat diambil
tingginya 3.00 @ 4.00 m. Bila langit-langit dipasang terlalu rendah (kurang dari
2,80 m) maka ruangan akan terasa pengap/sesak dan siklus udara kurang baik.
Begitu pula bila langit-langit dipasang terlalu tinggi maka terasa asing bagi
penghuninya atau kurang "Bersahabat".
Secara umum di atas telah dikemukakan bahwa langit-
langit/plafond berfungsi untuk keamanan, kenyamanan
dan keindahan (estetika) suatu ruangan. Adapun fungsi
langit-langit secara rinci adalah:
1. Menahan berbagai kotoran kecil yang
jatuh dari celah-celah genteng seperti: debut percikan air,
binatang-binatang kecil yang membahayakan.
15
2. Menetralisir rasa panas dan dingin yang berasal dari bidang atap (sebagai
isolator).
3. Untuk menutup konstruksi rangka atap agar tidak terlihat dari bawah, sehingga
ruangan tampak rapih dan bersih.
4. Turut meredam suara akibat air hujan yang jatuh pada bidang atap.
5. Sebagai pembatas tingginya suatu ruangan.
6. Untuk menggantung komponen penerangan (bola lampu, kabel) dan tempat
menggantungkan kipas angin.

Tabel 3. Jenis Bahan dan Ukuran Plafond/Langit-Langit

Ukuran (cm)
No Jenis Bahan Keterangan
Panjang Lebar Tebal
1 Asbes/Eternit 100 50 0,4 Luas dasar 100x100
100 100 0,4
2 Tripleks 40 60 0,4 Luas dasar 122x244
60 60 0,4-0,6
60 80 0,4-0,6
60 120 0,4-0,6
80 120 0,4-0,6
3 Multipleks 60 120 0,9 Luas dasar 122x244
80 120 0,9
4 Herboad/Soft 60 120 1,2-1,8 Luas dasar 122x244
board/ particle 80 120 1,2-1,8
board 120 120 1,2-1,8
5 Balok papan - 10 1,0 Panjang bilah papan
- 20 1,5 sesuai kebutuhan dan
- 30 2,0 selera
6 Anyaman kulit 2,5 2,5 ±0,5 Luas bidang anyaman
bamboo 2,5 3,0 ±0,5 ini dapat dipesan sesuai
3,0 3,0 ±0,5 keperluan
7 Logam - - 0,023 Berupa lembaran
aluminium dan 0,046
fiberglass

B. Talang Air
Talang air adalah suatu konstruksi yang berada pada sisi bawah bidang atap yang
berfungsi untuk mengalirkan air yang berasal dari bidang atap ke saluran pembuang
dan untuk mengurangi teritisan air hujan yang akan mengenai atau membasahi tembok,
talang air terdapat pula pada pertemuan sisi bawah dua bidang atap yang membentuk
lembahan. Hal ini sering disebut sebagai jurai talang/lembahan.

Adapun syarat-syarat dalam mengerjakan talang air adalah:

16
1. Konstruksi dibuat sederhana agar mudah dikerjakan dan mudah diperbaiki.
2. Pilih bahan penutup talang yang tidak mudah bocor dan tahan terhadap pengaruh
panas matahari, air hujan. Bahan penutup/pelapis talang biasanya dari bahan seng,
PVC maupun fiber.
3. Bila menggunakan bahan seng, hendaknya diberi cat dasar atau zink chromat, agar,
lebih tahan terhadap pengaruh karat.
4. Konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga bila talang air itu meluap, air akan
tumpah ke luar. Sisi atas bagian depan talang lebih rendah ± 3 cm dari sisi belakang
talang.
5. Papan talang dibuat miring ± 1 % untuk mudah air mengalir ke saluran/bak
pembuangan.

Beberapa bentuk talang air diantaranya sebagai berikut

1. Talang Setengah Lingkaran

Gambar 14. Talang setengah lingkaran

2. Talang Segitiga

Gambar 15. Talang segitiga

3. Talang Empat Persegi Panjang

17
Gambar 16. Talang empat persegi panjang

C. Komponen Atap

Merupakan komponen bangunan yang melindungi bangunan dari gangguan


atau ancaman iklim seperti panas matahari, hujan, angin, dsb. Atap berfungsi untuk
melindungi bangunan yang ada dibawahnya dari pengaruh cuaca maupun benda-benda
yang menggangu.

1. Bentuk Konstruksi Kuda-Kuda/Rangka Atap

Gambar 17. Konstruksi atap

Kuda-kuda ini diletakkan di atas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu


diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun
momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertical. Bentuk dasar
konstruksi kuda-kuda:

a. Akibat adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki kuda-kuda bagian atas
(P) mengalami perubahan letak yaitu turun ke P', sehingga kaki kuda-kuda
menekan ke dua tembok ke arah samping.

18
b. Untuk mencegah agar kaki kuda-kuda tidak bergerak ke samping perlu
dipasang balok horisontal untuk menahan kedua ujung bawah balok kaki kuda-
kuda tersebut. Balok yang horisontal ini dinamakan balok tarik. (AB).
c. Karena bentangan cukup besar dan beratnya sendiri, mak' balok tank AB akan
melentur. Titik, P bergerak turun ke titik P'.
d. Untuk mengatasi adanya penurunan pada balok tank di ujung atas kaki kuda-
kuda dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung tengah-tengah balok
tank AB. Oleh karenanya dinamakan tiang gantung.
e. Bentangan makin besar, praktis kaki kuda-kuda yang miring, ini bertambah
besar pules Dan oleh adanya beban kaki ini dapat melentur.
f. Untuk mencegah adanya pelenturan pada ka.ki kuda-kuda perlu dipasangi
batang sokong/skoor di mana ujung bawah skoor memancad pada bagian bawah
tiang ganttmg ujung atas skoor menopang kira-kira bagian tengah kaki kuda-
kuda.
g. Pada bangunan-bangunan yang berukuran besar, kemungkinan konstruksi kuda-
kuda melentur pada bidangnya karena kurang begitu kaku. Untuk itu perlu
diperkuat dengan dua batang kayu horisontal yang diletakkan kira-kira di
tengah-tengah tinggi tiang gantung.

Batang-batang pelengkap kuda-kuda dan bubungan/jurai pada


konstruksi atap antara lain, sebagai berikut:,

a. Balok ternbok (plat tembok), yaitu: balok yang dipasang di sepanjang tembok
atau di atas tumpuan beberapa tiang penyangga yang berfungsi untuk menahan
usuk bagian bawah.
b. Balok gording (gording), yaitu: batang memanjang yang sejajar balok tembok
yang diletakkan di atas kaki kuda-kuda untuk menumpu usuk dari
sambungannya.
c. Balok bubungan (nok), yaitu: balok memanjang yang diletakkan di atas puncak
kaki kuda-kuda dan sejajar balok gording (pada atap pelana) dan sekaligus.
berfungsi untuk menahan pertemuan usuk bagian atas.
d. Papan bubungan, yaitu: lembaran papan yang diletakkan berdiri di atas balok
bubungan yang berfungsi untuk menahan genteng bubungan dan adukannya
e. Balok kunci, yaitu: balok yang dipasang di atas atau di samping balok tarik
yang berfungsi untuk mengunci/menahan sambungannya.
f. Balok angin (ikatan silang), yaitu: balok yang dipasang saling menyilang di
antara tiang-tiang gantung yang diperkuat dengan baut mur.
g. Balok topang, yaitu: balok yang dipasang miring di mana ujung atasnya
menopang balok bubungan dan ujung-bawahnya memancad pada tiang
gantung. Balok ini berfungsi untuk menahan pelenturan balok bubungan.
h. Usuk (kasau-kasau), yaitu: kayu yang berukuran 7 cm atau 1 cm yang
menumpang di atas balok bubungan, balok gording dan balok tembok yang
diletakkan berjejer di atas balok gording dengan jarak ± 50 cm dari. sumbu ke
sumbu (kecuali pada jurai luar/dalam atap perisai).
19
i. Reng, yaitu kayu yang berukuran 2cm atau 3/4 cm yang dipasang di atas usuk.
Jarak reng tidak pasti ini disesuaikan dengan ukuran panjang genteng yang
digunakan.
j. Balok bubungan miring (jurai luar), yaitu: balok yang berada pada pertemuan
dan bidang atap yang menjorok ke luar.
k. Balok lembahan (balok jurai dalam = balok jurai talang), yaitu: balok yang
berada pada pertemuan dua bidang atap yang menjorok ke dalam membentuk
lernbahan/talang..
l. Tiang pincang, yaitu: tiang yang ujung atasnya menopang balok bubungan
miring pada jarak spanjangnya dari sudut tembok, dan ujung bawahnya
menumpang di atas batang tunjang atau batang pikul.
m. Batang tunjang (batang pikul), yaitu: batang diagonal yang dipasang di atas atau
di bawah balok tembok yang berfungsi memikul tiang pincang. Panjang batang
tunjang maksimal 3 m atau dipasang lebih kurang 1,5 m dari sudut tembok.
n. Batang pincang (batang-batang apit), yaitu: dua batang kayu yang mengapit
ujung bawah tiang pincang dan balok bubungan miring.

2. Nama dan Ukuran Kayu Pada Konstruksi Kuda-Kuda dan Bubungan

Tabel 4. Ukuran kayu untuk kuda-kuda dan bubungan miring

Bentangan teori (L) dalam meter


No Nama Balok No
3-4 4-6 6-7 7-8 8-10 10-12
1 Balok tarik a 7/10- 7/12- 7/14- 7/15- 8/16 8/16
8/12 8/14 8/15 8/16
2 Balok kunci b *) 7/12- 7/14- 7/15- 8/16 8/16
8/14 8/15 8/16
3 Kaki kuda- c 6/8- 7/10- 7/12- 7/14- 8/15 8/16
kuda 8/12 8/12 8/14 8/15
4 Tiang gantung d 7/8- 7/10- 7/12- 7/14- 8/15 8/16
8/10 8/12 8/14 8/15
5 Batang sokong e *) 6/8- 7/10- 7/12- 8/12- 8/14-
8/10 8/12 8/14 8/14 8/15
6 Balok gapit f *) 5/10 5/12 5/12 6/15 6/16
7 Balok g 7/10- 7/12- 7/14- 7/15- 8/16 8/18
hubungan 8/12 8/14 8/15 8/16
8 Balok gording h 7/10- 7/12- 7/14- 7/15- 8/16 8/18
8/12 8/14 8/15 8/16
9 Balok tembok i 7/8- 7/10- 7/12- 7/15- 8/15 8/16
8/10 8/12 8/14 8/16
10 Balok j 7/10- 7/12- 7/14- 7/15- 8/16 8/18
hubungan 8/12 8/14 8/15 8/16
miring
11* Balok tunjang k *) 8/10 8/12 10/12 10/14 8/14
12* Tiang pincang l * 7/8- 7/10- 7/12- 8/12 8/14

20
8/10 8/12 8/14
13* Balok pincang m *) 4/10 5/10 5/12 6/15 6/16
Keterangan:

*) Tidak diperlukan

* Tidak diperlukan pada bentuk atap pelana karena tidak ada bubungan miring

Keaneka ragaman material memberikan pertimbangan kepada anda untuk memilih


bahan untuk konstruksi atap. Jenis- jenis yang umum adalah sebagai berikut :

• Rangka Kayu

Sejak dahulu rangka atap kayu banyak digunakan dalam bangunan rumah
tinggal. Namun banyaknya permentaan dan kebutuhan kayu dengan kualitas yang
baik menyebabkan persediaan alam akan kayu makin sulit di pasaran. Harga pun
jadi relatif mahal apalagi untuk mendapatkan kualitas yang tebaik. Keuntungan
rangka kayu adalah jika anda akan mengexpose rangka atap. Keaslian profil kayu
dapat menambah keindahan rumah anda. Tapi kerugiannya adalah kerentanan kayu
gka kayu
terhadap rayap yang bisa menjadi masalah besar. Maka treatment anti rayap yang
benar diperlukan sebelum anda memasang rangka kayu.

• Rangka atap Baja Ringan

Banyak cara yang digunakan untuk


mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan
kayu sebagai rangka atap. Yang paling populer
saat ini adalah penggunaan atap baja ringan. Baja
ringan terbuat dari bahan baja dengan campuran
aluminium dan zink. Keunggulannya tentu bahan
ini lebih ringan, tidak muai, tahan karat, tidak
Gambar 19. Rangka baja
mudah lapuk, anti rayap dan kuat sampai puluhan
RIringan
tahun. Ranka atap baja ringan juga lebih efisien dari segi biaya maupun juga waktu.
Suatu studi menyimpulkan rangkapuluhan tahun.
Ranka atap baja ringan juga lebih efisien dari segi
biaya maupun juga waktu. Suatu studi
menyimpulkan rangka atap dari kayu lebih mahal
rata2 116 % dibanding rangka atap baja ringan.
Waktu penyelesaiannya pun rangka kayu lebih
lambat 75 % dibanding rangka baja ringan.
Namun rangka atap baja ringan tidak untuk

21
rangka yang diexpose. Rangka ini lebih cocok tertutup oleh penutup atap dan
plafon. Anda dapat memilih sesuai dengan delera dan budget yang ada.

D. Bahan penutup atap

Jenis bahan penutup bidang atap ada bermacam-macam di antaranya: genteng,


asbes, seng, sirap, beton, kaca, alang-alang, spandec dan lain-lainnya. Mengingat
banyaknya jenis bahan penutup atap yang dapat digunakan, maka dipandang perlu
untuk membuat kriteria dasar pemilihannya.

Gambar 20. Penutup genteng dan seng


Adapun kriteria dasar untuk dapat memilih bahan penutup atap adalah sebagai
berikut:

1. Tinjauan terhadap iklim setempat,


2. Bentuk keserasian atap yang dikehendaki.
3. Tinjauan daripada didirikannya bangunan tersebut
4. Mudahnya bahan itu didapat atau didatangkan di tempat di mana bangunan itu
didirikan.
5. Banyaknya dana/uang yang tersedia.

Adapun syarat umum bahan penutup atap adalah:

1. Bahan harus dapat bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi.
2. Harus rapat terhadap air hujan/tidak tembus air.
3. Tidak mengalami perubahan bentuk karena adanya pergantian cuaca.
4. Tidak terlalu banyak memeriukan perawatan.
5. Tidak mudah terbakar.
6. Bobotnya cukup ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang.
7. Tahan lama (awet).

Kemiringan dari suatu bentuk atap dibuat dengan maksud:

1. Agar air hujan yang jatuh pada permukaan bidang atap dengan cepat dapat
mengalir meninggalkan bidang atap tersebut, sehingga kemungkinan rembes itu
sangat kecil.

22
2. Menambah keindahan pandangan dari suatu bangunan.
3. Didapat ruangan atas yang sekaligus dapat berfungsi sebagai isolasi terhadap iklim.
Dan bila dalam keadaan memaksa dapat dipakai untuk gudang penyimpanan
barang-barang kecil dan ringan.

Tabel 5. Hubungan antara jenis bahan penutup dengan besar-kecilnya sudut lereng
(kemiringan) atap

No. Bahan penutup atap Sudut lereng atap

1. Beton 1o – 2o

2. Kaca 10o – 20o

3. Semen asbes 15o – 25o

4. Seng 20o – 25o

5. Genteng 30o – 40o

6. Sirap 25o – 40o

7. Alang, ijuk ≥40o

E. Komponen Perlengkapan Interior

Merupakan komponen bangunan untuk mengubah ruang dalam, mengisi


dan memperlengkapi bangunan. Antara lain : tempat tidur, lemari makan, lemari
pakaian, lemari buku, meja tulis dan kursi, meja makan dan kursi, meja tamu dan
kursi, lemari buffet, sofa, dapur, tempat mencuci,dan pigura dinding. Kayu yang
biasa dipakai di Indonesia untuk furniture adalah kayu jati, kayu nyatoh, dan kayu
sungkai dan beberapa jenis kayu lainnya seperti mahoni, pinus, ramin dan cedar.

a. Kayu jati
merupakan kayu yang paling banyak diminati karena kualitasnya,
ketahanannya terhadap kondisi cuaca, tahan rayap, dan seratnya yang menarik.
Kayu ini merupakan kayu kelas satu yang banyak diolah menjadi furniture
berkelas. Jenis furniture ini pun sangat diminati oleh penduduk mancanegara
sehingga permintaan eksport selalu meningkat daritahun ke tahun. Warna kayu jadi
adalah coklat muda, coklat kelabu hingga coklat tua kemerahan. Sekalipun keras
dan kuat kayu ini mudah dipotong dan dibentuk. Agar keindahan serat dan urat
kayu terlihat alami, finishing nya bisa menggunakan politur, melamik atau PU
(polyurethane).

b. Kayu sungkai

23
kini semakin popular penggunaannya sebagai pengganti kayu jati yang
mahal. Seratnya lebih lunak dan warnanya pun lebih terang dari kayu jati. Kayu
sungkai cocok untuk furniture dalam ruangan. Walaupun harganya lebih murah dari
kayu jati tapi masih lebih mahal dari pada kayu nyatoh.

c. Kayu nyatoh

Biasa disebut kayu jati muda yang banyak terdapat di propinsi Riau. Serat
kayunya berwarna coklat muda dengan guratan yang khas. Kayu ini juga tahan
terhadap serangan rayap dan tahan lama.

d. Kayu lapis ( plywood )

Kayu lapis merupakan kayu olahan yang biasa kita


kenal dengan sebutan tripleks atau mutipleks. Kayu lapis
dibentuk dari beberapa lembaran kayu yang direkatkan
dengan tekanan tinggi. Ketabalanya bervariasi dari mulai
3 mm, 4 mm, 9 mm dan 18 mm dan luasannya 244 x 122
cm. Ketebalan plywood menentukan kekuatan dan
Gambar 21. plywood / triplek
kestabilannya. Jenis kayu ini paling banyak dipakai
sebagai material pembuat kitchen set, lemari, meja, dan tempat tidur. Oleh karena
plywood mempunyai permukaan polos dan tidak memiliki serat yang khas maka
kadang perlu diberi pelapis tambahan seperti venner(irisan kayu tipis) PVC ataupun
melaminto. Harga kayu lapis lebih murah dari kayu solid tapi lebih mahal dari kayu
olahan lainnya.

e. Blockboard

Blockboard merupakan potongan


kayu kotak kecil-kecil ( sekitar 2.5 - 5 cm )
yang dipadatkan dengan mesin dan diberi
pelapis venner di kedua sisinya sehingga
menjadi sebuah lembaran menyerupai papan.
Ketebalannya bisa 12 mm, 15 mm dan 18
mm dan luasannya sama dengan multipleks. Gambar 22. blockboard
Blockboard biasanya dibuat dari kayu lunak sehingga tidak sekuat plywood.
Harganya pun sedikit dibawah plywood. Jenis block board yang banyak tersedia
adalah teakblok (memakai lapisan venner kayu jati). Cukup baik untuk membuat
rak, cabinet ataupun kitchen set.

f. Kayu MDF ( Medium Density Fibreboard )

MDF terbuat dari serbuk kayu halus dan bahan


kimia resin yang direkatkan dan dipadatkan dengan

24
suhu dan tekanan yang tinggi. Kayu yang dipakai biasanya diambil dari kayu sisa
perkebunan ataupun bamboo. Ini membuat MDF lebih ramah lingkungan.
Bentuknya berupa papan atau lembaran yan siap dipotong sesuai dengan
kebutuhan. Versi yang lebih padat dan lebih kuat dikenal dengan HDF (High
Density Fibreboard). MDF sangat fleksibel sehingga mudah dibentuk. Ukuran dan
kekuatannya pun konsisten. Karena memakai bahan kimia resin, MDF lebih berat
dari Plywood dan particle board. Di pasaran MDF memiliki jenis finishing yang
sangat berfariasi dari cat kayu, venner, PVC, HPL ataupun paper board. Di pasaran
MDF memiliki jenis finishing yang sangat berfariasi dari cat kayu, venner, PVC,
HPL ataupun paper laminate. Warna dan motifnya pun dapat dibuat sangat
beragam. Furniture yang memakai bahan MDF biasa dipakai untuk furniture praktis
yang diproduksi masal oleh pabrik. Sistem knock down digunakan hampir di semua
industry furniture dengan menggunakan dowel (batang kayu atau plastic kecil) atau
connecting bolt yang membuat produk dapat dibongkar pasang dengan mudah.

g . Particel Board

Particle board terbuat dari partikel sisa pekerjaan kayu seperti serbuk
gergaji, potongan kayu kecil, serpihan kayu dan bahan kimia resin yang direkatkan
dengan tekanan tinggi dan kemudian dikeringkan. Prosesnya kurang lebih hampir
sama dengan MDF hanya bahan MDF lebih halus
dan seragam sedangkan partikel board lebih kasar
dan tidak beraturan. Harga particle board paling
murah diantara kayu olahan lainnya. Musuh
terbesarnya adalah air sehingga mempunyai
keterbatasan dalam pemakaiannya di rumah
tangga. Jika bahan ini basah maka kekuatannya
akan hilang. Selain itu particle board juga dapat
Gambar 24. kayu partikel
melengkung jika menahan beban berat. Dalam
board
proses finishingnya particle tidak bisa di cat atau di coating karena teksturnya yang
kasar. Sehingga untuk menutupi permukaannya dipakai lapisan veneer, laminate
atau fancy paper laminate yang direkatkan. Berhati hati juga karena partikel board
tidak bisa digabungkan memakai paku atau sekrup biasa. Biasanya pabrik
menggunakan semacan perekat atau sekrup khusus untuk menginstal furniture
berbahan particle board.

F. Komponen Perlengkapan Exterior

Merupakan komponen bangunan untuk mengubah sisi luar dari bangunan.

o Pertamanan (landscaping)
o Interblock-paving stone- grass block (pengerasan halaman)
o Jenis pipa (besi, baja, aluminium, paralon(pvc), asbest, beton, tanah(hong),
keramik, tembaga, kuningan, karet/plastic(slang),
o Kelas pipa paralon/PVC

25
o Ashpal

G. Komponen Perlengkapan Penunjang

Merupakan komponen bangunan bidang perencanaan lain yang menunjang


operasional bangunan.

 Instalasi Listrik dan Komunikasi


 Instalasi Mekanis (Lift, escalator, AC, dll)
 Instalasi Plumbing (Air bersih, air panas, sanitari, pemadam kebakaran dll)

H. Komponen Pengakhiran/Finishing.

Merupakan pekerjaan penyempurnaan terakhir untuk memperhalus/memperindah


penyelesaian komponen yang telah terpasang.

 Kapur

Kapur termasuk bahan bangunan yang penting. Bahan ini telah dipakai sejak
zaman kuno. Orang-orang Mesir kuno memakai kapur untuk memplester bangunan.
Di Indonesia, kapur dikenal sebagai bahan ikat, dalam pembuatan tembok, pilar dan
sebagainya.

Sifat-sifat kapur sebagai bahan bangunan (bahan ikat) yaitu:

- Mempunyai sifat plastis yang baik (tidak getas)

- Sebagai mortel, member kekuatan pada tembok.

- Dapat mengeras dengan cepat dan mudah.

- Mudah dikerjakan.

- Mempunyai ikatan yang bagus dengan batu atau bata.

- Kapur dapat dipakai untuk keperluan sebagai berikut:

- Sebagai bahan ikat pada mortel

- Sebagai bahan ikat pada beton. Bila dipakai bersama-sama Semen Portland,
sifatnya menjadi lebih baik dan dapat

- mengurangi kebutuhan semen Portland.

- Sebagai batuan jika berbentuk batu kapur.

26
- Sebagai bahan pemutih.

 Pengecatan:

• Cat dasar

1. Cat Kayu/cat besi (meni kayu/meni besi)

Cat meni berfungsi memberikan proteksi terhadap noda yang dihasilkan


getah kayu. Sebelum menutup mermukaan dengan cat makabenda yang akan dicat
diberi dahulu dengan cat meni , juga bisa menghemat cat, tanpa pemakaian cat
meni cat yang dipakai bisa sangat boros.

2. Cat tembok / cat kayu (plamur tembok dan plamor kayu)

Cat dasar untuk tembok terbagi dua:

a. Cat dasar yang berupa varnish dasar air yaitu cat tanpa pigmen dengan dasar emulsi
acrylic 100%. Cat dasar ini biasanya disebut Wall Sealler Water Base. Mowilex
memproduksi 2 jenis yaitu Wall Sealler yang standard dan Water Proofing Wall
Sealer untuk permukaan tembok yang ada masalah kelembaban. Wall Sealler
sangat baik untuk tembok baru yang banyak retak rambut untuk mengisi celah-
celahnya dan untuk menguatkan lapisan cat lama yang mulai mengapur.
b. Cat dasar yang berupa cat tembok warna putih dengan dasar emulsi acrylic 100%
dan mempunyai daya tahan alkali yang tinggi, daya lekat serta daya usu yang baik
serta kadar bahan anti jamur cukup tinggi. Cat dasar ini disebut Alkali Resisting
Primer atau Undercoat tembok. Cat Plamur berfungsi sebagai pengisi pori-pori
pada permukan tembok, menutup retak rambut pada dinding dan memperhalus
permukaan sambungan partisi dan plafon gypsum.

• Cat Biasa

• Cat Khusus

1. Cat Politur (khusus untuk kayu

Biasanya berbentuk serpihan atau batangan yang dicairkan dengan alkohol.


Tetapi ada juga yang siap pakai dengan komposisi alkohol yang tepat. Politur
diaplilasilan dengan menggunakan kain yang di poles secara berkala pada permukaan
kayu. Pengaplikasian politur dapat diulang secara berkala jika warnanya sudah
memudar.

2. Cat Fernis

27
3. Cat Duco/semprot

Adalah metode penyemprotan cat duco pada permukaan furnitur. Warnanya


bervariasi seperti baturan dan warnawarna menyolok. Cocok untuk furnitur
bernuansa modern, minimalis dan juga furnitur anak. Harganya relatif mahal dan jika
sudah dicat, serat asli tidak bisa dikembalikan lagi. Pengaplikasiannya menggunakan
semprot atau kuas. Dengan kemajuan tehnologi dan desain sekarang ini, berbagai
motif dapat dibuat dari cat ini, seperti motif batu, marmer, motif pecah seribu
maupun motif perak, tembaga dan emas.

4. Cat semprot “Pilox”

5. Cat Pelindung (glazur – glass kote-ter-flinkote)

28

Anda mungkin juga menyukai