NIM :180103007
Prodi :S1 Keperawatan 2A
Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan II
Tugas :Lembar Kerja Mahasiswa 2
1. DEFINISI MIKROBIOLOGI
Mikrobiologi adalah kajian tentang makhluk hidup (organisme) berukuran
terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorgansime
meliputi protozoa, algae, fungi, linchenes, bakteri dan virus. Mikrobiologi
dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat
penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses
fermentasi anggur dna membuat vaksin rabies. Penerapan mikroba pada masa
kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena
diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik
kimia, bahkan hingga astrobiology dan arkeologi.
2. DEFINISI INFEKSI
Infeksi merupakan proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme ke
dalam tubuh, yang saat dalam keadaan normal, mikroorganisme tersebut tidak
terdapat di dalam tubuh. Sebenarnya, di beberapa tempat dalam tubuh kita
pun, seperti di dalam mulut atau usus, terdapat banyak mikoorganisme yang
hidup secara alamiah dan biasanya tidak menyebabkan infeksi. Namun, dalam
beberapa kondisi, beberapa mikroorganisme tersebut juga dapat menyebabkan
penyakit.
4. KARAKTERISTIK PATHOGEN
Secara harfiah, istilah pathogen berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti
penyebab penderitaan. Jadi secara sederhana, bakteri pathogen bisa diartikan
sebagai jenis bakteri yang menjadi sumber penderitaan. Bakteri pathogen
merupakan biang penyakit pada makhluk hidup. Bakteri ini bekerja dengan
cara menginfeksi organisme dan sebagai akibatnya, muncul gejala-gejala
abnormal yang kita kenali sebagai tanda-tanda penyakit. Sebagian dari bakteri
pathogen ini tidak terasa di tubuh, namun tak jarang pula yang menyebabkan
penyakit serius semacam HIV, SARS, Flu Burung dan masih banyak lagi.
Dalam kajian ilmu BIologi, dikenal dengan kecenderungan karakteristik
organisme yang sangat pathogen sajalah yang bisa menyebabkan penyakit
dalam makhluk hidup. Bakteri yang jarang menimbulkan penyakit adalah
bakteri oportunis, yakni jenis bakteri yang tidak menyebabkan atau
menimbulkan penyakit pada makhluk hidup dengan kompetensi umum atau
daya tahan tubuh yang baik. Sebaliknya, bakteri ini dapat memicu penyakit
bagi mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah. Jadi bakteri
pathogen oportunis mengambil kesempatan dari menurunnya system
pertahanan di dalam tubuh sang inang yang ia infeksi.
Ada beberapa jenis bakteri pathogen yang disebabkan oleh bakteri yang terdiri
dari beberapa jenis.
HIV AIDS
Influenza
Virus Hepatitis E
Poliovirus
Paramyxovirus
Virus enteric
Virus rubella
Virus demam kuning
Virus ensefalitis
Virus tumor RNA
DHF
Rabies
Campak
Rhinovirus
Reovirus
Gondong
Ratavirus
Enterovirus
Hepatovirus
Virus ebola
17. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
hitung darah lengkap, untuk mengetahui jumlah sel darah putih. Hal ini
karena jumlah sel darah putih dapat meningkat atau menurun akibat inveksi
virus.
Tes CRP (C-Reactive Protein), bertujuan untuk mengukur kadar protein C
reaktif yang diproduksi di hati. Pada umumnya, level CRP pada seseorang
yang terinfeksi virus akan meningkat, namun tidak lebih dari 50mg/L
Enzyme Liked Immunosorbent Assay (ELISA), bertujuan mendeteksi
antibody dalam darah yang terkait dengan infeksi virus. Tes ELISA digunakan
unutk mendeteksi antobodi yang terkait virus varicella zoster, virus HIV, serta
virus hepatitis B dan C.
Polymerase chain reaction (PCR), bertujuan memisahkan dan
menggandakan DNA virus, sehingga tipe virus yang menginfeksi dapat
diketahui lebih cepat dan lebih tepat. Tes ini digunakan untuk mendeteksi
infeksi akibat virus herpes simplex dan varicella zoster.
Pemindaian dengan mikroskop electron, digunakan untuk memindai sempel
darah atau jaringan tubuh pasien. Dengan menggunkan mikroskop electron,
gambar yang dihasilkan akan lebih jelas dari mikroskop biasa.
18. PENATALAKSANAAN/ TERAPI INFEKSI VIRUS
Pengobatan jenis virus tergantung jenis infeksi yang dialami pasien. Beberapa
infeksi virus, seperti virus pada sistem pernafasan dan pencernaan, umumnya
tidak perlu ditangani, karena gejala akan hilang dengan sendirinya. Beberapa
jenis obat, tergantung gejala yang dialami pasien yaitu :
Antimetik untuk mengatasi mual dan mutah
Dekongestan untuk mengobati pilek atau hidung tersumbat
Loperamide untuk menangani diare
Paracetamol dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk
menurunkan demam dan mengurangi nyeri
Pada penyakit virus seperti flu, herpes, dan HIV dokter dapar meresepkan obat
antivirus seperti oseltamivir, acyclovir, valacyclovir, dan neviraphine. Selain
itu interferon juga dapat diberikan untuk penanganan hepatitis B dan C kornis,
serta kutil kelamin.
Perlu diketahui bahwa obat antivirus termasuk interferon, hanya mencegah
virus berkembang dan tidka membunuh virus itu sendiri. Interferon juga bisa
menyebabkan efek samping seperti demam, tubuh terasa lemah, dan nyeri
otot.
Selain itu, pasien juga akan disarankan banyak istirahat dan minum air putih.
Bila diperlukan, asupan cairan dapat diberikan melalui infuse.
19. PENATALAKSANAAN MENURUNKAN JUMLAH
MIKROORGANISME KONTRAMINAN DAN MENCEGAH
TRANSMISI
Transmisi merupakan mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari
reservoir ke penderita. Ada beberapa penularan yaitu :
Kontak (contact transmission)
o Direct (langsung)
o Indirect (tidak langsung)
Droplet
Airbone
Melalui vehikulum
Melalui vector