Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ILMU GIZI

DIET POST OPERASI BEDAH JANTUNG

Disusun oleh :

1. Ade Alfionita Ruth Iwanggin P07120215001


2. Afifatu Rohmah P07120215002
3. Alif Achmad Fahrizal P07120215003
4. Ana Megawanti Haryuni P07120215004
5. Angelica Intan Puspitasari P07120215005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN D IV KEPERAWATAN
2016

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................... 1


Daftar Isi ............................................................................................................... 2
BAB I Pendahuluan
 Latar Belakang .......................................................................................... 3
 Rumusan masalah ..................................................................................... 4

BAB II Kajian Teori

 Pengertian Bedah Jantung ......................................................................... 5


 Klasifikasi Bedah Jantung ........................................................................ 5
 Tujuan Operasi Bedah Jantung ................................................................. 5
 Indikasi Bedah Jantung ............................................................................. 6
 Toleransi dan Perkiraan Risiko Operasi ................................................... 7
 Waktu Terbaik Untuk Operasi .................................................................. 7
 Pemilihan Teknik Operasi ........................................................................ 7
 Sayatan Operasi ........................................................................................ 8

BAB III Pembahasan

 Pengertian Diet Post Operasi .................................................................... 10


 Tujuan Diet Post Operasi .......................................................................... 10
 Syarat Diet ................................................................................................ 11
 Jenis Diet dan Pemberian .......................................................................... 11
 Contoh Diet Post Operasi Pada Kasus Bedah Jantung ............................. 12
 Tips Perawatan pasca Operasi .................................................................. 13
 Diet Makanan ............................................................................................ 13

BAB IV Penutup

 Kesimpulan ............................................................................................... 20

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 21

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bedah jantung dilakukan untuk menangani berbagai masalah jantung.


Prosedur yang sering mencakup angioplasti koroner perkutan, revaskularisasi
arteri koroner dan perbaikan penggantian katup jantung yang rusak.

Di masa kini, pasien dengan penyakit jantung dan komplikasi yang


menyertainya dapat dibantu untuk mencapai kualitas hidup yang lebih besar
dan yang diperkirakan sepuluh tahun silam. Dengan prosedur diagnostik yang
canggih yang memungkinkan diagnostik dimulai lebih awal dan lebih akurat,
menyebabkan penanganan dapat dilakukan jauh sebelum terjadi kelemahan
yang berarti.Penanganan dengan teknologi dan farmakoterapi yang baru terus
dikembangkan dengan cepat dan dengan keamanan yang semakin meningkat.
Mungkin tak ada intervensi terapi yang begitu berarti seperti pembedahan
jantung yang dapat memperbaiki kualitas hidup pasien dengan penyakit
jantung.

Pembedahan jantung pertama yang berhasil, penutupan luka tusuk


ventrikel kanan, telah dilakukan di tahun 1895 oleh ahli bedah halls de
Vechi.Di Amerika Serikat pembedahan serupa yang sukses, juga penutupan
luka tusuk, dilakukan di tahun 1902. Diikuti oleh pembedahan katup di tahun
1923 dan 1925, penutupan duktus paten di tahun 1937 dan 1938, dan reseksi
koarktasi aorta pada tahun 1944.

Perkembangan teknologi sekarang ini bisa membantu proses


penyembuhan pasien post operasi bedah jantung. Salah satunya melalui pola
gizi dengan diet yang tepat. Makanan bukanlah hal sepele yang bisa kita
singkirkan, justru ini menjadi hal yang penting baik pada klien sakit biasa
ataupun pada pembedahan. Anggapan masyarakat mengenai sistem diet
selama ini masih banyak sekali kekurangan untuk itu kita perlu memberi
kesadaran yang komprehensif dari cara, macam diet, tujuan diet, dll.

Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca-operasi tergantung berat


ringannya operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi
terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.
Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang
dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan
ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau
setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan

3
energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat
besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.

Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien


setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan
tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Pemberian
makanan bagi orang sakit sangat tergantung keadaan penyakitnya serta
toleransi pasien terhadap makanan. Makanan khusus adalah makanan yang
mengandung atau tidak mengandung zat-zat makanan tertentu untuk penyakit
tertentu atau untuk persiapan pemeriksaan tertentu (Mansjoer, 2001). Gizi
untuk orang sakit dengan penyakit tertentu harus diperhatikan oleh karena bila
salah memberikan makanan akan memperparah penyakitnya dan proses
penyembuhannya menjadi sangat lambat. Untuk mempercepat proses
penyembuhan penyakit, gizi makanan untuk orang sakit harus diperhatikan
dengan dicermat. Berbagai penyakit, seperti penyakit lambung, penyakit hati,
diabetes mellitus, penyakit jantung, gagal ginjal dan sindrom nefrotik dalam
diet makanannya perlu diperhatikan gizinya sesuai dengan dietnya, selain
memperhatikan keparahan penyakitnya dan toleransi pasien terhadap
makanannya.Oleh karena itu makalah ini akan membahas mengenai diet post
operasi bedah jantung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Operasi Bedah Jantung ?
2. Bagaimana Pengertian Bedah Jantung ?
3. Apa Klasifikasi Bedah Jantung ?
4. Apa Tujuan Operasi Bedah Jantung ?
5. Apa Indikasi Bedah Jantung ?
6. Apa Toleransi Dan Perkiraan Risiko Operasi ?
7. Bagaimana Waktu Terbaik Untuk Operasi ?
8. Bagaimana Pemilihan Teknik Operasi ?
9. Apa Pengertian Diet Post Operasi ?
10. Apa Jenis Diet Dan Pemberian ?
11. Apa Contoh Diet Post Operasi Pada Kasus Bedah Jantung ?
12. Bagaimana Tips Perawatan Pasca Operasi ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu operasi bedah jantung.
2. Mengetahui diet post operasi bedah jantung.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

KONSEP DASAR BEDAH JANTUNG

A. Pengertian Bedah Jantung

Bedah jantung adalah usaha atau operasi yang dikerjakan untuk


melakukan koreksi kelainan anatomi atau fungsi jantung. Bedah jantung juga
merupakan semua tindak pengobatan yang menggunakan cara infasif dengan
cara membuka atau menampilakan bagian tubuh yang akan ditangani.
Misalnya jantung. Umumnya pembukaan bagian tubuh ini dengan membuat
sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan, dilakukan tindak
perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka.

B. Klasifikasi Bedah Jantung

1. Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan membuka


rongga jantung dengan memakai bantuan mesin jantung paru (mesin extra
corporal).
2. Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa
membuka rongga jantung misalnya ligasi PDA, Shunting aortopulmonal.

C. Tujuan Operasi Bedah Jantung

Operasi jantung dikerjakan dengan tujuan bermacam-macam antara lain :


1. Koreksi total dari kelainan anatomi yang ada, misalnya penutupan ASD,
Pateh VSD, Koreksi Tetralogi Fallot.
2. Transposition Of Great Arteri (TGA). Umumnya tindakan ini dikerjakan
terutama pada anak-anak (pediatrik) yang mempunyai kelainan bawaan.
3. Operasi paliatif, yaitu melakukan operasi sementara untuk tujuan
mempersiapkan operasi yang definitive atau total koreksi karena operasi
total belum dapat dikerjakan saat itu, misalnya shunt aortopulmonal pada
TOF, Pulmonal atresia.
4. Repair yaitu operasi yang dikerjakan pada katub jantung yang mengalami
insufisiensi.
5. Replacement katup yaitu operasi penggantian katup yang mengalami
kerusakan.
6. Bypass koroner yaitu operasi yang dikerjakan untuk mengatasi
stenosis/sumbatan arteri koroner.
7. Pemasangan inplant seperti kawat ‘pace maker’ permanen pada anak-anak
dengan blok total atrioventrikel.

5
8. Transplantasi jantung yaitu mengganti jantung seseorang yang tidak
mungkin diperbaiki lagi dengan jantung donor dari penderita yang
meninggal
9. karena sebab lain.
10. Transmyocardial laser revascularization (TLR). Operasi jantung laser
biasanya dilakukan saat penanganan-penanganan sebelumnya telah gagal.
11. Pada operasi jantung jenis ini, dokter akan menggunakan teknologi laser
untuk membuat saluran di otot jantung. Tujuannya agar saluran tersebut
mampu membuat darah mengalir lebih lancar.
12. Percutaneous Transluminal Coronary Angiplasly (PTCA), atau
AngioplastiKoroner, adalah prosedur non-bedah dengan sayatan minimal
yang digunakan untuk membuka pembuluh darah yang menyempit.
Prosedur ini menggunakan kateter yang lentur dengan balon di ujungnya,
yang dikembungkan pada lekanan tinggi di dalam dinding arteri yang
menyempit. Tindakan ini akan merontokkan plak dalam pembuluh darah
dan memperbaiki aliran darah ke otot jantung.

D. Indikasi Bedah Jantung

1. “Left to rigth shunt” sama atau lebih dari 1,5 (aliran paru dibandingkan
aliran
2. ke sistemik 1,5).
3. “Cyanotic heart disease”.
4. Kelainan anatomi pembuluh darah besar dan koroner
5. Stenosis katub yang berat (symtomatik).
6. Regurgitasi katub yang berat (symtomatik)
7. Angina pektoris kelas III dan IV menurut Canadian Cardiology Society
8. (CCS).
9. “Unstable angina pectoris”.
10. Aneurisma dinding ventrikel kiri akibat suatu infark miokardium akut.
11. Komplikasi akibat infark miokardium akut seperti VSD dan mitral
regurgitasi yang berat karena ruptur otot papilaris.
12. “Arrhytmia” jantung misalnya WPW syndrom.
13. Endokarditis atau infeksi katub jantung.
14. Tumor dalam rongga jantung yang menyebabkan obstruksi pada katub
misalnya myxoma.
15. Trauma jantung dengan tamponade atau perdarahan.

6
E. Toleransi dan Perkiraan Risiko Operasi
Toleransi terhadap operasi diperkirakan berdasarkan keadaan umum
penderita yang biasanya ditentukan dengan klasifikasi fungsional dari New
York Heart Association.
o Klas I : Keluhan dirasakan bila bekerja sangat berat misalnya berlari.
o Klas II : Keluhan dirasakan bila aktifitas cukup berat misalnya berjalan
cepat.
o Klas III : Keluhan dirasakan bila aktifitas lebih berat dari pekerjaan sehari-
hari.
o Klas IV : Keluhan sudah dirasakan pada aktifitas primer seperti untuk
makan
o dan lain-lain sehingga penderita harus tetap berbaring ditempat tidur.

F. Waktu Terbaik untuk Operasi


Hal ini ditentukan berdasarkan risiko yang paling kecil. Misalnya umur
yang tepat untuk melakukan total koreksi Tetralogi Fallot adalah pada umur 3
– 4 tahun. Hal ini yaitu berdasarkan klasifikasi fungsional di mana operasi
katub aorta karena suatu insufisiensi pada kelas IV adalah lebih tinggi
dibandingkan pada kelas III. Hal ini adalah saat operasi dilakukan. Operasi
pintas koroner misalnya bila dilakukan secara darurat resikonya 2 kali lebih
tinggi bila dilakukan elektif. Pembagian waktu dibagi atas:
1. Emergensi yaitu operasi yang sifatnya sangat perlu untuk menyelamatkan
jiwa penderita. Untuk bypass coroner hal ini dilakukan kapan saja
tergantung persiapan yang diperlukan.
2. Semi Elektif yaitu operasi yang bisa ditunda 2 - 3 hari atau untuk koroner
dilakukan 3 x 24 jam setelah dilakukan kateterisasi jantung.
3. Elektif yaitu operasi yang direncanakan dengan matang atas indikasi
tertentu, waktunya lebih dari 3 hari.

G. Pemilihan Tehnik Operasi


Pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah :
1. Apakah bisa dilakukan koreksi total
2. Kalau tidak bisa dilakukan koreksi total karena keterbatasan umur dan
anatomi/kelainan yang didapat maka harus dipilih tehnik operasi untuk
membantu operasi definitif misalnya “ shunt “ pada Tetralogi Fallot.
3. Apabila tidak bisa dilakukan koreksi total atau operasi definitif dengan
resiko yang tinggi maka harus dipilih operasi untuk memperbaiki kwalitas
hidup penderita tersebut misalnya “shunt” saja.
4. “Repair” katub lebih diutamakan/dianjurkan dari pada “replacement” atau
penggantian katub yang rusak.
5. Hasil-hasil dari kasus-kasus yang sudah dikerjakan orang lain.

7
H. Sayatan Operasi

1. Mid Sternotomi
Posisi klien terlentang, kepala ekstensi dan daerah vertebra antara skapula
kanan dan kiri diganjal secukupnya sehingga insisi cukup bebas. Harus
diperhatikan dalam setiap posisi :
a) Seluruh daerah yang mengalami tekananan harus dilindungi dengan
bantal atau karet busa misalnya kepala, daerah sakrum dan tumit.
b) Tidak boleh ada barang-barang logam yang keras, kontak langsung
dengan penderita sehingga dapat terjadi dekubitus.
c) Pemasangan “lead EKG”, kateter urin, selang infus tidak boleh
“kinking” dan melewati bawah kulit klien sehingga menimbulkan
bekas.
d) Pemasangan “plate katerisasi” pada otot pinggul dan hati-hati
terhadap N. Ischiadicus yang berjalan di daerah sakrum dan penderita
harus dihubungkan dengan kabel yang ke bumi. Posisi penderita harus
difiksasi dengan stabil sehingga tidak mudah meluncur kalau meja
operasi diputar atau tidak bergerak kalu dilakukan shock listrik. Insisi
kulit pada daerah median mulai dari atas suprasternal notch vertikal
sampai 3 cm di bawah prosesus xyphoideus dengan pisau No. 24 bila
klien dewasa, untuk bayi dan anak-anak dengan pisau No. 15.
Hemostasis dengan kauterisasi fasia sampai ligamen subra sternal
dipotong, begitu juga prosesus xyphoideus ibelah dengan gunting
kasar. Hemostasis dari vena yang melintang di atas prosesus
xyphoideus harus baik. Tulang sternum dibelah dengan gergaji listrik
biasanya dari arah prosesus xypoideus ke atas dan saat itu paru-paru
dikolapskan beberapa detik untuk menghindari terbukanya pleura.
Hemastasis pinggir sternum dengan kauter dan bila perlu gunakan
bone wak. Selanjutnya sisa-sisa kelenjar timus, didiseksi sampai vena
inominata kelihatan bebas. Perikardium dibuka di tengah atau agak ke
kanan apabila akan digunakan untuk “patch” dan dilebarkan sedikit
kearah lateral dibagian proksimal dan diafragma. Perikardium difixir
ke pinggir luka sehingga jantung agak terangkat. Apabila prosedur
utama telah selesai dan dinding dada akan ditutup maka harus
diyakini benar bahwa hemostasis terhadap semua bekas insisi dan
jahitan telah aman, perikardium kalau perlu tidak usah ditutup rapat,
dipasang drain untuk mengeluarkan sisa darah, sternum diikat dengan
kawat. Harus diingat saat menutup sternum apakah ada pengaruh
terhadap tekanan darah terutama kalau tekanan darah turun. Jahitan
kulit subkutikuler atau kutikuler dengan dexon.

8
2. Torakotomi posterolateral
Sayatan ini biasanya untuk klien koarktasio aorta, PDA, shunt atau
aneurisma aorta desenden. Posisi klien miring ke kanan dengan syarat-
syarat seperti di atas. Insisi kulit mulai dari garis aksila tengah ke posterior
kira-kira 2 cm di bawah angulus inferior skapula dan prosesus spinosus
vertebra. Kulit, subkutis, otot latisimus dorsi dipotong dengan hemostasis
yang baik dengan kauter dan otot seratus anterios hanya dibelah dan
dipotong pada insertionya. Rongga toraks dibuka pada sela iga ke 4
dengan diseksi di bagian atas iga ke V untuk menghindari pembuluh
darah. Setelah selesai rongga toraks ditutup dengan mengikat iga dengan
jahitan absorbable dan selanjutnya otot diapraksimasi kembali seperti
aslinya dan kulit dijahit subkutikuler.

3. Torakotomi Anterolateral
Posisi penderita terlentang dan bagian kiri diganjal sedikit sehingga
lebih tinggi atau miring 45 . Insisi pada sela iga ke V. Pendekatan ini
untuk emergensi karena luka tusuk jantung dengan tamponade atau hanya
perikardiotomi banding pulmonalis.

9
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diet Post Operasi

Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan
kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah
pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat


diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus
diperhatikan dalam pemberian diet pasca operasi untuk mencapai hasil yang
optimal adalah mengenai karakter individu pasien.

B. Apa Tujuan Diet Post Operasi

Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca-operasi tergantung berat


ringannya operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi
terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.

Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan


natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi.
Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka
tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan
kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan
protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.

Tujuan diet pasca bedah jantung adalah untuk mengupayakan agar


status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai
berikut:

1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)


2. Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mengurangi Beban Kerja Jantung
5. Menormalkan Berat Badan
6. Memenuhi kebutuhan gizi pasien
7. Mencegah/Mengurangi cairan tubuh
8. Mengurangi risiko penyumbatan pembuluh darah

10
C. Syarat Diet

Diet yang disarankan adalah :

1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi


2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin

Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap


mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap
ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien

Syarat Diet makanan :


1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan (BB)
normal
2. Protein 0,8g/kg BB ideal/hari
3. Lemak 25—30% dari kebutuhan energi, 7% lemak jenuh dan 10—15%
lemak tidak jenuh
4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia
5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium,
kalsium, dan magensium jika tidak dibutuhkan.
6. Garam rendah, 3– 5 g/hr, jika disertai hipertensi atau edema
7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.

D. Jenis Diet dan Pemberian

1. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)


a) Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :
b) Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
c) Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada
tanda-tanda usus mulai bekerja
d) Cara Memberikan Makanan
e) Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air
putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih.
Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena
kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral
sesuai kebutuhan.

11
2. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
a) Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran
cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
b) Cara Memberikan Makanan
c) Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih,
sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari
selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung
keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan
parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat
mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh
diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang
mengandung karbondioksida.

3. Diet Pascabedah III (DPB III)

DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna


atau sebagai perpindahan dari DPB II. Makanan yang diberikan berupa
makanan saring ditambah susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak
melebihi 2000 ml sehari. Selain dapat diberikan Makanan Parenteral bila
diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan untuk DPB III adalah
makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung
karbondioksida.

4. Diet pasca bedah IV


a) Berupa nasi Tim dan lauk Tinggi Kalori Tinggi Protein. Makanan
tinggi kalori dan tinggi protein Berupa makanan seimbang.
b) Makanan yang dihindari :
Disesuaikan dengan kondisi klien. Misalnya :
o Darah tinggi mengurangi konsumsi garam dan kolesterol
o Kencing manis mengurangi konsumsi gula
o Orang yang alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, ikan
asin, kacang harus dihindari

E. Contoh Diet Post Operasi Pada Kasus Bedah Jantung

Berikut adalah sebuah contoh jadwal diet yang sederhana:

1. Hari pertama (hari saat operasi): dipenuhi kebutuhan transfusi dan formula
infus yang cukup.
2. Hari kedua : ditambah sejumlah kecil cairan (teh, gelatin, dan air jahe)
tanpa susu atau jus buah.

12
3. Hari ketiga : cairan, termasuk susu skim dan jus buah boleh diberikan.
Pemberian makanan pembuluh darah melalui infus dilanjutkan, kecuali
glukosa dalam air, ditambah vitamin dapat digantikan dengan bagian dari
larutan garam.
4. Hari keempat : sejumlah kecil campuran cairan yang mengandung tinggi
protein boleh ditambahkan. Pada hari ini 1 liter protein hidrolisat dapat
dihilangkan dari pemberian makanan bagi pembuluh darah.
5. Hari kelima : jumlah makanan boleh ditingkatkan, setidaknya 70-100
gram. Protein harus tersedia dalam oral feeding. Pemberian vitamin secara
oral sudah bisa diberikan. Pemberian makan pembuluh darah melalui infus
dapat dihentikan.
6. Hari keenam : Diet makanan biasa sudah bisa diberikan kepada pasien.
7. Beberapa pasien yang kantung operasi bedah jantung, mungkin lebih
merasa nyaman dengan diet rendah lemak untuk beberapa minggu atau
bahkan beberapa bulan setelah operasi.
F. Tips Perawatan pasca Operasi

Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan


kondisi pasien pasca operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:

1. Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
2. Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam,
ikan, telor dan sejenisnya.
3. Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
4. Usahakan cukup istirahat.
5. Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat
makin bagus.
6. Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
7. Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan
kondisi tubuh.
8. Minum obat sesuai anjuran dokter.

G. Diet Makanan

Mengenal Jenis Makanan

1. Diet Makanan Biasa


Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka
ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur dan aroma yang normal. Susunan
makanan mengacu pada Pola Menu Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat. Makanan biasa
diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan

13
makanan khusus (diet). Walau tidak ada pantangan secara khusus,
makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak
merangsang pada saluran cerna.
Tujuan diet makanan biasa adalah memberikan makanan sesuai
kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh.
Syarat-syarat diet makanan biasa adalah:
a) energi sesuai kebutuhan normal orang dewasa sehat dalam keadaan
istirahat;
b) protein 10-15% dari kebutuhan energi total;
c) lemak 10-25% dari kebutuhan energi total;
d) karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total;
e) cukup mineral, vitamin dan kaya serat;
f) makanan tidak merangsang saluran cerna;
g) makanan sehari-hari beraneka ragam dan bervariasi.

Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet makanan biasa adalah


makanan yang merangsang, seperti makanan yang berlemak tinggi, terlalu
manis, terlalu berbumbu, dan minuman yang mengandung alkohol.

2. Diet Makanan Lunak


Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah
dikunyah, ditelan, dan dicerna dibandingkan makanan biasa. Menurut
keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada pasien
atau sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa. Tujuan
diet makanan lunak adalah memberikan makanan dalam bentuk lunak
yang mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan
penyakit. Syarat-syarat diet makanan lunak adalah sebagai berikut:
a) energi, protein, dan zat gizi lain cukup;
b) makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan
keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien;
c) makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu tiga kali makan lengkap
dan dua kali selingan;
d) makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu
yang tajam.

3. Diet Makanan Saring


Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai tekstur
lebih halus daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan
dicerna. Menurut keadaan penyakit, makanan saring dapat diberikan
langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari makanan cair
kental ke makanan lunak. Tujuan diet untuk makanan saring adalah

14
memberikan makanan dalam bentuk semi padat sejumlah yang mendekati
kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi
terhadap bentuk makanan yang lebih padat. Syarat-syarat diet makanan
saring adalah:
a) hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena
kurang memenuhi kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin;
b) rendah serat, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender;
c) diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.

Makanan saring diberikan kepada pasien sesudah mengalami


operasi tertentu, pada infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta
kepada pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, atau sebagai
perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Karena makanan ini
kurang serat dan vitamin C, maka sebaiknya diberikan untuk jangka waktu
pendek, yaitu selama 1-3 hari saja.

4. Diet Makanan Cair


Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair
hingga kental. Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami
gangguan mengunyah, menelan, dan mencernakan makanan yang
disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah,
pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Makanan dapat
diberikan secara oral atau parental.
Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenis,
yaitu: makanan cair jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental.
Makanan cair jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan
jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal dan
tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yang
diberikan tergantung pada keadaan penyakit atau jenis operasi yang
dijalani. Makanan cair jernih diberikan kepada pasien sebelum dan
sesudah operasi tertentu, keadaan mual, muntah dan sebagai makanan
tahap awal pasca pendarahan saluran cerna. Bahan makanan yang boleh
diberikan antara lain teh, sari buah, kaldu, air gula, serta cairan mudah
cerna. Makanan dapat ditambah dengan suplemen energi tinggi dan rendah
sisa.
Perawatan post operasi bedah jantung sangat penting adanya untuk
selalu disiplin dalam asupan makanan, dokter biasanya akan memberikan
saran untuk melakukan diet makanan sehat sebagai proses pemulihan
pasca operasi. Hindari makanan yang mengandung lemak tinggi, minuman
bersoda. Perbanyak makan makanan yang mengandung banyak serat dan
vitamin seimbang yang berasal dari buah dan sayur-sayuran.

15
Beberapa jenis makanan yang membantu diet post operasi bedah
jantung, dibawah ini merupakan makanan yang bisa membantu menjaga
kesehatan jantung :
1. Yoghurt

Yoghurt merupakan salah satu jenis makanan alami dan obat


jantung alami yang bisa membantu melindungi dari terjadinya
penyakit gusi. Dan jika dibiarkan begitu saja, penyakit gusi akan
meningkatkan resiko dari terjadinya penyakit jantung. Penelitian yang
diklakukan di Jepang mereka menganalisa asupan dari makanan dan
juga hampir sekitar 1000 orang dewasa dan ditemukan mereka yang
mengonsumsi yoghurt mempunyai gusi yang lebih sehat. Kandungan
probiotik yang ada di dalamnya merupakan salah satu jenis makanan
yang sangat baik bagi kesehatan gusi. Dan juga para ahli percaya
bahwa kandungan probiotik yang bisa membantu dalam melawan
terjadinya pertumbuhan bakteri yang ada i dalam mulut.

2. Kismis.
Obat jantung alami lainnya adalah kismis. Penelitian yang
dilakukan menunjukkan hasil bahwa kandungan antioksidan yang ada
di dalam kismis bisa membantu dalam melawan jenis bakteri muncul
yang bisa menyebabkan dari terjadinya peradangan dan munculnya
penyakit gusi.

3. Bijibijian
Bijibijian sebagai obat jantung alami yang bisa membantu
membuat tubuh lebih ramping dan lebih langsung. Mereka yang
mempunyai ukuran tubuh lebih langsing biasanya mempunyai resiko
dari penyakit jantung yang lebih rendah. Kandungan yang ada di
dalam bijibijian adalah kandungan seperti antioksidan, fitoestrogen,
dan kandungan fitosterol di dalamnya yang sangat melindungi dan
mencegah terjadinya penyakit jantung koroner. Serat yang ada di
dalam bijibijian yang mempunyai manfaat sangat baik utntuk studi
atau penelitian yang berkaitan dengan diet tinggi serat dan juga
dengan rendahnya dari resiko penyakit jantung.

4. Kacang hijau
Kacang hijau sebagai obat jantung alami yang bisa membantu
mengatasi penyakit jantung jika dikonsumsi dengan teratur. Salah satu
penelitian yang dilakukan menyarankan untuk mengonsumsi paling
tidak ½ cangkir kacang hijau yang dikonsumsi dalam setiap harinya
maka bisa membantu dalam menurunkan kolesterol tinggi. Kacang

16
hijau merupakan salah satu jenis kacangkacangan yang bisa larut dan
juga mengandung zat yang sangat baik dalam menurunkan kolesterol
tinggi. Kandungan nutrisi yang sangat baik yang ada di dalam kacang
hijau sangat baik bagi kesehatan, yakni salah satunya adalah
kandungan flavonoid yang sangat baik untuk bekerja dalam
menghambat adhesi trombosit yang ada di dalam darah sehingga bisa
membantu menurunkan resiko dari terjadinya serangan jantung.

5. Ikan salmon.
Dengan mengonsumsi paling tidak 23 porsi ikan dalam satu
minggu bisa membantu mengurangi resiko penyakit jantung koroner
untuk jangka panjang. Jenis ikan seperti ikan salmon merupakan
29/3/2016 Perawatan Pasca Operasi Jantung
http://obatjantung.org/perawatanpascaoperasijantung/ 3/4 salah satu
jenis ikan yang sangat baik dengan kandungan asam lemak omega 3
di dalamnya yang bisa membantu menurunkan tekanan darah tinggi
dan juga bisa membantu dalam mencegah terjadinya irama jantung
yang tidak teratur atau jantung aritmia. Itulah informasi mengenai
obat jantung. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda semua.
Terimakasih

17
Contoh Diet Makanan Pada Post Operasi Bedah Jantung

18
Contoh Menu Diet :

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada diet pre operasi, Jika operasi Anda akan berada di bagian dari
sistem pencernaan Anda, memiliki makanan dalam sistem Anda bisa
mempersulit operasi dan menyebabkan infeksi atau menyebabkan operasi
dibatalkan. Jika Anda memiliki makanan atau cairan di perut Anda selama
operasi Anda, Anda bisa muntah sementara di bawah anestesi. Janganlah
makan makanan berat selama 8 – 12 jam, dan makanlah salad atau sup unuk
makanan terakhir sebelum operasi.
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan
kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah
pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit
penyerta. Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan
dapat diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga
harus diperhatikan dalam pemberian diet pasca operasi untuk mencapai hasil
yang optimal adalah mengenai karakter individu pasien.
Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi
pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:
 Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
 Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
 Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

20
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.detikhealth.com/read/2010/10/02/110327/1453718/763/makan-
sebelum-operasi-dapat-mempercepat-masa-pemulihan
 http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/617-jenis-makanan-untuk-diet
 Jurnal E-book :
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN DAN KONSEP DASAR BEDAH
JANTUNG : 2014
Brosur Diet Penyakit Jantung

21

Anda mungkin juga menyukai