MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Fisika Int
Dosen Pengampu : 1. Endah Kurnia Yuninsih,M.P.Fis
2. Diah Mulhyatiah,M.P.d
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah tentang Struktur dn sifat-sifat inti atom pada mata kuliah Fisika
Nuklir telah kami susun dengan semaksimal mungkin, meskipun pada hakikatnya
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun kami sangat berterimakasih
kepada pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan, oleh
karena itu kritik dan saran dari pihak pembaca sangat kami harapkan. Akhir kata
kami ucapkan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Struktur inti atom memiliki banyak kemiripan dengan struktur atom sehingga kita
dapat dengan mudah mempelajari inti atom (Yusman Wiyatmo, 2006 p. 1). Inti atom harus
diperlakukan dengan cara yang sama seperti elektron, meskipun tidak ada orbit proton
ataupun neutron. Inti atom berbentuk bola padat berisi proton dan neutron. Gaya inti
(gaya interaksi antar proton dan netron/nukleon) mengatasi gaya tolak Coulomb. Gaya
inti ini menyebabkan proton dan neutron terkumpul pada daerah pusat, padahal rapat inti
atom relatif konstan jadi terdapat suatu mekanisme lain yang mencegah inti mengerut ke
pusat atom.
Kerapatan inti atom tidak bergantung pada nomor massa A. Inti atom ringan
memiliki kerapatan yang kurang lebih sama dnegan inti atom berat. Dengan perkataan
lain, jumlah neutron dan proton tiap satuan volume kurang lebih tidak berubah di seluruh
daerah inti. Sifat-sifat inti menggambarkan sebuah inti dengan jumlah relatif kecil pada
parameter muatan listrik yaitu radius massa isotop, energi ikat, momentum sudut, momen
dipole magnetik dan momen kuadrapole listrik. Untuk di metode yang sama digunakan
adalah analisis sinar positif, spektrometer massa Dempster, dan penggabungan dua metode
(matched doublet) (Edi Santosa, 2018).
Momentum sudut total pada inti terdapat pada nukleon A dengan jumlah vektor
momentum sudut pada semua nukleon. Momentum sudut total biasanya disebut dengan
spin inti dan dinotasikan dengan I. Momentum sudut I semuanya terdapat pada sifat-sifat
vektor momentum sudut pada mekanika kuantum.
1
Momen dipole magnetik timbul dari gerakan partikel bermuatan dan dapat
dipandang sebagai alat untuk distribusi arus yang ditimbulkan dari sekitarnya
(perpindahan muatan). Dari pendekatan kuantum diperoleh suatu hubungan yang sama
yaitu momen sudut intrinsik untuk momen magnetik. Momen kuadrapole listrik
ditentukan dari distribusi muatan dari pada arus dalam inti. Deviasi tingkat terendah dari
simetri sperikal dalam suatu inti sampai saat ditunjukkan dengan mengukur kuadrapole
listrik. Dan untuk sifat inti yang terakhir yaitu energi ikat serta rumus massa semi empiris
Weizsacker dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari besrta ayat Al-Qur’an yang
berkaitan dengan materi akan dibahas lebih lanjut di makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah maka adapun tujan pembuatan makalh ini adalah sebagai
berkikut:
D. Manfaat
Dari penulisan makalah ini, mahasiswa diharapkan:
1. Dapat memahami mengenai materi gaya nuklir, energi ikat dan rumus massa empiris
Weizsacker.
2
2. Dapat mengetahui aplikasi dari gaya nuklir dan energi ikat.
3. Dapat mengatahui dalil dari gaya nuklir dan energi ikat.
4. Dapat mengaplikasikan materi gaya nuklir dan energi ikat dalam kehidupan sehari-
hari.
E. Sistematika
Untuk memahami lebih jelas makalah ini, maka materi-materi yang tertera pada
makalh ini dekelompokan menjadi beberapa sub bab, diantaranya bab I pendahuluan yang
beisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan makalah, manfaat dan
sistematika. Pada bab II beisi tentang materi gaya nuklir dan energi ikat serta sejarahnya,
dan pada bab III berisi pembahasan mengenai aplikasi materi gaya nuklir dan energi ikat
dalam kehidupan sehari-hari serta kaitannya dengan pembentukan karakter serta dalil
yang berkaitan dengan gaya nuklir dan energi ikat. Sedangkan pada bab IV terdiri dari
kesimpulan dan implikasi.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
Penemuan partikel pi-meson pada tahun 1947 membuat nama Yukawa semakin
melejit. Penemuan ini semakin meyakinkan orang bahwa teori Yukawa tentang gaya
nuklir berada pada jalur yang tepat. Atas prediksinya tentang keberadaan meson yang
kemudian terbukti secara empiris inilah, Hideki Yukawa kemudian dikukuhkan sebagai
fisikawan besar dengan penganugerahan hadiah Nobel fisika dari Swedish Academy of
Science di Stockholm, Swiss. Uang dari hadiah nobel itu kemudian ia hibahkan untuk
mendirikan institut fisika teori yang baru di Kyoto. Sambil terus mengembangan teori
meson, Yukawa juga menggiatkan diri dalam riset teori-teori yang berhubungan dengan
partikel elementer. Teori yang disebut teon medan non-lokal telah membantu banyak
perkembangan teori fisika nuklir. Teori-teori yang berasal dari ide-idenya ini banyak
dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah dan juga dalam bukunya Introduction to
Quantum Mechanics dan Introduction to the Theory of Elementary Particles. Di antara
kesibukannya, ia masih menyempatkan diri untuk menjadi editor jurnal Progress of
Theoretical Physics.
Pada 1948, Robert Oppenheimer mengundang Yukawa untuk bergabung dengan
grup fisika nuklir dan bekerja untuk Institut pendidikan lanjut Princeton. Kemudian ia
menjadi profesor di Universitas Columbia, Amerika Serikat pada tahun 1949. Disamping
Nobel, penghargaan yang pernah diterimanya antara lain dari Universitas Paris, the Royal
Society of Edinburgh, the Indian Academy of Sciences, the International Academy of
Philosophy and Sciences, dan the Pontificia Academia Scientiarum. Dari negerinya
sendiri, ia juga dianugerahi bintang jasa. Yukawa dikenal sebagai pribadi yang
menyenangkan. Koleganya senang bergaul dengan kerendah-hatiannya.. Ketika dilantik
menjadi professor di Universitas Columbia, Oppenheimer berkata “Prediksi Dr Yukawa
atas meson adalah salah satu ide yang sangat cemerlang dalam dekade terakhir ini. Dalam
kesehariannya, ia sangat dicintai oleh semua koleganya baik sebagai fisikawan maupun
sebagai pribadi. ”Walaupun sibuk sebagai peneliti, Yukawa juga menyempatkan diri
untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. Pada bulan juli 1981, empat bulan sebelum ia
meninggal dunia, Yukawa bersama-sama dengan sekelompok ilmuwan membuat
pernyataan melarang penggunaan senjata nuklir (Yohanes Surya).
5
usianya dari tim peneliti yang berusaha namun gagal untuk mengembangkan senjata
nuklir di Jerman pada masa Perang Dunia II.Weizsäcker dilahirkan di Kiel, Jerman,
sebagai anak seorang diplomat Jerman Ernst von Weizsäcker. Ia adalah kakak dari
mantan Presiden Jerman Richard von Weizsaecker, ayah fisikawan dan peneliti
lingkungan hidup Ernst Ulrich von Weizsäcker dan ayah mertua dari mantan Sekretaris
Jenderal Dewan Gereja-gereja se-Dunia Konrad Raiser.Dari 1929 hingga 1933,
Weizacker belajar matematika dan astronomi di Berlin, Göttingen, fisika dan Leipzig di
bawah bimbingan dan dengan bekerja sama antara lain dengan Werner
Heisenberg dan Niels Bohr.
Minat khususnya sebagai seorang peneliti muda adalah energi ikat dari inti atom,
dan proses nuklir di bintang-bintang. Bersama dengan Hans Bethe ia menemukan rumus
untuk pemrosesan nuklir di bintang-bintang, yang disebut rumus Bethe-Weizsäcker dan
proses siklus fusidi bintang-bintang (proses Bethe-Weizsäcker, yang diterbitkan pada
1937).
Selama Perang Dunia II, ia bergabung dengan proyek energi nuklir Jerman, ikut
serta dalam usaha untuk membangun bom atom. Sebagai mahasiswa bimbingan
Heisenberg, ia hadir dalam sebuah rapat penting di Markas Besar Komando Angkatan
Darat di Berlin pada 17 September 193. Di situ program senjata atom Jerman diluncurkan.
Pada Juli 1940 ia ikut menyusun laporan kepada Angkatan Darat Jerman tentang
kemungkinan "produksi energi " dari uranium yang dimurnikan, dan juga meramalkan
tentang kemungkinan penggunaan plutonium untuk maksud yang sama. Ia belakangan
ditempatkan di Strasbourg, dan ketika pasukan Amerika menyita laboratorium dan
makalah-makalah di sana pada Desember 1944 terungkaplah kepada pihak Sekutu bahwa
Jerman masih jauh dari pengembangan senjata nuklir.
Para sejarahwan berbeda pendapat tentang apakah Heisenberg dan timnya benar-
benar berusaha membangun senjata nuklir, atau apakah kegagalan mereka mencerminkan
keinginan untuk tidak berhasil karena mereka tidak ingin rezim Nazi mempunyai senjata
seperti itu. Pandangan yang belakangan ini, umumnya didasarkan pada wawancara setelah
perang dengan Heisenberg dan Weizsäcker, diajukan oleh Robert Jungk dalam buknya
tahun 1957 Brighter Than a Thousand Suns. Weizsäcker sendiri menyatakan
bahwa Heisenberg, Wirtz dan ia sendiri membuat kesepakatan pribadi untuk mempelajari
fisi nuklir sedalam mungkin agar dapat "memutuskan" sendiri bagaimana mereka akan
6
melanjutkan aplikasi teknisnya. "Tak ada permufakatan, bahkan juga tidak di kalangan
kami bertiga, tentang kepastian untuk tidak membuat bom itu. Sama sekali tidak ada
kerinduan untuk membuat bom itu, ..."
Kebenaran tentang masalah ini baru terungkap pada 1993, ketika salinan-salinan
dari percakapan-percakapan yang direkam secara rahasia di antara 10 fisikawan paling
terkemuka Jerman, termasuk Heisenberg dan Weizsäcker, yang ditahan di Farm Hall,
dekat Cambridge pada akhir 1945, diterbitkan. The "Farm Hall Transcripts"
mengungkapkan bahwa Weizsäcker memimpin dalam perdebatan di antara para ilmuwan
bahwa mereka akan mengklaim bahwa mereka tidak pernah berencana mengembangkan
senjata nuklir Jerman. Cerita ini, yang mereka ketahui tidak benar, disebut di antara
mereka sebagai "die Lesart" (Versi). Meskipun memorandum yang disusun oleh para
ilmuwan itu ditulis oleh Heisenberg, salah seorang yang hadir di situ, Max Theodor Laue,
belakangan menulis: "Tangga dalam semua diskusi ini adalah Weizsäcker. Saya tidak
mendengar disebut-sebutnya titik pandang etika apapun."[5] Versi kejadian inilah yang
diberikan kepada Jungk sebagai dasar bagi bukunya.
William Sweet baru-baru ini menulis dalam Bulletin of the Atomic Scientists:
Weizsäcker diizinkan kembali ke Jerman pada 1946 dan menjadi direktur Jurusan
Fisika Teoretis di Institut Max Planck untuk Fisika di Göttingen (pengganti dari Institut
Kaiser Wilhelm). Dari 1957 hingga 1969, Weizsäcker menjadi
profesor filsafat di Universitas Hamburg. Pada 1957 ia memenangi medali Max Planck.
Pada 1970 ia merumuskan "Weltinnenpoltik" (kebijakan internal dunia). Dari 1970 hingga
1980, ia menjabat sebagai kepala Institut Max Planck untuk Penelitian Kondisi Kehidupan
di Dunia Modern, di Starnberg. Ia meneliti dan menerbitkan tentang bahaya perang nuklir,
apa yang dipahaminya sebagai konflik antara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga, dan
konsekuensi-konsekuensi kehancuran lingkungan hidup. Pada 1970-an, bersama filsuf
India Pandit Gopi Krishna, ia mendirikan sebuah yayasan penelitian "untuk ilmu
pengetahuan barat dan hikmat timur". Setelah pensiunnya pada 1980 ia menjadi
7
seorang pasifis Kristen, dan mengintensifkan pekerjaannya dalam definisi konseptual
tentang fisika kuantum, khususnya tentang Interpretasi Kopenhagen.
Pengalamannya pada masa Nazi, dan perilakunya sendiri pada masa ini,
menimbulkan minat pada diri Weizsäcker terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang etika
dan tanggung jawab. Ia adalah salah seorang dari Göttinger 18 - 18 fisikawan terkemuka
Jerman – yang memprotes pada 1957 gagasan bahwa Bundeswehr harus dipersenjatai
dengan senjata nuklir taktis. Lebih jauh ia mengusulkan agar Jerman Barat harus
menyatakan dengan tegas untuk tidak mengembangkan senjata nuklir apapun. Namun ia
tidak pernah menerima bagian tanggung jawab atas upaya-upaya komunitas ilmiah Jerman
untuk membangun senjata nuklir untuk Jerman Nazi, dan terus mengulangi "versi"
kejadian-kejadian yang disetujui di Farm Hill, meskipun hal ini diungkapkan sebagai
upaya untuk memalsukan sejarah.
B. Gaya Nuklir
Ada dua pokok permasalahan dalam Fisika Inti yaitu pertama, bagaimana
memahami tentang sifat-sifat gaya yang bekerja diantara nukleon dan kedua, bagaimana
menerangkan sifat-sifat inti kompleks (sistem banyak nukleon) dalam terma gaya inti.
Sifat- sifat gaya nuklir adalah sebagai berikut (Wiyatmo, 2014) :
Gaya nuklir bekerja pada daerah jangkauan sangat pendek. Hasil eksperimen
ditemukan bahwa jangkauan gaya nuklir sekitar 1 fermi.
Pada daerah jangkauan yang jauh lebih pendek daripada jari-jari inti, adanya gaya inti
yang menyebabkan bentuk nucleus seperti bola dan membentuk nukleon.
Pada derah jangkauan yang seorde dengan ukuran jari-jari inti, adanya gaya inti yang
menyebabkan distorsi nucleus.
Gaya nuklir tak bergantung pada muatan. Hal ini bahwa gaya nuklir antara dua proton,
dua neutron, dan antara proton dan neutron adalah sama.
Gaya nuklir dipengaruhi oleh interaksi spin-spin nukleon. Hal ini dibuktikan secara
eksperimen dari peristiwa hamburan dan adanya tingkatan energy nuklir.
Gaya nuklir dipengaruhi oleh interaksi spin-orbit.
Gaya nuklir tidak seluruhnya bersifat sentral, akan tetapi bergantung pada arah
orientasi spin terhadap garis hubung dua nukleon yang berinteraksi.
Gaya nuklir memiliki teras repulsive (gaya tolak).
Gaya nuklir mengalami saturasi. Sifat saturasi dapat dibuktikan dengan adanya
hamburan nukleon-nukleon berenergi tinggi. Gaya nuklir pada jangkauan ini mampun
8
mengubah sebuah proton menjadi neutron melalui proses tumbukan. Ini dikenal
dengan pertukaran gaya nuklir (exchange force).
Dari analsis deuteron, kita dapat menduga sifat gaya antar nucleon atau gaya nuklir
(atau nuklir kuat, strong nuclear force). Karena gaya tersebut harus bisa mengimbangi
gaya tolak elektrostatis, maka kita bisa menduga bahwa gaya nuklir tersebut harus
memiliki sifat sebagai berikut:
Pada jarak dekat (radius inti), gaya (tarik) nuklir lebih kuat dibanding gaya (tolak)
Coulumb.
Pada jarak atomik, gaya nuklir dapat diabaikan, sehingga ikatan molekul dapat
dipahami sebagai akibat gaya Coulumb.
Beberapa partikel, seperti elektron, tidak dipengaruhi oleh gaya nuklir.
Dari percobaan yang dilakukan kemudian, kita dapati tambahan sifat untuk gaya
nuklir, yaitu :
Gaya nuklir juga mengandung komponen repulsif (saling menolak) yang bisa menjaga
nukleon berada pada jarak rata-rata antar partikel yang tidak nol.
Gaya nuklir tidak bergantung pada jenis nukleonnya. Dengan demikian, tidak ada
perbedaan antara gaya antar proton, antar netron, serta antara proton dan netron. Sifat
ini dikenal sebagai independensi gaya nuklir terhadap muatan (charge independence).
Gaya nuklir bergantung pada spin dari nukleonnya.
Gaya nuklir memiliki komponen tensor yang tidak bersifat sentral. Akibatnya,
momentum sudut tidak bernilai konstan. (Abdurrouf, 2015)
Hideki Yukawa menerapkan teori partikel maya baru (pion) pada interaksi
sama(positif), proton-proton berusaha saling menjauhkan diri satu sama lain karena
pengaruh potensial Coulomb di antara proton-proton tersebut. Namun pada jarak
maksimum inti rmax , proton-proton saling berdekatan tetapi juga tidak menyatu karena
pengaruh gaya kuat. Semua nukleon terikat bersama-sama dengan kuat karena
pengaruh gaya kuat. Gaya kuat sangat terpengaruh dengan banyaknya nukleon yang
berinteraksi, sehingga semakin besar jumlah partikel penyusun intinya akan
menyebabkan gaya kuat yang mengikat inti semakin kuat (Beiser, 1987)
Yukawa pada tahun 1935 pertama kali mengusulkan adanya beberapa zarah
berat yang dalam perkembangannya disebut 𝜋 meson atau pion, yang sebenarnya
dipertukarkan diantara dua nukleon dalam nucleus yang menyebabkan adanya energy
ikat pada jangkauan yang sangat pendek. Interaksi dua nukleon tersebut melalui
medan potensial inti akan menghasilkan gaya inti yang mana gaya di antara nukleon-
nukleon tersebut dihasilkan oleh pertukaran meson (Dinamika Pertukaran Partikel
Pada Interaksi, 2012). Pada mulanya Yukawa mengasumsikan bahwa hanya meson
yang bermuatanlah yang dipertukarkan diantara nukleon. Keberadaan 𝜋 0 , 𝜋 − , 𝜋 +
diakui kebenarannya. Secara normal meson 𝜋 0 terkandung secara virtual dalam satu
dari kedua proton. Massa objek ini adalah 𝑀𝑝 , massa proton. Anggalah bahwa dari
waktu ke waktu proton tersebut mengalami disosiasi dalam sebuah meson 𝜋 0 nyata
(real) dan sebuah proton. Massa dari objek ini menjadi 𝑀𝑝 + 𝑚𝜋 . Sesuai dengan
prinsip ketidakpastian Heisenberg maka jangka waktu disosiasi diperkenankan jika
tidak memakan waktu lebih besar dari t :
𝑡 ≈ ℏ/∆𝐸 (2.1)
Bertolak dari gambar 3.2 diperoleh
∆𝐸 = (𝑀𝑝 + 𝑚𝜋 )𝑐 2 − 𝑀𝑝 𝑐 2 (2.2)
∆𝐸 = 𝑚𝜋 𝑐 2
Jarak terjauh yang dapat ditempuh meson dalam selang waktu tersebut adalah
:
𝑟𝑚𝑎𝑥 ≈ 𝑐𝑡 (2.3)
Dengan c adalah kecepatan cahaya. Dengan demikian :
10
ℏ
𝑟𝑚𝑎𝑥 ≈ 𝑚 (2.4)
𝜋𝑐
11
disebut Pion. Pion merupakan singkatan dari phi meson. Pion ini terdiri atas tiga jenis
yaitu positif, negatif dan netral.
Gambaran tentang zarah pion dan proton serta interaksinya disajikan dengan
diagram Feynman pada Gambar 3 sebagai berikut.
12
Gambar 4. Diagram Feynman Pion, Neutron, Proton dan interaksinya
13
Gambar 6. Diagram Feynman pion, neutron dan interaksinya
Mula-mula ada sebuah proton , lalu sebuah proton ditambah dengan sebuah
pion negative, dan kemudian terbentuk sebuah neutron lagi. Pada Gambar 7 Diagram
Feynman yang menggambarkan tarian yang terus-menerus mengubah sebuah neutron
menjadi sebuah proton dan kembali menjadi sebuah neutron.
14
Gambar 8. Pertukaran pion diantara neutron dan proton
Terdapat lebih banyak lagi interaksi gaya kuat. Meskipun pion-pion adalah
zarah-zarah yang paling sering dipertukarkan dalam Gaya Nuklir (gaya kuat), meson-
meson lain seperti pion dan zarah itu juga dipertukarkan. Tidak ada “Gaya Kuat”, yang
ada hanyalah berbagai pertkaran zarah maya diantara nukleon-nukleon. (Wiyatmo,
2014)
C. Kesetabilan Inti
Kestabilan inti biasnaya menyangkut reaksi spontan inti (peluruhan). Nuklida
dikatakan stabil jika intinya tidak dapat meluruh secara spontan. Definisi kestabilan suatu
nuklida sering dibatasi pada jenis peluruhan yang tidak bisa dialami tersebut. Misalnya 238
92U tidak bisa mengalami peluruhan β, maka dikatakan nuklida 238
92U mempunyai
kestabilan β. Nuklida 238
92U tidak mempunyai kestabilan α karena dapat meluruh
mengemisikan partikel α menjadi 234 90U.
Keadaan energi pengikat ini total (Ep) dan Ep rata-rata pernukleon inti yang
seluruh dan inti yang terjadi pada suatu peluruhan, dapat digambarkan dalam bentuk
diagram. (Kajian Kestabilan Inti dengan Pendekatan Energi Pengikat Inti, 1997)
15
D. Energi Ikat
Energi ikat sebuah inti adalah energi yang diperlukan untuk memecahkan
sebuah inti menjadi proton dan neutron. Jika Mp adalah massa proton, Mn adalah massa
neutron dan M adalah massa inti, maka terdapat selisih massa Δ antara jumlah nucleon
penyusun inti dan massa inti:
Unsur : azX
ΔM = ZMp + (A-Z)Mn + M
ΔM = ZMp + NMn + M
Dalam hal ini tidak ada massa yang hilang melainkan berubah menjadi energi,
sesuai kesetaraan massa energi dari Einstein:
E = mc2
Dalam hal ini, ΔM berubah menjadi energi dilepaskan ketika Z proton dan N
neutron diikat menjadi satu inti. Energi inilah yang dinamakan energi ikat inti (B):
B = (ZMp + NMn + M)c2
1. Energi Ikat Per Nukleon
Energi ikat per nukleon adalah energi ikat inti dibagi dengan jumlah
nukelonnya. Semakin besar energi ikat pernukleonnya maka inti akan semakin
stabil. Inti 56 26Fe yaitu isotop besi mempunyai energi ikat pernukleon sebesar 8,8
MeV/nukleon adalah inti yang paling stabil. Pembelahan inti berat yang disebut
fissi nuklir melibatkan ratusan juta kali energi per atom lebih besar dibandingkan
pembakaran batu bara atau minyak. Fraksi ikat inti f yaitu energi ikat rata-rata per
nucleon (Bave)
𝐵
F = Bave = 𝐴
2. Jari-jari Inti
Besar jari-jari inti dapat dilakukan pendekatan melalui eksperimen hamburan
zarah α. Lebih tepat lagi jika ditentukan dengan hamburan neutron berenergi
tinggi. Jari- jari inti didefinisikan sebagai jarak dari pusat inti samapi dimana gaya
inti menjadi sangat penting dan dominan. Jari-jari inti sebagai fungsi nomor massa
A adalah
R = r0A1/3
Dengaan r0 = 1,4 x 10-5m. Eksperimen hamburan elektron bertenaga tinggi
(10 GeV) memberikan hasl mengenai distribusi muatan inti yang dinyatakan
sama dengan persamaan diatas dengan r0 = 1,1 x 10-5m. Volume inti dapat
dinyatakan dengan:
4 3 4
𝜋𝑅 = 𝜋𝑟03 𝐴
3 3
4
Volume ini dapat diinterpretasikan sebagai volume tiap nucleon (3 𝜋𝑟03 )
17
Inti-inti stabil yang terdapat di alam memiliki suatu keteraturan yang menarik.
Jika N diplot lawan Z dalam suatu grafik, hampir semua inti stabil berada pada
garis “kestabilan”.
Pada nilai N dan Z yang kecil, inti stabil berada pada garis N=Z. sebagai contoh
16
8O memiliki Z= 8 dan N = 8. Inti-inti ringan cenderung memiliki proton dan
neutron yang sama utuk menjaga kestabilan. Untuk inti-inti berat, garis kestabilan
1208
membelok kearah N yang lebih besar. Contohnya adalah 82 Pb memiliki Z =
82 dan N = 126. Inti berat cenderung memiliki neutron lebih banyak daripada
proton. Kelebihan neutron dapat dipandang sebagai kompensasi karena adanya
gaya tolak Coulumb akibat penambahan proton. Neutron ditarik oleh inti
disekitarnya melalui gaya inti demikian pula pada proton. Andaikan proton tak
bermuatan listrik, muatan proton dan neutron dalam inti akan seimbang atau
hampir sama. Hal demikian padat difahami dengan mengingat prinsip eksklusi
Paulli yaitu dua nucleon yang sama tidak boleh menempati keadaan kuantum yang
sama. Pada proton, prinsip demikian mengakibatkan dua proton dapat berada
dalam suatu keadaan kuantum jika keduanya mempunyai spin inti berlawanan.
Hal ini berlaku pula pada neutron.
Jika tidak ada pengaruh interaksi Coulumb, jarak antar keadaan utnuk neutron
dan utnuk proton kira-kira sama karena keduanya pada dasarnya ekuivalen dalam
hal interaksi nuklir. Akibat adanya interaksi Coulumb, jarak antar tingkat energi
untuk proton makin lebar untuk tingkat yang lebih tinggi, sedangkan utnuk
neutron jarak antar tingkat tetap sama
18
Gambar 11 Neutron dan Proton
19
Btot (A,Z) = (ZMp + NMn – M(A,Z)C2)
Energi ikat rerata per nukleon :
Btot (A,Z)
Bave (A,Z) = (Wiyatmo, 2014)
𝐴
Atau
𝑀0 = 𝑚𝐻 𝑍 + 𝑚𝑛 (𝐴 − 𝑍) (2.5)
dimana energi ikat elektron dan proton diabaikan untuk membentuk atom hidrogen.
tanda negatif berarti A meningkatkan massa lebih banyak diubah energi inti agar
dalam lipatan energi ikat total. nilai dari 𝑎1 konstan akan dievaluasi nanti.
3. Tegangan Permukaan
20
𝑀1 istilah koreksi telah over-estimasi, karena nukleon dekat permukaan yang
tidak tegas terikat di dalam volume. ini memperkenalkan permukaan-ketegangan
mempengaruhi. Tegangan permukaan sebagai istilah koreksi sebanding dengan luas
permukaan dan positif
𝑀2 = +𝑎2 𝐴2/3 (2.7)
dimana 𝑎2 adalah konstan dengan determinan.
4. Repulsion Coulomb
Proton-proton di dalam ini saling tolak-menolak sehingga memprkecil gaya
ikat atau memperbesar massa inti.
(𝑎3 )𝑍 2
𝑀3 = 1 (2.8)
𝐴3
dimana 𝑎3 = 3𝑒 2 /5𝑟0 adalah konstan dan bernilai dari 0.0006U sampai 0.0008U
tergantung pada nilai dari 𝑟0 .
5. Pasangan Nukleon
Istilah ini tergantung pada jumlah relatif dari proton dan neutron. survei
menunjukkan bahwa inti yang stabil cenderung membentuk diri pada neutron-proton
pasangan; inti akan paling stabil dan, karenanya, lebih terikat jika A=2Z. setiap
penyimpangan dari A=2Z harus mengurangi energi ikat. dengan demikian, istilah
massa-koreksi positif untuk jumlah nukleon tidak berpasangan diterapkan dalam
bentuk berikut
𝐴 2
𝑎4 ( −𝑍)
2
𝑀4 = (2.9)
𝐴
6. Efek Ganjil-Genap
Faktor penting lain yang mempengaruhi energi ikat inti dan, karenanya,
massanya, adalah kalau jumlah proton dan neutron yang ganjil atau genap. Inti yang
paling stabil adalah inti ganjil-ganjil. Ini menghasilkan penambahan istilah lain 𝛿(A,
Z) untuk rumus massa. istilah ini diberikan oleh
21
Pembenaran teoritis untuk jangka koreksi 𝛿(A,Z) adalah sebagai berikut.
spin dari masing-masing nucleon adalah 1/2 dan karena itu, spin dapat menunjukkan
baik atas atau bawah. ini berarti setiap keadaan proton atau neutron adalah dua kali
lipat merosot dan memberikan perubahan mendadak dalam energi ikat setiap kali
proton atau neutron yang ditambahkan. tetapi dalam semua hal massa lainnya telah
diasumsikan bahwa M(A,Z) bervariasi lancar seperti N atau perubahan Z. ini
menunjukkan perlunya istilah koreksi 𝛿(A,Z). meskipun pertimbangan teoritis
memberikan nilai 𝛿(A, Z) bentuk
𝛿(A, Z)=𝛼/𝐴 (2.10b)
Dimana 𝛼 adalah konstan, eksperimen terbaik memberikan
𝛿(A, Z)=𝑎5 𝐴−3/4 (2.11)
Jika kita menentukan kondisi (a) pada Persamaan. 2.12 isobar stabil diberikan
oleh
22
𝐴
𝜕𝑀 𝑍 ( )−𝑍
2
= 0 = (𝑚𝐻 − 𝑚𝑛 ) + 2𝑎3 1 − 2𝑎4 (2.13)
𝜕𝑍 𝐴
𝐴3
𝐴
𝑍= 2𝑎 (2.14)
2+( 𝑎 3 )𝐴2/3
4
sesuai dengan kondisi (b) ini harus mewakili kurva stabilitas nuklir diberikan
2𝑎3
dalam Gambar 3.8 nilai terbaik dari yang sesuai kurva diberikan oleh
𝑎4
2𝑎3
= 0.014989 (2.15)
𝑎4
sekarang kita dapat menggunakan kondisi (iii) untuk menemukan semua konstanta
lainnya. pertama-tama, kita menggunakan massa eksperimen ditentukan dari
keseimbangan -A yang stabil isotop dan menemukan(unit massa atomik dalam karbon
12 skala)
𝑎1 = 0.0169123𝑈, 𝑎2 = 0.019114𝑈
𝑎3 = 0.0007626𝑈, 𝑎4 = 0.10175𝑈
bahkan nomor massa A sekarang dapat digunakan untuk menentukan nilai f(A). paling
cocok memberikan
𝑓(𝐴) = 0.036𝐴−3/4
dengan demikian ekspresi lengkap untuk M(A,Z) dalam persamaan 2.15 menjadi
(dalam 𝑐 12 scale)
2
𝑀(𝐴, 𝑍) = 1.008665𝐴 − 0.000839𝑍 − 0.0169123𝐴 + 0.019114𝐴3 +
𝐴
𝑍2 [( )−𝑍]2
2
0.0007626 𝐴1/3 + 0.10175 + 𝜕(𝐴, 𝑍) (2.16)
𝐴
23
3
−0.036𝐴−4 𝑓𝑜𝑟 𝑒𝑣𝑒𝑛 − 𝐴, 𝑒𝑣𝑒𝑛 − 𝑍
𝜕(𝐴, 𝑍) = { 0 𝑓𝑜𝑟 𝑜𝑑𝑑 − 𝐴 } (2.17)
3
−
+0.036𝐴 4 𝑓𝑜𝑟 𝑒𝑣𝑒𝑛 − 𝐴, 𝑜𝑑𝑑 − 𝑍
Menguji keakuratan persamaan 3.41 itu lebih nyaman untuk mengungkapkannya dalam
bentuk energi ikat per nukleon sehingga setiap perselisihan kecil tidak dapat ditutupi
oleh dua istilah pertama, mana yang paling dominan. sehingga menata ulang persamaan
3.41 dan menggunakan konversi 1U=9311.441Mev, kita bisa
𝐴 2
𝐵𝐸 17.804 [( )−𝑍] 𝜕(𝐴,𝑍)
2
= 15.753 − ( )-(94.77) −( ) (2.18)
𝐴 𝐴 4/3 𝐴 𝐴
3
Dimana 𝛿(𝐴, 𝑍) = ±33,6 𝐴−4 atau 0. Untuk isotop dengan 𝐴 ≥ 15 persamaan (3.39)
sesuai dengan nilai yang ditemukan pada percobaan. Pengesetan berbeda dari nilai
konstanta dibutuhkan untuk menyelesaikan data A < 15. Akhir-akhir ini, banyak
improvenments telah di rumus ini sehingga untuk menutupi seluruh jajaran nomor
massa dengan menggunakan satu set konstanta. ini mengakibatkan penambahan
konstanta baru dan reaarrangement dari pemberian rumus dasar persamaan. 3.41
ekspresi standar untuk kelebihan massa, ∆𝑀𝑠𝑡𝑎𝑛 (𝐴, 𝑍), 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑀𝑒𝑣/𝑐 2 adalah
Dimana I=N-Z
Perbaikan terbaru lainnya telah dibuat oleh P.A. Seeger yang telah mengambil
inti pertimbangan efek deformasi nuklir dan struktur shell. ini hasil dalam pengurangan
dari suku Sjk (N’, Z’) istilah dari rumus standar untuk kelebihan massal diberikan dalam
Persamaan. 3.44 massa yang benar berlebihan, oleh karena itu, diberikan oleh
Dimana
24
𝑆𝑗𝑘 (𝑁 ′ , 𝑍 ′ ) adalah fungsi dari N dan Z seperti yang diberikan oleh Seeger dan
ditampilkan Gambar. 9 (Wiyatmo, 2014)
Gambar 12Kelebihan energi ikat Sjk(N’,Z’) karena struktur inti sel dan
deformasi seperti yang diberikan seeger yang diplot versus N dan Z. setiap
strip dari model adalah konstan A. Garis dari konstan N tegak lurus terhad
konstan Z nya. Bagian garis dari kstabilan
25
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hubungan Gaya Nuklir dan Energi Ikat dengan Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-
Hari
Gaya nuklir adalah gaya yang terjadi pada atom dalam ukuran subatomik. Dari
empat gaya fundental tersebut, gaya nuklir kuat adalah gaya yang paling kuat. Gaya nuklir
ini adalah gaya yang membuat proton dan neutron suatu atom stabil dan tidak tercecer
sejak awal waktu pembentukan inti atom. Untuk memecahkan proton tersebut, maka
diperlukan gaya yang sangat kuat. Contohnya seperti akselerator partikel, yang
membutuhkan energi yang sangat besar untuk menabrakkan dua proton agar pecah, dan
itu artinya harus mempercepat gerak partikel tersebut Karena pada kecepatan cahaya
tersebut, proton tak akan bisa menahan gaya nuklir kuat yang dimilikinya sehingga
memberikan hujan partikel subatomik yang sangat beragam. Konsep seragam dilakukan
dalam PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir), dengan menggunakan gaya nuklir kuat
untuk menggerakan turbin raksasa. Gaya nuklir kuat ini sangat kuat, sehingga ketika
sebuah gaya nuklir ini hancur, ia akan melepaskan energi yang paling besar yang bisa
dicapai dan melepas neutron, itulah yang disebut dengan bom nuklir (Konsep dan Aplikasi
IPTEK Nuklir di Sekolah Menengah Atas, 2012).
Ketika bom nuklir selesai meledak, ia akan melepas sejumlah radiasi. Radiasi itu
diakibatkan oleh sebuah gaya nuklir juga, namun disebut gaya nuklir lemah. Gaya nuklir
lemah sangat lemat sehingga dalam meluruhkan sebuah radiasi radioaktif membutuhkan
waktu hingga bahkan ratusan ribu tahun agar radiasi itu hilang. Kedua gaya nuklir itu
26
adalah gaya yang memberikan manusia kemungkinan untuk memanipulasi senjata paling
bahaya, bom hidrogen dan bom antimateri.
Dibidang pertanian, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) telah menghasilkan
sejumlah varietas unggul yang baru dengan cara mutase oleh imbas radiasi, seperti varietas
padi untuk dataran rendah dan dataran tinggi, kedelai, dan kacang hijau
(Ramadhanimulvia, 2010).
Materi yang pertama kali muncul pada saat itu berbeda dengan materi antarbintang yang
membentuk matahari dan bumi serta planet-planet. Sebab materi yang menyusun bintang-
bintang dalam galaksi terutama terdiri dari molekul, atom, nukleus, dan elektron. Sedangkan
kilatan yang ditemukan Wilson dan Penzias pada tahun 1964 sebagai radiasi gelombang
mikro yang mengisi seluruh jagad raya, membuktikan alam semesta lahir dalam ledakan
yang mengerikan dalam suhu yang tiada tara tingginya. Pada suhu 1032 derajat tak hanya
molekul dan atom saja yang tidak tahan; nukleus dan proton serta neutron yang
membentuknya pun terurai menjadi zarah-zarah materi yang tidak dikenal di alam kita yang
telah dingin ini.
27
نوعسومل انإو ديأب اهانينب ءامسلاو
Artinya : “Dan sama’ (ruang-waktu) itu Kami bangun dengan kekuatan dan
sesungguhnya Kami-lah yang meluaskannya.“
Suhu alam saat itu sangat tinggi, diperkirakan dalam waktu seperjuta trilyun-trilyun-
trilyiun sekon setelah penciptaan suhu alam berkisar sepuluh juta trilyun-trilyun derajat.
Pendinginan yang sangat cepat akibat inflasi, menyebabkan materialisasi energi secara
berangsur bersamaan dengan terciptanya alam-alam lain, selain alam semesta
ini. Kemunculan energi berada pada fase pertama dan materi nyata pada fase yang
kedua sesuai dengan Q.S. Fushshilat ayat 9,
نيملاعلا بر كلذ
Artinya : “ Katakanlah patutkah kalian kufur kepada yang telah menciptakan ardh
(ruang-materi) dalam dua yaum (fase) dan kalian mempersekutukan-Nya; padahal Dia
Tuhan semesta alam.”
Untuk kata yaum di sini tidak ditafsirkan sebagai hari, karena pada saat itu bumi
belum terbentuk, maka definisi hari yang berasal dari perputaran rotasi bumi selama 24
jam tentunya tidak dapat digunakan, maka yaum dipahami sebagai jangka waktu;
periode atau fase. Kelahiran materi dalam ruang alam memunculkan spin partikel sub
nuklir, elektron, photon hingga ditetapkan sebagai gaya gravitasi, nuklir kuat, nuklir
lemah dan elektromagnetis. Keempat gaya tersebut juga telah dijelaskan dalam Al-
Quran Q.S. Fushshilat ayat 10
28
Yang perlu dipahami rawasiy dalam ayat ini umumnya ditafsirkan sebagai
gunung-gunung di bumi, yang notabene pada saat penciptaan alam semesta
tentunya belumlah ada. Maka pengertian yang dapat kita ambil adalah tambatan.
Seperti tambatan kapal, sesuatu yang sangat kokoh dan sangat sukar digoyangkan.
Apakah yang terdapat dalam materi yang masih berbentuk partikel sub nuklir yang
bersifat kokoh dan sukar digoyang?
Seorang Fisikawan akan menjawab spin atau gerak pusaran pada materi,
itulah yang memiliki sifat tersebut, sebab gerak berputar pada partikel sub nuklir
pada materi pada umumnya menimbulkan momentum putar yang lestari.
Sedangkan untuk aqwat dapat dipahami sebagai catu muatan –muatan yang
merupakan sumber kekuatan atau gaya (gaya gravitasi, gaya nuklir kuat, gaya
nuklir lemah, dan gaya elektomagnetis) dalam empat yaum ( tahapan).
Gaya-gaya tersebut berperan besar dalam pembentukan jagad raya yang kita
kenal sekarang ini,
2. Gaya nuklir kuat membentuk nukleon (zarah proton dan neutron) dalam semua
inti atom.
3. Gaya nuklir lemah, berperan dalam gejala peluruhan radioaktivitas beta pada
inti atom tertentu.
4. Gaya gravitas bekerja dalam semua partikel benda yang memiliki masa
termasuk energy.
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, dapat diambil kesimmpulan bahwa:
1. Hideki Yukawa asal jepang adalah orang yang menemukan teori meson
gaya nuklir sedangkan Weizscaker adalah orang merumuskn massa semi
empiris suatu atom.
2. Dari analsis deuteron, kita dapat menduga sifat gaya antar nucleon atau gaya
nuklir (atau nuklir kuat, strong nuclear force). Karena gaya tersebut harus
bisa mengimbangi gaya tolak elektrostatis.
3. Energi ikat per nukleon adalah energi ikat inti dibagi dengan jumlah
nukelonnya. Semakin besar energi ikat pernukleonnya maka inti akan
56
semakin stabil. Inti 26Fe yaitu isotop besi mempunyai energi ikat
pernukleon sebesar 8,8 MeV/nukleon adalah inti yang paling stabil.
4. Konsep seragam dilakukan dalam PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir), dengan menggunakan gaya nuklir kuat untuk menggerakan turbin
raksasa. Gaya nuklir kuat ini sangat kuat, sehingga ketika sebuah gaya
nuklir ini hancur, ia akan melepaskan energi yang paling besar yang bisa
dicapai dan melepas neutron, itulah yang disebut dengan bom nuklir.
5. Sebelum terjadinya peristiwa itu tidak ada energi, tidak ada materi, tidak ada
ruang dan waktu. Hingga energi materi beserta ruang dan waktu keluar
dari suatu kekuatan yang sangat dahsyat yang berasal suatu titik
singularitas dengan temperatur dan kerapatan yang sangat tinggi. Maka
sesuai dengan Q.S : Al-Anbiyaa’ ayat 30, dan masih ada beberapa ayat yang
berkaitan dengan ini.
B. Implikasi
Hasil pembahasan pada makalah ini bisa digunakan untuk mahasiswa,
guru maupun calon guru. Memahami materi serta aplikasinya dalam kehidupan
32
sehari-hari. Sehingga, dengan dipahaminya materi ini dapat menunjang proses
belajar mengajar. Selain itu, kaitan materi dengan ayat Al-Qur’an dapat
mempermudah pembentukan karakter pada mahasiswa ataupun siswa karena
materi yang dibahas telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
33
DAFTAR PUSTAKA
Dinamika Pertukaran Partikel Pada Interaksi. Sari, R. Yosi Aprian, et al. 2012.
1, Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, April 30, 2012, Indonesian Journal of
Applied Physics, Vol. 2, pp. 15-23. ISSN 2089 – 0133.
Edi Santosa, ign, M.Si. 2018. Modul 6 Fisika Inti dan Radioaktivitas. Jakarta :
Kementrian riest, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi, 2018.
Konsep dan Aplikasi IPTEK Nuklir di Sekolah Menengah Atas. Mariati. 2012.
2012, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Optimasi Parameter Potensial Nuklir Bagi Reaksi Fuisi Antar Inti-Inti Berat.
Variani, Viska Inda, Ningsih, Vivin Fitria and Zamrun F, Muhammad. 2017.
2017, Journal Aplikasi Fisika, Vol. 3. 2.
Wendri. 2016. Diktat Fisika Inti. s.l. : Jurusan Fisika, Faktultas Matematika dan
Ilmu Pengeahuan Alam, 2016.
34
Wiyatmo, Yusman. 2014. Fisika Nuklir dalam Telaah Semi-klasik & Kuantum.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014.
Yusman Wiyatmo, M.Si. 2006. Fisika Nuklir dalam telaah semi-klasik dan
kuantum. Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR, 2006. 979-2458-61-1.
35