Anda di halaman 1dari 5

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendengarkan laporan dari Kepala BNPB, Gubernur

Sumatera Barat, dan Gubernur Jambi dalam ratas (rapat terbatas) kabinet diperluas, di Gedung
Utama Sekretariat Negara Lantai 3, Kamis (15/10) sore. Usai rapat, Kepala BNPB Syamsul Maarif
menjelaskan bahwa tanggap darurat itu utamanya adalah bertugas untuk penyelamatan korban.
"Tidak ada satupun orang yang meninggal pasca gempa, artinya kita mampu menyelamatkan
masyarakat yang tadinya hidup tetap hidup," jelas Syamsul.

"Untuk masalah makanan dan lauk pauk telah didistribusikan. Berkaitan dengan kebutuhan dasar
terhadap hunian memang masih ada masalah karena masih ada sekitar 90 ribu kepala keluarga yang
masih memerlukan tenda. Tetapi dua pertiga dari kebutuhan itu dalam minggu ini akan dapat kami
penuhi. Sisanya Bapak Gubernur telah mempunyai inisiatif untuk memberikan alat pertukangan
pada masyarakat agar mereka mampu melakukan shelter-shelter sambil menunggu rumahnya
diperbaiki," lanjutnya.

Syamsul juga melaporkan kepada Presiden SBY bahwa kebutuhan dasar berupa suplai air minum,
listrik, dan juga telekomunikasi telah berjalan normal. "Untuk air minum telah terpenuhi kurang
lebih 85 persen. Ini lebih cepat dari yang diperkirakan. Padang Pariaman listrik telah menyala 100
persen kembali seperti sebelum bencana," jelas Syamsul.

Ada sekitar 3.100 sekolah lokal yang dibangun dengan dana yang telah disediakan Gubernur.
Diharapkan pada hari Sabtu nanti selesai untuk sekolah sementara. "Kalau kita lihat dalam
pemenuhan kebutuhan dasar ini, tampaknya yang masih ada kendala adalah persoalan hunian dan
kesulitan dalam pembagian makanan. Setelah mendapatkan laporan dari Gubernur, Presiden
melihat segala sesuatunya telah all-set, maka akan dinyatakan bahwa tanggap darurat selesai.
Sampai sekarang itu belum bisa diperkirakan sampai kapan. Tapi kalau dilihat kita bisa memenuhi
kebutuhan tadi, maka tidak akan terlalu lama agar rehabilitasi dan rekonstruksi dapat segera kita
mulai tanpa menghentikan tanggap darurat," ujar Syamsul.

Oleh karena itu dalam petunjuknya Presiden SBY memerintahkan Menko Kesra, Menko
Perekonomian dan BNPB untuk menyampaikan saran kepada Presiden tanggal 19 Oktober tentang
seperti apa kira-kira pelaksanaan dari rehabilitasi dan rekonstruksi itu. "Menyangkut apakah
tanggap darurat betul-betul telah selesai sebagaimana dalam kriteria UU No. 24 Tahun 2007,
maupun organisasinya seperti apa. Presiden memberi petunjuk agar mempertimbangkan
kemungkinan menggunakan pola Yogyakarta khususnya untuk perumahan. Ini akan kami sarankan
pada tanggal 19 nanti," kata Syamsul.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi menjelaskan terdapat beberapa data yang
harus diluruskan. "Sampai hari ke-14 kita sudah putuskan bahwa jumlah korban meninggal dunia
sebanyak 1.117 orang dengan catatan yang telah teridentifikasi sejumlah 907 orang dan tidak
teridentifikasi sebanyak 210 orang. Beras bantuan dari pemerintah saja sudah tersalurkan 6.000
ton. Dalam waktu dekat kita akan salurkan lagi 5.000 ton. Stok tersisa masih ada sekitar 14 ribu
ton. Dengan demikian stok yang ada ini bisa menghidupi masyarakat Sumbar 4 bulan lamanya.
Sedangkan dana uang lauj pauk sudah dicairkan BNPB untuk 20 hari sebesar 5000 rupiah perorang
perhari untuk yang rumahnya rusak berat," terang Gamawan.

"Sampai sekarang ini sudah 44 milyar lebih dana yang sudah dicairkan untuk uang lauk pauk. Kita
juga sudah membentuk tim verifikasi dengan memakai 700 orang mahasiswa teknik untuk menguji
akurasi data bangunan yang rusak selama 15 hari. Ada satu catatan yang disampaikan Presiden dan
sangat penting yaitu penentuan batas tanggap darurat akan diputuskan tapi kami tidak akan
memutuskan sampai persiapan untuk pembangunan kembali benar-benar matang," tandas
Gamawan. (osa)
Berita dari www.presidenri.go.id

Kamis, 15 Oktober 2009, 17:30:10 WIB


Ratas Bahas Penanganan Pasca Gempa Sumbar

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Kamis (15/10) sore memimpin ratas (rapat
terbatas) kabinet yang diperluas, di Gedung Utama Sekretariat Negara. Tujuan ratas untuk
mendengarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Gubernur Sumatera Barat dan
Gubernur Jambi atas kegiatan tanggap darurat yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan.

"Saya tau Saudara telah menjalankan berbagai upaya untuk memulihkan keadaan. Tiap hari saya
memantau, termasuk menerima laporan, yang terakhir dua hari yang lalu dari Gubernur Sumatera
Barat. Saya gembira, telah ada kemajuan yang signifikan dari upaya tanggap darurat dan pemulihan
keadaan yang saudara lakukan," kata SBY.

Tentu saja tugas tersebut belum selesai. Andaikata tanggap darurat bisa diakhiri, maka tugas
berikutnya adalah kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. "Setelah semuanya kita laksanakan, maka
Sumatera Barat dan Jambi yang terkena bencana, keadaannya bukan hanya pulih dari bencana tapi
lebih siap menghadapi andaikata bencana serupa. Siap dalam arti, gedungnya lebih tahan gempa,
kesiapan mental dari warganya lebih baik, repson terhadap bencana pada jam-jam awal juga lebih
baik. Dengan demikian keadaannya bukan hanya pulih tapi lebih baik," SBY menerangkan.

Diakhir sidang, Presiden SBY memberikan petunjuk kepada BNPB, serta Gubernur Sumbar dan
Gubernur Jambi mengenai langkah-langkah berikutnya. "Melihat besaran dari bencana ini, skala
kerusakan yang terjadi, korban jiwa baik yang meninggal, sakit ataupun luka, saya berkeyakinan
kedua pemerintah daerah dengan didukung pemerintah pusat, akan bisa melaksanakan kegiatan
tanggap darurat dan nanti akan berlanjut pada kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi," jelasnya.

"Namun sebelum kita putuskan, saya ingin mendapatkan laporan yang riil dan obyektif tentang apa
yang telah dicapai dalam proses tanggap darurat, agar peralihan dari tanggap darurat ke
rehabilitasi dan rekonstruksi nanti menjadi tepat. Maka baik masterplan, kerangka waktu, alokasi
sumberdaya APBN, APBD, bantuan masyarakat luas, bantuan organisasi terkait baik negara maupun
swasta, maupun bantuan luar negeri dapat digunakan dengan baik, transparan, akuntable, dan
mencapai sasaran," ujar SBY. "Semua itu harus kita wujudkan nanti dalam kegiatan rehabilitasi dan
reskonstruksi setelah tanggap darurat kita nyatakan selesai," tambahnya.

Hadir dalam Sidang Kabinet Terbatas antara lain Menko Polhukkam Widodo A.S., Plt. Menko
Perekonomian Sri Mulyani, Menko Kesra Aburizal, Menlu Hassan Wirajuda, Gubernur Sumatera Barat
Gamawan Fauzi, Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin, dan Kepala BMKG Sri Woro Budiati. (osa)

Berita dari www.presidenri.go.id

Korban Meninggal Akibat Gempa Menjadi 1.115 Orang


Rabu, 14/10/2009 08:09:48

Pusdalops BNPB melaporkan korban meninggal akibat gempabumi di Sumatera Barat hingga hari
Rabu, 14 Oktober 2009 berjumlah 1.115 orang. Korban meninggal terbanyak terdapat di Kabupaten
Padang Pariaman yaitu 675 orang. Kemudian, 313 orang di Kota Padang, 80 orang di Kabupaten
Agam, 32 di Kota Pariaman, 9 di Kab. Pesisir Selatan, 3 di Kota Solok dan 3 di Kab. Pasaman Barat.
Data tersebut diperoleh dari Satkorlak PB Prov. Sumbar tanggal 13 Oktober 2009 pukul 18.00 WIB.
Sedangkan korban yang dilaporkan hilang hanya tercatat 1 orang di Kota Padang. Secara umum
aktivitas berjalan lancar di semua wilayah, dan kegiatan evakuasi sudah dihentikan.

BNPB telah memberikan bantuan uang lauk pauk tahap kedua sejumlah Rp. 22 milyar dan bantuan
santunan duka cita sebesar Rp. 1,5 milyar dan diterima langsung oleh Gubernur Sumatera Barat.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) melakukan kunjungan ke Padang dan
diterima oleh Gubernur. Dalam kunjungannya, Menakertrans memberikan bantuan berupa 20 unit
mobil training lengkap dengan peralatannya beserta instruktur kejuruan bangunan dan listrik
sebanyak 60 orang, 2 mobil kesehatan beserta tenaga dokter dan medis, 40 paket pelatihan, 5
genset, 10 ton beras dan dana sebesar Rp. 300 juta.

Pelayanan kesehatan dan obat-obatan untuk korban gempa telah mencukupi. Rumah sakit lapangan
milik Singapura sudah tidak berfungsi karena seluruh pasien telah ditempatkan kembali di RSUD
Kota Pariaman. Tenaga medis dari Sumatera Barat (3.524 orang) mampu mengatasi pasien apabila
tenaga medis dari lokasi lainnya ditarik. Saat ini tidak terdapat penyakit yang berpotensi
menimbulkan wabah, kasus korban baru akibat gempa tidak ada. 98% puskesmas sudah beroperasi.

Kemarin (13/10) telah didistribusikan bantuan sebanyak 12 sortie menggunakan helikopter ke Kab.
Padang Pariaman. Bantuan tersebut berupa tenda pleton, tikar, terpal, beras, pakaian, alat gali,
permakanan dan bantuan sosial lainnya.

Persediaan beras di setiap wilayah sudah mencukupi. Distribusi bantuan sudah mencapai setiap
lokasi (nagari). Hanya 13 korong di 3 kecamatan yang memerlukan tambahan bantuan (S. Salak, S.
Geringging dan Sicincin).

Sumber : Posko Terpadu Gempa Sumbar dan Pusdalops BNPB

Penanganan bencana gempabumi Sumbar


Selasa, 13/10/2009 08:49:29

Hingga hari ini, Selasa (13/10) korban meninggal akibat gempa bumi di Sumatera Barat sebanyak
809 orang. Korban hilang tercatat 241 orang, sebagian besar akibat tanah longsor di Kabupaten
Padang Pariaman sebanyak 237 orang.

Kerusakan rumah 265.067 unit, dimana 135.333 unit diantaranya rusak berat. Sedangkan sekolah
yang rusak 4.494 dimana 2.073 unit rusak berat, dan fasilitas kesehatan yang rusak 105 unit.

Sarana dan prasarana vital berupa listrik, telekomunikasi, pasar, perbankan, fungsi layanan
kesehatan di daerah yang mengalami dampak bencana paling parah seperti Kota Padang, Kota
Pariaman, Kabupaten Pariaman dan Agam sudah kembali normal.

Pendidikan telah berjalan mulai hari Senin 12 Oktober 2009. Kegiatan belajar mengajar dilakukan
tenda-tenda darurat pada sekolah-sekolah yang mengalami rusak berat.

Sementara itu, stock obat-obatan, MP ASI, permakanan dan tenaga dokter mencukupi. Saat ini
tersedia 55 Ton MP Asi dimana 20 Ton telah tersedia di Padang, selebihnya masih dalam perjalanan
menuju Padang. Persediaan logistik berupa beras mencukupi. Saat ini cadangan beras Bulog di
Sumatera Barat 14.000 ton yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
selama 4 bulan.

Kemarin, selain dilakukan operasi bantuan rutin oleh Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota ke
lokasi-lokasi bencana, BNPB dan Kementerian Lembaga Terkait secara terpisah memberikan
bantuan kepada masyarakat di daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan menggunakan jalur darat
dan jalur udara. Prioritas pemberian bantuan di Kabupaten Pariaman dan Kabupaten Agam.

Distribusi bantuan dari Jakarta ke Padang tetap berjalan melalui Halim Perdana Kusuma dengan
menggunakan 2 Hercules TNI dan 1 Hercules dari Australia dan Amerika. Sedangkan dari Kolinlamil
Tanjung Priuk dengan menggunakan kapal TNI AL KRI Teluk Parigi, KRI Suharso, KRI Cirebon, KRI
Makasar, KRI Sibolga, dan KM Sinabung dari PELNI.

Lembaga-lembaga Internasional di bawah koordinasi BNPB dan UNOCHA telah melakukan berbagai
kegiatan bantuan kemanusiaan dengan pendekatan sektoral, yaitu membentuk sektor-sektor yang di
koordinasikan oleh Kepala Sektor.

Kegiatan yang telah dilakukan antara lain :


· Pembersihan puing reruntuhan bangunan
· Penyaluran bantuan beras yang sampai saat ini telah terkirim 400 Ton dari World Food Programme
· Penyaluran shelter dan bantuan bukan makanan, alat kebersihan, alat rekonstruksi, program
penyuluhan dan hunian sementara dari bambu dan kayu bagi mereka yang belum dapat membangun
kembali rumahnya, diprioritaskan di Padang Pariaman, Padang, Agam dan Pasaman
· Pendistribusian tenda-tenda sekolah, perlengkapan pendidikan dasar, kegiatan pendukung
psikososial, peninjauan kerusakan struktur dalam bidang pendidikan dengan prioritas Kota Padang,
Agam, Padang Pariaman, Pesisisr Selatan, dan Pasaman Barat.

Sumber : Posko Terpadu Sumbar

Distribusi Logistik Menjangkau Wilayah Gempa Sumbar


Minggu, 11/10/2009 10:03:05

Pendistribusian logistik hampir mencapai seluruh wilayah bencana. Dari Posko Terpadu Rumah
Gubernur Sumbar, hari Jum'at (9/10) telah didistribusikan 30 truk bantuan logistik, dan 23 truk
diantaranya didistribuskan ke Kab. Agam dan Kab. Padang Pariaman.

Bantuan melalui udara telah tiba sejumlah 11 sortie, 8 sortie di bandara internasional Minangkabau
(BIM) dan 3 sortie di Tabing.

Selanjutnya bantuan didistribusikan ke Kab. Pasaman Barat dan Kab. Agam menggunakan helikopter
sejumlah 22 sortie (TNI 11 sortie, Polri 6 sortie, Asing 5 sortie).WFP telah mendistribusikan 800 ton
beras, biskuit untuk balita sebanyak 15 ton, shelter dan selimut. Disamping itu juga memberikan
ground-handling berupa 1 forklift di BIM dan mendukung/menyediakan tenaga di Hanggar BIM dan
Tabing.

Tenaga tagana Dep. Sosial sebanyak 150 orang telah tiba di Kota Padang dari Jakarta dan langsung
bertugas ke Kab. Pdg. Pariaman dan Kab. Agam. Total bantuan tenaga Tagana di Prov. Sumatera
Barat sebanyak 870 orang yang dimanfaatkan untuk mengawal distribusi bantuan, serta
pelatihan/pendampingan perbaikan dan pembuatan shelter/hunian sementara yang berbasis pada
penggunaan material setempat.

Di sektor kesehatan, tidak ditemukan kasus penyakit (luka-luka) baru maupun peningkatan pasien
akibat gempa di rumah sakit dan puskesmas (yang ada hanya kasus penyakit-penyakit lama).

Ketersediaan dokter spesialis, logistik, farmasi (obat-obatan), dan MP ASI mencukupi. Stok MP ASI
telah tersedia di masing-masing dinas kabupaten/kota. Namun, kekurangan tenaga perawat akan
diatasi dengan pengiriman tenaga dari Jawa Tengah pada hari Minggu, 11 Oktober 2009.

Vaksinasi TT telah disediakan oleh petugas, imunisasi massal terhadap kelompok rentan terutama
balita, serta pelaksanaan fogging telah dilakukan.Seluruh puskesmas telah berfungsi, sedangkan RS
Djamil perlu dibangun ulang.50% bantuan tenaga dokter telah ditarik kembali karena pasien akibat
gempa banyak berkurang.

Sementara itu, data korban meninggal berdasarkan laporan Satkorlak PB Prov. Sumbar hingga hari
Sabtu (10/10) pukul 20.00 WIB tercatat, korban meninggal akibat gempa bumi di Sumatera Barat
bertambah dua orang di Kota Padang, sehingga total korban meninggal menjadi 807 orang, dengan
rincian 314 orang di Kota Padang, 37 di Kota Pariaman, 3 orang di Kota Solok, 359 di Kab Padang
Pariaman, 80 orang di di Kab Agam, 2 orang di Kab. Solok, 3 orang di Kab.Pasaman Barat dan 9
orang di Pesisir Selatan.

Korban yang dilaporkan hilang sebanyak 241 orang, dengan rincian 237 orang di Kab. Padang
Pariaman dan 4 orang di Kota Padang. Meskipun masih banyak korban yang belum ditemukan,
namun sebagian besar Tim SAR internasional telah kembali ke negaranya masing-masing, kecuali
Perancis dan Malaysia, namun beralihfungsi ke Humanitarian. Selanjutnya, upaya evakuasi masih
terus dilakukan oleh Tim BASARNAS dan relawan.
Sumber : Posko Terpadu Gempabumi Sumbar

Cara Memberikan Bantuan Bagi Korban Gempa Bumi Sumbar dan Sekitarnya
Untuk memberikan kesempatan bagi donatur Government to Government dari luar negeri yang
ingin menyumbangkan bantuan finansial bagi para korban gempa bumi di Sumatera Barat dan
sekitarnya, Pemerintah RI telah membuka empat rekening di Bank Indonesia (BI) dalam bentuk
Rupiah (IDR), Dollar AS (USD), Euro (EUR) dan Yen (JPY).

Keempat rekening dimaksud adalah:

1. Rekening nomor 519.000124 - a.n. Menteri Keuangan untuk Penerimaan Bantuan Bencana Alam
Sumatera dalam Valuta Rupiah
2. Rekening nomor 609.022411 - a.n. Menteri Keuangan untuk Penerimaan bantuan Bencana Alam
Sumatera dalam Valuta USD
3. Rekening nomor 609.000991 - a.n. Menteri Keuangan untuk Penerimaan Bantuan Bencana Alam
Sumatera dalam Valuta EUR
4. Rekening nomor 609.007111 - a.n. Menteri Keuangan untuk Penerimaan Bantuan Bencana Alam
Sumatera dalam Valuta JPY

Bagi donasi dalam mata uang selain Rupiah (IDR), Dollar AS (USD), Euro (EUR) dan Yen (JPY) dapat
disalurkan melalui rekening nomor 519.000124 - a.n. Menteri Keuangan untuk Penerimaan Bantuan
Bencana Alam Sumatera dalam Valuta Rupiah. (Referensi Brafaks Dirjen IDP Deplu nomor BB-
04695/Deplu/X/09 tanggal 5 Oktober 2009, sesuai dengan rapat Interdep yang dihadiri oleh wakil-
wakil dari Depkeu, Bappenas, Sekneg, Deplu dan Bank Indonesia)

Sementara untuk sumbangan pribadi sukarela dari Staf Perwakilan RI, Masyarakat Indonesia di
luar negeri, dan friends of Indonesia yang dimaksudkan untuk meringankan beban para korban
dapat disalurkan ke rekening "dana bencana Sumatera Barat", dengan nomor rekening 0178872040,
BNI Cabang Dukuh Bawah (Referensi kawat Sekjen Departemen Luar Negeri RI nomor PL-
02551/100809 tgl 8 Oktober 2009)

Anda mungkin juga menyukai