Disusun Oleh :
Kelompok 1 (A3)
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2018
ABSTRAK
Bahan cair diaduk untuk mencapai beberapa maksud, diantaranya (Mc Cabe, 1985) :
a. Mensuspensikan partikel padatan.
b. Menggabungkan bahan cair yang dapat saling bercampur.
Dimensi dari vessel yang berisi cairan dan pengaturan impeller, baffles dan
faktor internal lain mempengaruhi jumlah energi yang digunakan untuk meraih
kebutuhan jumlah agitasi atau kualitas pengadukan.
1. Vessel
Sebuah bagian bawah piring membutuhkan daya yang lebih kecil daripada
yang datar. Ketika satu impeller digunakan, tingkat cairan yang sama dengan
diameter optimal, dengan impeller yang terletak di pusat untuk sistem semua-cair.
Pertimbangan ekonomi dan manufaktur, bagaimanapun, sering mendikte rasio yang
lebih tinggi dari kedalaman ke diameter.
Gambar 2.1 Desain tangki dasar
Tangki Dasar yang diaduk, bukan untuk skala, menunjukkan impeller radial
yang lebih rendah dan impeller aksial atas yang ditempatkan dalam draf pipa. Empat
baffle yang sama rata adalah standar. H = tinggi tingkat cair, D, = diameter tangki, d
= diameter impeller. Untuk impeller radial, 0,3 5d / D, 50,6.
2. Baffles
Kecuali pada bilangan Reynolds yang sangat tinggi, baffle diperlukan untuk
mencegah vortexing dan rotasi massa cair secara keseluruhan. Lebar baffle satu per
dua belas diameter tangki, w = Dt / 12; panjang memanjang dari satu setengah
diameter impeller, d / 2, dari garis singgung di bagian bawah ke tingkat cairan, tetapi
kadang-kadang dihentikan tepat di atas tingkat mata impeller paling atas. Ketika ada
padatan atau ketika jaket pemindah panas digunakan, baffle diimbangi dari dinding
dengan jarak yang sama dengan seperenam lebar baffle. Empat baffle radial dengan
jarak yang sama adalah standar; enam hanya sedikit lebih efektif, dan tiga lumayan
kurang begitu. Ketika poros mixer terletak di luar pusat (seperempat hingga satu
setengah radius tangki), pola aliran yang dihasilkan memiliki lebih sedikit pusaran,
dan baffle mungkin tidak diperlukan, terutama pada viskositas rendah.
Ada dua macam jenis daun pengaduk (impeler) berdasarkan jenis aliran yaitu
impeler aliran aksial dan impeler aliran radial. Impeler aliran aksial yaitu
membangkitkan arus yang sejajar dengan sumbu impeler. Sedangkan, impeler aliran
radial yaitu membangkitan arus yang arahnya radial atau tangensial.
1. Dayung (paddle)
Daun pengaduk jenis dayung adalah model yang paling sederhana, biasanya
terdiri dari satu dayung datar yang berputar pada poros vertikal dengan kecepatan
rendah sampai sedang. Perputaran dayung mendorong zat cair secara radial dan
tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal (aksial) kecuali bila dayungnya
dipasang agak miring.
Prinsip Kerja :
Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kecepatan rendah
diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa
digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung
biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari
panjangnya.
Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran
radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung
jangkar atau pagar, biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini digunakan pada
cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk
meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini
adalah pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses
pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.
2. Propeler
Propeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair
dengan viskositas rendah. Jenis propeler yang paling banyak dipakai adalah propeler
kapal (marine propeler) berdaun tiga dan berjarak-bagi bujur sangkar, sedang
propeler berdaun empat, bergigi atau dengan rancangan lain
Gambar 2.4 Pengaduk jenis baling-baling: Colloid Mill, Homogenizer, dan Mixing
Jet
Prinsip Kerja :
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750
rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah
3. Turbin
Kebanyakan turbin menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan
daunnya yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi. Daun-daunnya ada
yang lurus, melengkung, dipasang secara vertikal atau bersudut, biasanya berdiameter
lebih kecil dibanding dayung, berkisar antara 30-50% dari diameter bejana. Turbin
biasanya efektif untuk jangkauan viskositas yang cukup luas. Arus utama bersifat
radial dan tangensial yang akan menimbulkan efek vorteks dan arus putar, yang bisa
dicegah dengan memasang sekat atau difuser.
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan
dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya
antara 30 - 50% dari diameter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam
daun pengaduk.
Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga
berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah
pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi
gelembung gas.
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, beberapa aliran
aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan
terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah
dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat
daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial
menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya
dan sangat berguna dalam suspensi padatan (W. Henry dkk, 2016).
Gambar 2.6 (a) Pola aliran aksial, vessel dengan baffles (b) pola aliran radial, vessel
dengan baffles (c) pola aliran tangensial, vessel tanpa baffles
Gambar 2.7 Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda, (a)
Impeller, (b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon
…………………………………………………………….(2.1)
2. Bilangan Frounde
Bilangan Frounde adalah ukuran rasio tegangan inersia terhadap gaya
gravitasi per satuan luas yang bekerja pada fluida. Itu muncul dalam situasi dinamis
di mana ada gerakan gelombang yang signifikan pada permukaan cair. Penting dalam
desain kapal. Tidak penting ketika baffle tidak digunakan atau Re <300.
……………………………………………………………….(2.2)
3. Bilangan Daya
…………………………………………………………(2.3)
Dimana :
= bilangan daya Da = diameter vessel
P = daya yang dibutuhkan (kg.m)
gc = gaya gravitasi (m/s2)
= densitas fluida (kg/m3)
= viskositas fluida (kg/m.s)
Gambar 2.8 Hubungan Dimensi dari Pengadukan
Gambar Garis A B
Gambar 2.11 Bilangan daya vs bilangan Reynolds pada impeller jenis three blade
propeller
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini,yaitu:
1. Air Secukupnya
2. Tinta Secukupnya
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data pengamatan Percobaan Mixing dan Agitation.
Jumlah Waktu Waktu Putaran
V Skal Putara Pengadukan/Agitatio Pencampuran/Mixi per Waktu
(L a n (n) n (s) ng (s) Pengaduka
) n
(rps)
1 14 15,34 12,15 0,913
2 14 10,69 10,01 1,310
4 3 14 06,13 04,18 2,284
4 14 04,57 02,27 3,063
5 14 04,06 02,00 3,448
1 14 13,46 14,05 1,040
2 14 09,92 10,06 1,411
4,5 3 14 07,11 06,63 1,969
4 14 05,36 03,77 2,612
5 14 04,47 03,21 3,132
1 14 15,16 20,63 0,923
2 14 08,42 10,03 1,663
5 3 14 08,02 06,35 1,746
4 14 05,61 03,65 2,496
5 14 04,82 03,40 2,905
1 14 13,64 18,25 1,026
2 14 09,94 13,74 1,408
5,5 3 14 06,67 04,35 2,099
4 14 05,48 04,20 2,555
5 14 03,55 03,46 3,944
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan nilai Nre, NF, P dan m.
Bilangan Bilangan
Bilangan Reynold Daya
V Skala Frounde Koreksi
(NRe) (P)
(NFr) (NP)
1 53.361,68 0,0184 2,03 0,73
2 76.573,26 0,0378 1,65 1,74
1 3 133.534,78 0,1151 1,44 8,05
4 179.117,76 0,2070 1,36 18,37
5 201.617,78 0,2623 1,33 25,59
1 60.814,87 0,0239 1,99 1,05
2 82.516,95 0,0439 1,77 2,33
2 3 115.129,14 0,0855 1,54 5,53
4 152.717,94 0,1505 1,46 12,25
5 183.124,87 0,2164 1,41 20,40
1 53.995,26 0,0188 2,03 0,75
2 97.217,12 0,0610 1,78 3,85
3 3 102.065,86 0,0672 1,70 4,26
4 145.912,33 0,1374 1,54 11,23
5 169.827,42 0,1861 1,43 16,51
1 60.012,33 0,0232 2,00 1,01
2 82.350,92 0,0438 1,83 2,41
4 3 122.723,86 0,0972 1,65 7,17
4 149.373,75 0,1440 1,53 11,99
5 230.582,58 0,3431 1,24 35,63
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa skala dari alat
mixing jenis turbine sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan oleh tinta untuk
larut secara sempurna didalam wadah air. Pada dasarnya, pengadukan (agitation)
adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan reduksi gerakan pada
bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat seperti bejana. Gerakan hasil reduksi
tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari operasi pengadukan
adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau lebih komponen yang teraduk.
Pada praktikum ini terlihat ahwa waktu penvampuran dipengaruhi oleh skala
pada alat pengaduk, ukuran pengaduk, dan volum air yang digunakan. Semakin tinggi
skala maka waktu yang diperlukan untuk menghomogenisasikan campuran semakin
sedikit. semakin cepat proses pengaduk maka waktu yang digunakan akan lebih
sedikit untuk membuat campuran, dan semakin banyak air yang digunakan maka tinta
akan semakin lambat menjadi homogen dengan air.
Pada pencobaan ini untuk menentukan waktu pencampuran adalah dengan
meneteskan zat warna tinta biru tersebut untuk menyebar merata, itulah yang disebut
pencampuran pada percobaan ini.Pencampuran adalah operasi yang tujuannya untuk
mengurangi ketidaksamaan komponen, suhu dan sifat lainya. Yang terdalam suatu
bahan campuran dan dapat terjadi karena adanya gerakan dari bahan tersebut agar
bahan dapat bergerak. Diperlukan suatu pengaduk yang merupakan gerakan yang
terinduksi menurut cara-cara tertentu.
Jenis pengaduk yang digunakan adalah turbine yang merupakan impeler
aliran aksial serta radial berkecepatan tinggi untuk zat cair dengan viskositas rendah.
Impeller membuat sudut kurang dari 90 dengan bidang rotasi sehingga pola aliran
yang dihasilkan menuju dasar tangki (Shah. Mihir, 2013).
Stopwatch juga digunakan dalam percobaan ini, gunanya untuk melihat waktu
putaran 13 kali putaran tiap percobaan yang dilakukan. bahan yang digunakan pada
percobaan ini air dan tinta spidol.
Dari hasil percobaan diperoleh masing-masing run dengan putaran 14 kali
dengan skala 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan volume yang berbeda-beda diperoleh waktu
pencampuran dan waktu pengadukan yang berbeda-beda pula. Pada percobaan untuk
volume air 4 liter didapat gambar sebagai berikut :
4.00
putaran per waktu pengadukan
3.50
3.00
2.50
2.00
(rps)
1.50
1.00 y = -0.228x + 3.5995
0.50 R² = 0.9513
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14
Dari gambar pada hasil run I dengan volume air 4 liter dapat dilihat bahwa
semakin tinggi rps maka akan meningkatkan waktu pencampuran. Waktu pengadukan
dipengaruhi oleh kecepatan pengadukan, dalam hal ini adalah besarnya skala yang
diatur. Ketika kecepatan pengadukan ditingkatkan maka akan meningkatkan waktu
pencampuran. Pada proses pengadukan, kecepatan pengadukan pada umumnya akan
mempercepat homogenitas campuran. Bentuk pola aliran yang terbentuk adalah aliran
aksial kombinasi radial dikarenakan menggunakan jenis pengaduk turbine dengan
empat bilah (McCabe, 1999).
3.50
putaran per waktu pengadukan (rps)
3.00
2.50
2.00
1.50
y = -0.1807x + 3.3963
1.00
R² = 0.9232
0.50
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu Pencampuran (s)
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Waktu Pencampuran dengan rps pada run II
Pada run II dengan volume air 4,5 liter memiliki gradien yang sama dimana
semakin tinggi rps dalam hal ini adalah skala maka akan meningkatkan waktu
pencampuran, namun pada run II mengalami penurunan waktu pengadukan dari
sebelumnya ini berkaitan dengan volume yang semakin meningkat. Pola aliran yang
terbentuk adalah aksial namun luas area aksialnya mengalami perluasan.
Gambar 4.4 Pola aliran aksial pada run II
Pola aliran yang terbentuk masih aksial dan radial namun jumlah arus eddy
makin sedikit dan makin melebar. Semakin besar volume akan menurunkan eddy
diffusion . Pencampuran karena adanya gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk
dan tercampakkan di dalam medan aliran yang dikenal sebagai eddies, sehingga
mekanisme pencampuran ini disebut eddy diffusion (W. Henry dkk, 2016).
Berikut adalah gambar dari data run III pada volume air 5 liter.
3.50
putaran per waktu pengadukan (rps)
3.00
2.50
2.00
1.50
0.00
0 5 10 15 20 25
Waktu Pencampuran (s)
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Waktu Pencampuran dengan rps pada run III
Dari gambar dapat dilihat bahwa semakin tinggi rps yaitu skala dengan pengadukan
maka akan meningkatkan waktu pencampuran. Hal ini berarti bahwa skala
berbanding lurus dengan rps dan waktu pencampurannya (McCabe, 1999).
Pola aliran yang terbentuk adalah seperti pada gambar berikut.
4.50
putaran per waktu pengadukan (rps)
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
y = -0.1392x + 3.4316
0.50 R² = 0.685
0.00
0 5 10 15 20
Waktu Pencampuran (s)
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Waktu Pencampuran dengan rps pada Run IV
Dalam gambar dapat dilihat bahwa waktu pencampuran berbanding lurus
dengan rps dalam hal ini adalah skala dalam waktu pengadukan. Ini membuat
hubungan gradien positif. Hal ini sesuai dengan teori akan skala berbanding lurus
dengan rps dan waktu pencampuran (McCabe, 1991). Namun waktu pencampurannya
semakin lama dibandingkan pada run sebelumnya, ini dikarenakan volume yang
bertambah. Untuk meningkatkan waktu pencampuran maka harus ditambah skala
yaitu 7-8 agar waktu pencampuran semakin cepat. Volume yang besar dapat
menambah viskositas sehingga untuk meningkatkan turbulensi dibutuhkan daya yang
besar (Shah. Mihir, 2013).
Pola aliran yang terbentuk pada run IV ditunjukkan pada gambar berikut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Semakin tinggi skala yang diatur maka nilai rps akan meningkatkan dan
waktu pengadukan sehingga waktu pencampuran semakin cepat.
2. Semakin banyak volume maka akan memperkecil arus eddy dan memperlebar
arus aksial sehingga pencampuran semakin lama.
3. Semakin besar bilangan Reynolds maka akan meningkatkan turbulansi (aliran
turbulen) dan semakin cepat pula waktu pengadukan.
4. Semakin cepat waktu pengadukan maka akan meningkatkan daya
pengadukan.
5. Semakin tinggi skala, semakin banyak rpm yang didapatkan.
6. Aliran yang dihasilkan pada pencampuran dan pengadukan adalah aliran
turbulen dikarenakan keseluruhan run dan skala memiliki bilangan Reynolds
lebih dari 3.100.
5.2 Saran
1 Pada praktikum disarankan untuk menetapkan volume tinta yang di teteskan
kedalam fluida karena sangat mempengaruhi waktu kecepatan tinta
berpercampur sempurna dengan fluida dan hasil dari NRe ( Bilangan Renold)
fluida tersebut.
2 Sebaiknya teliti dalam melihat pola aliran yang terbentuk pada saat mixing
dilakukan.
3 sebelum memulai praktikum sebaiknya melakukan kalibrasi pada alat agar
sistem kerja alat nya lebih efisien dan mendapat hasil yang optimal.
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
= = 53.361,68
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,4.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,0183
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,0932
Maka nilai NP koreksi :
NPkoreksi = NP NFrm
= 1,4 0,0183753 -0,0932 = 2,031
b. Skala 2
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 1,310 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
= = 76.573,26
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,20.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,0378
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,0971
c. Skala 3
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 2,284 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
= = 133.534,78
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,15.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0.1151
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1031
d. Skala 4
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 3,063 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
=
= = 179.117,76
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,15.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,2070
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1063
e. Skala 5
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 3,448 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
Maka bilangan Reynolds :
= = 201.617,78
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,15.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,2623
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1076
= = 60.814,87
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,4.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,0239
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,0946
b. Skala 2
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 1,411 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
Maka bilangan Reynolds :
= = 82.516,95
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,3.
NFr =
= 0,0439
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
c. Skala 3
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 1,969 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
= = 115.129,14
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,2.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
=
= 0,0855
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1015
d. Skala 4
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 2,612 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
= = 152.717,94
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,2.
NFr =
= 0,1505
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1046
e. Skala 5
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 3,132 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
Maka bilangan Reynolds :
= = 183.124,87
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,2.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,2164
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1066
= = 53.995,26
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,4.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,0188
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,0933
b. Skala 2
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 1,663 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
= = 97.217,12
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,35.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,0610
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = (McCabe :251, 1999)
m = = -0,0997
c. Skala 3
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 1,746 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
Maka bilangan Reynolds :
= = 102.065,86
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,3.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
=
= 0,0672
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1002
d. Skala 4
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 2,496 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
= = 145.912,33
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,25.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,1374
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1041
e. Skala 5
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 2,905 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
= = 169.827,42
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,2.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,1861
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1058
= = 60.012,33
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,4.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,0232
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,0945
b. Skala 2
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 1,408 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
= = 82.350,92
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,35.
NFr =
= 0,0438
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,0979
c. Skala 3
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 2,099 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
= = 122.723,86
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,3.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,0972
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1022
d. Skala 4
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 2,555 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
= = 149.373,75
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,25 Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung
bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,1440
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1044
e. Skala 5
Diketahui : Da = 0,2162 m
= 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 )
N = 3,944 rps
= 0,796 kg/m.s (pada suhu 30 )
= = 230.582,58
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but
blade at 45 memakai kurva 3 maka dengan NP yang didapat (berdasarkan grafik 3.4-
4 Geankoplis : 145, 1993) adalah 1,10.
Nilai NP dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
NFr =
= 0,3431
Dari tabel 9.1 (McCabe : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk
jenis pengaduk turbine four-blades but blade at 45 yaitu a = 1,0 dan b = 40,0
m = = -0,1091
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN
Jawaban:
1. Berikut ini merupakan gambar dari pola aliran setiap run, yaitu:
a. Pada Volume 4 L
4.00
putaran per waktu pengadukan (rps)
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00 y = -0.228x + 3.5995
0.50 R² = 0.9513
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14
Waktu Pencampuran (s)
3.50
putaran per waktu pengadukan (rps)
3.00
2.50
2.00
1.50
y = -0.1807x + 3.3963
1.00
R² = 0.9232
0.50
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu Pencampuran (s)
2.50
2.00
1.50
0.00
0 5 10 15 20 25
Waktu Pencampuran (s)
Gambar 3. Grafik Hubungan Waktu Pencampuran dengan rps pada run III
4.50
putaran per waktu pengadukan (rps)
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
y = -0.1392x + 3.4316
0.50 R² = 0.685
0.00
0 5 10 15 20
Waktu Pencampuran (s)
Buku Petunjuk Praktikum Proses Teknik Kimia. 2018. Agitasi dan Pencampuran
Jurusan Teknik Kimia. Universitas Malikussaleh.
Dodi dan Irwansyah. 2015. mixing http://pengalamanputih.blogspot.co.id. Diakses
pada tanggal 12 Desember 2018, pukul 18.03 WIB.
Husni Lubis, Ahmad. 2012. Pencampuran Bahan Kimia (MIXING
PROCES),http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-bahan-
kimia mixing-process.html, Diakses tanggal 12 Desember 2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/Campuran.
McCabe L Waren, Smith C Julian, dan Herriot Peter. 1985. Operasi Teknik Kimia
Edisi Keempat Jilid 1. Erlangga: Jakarta
McCabe L Waren. 1991. Operasi Teknik Kimia Edisi Keempat Jilid 1. Penerbit
Erlangga.
Perry, Robert H, Don W. Green 1999. Perry Chemical Engineering Handbook’
America: Me-Grow-him companies.