DR.

ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 14

____________________________________________________________________

A.2. Persamaan Diferensial Linear Orde Dua & Orde

Tinggi.

A.2.1. Persamaan diferensial linear homogen orde

dua

Bentuk persamaan diferensial orde dua dan linear dinyatakan

sebagai :

y’’ + p(x).y’ + q(x).y = r(x)

Jika r(x) = 0 , maka:

y’’ + p(x) y’ + q(x).y = 0 disebut homogen
Jika r(x)  0, maka:
y’’ + p(x) y’ + q(x).y = r(x) : nonhomogen
p(x) dan q(x) : disebut koefisien persamaan.

Contoh:
i) Persamaan diferensial linear nonhomogen :
y’’ + 4y = e-x.sin x
ii) Persamaan diferensial linear homogen :
(1 – x2) y’’ - 2xy’ + 6y = 0
 2x  6
y'' -   y'  y  0
 (1 - x )  1 - x2
2

iii) Persamaan diferensial nonlinear :

y"  y' 2
 1

x (y’’y + y’2) + 2 y’.y = 0 dan

DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 15
____________________________________________________________________

Buktikan:
Persamaan y1 = ex dan y2 = e-x adalah solusi persamaan
diferensial linear homogen : y’’ - y = 0 untuk semua nilai x.
Untuk y1 = ex  y’ = ex
y’’ = ex maka y’’ - y = 0
ex – ex = 0
(terbukti)
Untuk y2 = e-x  y’ = - e-x
y’’ = e-x maka y’’ - y = 0
e-x – e-x = 0
(terbukti)

Misalnya : y1 dikalikan sembarang konstanta (–3)

y2 dikalikan sembarang konstanta (2/5)
Ambil: y = -3y1 + (2/5)y2 = -3 ex + (2/5) e-x
maka: y’ = {-3 ex - 2/5 e-x }  y’’ = {-3 ex + 2/5 e-x}
masukkan ke persamaan diferensial : y’’ - y = 0
(-3 ex + 2/5 e-x) – (-3 ex + 2/5 e-x) = 0 , terbukti.
Kesimpulan :
Untuk suatu persamaan diferensial linear homogen, maka
kombinasi linear dua solusi adalah suatu solusi dari
persamaan diferensial itu.

Persamaan diferensial linear nonhomogen

Selidikilah persamaan diferensial linear nonhomogen
y’’ + y = 1
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 16
____________________________________________________________________

memiliki solusi : y1 = (1 + cosx) dan y2 = (1 + sinx)

tetapi kombinasi y1 & y2 bukan solusi.
Penyelidikan:
Untuk y1 = (1 + cosx)  y’ = -sinx
y’’ = -cosx.
y’’ + y = -cosx + (1 + cosx) = 1
Untuk y2 = (1 + sinx)  y’ = cosx
y’’ = -sinx
y’’ + y = -sinx + (1 + sinx) = 1
Untuk kombinasi y = y1 + y2 = 2 + sinx + cosx
maka y’ = cosx – sinx
y’’ + y = (-sinx – cosx) +( 2 + sinx + cosx)
= 2 ( jadi bukan solusi)
Selidikilah :
Persamaan diferensial nonlinear : y’’y - xy’ = 0 memiliki solusi
y1 = x2 dan y2 = 1, tetapi kombinasinya bukan merupakan
solusi:
Penyelidikan:
Untuk y1 = x2  y’ = 2x
y’’ = 2   y’’ y - xy’ = 2x2 - x.2x = 0
Untuk y2 = 1  y’ = 0
y’’ = 0   y’’ y - xy’ = 0 – 0 = 0
Untuk kombinasi y1 dan y2:  y3 = (x2 + 1)  y’ = 2x
y’’ = 2 
 y’’.y - xy’ = 2(x2 + 1) - x(2x)
= 2x2 + 2 – x(2x)
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 17
____________________________________________________________________

= 2x2 + 2 – 2x2
= 2  bukan solusi, karena
seharusnya = 0.
Problema syarat terbatas : (initial condition = boundary
condition = syarat batas)
Persamaan diferensial homogen orde dua :
y’’ + p(x)y’ + q(x)y = 0
Solusi umumnya :
y = C1y1 + C2y2
dengan syarat batas : y(x0) = K0 & y’(x0) = K1 akan
diperoleh nilai C1 dan C2, sehingga diperoleh solusi khusus.

Contoh :
Selesaikan persamaan diferensial berikut:
y’’ - y = 0
dengan syarat batas : y(0) = 4, dan y’(0) = -2
Langkah I : Carilah solusi umum, yaitu:
y = C1 ex + C2 e-x
Langkah II: Gunakan syarat batas:
Karena: y(0) = 4, maka
dari y = C1 ex + C2 e-x, atau y(0) = C1 e0 + C2 e0
y(0) = C1 + C2 = 4
Karena y’(0) = -2, dan y’ = C1 ex - C2 e-x , maka
dari y’(0) = C1 e0 - C2 e0 = C1 - C2 = -2
atau C1 = 1 dan C2 = 3
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 18
____________________________________________________________________

Catatan : Dari solusi umum :

y = C1 y1 + C2 y2
maka y1 dan y2 disebut basis solusi.
misalnya :
a) Persamaan Diferensial y’’ - y = 0
solusi : y = C1 ex + C2 e-x
dengan basis solusi : ex dan e-x.
b) Persamaan Diferensial y’’ + y = 0
solusi umum : y = C1 cosx + C2 sinx
dengan basis solusi : cosx dan sinx

Bagaimana cara memperoleh basis solusi ?

Jawabnya :
Dengan metoda reduksi orde oleh Joseph Louis
LAGRANGE (1736–1813), orang Perancis, gelar profesor
matematika umur 19 tahun.
Caranya :
Ambil y2 = u.y1 , carilah derivatifnya !
y2’ = u’y1 + uy1’ dan
y2’’= (u’’ y1 + u’y1’) + (u’y1’ + uy1”)
atau y2”= u’’y1 + 2u’y1’ + uy1’’
Masukkan ke dalam persamaan diferensial orde 2 homogen:
y’’ + p(x).y’ + q(x).y = 0

atau dapat ditulis y’’ + p.y’ + q.y = 0

{u’’y1 + 2u’y1’ + uy1’’} + p{ u’ y1 + uy1’} + q{uy1} = 0
Kumpulkan dalam suku u’’, u’ dan u:
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 19
____________________________________________________________________

u”y1 + u’(2y1’ + py1) + u(y1’’ + py1’ + qy1) = 0

karena (y1’’ + py1’ + qy1) = 0
sehingga : u”y1 + u’(2y1’ + py1) = 0
kemudian bagilah dengan y1 !

 ' 
2 y 1  py  
u u   0
'' '

y 1  


 ' 
2y1  
atau u   p  u'  0
'' 

y1 




Misal : u’’ = U’ dan u’ = U,

 ' 
2y
 
maka : U '  1  p  U  0


y1





 '   ' 
U' 2y1  
dU / dx  2y 

atau =-  p  atau

 = -


1
 p 
U y1 





U  y

 1




 ' 
 2y
dU 

atau = - 
 1
 p  dx
U  y1


 

menjadi persamaan diferensial separabel terinduksi.

Dengan integrasi, dapat diperoleh nilai U:

ln U   2 ln y1   p.dx
atau:

1  p.dx
U 2
e 
y1

Disini U = u’ , maka u   U.dx

, dan ingat dari awal bahwa
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 20
____________________________________________________________________

solusinya :

y 2  u y1  y 2  y1  U . dx
Catatan : Bedakan u dan U !
Contoh :
Carilah basis solusi dari persamaan diferensial linear homogen
orde dua:
x2y” – xy’ + y = 0
Jawab : Buatlah menjadi bentuk y” – py’ + qy = 0
yaitu :
1 1
y ''  y'  2 y  0
x x

1
p
di sini : x atau integralkan :

  p dx  ln x

Ambil y1 = x adalah solusi, karena y1’ = 1

dan y1’’ = 0, berlaku 0 – x + x = 0
1 dx
p  dan   p dx     ln x
x x

1  p.dx
maka: dari U 2
e 
y1

1   pdx  U dx  ln x  u
U e
y12
Karena
 2 eln x 
1 1 y 2  u y1  ux  x  U dx
x x
y 2  x ln x
Jadi basis solusi persamaan diferensial tsb. :
y1 = x
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 21
____________________________________________________________________

y2 = x.lnx.

A.2.2. Persamaan diferensial homogen orde dua

dengan koefisien konstan

Bentuk persamaan diferensial orde dua dengan koefisien

konstan:
y’’ + ay’ + by = 0: a & b : konstan.
Catatan: persamaan diferensial ini banyak digunakan di
bidang vibrasi elektrik & mekanik.

Solusi persamaan diferensial tersebut: Ingat persamaan

diferensial linear orde 1 :
y’ + ky = 0
solusi : y = e-kx

Persamaan: y’’ + ay’ + by = 0 memiliki solusi y = ex

(metode coba-coba), masukkan ke persamaan diferensial
tersebut dengan mencari y’ dan y”.
y’ =  . ex dan y’’ =  2 . ex
diperoleh :  2 . ex + a( . ex) + b(ex) = 0
(2 +a + b) ex = 0, karena ex ≠ 0
atau 2 + a  + b = 0
: disebut persamaan karakteristik dari persamaan differensial.
Akar-akar persamaan tsb. :
1  
   a  a2  4b 

1 2
 
1  
   a  a2  4b 

2 2
 
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 22
____________________________________________________________________

x
y1  e 1
x
y 2  e 2 karena ada 2 nilai .
Jadi solusi persamaan diferensial tsb.:

Dari nilai 1 dan 2 , diperoleh kemungkinan :

keadaan I : akar real, jika (a2 – 4b)  0
keadaan II : akar sama, jika (a2 – 4b) = 0
keadaan III : akar komplek konjugat; jika: (a2 – 4b)  0.

Keadaan I : akar real, y1 = e1x dan y2 = e2x

Solusi umum : y = C1 e1x + C2 e2x.

Contoh soal:
Selesaikanlah persamaan diferensial : y’’ – y = 0
Jawab: persamaan karakteristik:
 2 –1 = 0
akar persamaan karakteristik: 1,2 =  1

jadi persamaan diferensial tersebut mempunyai solusi umum:

y = C1 e1x + C2 e2x

y = C1 ex + C2 e-x

Contoh soal: selesaikan persamaan diferensial :

y’’ + y’ –2y = 0, dengan syarat batas y(0) = 4 dan y’(0) = -5
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 23
____________________________________________________________________

Jawab: Persamaan karakteristik:  2 + –2 = 0

Akar-akarnya:
1
2

1 9  1
1  
2 
1
2

1 9  2 

Solusi umum : y = C1 e1x + C2 e2x

Solusi khusus: y’ = C1 ex - 2 C2 e-2x

y(0) = C1 + C2 = 4  2C1 + 2C2 = 8
y’(0) = C1 - 2C2 = -5
maka: C1 = 1 dan C2 = 3
Solusi khusus: y = ex + 3.e-2x
y

6
4
2

0,5 1,5

a
Keadaan II : Akar sama & real : 1 = 2 =  2 .

Solusi umum : y1 = e(-a/2)x dan y2 = u.y1.

Caranya: y2’ = u’y1 + u y1’
y2’’ = u’’y1 + 2u’ y1’ + uy1’’
masukkan ke persamaan diferensial: y’’ + ay’ + by = 0
(u’’y1 + 2u’ y1 ‘+ uy1’’) + a (u’y1 + uy1’) + buy1 =0
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 24
____________________________________________________________________

kelompokkan dalam bentuk fungsi u !

u’’y1 + u’ (2y1 ‘+ ay1) + u(y ’’ + ay1 ‘ + by1 ) = 0
atau u’’y1 + u’ (2y1 ‘ + ay1) = 0, karena y’’ + ay1’ + by1 = 0
koefisien u’ yaitu : 2y1’ + ay1 = 0, karena
a
 x
2y1 '   a.e 2   ay 1

Jadi tinggal u’’y1 = 0, atau u’’ = 0.

dengan 2 kali integrasi : u = C1 x + C2
maka:
y2 = u.y1 = ( C1 x + C2 ) y1 .
atau a
 x
e 2

y2 = ( C1 x + C2 )

Contoh :
Selesaikan persamaan diferensial berikut :
y’’ + 8y’ + 16y = 0
Jawab :
persamaan karakteristik: 2 + 8 + 16 = 0
 = -4
solusi umum (karena :  1 =  2 = -4 sama
– 4x
y = (C1 + C2 x). e
Contoh :
Selesaikan persamaan diferensial: y’’ – 4y’ + 4y = 0, dengan
y(0) = 3 dan y’(0) = 1.
Jawab : Pers. Karakteristik :  2 - 4 + 4 = 0
=2
Solusi umum :
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 25
____________________________________________________________________

y = (C1 + C2 x ).e2x
2x
Diferensiasi : y’ = C2. e + 2(C1 + C2.x).e2x
Syarat batas : y’(0) = C2 + 2 C1 = 1, dan y(0) = C1 = 3
Jadi C2 = -5.
Solusi khusus : y = (3 – 5x) e2x

A.2.3. Fungsi Exponensial Komplek

Persamaan differensial linear homogen

y” + ay’ + by = 0
Persamaan karakterisik :
 2 + a + b = 0

akar-akarnya : 1  - 1 a  1 a2 - 4b
2 2
Bilangan komplek

2  - 1 a - 1 a2 - 4b
2 2

Contoh :
Carilah solusi umum dari persamaan differensial berikut :
y” + y = 0
Jawab :
Persamaan karakteristik : 2 + 1 = 0

Akar persamaan karakteristik :  1,2 = + i, dengan i -1

Solusi umum : y = eix + e-ix

DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 26
____________________________________________________________________

Ingat eix = cos x + i sin x

e-ix = cos x - i sin x
atau
cos x = ½ (eix + e-ix)
sin x = ½i (eix - e-ix)
ez = es + it = es (cos t + i sin t)
 (it ) 2 (it ) 3 (it ) 4 (it )5 
e it  1  it      
 2i 3i 4i 5i 

t2 t4 t 3 t5
 1-  - ......  ......  i(t -  - ....  ..... )
2i 4i 3i 5i

= cos t + i sin t

Keadaan III. Akar Komplek

1  - 1 2 a  1
2 a 2 - 4b  - 1 2 a  1
2i 4b - a2

 - 1 2 a  i b - 1 4 a2

2  - 1 2 a - i b - 1 4 a2 .

Untuk   b- 4
1
a2

λ 2 = - 1 2 a + i ω dan 2  - 1 2 a - i

maka : e λ2x = e- 2 x  ix = e  2 x (cos ωx + I sin ωx )

a a

a
e 2 x = e - 2 a-ix = e - 2 x ( cos ωx - i sin ωx )
a

solusi umum:

y = c1. e
λ1 x
+ c2.e λ2x = y1 + y2
a
y1 = c1.e λ1x = c1.e - 2 x (cos x + i sin x)
a
y2 = c2.e λ2x = c1.e - 2 x (cos x - i sin x)
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 27
____________________________________________________________________

y = y1 + y2 = e-a/2 x (a cos x + b sin x)

Pekerjaan Rumah:
1) Hitung solusi persamaan diferensial
y” + 0,2 y‘ +4,01 y = 0 jika y (0) = 0 dan y’ (0) = 2

2) Hitung solusi persamaan diferensial: y” + 2 y = 0

3) hitung solusi persamaan differensial : y” + y’ = 0, jika y
(0) = 3 dan y(0) = -3

Ringkasan:
Keadaan Akar Basis Solusi umum
I 1  2 e1x, e2x Y = c1 e1x + c2 e2x
- a ax ax
II λ1 = λ2 =
2 e
-
2 , xe
-
2 Y = (c1 + c2x) e-a/2
a -
ax
λ1 = - + iω e 2 . cos x
2 ax
III a y=e
-
2 (A. cos ωx + B sin ωx)
ax
λ2 = - - iω -
2 e 2 . sin x

A.2.4. Operator Differensial

Notasi operator D Dy= y’

Contoh : D (x2) = 2x
D (sin x) = cos x
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 28
____________________________________________________________________

D2y = y”
D3y = y’”
Dst

Operator Differensial orde dua:

L = P (D) = D2 + aD + b
a, b : konstanta, atau
L [y] = (D2 + aD + b) y = y” + ay’ + by
L adalah operator linear

Jika  dan  adalah konstanta :

L [ y +  ] =  L [y] +  L [], atau
L [y] = P (D) [y] = 0

Contoh :
L [y] = (D2 + D - 6) y = y” + y’ - 6y = 0
Karena D[ex] = . ex dan D2 [ex] = 2.ex
maka P (D) [ex] = P() ex
jadi : P (D) [ex] = (2 + a + b) ex = P () ex = 0
derivatifkan kanan dan kiri :
P (D) [x.ex] = P’ ().ex + P ().x.ex
dp
dengan p' =
dλ
, dan P( λ) adalah polinominal λ

contoh : Faktorisasikan P (D) = D2 + D – 6 dan selesaikan P(D)

[y] = 0
jawab :
D2 + D – 6 = (D+3) (D-2) dan (D-2) y = y’ – 2y, maka :
DR. ANWAR BUDIANTO, DEA MATEMATIKA 2 29
____________________________________________________________________

(D+3) (D-2) y = (D+3)[y’-2y)

= D [y’ – 2y] + 3 (y’ – 2y)
= y” – 2y’ + 3y’ – 6y
= y” + y’ – 6y