Abstrak
Latar belakang: Penyakit infeksi virus Hepatitis B (HBV) merupakan masalah kesehatan
masyarakat secara global yang serius dengan perkiraan 2 miliar orang telah terinfeksi di
seluruh dunia dan sekitar 350 juta orang dengan infeksi HBV kronis. Tingkat pengetahuan,
sikap dan perilaku yang rendah penyebab utama tingginya angka infeksi virus Hepatitis B
melalui pola hidup yang buruk akibat dari penggunaan alkohol, jarum suntik dan
banyaknya pasangan berhubungan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang pencegahan Hepatitis B
dengan kejadian Hepatitis B pada calon tenaga kerja Indonesia asal Pulau Lombok, Nusa
Tenggara Barat.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah 330 calon tenaga kerja Indonesia asal
Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengisian
kuesioner dan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada klinik TKI yang telah
ditetapkan sebagai tempat penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-
square.
Hasil: Kejadian infeksi Hepatitis B pada calon tenaga kerja Indonesia mencapai 57,0%.
Pada tingkat pengetahuan infeksi virus Hepatitis B pada kategori baik sekitar 7,9%, cukup
baik 33,6% dan kurang 58,5%. Sikap dengan kategori baik sekitar 2,4%, cukup baik 34,8%
dam kurang 62,7%. Perilaku pada kategori baik 13,9%, cukup baik 33,6% dan kurang
52,4%.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang
pencegahan Hepatitis B dengan kejadian Hepatitis B pada calon tenaga kerja Indonesia
asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kata kunci
Tingkat pengetahuan, sikap, perilaku, calon tenaga kerja Indonesia, infeksi virus Hepatitis
B.
i
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara dengan Daerah yang mempunyai prevalensi
endemisitas tinggi pada Hepatitis B. Virus infeksi virus Hepatitis B tinggi juga
Hepatitis B ini telah menginfeksi sejumlah mempunyai angka kejadian karsinoma
2 miliar orang di dunia, dan sekitar 240 hepatoseluler tinggi. Virus Hepatitis B
juta mengidap Hepatitis B kronik dan menyebabkan 60-80% kanker hati di dunia
sebanyak 1,5 juta penduduk dunia dan merupakan satu dari tiga penyebab
meninggal setiap tahunnya karena utama kematian di Asia, Pasifik dan
Hepatitis B tersebut. Hasil Riset Kesehatan Afrika. Setiap tahun terdapat lebih kurang
Dasar1, 100 orang yang dilakukan uji 300.000 – 500.000 orang meninggal akibat
saring donor darah, didapatkan 10 karsinoma hepatoseluler3.
terinfeksi penyakit Hepatitis B atau C. Angka kejadian Hepatitis B di
Penyakit infeksi virus Hepatitis B Indonesia menurut Rikesdas tahun 2013
(HBV) merupakan masalah kesehatan menunjukkan peningkatan 2 kali lipat
masyarakat secara global yang serius dibandingkan data sebelumnya pada tahun
dengan perkiraan 2 miliar orang telah 2007 dan 2013. Data kasus Hepatitis B
terinfeksi di seluruh dunia dan sekitar 350 yang paling banyak disebabkan oleh Virus
juta orang dengan infeksi HBV kronis15. Hepatitis B sebanyak 21,8%1. Data Dinas
WHO memperkirakan bahwa 500.000 Kesehatan tahun 2007, angka tertinggi
untuk 12 juta kematian pertahun karena pada Hepatitis B khususnya di NTB
penyakit hati kronis terkait HBV, sirosis terdapat di Kabupaten atau Kota Lombok
hati dan karsinoma hepatoseluler primer Tengah yaitu sekitar 0,4% dengan kasus
yang terkait dengan infeksi HBV2. positif Hepatitis B yang telah mendapatkan
Menurut WHO prevalensi pengobatan terbanyak didapatkan di Kota
pengidap virus Hepatitis B dibagi menjadi Mataram yaitu sekitar 57,6% dan yang
tiga kelompok, yaitu prevalensi tinggi paling rendah di Kabupaten Lombok
(HBsAg positif 8-20%), prevalensi sedang Timur sebanyak 42,2%4.
(HBsAg positif 2-7%) dan prevalensi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan
ringan (HBsAg positif 0,2-1,5%). calon TKI (cTKI) merupakan warga
Prevalensi penyakit Hepatitis B di negara Indonesia dan sekelompok pekerja
Indonesia termasuk tinggi, dengan yang beresiko (vulnerable) terhadap
pengidap HBsAg berkisar antara 3-20%. kesehatan dan keselamatan dalam bekerja,
ii
sehingga TKI tersebut juga berhak Hasil data prevalensi pada penyakit
mendapatkan perlindungan kesehatan dan menular di NTB pada calon TKI tergolong
wajib dilindungi5, yang diatur dalam sangat tinggi. Tingkat pendidikan pada
undang-undang nomor 23 tahun 1992 cTKI masih tergolong sangat rendah
pasal 23 tentang kesehatan kerja juga sehingga akan berpengaruh terhadap angka
menekankan pentingnya kesehatan setiap kejadian pada Hepatitis B tersebut.
pekerja tanpa membahayakan diri sendiri Penelitian 2007 ditemukan sebesar 1,5%
dan masyarakat sekelilingnya dengan cara prevalensi penderita Hepatitis B6 .
pencegahan dan mengobati penyakit Penelitian Rishadi et.al (2012) mengenai
sehingga diperoleh produktifitas kerja tingkat pengetahuan dan sikap dengan
yang optimal. upaya pencegahan penyakit menular
Data pada setiap klinik cTKI seksual yaitu dengan jumlah total 167
khususnya di Kota Mataram menunjukkan responden dengan pengetahuan 50%
hasil yang berbeda setiap tahunnya. Pada pengetahuan rendah dan 49,1% dengan
Klinik Anugerah Ibu tahun 2013 terdapat pengetahuan tinggi. Penelitian lain
409 orang mengalami positif HbsAg dari menyatakan sekitar 130 orang (89,9%) di
12.954, tahun 2014 sebanyak 290 orang Jawa Barat memiliki pengetahuan yang
positif HbsAg dari 8.830 orang dan tahun rendah sedangkan di provinsi Riau sekitar
2015, 178 (3%) positif dari 5.934 orang 38 orang (50,0%) memiliki tingkat
yang diperiksakan. Pada Klinik Hepatika pengetahuan yang rendah serta tidak dapat
tahun 2015 terdapat 220 orang positif menjawab pertanyaan yang terdapat dalam
HbsAg dari 2.597 orang yang kuesioner7. Penelitian Kurnia (2012)
diperiksakan. Pada Klinik Mataram menyatakan bahwa tingkat pengetahuan,
Diagnostic Centre (MDC) positif HbsAg sikap dan perilaku seseorang yang rendah
sebanyak 225 orang pada tahun 2013- akan berpengaruh pada kurangnya
2015. perhatian terhadap pencegahan penyakit
Data Dinas Provinsi NTB tahun infeksi khususnya Hepatitis B terutama
2015 berupa deteksi dini Hepatitis B di dalam hal cara pemakaian alat pelindung
Kota Mataram ditemukan sebanyak 729 diri (APD) saat berhubungan seksual dan
populasi (5,21%) dan 38 orang dikatakan tindakan seseorang agar tidak terinfeksi
positif Hepatitis B sedangkan di Provinsi virus Hepatitis B. Pola pikir individu yang
total didapatkan sebanyak 755 populasi buruk, akan berdampak buruk pada
(34,32%) dan 23 dikatakan positif kurangnya pengetahuan, sikap dan
Hepatitis B. perilaku tentang bagaimana cara
2
pencegahan penyakit infeksi tersebut. 211 calon TKI yang didapatkan positif
Hasil ini didukung oleh data Profil sekitar 30 orang9 dan tahun 2016 sekitar
Kesehatan NTB 2012 yang dikutip dari 188 responden (57,0%) dari 330 calon TKI
Susenas 2003-2012 yang menunjukkan atau TKI mengalami positif Hepatitis B10.
tingkat pendidikan menurun khusunya
pada calon TKI yang berasal dari Pulau
METODE PENELITIAN
Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Penelitian ini menggunakan desain
Data Bappeda Provinsi NTB tahun korelatif analitik dengan pendekatan
2014, mengenai tingkat pendidikan tenaga metode cross sectional11. Penelitian ini
kerja didapatkan menurut jenis kelamin dilakukan di klinik Spesialis Anugrah Ibu,
terutama pada laki-laki dengan lulusan Klinik Nugraha dan klinik Laboratorium
SMTA sebanyak 15.565 orang dan paling Hepatika pada bulan Mei – Agustus 2016.
rendah pada tingkat D1 dan D2 sebanyak Pengambilan sampel penelitian
3.950 orang dan data perempuan paling menggunakan teknik purposive sampling11
tinggi didapatkan pada tingkat pendidikan dan memenuhi kriteria inklusi sehingga
SMTP sebanyak 6.469 orang dan paling didapatkan jumlah sampel penelitian
rendah tingkat D1 dan D2 sebanyak 3.610 sebanyak 330 orang. Kriteria inklusi pada
orang. Nusa Tenggara Barat khususnya penelitian ini yaitu orang yang akan
Kabupaten Lombok Timur termasuk bekerja di luar negeri sebagai calon TKI,
daerah endemis tinggi, sehingga calon TKI yang mengisi kertas informed
memungkinkan penyebab infeksi Hepatitis consent yang berisi identitas dan
B berkembang pesat disamping itu pula keterangan yang sudah dilampirkan pada
faktor resiko dari Hepatitis B juga kuesioner (subjek bersedia untuk ikut serta
memungkinkan untuk meningkatkan angka dalam penelitian), dan calon TKI yang
kejadian Hepatitis B pada TKI dan calon bersedia akan mengikuti skrining terkait
TKI. Ini dipilih menjadi tempat studi penyakit Hepatitis B. Penelitian ini telah
penelitian disebabkan karena daerahnya mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik
sesuai karakteristik dengan faktor resiko Penelitian Kesehatan Universitas
yang tinggi dengan warganya terinfeksi Mataram.
penyakit Hepatitis B8. Hasil penelitian di Variabel bebas pada penelitian ini
NTB tahun 2007 ditemukan sebesar 1,5% yaitu tingkat pengetahuan, sikap dan
prevalensi penderita Hepatitis B6 , perilaku calon TKI dan variable tergantung
sedangkan tahun 2013 sekitar 14,2% dari yaitu Hepatitis B. Pada penelitian ini
3
digunakan metode pengumpulan data Laboratorium Hepatika yang letaknya di
dengan identifikasi (meneliti atau melihat kota Mataram, yang bertujuan untuk
hasil skrining) dan metode kuesioner melihat sejauh mana tingkat pengetahuan,
(angket) yang digunakan untuk mengukur sikap dan perilaku TKI atau cTKI serta
tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mengetahui kejadian Hepatitis B pada TKI
pada calon TKI. Hasil pemeriksaan atau calon TKI asal pulau Lombok, Nusa
kuesioner dikatakan valid apabila Tenggara Barat. Dari semua klinik cTKI
diperoleh nilai r hitung lebih besar dari r yang ada di Kota Mataram, ketiga klinik
table atau > 0,361 (nilai r table untuk n = ini dipilih karena banyaknya TKI atau
30 responden). Adapun hasil dari uji cTKI yang melakukan pemeriksaan
reliabilitas dilakukan dengan internal skrining Hepatitis B dan bisa dilihat dari
consistency Alpha Cronbach jika diperoleh perkembangan dan penularan dari penyakit
nilai alpha ≥ 0.60. Hepatitis B, baik itu dilihat dari segi
Analisis data statistik pada tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku
penelitian ini menggunakan analisis TKI maupun cTKI.
univariat untuk melihat distribusi
Pada penelitian ini metode yang
frekuensi tingkat pengetahuan, sikap,
digunakan adalah analitik obesevasional
perilaku dan infeksi Hepatitis B pada cTKI
dengan pendekatan cross-sectional11.
dan analisis bivariat untuk melihat
Jumlah responden yang diteliti sebanyak
hubungan antara variabel bebas dengan
330 orang. Data penelitian diperoleh dari
variabel terikat. Pada penelitian dilakukan
hasil pengisian kuesioner yang dilakukan
analisis data menggunakan Chisquare test.
oleh TKI ataupun cTKI dan juga dari hasil
pemeriksaan terhadap kuesioner dan hasil
HASIL PENELITIAN DAN
skrining yang telah dilakukan. Data yang
PEMBAHASAN
diperoleh ini kemudian diolah sesuai
Deskripsi Lokasi Penelitian
kebutuhan penelitian dan disajikan dalam
Responden dalam penelitian ini
bentuk tabel distribusi frekuensi.
adalah tenaga kerja Indonesia (TKI) dan
Karakteristik Responden
calon tenaga kerja Indonesia (Ctki) asal
Penelitian ini melibatkan 330
Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
responden yang merupakan calon TKI
Penelitian ini dilakukan di tiga Klinik
maupun TKI asal Pulau Lombok, Nusa
cTKI yang sudah dipilih sebagai tempat
Tenggara Barat. Responden pada
pengambilan data yaitu Klinik Spesialis
penelitian ini didistribusikan berdasarkan
Anugrah Ibu, Klinik Nugraha dan Klinik
4
jenis kelamin, tempat tinggal, jumlah Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan
responden, klinik pemeriksaan serta Tingkat Pengetahuan Responden
kejadian Hepatitis B. Dari 330 responden
Tingkat N %
yang diteliti, responden dengan jenis
Pengetahuan
kelamin laki-laki sebanyak 297 orang
Kurang 193 58,5
(90,0%) dan perempuan sebanyak 33
Cukup Baik 111 33,6
orang (10,0%). Responden yang
Baik 26 7,9
berdasarkan tempat tinggal lebih banyak
Total 330 100,0
terdapat di Lombok Barat sebanyak 113
orang (34,35). Jumlah responden untuk
Tabel 2 menunjukkan hasil hasil
Ctki sebanyak 299 (90,6%). Adapun
data yang didapatkan dari jawaban
responden berdasarkan klinik pemeriksaan
responden calon TKI ataupun TKI
sebanyak 121 (36,7%) terdapat di Klinik
didapatkan data tingkat pengetahuan
Spesialis Anugerah Ibu dan responden
responden seperti tabel di atas. Dari 330
dengan positif Hepatitis B sebanyak 188
responden yang diteliti, sebanyak 193
(57,0%) dari total 330 orang.
responden (58,5%) memiliki tingkat
Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan pengetahuan kurang baik, sebanyak 111
Kejadian Hepatitis B responden (33,6%) memiliki tingkat
Hepatitis B N % pengetahuan cukup baik dan sebanyak 26
5
Tabel 3 menunjukkan hasil data Tabel 5. Hubungan Tingkat
yang didapatkan dari jawaban responden
Kejadian Total P
TKI/ cTKI didapatkan data kategori sikap
Variabel Positi Negat
responden seperti tabel di atas. Dari 330
f if
responden yang diteliti, sebanyak 207
responden (62,7%) memiliki sikap kurang n % n % n %
kurang baik. K 1 4 3 10 1 5 00
5 7, 6 ,9 9 8, 0
Tabel. 4. Distribusi Sampel Berdasarkan
7 6 3 5
Perilaku Responden
Sikap B 1 0, 7 2, 8 2,
Perilaku N %
3 1 4
Kurang 173 52,4
C 3 1 7 23 1 3
Cukup Baik 111 33,6
B 7 1, 8 ,6 1 4,
Baik 46 13,9
2 5 8
Total 330 100,0
K 1 4 5 17 2 6
5 5, 7 ,3 0 2,
Tabel 4 menunjukkan hasil data 0 5 7 7
yang didapatkan dari jawaban responden Perila B 5 1, 4 12 4 1
didapatkan data kategori perilaku seperti ku 5 1 ,4 6 3,
tabel di atas. Dari 330 responden yang 9
diteliti, sebanyak 173 responden (52,4%) C 4 1 6 20 1 3
memiliki perilaku kurang baik, sebanyak B 3 3, 8 ,6 1 3,
111 responden (33,6%) memiliki perilaku 0 1 6
cukup baik dan sebanyak 46 responden K 1 4 3 10 1 5
(13,9%) memiliki perilaku baik. Sehingga 4 2, 3 ,0 7 2,
dapat diketahui sebagian besar responden 0 4 3 4
yang diteliti memiliki perilaku kurang Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
baik. dengan Kejadian Hepatitis B
6
167 responden dengan 50% pengetahuan
Tabel 5 menunjukkan hasil rendah dan 49,1% dengan pengetahuan
tabulasi silang diatas dapat diketahui tinggi. Jika dibandingkan dengan tingkat
bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku dari calon
pengetahuan, sikap dan perilaku kurang TKI yang berasal dari Lombok, masih
baik cenderung positif terkena Hepatitis memiliki pengetahuan yang sangat rendah.
B, sedangkan responden yang memiliki Perbedaan yang terjadi pada hasil
tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku dalam penelitian sebelumnya bisa
cukup baik dan baik cenderung negatif diakibatkan oleh kondisi dari lokasi
terkena Hepatitis B. penelitian yang berbeda. Selain itu
perbedaan lokasi penelitian juga dapat
berpengaruh terhadap perbedaan hasil
Pembahasan
penelitian yang disebabkan akibat dari
Pada subjek penelitian ini berjumlah 330
kkondisi kesehatan di daerah Jakarta,
orang, dengan perbandingan laki-laki lebih
Makasar dan Negara Australia cenderung
banyak dari perempuan dengan jumlah
lebih baik jika dibandingkan dengan
sebanyak 33% : 10%. Frekuensi TKI atau
kesehatan di NTB. Hal ini yang menjadi
calon TKI menderita positif Hepatitis B
penyebab perbedaan hasil penelitian
lebih banyak disebabkan karena
dengan penelitian sebelumnya akibat
meningkatnya angka pernikahan pada usia
adanya faktor yang mempengaruhi
dini (khususnya ≤ 17 tahun), memiliki
pengetahuan, sikap dan perilaku terutama
pasangan lebih dari satu serta rendahnya
mengenai infeksi dari virus Hepatitis
tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku
B12,13.
yang didapatkan dari hasil pengisian
Walaupun terdapat perbedaan
kuesioner oleh responden.
kesimpulan penelitian, tetapi pada
Dari hasil penelitian, hubungkan
penelitian ini dikatakan bahwa tingkat
antara tingkat pengetahuan, sikap dan
pengetahuan, sikap dan perilaku calon TKI
perilaku TKI maupun calon TKI masih
tentang pencegahan Hepatitis B memiliki
dalam kategori kurang dengan adanya
hubungan yang signifikan atau
kejadian Hepatitis B yang semakin tinggi
berpengaruh terhadap angka kejadian
di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Hepatitis B pada calon TKI asal Pulau
Adapun teori lain tahun 2007, prevalensi
Lombok, Nusa Tenggara Barat.
penderita Hepatitis B sebanyak 1,5%
dengan jumlah total responden sebanyak
7
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
KESIMPULAN Jakarta; 2005. Hal 307-318.
Berdasarkan penelitian yang telah 4. Riskesdas, (2007). Badan
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Penelitian dan Pengembangan
terdapat hubungan yang bermakna antara Kesehatan Departemen Kesehatan,
tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku Republik Indonesia. (Online).
tentang pencegahan Hepatitis B dengan Available from :
kejadian Hepatitis B pada calon Tenaga https://www.k4health.org/sites/defa
Kerja Indonesia asal Pulau Lombok, Nusa ult/files/laporanNasional%20Riske
Tenggara Barat. sdas%202007.pdf. (Accessed on 18
March 2015).
DAFTAR PUSTAKA 5. Depkes RI. (2015). Surat
1. Depkes RI. (2014). Pusat Data dan Keputusan Menteri Kesehatan
Informasi Kementrian Kesehatan Nomor
RI.Situasi dan Analisis Hepatitis. HK.02.02/MENKES/52/2015
(Online). Available at tentang Rencana Stategis
http://www.depkes.go.id/resources/ Kementrian Kesehatan. (Online).
download/pusdatin/infodatin/infod http://www.depkes.go.id/resources/
atin-hepatitis.pdf .(Accessed on 09 download/info-publik/Renstra-
January 2016). 2015.pdf. Diakses pada tanggal 08
2. Talaat, M., Radwan, E., et al. January 2016.
(2010). Case-control Study To 6. Tirta Dirja, B. 2007. Gambaran
Evaluate Risk Factor For Acute Klinis Penderita Infeksi Virus
Hepatitis B Virus Infection In Hepatitis B yang dirawat di
Egypt. Fastern Mediterranean Bangsal Penyakit Dalam RSU
Health Journal. 16.1 (1-6). {PDF}. Provinsi NTB.
Available at 7. Hugo, Graeme. 2000. Pengetahuan
:http://applications.emro.who.int/e tentang HIV para pekerja kontrak
mhj/1601/16_1_2010_0004_0009. dari Indonesia di Luar Negeri.
pdf. (Accessed on 08 Januari [PDF]. Available from
2016). http://www.junima.org/resources/p
3. Robbins, Stanley dan Kumar, df/Indonesian_003.pdf. Accessed
Vinay. Buku Ajar Patologi II. on 06 October 2016.
8
8. Profil Dinas Kesehatan Provinsi
NTB. (2015). (Online). Available
from :
http://www.depkes.go.id/resources/
download/profil/PROFIL_KES_PR
OVINSI_2015/18_NTB_2015.pdf.
(Accessed on 22 November 2016).
9. Triani, E. (2013). Analisis
Molekuler Virus Hepatitis B Pada
Calon dan Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) Asal Pulau Lombok, Nusa
Tenggara Barat dengan HBaAg
Positif.
10. Resistayani, Janny. 2016.
Hubungan Tingkat pengetahuan,
sikap dan perilaku tentang
pencegahan Hepatitis B dengan
kejdian Hepatitis B pada calon
Tenaga Kerja Indonesia asal Pulau
Lombok, Nusa Tenggara Barat.
11. Dahlan M.S. 2013. Statistik untuk
Kedokteran dan Kesehatan. Edisi
5. Jakarta: Salemba Medika.
12. Notoatmodjo, S. (2003).
Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
13. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu
Kesehatan Masyarakat Prinsip-
Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka
Cipta.