Oleh:
ERIE MAYSUTA
NPM: 861040118007
UUN……………….
NPM: -
PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Penelitian dan langkah-langkahnya:
1. Penelitian murni /penelitian dasar fokus utamanya dari ialah kontinuitas dan integritas
dari ilmu dan filosofi. Penelitian murni tidaklah memikirkan ada atau tidaknya hubungan
dengan kejadian-kejadian yang diperlukan oleh masyarakat. Jalan pikiran seorang peneliti
murni bisa jadi tanpa memikirkan sudut pandang dalam suatu penelitian. Hasil dari
penelitian murni yakni pengetahuan umum dan pengertian-pengertiannya tentang kaidah-
kaidah dalam suatu disiplin ilmu. Penelitian murni secara umum mampu memecahkan
masalah tanpa adanya pertimbangan efek sosial, ekonomi ataupun masyarakat. langkah-
langkahnya sebagai berikut, yaitu :
a. melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan;
b. mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah;
c. melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan
hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan
definisi istilah;
d. membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan :
* mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya
kontaminasi proses eksperimen; menentukan cara mengontrol;
* memilih rancangan (desain) penelitian yang tepat;
* menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih
sejumlah subjek penelitian;
* membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen;
* membuat instrument, memvalidasi instrumen, dan melakukan studi pendahuluan agar
diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang
diperlukan;
* mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis.
e. melaksanakan eksperimen;
f. mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen;
g. mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah
ditentukan;
h. menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan
untuk menentukan tahap signifikansi hasilnya; dan
i. menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan
laporan. (Sukardi, 2003)
2. Penelitian terapan merupakan penerapan dari ilmu murni. Peneliti terapan mempunyai
ciri-ciri sebagai pengaplikasi penemuan penelitian dasar untuk keperluan praktis dalam
bidang-bidang tertentu.
Hasil penelitian terapan memiliki masalah dengan upgrade aplikasi, sebab hasil
penelitian harus terus di sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Berikut lima
langkah penelitian menurut Nasir.
1. Suatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa kelemahannya.
2. Satu dari kelemahan-kelemahan yang dipilih untuk penelitian.
3. Kelemahan yang dipilih kemudian dipecahkan dalam laboratorium.
4. Setelah kelemahan itu dipecahkan, kemudian dilakukan modifikasi sehingga
penyelesaian dapat dilakukan untuk diterapkan nantinya.
5. Pemecahannya dipertahankan dan ditempatkan dalam satu kesatuan sehingga
menjadi bagian permanen dari satu sistem.
Perbedaan mendasar antara basic research dan applied research adalah jangka
penggunaan hasil penelitian. Penelian dasar memiliki hasil penelitian yang bisa
digunakan dalam jangka lama sedangkan hasil penelitian terapan mempunyai batas
kadaluawarsa.
5. Penelitian Verifikasi ini merupakan jenis penelitian dengan cara menguji kebenaran
terhadap ilmu-ilmu (pendidikan) yang sudah ada, baik berupa konsep, prinsip,
prosedur, dalil maupun praktek pendidikan.
Pendapat lain dari Dr. Endang S Sedyaningsih Mahamit (2006) dalam Asep Suryana
(2007:5) tahapan penelitian kualitatif meliputi:
a. Menentukan permasalahan
b. Melakukan studi literatur
c. Penatapan lokasi
d. Studi pendahuluan
e. Penetapan metode pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumen, diskusi
terarah
f. Analisa data selama penelitian
g. Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas
h. Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi.
Dari pendapat para ahli diatas kami mencoba menjabarkan secara garis besar langkah-
langkah penelitian kualitatif dalam tiga tahap yakni:
a. Persiapan
1) Menyusun rancangan penelitian
Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam lingkup peristiwa
yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta diverifikasi secara nyata pada saat
berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa yang diamati dalam konteks kegiatan
orang-orang/organisasi.
2) Memilih lokasi Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih lokasi
penelitian yang digunakan sebagai sumber data.
3) Mengurus perizinan
Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan penelitian.
4) Menjajagi dan melihat keadaan
proses penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena kitalah yang
menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah lapangan merasa
terganggu atau tidak.
5) Memilih dan memanfaatkan informan
Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal penting lainnya
yang perlu kita lakukan yaitu menentukan narasumber.
6) Menyiapkan instrumen penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai pengumpul data
(instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan
sejumlah informasi yang dibutuhkan. Dalam rangka kepentingan pengumpulan data,
teknik yang digunakan dapat berupa kegiatan observasi, wawancara dan studi
dokumentasi.
b. Lapangan
1) Memahami dan memasuki lapangan
Memahami latar penelitian; latar terbuka; dimana secara terbuka orang berinteraksi
sehingga peneliti hanya mengamati, latar tertutup dimana peneliti berinteraksi secara
langsung dengan orang. Penampilan, Menyesuaikan penampilan dengan kebiasaan,
adat, tata cara, dan budaya latar penelitian. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan,
berindak netral dengan peran serta dalam kegiatan dan hubungan akrab dengan subjek.
Jumlah waktu studi, pembatasan waktu melalui keterpenuhan informasi yang
dibutuhkan.
2) Aktif dalam kegiatan (pengumpulan data)
Peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, jadi peneliti harus
berperanaktif dalam pengumpulan sumber
c. Pengolahan data
a. Analisis Data
Melakukan analisis terhadap data yang telah didapatkan, peneliti dalam hal ini bisa
melakukan interpretasi dari data yang didapatkan dilapangan.
b. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah menyimpulkan dan
melakukan verifikasi atau kritik sumber apakah data tersebut valid atau tidak.
c. Narasi Hasil Analisis
Langkah terakhir adalah pelaporan hasil penelitian dalam bentuk tulisan dan biasanya
pendekatan kualitatif lebih cenderung menggunakan metode deskriptif-analitis.
b. Pengumpulan Data
Langkah kedua adalah mengumpulkan data berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan
yang menjadi fokus masalah, umpamanya pelaksanaan metode pembelajaran
pemecahan masalah dalam mata pelajaran IPS. Dalam langkah ini guru
mengidentifikasi, menghimpun dokumen-dokumen, mengingat-ingat kegiatan
pembelajaran serta hasil pembelajaran yang berkenaan dengan topik. Dalam tahap
ini jangan lupa untuk melihat kembali fokus masalah, sebab kalau dari data-data
yang dihimpun ternyata pelaksanaanya sudah baik dan hasilnya juga sudah baik,
mungkin fokus masalahnya harus ganti.
13. Studi komparatif yakni penelitian yang memiliki fungsi untuk membandingkan antara
dua perlakuan atau lebih dari suatu variable, atau beberapa variabel sekaligus. Tujuan
utama dari study komparasi ini adalah melihat perbedaan dua atau lebih situasi,
peristiwa, kegiatan, program. Perbandingan yang dilihat adalah bagaimana semua unsur
dalam komponen penelitian terkaitb antara satu sama lain.
Perhitungan yang diterapkan adalah bentuk persamaan dan perbedaan dalam
perencanaan, pelaksanaan, faktor-faktor pendukung hasil. Hasil dari study komparasi
ini menekankan bagaimana unsu-unsur pembentuk hasil penelitian bisa melatar
belakangi hasil dari penelitian tersebut.
Langkah-langkah pokok dalam penelitian komparatif adalah sebagai berikut :
a. Rumuskan dan definisikan masalah
b. Jejaki dan teliti literature yang ada
c. Rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang
dipakai.
d. Buatlah rancangan penelitian :
· Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan.
· Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan
masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisa sebab akibat.
e. Uji hipotesa, buat interpretasi terhadap hubugan dengan teknik statistic yang tepat.
f. Buat generalisasi, kesimpulan seta implikasi kebijakan.
g. Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
14. Penelitian korelasi yaitu penelitian yang mempelajari hubungan dua variable atau
lebih dalam satu penelitian. Pengakajian dalam penelitian ini ialah hubungan variasi
dalam satu variabel dengan variasi dalam variabel lain. Penelitian ini dilakukan agar
dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkolerasi satu sama lainnya.
Secara umum langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:
a. mengidentifikasi dan merumuskan masalah
b. melakukan studi pustaka dalam rangka pendalaman teori
c. Merancang pendekatan yang akan digunakan termasuk mengidentifikasi variabel
yang relevan dan menenukan subjek penelitian.
d. Menyusun instrumen penelitian dan memilih metode korelasional yang relevan.
e. Mengumpulkan data
f. Menganalisis data dan interpretasi
g. Dan menarik kesimpulan dan saran, serta implikasinya.
15. Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang berdasarkan kejadian yang telah
terjadi. Penelitian ini mempelajari interaksi antara variabel satu denga variabel lainnya.
Pada dasarnya studi kasus mempunyai tujuan mempelajari secara khusus bagaimana
suatu suatu kejadian bisa terjadi secara sistematis dalam kurun waktu cukup lama.
Penelitian studi mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan
(purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan
menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit
sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga
dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumbersumber yang tersedia;
b. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang
lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis
dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara
pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat
mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;
c. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,
mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola.
Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum
guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis,
kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak peneliti di
lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah
selesai dan lapangan;
d. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan
studi kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement)
data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru
mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat
kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah
ada;
e. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan
mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga
rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan
diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehidupan seseorang
atau kelompok.
18. Penelitian naratif merupakan jenis penelitian yang dijabarkan langsung secara lisan
yang mengatakan atau menceritakan mengenai isi penelitian. Penelitiqn dikumpulkan
dengan cara diskusi, percakapan atau wawancara. Cerita pengalaman individu yang
diceritakan kepada peneliti yang kemudian diceritakan kembali dengan kata-kata
sendiri oleh peneliti.
Tujuh langkah dalam melakukan penelitian naratif. Sumber: Creswell, 2008
a. Mengidentifikasi satu pusat fenomena untuk dieksplorasi yang menunjukkan
suatu masalah pendidikan. Proses penelitian dimulai dengan memfokuskan pada
masalah penelitian untuk diteliti dan diidentifikasi. Satu pusat fenomena untuk
dieksplorasi. Walaupun fenomena yang ditarik dalam penelitian adalah cerita
(Connelly & Clandinin, 1990), tetapi peneliti perlu untuk mengidentifikasi suatu
masalah atau keprihatinan peneliti pada suatu kondisi/keadaan tertentu. Peneliti
berusaha untuk memahami pengalaman pribadi atau sosial dari seorang individu atau
lebih dalam lingkup pendidikan.
b. Secara sengaja (purposefully) memilih seorang individu untuk mempelajari
tentang satu fenomena tersebut. Peneliti mencari seorang individu atau lebih yang
dapat memberikan suatu pemahaman tentang fenomena itu. Partisipan mungkin
seseorang yang khas atau seseorang yang sangat penting untuk penelitian karena ia
telah mengalami masalah tertentu atau situasi tertentu. Walaupun kebanyakan studi
naratif meneliti hanya individu tunggal, peneliti dapat meneliti beberapa individu
dalam penelitian, masing-masing dengan cerita berbeda yang dapat menimbulkan
konflik atau malah saling mendukung satu sama lain.
c. Mengumpulkan cerita dari individu tersebut. Peneliti mengumpulkan field texts
(data) yang akan memberikan cerita dari pengalaman partisipan. Boleh jadi langkah
terbaik untuk mengumpulkan cerita adalah memiliki cerita partisipan tentang
pengalamannya melalui percakapan atau wawancara. Peneliti dapat mengumpulkan
field texts atau teks lapangan dari sumber yang lain juga, seperti jurnal atau catatan
harian, mengamati individu dan membuat “fieldnote” atau catatan lapangan,
mengumpulkan surat-surat yang dikirim oleh individu, mengumpulkan cerita
individu dari anggota keluarganya, mengumpulkan dokumen-dokumen resmi
mengenai individu, mengumpulkan foto-foto dan barang-barang pribadi yang lain
dan mencatat pengalaman-pengalaman hidup individu.
d. Restory atau menceritakan kembali cerita individu. Proses ini meliputi
pemeriksaan data kasar/mentah, mengidentifikasi unsur-unsur cerita di dalamnya,
mengurutkan atau mengorganisir unsur-unsur cerita dan menyajikan ulangan cerita
yang menggambarkan pengalaman partisipan. Peneliti melakukan restory karena
pendengar dan pembaca akan lebih memahami cerita yang diceritakan oleh
partisipan jika peneliti mengurutkan menjadi urutan yang logis. Apakah peneliti
mengeidentifikasi unsur-unsur cerita? Bagaimana peneliti mengurutkan dan
mengorganisir unsur-unsur cerita? Peneliti naratif membedakan unsur-unsur cerita
menjadi pilihan, misalnya, waktu, tempat, plot, dan adegan merupakan unsur utama
terdapat dalamrestory oleh peneliti (Connelly & Clandinin, 1990).
e. Berkolaborasi dengan partisipan yang memberi cerita. Peneliti secara aktif
berkolaborasi dengan partisipan sepanjang proses penelitian. Kolaborasi ini dapat
mengasumsikan beberapa bentuk, seperti negoisasi masuk ke tempat penelitian dan
negoisasi dengan partisipan, bekerja secara dekat dengan partisipan supaya
mendapatkan field texts untuk memahami pengalaman partisipan, menulis dan
menceritakan cerita dalam kalimat atau kata-kata peneliti sendiri.
f. Menulis laporan naratif tentang pengalaman partisipan. Langkah utama dalam
proses penelitian adalah supaya peneliti menulis dan menyajikan cerita dari
pengalaman partisipan. Restorying peneliti tentu saja merupakan pusat dalam
laporan naratif. Selanjutnya peneliti harus memasukkan suatu analisis untuk
menyoroti tema khusus yang muncul sepanjang cerita.
g. Validasi keakuratan laporan. Peneliti juga perlu melakukan validasi keakuratan
dari laporan naratifnya. Ketika berkolaborasi dengan partisipan, validasi ini dapat
terjadi melalui kegiatan penelitian. Beberapa validasi praktis seperti member
checking, triangulasi di antara sumber-sumber data dan mencari bukti-bukti dapat
membantu menentukan keakuratan dan kredibilitas laporan naratif.
19. Penelitian survey adalah salah satu pendekatan penelitian yang umumnya digunakan
untuk pengumpulan data secarq luas dan banyak. Penelitian ini dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, akan tetapi data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian survey adalah
sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuan survey
b. Menentukan konsep dan hipotesa awal serta menggali kepustakaan.
c. Dengan membentuk hipotesis awal, menentukan jenis survei yang akan dilakukan
akankah melalui surat (e-mail), wawancara (interview), atau telepon, membuat
pertanyaan-pertanyaan, menentukan kategori dari responden, dan menentukan
setting penelitian.
d. Pengambilan sampel, yaitu menentukan target populasi responden yang akan di
survei, membuat kerangka sampel survei, menentukan besarnya sampel
(menentukan derajat keseragaman, presisi yang dikehendaki dari penelitian, rencana
analisa, tenaga, biaya, dan waktu), dan memilih sampel.
e. Pembuatan kuesioner
f. Penggunaan kuesioner merupakan yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil
kuesioner akan terjelma dalam angka-angka, table-tabel, analisa statistik dan uraian
serta kesimpulan hasil penelitian. Kuesioner digunakan dalam wawancara tatap
muka dengan responden. Kuesioner diisi sendiri oleh kelompok, wawancara melalui
telepon dan kuesioner dapat diposkan.
g. Pekerjaan lapangan, termasuk memilih dan melatih pewawancara
h. Susunan tim pekerja lapangan biasanya terdiri dari staf peneliti, pengawas lapangan,
dan asisten lapangan (pewawancara). Wawancara merupakan suatu proses interaksi
dan komunikasi.
i. Mengedit dan mengkode
j. Memasukkan data ke komputer, mengecek ulang data yang telah dimasukkan, dan
membuat analisis statistik data. Buku kode digunakan sebagai pedoman oleh
pengkode untuk memindahkan jawaban pertanyaan dalam kuesioner ke lembaran
IBM, kartu tabulasi atau ketempat yang telah tersedia (kotak-kotak kode) dalam
kuesioner itu sendiri.
k. Analisa dan pelaporan
l. Tujuan analisa adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterprestasi. Laporan penelitian yang lengkap tidak hanya menyajikan
hasil penelitian tetapi juga proses penelitian iru sebagai keseluruhan.
20. Etnografi merupakan jenis penelitian yang diterapkan untuk mengungkap makna
sosio-kultural dengan cara mempelajari keseharian pola hidup dan interaksi antar-
kelompok sosio-kultural (culture-sharing group) tertentu dalam ruang atau konteks
yang lebih spesifik.
Seorang etnografer tak hanya mengamati saja, namun juga berupaya untuk melebur
dalam kehidupan kultural suatu kelompok masyarakat yang diteliti. Pada titik ini,
seorang peneliti sudah bisa mengidentifikasi sedikitnya dua dimensi penting yaitu
adanya kelompok sosio-kultural yang spesifik dan peleburan kultural antara peneliti
dengan kelompok yang diteliti.
Berikut ini adalah langkah-langkah pengembangan penelitian etnografi menurut
Spradley
a. Menetapkan informan
Ada lima syarat minimal untuk memilih informan, yaitu: (a) enkulturasi penuh,
artinya mengetahui budaya miliknya dengan baik, (b) keterlibatan langsung, (c)
suasana budaya yang tidak dikenal, biasanya akan semakin menerima tindak budaya
sebagaimana adanya, dia tidak akan basa-basi, (d) memiliki waktu yang cukup, (e)
non-analitis.
b. Melakukan wawancara kepada informan
Wawancara etnografis merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang
khusus. Tiga unsur yang penting dalam wawancara etnografis adalah tujuan yang
eksplisit, penjelasan dan pertanyaannya yang bersifat etnografis.
c. Membuat catatan etnografis
Sebuah catatan etnografis meliputi catatan lapangan, alat perekam gambar, artefak
dan benda lain yang mendokumentasikan suasana budaya yang dipelajari.
d. Mengajukan pertanyaan deskriptif
Pertanyaan deskriptif mengambil “keuntungan dari kekuatan bahasa untuk
menafsirkan setting”. Etnografer perlu untuk mengetahui paling tidak satu setting
yang di dalamnya informan melakukan aktivitas rutinnya.
e. Melakukan analisis wawancara etnografis.
Analisis ini merupakan penyelidikan berbagai bagian sebagaimana yang
dikonseptualisasikan oleh informan.
f. Membuat analisis domain.
Analisis ini dilakukan untuk mencari domain awal yang memfokuskan pada
domain-domain yang merupakan nama-nama benda.
g. Mengajukan pertanyaan struktural yang merupakan tahap lanjut setelah
mengidentifikasi domain.
h. Membuat analisis taksonomik.
Ada lima langkah penting membuat taksonomi, yaitu: (a) pilih sebuah domain
analisis taksonomi, (b) identifikasi kerangka substitusi yang tepat untuk analisis, (c)
cari subset di antara beberapa istilah tercakup, (d) cari domain yang lebih besar, (f)
buatlah taksonomi sementara.
21. Penelitian sastra seringkali disejajarkan dengan kajian, telaah, studi dan kritik
akademis. Istilah-istilah ini sebenarnya lebih menagacu pada pengertian penelitian
sastra. Hanya saja, yang menjadi sedikit berbeda adalah adanya kritik sastra dalam
penelitian. Kritik sastra, umumnya juga termasuk dalam wilayah penelitian sastra.
Langkah-langkah dalam penelitian Sastra adalah sebagai berikut:
a. Mencari Masalah Penelitian
b. Menentukan pilihan masalah yang akan diteliti
c. Menentukan karya yang akan diteliti
d. Tahap memilih pendekatan
e. Merumuskan judul
f. Mengajukan Judul
g. Tahap menyusun proposal sastra
h. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap menyiapkan perlengkapan, tahap mengunpulkan data mengidentifikasi kata,
frase, kalimat, mencatat data yang teridentifikasi dalam lembar atau kartu pengumpul
data
i. Tahap menganalisis data
j. Menarik kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://tatangmanguny.wordpress.com/2009/05/04/penelitian-eksploratorieksploratif/
http://www.karyatulisku.com/2017/09/langkah-langkah-penelitian-kuantitatif.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_lapangan
http://educationesia.blogspot.com/2012/05/langkah-langkah-penelitian-tindakan.html
https://yarizzamroni1991.wordpress.com/2011/09/13/penelitian-evaluasi/
https://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/metode-penelitian-studi-kasus/
https://www.coursehero.com/file/p1t11s4/Langkah-langkah-Umum-dalam-Metode-
Deskriptif-Dalam-melaksanakan-penelitian/
http://harjonbasri.blogspot.com/2014/11/penelitian-naratif-dan-studi-kasus.html
http://galihdhephepjkr-a09.blogspot.com/2011/10/penelitian-survey.html
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132316564/pendidikan/Metodologi+Penelitian+Sastra+Akba
r.pdf