Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK TEKNOLOGI INFORMASI

LAPORAN TENTANG SIWAS

DISUSUN OLEH:

HIMATUL KHOLISAH 11010116120147

SHABIRAH TRISNABILAH 11010116140443

KELAS F

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2018

SITUS WEB E-COMMERCE “TRAVELOKA”


A. Pengertian

SIWAS merupakan Sistem Informasi Pengawasan untuk menerima pelaporan


atau pengaduan dari masyarakat ataupun internal pengadilan mengenai
dugaan pelanggaran-pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim
(KEPPH), panitera, jurusita dan pegawai pengadilan yang diluncurkan
oleh Mahkamah Agung. peningkatan pengawasan aparatur peradilan
merupakan faktor penting dalam upaya menjaga kepercayaan publik
terhadap pengadilan.

Layanan :

SIWAS memberikan Penanganan Pengaduan (Whistleblowing System) di


Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang Berada dibawahnya.
Penanganan Pengaduan akan membantu pengadilan memberikan
pelayanan yang akuntabel, transparansi, bebas korupsi di pengadilan,
terintegrasi, kerahasiaan, objektif, adil, independen, dan kepastian hukum.

Manfaatnya :

Mahkamah Agung meluncurkan SIWAS agar masyarakat bisa lebih cepat dan
mudah untuk menyampaikan pengaduan terkait pelanggaran yang dilakukan
oleh aparatur negra. Sehingga masyarakat jadi bisa mendapatkan jaminan dan
kepastian bahwa proses penyelenggaraan peradilan berjalan dengan baik,
berwibawa dan bersih dari praktik-praktik penyelewengan.

MA pun akan membuka diri bagi keterlibatan publik secara luas untuk turut
mengawasi kinerja para aparaturnya. Image yang selama ini tertanam di
masyarakat bahwa Mahkamah Agung dan lembaga peradilan sebagai lembaga
yang tertutup dan eksklusif seiring waktu akan berubah dengan terus
dibukanya kran kemudahan bagi masyarakat dan para pencari keadilan untuk
memantau dan mengawasi kinerja aparatur

Implementasi undang-undang :
MA telah mengeluarkan 3 Perma baru yaitu Perma Nomor 7 tahun 2016
tentang Penegakkan Disiplin Kerja Hakim pada Mahakamah Agung dan
Badan Peradilan yang berada dibawahnya, Perma Nomor 8 tahun 2016
tentang Pengawasan dan Pembinaan Atasan Langsung di Lingkungan
Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya serta Perma Nomor 9
tahun 2016 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan (whistleblowing system)
di Lingkungan Mahkamah Agung dan Lembaga Peradilan di Bawahnya.
Sebelumnya Mahkamah Agung telah mengeluarkan SK KMA No.
076/KMA/SK/VI/2009 tentang Penanganan Pengaduan dan SK KMA No.
216/KMA/SK/XII/2011 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan melalui
pesan singkat (SMS), namun dipandang dua produk kebijakan tersebut belum
mampu memberikan efek yang significant terhadap perbaikan kinerja aparatur,
sehingga Mahkamah Agung melakukan revisi dengan menerbitkan Perma No.
9 tahun 2016. Ada 8 model pengaduan yang diatur dalam Perma No. 9 tahun
2016 antara lain: 1. Aplikasi SIWAS pada situs Mahkamah Agung, 2.
Layanan pesan singkat (SMS), 3. Surat elektronik (email) 4. Faximile, 5.
Telepon, 6. Meja pengaduan, 7. Surat dan 8. Kotak pengaduan. Masyarakat
dan para pencari keadilan boleh menggunakan cara manapun yang dipandang
lebih memberikan kemudahan.

Anda mungkin juga menyukai