Baja II Deden

TUGAS STRUKTUR BAJA II
BAB I
PRINSIP-PRINSIP UMUM
1.1 Pendahuluan
Kata analisis dan desain struktur selalu digunakan dalam setiap perencanaan, karena
dalam setiap perencanaan struktur bangunan selalu melalui proses analisis dan proses desain
struktur.
Analisa struktur adalah proses untuk mengetahui gaya dalam pada model struktur yang
dikenai gaya luar tertentu (bisa berupa beban tetap/ sementara, dsb). Semua gaya luar yang
bekerja pada struktur dimodelkan dan dianalisis untuk mengetahui gaya dalam yang berupa
momen, gaya lintang, dan gaya normal.
Sedangkan desain struktur adalah proses yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari
proses analisa struktur. Gaya dalam yang ada harus mampu ditahan oleh elemen struktur
yang direncanakan. Proses desain ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas material
serta dimensi/ penampang material.
Semakin besar gaya dalam yang timbul, pada umumnya membutuhkan kualitas material
yang lebih baik dan dimensi penampang yang lebih besar. Dengan kata lain kualitas dan
dimensi material berbanding lurus dengan gaya dalam yang timbul.
Sehingga pokok persoalan dari sebuah analisis dan desain struktur adalah besarnya gaya
luar yang bekerja pada model struktur. Sementara gaya luar yang bekerja pada model
struktur tergantung dari model yang direncanakan, maka dapat dikatakan permodelan
struktur adalah bagian terpenting dari proses analisis dan desain struktur.
Dalam perhitungan tugas ini, salah satu metode analisis yang digunakan adalah
menggunakan perangkat lunak/ software SAP 2000 (Structural Analysis Program).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan menggunakan SAP 2000,
yaitu:
1. Mengenai satuan yang digunakan. Satuan ini meliputi satuan panjang
(m,mm,cm,ft,inch), satuan berat (kg,ton,kN,Kip,lb), serta satuan suhu.
2. Jenis beban yang bekerja pada struktur bisa meliputi dead, super dead, live, reduce
live, wind, quake, snow, wave, atau moving load.
3. Jenis material yang digunakan dalam hal ini adalah baja. Selain itu, analisis yang
digunakan harus sesuai dengan model perencanaan awal, yaitu rangka, portal, atau
balok.
Deden Septyan (30201504084) 1

1.2 Merencanakan Profil Balok dan Kolom

Design Steel dengan cara coba-coba menggunakan program SAP 2000 versi 14 sampai
ditemukan profil yang aman untuk konstruksi tersebut.
Gambar 1.1 Penomoran Batang
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dala input pembebanan berupa
beban titik/ terpusat dan beban merata pada kolom dan balok:
1.2.1 Memulai Lembar Kerja
a. Klik/ pilih Menu Bar File  New Model. Kemudian akan muncul kotak dialog
seperti gambar 1.1. Atur satuan global menjadi kN.m.C. Pilih 3D Frames.
Gambar 1.2 Kotak Dialog New Model

b. Mengatur jumlah dan tinggi frame dengan Klik Edit Grid seperti pada gambar 1.2
dan mengisi angka koordinat pada koordinat X, Y, dan Z seperti gambar 1.3
Gambar 1.3 Kotak Dialog Perencanaan Jumlah dan Tinggi Frame
c. Merubah tumpuan menjadi jepit.

Select joint (tumpuan) yang akan dirubah  pilih Menu Bar Assign  Joint 
Restraints  pilih joint jepit.
Gambar 1.4Gambar Frame Joint Jepit

d. Select batang yang bertanda merah delete
Gambar 1.5Permodelan 3D Frame
1.2.2 Memasukan Pembebanan Terpusat

a. Klik/ pilih joint yang akan diberi beban terpusat  klik menu Assign  joint
loads  force
Gambar 1.6Pembebanan Terpusat

Klik tanda (+) pada load pattern name untuk menambahkan beban lateral atau beban selain
beban mati (dead)
b. Pilih jenis load pattern name yang akan digunakan dan masukan besar beban
sesuai dengan arah gaya beban  OK

c. Tampilan hasil input beban terpusat (beban lateral) pada arah gaya beban Y
Gambar 1.9Tampilan hasil input beban lateral arah Y
d. Lakukan dari langkah a untuk arah gaya beban X
Gambar 1.10Tampilan hasil input beban lateral arah X

1.2.3 Memasukan Beban Merata (Dead Load) Dan (live load)

a. Klik/ pilih joint yang akan diberi beban merata (dead)  klik menu Assign 
Joint Frame  Distributed
Gambar 1.11Penginputan Beban Merata
b. Pilih jenis loads pattern name yang akan digunakan dan masukkan besar beban
yang sesuai  pilih Add to Existing Loads  OK
Gambar 1.12Penginputan Beban Mati (Dead)

Gambar 1.13Penginputan Beban Hidup (Live)
c. Tampilan hasil input beban merata
Gambar 1.14Tampilan hasil input beban merata di lantai 2 & 3 (dead)

Gambar 1.14Tampilan hasil input beban merata di lantai 2 (Live)

1.2.4 Pemilihan Penampang Profil Balok dan Kolom

1.2.4.1 Penampang Tidak Aman
Percobaan Pemilihan Profil, menggunakan Profil WF 250x125 (untuk
Balok) dan WF 150x150 (untuk Kolom)
Gambar 1.15 Gambar Run Profil Penampang tidak aman
Bila ditunjukkan dalam bentuk tabel, maka hasil analisanya adalah sebagai berikut:
Warna No. Kolom No. balok Jumlah

Biru (0.00 – 0.49) - - -
Hijau (0.50 – 0.69) - - -
Kuning(0.70 – 0.89) - - -
Orange(0.90 – 0.99) - - -
19,21,22,23,24,25,26,27,28,29,
Merah (≥1.00) 4,6,7,8,9,11,12,14,18 30,31,33,34,35,36,37,38,39, 36
40,41,42
Keterangan Tidak aman (batang dominan warna merah)

1.2.4.2 Profil Penampang Aman tetapi boros

Gambar 1.16 Gambar Run Profil Aman Tapi Boros
Warna No. Kolom No. Balok Jumlah

Biru (0.00 – 0.49) 1,4,5,6,8,10,12,13,14, 19,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30, 31,
36
16,17,18 33,35,36,37,38,39,40,41,42
Hijau (0.50 – 0.69) - - -
Kuning(0.70 – 0.89)
- - -
Orange(0.90 – 0.99) - - -
Merah (≥1.00) - - -
Keterangan Aman tidak ekonomis (dominan warna biru)

1.2.4.3 Profil Penampang Efektif

Gambar 1.17 Gambar Run Profil Penampang Efektif
Biru (0.00 – 0.49) 6,10,14,16 24,28 6
19,21,22,23,26,30,31,33,36,37,38,39
Hijau (0.50 – 0.69) 1,3,4,5,7,12,13,15,17,18 25
,40,41,42
Kuning(0.70 – 0.89) 11,9 - 2
Orange(0.90 – 0.99) - - -
Merah (≥1.00) - - -
Keterangan Aman ekonomis (batang dominan warna biru, hijau, kuning)

BAB II
ANALISIS PEMILIHAN PENAMPANG BALOK DAN KOLOM BAJA
Suatu struktur/ konstruksi baja terdiri dari elemen kolom dan balok. Dimana tiap elemen
memiliki kapasitas pikul beban yang tergantung pada panjang bentang serta beban yang
dikenakan pada elemen tersebut.
Semakin panjang suatu elemen tekan, apabila beban yang bekerja relatif kecil, elemen
tersebut masih dapat mempertahankan bentuk liniearnya (kondisi awal). Tapi bila beban
ditamabah hingga taraf tertentu, elemen tersebut sudah tidak stabil. Hal inilah yang disebut
dengan fenomena tekuk (buckling).
Tekuk merupakan suatu ragam kegagalan yang diakibatkan oleh ketidakstabilan suatu
elemen struktur yang dipengaruhi oleh aksi beban. Fenomena tekuk ini tergolong pada tekuk
lateral (lateral buckling). Sedangkan fenomena tekuk yanghanya terjadi pada beban (web) atau
sayap (flanges) saja disebut tekuk lokal (local buckling).
Fenomena tekuk sangat berkaitan dengan kekuatan elemen struktur. Suatu elemen
struktur yang mempunyai kekuatan yang relatif kecil, lebih mudah mengalami tekuk dibanding
elemen struktur yang kekuatannya besar. Atau dengan kata lain dapat dituliskan semakin panjang
suatu elemen struktur, kekuatannya semakin kecil, sehingga kemungkinan terjadinya masalah
tekuk masih dimungkinkan.
2.1 Hubungan Antara Penampang Baja dengan Rasio Tegangan
Dari struktur portal baja yang ada, maka setelah dilakukan pemilihan penampang
melalui metode trial and error yang didapatkan hasil sebagai berikut:
2.1.1 Penggunaan Profil Baja

- IWF 250 x 250 Kolom
H = 250 mm A = 92,18 cm2
B = 250 mm w = 72,4 kg/m
t1 = 9 mm Ix = 10800 cm4
t2 = 14 mm Iy = 3650 cm4
r = 16 mm

- IWF 175 x 175 Balok

H = 175 mm A = 51,21 cm2
B = 175 mm w = 40,2 kg/m
t1 = 7,5 mm Ix = 2880 cm4
t2 = 11 mm Iy = 984 cm4
r = 12 mm
2.1.1.1 Lokal Buckling

BJ55  Fy = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Fu = 410 Mpa = 4100 kg/cm2
Batas langsing – tak langsing
a. Profil Baja Balok IWF 175 x 175
(𝐵−𝑡1)
Lebar efektif b= 2
(175−7,5)
= 2
= 83,75 mm
𝑏 𝐸 83,75 2100000
≤ 0,56 √𝑓𝑦 ≤ 0,56 √
𝑡𝑓 11 5500
7,61 ≤ 16,57................... (Tidak Langsing)
Tinggi efektif  h = (H – (2 x t2))

= (175 – (2 x 11))
= 153 mm
ℎ 𝐸 153 2100000
≤ 1,49 √𝑓𝑦 7,5 ≤ 1,49 √
𝑡𝑤 5500
20,4 ≤ 44,07.................... (Tidak Langsing)

b. Profil Baja Kolom IWF 250 x 250
(𝐵−𝑡1)
(250−9)
= 2
= 120,5 mm

𝑏 𝐸 120,5 2100000
≤ 0,56 √𝑓𝑦 ≤ 0,56 √
𝑡𝑓 14 5500
8,61 ≤ 16,57.................... (Tidak Langsing)

= (250 – (2 x 14))
= 222 mm
ℎ 𝐸 222 2100000
≤ 1,49 √𝑓𝑦 ≤ 1,49 √
𝑡𝑤 9 5500
24,67 ≤ 44,07.................... (Tidak Langsing)
Perhitungan di atas menunjukan bahwa profil yang digunakan merupakan

profil yang kompak, sehingga tidak terjadi masalah local buckling.
2.1.1.2 Lateral Buckling

a. Profil Baja IWF 175 X 175 untuk Balok
H = 175 mm A = 51,21 cm2
B = 175 mm w = 40,2 kg/m
t1 = 7,5 mm Ix = 2880 cm4
t2 = 11 mm Iy = 984 cm4
r = 12 mm
Ketentuan : (diasumsikan ujung batang jepit)
- Nilai Ke = 0,65
- Panjang bentang (L) = 6 m = 600 cm
- Panjang efektif (Le) =  x L = 0,65 x 600 = 390 cm
- Radius girasi (r)
Terhadap Sumbu X
𝐼𝑥 2880
rx = √ 𝐴 = √51,21 = 7,49 cm
Terhadap Sumbu Y
𝐼𝑦 984
ry = √ 𝐴 = √51,21 = 4,38 cm

rx > ry, karena Ix > Iy, maka tekuk akan terjadi pada sumbu y
Gambar 2.1 Sket Tekuk Pada Profil Baja IWF 175 x 175
- Kelangsingan Kritis
Ke 𝑥 𝐿 1 𝑓𝑦
λc = x𝛱 x√𝐸
𝑟
0,65 𝑥 600 1 5500

= x 3,14 x √2100000
12
= 0,33
Syarat koefisien tekuk (ω)
λc ≤ 0,25 ω =1
0,25 ≤ λc ≤ 1,2 ω = 1,43/ (1,6 – 1,67 λc)
λc ≥ 1,2 ω = 1,25 λc2
Karena λc = 0,33, maka koefisien tekuknya yaitu:

 ω = 1,43/ (1,6 – 1,67 . 0.33)
= 1,36
- Tegangan Kritis Tekuk

𝑓𝑦 2100 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 2100
Fcr = = = = 1544,12 kg/ cm2
𝜔 1,36 1,36
- Gaya Nominal (Pn)

Pn = Fcr x Ag = 1544,12 x 51,21 cm2 = 79074,26 kg = 79,074 ton
- Kapasitas Desain
ɸ . Pn = 0,85 x 79,074 ton = 67,21 ton

b. Profil Baja IWF 250 x 250 untuk Kolom

H = 250 mm A = 92,18 cm2
B = 250 mm w = 72,4 kg/m
t1 = 9 mm Ix = 10800 cm4
t2 = 14 mm Iy = 3650 cm4
r = 16 mm
- Nilai Ke = 0,65
- Panjang efektif (Le) = Ke x L = 0,65 x 600 = 390 cm
- Radius girasi (r)
Terhadap Sumbu X
𝐼𝑥 10800
rx = √ 𝐴 = √ 92,18
= 10,82 cm
Terhadap Sumbu Y
𝐼𝑦 3650
ry = √ 𝐴 = √92,18
= 6,29 cm

𝑘𝑒 𝑥 𝐿 1 𝑓𝑦
𝑟
0,65 𝑥 600 1 5500

= x 3,14 x √2100000
16
= 0,25
λc ≤ 0,25 ω =1
0,25 ≤ λc ≤ 1,2 ω = 1,43/ (1,6 – 1,67λc)
λc ≥ 1,2 ω = 1,25 λc2
Untuk λc≤ 25 ω = 1

𝑓𝑦 5500 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 5500
Fcr = = = = 5500 kg/ cm2
𝜔 1 1
- Gaya Nominal (Pn)

Pn = Fcr x Ag = 5500 x 92,18 cm2 = 193578 kg = 193,578 ton
- Kapasitas Desain
ɸ . Pn = 0,85 x 193,578 ton = 164,54 ton
Dari perhitungan tersebut menunjukan profil yang digunakan merupakan

profil tidak langsing, sehingga tidak terjadi masalah tekuk local (local buckling).
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SAP 2000 di dapatkan hasil
sebagai berikut :

Gambar 2.3 Hasil Perhitungan dengan Program SAP 2000

Biru (0.00 – 0.49) 6,10,14,16 24,28 6
1,3,4,5,12,13,14,15,17,1 19,21,22,23,24,26,28,30,31,33,36,37,3
Hijau (0.50 – 0.69) 28
8 8,39,40,41,42
Kuning(0.70 – 0.89) 7,9 - 2
Orange(0.90 – 0.99) - - -
Merah (≥1.00) - - -
Keterangan Aman ekonomis (batang dominan warna hijau)

Berdasarkan perhitungan di atas dengan menggunakan program SAP 2000 hasil

rancangan yang Aman dan Ekonomis. Sehingga dimensi profil yang dipilih sudah
cukup unutk menahan semua beban yang bekerja pada konstruksi tersebut. Hal ini
dapat dilihat pada nilai rasio tegangan untuk tiap elemen batang yang berada pada
rentang 0.00 – 1.00
Bidang Momen (M) [DEAD]
Gambar 2.4 Bidang Momen

Bidang Lintang (D) [DEAD]
Gambar 2.5 Bidang Lintang

Bidang Normal (N) [DEAD]
Gambar 2.6 Bidang Normal

c. P-Delta
TEORI TENTANG P-DELTA EFFECT
P-Delta eefect adalah efek yang terjadi akibat geometri dari batang struktur relatif
besar besar perbedaannya antara cross section dengan berat sendirinya (langsing)
contohnya kolom baja, kabel dsb.
Hal tersebut dapat ibaratkan sebagai suatu benda yang memiliki penampang yang
lebih tipis tetapi panjang. Kemudian diberi suatu beban tekan yang tingkatkan sampai pada
taraf tertentu, maka batang akan mengalami lengkung. Sedangkan pada batang yang relatif
solid, lengkung yang terjadi tidak terlalu terlihat.
Gambar 2.6 Penampang yang menahan beban tekan

Pada gambar berikut, diilustrasikan Wi adalah berat lantai tingkat ke-I (berat dari
penampang profil/ berat mati/ dead load), zi adalah ketinggian lantai tingkat ke-i,
sedangkan n adalah nomor lantai tingkat paling atas. F adalah gaya lateral yang bekerja
pada konstruksi.
Gambar 2.7 Konstruksi yang menahan beban

Perpindahan simpul/ joint (joint displacement) akibat pusat masa inilah yang disebut
sebagai P-delta.
Tipe umum pemikiran ini disebabkan oleh perubahan geometri kekakuan suatu
struktur. Dimana kekakuan geometri (geometri stiffnes) tidak tergantung pada modulus
elastisitas baja (E), momen inersia (I), tetapi tergantung pada beban yang dikenakan
padanya, serta panjang bentang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa P-Delta effect merupakan penjumlahan antara matriks
kekakuan elastic, dan matriks kekauan geometri.
Efek P-Delta dapat dihitung melalui dua cara, yaitu secara manual atau
menggunakan program komputer. Pada program SAP 2000 yang kita pakai untuk analisa,
ada berbagai cara untuk memperhitungkan adanya P-Delta efek.
Untuk perhitungan P-Delta melalui SAP 2000 menggunakan analisa linier,
momen yang telah didapat harus dikalikan dengan faktor pembesaran momen untuk load
case DL + Load case Lateral. Sedangkan pada analisa non linear, hasil momen yang
didapat sudah diperhitungkan faktor amplikasinya, sehingga tidak perlu dikalikan lagi.
LANGKAH – LANGKAH PERHITUNGAN P-DELTA EFEK MENGGUNAKAN

PROGRAM SAP 200
 Klik/ Pilih menu Define  Load Cases

Gambar 2.8 Menu Bar Define

 Pada kotak Define Load Case, klik Add New Load Case untuk menambahkan Case
Pembebanan yang baru
Gambar 2.9 Menu Define Load Case
 Pada kotak Load Case Data, ganti Load Case Name (NLSTATIC)  Load Case Type
(Static)  Load Applied (tambahkan beban yang akan dikombinasikan)
Gambar 2.10 Menu Define Load Case Data

 Ganti Analysis Type menjadi Non Linear  Geometric Nonlinearity Parameter pilih P-
Delta  OK
Gambar 2.11 Menu Define Load Case Data
 Load Cases yang diinput akan ditampilkan pada kotak Define Load Cases
Gambar 2.12 Menu Define Load

 Klik : Run Analysis

 Hasil perhitungan P-Delta menggunakan SAP 2000

Deformasi NLSTATIC
[NLSTATIC]
Gambar 2.13 Deformasi NLSTATIC
Momen NLSTATIC
[NLSTATIC]
Gambar 2.14 Momen NLSTATIC

Lintang NLSTATIC
[NLSTATIC]
Gambar 2.15 Lintang NLSTATIC
Normal NLSTATIC
[NLSTATIC]
Gambar 2.16 Normal NLSTATIC

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapatkan hasil

bahwa bidang Momen, Lintang, dan Normal pada pembebanan NLSTATIC (P-Delta)
lebih besar dibandingkan pembebanan DEAD dan LATERAL
Hal ini diakibatkan karena pembebanan NLSTATIC (P-Delta) merupakan

pembebanan kombinasi, yaitu kombinasi dari pembebanan DEAD dan LATERAL.
Profil Penampang Baja Penampang EFEKTIF
Gambar 2.17 Hasil Run Penampang Baja EFEKTIF

HASIL OUTPUT PROGRAM SAP 2000
TABLE: Joint Displacements

Joint OutputCase CaseType U1 U2 U3 R1 R2 R3
Text Text Text m m m Radians Radians Radians
1 DCON41 Combination 0 0 0 0 0 0
1 DSTL1 Combination 0 0 0 0 0 0
- - -
2 DCON41 Combination 0,003248 0,004526 0,00079 0,008093 0,00474 0,000065
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
2 DSTL1 Combination 0,003248 0,004526 0,00079 0,008093 0,00474 0,000065
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
2 DSTL7 Combination 0,00232 0,003233 - - 0,00338 -

0,00056 0,005781 0,000046

- - -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

6 DCON41 Combination 0,000145 -0,00948 -0,0031 -0,00983 0,0037 0,0005

- -
6 DCON42 Combination 0,000124 -0,00813 0,00266 0,008425 0,00317 0,000429
- -
- -
- -
- -
- -
- -
6 DSTL1 Combination 0,000145 -0,00948 -0,0031 -0,00983 0,0037 0,0005
- -
6 DSTL2 Combination 0,000124 -0,00813 0,00266 0,008425 0,00317 0,000429
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
8 DCON41 Combination -0,00032 0,004524 0,00168 0,003749 0,00183 0,000231
- -

- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
8 DSTL1 Combination -0,00032 0,004524 0,00168 0,003749 0,00183 0,000231
- -
- -
- -
- -
- -
-
8 DSTL7 Combination -0,00023 0,003231 -0,0012 0,002678 0,00131 0,000165
-
8 DSTL8 Combination -0,00023 0,003231 -0,0012 0,002678 0,00131 0,000165
-
9 DCON41 Combination -0,00073 -0,00956 0,00252 0,010216 0,00363 0,000415
-
-
-
-
-
-
-
-
9 DSTL1 Combination -0,00073 -0,00956 0,00252 0,010216 0,00363 0,000415
-
-
-
9 DSTL5 Combination -0,00047 -0,00615 - 0,006568 0,00233 0,000267

0,00162
-
9 DSTL7 Combination -0,00052 -0,00683 -0,0018 0,007297 0,00259 0,000297
9 DSTL8 Combination -0,00052 -0,00683 -0,0018 0,007297 0,00259 0,000297
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
11 DSTL7 Combination 0,002259 0,000091 - - - -

0,00155 0,003085 0,00088 0,000069

- - - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -

- -
14 DCON41 Combination 0,000152 0,000176 0,00373 7,22E-06 7,9E-06 0,000031
- -
- -
- -
- -
- -
14 DCON47 Combination 0,000098 0,000113 -0,0024 4,64E-06 5,1E-06 -0,00002
14 DCON48 Combination 0,000098 0,000113 -0,0024 4,64E-06 5,1E-06 -0,00002
- -
14 DSTL1 Combination 0,000152 0,000176 0,00373 7,22E-06 7,9E-06 0,000031
- -
- -
- -
14 DSTL5 Combination 0,000098 0,000113 -0,0024 4,64E-06 5,1E-06 -0,00002
14 DSTL6 Combination 0,000098 0,000113 -0,0024 4,64E-06 5,1E-06 -0,00002
- -
- -
- -
15 DCON41 Combination 0,000024 -0,00119 0,00561 0,000018 2,5E-05 0,000082
- -
- -
- -
- -
- -
-
15 DCON47 Combination 0,000016 -0,00076 -0,0036 0,000012 1,6E-05 0,000053
-
15 DCON48 Combination 0,000016 -0,00076 -0,0036 0,000012 1,6E-05 0,000053
- -
15 DSTL1 Combination 0,000024 -0,00119 0,00561 0,000018 2,5E-05 0,000082
- -
- -
- -

-
15 DSTL5 Combination 0,000016 -0,00076 -0,0036 0,000012 1,6E-05 0,000053
-
-
-
- -2,8E- -
17 DCON41 Combination -0,00025 0,000225 0,00261 0,004369 05 0,000156
- -2,4E- -
- -2,4E- -
- -2,4E- -
- -2,4E- -
- -2,4E- -
- -1,8E-
17 DCON47 Combination -0,00016 0,000145 0,00168 0,002809 05 -0,0001
- -1,8E-
17 DCON48 Combination -0,00016 0,000145 0,00168 0,002809 05 -0,0001
- -2,8E- -
17 DSTL1 Combination -0,00025 0,000225 0,00261 0,004369 05 0,000156
- -2,4E- -
- -2,4E- -
- -2,4E- -
- -1,8E-
17 DSTL5 Combination -0,00016 0,000145 0,00168 0,002809 05 -0,0001
17 DSTL6 Combination -0,00016 0,000145 - 0,002809 -1,8E- -0,0001

0,00168 05
- - -
- - -
- -2,6E-
18 DCON41 Combination -0,00085 -0,00127 0,00391 0,006562 05 0,000336
- -2,2E-
- -2,2E-
- -2,2E-
- -2,2E-
- -2,2E-
- -1,6E-
- -1,6E-
- -2,6E-
18 DSTL1 Combination -0,00085 -0,00127 0,00391 0,006562 05 0,000336
- -2,2E-
- -2,2E-
- -2,2E-
- -1,6E-
- -1,6E-
- -1,8E-
- -1,8E-

- - -
- -
20 DCON42 Combination 0,002765 -0,00031 0,00142 -0,00369 0,00148 0,000144
- -
- -
- -
- -
- - -
- - -
- - -
- -
20 DSTL2 Combination 0,002765 -0,00031 0,00142 -0,00369 0,00148 0,000144
- -
- -
- - -
- - -
- - -
- - -
- -
21 DCON41 Combination -0,00594 -0,00091 0,00247 -0,00646 0,00527 -0,00025
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- -
21 DSTL1 Combination -0,00594 -0,00091 0,00247 -0,00646 0,00527 -0,00025

- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- -
-
23 DCON42 Combination 0,000197 -0,00027 0,00236 0,000014 -0,0016 0,000093
-
-
-
-
-
-
- -
-
23 DSTL2 Combination 0,000197 -0,00027 0,00236 0,000014 -0,0016 0,000093
23 DSTL3 Combination 0,000197 -0,00027 - 0,000014 -0,0016 0,000093

0,00236
-
-
-
- -
- -
- - -
24 DCON41 Combination -9,6E-05 -0,00099 0,00413 0,000012 0,00369 0,000195
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
24 DCON47 Combination -6,2E-05 -0,00064 0,00265 7,78E-06 0,00237 0,000125
- - -
24 DCON48 Combination -6,2E-05 -0,00064 0,00265 7,78E-06 0,00237 0,000125
- - -
24 DSTL1 Combination -9,6E-05 -0,00099 0,00413 0,000012 0,00369 0,000195
- - -
- - -
- - -
- - -
24 DSTL5 Combination -6,2E-05 -0,00064 0,00265 7,78E-06 0,00237 0,000125
- - -
- - -
- - -

-
26 DCON41 Combination -0,00017 -0,00026 0,00164 0,004366 -0,0019 6,05E-06
-
26 DCON42 Combination -0,00015 -0,00022 -0,0014 0,003742 0,00163 5,19E-06
-
-
-
-
- -
26 DCON47 Combination -0,00011 -0,00017 0,00105 0,002807 0,00122 3,89E-06
- -
26 DCON48 Combination -0,00011 -0,00017 0,00105 0,002807 0,00122 3,89E-06
-
26 DSTL1 Combination -0,00017 -0,00026 0,00164 0,004366 -0,0019 6,05E-06
-
26 DSTL2 Combination -0,00015 -0,00022 -0,0014 0,003742 0,00163 5,19E-06
-
-
- -
26 DSTL5 Combination -0,00011 -0,00017 0,00105 0,002807 0,00122 3,89E-06
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
27 DCON47 Combination -0,00062 -0,00069 - 0,004189 - 0,000024

0,00156 0,00238
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -

2.1.2 Penggunaan profil WF 175 X 175 untuk balok dan WF 250 X 250 untuk
kolom dengan kolom 1, 6 diganti dengan WF 600 x 300
Sesuai dengan soal, setelah diketahui profil yang aman terhadap struktur, kemudian
pada profil baja no 1 dan 6, kemudian diganti dengan profil yang sudah ditentukan.
Dalam hal ini profil baja yang sudah ditentukan adalah profil baja WF 175 x 175
- IWF 600 x 300

H = 588 mm A = 192,5 cm2
B = 300 mm w = 151 kg/m
t1 = 12 mm Ix = 118000cm4
t2 = 20 mm Iy = 9020 cm4
r = 28 mm
2.1.2.1 Lokal Buckling

BJ55  Fy = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Fu = 410 Mpa = 4100 kg/cm2
Batas langsing – tak langsing
Profil Baja IWF 600 x 300
(𝐵−𝑡1)
(300−12)
= 2
= 144 mm
𝑏 𝐸 144 2100000
≤ 0,56 √𝑓𝑦 20 ≤ 0,56 √
𝑡𝑓 5500
7,2 ≤ 16,56................... (Tidak Langsing)

= (588 – (2 x 20))
= 548 mm
ℎ 𝐸 548 2100000
≤ 1,49 √𝑓𝑦 12 ≤ 1,49 √
𝑡𝑤 5500
45,67 ≤ 44,07.................... (Langsing)

2.1.2.2 Lateral Buckling

Profil Baja IWF 600 x 300 untuk Balok
H = 588 mm A = 192,5 cm2
B = 300 mm w = 151 kg/m
t1 = 12 mm Ix = 118000 cm4
t2 = 20 mm Iy = 9020 cm4
r = 28 mm

- Nilai Ke = 0,65
- Panjang efektif (Le) =  x L = 0,65 x 600 = 390 cm
- Radius girasi (r)
Terhadap Sumbu X
𝐼𝑥 118000
rx = √𝐴 = √ = 24,76 cm
192,5
Terhadap Sumbu Y
𝐼𝑦 9020
ry = √ 𝐴 = √192,5 = 6,85 cm

Ke 𝑥 𝐿 1 𝑓𝑦
𝑟
0,65 𝑥 600 1 5500

= x 3,14 x √2100000
28
= 0,23
λc ≤ 0,25 ω =1
0,25 ≤ λc ≤ 1,2 ω = 1,43/ (1,6 – 1,67 λc)
λc ≥ 1,2 ω = 1,25 λc2

 ω = 1,25
𝑓𝑦 5500 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 5500
Fcr = = = = 4400 kg/ cm2
𝜔 1,25 1,25
- Gaya Nominal (Pn)

Pn = Fcr x Ag = 4400 x 192,5 cm2 = 847000 kg = 847 ton
- Kapasitas Desain
ɸ . Pn = 0,85 x 847 ton = 719,95 ton
Dari perhitungan tersebut menunjukan profil yang digunakan merupakan profil tidak
langsing, sehingga tidak terjadi masalah tekuk local (local buckling). Berdasar hasil Perhitungan
menggunakan program SAP 2000 didapatkan hasil sebagai berikut :

Gambar 2.19 Hasil Perhitungan dengan Program SAP 2000

Bila ditunjukkan dalam bentuk table, maka hasil analisanya adalah sebagai berikut:
Warna No. kolom No. balok Jumlah

Biru (0.00 –
1,10,13,14,16 24,26,28,30,40 10
0.49)
Hijau (0.50 – 3,4,5,7,8,10.12,14,17, 19,21,22,23,24,25,27,29
27
0.69) 18 31,33,34,36,35,38,39,41,42
Kuning
9,11 - 2
(0.70 – 0.89)
Orange
- - -
(0.90 – 0.99)
Merah (≥1.00) - - -
Keterangan Aman
Ternyata dengan mengganti kolom 1, 6 dengan menggunakan profil WF 600 x 300 didapat
hasil rancangan yang tidak aman untuk balok 34 dan 42. Sehingga dimensi profil yang dipilih
cukup untuk menahan semua beban yang bekerja pada konstruksi tersebut. Hal ini dapat dilihat
pada nilai rasio tegangan untuk kolom yang mampu menahan beban.

Bidang Momen (M) [DEAD]
Gambar 2.20 Bidang Momen
Bidang Lintang (D) [DEAD]
Gambar 2.21 Bidang Lintang

Bidang Normal (N) [DEAD]
Gambar 2.22 Bidang Normal

Hasil perhitungan P-Delta menggunakan SAP 2000
Deformasi NLSTATIC
[NLSTATIC]
Gambar 2.23 Deformasi NLSTATIC

Momen NLSTATIC
[NLSTATIC]
Gambar 2.24 Momen NLSTATIC

Lintang NLSTATIC
[NLSTATIC]
Gambar 2.25 Lintang NLSTATIC

Normal NLSTATIC
[NLSTATIC]
Gambar 2.26 Normal NLSTATIC

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Pengenalan Program SAP 2000
Bahwa saat ini perancangan struktur bangunan terutama untuk yang menggunakan
material dari baja telah sangat terbantu dengan ditemukannya program komputer yang
dinamakan SAP 200. Namun demikian perhitungan manual untuk local buckling, lateral
buckling dan P-Delta Effect juga masih diperlukan. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan program SAP 2000 dimulai dari penggunaan satuan
panjang (ft, in, m, cm, mm), satuan berat (lb, kip, KN, N, Ton, kgf), beban apa saja yang
diterima oleh struktur yang sedang dirancang (dead, super dead, live, reduce live, wind,
quake, snow, wave, atau moving load), material yang digunakan (alumunium, baja, beton),
dan bentuk dan jenis penampang apa saja digunakan untuk struktur tersebut.
3.2 Hasil Perhitungan dengan Program SAP 2000
Berdasarkan hasil pengerjaan perhitungan perancangan struktur baja dengan
menggunakan program SAP 2000 didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Dalam perancangan menggunakan material baja, yang pertama kali diperhatikan adalah
mutu baja yang digunakan, bentuk baja, dan ukuran dimensinya.
Pada BAB I untuk perhitungan 1.2 Merencanakan Profil Kolom dan Balok
dilakukan proses trial and error sebanyak 3x untuk menemukan profil yang aman dan
ekonomis. Perencanaan profil digunakan mutu baja yang sama yaitu mutu baja BJ-55
dengan profil baja untuk kolom dan balok pada setiap percobaan.
b. Jadi dari ketiga percobaan trial error di dapatkan profil baja yang aman dan ekonomis
untuk Kolom profil baja IWF 250 X 250 dan untuk Balok profil baja IWF 175 X 175.
c. Beban Kombinasi (NLSTATIC) akan memiliki gaya moment, lintang dan Normal yang
lebih besar daripada beban mati (dead) dan beban lateral. Ini dikarenakan beban
NLSTATIC merupakan beban kombinasi antara beban mati dan beban lateral.
d. Tabel Perbandingan Hasil Antara Perhitungan Sebelum dan Sesudah Profil Baja Pada
Kolom 1 dan 6 Diganti Jenis Profil Bajanya

Tabel. Perbandingan Hasil antara Perhitungan Sebelum dan Sesudah

profil baja pada Kolom 1 dan 6 diganti jenis profil bajanya
Sebelum Sesudah
Gambar 3.1 Profil baja yang digunakan sebelum Gambar 3.2 sesudah (IWF 600 X 300) Aman
Gambar 3.3 Bidang Momen (M) Gambar 3.4 Bidang Momen (M)
Gambar 3.5 Bidang Lintang (D) Gambar 3.6 Bidang Lintang (D)
Gambar 2.30 Joint Displacement sebelum profil baja diganti

Baja II Deden

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Baja II Deden

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

TUGAS STRUKTUR BAJA II

Deden Septyan (30201504084) 1

1.2 Merencanakan Profil Balok dan Kolom

Gambar 1.1 Penomoran Batang

Gambar 1.2 Kotak Dialog New Model

Deden Septyan (30201504084) 2

Gambar 1.3 Kotak Dialog Perencanaan Jumlah dan Tinggi Frame

c. Merubah tumpuan menjadi jepit.

Gambar 1.4Gambar Frame Joint Jepit

Deden Septyan (30201504084) 3

d. Select batang yang bertanda merah delete

Gambar 1.5Permodelan 3D Frame

1.2.2 Memasukan Pembebanan Terpusat

Gambar 1.6Pembebanan Terpusat

Deden Septyan (30201504084) 4

Gambar 1.7Pembebanan Terpusat

Gambar 1.8Pembebanan Terpusat

Deden Septyan (30201504084) 5

Gambar 1.9Tampilan hasil input beban lateral arah Y

d. Lakukan dari langkah a untuk arah gaya beban X

Gambar 1.10Tampilan hasil input beban lateral arah X

Deden Septyan (30201504084) 6

1.2.3 Memasukan Beban Merata (Dead Load) Dan (live load)

Gambar 1.11Penginputan Beban Merata

Gambar 1.12Penginputan Beban Mati (Dead)

Deden Septyan (30201504084) 7

Gambar 1.13Penginputan Beban Hidup (Live)

c. Tampilan hasil input beban merata

Gambar 1.14Tampilan hasil input beban merata di lantai 2 & 3 (dead)

Deden Septyan (30201504084) 8

Gambar 1.14Tampilan hasil input beban merata di lantai 2 (Live)

Deden Septyan (30201504084) 9

1.2.4 Pemilihan Penampang Profil Balok dan Kolom

Gambar 1.15 Gambar Run Profil Penampang tidak aman

Warna No. Kolom No. balok Jumlah

Deden Septyan (30201504084) 10

1.2.4.2 Profil Penampang Aman tetapi boros

Gambar 1.16 Gambar Run Profil Aman Tapi Boros

Warna No. Kolom No. Balok Jumlah

Deden Septyan (30201504084) 11

1.2.4.3 Profil Penampang Efektif

Gambar 1.17 Gambar Run Profil Penampang Efektif

Deden Septyan (30201504084) 12

ANALISIS PEMILIHAN PENAMPANG BALOK DAN KOLOM BAJA

2.1.1 Penggunaan Profil Baja

Deden Septyan (30201504084) 13

- IWF 175 x 175 Balok

2.1.1.1 Lokal Buckling

7,61 ≤ 16,57................... (Tidak Langsing)

Tinggi efektif  h = (H – (2 x t2))

20,4 ≤ 44,07.................... (Tidak Langsing)

Deden Septyan (30201504084) 14

8,61 ≤ 16,57.................... (Tidak Langsing)

24,67 ≤ 44,07.................... (Tidak Langsing)

Perhitungan di atas menunjukan bahwa profil yang digunakan merupakan

2.1.1.2 Lateral Buckling

Deden Septyan (30201504084) 15

0,65 𝑥 600 1 5500

Karena λc = 0,33, maka koefisien tekuknya yaitu:

- Tegangan Kritis Tekuk

- Gaya Nominal (Pn)

Deden Septyan (30201504084) 16

b. Profil Baja IWF 250 x 250 untuk Kolom