Anda di halaman 1dari 6

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan semakin bertambahnya pertumbuhan di kota manado,
maka pertumbuhan dibidang pembangunan juga semakin bertambah. Hal ini
terbukti dengan semakin gencarnya pembangunan infrastruktur maupun gedung-
gedung bertingkat yang ada di kota manado. Oleh sebab itu, maka pembangunan
gedung-gedung bertingkat yang ada harus direncanakan dengan baik sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Seorang perencana dituntut untuk dapat merancang dengan hasil


berdaya guna tinggi, efisien, dan berestetika. Banyak aspek yang harus
dipertimbangkan saat merancang suatu konstruksi, salah satunya adalah
beban. Pengaruh beban gempa merupakan salah satu hal yang penting untuk
dianalisis karena efek yang ditimbulkan terhadap bangunan dapat
membahayakan manusia. Oleh karenanya diperlukan perancangan yang baik
agar dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan kerugian yang ditimbulkan.

Dalam perencanaan sebuah Gedung bertingkat, harus memperhatikan


beberapa kriteria yang matang dari unsur kekuatannya.Faktor yang seringkali
mempengaruhi kekuataan struktur adalah beban hidup,beban mati,beban
Angin,dan beban gempa.Oleh karena itu banyak standar – standar yang di
tinjau dalam hal ini perhitungan stuktur

Dalam pembahasan ini gedung yang ditinjau adalah gedung berlantai


4 yang merupakan gedung Ruko di Jln. Ringroad 2, Manado. Perhitungan
struktur mengacu pada SNI 2847-2013 untuk desain beton bertulang, SNI
1726-2012 untuk desain tehadap gempa dan SNI 1727-2013 untuk
pembebanan pada struktur. Perhitungan struktur gedung ditinjau terhadap
beban mati, beban hidup dan beban gempa. Perhitungan yang dilakukan
meliputi elemen balok, kolom dan plat.
2

Oleh karena itu penulis mengambil judul yang akan dibahas yaitu “Analisis
Kekuatan Struktur Kolom, Balok dan Plat Pada Proyek Pembangunan Ruko
GBOP Dengan Menggunakan Program ETABS.”.
1.2 Rumusan Masalah
1. apakah bangunan tempat penulis melakukan praktek kerja lapangan
(PKL) tersebut kuat atau tidak kuat maka dilakukan perhitungan
menggunakan bantuan software ETABS
1.3 . Tujuan
1. Mencari tahu kekuatan struktur atas dengan menghitung pembebanan
yang terdiri dari kolom,balok,dan plat lantai pada Gedung Ruko GBOP
Jln. Ringroad 2, manado dengan menggunakan Software ETABS
1.4 Manfaat
1. Memperdalam dan memperluas pemahaman dalam Perhitungan suatu
bangunan menggunakan software atau program ETABS
2. Sebagai Pedoman untuk dapat diaplikasikan dunia kerja dan berguna
untuk teman teman mahasiswa yang ingin belajar menggunakan
program ETABS dalam menghitung suatu struktur bangunan.

1.5 Pembatasan Masalah

1. Perhitungan struktur kolom, balok, dan pelat lantai

2. Perhitungan struktur dengan menggunakan program ETABS

1.6 Sistematika Penulisan

untuk memudahkan penulisan proposal skripsi, maka diperlukan


sistematika penulisan agar penulis dapat menyusun proposal ini secara
terarah.

BAB I PENDAHULUAN

Membahasa latar belakang dari masalah yang diangkat, rumusan masalah,


tujuan, manfaat, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


3

Berisi uraian laporan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya baik


berupa skripsi, tesis, artikel ilmiah ataupun buku-buku penunjang yang
terkait dengan topik proposal penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Meliputi tempat dan waktu penelitian, metode dan jenis penelitian, jenis data
dan metode pengumpulan data tentang analisis kekuatan struktur kolom,
balok dan plat.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Memuat referensi yang terkait dengan topik penelitian yang dilakukan.,


4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka

Pada BAB II ini, Peneliti akan menjelaskan mengenai tinjaun pustaka


yang dipakai dalam melakukan perancangan gedung. Tinjauan pustaka yang
dipake didalam perancangan gedung sudah ditelaah dan ditelusuri oleh
peneliti, tujuannya untuk membantu peneliti agar lebih memahami dari segi
hasil penelitian/pengamatan/objek yang pernah dilakukan oleh orang lain
dengan topik yang sejenis.

2.2 Pembebanan Struktur

Struktur merupakan kekuatan dari bangunan yang akan


digunakandalam membangun sebuah gedung bertingkat rendah sedang
maupun tinggiapabila kekuatan struktur tidak kuat akan terjadi penurunan
terhadap tanahyang memliki kadar air tinggi sehingga memerlukan kekuatan
dalampondasi. Dalam merancang ulang gedung ada hal yang perlu
diperhatikandalam merancang yaitu sebagai berikut :

a. Beban mati (D) adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan


gedungyang terpasang, termasuk dinding, lantai atap, plafon, dinding
partisitetap, finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan
6struktural lainnya serta peralatan layan terpasang lainnya termasuk
beratkeran (SNI 1727,2013).

b. Beban hidup (L) adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna


danpenghunibangunan gedung atau struktur lainnya yang tidak termasuk
beban konstruksi dan beban lingkungan, seperti beban angina, beban hujan,
beban gempa (E), beban banjir, atau beban mati (SNI 1727,2013).

c. Beban gempa (E) adalah semua beban static ekuivalen yang bekerja pada
gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh gerakan tanah akibat
gempa itu , maka yang diartikan dengan gempa ialah gaya di dalam struktur
tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa (SNI 1727,2013).
5

2.3 Beton Bertulang

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu
pecah, atau agregat-agregat lain yang di campur menjadi satu dengan suatu
pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu masa mirip batuan.
Terkadang satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan
beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
(workability), durabilitas, dan waktu pengerasan. Beton bertulang adalah
suatu kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi
meyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh beton. Tulangan baja juga
dapat menahan gaya tekan sehingga digunakan pada kolom dan pada berbagai
kondisi lain. (McCormac 2004).

2.4 Gempa

Perencanaan struktur bangunan tahan gempa bertujuan untuk mencegah


terjadinya keruntuhan struktur yang dapat berakibat fatal pada saat terjadi
gempa yang diklarifikasi menurut (Iswandi, Imran:2010) sebagai berikut :

a. gempa ringan, struktur banguna tidak boleh mengalami kerusakaan pada


elemen structural maupun non struktural.

b. Gempa sedang, elemen struktural tidak boleh rusak namun non structural
boleh mengalami kerusakan ringan namun masih dapat dipergunakan.

c. Gempa besar, elemen struktural maupun elemen non struktural bangunan


akan mengalami kerusakan akan tetapi bangunan tidak boleh runtuh.

2.5 Pelat

Pelat lantai juga sebagai tempat untuk meletakkan berbagai macam


beban, seperti beban mati dan beban hidup sehingga, memerlukan kekuatan
pada balok dan kolom yang kuat agar tidak mengalami penuruan pada pelat
lantai akibat beban mati yang terlalu berat,sehingga membuat balok
mengalami keretakan.
6

2. 6 Balok

Balok adalah elemen struktur horizontal utama yang menyalurkan


beban-beban tributary dari slab lantai ke kolom penyangga yang vertical.
Pada umumnya elemen balok dicor secara monolit dengan slab, dan secara
struktural dilindungi di bagian bawah, atau bagian atas dan bawah. (Nawy
2010). Penampang adalah terkendali tekan jika regangan Tarik neto dalam 8
baja tarik terjauh, sama dengan atau kurang dari batas regangan terkontrol
tarik bila beton tekan mencapai batas regangan asumsi sebesar 0,003. Batas
regangan terkendali tekan adalah regangan tarik neto dalam tulangan pada
kondisi regangan seimbang. Untuk tulangan Mutu 420 MPa, dan untuk semua
tulangan prategang, diizinkan untuk menetapkan batasan regangan tearkendali
tekan sama dengan 0,002 (SNI 2847:2013 Pasal 10.3.3).

2.7 Kolom

Kolom adalah elemen vertical yang memikul sistem lantai structural.


Elemen ini merupakan elemen yang mengalami tekan dan pada umumnya
disertai dengan momen lentur. Kolom merupakan salah satu unsur terpenting
dalam peninjauan keamanan struktur. Jika sistem struktur mempunyai elemen
tekan yang horizontal, elemen ini disebut balok kolom. (Nawy 2010).

Anda mungkin juga menyukai