Anda di halaman 1dari 5

ACARA VI

AGITASI

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pemberian gerakan tertentu yang menimbulkan reduksi gerakan pada bahan
yang terjadi pada suatu tempat seperti bejana disebut agitasi (pengadukan). Gerakan
hasil reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari oprasi
pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau lebih komponen
teraduk. Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen yang dicampur
dari suatu bejana. Tujuan tersebut antara lain yaitu membuat suspensi, blending,
dispersi dan mendorong terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding tangki.
Keberhasilan suatu proses pengolahan sering bergantungnya pada efektifnya
pengadukan dan pencampuran zat cair dalam proses. Istilah pengadukan dan
pencampuran merupakan suatu oprasi kestuan yang mempunyai saran untuk
menghasilkan pergerakan yang tidak beraturan dalam suatu cairan dengan alat
mekanis. Pengadukan mengacu pada pergerakan pada suatu material dalam bentuk
spesifik. Dengan kata lain ini merupakan suatu distribusi secara acak antara dua atau
lebih tahap cairan yang aawalnya terpisah.
Proses pengadukan sendiri banyak digunakan secara luas dalam proses
industri. Pada industry kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi pengadukan
mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Pada bejan hidrogenasi, gas hydrogen
disebarkan melewati fase cair, dimana partikel padat dari katalis tersuspensi.
Pengadukan juga dimaksudkan untuk menyebarkan panas dari reaksi yang
dipindahkan dari cooling coil dan jaket. Oleh karena itu, perlu dilakukan agitasi
adalah untuk mengetahui pengaruh agitasi terhadap pertumbuhan starter dan sifat
organoleptik produk.
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaaruh agitasi
terhadap pertumbuhan starter dan sifat organoleptik wine nanas.
TINJAUAN PUSTAKA

Wine merupakan minuman beralkohol yang biasanya terbuat dari jus anggur
yang difermentasi. Keseimbangan sifat alami yang terkandung pada buah yang
menyebabkan buah dapat difermentasi tampa penambahan gula, asam, enzim ataupun
nutrisi lainnya. Wine dibuat dengan cara memfermentasi jus buah menggunakan
khamir dari tipe tertentun. Yeast tersebut akan mengkonsumsi kandungan gulayang
ada pada buah dan mengubahnya menjadi alcohol. Perbedaan varietas dan strain
khamir yang digunakan tergantung pada tipe wine yang akan diproduksi (yosa ,2001)
Frmentasi wine adalah proses dimsns buah bersama-sama diubah dengan
reaksi biokimia oleh khamir dan menghasilkan wine. Bahan untuk proses fermentasi
adalah gula ditambah khamir yang akan menghasilkan alcohol an CO 2. CO2 akan
dilepaskan dari campuran wine menuju udara dan alcohol akan tetap tinggal dalam
fermentor. Jika semua gula buah sudah diubah menjadi alcohol atau alcohol telah
mecapai 15% biasanya fermentasi telah selesai atau dihentikan. Selama fermentasi,
yeast mengkkonsumsi substrat gula sehingga dihasilkan alcohol dan karbohidrat
(Reeci, 1995).
Saccharomyces adalah genus jamur yang mencakaup banyak jenis jamur di
dalamnya. Banyak anggota dari genus ini dianggapa sangat penting dalam produksi
makanan. Salah satuna dalah Saccharomyces Cerevisiae yang digunakan dalam
pembuatan roti dan industtri pembuatan alcohol. Hal ini dikarenakan ragi tersebut
memiliki sifat dapat memfermentasi maltose secara cepet dan memiliki kemampuan
memetabolisme substrat. Saccharomyces Cerevisiae dapat memproduksi etanol
dalam jumlah besar dan mempunyai toleransi terhadp alcohol yang tinggi (Nasution,
dkk, 2016)
Pengadukan yang terlalu kuat oleh agikator dapat mengakibatkan stater mati.
Menurunnya kualitas bakteri starter disebabkan oleh suhu pada fermentor tidak stebil
yang berpengaruh pada pertumbhan. Pada jangka waktu tertentu selama masa
pertumbuhan mikroba dalam strter tetap aktif dan mempertahankan sifat-sifat
khasnya. Aktivitas tersebut dapat menurun tergantung kecocokan spesies dan varietas
mikroba terhadap kondisi tersebut. Hal ini juga disebabkan oleh kondisi fisik
sehingga resiko yang dapat terjadi yaitu kualitas starter menurun atau mati (Prasetyo
dkk, 2017).
Buah yang baik untuk digunakan dalam pembuatan wine yaitu apanila
mengandung asam-asam seperti asam tartarat, malat dan sitrat. Asam tartarat adalah
antioksidan dan menghasilkan rasa asam. Asam malat merupakan asam yang dikenal
sebagai asam buah. Asam sitrat merupakan pengawet alami dan juga dapat
memberikan rasa asam. Karakteristik dan mutu wine ditentukan oleh komposisi
bahan baku, proses fermentasi dan perubahan-perubhan yang terjadi baik alami atau
disengaja dalam priode setelah fermentasi selesai (Ahmad, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R.Z., 2005. Femanfaatan khamir Saccharomyces Cerevisiae Untuk Ternak.


Balai Penelitian Vetrinar. Bogor.
Nasution, H.J., R.S.Dewi dan P. Hasibuan, 2016. Pembuatan Etanol dari Rumput
Gajah (Penristeum Purpureum Schimachi ) Menggunakan Metode Hidrolisis
dan Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae . Jurnal Pendidikan Kimia. 8(2) :
144-145.
Prasetyo, M.D., I. Santoso, S.A. Mustaniroh dan Purwadi, 2017. Penerapan Metode
FMEA dan AHP dalam perumusan Strategi Pengelolaan resiko Proses
produksi Yoghut. Jurnal Teknologi Pertanian. 18 (1) : 1-4
Reed, 1975. Enzym in Food. Proccesing second Edition. Academic. New York.
Yasa, I.W.S., 2001. Teknologi Fermentasi. LPIU DUE. Like Unram. Mataram.

Anda mungkin juga menyukai