Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kelapa

Kelapa merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis dan


dataran rendah yang sekarang telah menjadi tanaman perkebunan
industri. Tumbuhan dari suku Palmae ini memiliki pohon batang lurus dan
satu-satunya spesies dalam Genus Cocos. Asal-usul tumbuhan ini sampai
sekarang masih diperdebatkan dan menjadi misteri, diperkirakan berasal
dari pantai wilayah Asia Tenggara dan Pasifik. Beberapa pendapat
mengatakan bahwa pohon kelapa pertama kali dibudidayakan oleh
masyarakat India atau Asia Tenggara. Imigran dari negara-negara ini yang
kemudian memperkenalkan pohon kelapa ke hampir semua wilayah tropik
Asia dan Oseania.

Berikut ini nama ilmiah kelapa yang menggunakan bahasa latin


yang ditetapkan berdasarkan sistem tatanama binomial (Nomenklatur
Binomial). Nama latin kelapa adalah: Cocos nucifera L dan tingkatan
klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class : Liliopsida (Berkeping satu / monopoli)
Subclass : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae (Suku pinang-pinangan)
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.

7
Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa kelapa berasal dari
Polynesia atau Amerika. Berbeda dengan pendapat di atas, para
sejarawan meyakini bahwa kelapa awalnya tumbuh di Malaysia dan
Indonesia. Catatan fosil yang berasal dari New Zeland menunjukkan
bahwa kelapa kecil tumbuh di sana sekitar 15 juta tahun yang lalu.
Bahkan fosil yang lebih tua telah ditemukan di Ragasthan, India. Rekaman
pertama mengenai asal usul kelapa dibuat dalam bahasa Sanskrit,
didalamnya dikatakan bahwa orang-orang India ditunjukkan pada buah ini,
gambaran tentang kelapa juga dapat ditemukan pada barang pecah belah
di Peru sebelum kedatangan orang-orang Kolombia. Marcopolo bercerita
mengenai pengalamannya bersama kelapa dalam catatannya ketika ia
mengunjungi India. Ia menyebut kelapa sebagai "Pharao's nut'. Para
penjelajah pada umumnya juga tertarik pada kelapa. Keistimewaan kelapa
terutama juga terdapat di dalam buku harian Magellan dan Francis Drake.

Secara umum asal usul kelapa dapat dibagi menjadi dua pendapat.
Kelompok pertama berpendapat bahwa kelapa berasal dari Amerika
Selatan, yang mendukung teori ini adalah D.F.Cook, Van Martius Beccari,
dan Thor Herjerdahl. Sedangkan kelompok kedua mengatakan bahwa
kelapa berasal dari Asia Tenggara atau Indo Pasifik, pendapat ini
mendapat sokongan dari Berry, Werth, Mearil, Mayurathan, Lepesma, dan
Pureseglove. Kata coco itu sendiri pertama kali digunakan oleh Vasco Da
Gama, atau dapat juga disebut ( Nux Indica, Al djanz al kindi, Ganz-Ganz,
Nargil, Narlie, tenga, temuai, coconut, dan pohon kehidupan ). Selain itu
pohon kelapa pun sering disebut sebagai pohon surga bahkan disebut-
sebut sebagai anugerah terbesar yang diberikan alam kepada manusia.
Artinya alam telah memberikan kepada manusia, kelapa dalam bentuk
yang sudah sempurna, dan manusia pun langsung menikmati kegunaan
dari kelapa misalnya santan yang diperoleh dari kelapa dipergunakan
untuk memasak, dan juga digunakan sebagai bahan susu. Kata kelapa
sendiri diperkirakan berasal dari Eropa, penulis dari Spanyol dan Portugis

8
memperolehnya dari kata Portugis yang mengartikan bahwa ada 3 wajah
monyet ditiga mata kelapa, tapi akhirnya nama yang digunakan
merupakan nama yang lebih tua dari pendakian orang Portugis di
Samudera India dan mendapatkannya dari nama yang dulu digunakan
oleh orang-orang Arab.

Gambar 2.1 Pohon Kelapa dan Buah

2.2 Penyebaran Tanaman Kelapa

Berbicara mengenai persebaran kelapa, kita harus ketahui dulu


mengenai persebaran kelapa liar dan persebaran kelapa yang sudah
didomestikasi. Ketebalan kulit buah dan perkecambahan yang lamban dari
kelapa liar ( tipe Niu Kafa ) membuat kelapa bertahan walaupun terapung
dalam waktu yang lama di laut. Hal ini memungkinkan kelapa liar dapat
melakukan perjalanan jauh sampai ke Indo-Pasifik jauh sebelum
domestikasi di Malaysia. Sebaliknya, tipe Niu Vai (kelapa yang sudah
didomestikasi) tidak bisa bertahan terapung di laut untuk waktu yang
lama. Hal ini terjadi karena kulit buahnya tipis dan perkecambahannya
lebih cepat. Persebaran kelapa yang sudah didomestikasi awalnya
dilakukan oleh orang-orang Malaysia yang bermigrasi ke Pasifik dan India
yang dimulai pada 3000 tahun yang lalu, tanpa disadari ternyata kelapa-
kelapa liar sudah ada.

9
Terlepas dari perdebatan mengenai asal usul kelapa, pada
dasarnya kelapa telah menyebar di daerah-daerah tropik, terutama di
sepanjang pantai tropik. Buahnya yang ringan dan mudah terapung,
membuat kelapa dengan sendirinya dapat menyebar karena adanya
dorongan dari arus laut, hal inilah yang dapat membawa kelapa-kelapa
pada jarak-jarak tertentu bahkan membawanya cukup jauh dari asal
pohon itu sendiri.

2.3 Habitat Kelapa

Kelapa merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropik dan


dataran rendah. Pohon kelapa yang disebut juga dengan pohon nyiur
biasanya tumbuh pada daerah atau kawasan tepi pantai, kelapa dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik bila ditanam di tempat yang sesuai
dengan syarat tumbuh tanaman kelapa. Ada beberapa faktor utama yang
sangat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa,
walaupun beberapa syarat tumbuh lainnya terpenuhi tetapi jika masih ada
syarat lain yang tidak terpenuhi, akan sulit untuk mendapatkan produksi
yang maksimal dari tanaman tersebut. Faktor iklim dan tanah merupakan
faktor yang paling dominan dalam pertumbuhan kelapa, dan kedua faktor
itu saling mempengaruhi. Setiap usaha pertanian selalu berkaitan
langsung dengan faktor iklim karena pengaruh iklim terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman sangat besar. Iklim mempengaruhi
kesesuaian jenis tanaman yang akan ditanam, jumlah produksi atau
produktivitas suatu tanaman, dan cara budidaya yang tepat pada suatu
daerah. Tanaman kelapa menghendaki suhu antara 270C – 280C, dengan
kisaran antara 50C – 70C. Pada suhu rata-rata dibawah 200C dan di atas
300C, pertumbuhan tanaman kelapa tidak akan baik dan buah yang
dihasilkan akan kecil. Penanaman kelapa paling banyak terdapat
didaerah-daerah dataran rendah, kurang dari 600 m di atas permukaan air
laut (dpl). Tanaman kelapa daerah pantai akan tumbuh dengan baik
dengan produksi tinggi karena pada daerah tersebut persyaratan

10
tumbuhnya sangat sesuai, oleh karena itu, di daerah pesisir pantai banyak
terdapat pohon kelapa.

2.4 Komposisi Kimia Tempurung Kelapa

Kelapa ( cocos macifera ) memiliki bagian yang berfungsi sebagi


pelindung inti buah yang disebut tempurung kelapa. Tempurung kelapa
terletak dibagian dalam kelapa setelah sabut dan merupakan lapisan yang
keras dengan ketebalan 3-5 mm. Tempurung kelapa termasuk golongan
kaya keras dengan kadar air sekitar Sembilan sampai sepuluh persen
(dihitung berdasarkan berat kering).

Tabel 2.1 Karakteristik Tempurung Kelapa

Parameter Persentase
Kadar air (moisture content) 7.8
Kadar abu (ash content) 0.4
Kadar material yang menguap (volatile matter) 80.80
Karbon (fixed carbon) 18.80
Sumber : http//www.pdii.lipi.go.id (2008)

2.5 Durian

Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari Asia


Tenggara. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan
berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya
adalah "raja dari segala buah". Klasifikasi ilmiah durian adalah sebagai
berikut:

Kingdom : Plantae
Ordo : malvales
Famili : malvaceae
Genus : Durio
Nama binomial : D.zibethinus

11
Pohon durian mampu berusia tahunan, tumbuh tinggi hingga
mencapai ketinggian 25 –50 m tergantung spesiesnya. Pohon durian ini
terdiri dari akar yang memiliki banir (akar papan), batang dan ranting. Kulit
batang pohon durian berwarna coklat kemerahan, mengelupas tidak
beraturan.

Daun tumbuhan ini berbentuk jorong hingga lanset, terletak


berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip
melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sedangkan sisi bawah daunnya
tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu
bintang. Pengguguran daun durian tidak tergantung musim tetapi pada
saat masa berbuah selesai, terjadi pengguguran untuk menumbuhkan
daun-daun baru (periode flushing atau peronaan). Bunga dan buahnya
muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua
di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam karangan berisi 3-10
kuntum yang berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya
membulat, dengan diameter sekitar 2 cm. Kelopak bunga berbentuk
tabung. Mahkotanya berbentuk sudip, kira-kira 2 kali panjang kelopak,
bewarna keputih-putiah dan berjumlah 5 helai.

Benangsari dari bunga durian ada yang berjumlah 5-12 buah (durio
zibethinus atau durian biasa) dan ada juga yang berjumlah 3 buah (durio
graveilens atau tabelak). Tangkai kepala putik bewarna kemerahan,
berbentuk pipa dan lebih panjang dari mahkota. Kepala putiknya bewarna
merah muda dan juga berbentuk pipa kecil (Setiadi,2008).

Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga


lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit
buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam (berduri, walaupun ini
bukan duri dalam pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan,
kecoklatan, hingga keabu-abuan.

12
Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan waktu 4-6
bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan
antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah
yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh
sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai
1.5 – 5.0 kilogram.

Setiap buah memiliki lima ruang, yang menunjukkan banyaknya


daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji.
Biji terbungkus oleh arilus (salut biji) berwarna putih hingga kuning terang
dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan
arilus ini dapat mencapai 3 cm. Pemuliaan durian diarahkan untuk
menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang tebal, karena salut biji
inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul menghasilkan buah
dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal.

Gambar 2.2 Pohon Durian

13
2.6 Kulit Buah Durian

Kulit durian adalah pembungkus dari daging buah durian. Kulit ini
mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa serta lignin
yang mudah terbakar. Pembakaran terjadi karena penguraian kulit durian
akibat perlakuan panas. Peristiwa ini dapat terjadi pada pemanasan
langsung atau tidak langsung dalam timbunan tanpa atau dengan udara
terbebas.

Untuk satu bagian kulit buah durian yang sudah kering bisa
melakukan pembakaran hingga 20 menit. Untuk menghasilkan kualitas
pembakaran yang baik, biasanya masyarakat memasang 5 hingga 10
bagian kulit durian dalam satu kali pembakaran. Jika sudah habis, di
tambahkan lagi dengan jumlah kulit durian kering lainnya sesuai
kebutuhan.

Gambar 2.3 Buah Durian Gambar 2.4 Kulit Durian

2.7 Pembuatan Briket Arang

Briket adalah sumber energi alternatif pengganti minyak tanah dan


elpiji dari bahan-bahan bekas atau bahan yang sudah tidak terpakai.

14
Pembriketan pada dasarnya yaitu pemampatan bahan baku yang
bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik suatu bahan sehingga
memudahkan penanganannya (Abdullah et all, 1991).

Briket arang dapat dibuat dengan dua cara yaitu dengan membuat
arang kemudian dihaluskan dan selanjutnya dibuat briket, dan atau
dengan membentuk briket dengan cara memampatkan dan diarangkan
(Supratono et all,1995).

Menurut Bossel (1994), bahan biomassa yang digunakan untuk


pembuatan briket berasal dari :
1. Limbah pengolahan kayu seperti logging residues, bark, saw
dusk, shavinos dan waste timber.
2. Limbah pertanian seperti jerami, sekam, ampas tebu dan daun
kering, kulit umbi.
3. Limbah bahan berserat seperti serat kapas, goni dan sabut
kelapa.
4. Limbah pengolahan pangan seperti kulit kacang-kacangan, biji
buah-buahan dan kulit buah-buahan.
5. Sellulosa seperti limbah kertas dan karton.

Dari gambaran diatas, maka tempurung kelapa dan kulit durian


memiliki potensi untuk dijadikan briket dengan terlebih dahulu diarangkan.

Proses pembuatan briket arang memerlukan perekatan yang


bertujuan untuk mengikat partikel-partikel arang sehingga menjadi
kompak. Menurut Hartoyo et all (1990), bahan perekat yang baik
digunakan untuk pembuatan briket arang adalah pati, dekstrin dan tepung
tapioka, karena menghasilkan briket arang yang tidak berasap pada saat
pembakaran dan tahan lama.

Tekanan pemampatan diberikan untuk menciptakan kontak antara


permukaan bahan yang direkat dengan bahan perekat. Setelah bahan
perekat dicampurkan dan tekanan mulai diberikan maka perekat yang

15
masih dalam keadaan cair akan mulai mengalir membagi diri ke
permukaan bahan. Pada saat yang bersamaan dengan terjadinya aliran,
maka perekat juga mengalami perpindahan dari permukaan yang diberi
perekat ke permukaan yang belum terkena perekat, (Kirana, 1985).

Haryono et all (1978), menyatakan bahwa pada umumnya semakin


tinggi tekanan yang diberikan akan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan ketangguhan tekan yang semakin baik.

Beberapa faktor yang dijadikan standar briket arang menurut


Emiwati (1997) adalah kadar air (moisture), kadar abu (ash), kerapatan,
kandungan zat mudah menguap (volatile matters), tekanan pengempaan,
kandungan karbon terikat (fixed carbon) dan nilai kalor (HHV).

Beberapa negara memberikan standar mutu briket arang seperti


pada Tabel di bawah ini :

Tabel 2.2 Standar Mutu Briket Arang

Standar Mutu
Sifat-sifat
Komersial1) Impor2) Jepang3) Inggris3) USA3)
Moisture (%) 7.75 6–8 6–8 3-4 6
Ash (%) 5.51 3–6 3–6 8 - 10 18
Volatile
13.14 15 - 30 15 – 30 16 19
Matters (%)
Fixed Carbon
78.35 60 - 80 60 – 80 75 58
(%)
Kerapatan
0.4407 1–2 0.84 1
(g/cm3)
Kekuatan 60 12.7 62
Tekan (kg/cm2)
Nilai Kalor 6000-
6814.11 6000-7000 7300 6500
(kcal/g) 7000
Sumber : 1) Pari et all (1990)
2) Sudrajat (1982)
3) Kirana (1995)

16
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka tempurung kelapa dan
kulit durian yang cukup keras dapat dijadikan briket arang. Tempurung
kelapa dan kulit durian jika dibakar akan menghasilkan karbon aktif.

Karbon aktif inilah yang dijadikan sebagai sumber energi biomassa


yang akan diteliti komposisi kimia, sifat-sifat termal dan sifat-sifat fisik
serta karakteristik pembakarannya.

Acuan pembuatan briket arang tempurung kelapa dan briket arang


kulit durian belum ada, oleh karena itu maka pembuatan briket dilakukan
dengan mengacu pada hasil-hasil penelitian briket arang seperti yang
diuraikan di atas.

2.8 Pembakaran Bahan Bakar Biomassa

Pembakaran adalah reaksi cepat antara bahan bakar dan udara.


Proses ini merupakan pelepasan energi termal dari bahan bakar. Energi
termal ini dilepaskan selama reaksi pembakaran dimana oksigen bereaksi
dengan konstituen kimia dari bahan bakar untuk memproduksi CO2 dan
air, dan zat-zat yang lain yang terkandung dalam gas hasil pembakaran
melalui pelepasan panas.

2.9 Karakteristik Kandungan Zat Terbang dan Pembakarannya

Pada umumnya bahan bakar padat seperti biomassa jika dipanasi


sampai mencapai temperatur tertentu, maka zat terbang (volatile matters)
mulai dilepaskan, dan pada tempertur tertentu mulai terjadi pengapian
atau menyala dan selanjutnya terbakar.

Kandungan zat terbang memegang peranan penting dari bahan


bakar padat dalam hal kemampuan menyala (ignitability) dan kemampuan
terbakar (combustibility).

17
2.10 Nilai Kalor

Nilai kalor bahan bakar padat termasuk bahan bakar biomassa


adalah nilai kalori kotor Hq (gross calorific value) yang diperoleh melalui
percobaan Bomb Kalorimeter yang dinyatakan dalam satuan cal/gr atau
Btu/lb atau kJ/kg.
Nilai kalor atas (gross higher heating value) HHV, didefenisikan
sebagai panas yang dilepaskan dari pembakaran sejumlah kuantitas unit
bahan bakar (massa) dimana produknya dalam bentuk abu, gas CO2,
SO2, Nitrogen dan air, dan tidak termasuk air yang menjadi uap (vapour).

Apabila bahan bakar padat telah dilakukan pengujian komposisi


untuk menentukan kandungan karbon, hidrogen, sulfur dan oksigen, maka
secara empiris nilai kalor (HHV) dapat dihitung dengan formula Dulong :

𝑂2⁄ 𝐵𝑡𝑢⁄ )
𝐻𝐻𝑉 = 14.544 𝐶 + 62.028 [𝐻2 − ( 8)] + 4050 𝑆 ( 𝑙𝑏 (Referensi

Prinsip –Prinsip Konversi Energi, Archie W. Culp,Jc, Ir.darwin Sitompul M.Eng, Penerbit Erlangga,
halaman 46 )

Dimana : C = Massa karbon %

H = Massa hidrogen %

O = Massa oksigen %

S = Massa sulfur %

18

Anda mungkin juga menyukai