Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN PENAMPANG MELINTANG DAN


PERBANDINGAN PETA BATIMETRI DAN RBI

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Survei Hidrografi


Dosen pengampu : Bp. Bambang Kun Cahyono, S.T., M.Sc

Disusun Oleh :
1. Cahyo Wibowo (17/415139/TK/46428)
2. Moh. Arief Heru S. (17/413610/TK/46050)
3. Nindita Shita Devi (17/410217/TK/45574)
4. Vebryan Nour O. (17/413622/TK/46062)
5. Winda Eka Putri (17/415153/TK/46442)

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS GADJAH MADA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2019
A. MATA ACARA PRAKTIKUM
1. Pembuatan penampang melintang pada peta batimetri
2. Mengetahui perbedaan peta batrimetri dan Peta RBI (Rupa Bumi Indonesia)
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat memahami peta-peta laut dan informasi yang terdapat pada peta
tersebut.
2. Mahasiswa dapat mengetahui metode dan langkah kerja dalam pembuatan penampang
melintang pada peta batimetri.
3. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara peta batimetri dan Peta RBI (Rupa Bumi
Indonesia).
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Tempat : Laboratorium Geokomputasi Departemen Teknik Geodesi
Waktu : Rabu, 20 Februari 2019 pukul 07.00 - 09.50 WIB
D. ALAT DAN BAHAN
1. Peta Batimetri Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sekitarnya
2. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
3. Perangkat Lunak Microsoft Excel
4. Perangkat Lunak Microsoft Word
5. Perangkat Lunak Corel Draw
E. LANDASAN TEORI
Peta batimetri sendiri dapat diartikan peta yang menggambarkan bentuk konfigurasi
dasar laut dinyatakan dengan angka-angka kedalaman dan garis-garis kedalaman. Peta
batimetri ini dapat divisualisasikan dalam tampilan dua dimensi (2D) maupun tiga dimensi
(3D). Data batimetri dapat diperoleh dengan penggunaan teknik interpolasi untuk pendugaan
data kedalaman untuk daerah-daerah yang tidak terdeteksi merupakan hal mutlak yang harus
diperhatikan.
Terdapat dua metode yang umum dipakai dalam menentukan batimetri perairan yaitu
metode akustik dan Satelit altimetri/radar. Hidroakustik merupakan suatu teknologi
pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat akustik seperti Echosounder,
Fishfinder, SONAR dan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler). Satelit altimetri dapat
memberikan informasi tentang : arus laut, perubahan paras muka laut, pasang surut di lautan,
tinggi gelombang dan kecepatan angin permukaan, topografi dasar.
Penampang melintang adalah gambaran atau profil relief dari bentuk muka bumi,
baik di daratan atau di dasar laut secara melintang yang diukur dari permukaan air laut. Dengan
penampang melintang maka dapat diketahui/dilihat secara jelas bentuk dan ketinggian suatu
tempat yang ada di muka bumi. Peta bawah laut membutuhkan sebuah garis yaitu garis
batimetri yang menghubungkan setiap relief di dasar laut berdasarkan tingkat kedalamannya
dari permukaan laut.
Melalui penampang laut, relief dasar laut dapat dilihat memiliki berbagai bentuk di
dasar laut antara lain:
1. Landasan kontinental adalah laut dangkal yang memiliki kedalaman 1 hingga 200 meter
dari atas permukaan laut.
2. Lereng benua adalah terusan dari landasan kontinen. Lereng benua adalah perbatasan
antara pulau dan samudra.
3. Paparan benua adalah dataran yang semakin mendekati darat, makan akan semakin
melandai. Dataran ini berada pada kedalaman kurang dari 200 meter.
4. Lubuk laut adalah cekungan yang ada di dalam laut. Cekungan ini terjadi akibat adanya
ingresi atau penurunan dasar laut.
5. Palung laut adalah lubuk laut yang terus mengalami ingresi. Sehingga menjadi semakin
kerucut ke bawah dan semakin dalam.
6. Punggung laut adalah deretan perbukitan yang ada di dalam laut. Punggung laut juga
disebut sebagai tanggul dalam laut. Punggung laut dapat memiliki panjang hingga
ribuan kilometer. Puncak punggung laut yang keluar ke permukaan laut menjadi deretan
pulau- pulau.
7. Ambang laut adalah dataran tinggi yang berada di dalam laut. Dataran ini terletak di
antara dua lautan atau antara pulau- pulau. Ambang laut berasal dari daratan yang
mengalami penurunan ketinggian, sehingga tenggelam dan tertutup oleh laut.
8. Gunung laut adalah gunung yang berada di dalam lau. Gunung ini berada pada
kedalaman mulai dari 1000 meter hingga 4000 meter. Puncak gunung laut yang keluar
ke permukaan bumi, menjadi sebuah pulau.
F. LANGKAH KERJA
Pembuatan profil melintang dapat dilaksanakan dengan menggunakan Microsoft Excel,
Microsoft Word, serta Corel Draw, freehand (menggambar secara manual). Berikut
merupakan langkah kerja dengan menggunakan Microsoft Excel :

1. Buka coreldraw untuk mengestimasi jarak pada peta


2. Drag peta yang sudah difoto kedalam coreldraw hingga seperti ini

3. Buat garis menggunakan ikon untuk menentukan wilayah yang akan dibuat
penampang vertikalnya dan ukur jarak penampang vertical meggunakan grid yang
tersedia dicoreldraw yang bertanda merah
4. Input kedalaman serta jarak kedalam ms. Excel

Kurangi 615 kesemua panjang agar bermulai ketitik 0 titik awalnya

5. Buat kurva penampang melintang dengan cara klik =>

=> => =>


6. Berikut hasil penampang vertikalnya :
G. HASIL DAN PEMBAHASAN
Winda Eka Putri
17/415153/TK/46442
Moh. Arief Heru
(17/413610/TK/46050)
Vebryan Nour O.
(17/413622/TK/46062)

Keterangan :
1. Bagian yang muncul pada profil melintang di atas adalah pulau, gosong, height datum,
chart datum, serta kedalamannya.
2. Kotak atau bagian dengan warna hijau merupakan intertidal zone atau merupakan muka
air laut tertinggi ketika gelombang sedang pasang.
3. Kotak atau bagian dengan warna biru merupakan bagian yang tidak akan terlihat walaupun
muka air laut telah memasuki zona chart datum atau low water line atau air laut serendah
– rendahnya yang tidak mukin akan muncul permukaan air laut lebih rendah daripada itu
pada saat muka air laut surut.
4. Bagian yang berada diatas Height Datum atau (HD) merupakan pulau.

Cahyo Wibowo
(17/415139/TK/46428)

Pada hasil pekerjaan yang telah dilakukan telah dilakukan proses pembuatan profil
melintang dari peta batimetri. Proses pembuatan profil melintang menggunakan metode
proyeksi titik atau penarikan garis lurus berdasarkan kedalamanya.
Pada pembuatan profil melintang ada beberapa hal yang diperhatikan terutama
perbedaan kedalaman dasar laut serta pewarnaan tiap area dimana tiap warna mewakilkan
informasi yang berbeda beda. Contoh Kuning untuk profil daratan, hijau untuk area gosong,
biru untuk laut dangkal dan putih untuk laut dalam.

Perbedaan Peta Batimetri dan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) :


a. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang menampilkan sebagian
unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan
rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:
 Tema 1: Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan
sebagainya
 Tema 2: Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai
dan sebagainya
 Tema 3: Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan kontur
 Tema 4: Bangunan: gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan budaya
lainnya
 Tema 5: Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan
jembatan
 Tema 6: Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten, kecamatan
dan desa
 Tema 7: Toponim: nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama
gunung dan sebagainya

Peta Rupabumi merupakan peta yang sangat lazim digunakan di negara Indonesia
(salah satunya karena dibuat oleh lembaga dalam negeri, yakni BIG) dan menggunakan
sistem proyeksi (Universal Transverse Mercator) UTM. Sebagaimana pada peta
topografi AMS, bidang proyeksi yang digunakan juga berupa silinder.
b. Peta Batimetri
Peta batimetri ini juga dapat divisualisasikan dalam bentuk tampilan 2
dimensi (2D) maupun 3 dimensi (3D). Visualisasi tersebut dapat dilakukan karena
perkembangan teknologi yang semakin hari sangat semakin maju, sehingga
penggunaan komputer untuk melakukan kalkulasi dalam pemetaan menjasi mudah
untuk dilakukan.
Data batimetri dapat diperoleh dengan menggunakan teknik interpolasi,
untuk pendugaan data kedalaman untuk daerah-daerah yang tidak terdeteksi, dan
merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan. Teknik interpolasi yang sering
digunakan adalah teori Universal Kriging dan teori IRFK (Intrinsic Random
Function of Order K) (David et al., 1985 dalam Defilmisa, 2003)

Perbedaan Peta Batimetri dan peta Rupa Bumi Indonesia :

Perbedaan Peta Batimetri Peta RBI


Kedalaman laut dan
konfigurasi bawah laut serta Bentuk relief tentang tinggi
Informasi yang disajikan informasi dasar lainnya rendahnya suatu wilayah di
terkait dengan navigasi dan permukaan Bumi
administrasi di wilayah laut.
Legenda Tidak disediakan Ada pada informasi tepi peta
kontur pada batimetri
menghubungkan tempat-
Di daratan, garis kontur
tempat dengan kedalaman
Kontur menghubungkan tempat-
sama di bawah permukaan
tempat berketinggian sama,
air.

H. KESIMPULAN
1. Peta batimetri sendiri adalah peta yang menggambarkan bentuk konfigurasi dasar laut
dinyatakan dengan angka-angka kedalaman dan garis-garis kedalaman.
2. Penampang melintang adalah gambaran atau profil relief dari bentuk muka bumi,
baik di daratan atau di dasar laut secara melintang yang diukur dari permukaan air laut.
3. Melalui penampang laut, relief dasar laut dapat dilihat memiliki berbagai bentuk di dasar
laut dapat berupa landasan kontinental, lereng benua, paparan benua, lubuk laut, palung
laut, punggung laut, ambang laut dan gunung laut.
4. Bagian yang muncul pada profil melintang di atas adalah pulau, gosong, height datum,
chart datum, serta kedalamannya.
5. Kotak atau bagian dengan warna hijau pada profil melintang merupakan intertidal zone
atau merupakan muka air laut tertinggi ketika gelombang sedang pasang.
6. Kotak atau bagian dengan warna biru pada profil melintang merupakan bagian yang
tidak akan terlihat walaupun muka air laut telah memasuki zona chart datum atau low
water line atau air laut serendah – rendahnya yang tidak mukin akan muncul permukaan
air laut lebih rendah daripada itu pada saat muka air laut surut.
I. DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.maritim.co/batimetri-perairan/ diakses pada tanggal 26 Februari 2019 pukul
16.53 WIB
2. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/penampang-dasar-laut diakses pada tanggal
26 Februari 2019 pukul 18.52 WIB
3. https://www.academia.edu/3815543/BATIMETRI diakses pada tanggal 26 Februari
2019 pukul 18.52 WIB
4. http://www.maritim.co/batimetri-perairan/ diakses pada tanggal 26 Februari 2019 pukul
18.53 WIB

Anda mungkin juga menyukai