Disusun Oleh :
1. Cahyo Wibowo (17/415139/TK/46428)
2. Moh. Arief Heru S. (17/413610/TK/46050)
3. Nindita Shita Devi (17/410217/TK/45574)
4. Vebryan Nour O. (17/413622/TK/46062)
5. Winda Eka Putri (17/415153/TK/46442)
3. Buat garis menggunakan ikon untuk menentukan wilayah yang akan dibuat
penampang vertikalnya dan ukur jarak penampang vertical meggunakan grid yang
tersedia dicoreldraw yang bertanda merah
4. Input kedalaman serta jarak kedalam ms. Excel
Keterangan :
1. Bagian yang muncul pada profil melintang di atas adalah pulau, gosong, height datum,
chart datum, serta kedalamannya.
2. Kotak atau bagian dengan warna hijau merupakan intertidal zone atau merupakan muka
air laut tertinggi ketika gelombang sedang pasang.
3. Kotak atau bagian dengan warna biru merupakan bagian yang tidak akan terlihat walaupun
muka air laut telah memasuki zona chart datum atau low water line atau air laut serendah
– rendahnya yang tidak mukin akan muncul permukaan air laut lebih rendah daripada itu
pada saat muka air laut surut.
4. Bagian yang berada diatas Height Datum atau (HD) merupakan pulau.
Cahyo Wibowo
(17/415139/TK/46428)
Pada hasil pekerjaan yang telah dilakukan telah dilakukan proses pembuatan profil
melintang dari peta batimetri. Proses pembuatan profil melintang menggunakan metode
proyeksi titik atau penarikan garis lurus berdasarkan kedalamanya.
Pada pembuatan profil melintang ada beberapa hal yang diperhatikan terutama
perbedaan kedalaman dasar laut serta pewarnaan tiap area dimana tiap warna mewakilkan
informasi yang berbeda beda. Contoh Kuning untuk profil daratan, hijau untuk area gosong,
biru untuk laut dangkal dan putih untuk laut dalam.
Peta Rupabumi merupakan peta yang sangat lazim digunakan di negara Indonesia
(salah satunya karena dibuat oleh lembaga dalam negeri, yakni BIG) dan menggunakan
sistem proyeksi (Universal Transverse Mercator) UTM. Sebagaimana pada peta
topografi AMS, bidang proyeksi yang digunakan juga berupa silinder.
b. Peta Batimetri
Peta batimetri ini juga dapat divisualisasikan dalam bentuk tampilan 2
dimensi (2D) maupun 3 dimensi (3D). Visualisasi tersebut dapat dilakukan karena
perkembangan teknologi yang semakin hari sangat semakin maju, sehingga
penggunaan komputer untuk melakukan kalkulasi dalam pemetaan menjasi mudah
untuk dilakukan.
Data batimetri dapat diperoleh dengan menggunakan teknik interpolasi,
untuk pendugaan data kedalaman untuk daerah-daerah yang tidak terdeteksi, dan
merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan. Teknik interpolasi yang sering
digunakan adalah teori Universal Kriging dan teori IRFK (Intrinsic Random
Function of Order K) (David et al., 1985 dalam Defilmisa, 2003)
H. KESIMPULAN
1. Peta batimetri sendiri adalah peta yang menggambarkan bentuk konfigurasi dasar laut
dinyatakan dengan angka-angka kedalaman dan garis-garis kedalaman.
2. Penampang melintang adalah gambaran atau profil relief dari bentuk muka bumi,
baik di daratan atau di dasar laut secara melintang yang diukur dari permukaan air laut.
3. Melalui penampang laut, relief dasar laut dapat dilihat memiliki berbagai bentuk di dasar
laut dapat berupa landasan kontinental, lereng benua, paparan benua, lubuk laut, palung
laut, punggung laut, ambang laut dan gunung laut.
4. Bagian yang muncul pada profil melintang di atas adalah pulau, gosong, height datum,
chart datum, serta kedalamannya.
5. Kotak atau bagian dengan warna hijau pada profil melintang merupakan intertidal zone
atau merupakan muka air laut tertinggi ketika gelombang sedang pasang.
6. Kotak atau bagian dengan warna biru pada profil melintang merupakan bagian yang
tidak akan terlihat walaupun muka air laut telah memasuki zona chart datum atau low
water line atau air laut serendah – rendahnya yang tidak mukin akan muncul permukaan
air laut lebih rendah daripada itu pada saat muka air laut surut.
I. DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.maritim.co/batimetri-perairan/ diakses pada tanggal 26 Februari 2019 pukul
16.53 WIB
2. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/penampang-dasar-laut diakses pada tanggal
26 Februari 2019 pukul 18.52 WIB
3. https://www.academia.edu/3815543/BATIMETRI diakses pada tanggal 26 Februari
2019 pukul 18.52 WIB
4. http://www.maritim.co/batimetri-perairan/ diakses pada tanggal 26 Februari 2019 pukul
18.53 WIB