Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun Oleh:

Ayudyah Khusuma Wardani NIM: 5173144004

Rezqi Fitriah Qolbi NIM: 5173144024

Rifa Faradhiba NIM: 5172144012

Rini Fahrira NIM: 5173144013

Tasya Alfi Laila Rajagukguk NIM: 5173144029

Kelas : REG. A Tata Rias

Dosen Pengampu : Dr. Dina Ampera., M.Si

Irmiah Nurul Rangkuti., M.Pd

Mata Kuliah : Desain Pembelajaran

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Berikut ini sebuah makalah
yang berjudul "Critical Book Report". Yang kami harap bisa memberikan manfaat untuk
menambah pengetahuan kami mengenai Desain Pembelejaran. Sebelumnya kami ucapkan
Terima kasih kepada Ibu Dr. Dina Ampera., M.Si dan Ibu Irmiah Nurul Rangkuti.,
M.Pdselaku dosen mata kuliah Desain Pembelajaran.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih memiliki kekurangan.
Baik dari segi isi, pembahasan, serta cara penyampaian . Maka dari itu kami menerima semua
saran dan kritikan dari ibu dosen, yang sifatnya membangun. Yang kami harap bisa dijadikan
sebagai koreksi maupun acuan yang membantu kami memperbaiki makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami dan juga pembaca.

Medan, 19 Oktober 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan CBR .................................................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan CBR .................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
A. Identitas Buku ................................................................................................................... 5
1. Identitas Buku I ................................................................................................................ 5
2. Identitas Buku II............................................................................................................... 5
B. Ringkasan Isi Buku .......................................................................................................... 6
1. Ringkasan Buku I ............................................................................................................. 6
2. Ringkasan Buku II.......................................................................................................... 15
C. Kritikan Mengenai Buku ............................................................................................... 24
1. Kritikan Buku I .............................................................................................................. 24
2. Kritikan Buku II ............................................................................................................. 25
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 27
Kesimpulan .............................................................................................................................. 27
Saran ........................................................................................................................................ 27

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Critical Book Report adalah hasil kritik/bandingan tentang suatu topik materi
yang pada umunya di perkuliahan terhadap buku yang berbeda. Setiap buku yang
dibuat oleh penulis tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-
masing.

Penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca


dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang Desain
Pembelajaran.
B. Tujuan Penulisan CBR

Adapun beberapa tujuan yang akan didapat diantaranya yaitu :

1. Untuk mengkritisi buku mengenai perawatan kulit dengan alat listrik


2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah perawatan kulit dengan alat listik
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari buku perawatan kulit dengan
alat listrik
C. Manfaat Penulisan CBR

Manfaat CBR adalah memberikan informasi atau pemahaman yang


kompehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku yang
mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh
mengenai masalah yang muncul dalam sebuah buku.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Identitas Buku
1. Identitas Buku I
Judul buku :Instructional Design
Penulis : Patricia L. Smith
Tillman J. Ragan
Penerbit : Wiley Jossey – Bass Education
Tahun terbit : 2005
Cetakan : Edisi Ketiga
Kota terbit : United States
ISBN : 978-0-471-39353-5

2. Identitas Buku II
Judul buku : Learning To Teach (Belajar Untuk Mengajar)
Penulis : Richard I. Arends
Penerbit : Pustaka Pelajar
Tahun terbit : 2008
Cetakan : Edisi Ketujuh
Kota terbit : New York
ISBN : 978-602-8055-64-2

5
B. Ringkasan Isi Buku
1. Ringkasan Buku I

CHAPTER 8 : STRATEGI FOR DECLARATIVE KNOWLEDGE


INSTRUCTION

Kata-kata yang sering kita gunakan untuk mendeskripsikan kinerja pengetahuan deklaratif
adalah jelas, menggambarkan, meringkas, dan mencantumkan, meskipun pembelajaran
pengetahuan deklaratif kadang-kadang meremehkan. sebagai penghafalan hafalan belaka,
estetika yang tidak penting, dan tidak penting, itu adalah substansi dari banyak pemikiran
kita. Pengetahuan deklaratif adalah bagian penting dari apa yang kita pelajari sepanjang
hidup. Meskipun perolehan pengetahuan deklaratif sering disamakan dengan hafalan
berlama-lama. "jarang atau harusnya diperoleh melalui strategi semacam itu. Akhirnya,
pengetahuan deklaratif diperlukan untuk memahami masalah untuk menyelesaikannya.
Meskipun pengetahuan deklaratif adalah pembelajaran tipe besar, ada beberapa perbedaan
penting yang dibuat dalam kategori pembelajaran. Gagné anda Briggs (1979)
mengidentifikasi tiga subtipe, yang masing-masing dan melibatkan proses kognitif yang
sedikit berbeda: labes dan nama, fakta dan daftar, dan wacana terorganisir. Pembelajaran
label dan nama melibatkan pasangan informasi. Jenis pembelajaran ini mengharuskan
pembelajar secara mental membuat tautan penghubung antara dua elemen. Tautan ini
mungkin bersifat proposisional atau berbasis gambar. Pembelajaran wacana yang
terorganisasi juga bersifat proposisional. Meskipun fakta dan daftar bersifat terpisah, namun,
penusukan "wacana" itu sendiri melibatkan pemahaman benang makna yang mengalir
melalui badan informasi yang luas, sebagai bagian dari prosa. Arketipe untuk pembelajaran
wacana adalah belajar melalui membaca teks (biasanya teks ekspositori). Untuk kegiatan

6
menghasilkan pembelajaran. wacana, yang merupakan bagian dari pengetahuan yang
terintegrasi terikat pada pengetahuan yang ada, harus terikat dengan pengetahuan yang ada.

Proses Kognitif Pembelajaran Pengetahuan Deklaratif

Penting untuk menggambarkan bagaimana teori menyarankan bahwa pengetahuan deklaratif


disimpan. Karena sebagian besar, jika tidak semua, dari pengetahuan kita saling terkait dalam
beberapa mode, bentuk utama representasi dari pengetahuan deklaratif kita berteori untuk
berada dalam jaringan proposisional (Anderson, 1976). Sebuah proposisi agak mirip sebuah
kalimat. Misalnya, kalimat "Pat memberi tulang besar untuk Sarah, collie halus" berisi tiga
proposisi:

1. Pat memberi tulang kepada Sarah.

2. Tulangnya besar.

3. Sarah adalah collie yang halus.

Perbedaan antara kalimat dan proposisi adalah bahwa (1) kalimat mungkin mengandung lebih
dari satu proposisi (seperti kalimat di atas), dan (2) proposisi adalah ide, dan kalimat adalah
apa yang biasa kita gunakanuntuk mengekspresikan ide. Proposisi dapat juga dinyatakan
sebagai diagram atau ilustrasi, notasi notasi matematika, dan bentuk lain dari languaging.
Jaringan proposisi adalah kumpulan banyak proposisi yang dihubungkan bersama-sama
dengan cara tertentu. Link yang terbentuk dalam jaringan proposisional adalah idiosinkratis
untuk sebagian besar dan hampir sama pentingnya dengan pengetahuan "seperti isi proposisi
itu sendiri.

 Menghubungkan dengan Pengetahuan yang Ada

Agar mudah dipelajari, diingat, dan digunakan, pengetahuan deklaratif baru harus dikaitkan
dengan pengetahuan yang ada (yaitu. Sebelum) siswa. Faktanya, untuk disimpan dalam
memori jangka panjang, informasi yang masuk harus bermakna. Memasukkan informasi bisa
berarti ketika kita memiliki beberapa pengetahuan sebelumnya yang terhubung dengannya.
Dalam kasus di mana ada sedikit pengetahuan sebelumnya untuk ditautkan, pembelajar harus
menggunakan tautan artifisial (daripada secara intrinsik bermakna). Tautan ini cenderung
berfokus pada hal-hal serupa di permukaan, seperti suara, bentuk, tayangan sensori, atau
prosedur motorik yang serupa. Ketika seorang pelajar bekerja di daerah yang tidak dikenal,
maka, pembelajaran awal mungkin sangat bergantung pada asosiasi suara, kesamaan dalam

7
fitur fisik seperti rangkaian huruf, atau sumber koneksi lain yang tidak ada artinya. Ketika
tautan "tipuan" ini tidak dapat dibuat, seseorang harus menggunakan pengulangan hafalan
untuk mendapatkan informasi untuk disimpan dalam memori jangka panjang. Tingkat
penyajian informasi dalam media yang dikendalikan oleh tingkat (seperti televisi, film, dan
ceramah) sering terlalu cepat bagi peserta untuk mengolah informasi baru dan karenanya
mengingatnya.

 Organisasi

Pengorganisasian informasi baru adalah kegiatan kognitif lain yang memfasilitasi


pembelajaran pengetahuan deklaratif. Ketika kami menerima informasi baru, kami secara
aktif mengaturnya dengan penggumpalan (juga disebut chunking) disatukan, memisahkan set
dari satu sama lain, menundukkan, dan membuat hubungan di antara set. Organisasi semacam
itu dapat menyederhanakan beban kognitif penanganan dan mengingat massa data, seperti
yang terlihat pada subdivisi umum nomor telepon. Urutan angka mana yang lebih mudah
dipelajari? Organisasi dapat menambahkan makna dengan menempatkan materi asing baru ke
dalam beberapa "slot" yang ada. Slot dapat membantu mengingat dengan menyediakan titik
awal untuk penarikan sisa skema, atau slot dapat membantu mengingat dengan membatasi
penyebaran aktivasi memori ke daerah yang lebih kecil dan lebih erat (hanya skema dan
schemata terkait) Meskipun organisasi adalah sesuatu yang dilakukan para pembelajar secara
internal, instruksi dapat menyediakan organisasi untuk pelajar atau membantu peserta didik
untuk terlibat dalam organisasi sendiri

 Elaborating

Aktivitas elaborasi lebih tidak terhindarkan dalam pembelajaran — dan dengan demikian
lebih penting bagi instruksi daripada yang umumnya diakui sampai tahun-tahun belakangan
ini. Sebelumnya elaborasi sering dianggap sebagai analog dengan dekorasi: tambahan yang
bagus tapi tidak neccssary. Perhatian yang lebih dekat kepada peserta didik “proses kognitif
selama pembelajaran pengetahuan deklaratif telah mendorong kita untuk menyadari bahwa
elaborasi adalah proses dasar dimana tautan dibuat dalam informasi ke pengetahuan dan
struktur yang ada. Studi komputer yang mencoba mengembangkan kecerdasan buatan telah
memberi kita penghargaan untuk bagaimana banyak bahasa alami kita dalam berbicara dan
menulis membutuhkan kesimpulan untuk masuk akal. Ambiguitas bahasa alami memberikan
ilustrasi yang sangat baik tentang kebutuhan untuk melampaui kata-kata yang digunakan.

8
Tidak seperti komputer, orang yang mendengarkan atau membaca dengan pemahaman secara
aktif membuat lompatan kesimpulan sebagai bagian dari proses pembuatan pengetahuan
pembelajaran dekompektif. Meskipun manusia dilengkapi dengan baik untuk terlibat dalam
elaborasi. itu tidak berarti bahwa mereka selalu melakukannya ketika dibutuhkan. Pembelajar
tidak termotivasi, pelajar yang tidak terampil dalam menggunakan strategi learming yang
dibutuhkan, pelajar dengan sedikit pengetahuan sebelumnya atau pelajar yang kelelahan
mungkin tidak terlibat dalam aktivitas mental yang diperlukan untuk mempelajari
pengetahuan deklaratif yang disajikan. meskipun materinya dapat disajikan dengan jelas dan
akurat. Oleh karena itu, strategi instruksional perlu mendorong peserta didik untuk
melakukan elaborasi yang diperlukan untuk mempelajari materi. Ketiga fungsi yang
menghubungkan, mengatur, dan mengelaborasi - adalah fondasi dari aspek pemrosesan
informasi dari strategi instruksional yang dijelaskan kemudian dalam bab ini.

 Kondisi Mendukung Pembelajaran Pengetahuan Deklarasi

Dan berbagai kemungkinan strategi yang sesuai untuk instruksi pengetahuan deklaratif
terkadang menghadirkan gambaran yang kacau balau. Tampaknya ada teknik yang lebih
spesifik untuk membantu pembelajaran pengetahuan deklaratif daripada untuk jenis
pembelajaran lainnya. West, Farmer and Wolf (1991). sebagai contoh. menyajikan total tiga
puluh lima strategi kognitif spesifik, yang semuanya berlaku untuk pembelajaran
pengetahuan deklaratif. Delapan kategori utama mereka mewakili seperangkat alat strategi
pengajaran yang baik: strategi organisasi, kerangka klasifikasi, pemetaan konsep,
penyelenggara awal, teknik meta phoric. strategi latihan, mnemonik, dan citra. Teknik-teknik
ini dan instruksional yang disarankan oleh sumber lain dapat dikategorikan ke dalam tiga
jenis strategi utama, yang sesuai dengan tiga aktivitas kognitif penting yang terlibat dalam
pembelajaran pengetahuan deklaratif. Kami akan menggunakan ketiga jenis strategi ini untuk
mengatur deskripsi teknik instruksional kami, memberikan pandangan desain strategi untuk
instruksi pengetahuan deklaratif yang berbasis teori dan fungsional. Banyak peristiwa
instruksi dalam pelajaran untuk pengetahuan deklaratif dapat disediakan oleh instruksi atau
dihasilkan oleh peserta didik. Dari sekian banyak strategi mikro yang kami sajikan, hanya
satu penyelenggara muka - yang tampaknya sesuai bagi para pembelajar untuk menghasilkan
bagi diri mereka sendiri. Sebagian besar strategi dapat, oleh karena itu, diimplementasikan
baik sebagai instruksi atau generatif. Keputusan mengenai di mana strategi yang diharapkan
berasal harus didasarkan pada faktor-faktor seperti waktu yang tersedia, kemampuan pencari
nafkah, dan pengetahuan sebelumnya. Keterlibatan dalam kegiatan kognitif yang tepat adalah

9
fitur penting: apakah aktivitas itu dikendalikan dan disampaikan melalui instruksi atau
apakah kegiatan itu adalah sesuatu yang instruksi memfasilitasi pelajar untuk lakukan adalah
soal choielce untuk desainer. Jika mempertimbangkan faktor waktu. kecakapan pelajar, dan
pengetahuan sebelumnya gagal memberikan arahan. pertimbangan logistik dan kebutuhan
akan variasi dapat mempengaruhi keputusan.

ISI

Merangsang Mengingat Pengetahuan Sebelumnya Yang Relevan

Seperti yang disebutkan sebelumnya, penyelenggara awal sering kali berlaku untuk lebih dari
satu acara pengarahan. Oleh karena itu, kami telah melihat penerapannya baik dalam melihat
pratinjau pelajaran dan dalam merangsang mengingat pembelajaran sebelumnya yang
relevan. Perangkat metafora dapat memberikan hubungan antara yang dikenal dan yang tidak
diketahui serta memberikan rangsangan intelektual dan minat melalui gambar beton
penggunaan figural. Perangkat metafora sering termasuk penggunaan metafora, di mana
kendaraan yang dikenal digunakan untuk menyampaikan topik baru melalui pengaturan
identitas seperti "sel darah putih (topik baru) adalah kendaraan tentara)." Perangkat metafora
juga dapat menggunakan analogi di mana kendaraan digunakan untuk menyampaikan topik
melalui hubungan antara pasangan, seperti "sel darah putih menyerang infeksi seperti tentara
menyerang musuh mereka." Meskipun ada bahaya dalam menggunakan perangkat metafora
(seperti pelajar generalisasi banyak atau mengambil perbandingan secara harfiah daripada
guratively sebagaimana dimaksud), perangkat metafora dapat menjadi alat pembelajaran yang
kuat, baik digunakan dalam bentuk verbal atau visual (Smith & Ragan, 1990; West, Farmer,
& Wolf, 1991).

Informasi Proses

 Label Dan Nama-Nama

Suatu teknik organisasi yang berguna dalam mempelajari label dan nama adalah
pengelompokan dan pengelompokan ke dalam kategori. Sangatlah lazim untuk mengatur
informasi sepanjang beberapa pola struktural yang mungkin kita lupakan bahwa ini adalah
elemen strategi pembelajaran tertentu dan strategi kognitif untuk digunakan oleh para siswa.
Tabel periodik elemen dikelompokkan dalam berbagai cara, termasuk kolom elemen yang
dikelompokkan ke dalam kategori (logam, bukan logam, gas mulia), dan tabel sering diberi
kode warna dalam kategori untuk padatan, cairan, gas, dan elemen sintetis. Clustering dan

10
chunking dapat digunakan oleh leamers, misalnya, dengan memilih untuk bekerja pada subset
tertentu dari tabel periodik, baik dengan kolom, dengan baris, atau oleh beberapa prinsip
pengelompokan lainnya.

 Fakta Dan Daftar

Teknik asosiasional primer untuk memproses informasi dalam mempelajari fakta dan daftar
adalah penggunaan gambar. Banyak teknik menggunakan gambar untuk membantu
menghafal fakta dan daftar. Penggunaan gambar baik yang disediakan oleh instruksi maupun
yang dihasilkan oleh siswa, di dalam kasta terlalu banyak kemungkinan khusus bagi kita
untuk menggambarkannya secara menyeluruh di sini. Teks pada media audiovisual (Heinich,
Molenda, Russell, & Smaldino, 1996; Locatis & Atkinson, 1984) melakukan pekerjaan yang
sangat baik dalam mempraktekkan dan mendiskusikan penggunaan visual dalam instruksi,
seperti penggunaan gambar, grafik, tabel, dan peta. Beberapa contoh dari strategi visualisasi
untuk visual yang dihasilkan oleh siswa termasuk membuat gambar mental kalimat dan
bagian prosa, dan menggunakan metode lodi, di mana lokasi objek dalam ruang yang
dibayangkan, seperti ruangan, terkait dengan titik-titik ingat.

 Wacana Terorganisir

Pemahaman yang sering digunakan untuk menggambarkan hasil dari pemrosesan wacana
terorganisir dalam cetak konvensional, seperti buku dan jurnal, dan dalam pidato, seperti
ceramah. Kami tidak menemukan istilah pemahaman yang sering digunakan dalam konteks
lain, seperti belajar dari simulasi, instruksi yang dibantu komputer (CAI), dan video.
Pemahaman tentang wacana yang terorganisir melibatkan memahami alur gagasan dalam
bahasa prosa dan mengikuti arus, sama seperti surfer yang menunggangi puncak gelombang.
Strategi untuk pemrosesan informasi untuk pembelajaran semacam ini dapat diberikan dalam
instruksi dan dengan demikian merupakan saran untuk merancang tujuan instruksional
membaca wacana terorganisir, prosa nasional semacam itu, atau mereka dapat dihasilkan oleh
peserta didik dan dengan demikian merupakan saran untuk strategi kognitif.

Strategi organisasi untuk memproses informasi dalam pembelajaran diskursus yang


terorganisir termasuk penggunaan struktur kepengaturan dan pengorganisasi grafik.Struktur
ekspositori yang sering disarankan adalah dekripsi, kronologi, perbandingan-kontras,
penyebab-ffect, solusi masalah, dan masalah-solusi-efek.Dalam struktur ini terdapat slot
"fungsi, bagian," bagaimana cara kerjanya, atau masalah / pencegahan dan solusi (Armbruster

11
& derson, 1985). Struktur semacam itu dapat dipasok oleh struction, atau struktur dapat
dikenakan oleh sebagai strategi pembelajaran.

Struktur ekspositori memiliki relevansi potensial dalam instruksi generatif serta implikasi
lamanya.Salah satu studi penelitian oleh Smith and Friend (1986) adalah contoh penggunaan
generatif dari suatu organisasi yang berlevel.Siswa meningkatkan pemahaman mereka
terhadap materi teks dengan menerapkan prosedur yang diajarkan untuk mereka gunakan,
yaitu menentukan dan menyandikan struktur teks dari materi yang sedang dipelajari.Kadang-
kadang siswa berbakat menemukan strategi seperti itu sendiri tentunya tidak biasa bagi anak-
anak muda untuk secara sadar melakukan analisis struktural materi yang mereka baca, namun
ada alasan untuk percaya bahwa keterampilan semacam itu dapat diajarkan kepada siapa pun
secara praktis.

Penyelenggara grafik dapat sangat membantu dalam pemrosesan informasi dari pembelajaran
diskursus terorganisir.Penyelenggara grafik dari segala jenis dapat digunakan untuk
mempelajari tindakan dan daftar, tetapi mungkin penggunaannya yang paling kuat adalah
dalam organisasi diskursus.Holley dan Dansereau (1984) mendeskripsikan penggunaan
graplics semacam itu sebagai strategi pembelajaran spasial "dan jejaring yang menjemukan,
penyusunan skema dan skema di antara strategi-strategi tersebut. Semua strate gies serupa
dalam hal bahwa mereka membutuhkan leamers untuk mengidentifikasi dan mewakili ide-ide
yang disajikan dalam instruksi dan Secara spasial indi cate hubungan antara ide-ide ini Barat,
Farmer dan Wolf (1991) disebut frame penyelenggara tersebut.

Teknik lain yang melibatkan penggunaan organizer grafis adalah pemetaan konsep pemetaan
konsep, seperti menguraikan. adalah sarana grafis untuk menggambarkan hubungan di antara
ide-ide.

Perhatian Fokus

Teknik yang bermanfaat untuk memusatkan perhatian dalam pengetahuan deklaratif adalah
menggarisbawahi, mendaftar, dan merefleksikan.Mempekerjakan Strategi Belajar

Strategi Pembelajaran yang sesuai untuk deklaratif termasuk penggunaan mnemonik,


elaborasi itategies, citra, analogi, organisasi, chunking, ang, grafik organiser, dan latihan.

Ketika pembelajar menghasilkan dan mengendalikan strategi seperti elaborasi atau citra
untuk membantu dalam mempelajari materi yang diinginkan, strategi tersebut digunakan
sebagai strategi pembelajaran.Selain memberikan pelatihan kritis dalam strategi

12
pembelajaran, instruksi harus membimbing pelajar dalam pilihan strategi pembelajaran yang
tepat untuk tugas belajar tertentu. Sebagai contoh, jika siswa mengerjakan penghafalan nama
semua elemen dalam tabel periodik, instruksi harus mengarahkan mereka ke arah yang benar,
menuju penggunaan strategi pembelajaran yang akan sangat membantu dalam
mempromosikan pembelajaran yang diinginkan. Dalam hal ini, karena tugas belajar adalah
fakta / daftar, salah satu teknik mnemonik, seperti pengkodean sekali pakai, pegword, atau
metode lokus, akan sangat membantu. Kami sekarang akan membahas masing-masing teknik
ini.

Teknik-teknik mnemonic dari berbagai macam adalah bagian teknik-teknik asosiasi yang
sangat kuat dalam memproses pembentukan untuk mempelajari fakta dan daftar, tetapi
mereka harus digunakan sebagai upaya terakhir, hanya ketika asosiasi yang bermakna tidak
dapat dibuat.

Perangkat mnemonic populer, yang disebut pengkodean sekali pakai oleh West, Farmer, dan
Woli (1991), melibatkan penggunaan huruf dalam kata-kata atau huruf pertama dalam
kalimat untuk membantu mempelajari daftar.Teknik mnemonik yang kompleks namun kuat
adalah penggunaan pegwords, di mana daftar hal-hal yang sewenang-wenang terkait dengan
urutan angka yang dimulai dengan l.

Mirip dengan teknik yang kuat adalah metode lokus yang dihormati waktu.Metode lokus
adalah bagian penting dari sistem ingatan yang digunakan oleh kaum Sophis di Yunani kuno,
sebuah sekte yang dikenal karena kemampuannya yang luar biasa untuk memaafkan sejumlah
besar informasi.Untuk melakukan daftar kata atau topik ke memori, seseorang
membayangkan lokasi yang dikenalnya, seperti ruangan, termasuk barang-barangnya, seperti
furnitur.

Latihan mungkin merupakan strategi pembelajaran pertama dan satu-satunya yang dapat
dilakukan oleh banyak pelajar dengan kemampuannya sendiri.Terlalu banyak anak sekolah
dan peserta pelatihan menghabiskan banyak waktu yang tidak terhitung untuk terlibat dalam
praktik yang berulang yang dihafalkan oleh menghafal. Tetapi ketika latihan ditempatkan
dalam konteks penggunaan bersama dengan strategi lain yang sesuai, itu bisa sangat berharga
dan tepat.Konsep "latihan", seperti yang dikembangkan dalam tradisi psikologi kognitif,
melibatkan pemikiran.

Praktek

13
Strategi yang dibahas pada poin ini membutuhkan sedikit latihan atau latihan untuk
penguasaan materi.Menyediakan praktik yang memadai adalah bagian yang penting dari
desain instruksional.Salah satu pertimbangan dalam merancang praktek adalah menentukan
apakah tugas belajar memerlukan ingatan atau apakah itu hanya membutuhkan pengakuan.
Praktik persyaratan untuk pengakuan - semua hal lain dianggap sama (seperti strategi
pembelajaran yang digunakan) - jauh lebih tidak menuntut secara kognitif daripada untuk
mengingat Pertimbangan lain dalam menentukan jumlah latihan yang diperlukan adalah, jika
diperlukan, apakah panggilan harus verbatim atau jika mungkin diparafrasekan lagi, dengan
asumsi kita menggunakan strategi pembelajaran yang sama kinerja verbatim l membutuhkan
lebih banyak latihan daripada yang diparafrasakan.

Faktor lain dalam praktik, terutama untuk mempelajari label, fakta, dan daftar, adalah
pentingnya praktik jarak. Praktik massal, seperti yang terlihat dalam sesi penjelajahan
sepanjang malam untuk ujian akhir, tidak seefisien waktu yang dihabiskan dalam praktik
selama beberapa waktu.

Praktek umumnya terkait dengan mencapai otomatisitas dalam kinerja skil, Praktik untuk
label harus melibatkan penyajian salah satu bagian dalam asosiasi.

Umpan balik

Untuk label, fakta, dan daftar, persyaratan umpan balik relatif mudah. Umpan balik untuk
label dan fakta harus mengevaluasi apakah informasi sudah lengkap dan asosiasi sudah benar.
Daftar mungkin memiliki dua elemen, kelengkapan dan urutan, yang harus dievaluasi.Jika
jawaban mencerminkan kombinasi asosiasi yang salah, umpan balik mungkin menunjukkan
kesalahan.

Transfer
Bagian paling penting dari transfer dalam pembelajaran pengetahuan deklaratif adalah bahwa
informasi tersedia untuk diambil untuk digabungkan dengan informasi baru. Dengan kata
lain, untuk menerapkan fakta atau menggunakan daftar, itu harus dipikirkan dengan mudah
sehingga dapat digunakan.Transfer sering melibatkan pembuatan jembatan-inferensi antara
pengetahuan yang belum dibuat untuk pelajar. Inferensi biasanya melibatkan memohon
pengetahuan sebelumnya dikombinasikan dengan informasi baru.
Remotivasi dan Tutup

14
Dalam remotivasi dan penutupan instruksi pengetahuan deklaratif, penting untuk
menekankan kembali kegunaan pengetahuan yang telah dipelajari.Hal ini juga penting untuk
mendorong para pembelajar untuk secara mental memanipulasi intorasinya sendiri. Untuk
fakta, label, dan daftar, manipulasi tal orang ini mungkin latihan. Untuk wacana yang
terorganisir, mungkin elaborasi dengan lebih banyak informasi atau mencari redudansi,
kontradiksi, atau kesimpulan.

Penilaian Pengetahuan Deklaratif


Penentuan tujuan pengetahuan deklaratif melibatkan kemampuan untuk mengingat atau
mengenali, baik dalam bentuk verbatim atau paraphased, informasi yang telah disajikan
kepada mereka.Item juga dapat dibangun di mana para peserta harus menghasilkan respon.
Materi pengetahuan deklaratif seharusnya tidak menilai kemampuan peserta untuk
menerapkan pengetahuan ini, yang akan menggunakan informasi sebagai keterampilan
intelektual; sebaliknya, mereka harus menilai kemampuan nars untuk mengingat informasi.
RINGKASAN
Bab ini telah melihat lebih dekat dalam merancang instruksi untuk pembelajaran pengetahuan
deklaratif.Pengetahuan dekaratif, juga disebut informasi verbal, dipandang sebagai yang
diwakili dalam memori sebagai jaringan proposisional, atau schemata, menghubungkan
simpul informasi dengan hubungan. Ada tiga jenis pengetahuan deklaratif: label / nama, fakta
/ daftar, dan wacana terorganisir. Tiga kegiatan umum untuk semua pembelajaran
pengetahuan deklaratif adalah menghubungkan.mengatur, dan mengelaborasi. Menggunakan
peristiwa instruksional yang diperluas sebagai kerangka kerja, kami melihat teknik
instruksional khusus untuk instruksi pengetahuan deklaratif. Dalam diskusi tentang peristiwa
instruksional, ilustrasi dari dua aplikasi sampel disediakan, satu untuk modul pada tabel p
(tugas fakta / daftar) dan yang kedua melibatkan musik (tugas diskrit terorganisir)
2. Ringkasan Buku II

BAB 8 : PENGAJARAN LANGSUNG

Keterampilan kognitif maupun fisik adalah fondasi yang dibangun pembelajaran


tingkat tingginya (termasuk Learning to learn, belajar mengajar). Sebelum siswa dapat
berpikir kritis, mereka harus memiliki keterampilan-keterampilan dasar yang berhubungan
dengan logika seperti menarik kesimpulan dari kata-kata dan menengarai bias dalam
presentase.
Bab ini difokuskan pada model pengajaran yang dimaksud untuk membantu siswa
mempelajari berbagai keterampilan pengetahuan dasar yang dapat diajarkan secara langsung
langkah demi langkah. Untuk maksud disini, model itu disebut direct instruction model

15
(model pengajaran langsung). Model ini tidak selalu memiliki nama yang sama. Model ini
kadang-kadang disebut active learning(Good, Grouws, & Ebmeier, 1983). Hunter (1982)
menyebut pendekatan mastery teaching model. Rosenshine dan Steves (1986) menyebut
penekatan ini explicit instruction. Label direct instruction (pengajaran langsung) juga telah
digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan tertentu untuk mengajar membaca, dan
meskipun pendekatan membaca itu memiliki lebih banyak kesamaan dengan tipe pengajaran
langsung yang dideskripsikan disini, teteapi model yang dideskripsikan di bab ini lebih
generik dan cocok untuk pengajaran subjek apapun mulai dari seni sampai zoologi.
Bab ini dimulai dengan ikhtisar tentang pengajaran langsung, diikuti didiskusi tentang
dukungan teoretis an empiris untuk meodel tersebut. Bab ini kemudian memberikan detail-
detail konkret tentang tata cara merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelajaran
dengan model pngajaran langsung.
Ikhtisar Tentang Pengajaran Langsung
Dasar pemikiran dan prosedur yang mendasari model ini barangkali digunakan untuk
mengajari adanya menulis makalah penelitian. Prinsip-prinsip behavioral yang menjadi dasar
model ini mungkin pernah digunakan untuk mengkoreksi fobia terbang anda dan
menghentikan kebiasan merokok anda.
Seperti halnya model pengajaran langsung lainnya dapat dideskripsikan dalam
kaitannya dengan tiga fitur :
1) Tipe hasil belajar yang dhasilkan.
2) Sintaksis atau aliran kegiatan instruksional secara keseluruhan
3) Lingkungan belajar.

Secara singkat pengajaran langsung dirancang untuk meningkatkan penguasaan


berbagai keterampilan (pengetahuan prosedural) dan pengetahuan faktual yang dapat
diajarkan secara langkah demi langkah. Pengajaran langsung adalah sebuah model yang
berpusat pada guru yang memiliki lima langkah :
1) Estabilishing set.
2) Penjelasan atau demostrasi.
3) Guided praktive.
4) Umpan balik.
5) Extended praktive.

Dukungan Teorotis dan Empiris


Beberapa aspek model ini diambil dari prosedur pelatihan yang dikembangkan dalam
lingkup industri dan mliter. Barak Rosenshine dan Robert Steves (1986) misalnya
meleporkan bahwa meraka menemukan sebuah buku yang berjudul How to Instructyang
diterbitkan pada 1945 telah memasukkan banyak ide yang terkait dengan pengajara langsung.
Akan tetapi maksud dari tradisi teoritis yang menjadi dasar pemikiran untuk penggunaan
pengajaran langsung konteporer yakni : behaviorisme, teori belajar sosial, dan penelitian
tentang efektivitas guru.
Teori Behavioral

16
Teori behavioral tantang belajar memberikan konstribusi yang signifikan pada
pengajaran langsung. Teori disebut behaviorisme karena para teoritisi dan penelitian dalam
tradisi ini terkait untuk meneliti perilaku manusia yang dapat diobservasi seperti pikiran dan
kognisi manusia.
Teori Belajar Sosial
Social learning theory (teori belajar sosial) membedakan antara belajar (bagaimana
pengetahuan diperoleh) dan performance(perilaku yang dapat diobservasi). Teori ini juga
mengatakan bahwa banyak diantara yang dipelajari manusia terjadi melalui observasi orang
lain.
Berbeda dengan kaum behavioris yang lebih awal, para teoritis belajar sosial percaya
bahwa sesuatu itu dipelajari bila diobserver secara sadar memperhatikan perilaku tertentu
(misalnya menyatakan korek api) kemudian meletakkan obsrvasi kedalam ingatan jangka
panjang. Menurut Bandura (1986) belajar observasional adalah sebuah proses tiga langkah :
1) Pelajar harus memperhatika aspek-aspek kritis dari apa yang akan dipelajari.
2) Pelejar harus menyimpan atau meningkatkan perilaku itu.
3) Pelajar harus mampu memproduksi atau melakukan perilaku itu.

Penelitian tentang Efektivtas Guru


Penelitian tentang efektivitas guru yang terutama dilakukan pada 1970-an dan 1980-
an yang merupakan salah satu tipe penelitian yang mengkaji hubungan antara perilaku gutu
dan prestasi siswa.
Process product research, pendekatan penelitian ini memiliki efek yang besar pada
padangan kita tentang pengajaran efektif.Penelitian proses produk ditandai oleh tipe
pertanyaan yang dianjurkan dan oleh metode penyelidikan yang digunakan oleh
penelitiannya.
Merencanakan dan Melaksanakan Pelajar dengan Model Pengajaran Langsumg
Sebagian tindakan guru ini serupa dengan yang ditemukan dalam model-model
instrusional lainnya. Akan, tetapi sebagian perilaku lainnya unik untuk pengajaran langsung.
Fitur-fitur unik pelaksanaan pelajar dengan model pengajaran langsung ditekankan disini.
Merencanakan pengajaran Langsung
Bab 3 dan 7 mendeskripsikan berbagai macam pengetahuan. Model pengajaran
langsung dapat diterapkan pada mata pelajaran apa pun, tetapi paling tepat untuk mata
pelajaran yang berorientasi pada kinerja seperti membaca, menulis, matematika, musik dan
pendidikan jasmani.
Menyiapkan tujuan ketika menyiapkan tujuan untuk pelajaran dengan model
pengajaran langsung, format behavioral yang lebih spesifik seperti di deskripsikan pada Bab
3 biasanya merupakan pendekatan yang lebih disukai. Ingat pedoman STP yang menyebutkan
bahwa tujuan yang baik seharusnya berbasis siswa dan spesifik, menyebutkan situasi testing-
nya, dan mengidentifikasi tingkat kinerja yang diharapkan.

17
Melaksanakan Analisis Tugas. Task analysis (analisis tugas) adalah alat yang
digunakan guru untuk mendefinisikan dengan persis sifat keterampilan tertentu atau
pengetahuan yang distukturisasikan sengan baik yang ingin mereka ajarkan.
Analisis tugas membntu guru untuk menentukan dengan tepat apa yang perlu
dilakukan siswa agar dapat melakukan keterampilan yang dinginkan. Hal itu dapat
dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut :
Langkah 1: Mencari tahuapa yang dilakukan seseorang yang berpengetahuan luas
ketika keterampilan yang dimaksud sedang dilakukan.
Langkah 2:Membagi keteramplan menjedi beberapa subketerampilan.
Langkah 3: Susun beberapa subketerampilan itu dengan urutan logis tertentu yang
menunjukkan subketeramplan mana yang mungkin menjadi prasyarat bagi yang lainnya.
Langkah 4: Rancang berbagai strategi untuk mengajarkan setiap subketerampilan dan
tata cara mengkombinasikan.
Merencanakan Waktu dan Ruang. Merancang dan mengelola waktu sangat penting
bagi pelajaran dengan model pengajaran langsung. Memastikan bahwa siswa memhami
maksud pelajaran dengan model pengajaran langsung dan mengkaitkan pelajaran dengan
pengetahuan dan interes mereka sebelumnya adalah cara untuk meningkatkan perhatian dan
keterlibatan siswa.
Merencanakan dan mengatur ruang juga sangat penting untuk pelajaran dengan model
pengajaran langsung.

Melaksanakan Pelajaran dengan Model Pengajaran Langsung

Pelajaran dimulai dengan guru yang memberikan dasar pemikiran pelajaran itu, establishing
set, dan menyiapkan siswa untuk belajar. Fase persiapan dan motivasionalini kemudian
diikuti oleh presentasi subjek atau demonstrasi keterampilan terbaru yang diajarkan.
Pelajaran itu kemudian memberikan kesempatan untuk guidedstudentpractice (praktik dengan
bimbingan) dan guru memberikan umpan balik pada kemajuan siswa. Di fase praktik-umpan-
balik model ini, guru seharusnya selalu berusaha memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mentransfer pengetahuan atau keterampilan yang sedang diajarkan ke situasi
kehidupan-nyata. Pelajaran dengan model pengajaran langsung ditutup dengan
extendedpractice dan transfer keterampilan.

Memberikan Tujuan dan Establishing Set

Hal ini memberikan isyarat (cues) tentang apa yang akan terjadi. Selain itu, siswa seharusnya
diberi tahu bagaimana keterkaitan antara tujuan pelajaran hari itu dengan pelajaran
sebelumnya dan pada kebanyakan kasus, bagaimana pelajaran itu merupakan bagian dari

18
tujuan atau tema jangka panjang. Siswa seharusnya juga diberi tahu tentang alur pelajaran
tertentu dan berapa banyak waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan pelajaran itu.

Memberikan dasar pikiran dan garis besar pelajaran juga penting, tetapi terutama penting
untuk pelajaran-pelajaran yang berorientasi keterampilan.

Melaksanakan Demonstrasi

Model pengajaran langsung banyak menyadarkan diri pada proporsi bahwa banyak diantara
apa yang dipelajari dan banyak di antara repertoar behavioral pelajar yang berasal dari
mengamati orang lain. Untuk mendemonstrasikan sebuah konsep atau keterampilan tertentu
secara efektif guru diharuskan untuk mencapai tingkat menguasai, atau memahami
sepenuhnya, konsep atau keterampilan yang dimaksud sebelum mendemonstrasikannya, dan
berlatih melakukan sendiri seluruh aspek demonstrasi itu dengan saksama sebelum
menyampaikannya di kelas.

Menguasai dan Memahami Sepenuhnya

Untuk memastikan bahwa siswa akan mengobservasi perilaku yang benar dan bukan perilaku
yang tidak benar, guru harus mengikuti dengan cermat apa yang dimasukkan dalam
demonstrasinya. Hal yang penting disini adalah bila guru ingin siswa-siswanya melakukan
sesuatu dengan benar, mereka harus memastikan bahwa hal itu didemonstrasikan dengan
benar.

Berlatih

Sangat sulit untuk mendemonstrasikan sesuatu dengan benar-benar akurat. Semakin


kompleks informasi atau keterampilannya, semakin sulit pula untuk mendemonstrasikannya
secara persis di kelas. Memastikan demonstrasi dan modeling yang benar membutuhkan
latihan sebelumnya. Atribut-atribut krisis keterampilan atau konsep yang di ajarkan itu juga
harus dipikirkan baik baik hingga dimengerti dengan jelas dan terasa nyata.

Memberikan GuidedPractice

Commonsense mengatakan bahwa “practicemakesPerfect”. Pada kenyataannya, prinsip ini


tidak selalu berlaku.

Salah satu langkah kritis di dalam model pengajaran langsung adalah bagaimana guru
mendekati GuidedPractice(praktik / latihan terbimbing). Untungnya, bagi guru saat ini ada
cukup banyak bukti penelitian yang dapat menuntun upaya-upaya pemberian kesempatan

19
untuk praktik/latihan. Sebagai contoh, kita tahu bahwa praktik secara aktif dapat
meningkatkan retensi, membuat belajar lebih otomatis, dan memungkinkan pelajar untuk
mentransfer pembelajarannya itu ke situasi baru atau situasi yang stressful. Prinsip-prinsip
dibawah ini dapat menuntun guru memberikan kesempatan untuk praktik kepada siswa.

Berikan Praktik yang Pendek dan Bermakna

Dari kebanyakan kasus, khususnya dalam kasus keterampilan, penting untuk memerintahkan
siswa untuk melakukan keterampilan yang dikehendaki untuk jangka pendek, dan bila
keterampilan itu kompleks, menyederhanakan tugas pada tahap awal. Akan tetapi, tugas
praktik yang pendek dan disederhanakan ini tidak boleh mendistorsi pola keterampilan secara
keseluruhan.

Berikan Praktik untuk Meningkatkan Overlearning

Hanya melalui overlearning dan penguasaan total lah sebuah keterampilan dapat digunakan
secara efektif dalam situasi-situasi baru atau dalam situasi yang stressful. Kemampuan untuk
melakukan keterampilan atau kombinasi beberapa keterampilan secara otomatis inilah yang
membedakan pemula dengan para ahli di bidangapapun. Akan tetapi, guru harus hati-hati,
karena usaha untuk menghasilkan overlearning dapat menjadi monoton dan dapat
menurunkan motivasi belajar siswa.

Secara umum, massedpractice direkomendasikan bila siswa mempelajari keterampilan baru.


Distributedpractice direkomendasikan ketika mereka menyempurnakan keterampilan yang
sudah dimiliki.

Mengetahui Keuntungandan KetidakuntunganMassedPractice dan DistributedPractice

Para psikolog biasanya mendefinisikan isu ini sebagai massed(continuous) practice versus
distributed (dividen intosegments) practice. MassedPractice (praktik berkelanjutan)-lah yang
biasanya direkomendasikan untuk mempelajari keterampilan baru, dengan berhati-hati,
karena periode praktik yang terlalu panjang dapat menimbulkan kebosanan dan kelelahan.
DistributedPractice (praktik terdistribusi) paling efektif untuk menyempurnakan
keterampilan-keterampilan yang sudah familiar, sekali lagi dengan berhati-hati. Interval
waktuantarsegmen praktik seharusnya tidak terlalu lama agar siswa tidak lupa atau mundur
lagi dan harus mengulanginya lagi dari awal.

Memerhatikan Tahap-tahap Awal Praktik

20
Tahap-tahap awal praktik sangat kritis, karena selama periode inilah, tanpa sepengetahuan
mereka, pelajar dapat menggunakan teknik-teknik yang tidak benar, yang kelak memaksa
mereka untuk belajar meninggalkannya (unlearned). Selama tahap-tahap awal praktik ini
pulalah pelajar ingin mengukur kinerjanya, meskipun ini bertentangan dengan teknik ini. Isu
ini akan dideskripsikan dengan lebih lengkap di bagian berikut.

Memeriksa Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik

Hal ini lah fase pelajaran dengan model pengajaran langsung yang paling mirip dengan apa
yang kadang-kadang disebut recitation (resitasi / tanya-jawab). Faktanya tugas terpenting
guru yang menggunakan model pengajaran langsung adalah memberikan umpan-balik yang
bermakna kepada siswa dan pengetahuan tentang hasil. Guru dapat memberikan umpan balik
dengan banyak cara, misalnya secara verbal, dengan merekam (audio atau video)
perfomance, dengan menguji, atau melalui komentar tertulis. Akan tetapi, tanpa umpan-balik
yang spesifik, “studentswill not learntowritewellbywriting, readwellbyreading,
orrunwellbyrunning”.

Pedoman 1 : Berikan Umpan-Balik Sesegera Mungkin setelah Praktik.

Umpan-balik memang tidak harus diberikan secara instan, tetapi seharusnya cukup dekat
waktunya dengan praktik aktualnya, sehingga siswa dapat mengingat dengan jelas kinerjanya
sendiri.

Pedoman 2 : Memberi Umpan-Balik yang Spesifik

Secara umum, umpan-balik seharusnya sespesifik mungkin agar benar-benar membantu bagi
siswa.

Pedoman 3 : Berkonsentrasi pada Perilaku, bukan Niat

Umpan balik sangat membantu dan kurang menimbulkan sikap defensif siswa bila diarahkan
secara langsung pada perilaku tertentu daripada menginterpretasikan niat di balik perilaku.

Pedoman 4 : Pastikan bahwa Umpan-Baliknya sesuai dengan Tahap Perkembangan


Siswa

Sama pentingnya dengan penuh pengetahuan tentang hasil, umpan balik juga harus di
administrasikan dengan hati-hati agar benar-benar membantu. Kadang-kadang, siswa diberi
terlalu banyak umpan-balik atau diberi umpan-balik terlalu rumit untuk di tangani.

21
Pedoman 5 : Menekankan Pujian dan Memberikan Umpan-Balik pada Kinerja yang
Benar

Secara umum, pujian akan diterima, sedangkan umpan-balik negatif akan diingkari. Jadi,
guru seharusnya memberikan pujian Umpan-balik positif, terutama ketika siswa sedang
mempelajari konsep atau keterampilan baru. Akan tetapi, bila kinerja keliru terlihat,
kekeliruan itu harus dikoreksi. Hal inilah yang masuk akal untuk mendekati masalah
menangani respons dan kinerja yang keliru:

1. Hargai usaha siswa untuk memberikan jawaban atau kinerja itu, meskipun
keliru, dengan memberinya pertanyaan tentang respons mana yang mestinya
benar.
2. Berikan bantuan, petunjuk, atau prompt (dorongan)
3. Berikan tanggung jawab kepada siswa.

Pedoman 6 : Ketika Memberikan Umpan-Balik Negatif, Tunjukkan Tata Cara yang


Benar untuk Melakukannya

Mengetahui bahwa sesuatu telah dilakukan dengan keliru tidak membantu siswa untuk
melakukannya dengan benar. Umpan-balik negatif seharusnya selalu disertai dengan tindakan
guru yang menunjukkan kinerja yang benar.

Pedoman 7 : Membantu Siswa untuk Memfokuskan pada Proses, Bukan Hasil.

Seringkali, pemula ingin memfokuskan perhatiannya pada kinerja yang dapat diukur. Guru
bertanggung jawab untuk membantu siswa melihat pada proses, atau teknik, dibalik kinerja
dan membantu siswa memahami bahwa teknik yang keliru bisa saja mencapai tujuan-tujuan
yang bersifat segera, tetapi mungkin akan menghambat pertumbuhan selanjutnya.

Pedoman 8 : Ajari Siswa untuk Memberikan Umpan-Balik kepada Dirinya Sendiri dan
untuk Menilai Kinerjanya Sendiri

Penting bagi siswa untuk belajar cara mengakses dan menilai kinerjanya sendiri. Guru dapat
membantu siswa menilai Kinerjanya sendiri dengan banyak cara.

Memberikan Praktik Independen

Guru perlu memberikan perhatian khusus pada tahap independen practice (praktik
independen) dalam pengajaran langsung. Praktik independen dapat dilakukan melalui
seatwork dan atau homework(pekerjaan rumah/PR).

22
SeatWork

SeatWork mengacu pada tugas dan extendedpractice yang diberikan untuk

Membuat Variasi Pada Pelajaran Dengan Model Pengajaran Langsung Untuk


Memenui Kebutuhan Yang Beragam

Guru-guru efektif belajar mengadaptasi pengajarannya dengan mempertimbangkan


keanekaragaman siswa. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan siswa untuk
menyesuaikan pelajaran dengan model pengajaran langsungnya.

a. Buat Variasi pada Struktur Pelajarannya


Buat agar proses pembelajaran menjadi terstruktur, dimana guru harus dapat
menyesuaikan pemahaman dari seluruh siswa, guru bisa mengatur cara penyampaian
materi yang diberikan ke siswa,guru dapat mengatur waktu dalam penyampaian
materi, serta guru memberikan ruang bagi siswa untuk eksplorasi.
b. Buat Variasi pada Presentasi dan Demonstrasi
Berikan ide-ide pokok pada penyampaian materi, kontrol poin ide-ide tersebut agar
tidak keluar pada jalur yang telah ditetapkan sebelumnya, dan perluas pemahaman
pada ide-ide tersebut.
c. Buat Variasi pada Sifat Interaksinya
Dasarkan tingkat pengajaran sesuai pengetahuan yang telah dimiliki siswa, usahakan
memberikan materi baru yang tidak membosankan, dan memberikan perhatian pada
etnik lain untuk dapat berinteraksi dengan yang lainnya.
d. Buat Variasi pada Sifat Dorongan dan Dukungan
Berikan motivasi dan dukungan untuk siswa dapat meningkatkan prestasinya dan
berikan kesempatan siswa untuk memahami berbagai hal dengan mandiri.
e. Buat Variasai pada Penggunaan Praktik, Seatwork, dan PR
Memastikan bahwa latihan pemahaman praktik sudah benar dan berikan seatwork dan
PR untuk melatih pemahamannya.

Mengelola Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar dalam model pembelajaran langsung hampir sama dengan model
presentasi. Dalam pengajaran langsung, guru menstrukturisasikan lingkungan belajarnya
dengan sangat ketat, mempertahankan fokus akademis, dan berharap siswa menjadi
pengamat, pendengar, dan partisipan yang tekun. Guru-guru efektif menggunakan metode-

23
metode untuk mengatur pembicaraan siswa dan memastikan bahawa kecepatan belajranya
dipertahankan.

Assesmen dan Evaluasi

Karena model pengajaran langsung digunakan paling tepat untuk mengajarkan


keterampilan dan pengetahuan yang dapat diajarkan secara langkah demi langkah, evaluasi
seharusnya difokuskan pada tes-tes kinerja yang mengukur perkembangan keterampilan dan
bukan pada tes-tes kertas dan pensil tentang pengetahuan deklaratif.

Sebuah Pemikiran Akhir : Mempertimbangkan Penggunaan Pengajaran


Langsung

Banyaknya waktu yang digunakdan untuk menjelaskan informasi,


mendemonstrasikan sesuatu dan melaksanakan resitasi (tanya-jawab) meningkat di kelas-
kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar, di SMP dan di SMA. Model pemebelajaran ini
menonjol dimana-mana dan masih tetap merupakan metode mengajar yang paling populer.

Tetapi model pembelajaran ini bukan tanpa kritik. Kritik utama adalah model ini
berpusat pada guru dan terlalu menekankan teacher talk. Kebanyakan pengamat mengatakan
bahwa teaher talk menggunakan antara setengah sampai tiga permapat dari setiap periode
pengajaran di kelas.

C. Kritikan Mengenai Buku


1. Kritikan Buku I

Kelebihan :
1. Terdapat teori para ahli
2. Pada bagian contoh yang diberikan terdapat orientasi temuan dari para ahli sehingga
menguatkan contoh dari pembahasan tersebut
3. Penjelasan materi yang diberikan pada bagian praktek jelas dan mudah dipahami.
4. Terdapat latihan soal yang diberikan sehingga mengasah pengetahuan sipembaca
dengan menjawab soal latihan tersebut.
5. Terdapat referensi di akhir pembahasan bab tersebut sehingga dapat menguatkan isi
pembahasan bab tersebut.
6. Penjelasan yang terdapat sudah cukup jelas dan mudah dipahami
7. Pemilihan kata yang digunakan juga yang umum dapat diketahui oleh orang banyak

24
Kekurangan :
1. Sistematika penulisan font tidak konsisten,dimana terdapat font times new roman dan
calibri ada baiknya front yang digunakan menggunakan satu front saja.
2. Terdapat pengulangan contoh yang diberikan.
3. Penjelasan mengenai contoh yang diberikan kurang jelas
4. Penjelasan dari topic pembahasan terlalu singkat sehingga kurang dapat dipahami
5. Terdapat kata-kata yang tidak dimengerti

6. Ukuran font yang digunakan tampak berbeda di salah satu halaman tampak lebih kecil
satu tingkat dibanding halaman sebelumnya
7. Pada bagian tertentu penjelasan yang terdapat terlalu panjang dan tidak terlalu
penting, ada baiknya jika diringkas saja
8. Pada beberapa bagian terdapat penjelasan lagi yang ada baiknya jika memakai simbol
9. Tidak menampilkan ilustrasi apapun seperti gambar, atau grafik ataupun bagan
sehingga tampak membosankan
2. Kritikan Buku II

Kelebihan :
1. Sub bab yang dijelaskan pada materi pengajaran langsung ini sesuai dengan isi
penjelasan.
2. Bab ini juga menggunakan bahasa atau kalimat yang baik dan benar.
3. Penjelasan pada bab ini juga menerakan contoh gambar dan skema pengajaran
langsung.
4. Pada bab ini juga memiliki kata kunci disetiap halaman.
5. Bab ini menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
6. Terdapat beberapa langkah-langkah untukmodel pembelajaran langsung. Dimana
langkah-langkahnya langsung dimasukkan kedalam pengaplikasian contoh
7. Disertai dengan adanya soal, untuk melatih pemahaman
8. Tedapat kotak sumber-sumber informasi pada bagian penjelas. Sehingga memberikan
pemahaman yang lebih.
9. Dicantumkan sumber referensi, agar pembaca dapat mengetahui darimana materi
tersebut diambil.

Kekurangan :
1. Bab ini menjelaskan isi materi terlalu bertele-tele.

25
2. Isi penjelasan yang terlalu banyak sehingga tidak mudah untuk dipahami.
3. Dalam pembahasanya, terdapat banyak judul-judul. Namun tidak diberikan point
nomor. Sehingga sedikit membingungkan untuk membedakan yang Mana point utama
dan yang mana anak point.
4. Font penulisan nya juga tidak konsisten. Terdapat dibeberapa paragraf yg fontnya
kecil, dan pada paragraf lainnya menggunakan font yg sedang.
5. Penggunaan bahasanya juga masih berbelit-belit.

26
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu dengan yang lain,
baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya dan kekurangannya. Buku pasti mengandung
informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas dari kekurangan yang
terkandung oleh setiap buku, namun sudah dapat dipastikan setiap jurnal akan membawa
keuntungan bagi pembaca dalam hal pendapatan informasi lebih.

Dalam kedua buku ini terkandung informasi yang sangat melimpah yang mana membuat
pembaca menjadi tertarik untuk membaca atau menganalisis buku ini seperti yang telah kami
lakukan.

Saran

Didalam kelebihan dari kedua buku tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat lagi, dan
mengenai kekurangan buku agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

27

Anda mungkin juga menyukai