Short Course Sni Yogya PDF
Short Course Sni Yogya PDF
ISWANDI IMRAN
Departemen Teknik Sipil
Institut Teknologi Bandung
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Tabel‐tabel dalam Pasal 4 telah dimodifikasi akibat
adopsi kategori dan kelas keterbukaan dan lingkup
adopsi kategori dan kelas keterbukaan, dan lingkup
Tata Cara mengenai keawetan telah disusun ulang
untuk menjadikannya lebih searah dengan pendekatan
yang digunakan dalam tata cara internasional lainnya.
PERSYARATAN TAMBAHAN UNTUK
PERSYARATAN TAMBAHAN UNTUK
LINGKUNGAN KOROSIF (Pasal 7)
Pada lingkungan korosif, selimut beton harus
ditingkatkan bilamana diperlukan. Untuk proteksi
korosi, selimut
korosi selimut beton ≥ 50 mm untuk dinding dan slab
dan ≥ 65 mm untuk komponen struktur lainnya. Untuk
beton pracetak, selimut beton ≥40 mm untuk dinding
d slab dan
dan l b d ≥50 mm untuk
k komponen
k struktur
k l i
lainnya.
Perkecualian:
Faktor beban untuk L pada kombinasi 3, 4, dan 6 boleh diambil sama
d
dengan 0 kecuali
0,5 k li untukk ruangan garasi,
i ruangan pertemuan dan
d semua
ruangan yang nilai beban hidupnya lebih besar daripada 500 kg/m2.
Kuat
uat Rencana
e ca a ((Pasal
asa 9.3)
9 3)
Gaya
Kebutuhan gaya elastis
Elastis
Fe
maksimum Kebutuhan perpindahan
elastis maksimum
Gaya pada saat kondisi
leleh Non‐linear
Fe
Fn =
R uy ue um Perpindahan
R = 3 hingga 8
Sejarah
j SNI Gempa
p dan Beton
Indonesia
SNI Gempa 1726
1726‐2002 dan
2002 dan
SNI Beton 2847‐2002
SNI Gempa 1726‐2012 dan
RSNI Beton 2847‐201x
KETENTUAN DETAILING
KETENTUAN DETAILING
UNTUK DESAIN GEMPA
Perubahan yang paling nyata dalam pasal ini adalah
penggunaan terminologi Kategori Desain Seismik (KDS)
yang diadopsi
di d i secara luas
l dan penyusunan
d ulang
l
keseluruhan pasal seperti persyaratan untuk KDS rendah
disajikan pertama, yang dilanjutkan dengan kategori yang
l b h tinggi.
lebih
Sebagai tambahan, persyaratan untuk tulangan pengekang
telah dimodifikasi sedikit untuk membuat perhitungan
desain lebih mudah diterapkan, dan kuat leleh desain untuk
tulangan pengekang (bukan tulangan geser) ditingkatkan
menjadi 700 MPa
700 MPa untuk membantu mengurangi kerapatan
tulangan (batasan kuat leleh desain untuk tulangan geser
tetap 400 Mpa).
PERSYARATAN UMUM
Tingkat Resiko Gempa atau Kategori Kinerja
Tata Cara (Standar) &
Atau Desain Seismik yang Ditetapkan seperti
Edisi
Didefinisikan dalam Tata Cara
Dalam Butir 1.1.8 terdapat persyaratan desain untuk
KDS KDS KDS
SNI 03
03‐2847‐201X;
2847 201 ;
struktur tahan gempa yang sekarang ditentukan oleh
struktur tahan gempa yang sekarang ditentukan oleh
SNI 03‐1726‐2012 A, B
Kategori Desain Seismik (KDS) di mana struktur
C D, E, F
tersebut dikategorikan. Resiko Resiko Gempa Resiko
SNII 03‐2847‐2002 Gempa Sedang/
d / Gempa
Pembaharuan ini membuat istilah dalam SNI Beton
Rendah Menengah Tinggi
201X sesuai dengan yang digunakan dalam RSNI 03‐
KDS = Kategori Desain Seismik
1726‐201X
1726‐201X. S b
Sebagaimana ditetapkan dalam Tata Cara
i dit t k d l T t C
Tabel 1.1.9.1 SNI Beton 201X memberikan korelasi
antara klasifikasi KDS dan terminologi terdahulu yaitu
resiko gempa rendah, sedang, dan tinggi.
Kategori Desain Seismik (KDS)
Kategori Desain Seismik (KDS)
Parameter KDS ini merupakan parameter utama yang
menentukan berbagai persyaratan desain terhadap gempa.
Pengklasifikasian ini dikenakan pada struktur berdasarkan
Kategori Resiko Bangunan (KRB) dan tingkat kekuatan
gerak tanah akibat
gerak tanah gempa yang diantisipasi di lokasi
akibat gempa yang diantisipasi di lokasi
struktur bagunan.
KDS F
E Resiko Gempa Meningkat
D &
C Persyaratan Desain dan
B Detailing Gempa semakin Ketat
A
Kategori Desain Seismik (KDS)
g ( )
Kategori Resiko Bangunan
Nilai
SDS I atau II III IV
SDS< 0.167g A A A
0 167g ≤ SDS < 0.33g
0.167g 0 33g B B C
0.33g ≤ SDS < 0.50g C C D
0.50g
g ≤ SDS Da Da Da
SD1< 0.067g A A A
0.067g ≤ SD1 < 0.133g B B C
0.133g ≤ SD1 < 0.20g C C D
0.20g ≤ SD1 Da Da Da
Kategori Desain Seismik (KDS)
Kategori Desain Seismik (KDS)
Kategori desain seismik (KDS) menentukan
hal‐hal
hal hal berikut pada perencanaan struktur:
berikut pada perencanaan struktur:
1) Sistem struktur penahan gempa yang boleh digunakan
2) Batasan ketinggian dan ketidakberaturan struktur
k d k d kb k
3) Komponen struktur yang harus didesain terhadap gaya
gempa
4) Jenis analisis gaya lateral yang boleh digunakan
Aturan Detailing untuk Berbagai
Aturan Detailing untuk Berbagai
Tingkat Resiko Kegempaan
ASTM A706
7
ASTM A615
Contoh Aturan Detailing
Contoh Aturan Detailing
Contoh Kegagalan Detailing
Contoh Kegagalan Detailing
Aturan Detailing Tambahan
Aturan Detailing Tambahan
Aturan Detailing Tambahan
Aturan Detailing Tambahan
Aturan Detailing Tambahan
Aturan Detailing Tambahan
Aturan Detailing Tambahan
Aturan Detailing Tambahan
Sumber: Paulay, 1972
Aturan Detailing Tambahan
Aturan Detailing Tambahan
Aturan Detailing Tambahan
Aturan Detailing Tambahan
SHORT COURSE HAKI Komda Yogyakarta
SHORT COURSE HAKI Komda Yogyakarta
The End
The End
&…
Thank You