Anda di halaman 1dari 7

Abstrak

Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena b
ermacammacam rangsangan. Beberapa keluhan yang biasa dikemukakan pasien
bersifat subjektif dan
bervariasi berupa keluhan gatal, ngilu, nyeri yang kadang-
kadang timbul jika ada rangsang
seperti dingin atau panas, dan nyeri yang berdenyut-
denyut. Penelitian ini ditujukan bagi
penderita nyeri gigi untuk mengetahui efektifitas kumur air garam terhadap
penurunan nyeri gigi.
Desain penelitian ini menggunakan metode Pre-Eksperimental jenis One-group
pra-post test design. Metode sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Variable independen
dalam penelitian ini adalah kumur air garam sedangkan variabel dependenny
a adalah penurunan nyeri gigi. Sampel yang diambil sebanyak 14 responden yaitu
penderita nyeri gigi (karies gigi) yang bertempat tinggal di Sumolepen Kelurahan
Balongsari Kota Mojokerto, pada bulan Maret-
April 2010. Responden didapatkan dengan cara menyebarkan leaflet dan da
ta
diambil dengan menggunakan lembar observasi skala nyeri Wong Beker. Se
telah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon
dengan nilai signifikan 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 responden didapatkan nilai rata-rata
tingkat
nyeri sebelum diberikan kumur air garam adalah 6 (Mengganggu aktivitas).
Kemudian tingkat nyeri setelah dilakukan kumur air
garam adalah 2 (Sedikit sakit). Dan dari 14 responden, 12 responden
mengalami penurunan nyeri gigi, 1 responden nyerinya tetap dan 1 responden lagi
mengalami peningkatan nyeri gigi. Dari hasil uji statistik diperoleh adanya
efektifitas kumur air
garam terhadap penurunan nyeri gigi dimana nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) 0,003 dengan nilai signifikan p value (<
0,05).Melihat hasil penelitian ini maka kumur air garam dapat dijadikan seb
agai salah satu alternatif pengobatan dalam mengurangi nyeri pada penderita
nyeri gigi.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena
berbagai macam rangsangan, rangsangan tersebut dapat berupa makanan atau
minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin, terlalu manis atau makanan yang
bersifat lengket. Keluhan nyeri yang dikemukakan oleh setiap individu bersifat
subyektif, yaitu ngilu, nyeri yang kadang timbul atau berdenyut. Nyeri merupakan
mekanisme pertahanan tubuh dan timbul apabila ada jaringan yang rusak (
Prabowo, 2010).
Mekanisme nyeri berawal dari rangsangan berbahaya yang dirubah menjadi
impuls nyeri sampai persepsi nyeri gigi, dimana impuls nyeri dihantarkan melalui
impuls serabut saraf ( Dougan, 2002 ).
Untuk mengatasi nyeri gigi dapat diberikan obat – obatan pereda nyeri atau
analgetik tetapi sebagian masyarakat justru menggunakan cara tradisional untuk
mengatasi nyeri gigi,, salah satunya dengan melakukan kumur air garam.
Sebagian orang tua percaya bahwa air garam dapat mengurangi nyeri gigi
sehingga mereka melakukan kumur air garam ketika mengalami nyeri gigi.

B. Tujuan Umum
1. Untuk menngetahui keefektifan penggunaan kumur air garam terhadap
pengurangan nyeri gigi

C. Tujuan khusus
1. Mengetahui tingkat nyeri gigi sebelum menggunakan kumur air garam
2. Mengetahui tingkat nyeri gigi setelah kumur air garam
3. Mengetahui keefektifan kumur air garam terhadap penurunan nyeri gigi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sakit gigi adalah kondisi ketika muncul rasa nyeri di dalam atau sekitar gigi dan
rahang. Tingkat keparahan nyeri tersebut bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga
parah. Nyeri sakit gigi bisa terasa secara terus-menerus sepanjang hari atau bisa
muncul dan hilang secara berulang-ulang tanpa menentu.

Sering kali nyeri sakit gigi terasa memburuk ketika penderita makan atau minum
(terutama makanan atau minuman yang panas atau dingin) dan ketika penderita
berbaring di malam hari.

Ketika terjadi sakit gigi, daerah rahang yang berdekatan dengan gigi yang
terinfeksi akan ikut terasa nyeri dan teraba lunak. Kadang-kadang sumber nyeri
sulit dibedakan. Contohnya adalah nyeri yang seperti berasal dari telinga pada
kasus infeksi geraham bawah dan nyeri yang seperti berasal dari saluran sinus
(rongga udara di belakang tulang pipi dan dahi) pada kasus infeksi geraham atas.

Garam alami, yaitu natrium klorida, dapat membatasi jumlah pertumbuhan bakteri dan
dalam banyak makanan sekaligus menjaganya, karena garam menyerap molekul air.
Bakteri membutuhkan kelembapan untuk tumbuh subur, sehingga tanpa air yang cukup
mereka tidak bisa tumbuh dengan baik. Air asin tidak dianggap sebagai antibiotik, karena
ia tetap menyediakan bakteri dengan air dan tidak membunuh bakteri dengan melakukan
kontak langsung. Namun, menurut sebuah artikel tahun 2003, yang diterbitkan dalam
British Dental Journal, bilasan air asin bermanfaat, karena garam dapat membuat basa
dan meningkatkan pH di dalam mulut yang menghalangi perkembangan bakteri, karena
hampir seluruh bakteri lebih memilih lingkungan asam untuk hidup. Selanjutnya, air
garam bersifat isotonik dan tidak mengiritasi selaput lender

Penilaian skala nyeri adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
kesakitan / nyeri yang sedang diderita oleh seseorang yang mana hasilnya dapat
membantu kita dalam membedakan tingkat beratnya suatu penakit sehingga dapat
membantu menegakkan diagnosis yang akurat, mengintervensikan pengobatan yang tepat
dan menilai efektivitas therapy yang telah diberikan.. Nyeri itu sendiri adalah
pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan yang dapat berkisar dari
ketidak nyamanan ringan sampai penderitaan. nyeri mungkin terlokalisasi pada daerah
tertentu, seperti pada cedera, atau dapat lebih menyebar, seperti pada gangguan
fibromyalgia. nyeri dimediasi oleh serabut saraf sfesifik yang kemudian membawa impuls
nyeri keotak dimana apresiasi sadarnya dapat dimodifikasi oleh banyak faktor.

Skala Angka nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale)

0 : tidak ada rasa nyeri / normal


1 : nyeri hampir tidak terasa (sangat ringan) seperti gigitan nyamuk,
2 : tidak menyenangkan (nyeri ringan) seperti dicubit
3 : bisa ditoleransi (nyeri sangat terasa) seperti ditonjok bagian wajah atau
disuntik
4 : menyedihkan (kuat, myeri yang dalam) seperti sakit gigi dan nyeri disengat
tawon
5 : sangat menyedihkan (kuat, dalam, nyeri yang menusuk) seperti terkilir, keseleo
6 : intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya
mempengaruhi salah satu dari panca indra)menyebabkan tidak fokus dan
komunikasi terganggu.
7 : sangat intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat) dan merasakan
rasa nyeri yang sangat mendominasi indra sipenderita yang menyebabkan tidak
bisa berkomunikasi dengan baik dan tidak mampu melakukan perawatan sendiri.
8 : benar-benar mengerikan (nyeri yang begitu kuat) sehingga menyebabkan
sipenderita tidak dapat berfikir jernih, dan sering mengalami perubahan
kepribadian yang parah jika nyeri datang dan berlansung lama.
9 : menyiksa tak tertahankan (nyeri yang begitu kuat) sehingga sipenderita tidak
bisa mentoleransinya dan ingin segera menghilangkan nyerinya bagaimanapun
caranya tanpa peduli dengan efek samping atau resiko nya.
10: sakit yang tidak terbayangkan tidak dapat diungkapkan (nyeri begitu kuat
tidak sadarkan diri) biasanya pada skala ini sipenderita tidak lagi merasakan nyeri
karena sudah tidak sadarkan diri akibat rasa nyeri yang sangat luar biasa seperi
pada kasus kecelakaan parah, multi fraktur.

dari sepuluh skala diatas dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu

 skala nyeri 1 - 3 (nyeri ringan) nyeri masih dapat ditahan dan tidak
mengganggu pola aktivitas sipenderita.
 skala nyeri 4 - 6 (nyeri sedang) nyeri sedikit kuat sehingga dapat
mengganggu pola aktivitas penderita
 skala nyeri 7 - 10 (nyeri berat) nyeri yang sangat kuat sehingga
memerlukan therapy medis dan tidak dapat melakukan pola aktivitas
mandiri.

sedangkan untuk pengkajian nyeri itu sendiri dapat dilakukan dengan


menggunakan metode P,Q,R,S,T yaitu :

 Provokes/Pilliates : apa yang menyebabkan neyri ? apa yang membuat


nyeri lebih baik ? apa yang menyebabkan nyeri lebih buruk ? apa yang
dilakukan saat nyeri ? dan apakah rasa nyeri tersebuat dapat membangun
kan anda pada saat tertidur.
 Quality : bisakah sipenderita menggambarkan rasa nyerinya? apakah
seperti diiris, tajam, ditekan, ditusuk-tusuk, rasa terbakar, kram, atau
diremas - remas? (biarkan sipenderita menggunakan kata-katanya sendiri).
 Radiates: apaka nyerinya menyebar? kemana menyebarnya?, apakah nyeri
terlokalisir disatu tempat atau bergerak?
 Severity : seberapa parah nyeri nya? dari rentang 0-10 menggunakan skala
nyeri 0-10.
 Time : kapan nyeri itu timbul? apakah cepat atau lambat? berapa lama
nyerinya timbu? apakah terus menerus atau hilang timbul? apakah pernah
merasakan nyeri nya sebelum ini? apakah nyeri nya sama dengan nyeri
sebelum nya
BAB III

A. Desain dan Metodelogi Penelitian


 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk mengetahui
pengaruh keefektifan penggunaan kumur air garam terhadap
penurunan nyeri gigi
 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di kelurahan Senen
 Populasi dan Sample
dalam penelitian ini yang menjadi sample penelitian adalah
masyarakat yang berada di kelurahan Senen
 Instrument Penelitian
1. Instrument wawancara untuk mengetahui tingkatan nyeri
tanpa menggunakan kumur air garam dan tingkatan nyeri
setelah menggunakan kumur air garam
 Pengolahan Data
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metodelogi
kualitatif. Analisa data yang dilakukan melalui 3 tahapan yakni
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai