Profil 2014 PDF
Profil 2014 PDF
TAHUN 2014
@dinkesjateng
DAFTAR LAMPIRAN
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2014
xii
(PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS
KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS
KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN
KABUPATEN/KOTA
TABEL 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT
JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 25 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN
KABUPATEN/KOTA
TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA
DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI <
24 JAM
TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA
KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT
KABUPATEN/KOTA
TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT
KABUPATEN/KOTA
TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR
MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN DAN
KABUPATEN/KOTA
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN
KABUPATEN/KOTA
TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN
KABUPATEN/KOTA
TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN
DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN DAN
KABUPATEN/KOTA
TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN
DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN
xiii
DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCGPADA BAYI
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB3/DPT-HB-Hib3, POLIO, CAMPAK, DAN
IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN
KABUPATEN/KOTA
TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 45 JUMLAH ANAK 0 – 23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN
DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN
KABUPATEN/KOTA
TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN
KABUPATEN/KOTA
TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD DAN
SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT
KABUPATEN/KOTA
TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN
SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS
KELAMIN DAN KABUAPTEN/KOTA
TABEL 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS
KELAMIN
TABEL 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN
GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
TABEL 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
TABEL 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
TABEL 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (BERPHBS) MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM
BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM
YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
TABEL 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG
LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN DAN
KABUPATEN/KOTA
xiv
TABEL 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
TABEL 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE
SANITASI
TABEL 65 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK
TABEL 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
TABEL 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
TABEL 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN
KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
TABEL 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
TABEL 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TABEL 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN
LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
TABEL 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
TABEL 77 JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN
TABEL 78 JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TABEL 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN
TABEL 80 JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
TABEL 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TABEL 82 PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM BAIK
TABEL 83 JUMLAH KASUS BARU PENYAKIT TIDAK MENULAR MENURUT
KABUPATEN/KOTA
xv
RESUME PROFIL KESEHATAN
PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2014
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 32.544 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 8578 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 16.627.023 16.895.640 33.522.663 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,7 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 1030,1 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 48,4 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 98,4 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 94,39 89,04 91,66 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 2.411.115,38 2.316.211,70 4.727.327,08 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 2.581.311,76 2.058.570,00 4.639.881,76 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 702.985,05 713.962,32 1.416.947,37 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 281.541 280.303 561.844 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 6 5 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 2.247 1.976 4.223 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 8 7 8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 2.987 2.679 5.666 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 11 10 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 3.394 3.092 6.486 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 12 11 12 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 711 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 127 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 10.518 8.253 18.771 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 56,03 43,97 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 63,26 48,85 55,99 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 16.812 13.025 29.837 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 101,11 77,09 89,01 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 6,63 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 13,92 11,44 12,71 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 78,90 85,56 81,84 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 7,75 8,43 8,05 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 86,66 93,99 89,89 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 1,23 0,86 1,04 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 27,06 25,18 26,11 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 702 697 1.399 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 664 417 1.081 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 93 70 163 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 411 496 907 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0,18 0,18 0,18 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 1168 677 1845 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 7,02 4,01 5,50 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 6,23 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 12,41 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,68 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 0,81 0,46 0,63 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 92,54 94,55 93,44 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 92,04 88,35 90,51 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 2,29 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 1 2 3 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 2 0 2 Kasus Tabel 19
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 50 % Tabel 19
Jumlah Kasus Campak 130 178 308 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 106 91 197 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 13 53 66 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 37,49 35,01 36,24 per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 1,49 1,98 1,73 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,07 0,04 0,05 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,31 0,11 % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 2 2 2 per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 5,25 5,94 5,63 % Tabel 24
35 Persentase obesitas 0,07 20,72 20,26 % Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 3,68 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 1,08 % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 99,43 % Tabel 28
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 100 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 93,11 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 99,17 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 95,16 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 98,55 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 64,36 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 92,52 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 105,38 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 84,07 82,57 83,32 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 13,85 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 78,56 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 100 97 98 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 3,87 3,92 3,90 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 98,36 98,78 98,57 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 96,64 97,04 96,84 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 60,68 60,64 60,66 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 96,13 96,55 96,34 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 99,69 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 99,18 97,11 98,15 % Tabel 43
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 94,29 92,54 93,42 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 99,87 99,88 99,87 % Tabel 44
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 98,36 98,36 98,36 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 84,07 84,16 84,12 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,88 1,07 0,98 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 86,77 87,12 86,95 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 80,39 80,41 80,40 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,02 1,03 1,02 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 87,55 87,38 87,37 %
Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,96 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 68,97 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 77,68 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 43,84 44,48 44,15 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 58,82 62,80 60,81 % Tabel 51
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 58,82 62,80 60,81 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 50,65 56,38 53,70 % Tabel 52
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 214,00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 70,00 RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 318,00 Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 557,00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling 960,00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu 1.561,00 Tabel 67
98 Jumlah Apotek 2.620,00 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 48.477,00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 60,54 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita 1,75 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 5.703,00 Poskesdes Tabel 70
Polindes 25,00 Polindes Tabel 70
Posbindu 590,00 Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 8.577,00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 99,99 % Tabel 71
A. LATAR BELAKANG
A. KEADAAN GEOGRAFI
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
terletak cukup strategis karena berada diantara dua provinsi besar, yaitu bagian
barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat, bagian timur berbatasan dengan
Provinsi Jawa Timur. Sedangkan bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa dan
bagian selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Letaknya antara 5°40' - 8°30' lintang selatan dan antara 108°30' - 111°30'
bujur timur (termasuk Pulau Karimunjawa).
Luas wilayah Provinsi Jawa Tengah sebesar 32.544,12 km², secara
administratif terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota, yang tersebar menjadi 573
kecamatan dan 8.576 desa/kelurahan. Wilayah terluas adalah Kabupaten Cilacap
dengan luas 2.138,51 km², atau sekitar 6,57% dari luas total Provinsi Jawa Tengah,
sedangkan Kota Magelang merupakan wilayah yang luasnya paling kecil yaitu seluas
18,12 km².
Secara topografi, wilayah Provinsi Jawa Tengah terdiri dari wilayah daratan
yang dibagi menjadi 4 (empat) kriteria :
a. Ketinggian antara 0–100 m dari permukaan air laut, seluas 53,3%, yang
daerahnya berada di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.
b. Ketinggian antara 100–500 m dari permukaan air laut seluas 27,4%.
c. Ketinggian antara 500–1.000 m dari permukaan air laut seluas 14,7%.
d. Ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan air laut seluas 4,6%.
B. KEADAAN PENDUDUK
1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, jumlah
penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 (angka proyeksi) sebesar
33.522.663 jiwa, dengan luas wilayah sebesar 32.544,12 kilometer persegi (km²),
rata-rata kepadatan penduduk sebesar 1.030 jiwa untuk setiap km². Wilayah
terpadat adalah Kota Surakarta, dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar
11.584 jiwa per km². Wilayah terlapang adalah Kabupaten Blora, dengan tingkat
Tabel 2.1
Persentase Kelompok Usia Produktif di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
C. KEADAAN EKONOMI
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang
diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari
pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto, baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto
didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha
dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.
Kondisi ekonomi global yang memasuki tren perlambatan beberapa tahun
ini memberi dampak terhadap perekonomian di negara-negara Asia, termasuk
Indonesia. Hal ini tercermin pada perekonomian nasional tumbuh sebesar 5,78
persen pada tahun 2013, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun
2012 sebesar 6,26 persen. Pertumbuhan ekonomi yang melambat ini antara lain
disebabkan harga beberapa komoditas di pasar internasional yang terkoreksi,
rendahnya peningkatan permintaan ekspor dan masih tingginya harga minyak
dunia.
Sejalan dengan perekonomian nasional, perekonomian Jawa Tengah juga
mengalami perlambatan pertumbuhan. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi
Jawa Tengah sebesar 5,81 persen, lebih rendah dibanding pertumbuhan tahun
2012 sebesar 6,34 persen. Sedangkan laju inflasi Jawa Tengah tahun 2013
sebesar 7,98 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2012 sebesar 4,24 persen.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2013 secara agregat
cukup dinamis yaitu mencapai 5,81 persen. Grafik 2.2 menunjukkan bahwa
selama periode 2010—2013, ekonomi Jawa Tengah setiap tahun tumbuh di atas
5 persen.
PDRB per kapita dapat dijadikan salah satu indikator guna melihat
keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu wilayah. Perkembangan PDRB
Tabel 2.2
PDRB per Kapita Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 (Rupiah)
Pada Tabel 2.3, Angka Beban Tanggungan penduduk Jawa Tengah pada
tahun 2014 sebesar 48,4. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk Indonesia yang
produktif, di samping menanggung dirinya sendiri, juga menanggung 48,4 orang
yang belum/sudah tidak produktif lagi. Apabila dibandingkan antar jenis kelamin,
maka Angka Beban Tanggungan laki-laki sedikit lebih besar jika dibandingkan
dengan perempuan. Pada tahun 2014, angka beban tanggungan laki-laki sebesar
48,5, yang berarti bahwa 100 orang penduduk laki-laki yang produktif, di
samping menanggung dirinya sendiri, akan menanggung beban 48,5 penduduk
laki-laki yang belum/sudah tidak produktif lagi.
D. KEADAAN PENDIDIKAN
Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan
menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta dalam
pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi,
pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga
lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta
aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.
Dibandingkan dengan tahun 2011, pada tahun 2012 secara umum telah
terjadi peningkatan di bidang pendidikan. Peningkatan terjadi pada tingkat
pendidikan SD dan SMP. Hal ini wajar terjadi mengingat semakin digalakkannya
program sekolah gratis bagi jenjang SD dan SMP dan program-program pendidikan
lainnya. Berikut ini disajikan tabel persentase jumlah penduduk usia 10 tahun ke
atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah tahun
2008-2012.
Blm/Tdk
Tdk punya DIPL/AK/
Tahun Pernah SD/MI SMP SMU/SMK Total
Ijazah SD/MI PT
Sekolah
2009 8,42 22,16 32,50 17,22 15,21 4,48 100,00
2010 8,13 18,91 34,55 18,11 10,48 4,93 100,00
2011 6,95 20,68 32,59 18,92 16,00 4,85 100,00
2012 6,32 25,16 33,95 19,71 11,19 3,67 100,00
2013 7,74 17,15 32,25 18,79 18,44 5,63 100,00
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Usia 15 tahun ke Atas yang Melek Huruf Menurut
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
Kelompok Umur
Jenis Kelamin 10-14 15-24 25-44 45 + 10 +
A. ANGKA KEMATIAN
1. Angka Kematian Neonatal per 1.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan jumlah kematian bayi umur
kurang dari 28 hari (0-28 hari) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu
tahun. AKN menggambarkan tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk
antenatal care, pertolongan persalinan, dan postnatal ibu hamil. Semakin tinggi
angka kematian neonatal, berarti semakin rendah tingkat pelayanan kesehatan
ibu dan anak.
Angka kematian neonatal di Jawa Tengah tahun 2014 sebesar 7,52/1.000
kelahiran hidup. Angka kematian neonatal tertinggi di Kabupaten Grobogan
sebesar 14,00/1.000 kelahiran hidup, dan yang terendah di Kota Surakarta
sebesar 3,17/1.000 kelahiran hidup. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.1.
16.00
13.54
14.00
12.44
14.00
11.99
10.87
12.00
9.96
9.78
8.91
10.00
8.77
7.99
8.16
8.15
7.96
7.93
7.91
7.64
7.58
7.52
7.50
7.49
8.06
7.32
7.31
7.27
6.84
8.00
6.46
6.45
5.95
5.91
5.88
5.77
5.58
5.38
6.00
4.76
4.55
3.17
4.00
2.00
0.00
11
10.8
10.6
10.4
10.2
10
9.8
9.6
2010 2011 2012 2013 2014
AKB 10.62 10.34 10.75 10.41 10.08
Gambar 3.3
Angka Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
20.00
17.82
16.84
18.00
15.35
14.70
13.89
14.40
16.00
12.62
12.60
12.57
14.00
10.93
11.40
11.15
10.43
10.40
12.00
11.05
10.25
10.14
10.12
10.08
9.87
9.77
9.63
9.55
9.46
9.34
8.97
8.97
10.00
8.55
7.98
7.78
7.55
7.25
7.01
6.86
6.63
8.00
6.00
3.78
4.00
2.00
0.00
Gambar 3.4
Angka Kematian Balita di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
12.1
12
11.9
11.8
11.7
11.6
11.5
11.4
11.3
11.2
2010 2011 2012 2013 2014
AKABA 12.02 11.5 11.85 11.8 11.54
25.00
19.53
19.73
20.00
16.97
16.06
16.67
16.18
15.76
15.15
13.90
13.88
13.36
12.46
15.00
12.46
11.98
12.87
11.82
11.80
11.54
11.30
11.09
10.90
10.77
10.76
10.76
10.40
10.23
10.19
9.33
9.06
9.00
8.77
8.56
8.32
10.00
7.93
7.72
4.09
5.00
0.00
Gambar 3.6
Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
140
120
100
80
60
40
20
0
2010 2011 2012 2013 2014
AKI 104.97 116.01 116.34 118.62 126.55
80
73
70
60
47
50
43
40
39
36
40
33
33
26
30
23
20
20
19
19
17
17
17
20
20
14
14
14
14
14
13
13
12
12
11
10
10
7
6
6
5
2
2
0
Kab.Blora
Kab.Banjarnegara
Kota Semarang
Kab.Magelang
Kab.Purworejo
Kab.Wonosobo
Kab.Tegal
Kab.Banyumas
Kab.Pekalongan
Kab.Pemalang
Kab.Brebes
Kota Surakarta
Kota Pekalongan
Kab.Kebumen
Kab.Sukoharjo
Kab.Klaten
Kab.Rembang
Kota Tegal
Kab.Boyolali
Kab.Temanggung
Kab.Karanganyar
Kab.Purbalingga
Kab.Jepara
Kota Salatiga
Kab.Batang
Kab.Pati
Kab.Sragen
Kab.Kendal
Kota Magelang
Kab.Cilacap
Kab.Kudus
Kab.Grobogan
Kab.Demak
Kab.Semarang
Kab.Wonogiri
Sebesar 57,95% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu
hamil sebesar 27,00% dan pada waktu persalinan sebesar 15,05%. Sementara
berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada
usia produktif (20-34 tahun) sebesar 62,02%, kemudian pada kelompok umur
>35 tahun sebesar 30,52% dan pada kelompok umur <20 tahun sebesar 7,45%.
Sedangkan untuk penyebab kematian dapat dilihat di gambar 3.8.
Gambar 3.8
Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2014
Lain-lain Perdarahan
42.33% 22.93%
Gangguan sistem
peredaran darah Hipertensi
4.64% Infeksi
26.44%
3.66%
600
515
500
400 291
300
218
203
200
145
140
126
123
121
120
109
102
95
92
91
82
81
62
79
77
100
67
66
63
43
58
57
56
51
45
41
39
61
36
36
20
0
Gambar 3.10
Penemuan dan Penanganan Penderita Pneumonia
Pada Balita di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
45
40
35
30
25
20
2010 2011 2012 2013 2014
Pneumonia Balita 40.63 25.5 24.74 25.85 26.11
Gambar 3.11
Jumlah Kasus HIV di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
1500
1000
500
0
2010 2011 2012 2013 2014
Kasus HIV 373 755 607 1219 1399
Gambar 3.12
Kasus AIDS dan Kematian Akibat AIDS di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 - 2014
1200 1063 1081
1000
797
800
400
160 149 182 163
200 89
0
2010 2011 2012 2013 2014
AIDS Meninggal
Gambar 3.13
Kasus Sifilis Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
300
200
100
0
≤4 5-14 15-19 20-24 25-49 ≥ 50
Laki-laki 3 2 27 89 267 23
Perempuan 5 4 26 170 268 23
Di seluruh UTD yang ada di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014,
jumlah pendonor sebanyak 495.200, seluruhnya (100%) darah donor tersebut
dilakukan skrining terhadap HIV. Dari seluruh darah donor yang diperiksa,
sebanyak 869 (0,18%) positif HIV yang terdiri dari 662 (0,18%) dari seluruh
pendonor laki-laki, dan 229 (0,18%) dari seluruh pendonor perempuan.
Gambar 3.14
Angka Penemuan Kasus Diare Menurut Kab/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
140.0
128.6
121.3
115.5
115.5
107.6
108.7
106.5
120.0
102.1
101.6
99.0
96.9
92.2
91.8
100.0
94.7
88.3
88.2
87.0
83.2
80.8
79.8
77.9
77.7
74.8
74.4
80.0
66.9
65.1
63.2
62.2
50.7
50.1
60.0
48.0
46.1
44.8
43.4
37.4
37.1
40.0
20.0
0.0
Gambar 3.14. menunjukkan bahwa angka penemuan kasus diare yang tercatat
paling tinggi adalah Kota Pekalongan, yaitu sebesar 129%. Hal ini menunjukkan
bahwa kinerjanya sudah baik dalam penemuan kasus diare pada tahun 2014.
Angka penemuan kasus diare terrendah adalah di Kabupaten Wonosobo yaitu
sebesar 37,1%.
Gambar 3.15
Angka Penemuan Kasus Baru Kusta di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
8
Per 100.000 penduduk
0
2010 2011 2012 2013 2014
NCDR 5.3 6.9 5.4 5.3 5.5
Pada gambar terlihat NCDR < 10/100.000 penduduk, tetapi Jawa Tengah
masih mempunyai beban kusta tinggi karena terdapat lebih dari 1.000 kasus
kusta yang ditemukan. Berdasarkan bebannya, kusta dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu beban kusta tinggi (high burden) dan beban kusta rendah (low burden).
Provinsi disebut high burden jika NCDR (new case detection rate: angka
penemuan kasus baru)> 10 per 100.000 penduduk dan atau jumlah kasus baru
lebih dari 1.000, sedangkan low burden jika NCDR < 10 per 100.000 penduduk
dan atau jumlah kasus baru kurang dari 1.000 kasus.
Pada Gambar dibawah ini terlihat bahwa sebanyak 9 Kab/Kota (25,7%)
yang termasuk dalam beban kusta tinggi karena mempunyai kasus NCDR >
10/100.000 penduduk. Sedangkan 26 Kab./Kota lainnya (74,3%) termasuk dalam
Gambar 3.16
Peta New Case Detection Rate di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2014
Pemalang Semarang
Tegal Grobogan Blora
Pekalongan
Pekalongan
Kab Semarang
Temanggung
Purbalingga Kt. Salatiga Sragen
Cilacap Wonosobo
Banyumas Kota Mgl Salatiga
Magelang
Bj negara
Cilaca Boyolali SRKT
Magelang SRK
Kr.anyar JATIM
Klaten Skhj
Kebumen Purworejo
DI. Yogyakarta
Lautan Hindia Wonogiri
100 82.6
90 81 86.2 86
86
80
70
Persentase
60
50
40
30
20 9.5 10.1 7.3 6
10 6
0
2010 2011 2012 2013 2014
% Anak % MB
Gambar 3.18
Proporsi Cacat Kusta Tingkat 2 di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
18
16 16.4
13.8
14 12
12 13.3 12.4
Persentase
10
8
6
4
2
0
2010 2011 2012 2013 2014
1.00
per 100.000 penduduk
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
2011 2012 2013 2014
Angka Cacat 0.90 0.75 0.67 0.68
Tingkat 2
10.0
6.0
4.0
2.0
0.0
2010 2011 2012 2013 2014
PREVALENSI 7.0 8.0 8.0 6.0 6.3
Gambar 3.21
Persentase Penderita Kusta Selesai Diobati
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
100
80
persentase (%)
60
40
20
0
2010 2011 2012 2013 2014
PB 91.21 85 92.31 94.84 93.44
MB 87.61 76.46 75.39 86.43 90.51
Gambar 3.22
Jumlah Kasus AFP di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
250
200
150
100
50
0
2010 2011 2012 2013 2014
Kasus AFP 178 215 196 232 197
18. Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
(PD3I)
Yang termasuk dalam PD3I yaitu Polio, Pertusis, Tetanus Non
Neonatorum, Tetanus Neonatorum, Campak , Difteri dan Hepatitis B. Dalam
upaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit tersebut, diperlukan
komitmen global untuk menekan turunnya angka kesakitan kematian yang lebih
banyak dikenal dengan Eradikasi Polio (ERAPO), Reduksi Campak (Redcam) dan
Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN).
Saat ini telah dilaksanakan Program Surveilans Integrasi PD3I, yaitu
pengamatan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Difteri,
Tetanus Neonatorum, dan Campak). Dalam waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus
PD3I yang dilaporkan adalah sebagai berikut :
a. Difteri
jumlah kasus Difteri di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014
sebanyak 3 kasus, lebih sedikit dibanding tahun 2013 (9 kasus). Hal ini
dimungkinkan karena pencapaian cakupan imunisasi yang meningkat
Gambar 3.23
Kasus Difteri di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
Kasus Difteri 14 8 32 9 3
b. Pertusis
Provinsi Jawa Tengah mulai tahun 2012 sudah tidak ada kasus pertusis
(nihil), begitu juga dengan tahun 2014. penemuan kasus selama lima tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar 3.24.
Gambar 3.24
Kasus Pertusis di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
30
25
20
15
10
5
0
2010 2011 2012 2013 2014
Kasus Pertusis 24 4 0 0 0
20
15
10
5
0
-5
2010 2011 2012 2013 2014
d. Tetanus Neonatorum
Pada tahun 2014 di Provinsi Jawa Tengah terdapat 2 (dua) kasus
Tetanus Neonatorum. Kabupaten/kota yang melaporkan adanya kasus
tetanus neonatorum yaitu Kota Semarang (1 kasus) dan Kabupaten Brebes 1
kasus. Penemuan kasus dan kematian Tetanus Neonatorum selama lima
tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 3.26.
Gambar 3.26
Kasus dan Kematian Tetanus Neonatorum di Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
20
15
10
5
0
-5
2010 2011 2012 2013 2014
Kasus TN 2 13 18 2 2
Mati 4 3 0 1 0
e. Campak
Jumlah kasus campak di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 sebanyak
308 kasus (positif campak), lebih banyak dibanding tahun 2013 (32 kasus).
Kasus campak positif terbanyak terdapat di Kabupaten Cilacap (33 kasus),
Gambar 3.27
Kasus Campak di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
4000
3000
2000
1000
0
2010 2011 2012 2013 2014
Kasus Campak 3654 1873 416 32 308
f. Hepatitis B
Pada tahun 2014 di Provinsi Jawa Tengah terdapat kasus (66 kasus)
Hepatitis B, meningkat drastis dibanding tahun 2013 (0 kasus). Pemenuan
kasus Hepatitis B selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 3.28.
Gambar 3.28
Kasus Hepatitis B di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
200
150
100
50
-50
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 3.29
Angka Kesakitan DBD di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 - 2014
70
50
30
10
2010 2011 2012 2013 2014
IR DBD 59.8 15.27 19.29 45.52 36.2
Gambar 3.30
Incidence Rate DBD Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
120.00
97.31
100.00
76.96
80.00
65.21
58.93
61.30
60.88
57.32
54.81
54.56
60.00
50.19
44.44
39.78
38.60
41.83
37.04
36.24
34.76
34.36
34.12
40.00 33.88
29.49
26.52
25.67
23.34
22.85
22.53
20.63
16.41
16.00
15.39
12.89
10.92
20.00
6.77
5.56
4.97
4.55
0.00
1.75
1.5
1.25
0.75
2010 2011 2012 2013 2014
CFR DBD 1.29 0.93 1.52 1.21 1.7
Gambar 3.32
Angka Kesakitan Malaria di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 - 2014
0.15
0.10
0.05
0.00
2010 2011 2012 2013 2014
API 0.10 0.11 0.08 0.07 0.05
300
275
250
200
150
100
55
37
50
17
24
23
17
15
15
9
12
11
9
8
7
6
5
5
4
4
10
3
3
3
3
3
2
2
1
1
1
0
0
0
0
Gambar 3.34
Proporsi Kasus Baru Penyakit Tidak Menular
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
3,500,000
177,027
3,000,000
126,606
2,500,000
Tekanan darah tinggi
2,000,000
1,500,000 2,802,774 Bukan tekanan darah
2,284,882 tinggi
1,000,000
500,000
0
Laki-laki Perempuan
100 0.07
20.72
80
60 Obesitas
99.93
40 79.28 Tidak Obesitas
20
0
Laki-laki Perempuan
1.08%
3.68%
IVA (+)
IVA (-)
95.24%
Ditemukan benjolan
Dari diagram di atas menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan, IVA (+) sebesar
3,83% dan ditemukan tumor sebanyak 1.12%. Kegiatan ini akan sangat
bermanfaat untuk deteksi dini kanker serviks dan payudara sehingga perlu
diupayakan keberlanjutannya. Saat ini belum semua kabupaten/kota melaporkan
datanya karena belum semua kabupaten/kota melaksanakan kegiatan
pemeriksaan IVA dan CBE tersebut.
800
600
400
200
0
2010 2011 2012 2013 2014
Desa/kel 579 353 363 501 352
terkena KLB
Dari Gambar 3.37 di atas diketahui bahwa pada Tahun 2013 desa yang
mengalami kejadian luar biasa mengalami penurunan cukup signifikan yaitu dari
501 desa/kelurahan menjadi 352 desa/kelurahan. Dari 352 desa/kelurahan
mengalami kejadian luar biasa, 350 desa/kelurahan (99,45%) ditangani secara
cepat (kurang dari 24 jam).
Gambar 3.39
Distribusi Frekuensi Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani
Kurang dari 24 Jam di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
100.5
100
99.5
99
98.5
98
97.5
2010 2011 2012 2013 2014
Ditangani 98.45 100 100 100 99.43
<24jam (%)
Pada Tahun 2014, kejadian luar biasa penyakit menular, bencana, dan
keracunan makanan sebanyak 23 jenis yang tersebar di 33 kab/kota. Ada dua
kab/kota yang tidak melaporkan adanya kejadian luar biasa yaitu Kota Surakarta
dan Kabupaten Pemalang. Frekuensi tertinggi adalah KLB keracunan makanan
Gambar 3.40
Jenis KLB Menurut Desa/Kelurahan di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2014
120
105
100
80
53
53
60
35
40
29
20
16
14
20
5
4
3
3
3
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
0
A. PELAYANAN KESEHATAN
105
100
95
90
85
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 4.2
Cakupan K1 Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
108.00
105.43
106.00
102.24
102.16
101.59
100.32
104.00
100.00
100.61
100.00
100.07
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
99.99
99.99
99.96
99.74
100.00
99.60
99.35
102.00
99.26
98.97
98.76
98.75
98.48
98.41
98.19
98.19
97.47
100.00
97.00
95.66
98.00
95.12
96.00
93.08
94.00
92.00
90.00
88.00
86.00
Kota Pekalongan
Kab.Tegal
Kab.Demak
Kab.Semarang
Kab.Temanggung
Kab.Purbalingga
Kab.Grobogan
Kab.Wonogiri
Kab.Brebes
Kota Tegal
Kab.Pati
Kab.Pemalang
Kota Semarang
Kota Salatiga
Kab.Klaten
Kab.Pekalongan
Kab.Purworejo
Kab.Sragen
Kab.Magelang
Kab.Boyolali
Kab.Banyumas
Kab.Kebumen
Kab.Wonosobo
Kota Surakarta
Kab.Batang
Kab.Rembang
Kab.Jepara
Kab.Kendal
Kab.Kudus
Kab.Sukoharjo
Kab.Blora
Kota Magelang
Kab.Karanganyar
Kab.Banjarnegara
Kab.Cilacap
JAWA TENGAH
Gambar 4.3
Cakupan K4 Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
98.20
98.15
100.00
97.64
98.42
97.21
96.46
96.03
95.90
98.00
95.78
94.70
95.32
95.11
94.62
94.47
94.41
94.84
93.64
93.84
96.00
93.48
93.11
92.94
92.56
92.27
92.26
94.00
90.66
90.57
90.38
90.29
90.21
89.98
89.92
92.00
88.40
88.28
88.15
90.00
87.14
86.00
88.00
86.00
84.00
82.00
80.00
78.00
Pada tahun 2014 ini terdapat Drop Out (DO) K1 – K4 sebesar 6,49%.
Artinya masih ada sebanyak 6,49 % ibu hamil yang tidak mendapatkan
pelayanan antenatal yang ke-4. Drop out ini dapat disebabkan karena ibu
yang kontak pertama (K1) dengan tenaga kesehatan kehamilannya sudah
berumur lebih dari 3 bulan, sehingga perlu intervensi peningkatan pendataan
ibu hamil yang lebih intensif. Batas tertinggi untuk DO K1 – K4 adalah 10%.
Apabila DO K1 – K4 lebih dari 10 % maka perlu adanya penelusuran dan
intervensi lebih lanjut.
Gambar 4.4
Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 - 2014
100
98
96
94
92
90
2010 2011 2012 2013 2014
96
95
94
93
92
2010 2011 2012 2013 2014
Pelayanan Nifas 93.24 93.97 95.54 94.06 95.16
100
98
96
94
92
90
88
2010 2011 2012 2013 2014
Cakupan 92,78 96,43 95,9 94,59 98,55
Gambar 4.7
Persentase Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2014
100
95
90
85
80
2010 2011 2012 2013 2014
Fe 1 95,92 95,43 97,73 96,42 97,19
Fe 3 90,25 89,39 91,77 90,74 92,52
Gambar 4.8
Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
120
100
80
60
40
20
0
2010 2011 2012 2013 2014
Cakupan 78.1 75.28 90.81 102.16 101.1
140.00
120.06
118.43
123.72
115.77
113.30
108.37
120.00
92.30
96.73
96.44
96.09
95.29
94.84
91.79
92.76
86.47
100.00
85.79
85.73
84.79
83.32
81.87
81.30
80.08
78.17
73.38
69.57
68.64
67.16
66.59
65.07
80.00
65.79
65.30
62.78
58.79
51.33
47.95
60.00
33.69
40.00
20.00
0.00
100
80
60
40
20
0
2010 2011 2012 2013 2014
450,000
394,624
360,769
400,000
320,430
305,939
298,741
282,903
350,000
278,732
270,605
265,215
251,650
300,000
206,812
219,754
206,344
201,027
198,263
192,598
209,517
191,324
250,000
178,855
176,338
171,319
168,603
165,988
165,792
157,042
153,305
141,192
200,000
139,640
135,081
119,535
150,000
70,408
48,372
100,000
46,409
34,528
17,743
50,000
Jumlah PUS Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 sebanyak 6.745.397 PUS,
meningkat dibanding tahun 2013 (6.700.981). Dari seluruh PUS yang ada,
sebesar 78,6% adalah peserta KB aktif. Adapun jenis kontrasepsi yang
digunakan oleh peserta KB aktif dapat dilihat pada gambar 4.12.
Gambar 4.12
Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
IMPLAN, 11.5
KONDOM, 2.3
SUNTIK, 56.7
Gambar 4.13
Pencapaian Peserta KB Aktif Terhadap Pasangan Usia Subur
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
86,0
83,3
82,8
82,7
83,3
84,0
81,4
81,6
80,8
80,4
79,8
82,0
80,3
80,2
80,0
79,7
79,5
79,5
79,3
80,0
79,1
79,0
79,0
79,0
78,9
78,8
78,6
80,0
77,5
77,5
77,4
77,3
77,3
76,7
78,0
76,1
74,4
76,0
73,6
73,5
73,4
72,3
74,0
72,0
70,0
68,0
66,0
Kab.Pekalongan
Kab.Blora
Kota Semarang
Kab.Magelang
Kab.Banjarnegara
Kab.Purworejo
Kab.Wonosobo
Kab.Brebes
Kab.Banyumas
Kab.Karanganyar
Kab.Pemalang
Kab.Tegal
Kota Pekalongan
Kab.Kebumen
Kab.Sukoharjo
Kota Surakarta
JAWA TENGAH
Kab.Boyolali
Kota Salatiga
Kota Magelang
Kab.Rembang
Kab.Klaten
Kab.Sragen
Kab.Batang
Kota Tegal
Kab.Purbalingga
Kab.Kendal
Kab.Cilacap
Kab.Temanggung
Kab.Pati
Kab.Jepara
Kab.Semarang
Kab.Kudus
Kab.Grobogan
Kab.Demak
Kab.Wonogiri
Gambar 4.14
Persentase KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi
Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
MOP, 0.20%
IUD, 7.50%
PIL, 15.70%
MOW, 2.20%
IMPLAN, 13.90%
KONDOM,
4.20%
SUNTIK, 56.40%
Gambar 4.15
Pencapaian Peserta KB Baru Terhadap Pasangan Usia Subur
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
25.0
19.7
20.0
18.1
17.6
16.9
16.1
16.3
15.9
15.5
15.3
15.0
15.0
14.6
14.4
14.3
13.9
13.8
14.7
13.7
13.5
15.0
13.3
13.2
13.1
12.9
12.9
12.6
12.5
12.2
12.1
11.9
11.8
11.5
11.2
11.1
10.7
10.4
10.1
10.0
5.0
0.0
Gambar 4.16
Persentase Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
0
2010 2011 2012 2013 2014
Persentase 2.69 3.73 3.75 3.75 3.90
110.0
104.8
105.0
102.7
105.0
102.1
100.7
100.8
100.2
99.8
100.0
100.0
99.5
99.9
99.9
99.5
99.3
99.2
99.0
99.0
99.0
99.0
98.9
98.8
98.6
98.5
98.5
98.5
98.2
100.0
98.0
97.4
96.6
96.0
95.4
95.3
93.1
93.0
95.0
89.2
90.0
85.0
80.0
120.0
100.1
102.9
101.5
100.8
100.3
100.0
97.9
104.3
98.9
98.9
98.6
98.2
97.7
97.5
97.4
97.4
97.3
97.2
97.0
97.0
96.8
96.3
96.2
96.1
95.7
95.6
95.4
94.8
94.5
94.4
94.3
98.0
93.0
100.0
91.9
91.8
86.4
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
Gambar 4.19
Cakupan ASI Eksklusif Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
90.0
82.9
81.7
83.3
74.5
76.8
76.4
80.0
71.5
71.3
71.0
70.1
68.3
63.0
67.7
70.0
62.0
61.8
61.5
60.7
59.5
58.9
58.1
57.8
57.6
56.6
56.3
56.0
55.5
54.7
54.3
60.0
53.2
47.9
47.4
46.7
50.0
43.4
43.3
42.9
37.3
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Gambar 4.20
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
120.0
102.7
101.9
99.8
100.5
100.0
97.6
104.3
99.3
99.2
98.9
98.9
98.3
97.5
97.3
97.0
97.0
96.9
96.9
96.3
96.0
95.9
95.7
95.5
95.0
94.6
94.6
93.9
93.8
93.8
93.7
97.8
100.0
91.5
90.4
90.3
88.2
83.0
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
Pelayanan Kesehatan bayi tahun 2014 rata-rata sudah mencapai target >
90%, kabupaten tertinggi dicapai oleh Kabupaten Magelang dan paling
rendah kabupaten Wonosobo.
102
100
98
96
94
92
2010 2011 2012 2013 2014
UCI 94.58 96.4 98.95 99.14 99.7
104
102
100 2010
98 2011
96 2012
94 2013
92
2014
90
88
BCG DPT-HB- DPT-HB- Polio 4 Campak
Hib 1 Hib3
Gambar 4.21
Cakupan Suplementasi Kapsul Vitamin A Pada Balita
di Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
100
98
96
94
92
90
88
86
2010 2011 2012 2013 2014
Cakupan 96,76 98,45 98,34 90,37 98,7
Gambar 4.22
Cakupan Baduta Ditimbang di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
120.0
100.0
88.4
90.5
86.2
100.0
89.4
88.6
88.4
87.4
87.2
86.8
86.4
86.4
86.2
85.8
85.2
85.0
84.7
84.1
84.0
84.0
83.8
83.0
83.0
82.3
82.1
82.1
81.8
81.8
86.3
81.2
81.1
80.1
79.4
78.6
77.9
73.4
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
Gambar 4.23
Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
120.0
101.2
100.0
102.7
95.8
96.5
96.3
90.2
93.7
93.4
92.7
91.7
91.1
100.0
89.0
87.7
87.7
87.0
86.8
86.8
86.5
86.3
90.7
85.6
85.5
85.4
84.7
82.6
81.9
81.6
81.6
80.3
80.1
79.5
75.6
80.0
69.7
62.0
58.0
60.0
40.0
20.0
0.0
Gambar 4.24
Cakupan Balita Ditimbang di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
100
80
60
40
20
0
2010 2011 2012 2013 2014
Balita ditimbang 89.49 78.32 79 72.44 80.4
0.60
0.48
0.50
0.44
0.35
0.40
0.33
0.29
0.27
0.30
0.24
0.23
0.23
0.22
0.19
0.19
0.18
0.17
0.19
0.16
0.15
0.20
0.14
0.13
0.13
0.11
0.10
0.10
0.10
0.08
0.08
0.07
0.06
0.05
0.05
0.10
0.04
0.04
0.04
0.04
0.03
0.00
0.00
Kasus gizi buruk selama tahun 2014 semua sudah mendapat perawatan
atau 100% mendapat perawatan. Hal ini menjadi konsensus bahwa setiap
kasus gizi buruk di Jawa Tengah harus mendapatkan perawatan baik baik
melalui biaya APBD Provinsi Jawa Tengah maupun melalui biaya APBD
kabupaten/kota.
Gambar 4.26
Cakupan Desa/Kelurahan Dengan Garam Beryodium Baik
Di Jawa Tengah Tahun 2014
120.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
99.60
97.87
97.65
93.22
95.98
91.01
90.85
94.71
89.71
88.24
87.84
100.00
86.58
86.51
86.20
84.09
80.75
79.04
78.57
77.04
74.38
71.24
80.00
64.86
62.03
60.00
42.56
38.97
38.11
35.34
33.25
40.00
23.21
20.00
0.00
Gambar 4.27
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/MI
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
120
100
80
60
40
20
0
2010 2011 2012 2013 2014
Cakupan 52.61 81.02 70.08 87.79 93.2
target 100 100 100 100 100
Gambar 4.28
Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2010 2011 2013 2014
Cakupan 0.81 0.82 0.98 1.0
25. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lainnya adalah Upaya
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang merupakan upaya promotif dan
preventif kesehatan gigi khususnya untuk anak sekolah. Kegiatan sikat gigi
massal di SD/MI merupakan salah satu kegiatan UKGS yang bertujuan agar
anak-anak sekolah dasar dapat memahami cara dan waktu yang tepat untuk
melakukan sikat gigi. Dari 30 kab/kota yang masuk datanya, Persentase
SD/MI yang melaksanakan sikat gigi massal sebesar 69%. Sedangkan yang
mendapatkan pelayanan gigi sebesar 77,7%. Ada penurunan persentase
kegiatan sikat gigi massal di SD/MI tahun 2014, begitu pula untuk SD/MI
yang mendapat pelayanan kesehatan gigi juga persentasinya menurun
dibandingkan dengan tahun 2013.
Kegiatan UKGS yang lain adalah pemeriksaan gigi pada seluruh murid
untuk mendapatkan murid yang perlu perawatan gigi, kemudian melakukan
perawatan pada murid yang memerlukan. Cakupan pemeriksaan kesehatan
gigi murid SD/MI tahun 2014 sebesar 44,2% yaitu terdiri dari cakupan laki–
laki 43,8% dan perempuan 44,5%. Sejak tahun 2009 tren cakupan
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada murid SD/MI cenderung naik.
Hanya ada 1 kab/kota yang cakupannya mencapai 100%, yaitu Kabupaten
Sukoharjo. Cakupan terrendah adalah di Kab. Brebes sebesar 6,3% dan dua
kabupaten yang datanya tidak ada yaitu kabupaten Rembang dan Kabupaten
Wonosobo.
50
40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
Cakupan 37.59 37.90 35.86 42.38 44.20
60
58
56
54
52
50
48
2010 2011 2012 2013 2014
Cakupan 52.61 51.96 52.83 58.58 53.7
2.72% PBPU
BP
Jamkesda
1.78%
Asuransi Swasta
Asuransi Perusahaan
12.87%
63.33%
0.89%
Gambar 4.32
Kunjungan Gangguan Jiwa di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2014
49.57%
50.43%
Gambar 4.33
Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Berdasarkan Strata Utama dan
Paripurna di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
80
75
70
65
60
2010 2011 2012 2013 2014
cakupan(%) 68.63 74.68 74.67 76.77 71.46
75
70
65
60
55
2010 2011 2012 2013 2014
Rumah Sehat 65.01 62.95 68.1 73.96 73.97
MA PAH PP.BPSPAM
TA
10.73% 0.66% 0.66%
15.89%
SGL TLDG
58.15%
SGL POMPA
13.91%
Gambar 4.36
Persentase Kualitas Air Minum Penyelenggara Air Minum Yang
Memenuhi Syarat Kesehatan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
120.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
99.54
98.77
98.20
94.02
100.00
96.33
96.15
95.14
89.22
100.00
86.21
84.78
83.55
82.93
82.35
81.16
80.78
80.25
80.00
78.84
77.78
76.02
73.95
71.79
70.39
70.39
80.00
62.07
59.44
56.52
60.00
45.16
42.65
40.00
40.00
20.00
0.00
Gambar 4.37
Persentase Jamban Menurut Jenis di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2014
1.30 24.00
12.20
Jamban Komunal
Leher Angsa
Plengsengan
Cemplung
84.20
Gambar 4.38
Cakupan TTU Memenuhi Syarat di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012 – 2014
78.5
78
77.5
77
76.5
76
75.5
2012 2013 2014
TTU MS 76.36 77.4 78
100
80
60
40
20
0
2012 2013 2014
PUSK.MS 72.3 72 94.1
Gambar 4.40
Capaian Rumah Sakit Memenuhi Syarat/Ramah Lingkungan
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 - 2014
96
94
92
90
88
86
2012 2013 2014
RS.MS 90 90 94.3
Gambar 4.41
Cakupan TPM Memenuhi Syarat di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012 – 2014
58
56
54
52
50
48
46
44
42
2012 2013 2014
TPM.MS 47.78 52.14 56.51
Pada tahun 2014, jumlah TPM yang belum memenuhi syarat sebanyak 24.195
TPM, dilakukan pembinaan sebanyak 16.097 TPM (66,5%). Dari seluruh TPM
yang memenuhi syarat pada tahun 2014, belum seluruhnya dialkukan uji
petik, bahkan masih ada 9 kabupaten/kota yang sama sekali belum
melaksanakan uji petik. Dari 34.467 TPM yang memenuhi syarat, baru 6.120
TPM (17,7%) yang dilakukan uji petik.
A. SARANA KESEHATAN
300
250 68 70
70
200 69 69
150
100 193 203 214
174 178
50
0
2010 2011 2012 2013 2014
RSU RSK
RSK pada tahun 2014 sebagain besar adalah rumah sakit ibu dan anak
berjumlah 30 unit dengan persentase 31,61%. Proporsi jenis RSK di Indonesia
pada tahun 2013 terdapat pada gambar 5.2.
Gambar 5.2
Persentase Rumah Sakit Khusus (RSK) Menurut Jenis
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
3% 1% 1% RSIA
1%
3% RSB
RSA
15%
44% RSJ
RSKB
RSO
7%
RSKP
4% RSGM
RSKM
21% RSRM
1000
800
281 291 307 311 318
600
400
583 576 566 562 557
200
0
2010 2011 2012 2013 2014
1.50
1.43
1.25
1.17
1.30
1.14
1.08
1.00
0.99
0.98
0.97
1.10
0.96
0.91
0.93
0.90
0.89
0.88
0.92
0.86
0.86
0.79
0.78
0.78
0.90
0.74
0.74
0.73
0.72
0.71
0.71
0.69
0.68
0.67
0.66
0.64
0.61
0.70
0.54
0.51
0.42
0.50
0.30
0.10
-0.10
16
14
14
13
12
11
11
11
10
10
10
10
9
9
7
8
7
7
7
7
6
6
6
6
6
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
3
2
2
1
0
0
Sarana pelayanan kesehatan yang dibahas dalam bab ini adalah rumah
sakit, puskesmas dan jaringannya, srana pelayanan lain, dan sarana produksi dan
distribusi kefarmasian. Rumah sakit terdiri atas rumah sakit umum dan rumah
sakit khusus. Puskesmas dan jaringannya terdiri atas puskesmas rawat inap,
puskesmas non rawat inap, puskesmas keliling, dan puskesmas pembantu.
Tabel 5.1
Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
NO FASILITAS KEPEMILIKAN/PENGELOLA
KESEHATAN
KEMENKES PEMPROV PEMKAB TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
a. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar,
utamanya lima program prioritas yang meliputi (KIA; KB; Gizi; Imunisasi;
penanggulangan diare dan ISPA) dengan tujuan mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi.
Dasar penghitungan Strata/penilaian tingkat perkembangan posyandu
yang selama ini digunakan adalah Penghitungan strata Posyandu secara
kuantitatif berdasar Surat Gubernur Jawa Tengah nomor 411.4/05768,
tanggal 20 Februari 2007 tentang Pedoman teknis penghitungan strata
Posyandu secara kuantitatif yang terdiri dari 35 indikator. Adapun rincian
variabel penilaian meliputi:
a. Variabel Input: kepengurusan, kader,sarana, prasarana dan dana.
b. Variabel Proses : pelaksanaan program pokok, program pengembangan
dan administrasi
c. Variable Output: D/S; N/S; K/S; cakupan K4; pertolongan persalinan oleh
nakes; Cakupan peserta KB, Imunisasi; dana sehat; Cak Fe; Cak. Vit A;
Cak. pemberian ASI eksklusif dan frekuensi penimbangan.
Penghitungan skor akhir dilakukan dengan menggunakan rumus :
40
30
20
10
Gambar 5.7
Jumlah Posyandu di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
49,000
48,500
48,000
47,500
47,000
46,500
46,000
2010 2011 2012 2013 2014
posyandu 47,882 47,276 48,789 48,315 48,477
Gambar 5.8
Persentase Posyandu Mandiri di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014
25.00
20.00
Persentase
15.00
10.00
5.00
0.00
2010 2011 2012 2013 2014
posyandu 13.08 16.08 17.57 19.22 20.85
mandiri
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2014 terjadi
kenaikan persentase pencapaian strata mandiri, hal tersebut dapat terjadi
seiring dengan dikembangkannya Posyandu Model (Kegiatan Posyandu yang
sudah diintegrasikan dengan minimal satu kelompok kegiatan yang sesuai
dengan karakteristik daerah, misal kegiatan BKB, PAUD, UP2K). Sehingga
secara tidak langsung kegiatan integrasi tersebut dapat mempengaruhi
pencapaian indikator proses maupun indikator output posyandu.
Gambar 5.9
Jumlah Pos Kesehatan Desa Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
350
284
289
300
260
245
233
236
230
224
250
210
199
205
205
195
192
204
190
180
177
177
174
200
172
171
167
166
166
154
151
141
150
106
100
50
0
0
0
0
0
Gambar 5.10
Persentase Desa Siaga Aktif Menurut Strata
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
6.8%
18.9% 35.7%
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
38.6%
50 44
40 33
22 23 26
30
20 13 13
10 3
0
ika
T
BA
OT
OT
RT
as
ke
IO
PK
m
IE
et
UM
UK
Al
ar
m
si
iF
os
uk
str
iK
od
str
du
Pr
du
In
In
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Gambar 5.12
Jumlah Sarana Distribusi Kefarmasian dan Alat Kesehatan
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
5 60
110
209
PBBBF
248
Peny. Alkes Cab
Peny. Alkes Pusat
PBF
Toko Obat
Apotek
2620
B. TENAGA KESEHATAN
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 21
menyebutkan bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa untuk melaksanakan
upaya kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya
Gambar 5.13
Rasio Tenaga Medis Terhadap 100.000 Penduduk
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
15
10
0
Dr. Umum Dr. Spesialis Dokter Gigi Drg. Spesialis
Gambar 5.14
Rasio Tenaga Bidan dan Perawat Terhadap 100.000 Penduduk
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
120
100
80
60
40
20
0
Bidan Perawat Perawat Gigi
Gambar 5.15
Rasio Tenaga Kefarmasian Terhadap 100.000 Penduduk
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
14
12
10
8
6
4
2
0
Teknis Kefarmasian Apoteker
Rasio 11.48 6.38
Gambar 5.16
Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat & Kesehatan Lingkungan
Terhadap 100.000 Penduduk di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
0
Kesmas Kesling
Gambar 5.17
Proporsi Tenaga Keterapian Fisik di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2014
4% 1%
9%
Fisioterapi
Okupasi Terapi
Terapis Wicara
Akupunktur
86%
Gambar 5.18
Proporsi Tanaga Keteknisan Medis di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2014
0.2%
21% 18%
Radiografer
0.5% Raditerapis
0.4%
Tek. Elektromedis
1% 4% Tekniker Gigi
Analis Kesehatan
0.3%
R. Optisien
Or. Prostetik
Rekam Medis
Tek. Transfusi Darah
56%
7. Pembiayaan Kesehatan
5.76% 0.21%
3.42%
APBD kab/kota
APBD provinsi
APBN
PHLN
90.61%