Anda di halaman 1dari 3

Risiko Penyakit Jantung bagi Perokok

Vika Mulya Pradini

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu secara global. Salah satu faktor
pemicunya adalah rokok. Siapa yang tidak mengenal rokok?. Rokok adalah salah satu zat
adiktif, yang efeknya bisa membuat orang menjadi adiksi (ketagihan) merokok. “Rokok
membunuhmu” itulah peringatan yang tertera di kemasan-kemasan rokok saat ini. Kalimat
yang sangat sederhana, namun memuat banyak makna. Rokok sering diasosiasikan dengan
kesehatan paru-paru. Namun, riset terbaru WHO (world health organization) menunjukkan
bahwa mengonsumsi rokok bertanggung jawab atas sekitar 17 persen dari hampir 18 juta
kematian akibat penyakit kardiovaskular di seluruh dunia setiap tahunnya.

Penyakit jantung koroner merupakan bentuk penyakit kardiovaskular. Bahkan, diperkirakan


bahwa merokok dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung hingga 4 kali lipat
dibandingkan dengan non-perokok. Merokok dapat menyebabkan lapisan arteri rusak,
dinding arteri menebal, dan terjadi penumpukan lemak serta plak yang menghambat aliran
darah di sepanjang arteri. Terjadinya penumpukan lemak di dalam arteri disebut
atherosclerosis. Ketika arteri yang memasok darah ke jantung mengalami penyempitan,
pasokan darah yang kaya akan oksigen menuju jantung akan menurun yang dapat
mengakibatkan penyakit jantung koroner. Akibatnya, fungsi vasodilatasi atau pelebaran
pembuluh darah pun menurun dan respons inflamasi meningkat.

Merokok tidak pernah dicap “aman”. Rokok mengandung zat berbahaya yang mengakibatkan
penyumbatan pembuluh arteri yang merupakan saluran nutrisi bagi jantung. Ketika dibakar,
rokok menghasilkan karbon monoksida (CO) yang akan berada di aliran darah selama 24 jam
sejak rokok dihisap. Saat berada dalam tubuh, CO akan masuk dalam aliran darah dan
mengikat oksigen yang dibawa oleh sel darah merah. Pengikatan CO dengan oksigen
menyebabkan sel darah merah tidak lagi membawa oksigen yang cukup untuk disalurkan
kepada jaringan lain. Ketika tidak mendapatkan oksigen yang cukup, maka jaringan tersebut
akan mati. Seseorang dengan keadaan seperti ini akan merasakan napas yang pendek dan
denyut nadi yang lebih cepat sebagai dampak dari pengikatan CO dengan oksigen, sehingga
jantung harus bekerja lebih keras untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan oksigen. Lalu,
nikotin dalam rokok juga merangsang kelenjar adrenalin. Hormon adrenalin merangsang
sistem saraf simpatis sehingga tekanan darah dan denyut jantung menjadi naik. Disamping
itu, rokok juga memicu terjadinya kerusakan endotel atau dinding pembuluh. Ketika endotel
rusak, maka dinding pembuluh akan disusupi molekul asing, dimana molekul-molekul asing
ini akan menempel di dinding pembuluh darah dan tumbuh besar hingga sebesar bisul, yang
saat pecah mengakibatkan serangan jantung. Jadi, semakin banyak rokok yang dihisap,
semakin besar risiko terkena serangan jantung.

Bahkan asap rokok pun dapat menyebabkan masalah jantung, tergantung pada seberapa
banyak asap rokok yang terpapar. Ada suatu korelasi yang jelas antara asap rokok (asap yang
dihirup saat berdekatan dengan orang yang merokok) dengan penyakit kardiovaskular. Orang
yang secara rutin terpapar asap rokok mengalami peningkatan risiko penyakit jantung yang
berkembang hingga 30% dan hampir 40.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat
penyakit jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh asap rokok. Asap kepulan rokok
yang terhirup akan masuk ke dalam darah dan memengaruhi lapisan dinding pembuluh darah
sehingga darah mengental dan lebih mudah membeku. Akibatnya, aliran darah menjadi
terhambat. Karbon monoksida (CO) dari asap rokok kemudian mengikat oksigen dalam
darah, mengurangi aliran oksigen ke jantung dan otot. Dengan berkurangnya oksigen,
kerusakan jangka pendek atau permanen pada jantung dan jaringan akan mudah terjadi.

Oleh karena itu, berhenti merokok atau tidak merokok sama sekali adalah pilihan paling bijak
untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.Memang tidak semua perokok akan meninggal
karena penyakit jantung, namun kebiasaan merokok bisa sangat mengganggu kesehatan dan
mengurangi kualitas hidup. Bahaya merokok yang bisa dirasakan sehari-hari adalah batuk-
batuk, sesak napas, lebih mudah lelah, lebih rentan terhadap infeksi, atau mengalami
gangguan tidur yang ditandai dengan sulit bernapas pada malam hari kemudian merasa
kelelahan di pagi hari. Merokok sama saja seperti menabung racun pada tubuh yang sedikit
demi sedikit akan mengalami penumpukan jika dilakukan secara terus-menerus. Dengan
begitu, risiko menderita penyakit pun akan lebih tinggi pada masa tua.

Anda mungkin juga menyukai