Rekpon Contoh
Rekpon Contoh
METODE PELAKSANAAN
PONDASI BORED PILE DI DARAT
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pondasi Dalam
KELOMPOK 1
SMTS 08
\
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Makalah Metode Pelaksanaan Pondasi Bored Pile.
Adapun makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.3.2 Keurugian Pemakaian Pondasi Bored Pile ...................... 13
BAB 4 PENUTUP
4.1 KESIMPULAN ........................................................................... 14
4.2 SARAN........................................................................................ 15
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sistem pengeboran pondasi bored pile
2. Mengetahui metode pelaksanaan pondasi bored pile
3. Mengetahui keuntungan dan kerugian pemakaian pondasi bored pile
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PONDASI
Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung di atas
permukaan tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang
disebut pondasi. Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang
bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atsa (upper
structure/super structure) ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya (Rudi
Gunawan, 1983).
Secara umum terdapat dua macam pondasi yaitu Pondasi Dangkal (Shallow
Foundations) dan Pondasi Dalam (Deep Foundations). Yang termasuk dalam
pondasi dangkal ialah pondasi memanjang, pondasi tapak, pondasi raft, dan pondasi
rollag bata. Sedangkan yang termasuk dalam pondasi dalam ialah pondasi tiang
pancang (pile), pondasi dinding diafragma, pondasi trucuk, dan pondasi caissons.
2.1.1 Pondasi Dangkal.
Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya
kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan
kedalaman kurang dari 3 m.
Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang baku, tetapi merupakan
sebagai pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau kondisi permukaan
lainnya akan mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi dangkal. Pondasi
dangkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat dan kaku
untuk mendukung beban yang dikenakan, dimana jenis struktur yang didukungnya
tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi. Pondasi dangkal umumnya tidak
cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat buruk, seperti tanah urug
dengan kepadatan yang buruk, pondasi dangkal juga tidak cocok untuk jenis tanah
gambut, lapisan tanah muda, deposito alluvial dan lain sebagainya.
3
2.1.2 Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan di permukaan tanah dengan
kedalaman tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban
struktural dan kondisi permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada
kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat
dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang, dan caissons atau
pondasi kompensasi.
Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang
lebih dalam untuk mencapai kedalaman yang tertentu sampai didapat jenis tanah
yang mendukung daya beban struktur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak
cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari.
4
6. Untuk mendukung pondasi bangunan yang perrnukaan tanahnya
mudah tergerus air.
2.2.1 Kategori Pondasi Tiang
Fondasi tiang dapat dibagi menjadi 3 kategori sebagai berikut:
1. Tiang perpindahan besar (large displacement pile), yaitu tiang pejal
atau berlubang dengan ujung tertutup yang dipancang ke dalam
tanah sehingga terjadi perpindahan volume tanah yang relatif besar.
Terrnasuk dalam tiang perpindahan besar adalah tiang kayu, tiang
beton pejal, tiang beton prategang (pejal atau berlubang), tiang baja
bulat (tertutup pada ujungnya).
2. Tiang perpindahan kecil (small displacement pile) adalah sama
seperti tiang kategori pertama hanya volume tanah yang
dipindahkan saat pemancangan relatif kecil, contohnya: tiang beton
berlubang dengan ujung terbuka, tiang beton prategang berlubang
dengan ujung terbuka, tiang baja H, tiang baja bulat ujung terbuka,
tiang ulir.
3. Tiang tanpa perpindahan (non displacement pile) terdiri dari tiang
yang dipasang di dalam tanah dengan cara menggali atau mengebor
tanah. Termasuk dalam tiang tanpa perpindahan adalah tiang bor,
yaitu tiang beton yang pengecorannya langsung di dalam lubang
hasil pengeboran tanah (pipa baja diletakkan dalam lubang dan
dicor beton).
2.2.2 Pengaruh Pekerjaan Pemasngan Tiang
Cara pemasangan tiang sangat berpengaruh pada kelakuan tiang dalam
mendukung beban. Kecuali itu, pekerjaan pemancangan dapat mengganggu
stabilitas bangunan di sekitamya jika getaran tanah yang terjadi berlebihan.
Umumnya, tinjauan gangguan akibat pemancangan tiang ditujukan terutama pada
perubahan sifat-sifat tanah. Dengan mengetahui kondisi tanah setelah
pemancangan, dapat diperkirakan cara yang cocok untuk mengevaluasi data
laboratorium atau data hasil pengujian lapangan yang akan dipergunakan pada
perancangan tiang.
5
1. Pengaruh Pemancangan Tiang
• Tiang Pancang dalam Tanah Granuler
Di dalam tanah granuler (pasir}, tiang yang dipancang
dengan cara dipukul atau ditekan ke dalam tanah dapat
mengakibatkan perubahan susunan dan pecahnya sebagian butiran
tanah. Pada kondisi ini, tanah mengalami pemadatan atau kenaikan
berat volume dan di permukaan tanah akan terlihat tonjolan tanah.
Ketika tiang dipancang dalam tanah non kohesif yang tak padat,
depresi tanah terjadi pada tanah yang didesak oleh tiang tersebut.
Bila tanah padat, pemadatan yang terjadi akibat pemancangan
relatif kecil dan tahanan terhadap penetrasi tiang sangat tinggi,
sehingga tenaga pemancangan yang dibutuhkan juga besar.
Penelitian oleh Robinsky dan Morrison ( 1964)
menunjukkan bahwa gerakan tanah yang terjadi akibat pekerjaan
pemancangan tiang pada tanah pasir yang tak padat (kerapatan
relatif D, = 1 7%), dapat berkisar pada jarak antara 3 sampai 4 kali
diameter tiang, dihitung dari sisi tiang, dan 2,5 sampai 3,5 kali
diameter di bawah dasar tiang. Dalam tanah pasir yang
berkepadatan sedang, pengaruhnya lebih besar, yaitu sekitar 4,5
sampai 5,5 kali diameter tiang dihitung dari sisinya, dan 3 sampai
4,5 kali diameter di bawah dasar tiang. Proses pergeseran butiran
pasir dan pemadatan di bawah dasar tiang akibat pemancangan,
diikuti oleh gerakan pasir di sekitar dinding tiangnya. Gerakan ini
cenderung mengurangi kepadatan pasir tepat di sisi tiang, sehingga
mengurangi sebagian keuntungan dari akibat pemadatan oleh
pengaruh pemancangan.
• Tiang Pancang dalam Tanah Kohesif
Pengaruh pemancangan dalam tanah kohesif (lempung dan
lanau) sangat berbeda dengan apa yang terjadi pada tanah pasir.
Pemancangan tiang di dalam tanah kohesif, biasanya akan
mengakibatkan kenaikan permukaan tanah di sekitar tiang, yang
6
diikuti oleh konsolidasi tanah. Deformasi akibat pemancangan
dapat mempengaruhi struktur di dekatnya dan dapat mengakibatkan
tiang yang dipancang lebih dahulu terangkat ke atas akibat
pemancangan tiang sesudahnya. Dalam kondisi ini, pemancangan
ulang dibutuhkan dan mungkin dapat dipertimbangkan untuk
menggantinya dengan jenis tiang bor.
Bila tiang dipancang dalam tanah lempung kaku,
cembungan tanah juga akan terjadi, namun tanah yang terdorong ke
atas akan berupa bungkahanbungkahan atau berupa bahan yang
retak-retak. Pada kondisi ini, selama pemancangan, tiang yang
dipancang lebih awal dapat terangkat ke atas. Konsolidasi kembali
(rekonsolidasi), berjalan sangat Iambat dan kuat geser asli tanah
mungkin tidak pemah kembali seperti semula selama umur
struktur.
2. Pengaruh Pemasangan Tiang Bor
• Tiang Bor dalam Tanah Granuler
Pada waktu pengeboran, biasanya dibutuhkan tabung Iuar
(casing) sebagai pelindung terhadap longsoran dinding galian dan
larutan tertentu kadang-kadang juga digunakan dengan maksud yang
sama untuk melindungi dinding galian tersebut. Gangguan
kepadatan tanah, terjadi saat tabung pelindung di tarik ke atas saat
pengecoran. Karena itu, dalam hitungan kapasitas tiang bor di dalam
tanah pasir, Tomlinson ( 1975) menyarankan untuk menggunakan
sudut gesek dalam (<p) ultimit dari contoh terganggu, kecuali jika
tiang diletakkan pada kerikil padat dimana dinding lubang yang
bergelombang tidak terjadi.
Jika pemadatan yang seksama dapat diberikan pada beton
yang berada di dasar tiang, maka-gangguan kepadatan tanah dapat
dielim inasi sehingga sudut gesek da/am (<p) pada kondisi padat
dapat digunakan. Akan tetapi, pemadatan tersebut mungkin sulit
dikerjakan karena terhalang oleh tulangan beton.
7
• Tiang Bor dalam Tanah Kohesif
Penelitian pengaruh pekerjaan pemasangan tiang bor pada
adhesi antara dinding tiang dan tanah di sekitamya, menunjukkan
bahwa nilai adhesi lebih kecil dari pada nilai kohesi tak terdrainase
(undrained cohesion) tanah sebelum pemasangan tiang. Ha! ini,
adalah akibat dari pelunakan lempung di sekitar dinding lubang.
Pelunakan tersebut adalah pengaruh dari bertambahnya kadar air
lempung oleh pengaruh-pengaruh: air pada pengecoran beton,
pengaliran air tanah ke zone yang bertekanan lebih rendah di sekitar
lubang bor, dan air yang dipakai untuk pelaksanaan pembuatan
lubang bor. Pelunakan pada tanah lempung dapat dikurangi jika
pengeboran dan pengecoran dilaksanakan dalam waktu I atau 2 jam
(Palmer dan Holland, 1966).
Pelaksanaan pengeboran juga mempengaruhi kondisi dasar
lubang yang dibuat. Ha! ini, mengakibatkan pelunakan dan
gangguan tanah lempung di dasar lubang, yang berakibat menambah
besamya penurunan. Pengaruh gangguan ini sangat besar terutama
hila diameter ujung tiang diperbesar, dimana tahanan ujungnya
sebagian ditumpu oleh ujung tiang. Karena itu, penting untuk
membersihkan dasar lubang. Gangguan yang lain dapat pula terjadi
akibat pemasangan tiang yang tidak baik, seperti: pengeboran yang
melengkung, pemisahan campuran beton saat pengecoran dan
pelengkungan tulangan beton saat pemasangan. Hal-hal tersebut,
perlu diperhatikan saat pelaksanaannya.
8
BAB 3
PEMBAHASAN
9
3.2 PELAKSANAAN PONDASI BORED PILE
Pelaksanaan pondasi bored pile terbagi menjadi 5 pekerjaan yaitu sebagai
berikut :
3.2.1 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan lokasi untuk bangunan sementara, seperti; kantor, toilet
dan tempat para pekerja.
2. Jalan akses masuk dan keluar pada saat proses pengerjaan mulai.
3. Ukur dan tentukan posisi titik – titik bore pile di site.
4. Buat pabrikasi keranjang besi bore pile.
5. Buat shedule pengecoran bored pile dan terus dikendalikan.
6. Buat format untuk monitoring report bore pile.
Alat yang dipakai untuk pekerjaan persiapan adalah sebagai berikut ini :
1. Escavator.
2. Mesin Bor.
3. Auger.
4. Mixer.
5. Pompa Air.
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan pesiapan adalah sebagai berikut :
1. Agregat Kasar dan Halus
2. Semen
3. Baja Tulangan
4. Air.
3.2.2 Pekerjaan Bored Pile
Pekerjaan bored pile yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Set alat pada posisi titik yang akan di bor.
2. Bila kondisi lapisan tanah baik, bor sampai kedalaman 6 m saja dan
pasang casing 6 m.
3. Bila kondisi lapisan tanah jelek, menggunakan full casing untuk
mencegah kelongsoran tanah pada saat proses boring.
10
4. Kemudian dilanjutkan dengan proses pengeboran sampai kedalaman
yang dikehendaki (-10 m).
5. Check apakah kedalaman yang dikehendaki sudah tercapai.
6. Bersihkan lumpur pada dasar lubang bor dengan bucket cleaning.
7. Selama proses berlangsung, catat :
a. Kedalaman muka air tanah
b. Jenis lapisan tanah berikut kedalaman dan ketebalan.
8. Buat laporan harian bored pile.
3.2.3 Pekerjaan Penulangan
Pekerjaan penulangan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan
tiang bor telah dapat dilakukan.
2. Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin
karena hujan atau lainnya). Bisa- bisa perlu dilakukan pengerjaan
bor lagi.
3. Pemilihan tempat untuk merakit tulangan, tidak boleh terlalu jauh,
masih terjangkau oleh alat- alat berat.
4. Pemasangan pipa trimie sesuai dengan kedalaman lubang yang
dibor.
5. Pasang baja tulangan yang dirakit
6. Pembersihan akhir dengan menyemprotkan air bertekanan selama ±
10 menit melalui pipa trimie untuk membersihkan lubang dari
endapan lumpur.
3.2.4 Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Kantong plastik yang diisi dengan campuran beton untuk
memisahkan campuran beton dari endapan lumpur di dalam pipa
trime.
2. Setelah tenaga pengecoran siap, campuran beton diisi kedalam
lubang pipa sampai kepermukaan dan kemudian tas plastic bias
dilepas.
11
3. Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu
aliran campuran beton agar tidak ada udara dalam campuran beton.
4. Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, maka pipa trime bias
ditarik perlahan-lahan sambil terus menuangkan campuran beton.
5. Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap
terendam 1 meter di dalam campuran beton.
6. Pengecoran dapat dihentikan jika campuran beton sampai
kepermukaan lubang (meluap) dan benar-benar bersih dari lumpur.
3.2.5 Pekerjaan Pile Cap
Pekerjaan pile cap yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan penggalian tanah, pemotongan pile sesuai elevasi pile
cap.
2. Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga
tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek
pondasi sebagai pengikat dengan pile cap.
3. Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan
ketebalan ±10 cm.
4. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi
tulangan utama atas dan bawah.
5. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun
kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan. Setelah
semua persiapan sudah siap, maka dapat dilakukan pengecoran pada
pile cap.
12
2. Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup
tiang (pile cap). Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak
bored pile.
3. Kedalaman tiang dapat divariasikan.
4. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.
5. Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang pancang
akan kesulitan bila pemancangan menembus lapisan batuan.
6. Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah
tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas
dukungnya.
7. Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.
3.3.2 Kerugian Pemakaian Pondasi Bored Pile
Kerugian menggunakan pondasi bored pile yaitu:
1. Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca.
2. Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu
beton tidak dapat dikontrol dengan baik.
3. Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya
disepanjang badan bored pile mengurangi kapasitas dukung bored
pile, terutama bila bored pile cukup dalam.
4. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah
berupa pasir atau tanah yang berkerikil.
5. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan
gangguan tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang.
6. Akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak dilakukan,
maka dipasang temporary casing untuk mencegah terjadinya
kelongsoran
13
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pondasi Bored Pile merupakan salah satu dari beberapa jenis pondasi dalam,
yang masuk dalam kategori pondasi tiang. Pondasi tiang sendiri ada berbagai
macam bahan mulai dari kayu, beton, baja dan komposit. Bored pile
dikonstruksikan dengan membuat lubang bor pada tanah, kemudian diberi tulangan
dan di cor. Metodenya ada 2 macam yaitu metode basah dan kering, serta pada
masing masing ada yang menggunakan casing ada yang tidak. Penggunaan casing
biasanya jika tanah mudah longsor, agar tidak ada tanah yang mempengaruhi beton
bored pile dan mempengaruhi kekuatannya.
14
4.2 SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Terzaghi, K. & Peck, R.B.S. 1967. Soil Mechanics in Engineering Practice. 2 nd.
Ed. John Wiley and Sons. New York.