Anda di halaman 1dari 39

METODE PELAKSANAAN

PONDASI TIANG BOR DI DARAT

KELOMPOK 10

1. Cynthia Larasati 1606907253

2. Efron Fransius 1606907272

3. Muhammad Khaerun Z 1606907285

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2018

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Makalah Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor.
Adapun makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber.

Makalah ini berisi tentang pelaksanaan pondasi tiang bor. Penulisan


makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah pondasi dalam, disamping
itu juga untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan kami mengenai pndasi
dalam terutama tiang bor.

Penyusunan Makalah Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor ini, penulis


memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih karena makalah dibuat dan
disajikan dalam wujud yang demikian karena adanya dukungan dari bapak Dr. Ir.
Damrizal Damoerin, M.Sc., selaku Dosen mata kuliah Rekayasa Pondasi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,


untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat umum dan mahasiswa Teknik Sipil khususnya.

Depok, April 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG................................................................. 1


1.2 TUJUAN ..................................................................................... 2
1.3 BATASAN MASALAH ............................................................ 2
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN .................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PONDASI.................................................................................... 3
2.1.1 Pondasi Dangkal ............................................................. 3
2.1.2 Pondasi Dalam ................................................................ 9
2.2 PONDASI TIANG ..................................................................... 13
2.2.1 Kategori Pondasi Tiang .................................................. 13
2.2.2 Pengaruh Pekerjaan Pemasangan Tiang ......................... 15

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 SISTEM PENGEBORAN PONDASI BORED PILE ................. 19

3.1.1 Pengeboran Sistem Basah ............................................ 19


3.1.2 Pengeboran Sistem Kering ........................................... 19
3.2 PELAKSANAAN PONDASI BORED PILE ............................. 20
3.2.1 Pekerjaan Persiapan ........................................................ 20
3.2.2 Pekerjaan Bored Pile .................................................... 23
3.2.3 Pekerjaan Penulangan ..................................................... 25
3.2.4 Pekerjaan Pengecoran...................................................... 27
3.2.5 Pekerjaan Pile Cap .......................................................... 29
3.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PONDASI BORED PILE 31
iv
3.3.1 Keuntungan Pemakaian Pondasi Bored Pile .................. 31

3.3.2 Keurugian Pemakaian Pondasi Bored Pile......................... 32

BAB 4 PENUTUP

4.1 KESIMPULAN...............................................................................33

4.2 SARAN........................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. v

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pondasi adalah konstruksi struktur bawah yang memikul seluruh beban dari
bangunan untuk diteruskan ketanah. Cara penerusan beban oleh pondasi ketanah
ada yang berdasarkan daya dukung tanah. Kegagalan dipekerjaan pondasi akan
menyebabkan kegagalan diseluruh konstruksi bangunan. Untuk itu diperlukan
pemahaman gambar dan spesifikasi dengan baik.
Pekerjaan pondasi pada umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu
proyek konstruksi. Pada proses ini sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena
sangat menentukan stuktur atas nantinya.
Fungsi dari pondasi borepile sama dengan pondasi tiang pancang, tapi
memiliki perbedan pada proses pengerjaannya yaitu dimulai dengan
pelubangan tanah sampai pada kedalaman yang sudah direncanakan, kemudian
pemasangan tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran beton.
Bored pile adalah alternatif lain apabila dalam pelaksanaan pembuatan
pondasi tidak memungkinkan untuk menggunakan tiang pancang (spoon pile),
dikarenakan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar (getaran,
kebisingan, dan lain-lain), lokasi yang sempit dan kondisi lain yang dapat
mengganggu atau mempengaruhi pekerjaan aktifitas disekitar proyek
pembangunan.
Perencanaan pondasi bore pile mencakup rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan dengan berbagai tahapan yang meliputi studi kelayakan
dan perencanaan teknis. Semua itu dilakukan supaya menjamin hasil akhir
suatu konstruksi yang kuat, aman serta ekonomis.

1
1.2 TUJUAN

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sistem pengeboran pondasi tiang bor

2. Mengetahui metode pelaksanaan pondasi tiang bor

3. Mengetahui keuntungan dan kerugian pemakaian pondasi tiang bor

1.3 BATASAN MASALAH

Makalah ini dibatasi pada permasalahan berikut ini :

1. Sistem pengeboran pondasi tiang bor

2. Pelaksanaan pondasi tiang bor

3. Keuntungan dan kerugian pemakaian pondasi tiang bor

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam laporan kerja praktek ini ialah :


BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan
sistematika penulisan laporan.
BAB 2 LANDASAN TEORI

Menjelaskan tentang teori tentang pondasi khussnya pondasi dalam


atau tiang
BAB 3 PEMBAHASAN

Menjelaskan tentang sistem pengeboran pondasi tiang bor,


pelaksanaan pondasi tiang bor dan keuntungan dan kerugian pondasi
tiang bor.
BAB 4 PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan serta saran


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PONDASI

Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung di atas


permukaan tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang
disebut pondasi. Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang
bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atsa (upper
structure/super structure) ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya (Rudi
Gunawan, 1983).

Setiap pondasi bangunan perlu direncanakan berdasarkan jenis, kekuatan


dan daya dukung tanah tempat berdirinya. Bagi tanah yang stabil dan memiliki
daya dukung baik, maka pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang
sederhana. Jika tanahnya labil dan memiliki daya dukung buruk, maka pondasinya
juga harus lebih kompleks.

Dalam mendesain pondasi harus mempertimbangkan penurunan dan daya


dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi
juga diikutkan dalam pertimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang
diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun
bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun /
miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.

Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah


terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi
adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri,
dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-
perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para
ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga
dari kekuatan desainnya.
Selain itu juga podasi harus mampu menahan beban :

• Beban horizontal/beban geser, seperti beban akibat gaya tekan


tanah, perpindahan beban akibat gaya angin pada dinding.

• Beban hidup, seperti berat sendiri bangunan.

• beban hidup, beban orang, air hujan dan salju.

• gaya gempa

• gaya angkat air

• Momen dan Torsi

Secara umum terdapat dua macam pondasi yaitu Pondasi Dangkal (Shallow
Foundations) dan Pondasi Dalam (Deep Foundations). Yang termasuk dalam
pondasi dangkal ialah pondasi memanjang, pondasi tapak, pondasi raft, dan pondasi
rollag bata. Sedangkan yang termasuk dalam pondasi dalam ialah pondasi tiang
pancang (pile), pondasi dinding diafragma, pondasi trucuk, dan pondasi caissons.

2.1.1 Pondasi Dangkal.

Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya


kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan
kedalaman kurang dari 3 m.
Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang baku, tetapi merupakan
sebagai pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau kondisi permukaan
lainnya akan mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi dangkal. Pondasi
dangkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat dan kaku
untuk mendukung beban yang dikenakan, dimana jenis struktur yang didukungnya
tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi. Pondasi dangkal umumnya tidak
cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat buruk, seperti tanah urug
dengan kepadatan yang buruk, pondasi dangkal juga tidak cocok untuk jenis tanah
gambut, lapisan tanah muda, deposito alluvial dan lain sebagainya.

3
Pondasi dangkal terdiri dari:
a. Pondasi Menerus

Gambar. Pondasi Menerus

Gambar. Pondasi Menerus

Pondasi menerus biasanya digunakan untuk mendukung beban memanjang atau


beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau kolom dengan jarak
yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat. Pondasi
menerus dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun
trapesium. Penggunaan bahan pondasi ini biasanya sesuai dengan kondisi
lingkungan atau bahan yang tersedia di daerah setempat. Bahan yang digunakan
bisa dari batu kali, batubata atau beton kosong/tanpa tulangan dengan adukan 1
pc : 3 Psr : 3 krl. Keuntungan memakai pondasi ini adalah beban bangunan dapat
10
disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh pondasi berdiri diatas tanah
keras. Sementara kelemahan pondasi ini, biaya untuk pondasi cukup besar,
memakan waktu agak lama dan memerlukan tenaga kerja yang banyak.

b. Pondasi setempat

Gambar. Pondasi Setempat

11
Gambar. Pondasi Setempat

Gambar. Pondasi Setempat

Pondasi ini dilaksanakan untuk mendukung beban titik seperti kolom


praktis, tiang kayu pada rumah sederhana atau pada titik kolom struktural.
Contoh pondasi setempat:

• Pondasi ompak batu kali, dilaksanakan untuk rumah sederhana.


• Pondasi ompak beton, dilaksanakan untuk rumah sederhana, rumah kayu pada
rumah tradisional, dan lain-lain.

12
• Pondasi plat setempat, jenis pondasi ini dapat juga dibuat dalam bentuk
bertingkat atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban
dari kolom berat.
• Pondasi tapak disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga
digunakan untuk pondasi dalam. Dapat dilaksanakan pada bangunan hingga dua
lantai, tentunya sesuai dengan perhitungan mekanika.

c. Pondasi konstruksi sarang laba-laba.

Gambar. Konstruksi sarang laba-laba

Gambar. Konstruksi sarang laba-laba

13
Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem
pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Pondasi ini
memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi itu sendiri.
Pondasi Sarang Laba-Laba dapat dilaksanakan pada bangunan 2 hingga 8 lantai
yang didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan pada tanah
dengan daya dukung tinggi, bisa digunakan pada bangunan lebih dari 8 lantai.

Plat beton tipis menerus itu di bagian bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak
tipis yang relatif tinggi, sehingga secara menyeluruh berbentuk kotak terbalik.
Rib-rib tegak dan kaku tersebut diatur membentuk petak-petak segitiga dengan
hubungan kaku (rigit). Rib-rib tersebut terbuat dari beton bertulang. Sementara
rongga yang ada dibawah plat diantara rib-rib diisi dengan perbaikan tanah/pasir
yang dipadatkan dengan baik, lapis demi lapis per 20 cm.

2.1.2 Pondasi Dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan di permukaan tanah dengan


kedalaman tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban
struktural dan kondisi permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada
kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat
dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang, dan caissons atau
pondasi kompensasi.
Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang
lebih dalam untuk mencapai kedalaman yang tertentu sampai didapat jenis tanah
yang mendukung daya beban struktur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak
cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari.

14
Jenis–jenis Pondasi Dalam :

a. Pondasi Sumuran

Gambar. Pondasi Sumuran

Gambar. Pondasi Sumuran

15
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan
pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada tanah kurang baik
dan lapisan tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter
sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu
bangunan diameternya berbeda-beda, ini dikarenakan masing-masing kolom
berbeda bebannya.

Disebut pondasi Sumuran, karena dalam pengerjaannya membuat lubang-


lubang berbentuk sumur. Lobang ini digali hingga mencapai tanah keras atau
stabil. Sumur-sumur ini diberi buis beton dengan ketebalan kurang lebih 10
cm dengan pembesian. Dasar dari sumur dicor dengan ketebalan 40 cm sampai
1,00 m, diatas coran tersebut disusun batu kali sampai dibawah 1,00 m buis
beton teratas. Ruang kosong paling atas dicor kembali dan diberi angker besi,
yang gunanya untuk mengikat plat beton diatasnya. Plat beton ini mirip dengan
pondasi plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat antar kolom yang
disatukan oleh sloof beton

b. Pondasi Bored Pile

Gambar. Tiang Bor

16
Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam
permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke
dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat
khusus. Setelah mencapai kedalaman yang disyaratkan, kemudian dilakukan
pemasangan kesing/begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan
rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran
terhadap lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya
dibantu dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah
dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan kembali.

Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan Pondasi Pile (Tiang
Pancang), yaitu meneruskan beban stuktur bangunan diatas ke tanah dasar
dibawahnya sampai kedalaman tanah yang dianggap kuat (memiliki daya
dukung yang cukup). Untuk itu diperlukan kegiatan sondir sebelumnya, agar
daya dukung tanah dibawah dapat diketahui pada kedalaman berapa meter yang
dianggap memadai untuk mendukung konstruksi diatas yang akan dipikul
nantinya.

Jenis pondasi ini cocok digunakan untuk lokasi pekerjaan yang


disekitarnya rapat dengan bangunan orang lain, karena proses pembuatan
pondasi ini tidak menimbulkan efek getar yang besar, seperti pembuatan
Pondasi Pile (Tiang Pancang) yang pemasangannya dilakukan dengan cara
pukulan memakai beban/hammer

c. Pondasi Tiang Pancang


Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila
tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung
(bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang
bekerja padanya Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada

17
lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter.
Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan
atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke
lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.

Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak


lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat
menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada
dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut
kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang
dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.

Tiang Pancang umumnya digunakan


• Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau
melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal
dan beban lateral boleh jadi terlibat.
• Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk
telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau
untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling.
• Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas
melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran
dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.
• Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau
telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang
kemampatannya tinggi.
• Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk
mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem
tersebut.
• Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan
atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.
• Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas
permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air
tersebut.
18
Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan
sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk)
maupun beban lateral.

2.2 PONDASI TIANG

Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah


kuat terletak sangat dalam. Pondasi jenis ini dapat juga digunakan untuk
mendukung bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, terutama pada bangunan-
bangunan tingkat tinggi yang dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan akibat
beban angin. Tiang-tiang juga digunakan untuk mendukung bangunan dermaga.
Pada bangunan ini, tiang-tiang dipengaruhi oleh gayagaya benturan kapal dan
gelombang air. Pondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain :
1. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau
tanah lunak, ke tanah pendukung yang kuat.
2. Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai
kedalaman tertentu sehingga pondasi bangunan mampu memberikan
dukungan yang cukup untuk mendukung beban tersebut oleh
gesekan dinding tiang dengan tanah di sekitamya.
3. Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke
atas akibat tekanan hidrostatis atau momen penggulingan.
4. Untuk menahan gaya-gaya horisontal dan gaya yang arahnya miring.

5. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah


tersebut bertambah.

6. Untuk mendukung pondasi bangunan yang perrnukaan tanahnya


mudah tergerus air.

2.2.1 Kategori Pondasi Tiang

Fondasi tiang dapat dibagi menjadi 3 kategori sebagai berikut:

1. Tiang perpindahan besar (large displacement pile), yaitu tiang pejal


atau berlubang dengan ujung tertutup yang dipancang ke dalam

19
tanah sehingga terjadi perpindahan volume tanah yang relatif besar.
Terrnasuk dalam tiang perpindahan besar adalah tiang kayu, tiang
beton pejal, tiang beton prategang (pejal atau berlubang), tiang baja
bulat (tertutup pada ujungnya).
2. Tiang perpindahan kecil (small displacement pile) adalah sama
seperti tiang kategori pertama hanya volume tanah yang
dipindahkan saat pemancangan relatif kecil, contohnya: tiang beton
berlubang dengan ujung terbuka, tiang beton prategang berlubang
dengan ujung terbuka, tiang baja H, tiang baja bulat ujung terbuka,
tiang ulir.
3. Tiang tanpa perpindahan (non displacement pile) terdiri dari tiang
yang dipasang di dalam tanah dengan cara menggali atau mengebor
tanah. Termasuk dalam tiang tanpa perpindahan adalah tiang bor,
yaitu tiang beton yang pengecorannya langsung di dalam lubang
hasil pengeboran tanah (pipa baja diletakkan dalam lubang dan
dicor beton).

2.2.2 Pengaruh Pekerjaan Pemasangan Tiang

Cara pemasangan tiang sangat berpengaruh pada kelakuan tiang dalam


mendukung beban. Kecuali itu, pekerjaan pemancangan dapat mengganggu
stabilitas bangunan di sekitamya jika getaran tanah yang terjadi berlebihan.
Umumnya, tinjauan gangguan akibat pemancangan tiang ditujukan terutama pada
perubahan sifat-sifat tanah. Dengan mengetahui kondisi tanah setelah
pemancangan, dapat diperkirakan cara yang cocok untuk mengevaluasi data
laboratorium atau data hasil pengujian lapangan yang akan dipergunakan pada
perancangan tiang.

1. Pengaruh Pemancangan Tiang

• Tiang Pancang dalam Tanah Granuler

Di dalam tanah granuler (pasir}, tiang yang dipancang


dengan cara dipukul atau ditekan ke dalam tanah dapat
mengakibatkan perubahan susunan dan pecahnya sebagian butiran
20
tanah. Pada kondisi ini, tanah mengalami pemadatan atau kenaikan
berat volume dan di permukaan tanah akan terlihat tonjolan tanah.
Ketika tiang dipancang dalam tanah non kohesif yang tak padat,
depresi tanah terjadi pada tanah yang didesak oleh tiang tersebut.
Bila tanah padat, pemadatan yang terjadi akibat pemancangan
relatif kecil dan tahanan terhadap penetrasi tiang sangat tinggi,
sehingga tenaga pemancangan yang dibutuhkan juga besar.
Penelitian oleh Robinsky dan Morrison ( 1964)
menunjukkan bahwa gerakan tanah yang terjadi akibat pekerjaan
pemancangan tiang pada tanah pasir yang tak padat (kerapatan
relatif D, = 1 7%), dapat berkisar pada jarak antara 3 sampai 4 kali
diameter tiang, dihitung dari sisi tiang, dan 2,5 sampai 3,5 kali
diameter di bawah dasar tiang. Dalam tanah pasir yang
berkepadatan sedang, pengaruhnya lebih besar, yaitu sekitar 4,5
sampai 5,5 kali diameter tiang dihitung dari sisinya, dan 3 sampai
4,5 kali diameter di bawah dasar tiang. Proses pergeseran butiran
pasir dan pemadatan di bawah dasar tiang akibat pemancangan,
diikuti oleh gerakan pasir di sekitar dinding tiangnya. Gerakan ini
cenderung mengurangi kepadatan pasir tepat di sisi tiang, sehingga
mengurangi sebagian keuntungan dari akibat pemadatan oleh
pengaruh pemancangan.

• Tiang Pancang dalam Tanah Kohesif

Pengaruh pemancangan dalam tanah kohesif (lempung dan


lanau) sangat berbeda dengan apa yang terjadi pada tanah pasir.
Pemancangan tiang di dalam tanah kohesif, biasanya akan
mengakibatkan kenaikan permukaan tanah di sekitar tiang, yang

diikuti oleh konsolidasi tanah. Deformasi akibat pemancangan


dapat mempengaruhi struktur di dekatnya dan dapat mengakibatkan
tiang yang dipancang lebih dahulu terangkat ke atas akibat
pemancangan tiang sesudahnya. Dalam kondisi ini, pemancangan
ulang dibutuhkan dan mungkin dapat dipertimbangkan untuk
menggantinya dengan jenis tiang bor.
21
Bila tiang dipancang dalam tanah lempung kaku,
cembungan tanah juga akan terjadi, namun tanah yang terdorong ke
atas akan berupa bungkahanbungkahan atau berupa bahan yang
retak-retak. Pada kondisi ini, selama pemancangan, tiang yang
dipancang lebih awal dapat terangkat ke atas. Konsolidasi kembali
(rekonsolidasi), berjalan sangat Iambat dan kuat geser asli tanah
mungkin tidak pemah kembali seperti semula selama umur struktur.

2. Pengaruh Pemasangan Tiang Bor

• Tiang Bor dalam Tanah Granuler

Pada waktu pengeboran, biasanya dibutuhkan tabung Iuar


(casing) sebagai pelindung terhadap longsoran dinding galian dan
larutan tertentu kadang-kadang juga digunakan dengan maksud yang
sama untuk melindungi dinding galian tersebut. Gangguan
kepadatan tanah, terjadi saat tabung pelindung di tarik ke atas saat
pengecoran. Karena itu, dalam hitungan kapasitas tiang bor di dalam
tanah pasir, Tomlinson ( 1975) menyarankan untuk menggunakan
sudut gesek dalam (<p) ultimit dari contoh terganggu, kecuali jika
tiang diletakkan pada kerikil padat dimana dinding lubang yang
bergelombang tidak terjadi.

Jika pemadatan yang seksama dapat diberikan pada beton


yang berada di dasar tiang, maka-gangguan kepadatan tanah dapat
dielim inasi sehingga sudut gesek da/am (<p) pada kondisi padat
dapat digunakan. Akan tetapi, pemadatan tersebut mungkin sulit
dikerjakan karena terhalang oleh tulangan beton

• Tiang Bor dalam Tanah Kohesif

Penelitian pengaruh pekerjaan pemasangan tiang bor pada


adhesi antara dinding tiang dan tanah di sekitamya, menunjukkan
bahwa nilai adhesi lebih kecil dari pada nilai kohesi tak terdrainase
(undrained cohesion) tanah sebelum pemasangan tiang. Ha! ini,
22
adalah akibat dari pelunakan lempung di sekitar dinding lubang.
Pelunakan tersebut adalah pengaruh dari bertambahnya kadar air
lempung oleh pengaruh-pengaruh: air pada pengecoran beton,
pengaliran air tanah ke zone yang bertekanan lebih rendah di sekitar
lubang bor, dan air yang dipakai untuk pelaksanaan pembuatan
lubang bor. Pelunakan pada tanah lempung dapat dikurangi jika
pengeboran dan pengecoran dilaksanakan dalam waktu I atau 2 jam
(Palmer dan Holland, 1966).
Pelaksanaan pengeboran juga mempengaruhi kondisi dasar
lubang yang dibuat. Ha! ini, mengakibatkan pelunakan dan
gangguan tanah lempung di dasar lubang, yang berakibat menambah
besamya penurunan. Pengaruh gangguan ini sangat besar terutama
hila diameter ujung tiang diperbesar, dimana tahanan ujungnya
sebagian ditumpu oleh ujung tiang. Karena itu, penting untuk
membersihkan dasar lubang. Gangguan yang lain dapat pula terjadi
akibat pemasangan tiang yang tidak baik, seperti: pengeboran yang
melengkung, pemisahan campuran beton saat pengecoran dan
pelengkungan tulangan beton saat pemasangan. Hal-hal tersebut,
perlu diperhatikan saat pelaksanaannya.

23
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 SISTEM PENGEBORAN PONDASI TIANG BOR

Sistem pengeboran untuk pondasi bored pile sebagai berikut :

3.1.1 Pengeboran Sistem Basah

Pengeboran dengan Sistem Basah ini digunakan apabila diketahui level


mata air tanah cukup tinggi sehingga untuk mengantisipasi keluarnya air di
konstruksi lubang bor. Pelaksanaan pondasi tiang bor (bored pile) dengan Sistem
Basah dapat dilaksanakan dengan menggunakan mata bor cross bit ex
design sesuai yang dibutuhkan dan memiliki kecepatan 375 rpm beban tekanan
+/- 200 kg. Jika tanah permukaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara
untuk menghindari kelongsoran lubang pada proses pengeboran. Pengikisan
tanah pada waktu pengeboran dibantu dengan tembakan air lewat batang pipa bor
yang dihasilkan dari pompa NS-80. Dalam hal ini supaya tanah yang terkikis
menjadi lumpur dan terdorong oleh air sehingga keluar dari lubang pengeboran.
Setelah pengeboran mencapai kedalaman sesuai perencanaan, pengeboran
dihentikan dan sementara mata bor dibiarkan berputar akan tetapi tetapi beban
penekanan mata bor dihentikan dan air sirkulasi dibiarkan tetap mengalir sampai
serpihan tanah terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama pembersihan ini
berlangsung,harus mempersiapkan besi tulangan dan pipa tremi ke dekat lubang
bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya
lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang terbaik.

3.1.2 Pengeboran Sistem Kering

Pelaksanaan pondasi tiang bor (bored pile) dengan Sistem Kering dapat
dilaksanakan ketika kedalaman bor pile yang dibutuhkan tidak melewati batas level
air tanah setempat dan maksimal diameter hanya 40cm dengan bor minirane. Cara
Bor pile kering yaitu pengalian tanah dengan tanah dibor dengan mesin bor
minicrane dan mata bor yang digunakan yaitu jenis spiral/auger dan diputar searah
jarum jam dengan bantuan tenaga listrik dari gensead 380volt yang di alirkan ke
dalam elektro motor 15hp dan gearbox type wpx 155 rasio 1:30 sehingga menjadi
24
rankaian pemutar pipa batang bor sebagai pemutar mata bornya. Dalam pengeboran
bor kering dilakukan secara bertahap yaitu setiap pengeboran 0.5meter
kedalaman atau setelah sekiranya mata bor auger telah terisi penuh oleh limbah
pengeboran berupa tanah harus diangkat dan dibuang terlebih dahulu. Pengankatan
mata bor di bantu dengan gerakan dessel power winch - / + 2ton.

Limbah pengeboran yang dihasilkan setiap pengangkatan berupa tanah dan


di buang disamping luabang bor yang sekiranya tidak mengganggu proses
pengeboran titik selanjutnya. Proses pengeboran ini di lakukan berulang-ulang
sampai mendapatkan kedalaman sesuai perencanaan bor pile yang telah di
tentukan untuk pondasi bangunan tersebut. Jika kedalaman lubang sudah
mencapai perencanaan maka tahap selanjutya yaitu pemasangan besi tulangan
yang sudah di rakit / instal . Besi di angkat/ tarik dengan tali seling dengan
bantuan dessel power winch dan dimasukan ke dalam lubang bor yang sudah siap
secara hati-hati agar tidak terlalu banyak singgungan dengan dinding lubang bor
untuk mengindari kerusakan.

3.2 PELAKSANAAN PONDASI BORED PILE

Pelaksanaan pondasi bored pile terbagi menjadi 5 pekerjaan yaitu sebagai


berikut :
3.2.1 Pekerjaan Persiapan

• Pekerjaan persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Menentukan titik AS

pondasi bor pile dengan cara memasang bowplank terlebih dahulu untuk
menarik as titik pengeboran yang akan di kerjakan.

• Melakukan pembongkaran pondasi lama yang berada pada titik pondasi bor

pile yang akan di kerjakan karena bekas pondasi lama tidak dapat dilakukan
pengeboran. Bekas pondasi lama dari batu maupun beton maka harus
dibersihkan sehingga pengeboran bot pile dapat dilaksanakan dengan baik.

• Perataan lokasi sehingga dalam pekerjaan pembuatan bor pile tidak


mengalami kesulitan yang tinggi. Lokasi pekerjaan yang tanahnya rata akan
mengurangi hambatan pekerja dalam memposisikan dan pindah alat. Proses
pekerjaan bor pile akan lebih mudah dengan kondisi medan yang rata.

25
• Memindahkan saluran air dan instalasi listrik aktif yang sekiranya
mengganggu dalam pelaksanaan bor pile. Saluran listrik yang tertanam dan
masih aktif akan sangat berbahaya terhadap sisi kemamanan terhadap pekerja.
Untuk itu saluran listrik dan saluran air perlu dipindahkan hingga tidak
mengganggu waktu pelaksanaan bor pile,saluran listrik yang berada di
ataspun sama harus dipindahkan jika mengganggu proses pengeboran.

Gambar. Denah/layout pondasi tiang bor

Gambar. Marking dan Setting Out titik tiang bor

26
• Mempersiapkan air kerja untuk proses pengeboran maupun untuk pengecoran

lubang bor pile. Pengeboran tanah biasanya harus menggunakan metode wash
boring jika kedalaman yang di butuhkan lebih dari 9meter atau apabila kondisi
tanah tidak memungkinkan untuk dilakukan bor kering.

• Melakukan pengadaan matrial seperti besi, pasir batu koral semen dan alat

aduk beton jika menggunakan beton sitemix namun jika pengecoran bor pile
menggunakan redymix maka order beton bisa dilakukan setelah lubang bor
pile mempunyai volume 7kubik sama dengan volume mobil beton.
• Buat pabrikasi keranjang besi tiang bor

• Buat shedule pengecoran bored pile dan terus dikendalikan.

• Buat format untuk monitoring report bore pile.

Alat yang dipakai untuk pekerjaan persiapan adalah sebagai berikut ini :

1. Escavator.

2. Mesin Bor.

3. Auger.

4. Mixer.

5. Pompa Air.

Bahan yang digunakan untuk pekerjaan pesiapan adalah sebagai berikut :

1. Agregat Kasar dan Halus

2. Semen

3. Baja Tulangan

4. Air.

3.2.2 Pekerjaan Bored Pile

Pekerjaan bored pile yang dilakukan adalah sebagai berikut :

• Set alat pada posisi titik yang akan di bor.

• Bila kondisi lapisan tanah baik, bor sampai kedalaman 6 m saja dan
pasang casing 6 m.
• Bila kondisi lapisan tanah jelek, menggunakan full casing untuk
27
mencegah kelongsoran tanah pada saat proses boring.

• Kemudian dilanjutkan dengan proses pengeboran sampai kedalaman


yang dikehendaki (-10 m).
• Check apakah kedalaman yang dikehendaki sudah tercapai.

• Bersihkan lumpur pada dasar lubang bor dengan bucket cleaning.

• Selama proses berlangsung, catat :

a. Kedalaman muka air tanah

b. Jenis lapisan tanah berikut kedalaman dan ketebalan.

• Buat laporan harian bored pile.

Gambar. Pengeboran tiang bor dengan mata bor auger

28
Gambar. Pembersihan tiang bor dengan cleaning bucket

Gambar. Pengecekan kedalaman lubang bor

3.2.3 Pekerjaan Penulangan

Pekerjaan penulangan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

• Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan


tiang bor telah dapat dilakukan.
• Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin
karena hujan atau lainnya). Bisa- bisa perlu dilakukan pengerjaan
bor lagi.
29
• Pemilihan tempat untuk merakit tulangan, tidak boleh terlalu jauh,
masih terjangkau oleh alat- alat berat.
• Pemasangan pipa trimie sesuai dengan kedalaman lubang yang
dibor.
• Pasang baja tulangan yang dirakit

• Pembersihan akhir dengan menyemprotkan air bertekanan selama ±

10 menit melalui pipa trimie untuk membersihkan lubang dari


endapan lumpur.

Gambar. Penurunan tulanagn besi yang sudah dipabrikasi

3.2.4 Pekerjaan Pengecoran

Pekerjaan pengecoran yang dilakukan adalah sebagai berikut :

• Kantong plastik yang diisi dengan campuran beton untuk


memisahkan campuran beton dari endapan lumpur di dalam pipa
trime.
• Setelah tenaga pengecoran siap, campuran beton diisi kedalam

lubang pipa sampai kepermukaan dan kemudian tas plastic bias


dilepas
30
• Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu
aliran campuran beton agar tidak ada udara dalam campuran beton.
• Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, maka pipa trime bias
ditarik perlahan-lahan sambil terus menuangkan campuran beton.
• Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap
terendam 1 meter di dalam campuran beton.
• Pengecoran dapat dihentikan jika campuran beton sampai
kepermukaan lubang (meluap) dan benar-benar bersih dari lumpur.

Gambar. Setting pipa tremi

Proses pengecoran bor kering / dry drilling penggunaan pipa tremi


tidak begitu dibutuhkan. Cukup dengan seperti melakukan pengecoran
pada kolom bangunan yaitu cor dituang dilubang secara langsung. Akan
tetapi jika lubang bor pile tersebut terdapat genangan air, maka pengecoran
harus menggunakan pipa tremi/chasing sebagai alat bantu pengecoran
yang berfungsi melakukan pengecoran yang diawali dari dasar lubang dan
sekaligus mendorong air tersebut untuk keluar dari dalam lubang bor untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Pengecoran di hentikan setelah lubang
terisi penuh dengan beton murni atau tidak tercampur lumpur.

Proses pengecoran bor basah / wet drilling, untuk memisahkan


beton dari lumpur limbah pengboran pada awal pengecoran, maka harus
dinggunakan kantong plastik yang diisi beton dan diikat dengan tali kawat
31
bendrat dan digantung dibagian dalam lubang tremi sekitar satu sampai
dua meter kebawah dari corong tremi. Setelah persiapan pengecoran
selesai, beton slump 18+-2cm ditampung didalam corong tremi dan ditahan
oleh bola plastik yang telah dipasang sebelumnya, setelah cukup penuh
bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang
berada didalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan secara terus-menerus
untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi pada saat pengecoran bor
pile. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan
mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar lubang melewati luar
pipa tremi. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton
sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk
memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, maka harus dilakukan
hentakan-hentakan pada pipa tremi dengan mengayun kpling power winch.
Pipa tremi harus selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di
dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong. Pipa
tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus dalam
keadaan tertanam di dalam beton.Pengecoran dihentikan setelah beton
yang naik ke permukaan telah bersih dari dari lumpur. Dalam tahap ini
pengecoran bor pile telah selesai dan menunggu kering maksimal baru bisa
dikerjaakan tahap pekerjaan selanjudnya yaitu memasang pile cap.

Gambar. Pengecoran

3.2.5 Pekerjaan Pile Cap


32
Pekerjaan pile cap yang dilakukan adalah sebagai berikut :

• Melakukan penggalian tanah, pemotongan pile sesuai elevasi pile


cap.
• Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga
tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek
pondasi sebagai pengikat dengan pile cap.
• Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan
ketebalan ±10 cm.
• Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi
tulangan utama atas dan bawah.
• Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun
kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan. Setelah
semua persiapan sudah siap, maka dapat dilakukan pengecoran pada
pile cap.

3.3 PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE CASING


Metode ini digunakan bila lubang bor sangat mudah longsor, misal
tanah di lokasi adalah pasir bersih di bawah muka air tanah. Untuk menahan
agar lubang tidak longsor digunakan pipa selubung baja (casing).
Pemasangan pipa selubung ke dalam lubang bor dilakukan dengan cara
memancang, menggetarkan atau menekan pipa baja sampai kedalaman yang
ditentukan. Sebelum sampai menembus muka air tanah, pipa selubung di
masukkan. Tanah di dalam pipa selubung dikeluarkan saat penggalian atau
setelah pipa selubung sampai kedalaman yang diinginkan. Larutan bentonite
kadang-kadang digunakan untuk menahan longsornya dinding lubang, bila
penggalian sampai di bawah muka air tanah. Setelah pipa selubung sampai
pada kedalaman yang diinginkan, lubang bor lalu dibersihkan dan tulangan
yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam pipa selubung. Adukan beton
dimasukkan ke dalam lubang dan pipa selubung ditarik ke atas, namun
kadang-kadang pipa selubung ditinggalkan di tempat.

33
Gambar. Metode Casing

Prosedur pengecoran tiang bor di bawah muka air tanah dengan


menggunakan pipa tremile adalah sebagai berikut :

Bila lubang bor menembus lapisan kerikil terendam air tanah yang di
dasari oleh lempung kaku, maka digunakan pipa selubung (casing) unutk
menahan agar lubang bor pada lapisan kerikil tidak longsor. Pipa selubung
dipasang sedikit saja menancap di lapisan lempung, sedemikian hingga air
tanah tidak masuk ke dalam piapa selubung. Dengan cara ini, maka
pengeboran beton dapat dilakukan dalam kondisi kering. Namun, bila di
lapangan lapisan terdiri tanah granuler yang terendam air tanah, maka pipa
selubung harus dipasang hingga mencapai dasar lubang bor. Untuk kondisi
yang terakhir ini, saat pengecoran digunakan pipa tremie. Pipa tremie
(diameter minimum 150 mm untuk diameter agregat maksimum 20 mm) dan
corong penampung adukan harus tahan terhadap bocoran air dan bersih agar
adukan beton tidak terhambat mengalir ke bawah.

34
Gambar. Pemasangan casing sementara

Langkah-langkah pengecoran tiang bor dengan menggunakan pipa


tremie ditunjukkan dalam gambar berikut :

Gambar. Metode Casing

Dari gambar tersebut terlihat tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :

1. Tulangan dan pipa tremie dimasukkan dalam lubang bor saat akan dimulai
pengecoran.
2. Pengecoran dimulai dengan menuangkan air hingga kotoran kental tipis di
bawah diangkat. Jika kontribusi kapasitas dukung oleh tahanan ujung
signifikan, kotoran kental harus dibersihkan dengan pompa sebelum
pengecoran.

35
3. Air keluar saat pengecoran.
4. Pipa selubung (casing) ditarik keluar (bila digunakan casing sementara).
5. Pekerjaan tiang bor sudah selesai.

Panjang pengecoran tiang harus dilebihkan ke atas sedikit, karena


bagian atas tiang terbentuk oleh beton dengan kualitas buruk (lunak). Bagian
ini nanti, betonnya dipecah dan tulangannya di cor dengan plat penutup tiang
(pile cap). Kualitas dari tiang bor sangat bergantung pada kualitas dari
proses pelaksanaan, yaitu tahanan gesek dan tahanan ujung tiang. Hal yang
paling penting adalah agar selalu menjaga kebersihan dari lubang bor.

3.4 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PONDASI BORED PILE

3.4.1 Keuntungan Pemakaian Pondasi Bored Pile

Ada beberapa keuntungan dalam pemakaian pondasi bored pile jika


dibandingkan dengan tiang pancang, yaitu:
• Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang
membahayakan bangunan sekitarnya.

• Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang
(pile cap). Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak bored pile.
• Kedalaman tiang dapat divariasikan.

• Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.

• Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang pancang akan
kesulitan bila pemancangan menembus lapisan batuan.
• Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah tiang
dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas dukungnya.
• Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.

3.4.2 Kerugian Pemakaian Pondasi Bored Pile

Kerugian menggunakan pondasi bored pile yaitu:

36
• Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca.

• Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu
beton tidak dapat dikontrol dengan baik.
• Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya
disepanjang badan bored pile mengurangi kapasitas dukung bored
pile, terutama bila bored pile cukup dalam.
• Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah
berupa pasir atau tanah yang berkerikil.
• Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan
gangguan tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang.
• Akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak dilakukan,
maka dipasang temporary casing untuk mencegah terjadinya
kelongsoran

37
BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pondasi Bored Pile merupakan salah satu dari beberapa jenis pondasi dalam,
yang masuk dalam kategori pondasi tiang. Pondasi tiang sendiri ada berbagai
macam bahan mulai dari kayu, beton, baja dan komposit. Bored pile
dikonstruksikan dengan membuat lubang bor pada tanah, kemudian diberi tulangan
dan di cor. Metodenya ada 2 macam yaitu metode basah dan kering, serta pada
masing masing ada yang menggunakan casing ada yang tidak. Penggunaan casing
biasanya jika tanah mudah longsor, agar tidak ada tanah yang mempengaruhi beton
bored pile dan mempengaruhi kekuatannya.

Tiang Bor memiliki keuntungan dibandingkan pondasi tiang pancang,


keuntungannya sebagai berikut :

1. Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang


membahayakan bangunan sekitarnya.
2. Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup
tiang (pile cap). Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak
bored pile.
3. Kedalaman tiang dapat divariasikan.

4. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.

5. Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang pancang


akan kesulitan bila pemancangan menembus lapisan batuan.
6. Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah
tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas
dukungnya.
7. Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.
4.2 SARAN

Pekerjaan Bored Pile harus dengan ketelitian dan ketepatan agar


kapasitasnya memenuhi yag diinginkan, untuk itu sebagai penulis kami
memberikan saran sebagai berikut :
1. Pekerjaan pondasi bored pile di darat perlu memperhitungkan
keruntuhan dinding lubang bor, apakah longsor atau tidak. Jika
longsor dapat menggunakan temporary casing.
2. Kualitas pekerjaan pondasi hars diperiksa dengan teliti untuk
menjamin kekuatan pondasi.
3. Pembuatan pondasi bored pile sangat dipengaruhi oleh cuaca dan
waktu, jika terjadi penundaan lebiih dari 2 jam setelah pemboran
maka akan mengurangi kekuatan bored pile itu sendiri. Makadari
itu pengecoran harus dilakukan segera setelah pengeboran agar
kohesi tanah masih mendukung.
4. Selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan kerja
DAFTAR PUSTAKA

Hardiyatmo, H. Cristady. 2002. Teknik Pondasi 2. Edisi Kedua. Beta Offset,


Yogyakarta.

Bowlesh, J. E. 1991. Analisa dan Desain Pondasi. Edisi keempat Jilid 1.


Erlangga, Jakarta.

Sosarodarsono, S. dan Nakazawa, K. 1983. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi.


PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Mandak, Leonardo. 2016. Tugas Akhir. Perencanaan Dan Metode Pelaksanaan


Pondasi Bore Pile Proyek Pembangunan Butik Gunung Langit Manado.
Kementerian Riset, Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Politeknik Negeri
Manado, Manado

Terzaghi, K. & Peck, R.B.S. 1967. Soil Mechanics in Engineering Practice. 2 nd.
Ed. John Wiley and Sons. New York.

Anda mungkin juga menyukai