Kelompok : III
I. TUJUAN
➢ Mampu mengidentifikasi Caffeine dalam sampel obat Secara HPTLC
➢ Mampu Menetapatkan Kadar Caffeine dalam Sampel Obat Secara HPTLC
➢ Mampu mengoperasikan Alat HPTLC dengan baik dan benar
➢ Mampu menghitung estimasi ketidakpastian pengukuran kadar Caffeine dalam sampel
obat secara HPTLC
II. PINSIP
Caffeine dalam sampel obat dapat ditetapkan secara HPTLC. Fasa diam yang digunakan berupa
padatan Silica Gel dalam bentuk plat/ lembaran, sedangkan Fase Gerak berupa campuran
Kloroform,Aseton dan Amnonia dengan perbandingan 8:2:0,1. Komponen Caffeine dapat
terpisah berdasarkan perbedaan laju migrasi komponen antara 2 fasa. Kadar Caffeine dalam
sampel dan standar dibandingkan dari luas area sampel dan standar, dengan cara dilakukan
spotting lalu dielusikan kemudian diletakkan dibawah sinar UV yang selanjutnya diukur dengan
menggunakan HPTLC.
CAFFEINE
Kafein merupakan senyawa kimia alkaloid terkandung secara alami pada lebih dari 60 jenis
tanaman terutama teh (1- 4,8 %), kopi (1-1,5 %), dan biji kola(2,7-3,6 %). Kafein diproduksi secara
komersial dengan cara ekstraksi dari tanaman tertentu serta diproduksi secara sintetis. Kebanyakan
produksi kafein bertujuan untuk memenuhi kebutuhan industri minuman. Kafein juga digunakan
sebagai penguat rasa atau bumbu pada berbagai industri makanan (Misra et al, 2008). Kafein
ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1820. Dia
menciptakan istilah “kaffein”, suatu senyawa kimia dalam kopi, yang dalam bahasa inggeris
menjadi “caffeine”(Hays, 2011).
Kafein merupakan sejenis alkaloid heterosiklik dalam golongan methylxanthine, yang menurut
definisi berarti senyawa organik yang mengandung nirogen dengan struktur dua-cincin atau dual-
siklik. Molekul ini secara alami terjadi dalam banyak jenis tanaman sebagi metabolik sekunder.
Fungsinya dalam tumbuhan adalah sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan membunuh
serangga yang memakan tumbuhan tersebut. Zat ini dihasilkan secara eksklusif dalam daun,
kacang-kacangan dan buah-buahan lebih dari 60 tanaman, termasuk daun teh biasa (Camellia
sinensis), kopi (Coffea arabica), kacang koko (Theobroma cacao), kacang kola (Cola acuminata)
dan berbagai macam berry (Reinhardt, 2009). Kafein dalam bentuk murni muncul sebagai bedak
kristal putih yang pahit dan tidak berbau (Brain, 2000). Rumus kimianya adalah C₈H₁₀N₄O₂ dan
memiliki nama kimia 1,3,7-trimethylxanthine. Nama IUPAC untuk kafein adalah 1,3,7- trimethyl-
1H-purine-2,6(3H,7H)-dione, 3,7-dihydro-1,3,7-trimethyl-1H-purine2,6-dione (Erowid, 2011).
Masing masing dimasukkan labu takar 10 mL kemuadian diencerkan dengal Kloroform ditera
kemudian homogenkan
Ditimbang 60 mg dimasukkan
Ditimbang 10 tablet obat, dicari kedalam labu Takar 10 mL
bobot rata-rata nya. Kemudian doencerkan tera
digerus. homogenkan,kemudian disaring.
Pengulangan 3x dari penimbangan
V. PERHITUNGAN
a). Pembuatan Larutan Induk 10000 mg/L
𝑚𝑔 𝑚𝑔 𝑥
𝑝𝑝𝑚 = = 1000 = 0.1 𝐿 = = 1000 mg
𝐿 𝑙
𝒚 = 𝟖𝟓𝟗𝟖. 𝟓𝟖 + 𝟏. 𝟏𝟕𝟐𝟖𝟐𝒙
➢ Sampel Caffeine 1
y1 − a 9190.23 − (8598.58)
X1 = x Fp = = 504.47 mg/L
b 1.17282
➢ Sampel Caffeine 2
y2 − a 9136.83 − (8598.58)
X2 = x Fp = = 458.94mg/L
b 1.17282
➢ Sampel Caffeine 3
y3 − a 9179.49 − (8598.58)
X3 = x Fp = = 495.31 mg/L
b 1.17282
𝑿 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒌𝒖𝒓 𝒙 𝑽𝒍𝒂𝒃𝒖
Kadar ( mg/Kg) =
𝑲𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
➢ Kadar 1
mg
504.47 L x 0.01L
= = 84077.98 𝑚𝑔/𝐾𝑔
0.000006 Kg
➢ Kadar 2
mg
458.94 x 0.01L
L
= = 76617.13 𝑚𝑔/𝐾𝑔
0.00000599 Kg
➢ Kadar 3
mg
495.31 x 0.01L 𝑚𝑔
L
= = 82277.48
0.00000602 Kg 𝐾𝑔
➢ Kadar 1
= 84077.98 𝑚𝑔/𝐾𝑔 x 0.0006865 Kg
= 57.72 mg/tablet
➢ Kadar 2
= 76617.13 𝑚𝑔/𝐾𝑔 x 0.0006865 Kg
= 52.60 mg/tablet
➢ Kadar 3
= 82277.48 𝑚𝑔/𝐾𝑔 x 0.0006865 Kg
= 56.48 mg/tablet
f). Akurasi Caffeine
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒕𝒂𝒃𝒍𝒆𝒕
Akurasi = x 100%
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒆𝒕𝒊𝒌𝒆𝒕
➢ Akurasi 1
𝟓𝟕.𝟕𝟐 𝒎𝒈
= 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % = 𝟗𝟔. 𝟐𝟎 %
𝟔𝟎 𝒎𝒈
➢ Akurasi 2
𝟓𝟐.𝟔𝟎 𝒎𝒈
= 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % = 𝟖𝟕. 𝟔𝟕 %
𝟔𝟎 𝒎𝒈
➢ Akurasi 3
𝟓𝟔.𝟒𝟖 𝒎𝒈
= 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % = 𝟗𝟒. 𝟏𝟑 %
𝟔𝟎 𝒎𝒈
VI. PENGAMATAN
1. Pengkondisian
➢ Detektor : UV
➢ Lamp : D2
➢ Fase Diam : Alumunium Sheet Silica Gel 60F254
➢ Fase Gerak : Larutan Kloroform:Aseton: Ammonia (8:2:0,1)
2. Pengukuran
➢ Bobor Rerata Tablet : 0.6885 g
➢ Bobot Sampel 1 : 60 mg
➢ Bobot Sampel 2 : 59.9 mg
➢ Bobot Sampel 3 : 60.2 mg
➢ Position of Track (X) : 10.5 mm
➢ Scan start position (Y) : 28.4 mm
➢ Scan end Position (Y) : 35.6
➢ Distance beetween track : 14 mm
Volume
Konsentrasi Volume Labu
Standar Induk Takar yang Kosentrasi
NO Retention Factor Luas Area
yang Dipergunakan deret standar
dipindahkan (mL) yang dibuat
(mL) (mg/L)
1 0.5 0.34 500 9181.24
2 1.0 0.33 10 1000 9778.90
3 1.5 0.33 1500 10354.06
Slope (b) 1.1728
Intersept (a) 8598.58
Koefisien Korelasi (r) 0.9999
Kurva Kalibrasi :
10000.00
9800.00
Series1
9600.00
Linear (Series1)
9400.00
9200.00
9000.00
0 500 1000 1500 2000
KONSENTRASI (mg/L)
Bobot
Bobot Volume
Rerata C terukur Luas Area C sampel C sampel
Sampel Retention Factor Sampel
Tablet (mg/L) Sampel (mg/Kg) (mg/Tablet)
(mg) (L)
(mg)
60 0.33 504.47 9190.23 84077.98 57.72
686.5 60.2 0.34 458.94 9136.83 76617.13 52.60
0.01
59.9 0.35 495.31 9179.49 82277.48 56.48
Rata-rata 60.033333 0.34 486.24 9168.85 80990.86 55.60
µ Reg µ PM
Kadar Caffeine
µT
µK µK
al al
Deret
Xi ( mg/L) Yi (abs) Yc (abs) (Yi-Yc)^2 (Xi-Xr) (Xi-Xr)^2
Standar
1 500 9181.24 9184.9900 14.0625 -500 250000
2 1000 9778.90 9771.4000 56.25 0 0
3 1500 10354.06 10357.8100 14.0625 500 250000
Rata-Rata 1000 9771.4 9771.4000 28.1250 0.0000 166666.6667
Jumlah 3000 29314.2 29314.2000 84.3750 0.0000 500000.0000
Yo (Rata-Rata abs Sampel) 9168.85
Slope (b) 1.1728
Intersept (a) 8598.5800
n (banyaknya deret) 3
n-2 1
S y/x 9.1856
S y/x : slope (b) 7.8321
1+1/n 1.3
(Yo-Yr)^2 363066.50
b^2 * ∑(Xi-Xr)^2 687753.3762
(Yo-Yr)^2 : b^2 * ∑(Xi-Xr)^2 0.527902174
Ketidakpastian asal Kurva Kalibrasi 10.6850
Kadar Kadar
C Kafein
Kafein Kafein
terukur
Ulangan Luas Area Dalam Dalam Keterangan
larutan uji
Sampel Sampel
(mg/L)
(mg/Kg) (mg/Tablet)
1 9190.23 504.47 84077.98 57.72 presisi metode
2 9136.83 458.94 76617.13 52.60 memenuhi syarat
keberterimaan
3 9179.49 495.31 82277.48 56.48 dengan %RSD 4.80
Rerata 9168.85 486.24 80990.86 55.60 % < 5%
Ketidakpastian Asal Faktor Presiis 3893.2793344383
RSD 0.0480706
%RSD 4.80%
g). Data Ketidakpastian Asal Labu Takar ( Truangan : 270 ,T Alat gelas : 200)
µ Volume
LABU TAKAR
Labu Takar (
mL )
Variasi
Koefisien Muai Vol µ (Efek T)
Ketidakpastian suhu k
Air (C-1) (mL) (mL)
Asal Temperatur (0C)
PENIMBANGAN
µ
Penimbangan
Data Kal. Spek Alat (mg) k µ Kal
Ketidakpastian asal
spesifikasi
penimbangan (Neraca 0.4 2 0.2 0.282842712
Analitik )
h). Kuantifikasi Ketidakpastian Gabungan Penetapan Kadar Caffeine dalam sampel Obat
KESIMPULAN :
Dari Praktikum Penetapan Kadar Caffeine dalam sampel obat , dapat disimpulkan bahwa :
Nilai Koefisien Korelasi (r) adalah 0.9999 dan Persamaan Regresi Liniear adalah y = 1.1728x + 8598.6
Sampel obat merek panadol mengandung Caffeine dengan Retention Factor sama dengan standar yaitu pada
rentang 0.33-0.35
DAFTAR PUSTAKA
PERTANYAAN