Tukiran
Pande Made Kutanegara*
Abstract
The improvement of health facilities has been a major priority of the government
policy. It is related to the effort of controlling population growth by reducingfertility
and mortality rate. In line with this, one issue is worthwhile to question: whether or
not those facilities productively utilized by the local people. This research was
conducted in Lambuya subdistrict, Kendari, Southeast Sulawesi, the area which is
considered to be successful in the implementation of the family planning program.
The utilization of health and family planning services, from the aspect of age,
education, and resident of clients is quite satisfactory. Based on these three aspects,
it is not surprising if they can rely on health andfamily planning providers. Besides
the health workers at the primary health care, there are 91 traditional healers who
take over health problems. The awareness of the local people to revisit the primary
health care after an initial treatment is more of a causative effect of the initiative of
health providers, than the desire of the clients themselves. Effort on enlightenment
by improving quality of information to the people is influential in making people
utilized the services available at the primary health care.
Pendahuluan
Propinsi Sulawesi Tenggara Sementara itu, hasil estimasi dari data
merupakart salah satu daerah penerima Sensus Penduduk 1990 angka fertilitas
transmigran dengan jumlah yang total (TFR) masih relatif tinggi, yakni
relatif besar bila dibandingkan dengan 4,9 per wanita usia subur, angka
jumlah penduduk di daerah tersebut. kematian bayi (IMR) 77, dan angka
Angka pertumbuhan penduduk prevalensikontrasepsi pada tahun 1991
selama periode 1980-1990 masih sangat adalah 41,9 persen. Sejalan dengan
tinggi yakni 3,7 persen per tahun. keadaan tersebut maka pembangunan
* Drs. Tukiran, M.A. adalah staf peneliti pada Pusat Penelitian Kependudukan,
Universitas Gadjah Madadan staf pengajar pada Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada.
Drs. Pande Made Kutanegara, M.Si. adalah staf peneliti pada Pusat Penelitian
Kependudukan Universitas Gadjah Mada dan staf pengajar pada Jurusan Antropologi,
Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada.
50
Pemanfaatan Pelayan Kesehatan & KB
51
Tukiran & Pande Made Kutanegara
52
Pernanfaatan Pelayan Kesehatan & KB
53
Tuktran & Pcmde Made Kutxmegara
pun dalam hal umur istri tidak jauh kontrasepsi yang ada, seringkali hal itu
berbeda? Meskipunjumlah anak masih bias pada program dari BKKBN.
hidup sebelum mengikuti transmigrasi Banyak keluhan yang muncul sebagai
untuk transmigran lokal sudah relatif akibat terbatasnya obat-obatan dan
banyak, mengapa tambahan jumlah jenis kontrasepsi yang tersedia. Bagi
anak masih relatif tinggi selama petugas medis, khususnya dokter,
mengikuti transmigrasi? Penelitian terbatasnya jenis obat-obatan dapat
lanjutan di daerah transmigrasi akan dilihat dari dua aspek yang cukup
menarik apabila memasukkan aspek berlawanan yaitu rasa pesimis sebagai
nilai anak dalam kaitannya dengan petugas pelayanan dan praktik kerja di
pekerjaan transmigran, seperti luar jam kerja puskesmas. Keterbatasan
pembukaan dan pengolahan lahan di obat-obatan dan alat kontrasepsi dapat
daerah transmigrasi. Hal ini berkaitan dimanfaatkan untuk menambah
dengan kerangka analisis tingginya jenisnya dalam pelayanan di luar jam
jumlah anak sebagai sumber daya kerja puskesmas sebagai dokter praktik
tenaga kerja. swasta. Problem yang muncul di
daerah penelitian adalah tidak semua
Kualitas Pelayanan penduduk memiliki akses yang sama
Pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam memanfaatkan obat-obatan
dan KB berhubungan erat dengan yang tersedia di luar puskesmas.
kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan
Kualitas Informasi
yang baik mempengaruhi dan
memotivasi masyarakat untuk Kualitas informasi yang diberikan
memanfaatkan fasilitas dan pelayanan petugas kepada klien sangat
yang diberikan. Dalam membahas membantu dalam memiliki dan
kualitas pelayanan kesehatan dan KB di memahami treatment yang diberikan
daerah penelitian akan dilihat lima oleh petugas, terutama informasi
aspek yakni: 1) ketersediaan pilihan, 2) tentang risiko,kontraindikasi,manfaat,
kualitas informasi, 3) kemampuan efek samping, dan cara mengatasi, dan
petugas, 4) hubungan antara petugas pelayanan dari sumber lain bila
dengan klien, dan 5) mekanisme diperlukan. Hasilpenelitianmenunjuk-
pelayanan lanjutan. kanbahwaada hubunganpositif antara
penerimaan informasi yang cukup baik
Ketersediaan Pilihan dengan kecenderungan masyarakat
Ketersediaan pilihan dapat dilihat untuk datang lagi ke puskesmas.
dari jenis obat-obatan dan alat Kenaikan jumlah kunjungan ke
kontrasepsi yang tersedia pada pusat puskesmas, baik untuk berobat
pelayanan. Di daerah penelitian maupun sekedar berkonsultasi tentang
obat-obatan standar yang tersedia masalah kesehatan dan KB meningkat.
belum lengkap sehingga sering teijadi Ini berarti bahwa ada kecenderungan
pemberian obat yang sama untuk meningkatnya kebutuhan akan
keluhan sakit klien yang berbeda. perlunya konsultasi pada petugas
Demikian pula dengan jenis medis dan bukan hanya berobat kalau
54
Pemanfaatan Pelayan Kesehatan & KB
55
Tukiran & Pande Made Kutanegara
56
Pemanfaatan Pelayan Kesehatan & KB
besar. Hal itu tampak dari tingginya untuk mendapatkan pengobatan yang
jumlah kunjungan mereka ke lebih tepat. Faktor lain yang penting
puskesmas, yakni sekitar 96 persen. adalah faktor sugesti. Mereka lebih
Namun demikian, masih ditemui percaya kepada dokter dibandingkan
adanya perilaku masyarakat yang dengan paramedis (bidan, mantri, atau
cenderung menunda-nunda kedatang- perawat).
an mereka ke puskesmas. Beberapa Pemanfaatan pengobatan sistem
kasus menunjukkan bahwa kedatang- medis modem ternyata berjalan seiring
an mereka ke pusat pelayanan dengan medis tradisional. Masyarakat
dilakukan setelah penyakit yang yang menggunakan kedua sistem
diderita cukup parah. tersebut tampak cukup besar yakni
Pemilihan sumber perawatan erat sekitar 88 persen. Penggunaan dukun,
berkaitan dengan jarak tempat tinggal baik sebagai penolong persalinan
penduduk dengan tempat pelayanan maupun berbagai penyakit yang lain,
kesehatan. Tempat tinggal penduduk tampak cukup besar. Sekitar 77 persen
lokal yang sangat dekat dengan dokter di antara mereka masih tetap
dan puskesmas menyebabkan mereka menggunakan jasa dukun. Walaupun
banyak memanfaatkan jasa dokter demikian, frekuensi kunjungan ke
dibandingkan dengan petugas medis dukun tidak terlampau sering yakni
yang lain. Biaya yang lebih besar hanya sekitar 1-2 kali dalam enam
bukanlah hambatan dibandingkan bulan. Tingginya peran dukun dalam
dengan kualitas pelayanan yang masyarakat rupa-rupanya selain
diperolehnya. Transmigran umum dan ditopang oleh sistem budaya
transmigran lokal lebih banyak masyarakat yang masih menganggap
menggunakan pelayanan kesehatan di bahwa dukun sangat penting dan
puskesmas pembantu. Itu berarti menentukandalam kehidupanmereka,
bahwa mereka lebih banyak dilayani juga ditopang oleh kelenturan petugas
oleh paramedis selain dokter. Berkaitan medis modern dalam menyikapi
dengan tingkat kepuasan, mereka keadaan tersebut. Petugas medis
menyatakan cukup puas dengan modem umumnya dapat menerima
pelayanan yang diberikan. Yang sering keadaan tersebut. Mereka tidak
menjadi keluhan masyarakat adalah memandang dukun sebagai saingan
terasa kurang manjurnya obat-obatan dalam peningkatan kesehatan masya¬
yang diberikan petugas di puskesmas rakat. Dalam struktur masyarakat
pembantu dibandingkan dengan transmigran yang sangat heterogen,
dokter. Hal ini bisa dipahami karena pemanfaatan dukun tidak ditentukan
petugas medis di puskesmas pembantu oleh suku bangsa asal penggunanya.
lebih bertanggung jawab pada jenis- Transmigran yang berasal dari suku
jenis penyakit yang minor sifatnya, Jawa tidak selalu menggunakan dukun
selanjutnya menjadi tanggung jawab yang berasal dari suku yang sama,
dokter. Pada gilirannya beberapa demikian juga dengan masyarakat
keluhan penyakit tertentu tidak bisa lainnya. Keadaan ini dari sisi lain
diatasi di puskesmas pembantu. Pasien sangat menguntungkan, terutama jika
harus datang ke puskesmas induk dikaitkan dengan upaya integrasi pada
57
Tukiran & Parade Made Kutanegara
58
Pemanfaatan Pelayan Kesehatan & KB
Referensi
Bruce, Judith. 1990. "Fundamental Cleland, J., and W.P. Mauldin. 1987.
elements of the quality of care: a Study of compensation payments and
simple framework", Studies in family planning in Bangladesh: main
Family Planning, 21(2): 61-91. finding and recomendation. Dhaka:
Chamratrithirong, A., et al. 1984. "How World Bank and NIPORT.
family planning availability affects Freedman, R. and B. Berelson. 1976.
contraceptive use: the case of "The record of family planning
Thailand", dalam Ross, et ai, ed., program", Studies in Family
Survey analysis for the guidance of Planning, 7(1): 1-40.
family planning programs. New Gay, Jill. 1980. A literature review of the
York: Center for Population and client/provider interface in maternal
Family Health, Columbia and child health and family planning
University. clinic in Latin America. s.l.:Pan
American Health Organization.
59
Tukircm & Pande Made Kutanegara
Jain, Anrudh K. 1989. "Fertility Ross, Rich M., danJanet P.M. 1989.
reduction and the quality family Management strategies for family
planning services", Studies in planning programs. New York:
Family Planning, 20(1): 1-16. Center for Population and Family
Jain, Anrudh K., Judith Bruce, and Health, Columbia University.
Barbara Menseh. 1993. "Quality Schuler, S.R. et al. 1985. "Barriers to
care in family planning: standard, effective family planning in
ves. Standard, no.", Populi, 20(4): Nepal", Studies in Family Planning,
12-13. 16(5): 260-270.
Kumar, S., Anrundh Jain and J. Bruce. Snodgrass, Donald R. 1979. "The family
1989. Assesing the quality of family planning program as a model for
planning services in developing administrative improvement in
countries. New York: The Indonesia", Ekonomi dan Keuangan
Population Council. Indonesia, 27(2): 237-256.
London, Kathy, A., et al. 1985. "Fertility Vera, Heman. 1993. "The client's view
and family planning survey: an of high-quality care in Santiago,
update", Population Reports, Series Chili", Studies in Family Planning,
M, No. 8, September-October. 24(1): 40-49.
Phillips, James. 1974. "National Wells, Elisa and J. Sherries. 1992.
demographic survey density "Contraceptive services: a client's
findings", makalah pada The choice", Populi, 19(3): 8-9.
International Committe on Applied
Research in Population, The
PopulationCouncil, October, 1974.
60