Tugas Artikel TMD
Tugas Artikel TMD
Disusun oleh:
Aziz muslim NIM.17509134006
Tirto Nugroho NIM.17509134009
Nur Taufiq Hidayat NIM.17509134037
Mungkin yang anda tahu pompa injeksi mesin diesel cuma ada dua, yang tipe
inline dan distributor. Tapi, ternyata ada satu lagi tipe yang justru banyak diaplikasikan.
Individual pump atau kita sering menyebutnya pompa injeksi inline adalah tipe
pompa injeksi yang paling banyak digunakan mesin diesel konvensional. Alasannya, tipe
ini memiliki banyak kelebihan salah satunya ada pada tekanan injeksi yang bisa mencapai
angka 1800 PSI. Dengan tekanan tersebut, sudah cukup untuk menghidupkan mesin
diesel diatas 3.000 cc.
Ciri utama individual pump ada pada fuel deliverynya. Tipe ini memiliki plunger
dengan jumlah yang disesuaikan dengan jumlah injektor, jadi kalau injektornya 4 maka
ada empat plunger. Setiap plunger akan melayani satu buah injektor. Hal itulah yang
menyebabkan tekanan injeksi bisa tinggi.
Setiap plunger akan diposiskan segaris diatas sebuah poros nok. Cara kerjanya,
ketika poros nok berputar maka satu persatu plunger akan tertekan oleh nok (benjolan)
yang ada pada poros nok pompa. Ketika plunger tertekan oleh nok, maka solar akan
mengabut dari injektor.
Distributpr pump adalah jenis pompa injeksi dengan desain lebih ringkas. Karena
hal itulah, kendaraan dengan keterbatasan ruang lebih cocok untuk menggunakan tipe ini.
Ciri utama distributor pump ada pada jumlah plungernya yang hanya satu meski
jumlah injektor ada 4. Cara kerjanya, plunger tunggal ini diletakan pada sebuah poros
pompa. Ketika poros pompa tersebut berputar, plunger akan menekan masing-masing
barel yang terletak disekeliling poros pompa secara bergantian. Jadi meski hanya ada satu
plunger untuk menekan, semua injektor tetap kebagian karena timming pengapian pada
mesin juga tidak berbarengan namun bergantian. Kalau pada tipe inline, posisi fuel barel
ada diatas plunger yang otomatis posisinya juga segaris. Tapi pada tipe distributor, posisi
fuel barel mengelilingi poros pompa sehingga seperti distributor pada sistem pengapian
konvensional.
Meski memiliki desain yang lebih ringkas, tekanan bahan bakar yang mampu
dibuat itu kurang tinggi. Hal itulah yang menyebabkan tipe ini kurang cocok
diaplikasikan pada mesin diesel skala besar.
3. Rotary continous pump
Tipe yang ketiga mungkin anda sendiri baru mendengarnya tapi justru tipe inilah
yang paling banyak digunakan saat ini.
Itu adalah pompa injeksi yang ada pada mesin diesel common rail. Pada mesin
diesel common rail, penyemprotan solar diatur secara langsung oleh injektor dengan
perintah ECU. Jadi, pompa injeksi tugasnya hanya memastikan tekanan solar tetap tinggi.
Dibandingkan dengan dua tipe diatas, tipe inilah yang memiliki tekanan paling
tinggi (30.000 – 40.000 PSI). Selain itu bentuknya pun sangat ringkas, hal itulah yang
membuat sistem common rail semakin marak diaplikasikan bukan Cuma di sport SUV
tapi di alat berat serta kendaraan komersial lain juga mulai menerapkan sistem common
rail.
B. Direct Injection Electronic
Tidak hanya melakukan pengembangan pada sistem common rail, Bosch juga
mengembangkan perangkat dalam sistem tersebut. salah satu yang paling signifikan
adalah penggunaan injektor piezoelektrik. Piezo Injector yang canggih ini mampu
meningkatkan tenaga mesin lebih besar ketimbang injektor sebelumnya.
Di sisi lain Common rail membutuhkan BBM Solar berkualitas tinggi. Solar
yang direkomendasikan adalah Solar DEX. Kandungan sulfur pada Solar DEX
paling rendah yakni 300 ppm. Lebih rendah dibandingkan dengan Biosolar 500 ppm
ato Solar biasa yang mencapai 3500 ppm. Selain itu cetane number (nilai oktan)
Solar DEX paling tinggi yakni 53. Biosolar di angka 51 dan solar biasa hanya 48.
Penggunaan BBM Solar biasa dapat membuat injektor mampet dan jebol. Jika tidak
terdapat Solar DEX, tindakan preventif yang bisa dilakukan adalah rajin mengganti
filter solar dan mengecek kondisi injektor atau menggunakan campuran solar diesel
treament yang dapat membersihkan partikel dalam solar diesel biasa.
Dengan kombinasi tekanan bahan bakar yang sangat besar,
penggunaan injector piezoelektrik serta engine control unit (ECU), maka proses
pemberian bahan bakar tidak terjadi satu kali dalam proses pembakaran seperti
layaknya pada mesin biasa, namun pemberian bahan bakar dapat terjadi beberapa
kali dalam satu kali dalam proses pembakaran yang dikontrol oleh engine control
unit (ECU). Contohnya adalah sedikit pemberian bahan bahan bakar sebelum
pengapian (pre-injection) dan/atau setelah pengapian (post-injection) untuk
memperbaiki sistem pembakaran yang tentunya akan menyempurnakan proses
pembakaran secara keseluruhan yang ujung-ujungnya akan menghasilkan tenaga
mesin yang jauh lebih baik dan lebih efisien serta proses gas buang yang jauh lebih
bersahabat.
Daftar Pustaka
https://www.autoexpose.org/2018/11/jenis-pompa-injeksi.html
http://informasiotomotif2015.blogspot.com/2015/02/mengenal-diesel-common-rail-
injection.html