Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ARTIKEL

INJEKSI MANUAL DAN ELEKTRIK


TEKNOLOGI MOTOR DIESEL

Disusun oleh:
Aziz muslim NIM.17509134006
Tirto Nugroho NIM.17509134009
Nur Taufiq Hidayat NIM.17509134037

PRODI TEKNIK OTOMOTIF


PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
A. Injeksi Manual

Jenis – Jenis Pompa Bahan Bakar Diesel

Mungkin yang anda tahu pompa injeksi mesin diesel cuma ada dua, yang tipe
inline dan distributor. Tapi, ternyata ada satu lagi tipe yang justru banyak diaplikasikan.

1. Individual inline pump

Individual pump atau kita sering menyebutnya pompa injeksi inline adalah tipe
pompa injeksi yang paling banyak digunakan mesin diesel konvensional. Alasannya, tipe
ini memiliki banyak kelebihan salah satunya ada pada tekanan injeksi yang bisa mencapai
angka 1800 PSI. Dengan tekanan tersebut, sudah cukup untuk menghidupkan mesin
diesel diatas 3.000 cc.

Ciri utama individual pump ada pada fuel deliverynya. Tipe ini memiliki plunger
dengan jumlah yang disesuaikan dengan jumlah injektor, jadi kalau injektornya 4 maka
ada empat plunger. Setiap plunger akan melayani satu buah injektor. Hal itulah yang
menyebabkan tekanan injeksi bisa tinggi.

Setiap plunger akan diposiskan segaris diatas sebuah poros nok. Cara kerjanya,
ketika poros nok berputar maka satu persatu plunger akan tertekan oleh nok (benjolan)
yang ada pada poros nok pompa. Ketika plunger tertekan oleh nok, maka solar akan
mengabut dari injektor.

2. Distributor pump type

Distributpr pump adalah jenis pompa injeksi dengan desain lebih ringkas. Karena
hal itulah, kendaraan dengan keterbatasan ruang lebih cocok untuk menggunakan tipe ini.

Ciri utama distributor pump ada pada jumlah plungernya yang hanya satu meski
jumlah injektor ada 4. Cara kerjanya, plunger tunggal ini diletakan pada sebuah poros
pompa. Ketika poros pompa tersebut berputar, plunger akan menekan masing-masing
barel yang terletak disekeliling poros pompa secara bergantian. Jadi meski hanya ada satu
plunger untuk menekan, semua injektor tetap kebagian karena timming pengapian pada
mesin juga tidak berbarengan namun bergantian. Kalau pada tipe inline, posisi fuel barel
ada diatas plunger yang otomatis posisinya juga segaris. Tapi pada tipe distributor, posisi
fuel barel mengelilingi poros pompa sehingga seperti distributor pada sistem pengapian
konvensional.

Meski memiliki desain yang lebih ringkas, tekanan bahan bakar yang mampu
dibuat itu kurang tinggi. Hal itulah yang menyebabkan tipe ini kurang cocok
diaplikasikan pada mesin diesel skala besar.
3. Rotary continous pump

Tipe yang ketiga mungkin anda sendiri baru mendengarnya tapi justru tipe inilah
yang paling banyak digunakan saat ini.

Itu adalah pompa injeksi yang ada pada mesin diesel common rail. Pada mesin
diesel common rail, penyemprotan solar diatur secara langsung oleh injektor dengan
perintah ECU. Jadi, pompa injeksi tugasnya hanya memastikan tekanan solar tetap tinggi.

Dibandingkan dengan dua tipe diatas, tipe inilah yang memiliki tekanan paling
tinggi (30.000 – 40.000 PSI). Selain itu bentuknya pun sangat ringkas, hal itulah yang
membuat sistem common rail semakin marak diaplikasikan bukan Cuma di sport SUV
tapi di alat berat serta kendaraan komersial lain juga mulai menerapkan sistem common
rail.
B. Direct Injection Electronic

1. Commonrail (Common Rail)


Commonrail Adalah sistem injeksi bahan bakar langsung pada berbagai mesin
diesel modern yang setara dengan sistem injeksi bahan bakar langsung pada mesin
bensin. Teknologi ini sebetulnya telah dikenal sejak satu abad silam, yang digunakan
pada mesin lokomotif dan kapal selam. Hanya saja common rail di masa itu masih
menggunakan sistem mekanis dalam membuka katup injektor. Common Rail modern,
yang berbasis elektronik kemudian dkembangkan pertama kali pada tahun 1960-an
oleh ilmuwan asal Swiss Robert Huber, yang kemudian dikembangkan lebih jauh lagi
oleh Dr. Marco Ganser. Pada tahun 1990-an, Magneti Marelli, Centro Ricerche
Fiat dan Elasis berkolaborasi membuat prototipe Common rail. Robert Bosch Gmbh,
kemudian membeli paten prototipe tersebut dari Fiat Group untuk dirpoduksi massal.
Mobil penumpang pertama yang mengadopsi Common Rail adalah Alfa Romeo 156
pada 1997.
Namun, penggunaan Common rail modern secara massal sebetulnya dilakukan
di Jepang pada tahun 1995. Hanya saja kendaraan yang memakai teknologi tersebut
adalah truk, bukan mobil penumpang. Pengembangan di Jepang dilakukan oleh Dr.
Shohei Itoh dan Masahiko Miyaki. Dua insinyur yang bekerja untuk Denso
Corporation itu mengembangkan Common Rail untuk kendaraan berat. Pada Tahun
1995, Common Rail buatan Denso diaplikasikan pada truk Hino.
Kelebihan Common rail modern, dibandingkan dengan injektor pada generasi
mesin diesel sebelumnya adalah pada common rail semua injeksinya diatur oleh sistem
elektronik, seperti pengaturan jumlah injeksi, waktu penginjeksian, dan tekanan injeksi
sehingga dapat menghasilkan kerja mesin yang optimal. Bahkan pada generasi ketiga,
dimana komputasi sudah masuk, kerja sistem Common rail semakin presisi.
Common Rail Injector pada mesin generasi baru menyemprotkan bahan bakar solar
langsung ke ruang pembakaran (bukan intake manifold) dengan tekanan yang sangat
tinggi, sehingga menghasilkan uap pengabutan bahan bakar yang sangat halus.
Akibatnya proses pembakaran menjadi jauh lebih sempurna.
Sebelum Common rail hadir, sistem yang digunakan adalah sistem
dimana pompa bahan bakar dengan tekanan rendah memberikan tekanan diesel ke
masing-masing injector Unit (Pump/Duse atau pompa nozel).
Pada generasi ketiga common rail diesel sekarang telah menggunakan fitur injector
piezoelektrik untuk meningkatkan presisi, dengan tekanan bahan bakar diesel hingga
3.000 bar atau setara 44.000 psi. Bandingkan saja dengan pompa bensin pada berbagai
kendaraan balap yang hanya menggunakan tekanan pompa bensin antara 25-75-psi.
Pompa bahan bakar yang digunakan juga khusus, karena tidak mudah untuk
memampatkan bahan bakar cair ini menjadi puluhan ribu psi. Pada umumnya
digunakan mechanical pump (bukan electric fuel pump) untuk mampu menghasilkan
tekanan sebesar ini.
Dengan tekanan pompa bahan bakar diesel yang sangat tinggi ini dan kombinasi
penggunaan injektor modern, menghasilkan pengabutan uap diesel yang sangat halus.
Proses pembakaran pun akan semakin sempurna.
Waktu pembukaan (timing) pada injector diatur oleh Engine Control Unit (ECU) yang
berhubungan dengan berbagai sensor pada mesin lainnya, untuk mengatur waktu
buka / tutup injector secara presisi yang tentunya mengakibatkan proses pembakaran
jauh lebih sempurna.
1. Electric feed pump (Tidak semua kendaraan menggunakan sistem pompa bahan
bakar elektrik). Fungsi utamanya adalah memberikan asupan bahan bakar pompa
utama yang mampu memberikan tekanan sangat tinggi ke "Rail"
2. Filter. Memiliki fungsi yang sangat penting sekali untuk menyaring bahan bakar
sebelum memasuki pompa dan selanjutnya dikirimkan ke Rail dan berakhir di
injektor. Injektor ini memiliki tingkat kerapatan yang sangat kecil dan presisi,
sehingga adanya partikel kotoran pada bahan bakar akan menyebabkan injektor
mampet
3. Overflow valve. Klep yang mengatur kelebihan bahan bakar dengan tekanan tinggi
untuk dapat kembali ke tangki utama bahan bakar
4. Return manifold. Mengontrol bahan bakar kembali ke ke tangki utama bahan bakar
5. High Pressure pump. Pompa bahan bakar dengan tekanan sangat tinggi ini
merupakan "jantung" dari sistem Common Rail Injection. Ini adalah alat yang dapat
meningkatkan pasokan bahan bakar sehingga memiliki tekanan yang sangat tinggi.
Saat mesin dalam keadaan hidup, pompa bahan bakar ini dapat menghasilkan
tekanan lebih dari 2.000 BAR – Bandingkan tekanan pada common rail ini dengan
tekanan pada ban kendaraan pada umumnya yang hanya memiliki tekanan sekitar
2,5 sampai 3,5 BAR!
6. High pressure control valve (Tidak semua kendaraan menggunakan sistem pompa
bahan bakar elektrik). Fungsi utamanya adalah mengkontrol tekanan didalam pompa
(High Pressure pump). Kontrol ini dilakukan oleh ECU / ECM.
7. Rail pressure sensor. memonitor tekanan pada sistem Rail
8. Rail. ini adalah terminology ‘common rail’ dimana bahan bakar dari pompa
disalurkan dan disimpan menunggu waktu bukaan injektor yang dikontrol oleh ECU
/ ECM untuk selanjutnya disemprotkan ke ruang pembakaran
9. Injectors. Injectors pada sistem common rail dikontrol oleh ECU / ECM.
Penggunaan injector yang berkualitas dengan presisi yang sangat tinggi akan
menentukan tingkat pengkabutan bahan bakar sehingga menjadi butiran yang sangat
halus dan sempurna
10. Engine Control Unit yang mengatur waktu buka / tutup injektor, serta lamanya
waktu buka injektor. Sistem elekronik komputer ini saling tersambung dengan
berbagai perangkat dan sensor lainnya (kecepatan mesin, tekanan turbo, beban
mesin, dll) sehingga akan menentukan berbagai faktor lainnya demi memberikan
pasokan bahan bakar yang tepat waktu dengan jumlah yang sesuai.

Tidak hanya melakukan pengembangan pada sistem common rail, Bosch juga
mengembangkan perangkat dalam sistem tersebut. salah satu yang paling signifikan
adalah penggunaan injektor piezoelektrik. Piezo Injector yang canggih ini mampu
meningkatkan tenaga mesin lebih besar ketimbang injektor sebelumnya.

Piezo Injector (Bosch)

Keuntungan penggunaan Common Rail:

1. Sistem common rail menawarkan peningkatan atomisasi bahan bakar, sehingga


meningkatkan pengapian dan pembakaran dalam mesin
2. Sistem common rail juga memberikan peningkatan kinerja, menurunkan
konsumsi bahan bakar, dan membuat getaran mesin lebih halus
3. Waktu pembakaran yang lebih sempurna, sehingga menghasilkan tenaga mesin
yang jauh lebih baik.

Di sisi lain Common rail membutuhkan BBM Solar berkualitas tinggi. Solar
yang direkomendasikan adalah Solar DEX. Kandungan sulfur pada Solar DEX
paling rendah yakni 300 ppm. Lebih rendah dibandingkan dengan Biosolar 500 ppm
ato Solar biasa yang mencapai 3500 ppm. Selain itu cetane number (nilai oktan)
Solar DEX paling tinggi yakni 53. Biosolar di angka 51 dan solar biasa hanya 48.
Penggunaan BBM Solar biasa dapat membuat injektor mampet dan jebol. Jika tidak
terdapat Solar DEX, tindakan preventif yang bisa dilakukan adalah rajin mengganti
filter solar dan mengecek kondisi injektor atau menggunakan campuran solar diesel
treament yang dapat membersihkan partikel dalam solar diesel biasa.
Dengan kombinasi tekanan bahan bakar yang sangat besar,
penggunaan injector piezoelektrik serta engine control unit (ECU), maka proses
pemberian bahan bakar tidak terjadi satu kali dalam proses pembakaran seperti
layaknya pada mesin biasa, namun pemberian bahan bakar dapat terjadi beberapa
kali dalam satu kali dalam proses pembakaran yang dikontrol oleh engine control
unit (ECU). Contohnya adalah sedikit pemberian bahan bahan bakar sebelum
pengapian (pre-injection) dan/atau setelah pengapian (post-injection) untuk
memperbaiki sistem pembakaran yang tentunya akan menyempurnakan proses
pembakaran secara keseluruhan yang ujung-ujungnya akan menghasilkan tenaga
mesin yang jauh lebih baik dan lebih efisien serta proses gas buang yang jauh lebih
bersahabat.
Daftar Pustaka

https://www.autoexpose.org/2018/11/jenis-pompa-injeksi.html

http://informasiotomotif2015.blogspot.com/2015/02/mengenal-diesel-common-rail-
injection.html

Anda mungkin juga menyukai