Cara Kerja & Hasil Pengamtan
Cara Kerja & Hasil Pengamtan
Dibersihkan bagian stetoskop yang akan dipasang di telinga dengan alkohol 70%, biarkan
kering dulu, kemudain pasang dengan cara pemasangan yang benar.
Ditempelkan bel stetoskop pada dada subyek, pada ruang sela iga ke 5 di sebelah kiri sternum
dekat puting susu kiri. Didengarkan baik-baik suara jantung
Kemudian dihitung waktu istirahat antara suara kedua dari satu denyut jantung dan suara
pertama dari denyut jantung berikutnya. Dicatat hasilnya dalam detik
Dilakukan pengamatan pada katup semilunar. Untuk mendengarkan katup semilunar aortik
lebih jelas, ditempelkan bel stetoskop pada ruang sela iga ke 2, tepat di kanan sternum. Bila
sudah terdengar, subyek diminta untuk menarik nafas dalam-dalam dengan pelan. Kemudian
dipindahkan stetoskop secara horizontal ke kiri sternum untuk mendengarkan katup pulmonari.
Hasil
Dimintainta subyek duduk tenang, cari posisi arteri radial di permukaan pergelangan tangan,
persis pada pangkal ibu jari.
Dilakukan palpasi, mula-mula tekan arteri radial dengan ujung jari ke 2 dan ke 3. Kemudian
dikendorkan tekanan pelan-pelan sampai anda merasakan adanya denyut nadi. Dilakukan
penghitungan denyut nadi per menit. Diulangi 2 kali ambil rata-ratanya.
Hasil
Perbandingan antara kecepatan denyut jantung (bagian apeks) dan denyut nadi
radial, dapat dilakukan secara simultan pada keduanya
Diskusikan apakah perbedaan antara kecepatan denyut jantung apikal tersebut
dengan denyut nadi radial.
Perbandingan antara kecepatan denyut jantung (bagian apeks) dan denyut nadi
radial, dapat dilakukan secara simultan pada keduanya
Hasil
Dibersihkan ujung stetoskop untuk telinga dengan alkohol 70%, dan diyakinkan bahwa
manset tidak berisi udara. Bila berisi udara, manset ditekan di atas meja supaya udara keluar.
Subyek harus duduk dengan posisi yang enak dengan satu lengan ditumpangkan di atas meja
(setinggi letak jantung).
Dibebatkan manset pada lengan atas subyek persis di atas siku, dengan bagian untuk
dipompa berada di tengah-tengah permukaan lengan. Bila manset diberi tanda panah, maka
panah harus berada di atas arteri brakhialis. Kemudian dimantapkan manset dengan
mengkaitkan ujung distalnya pada bagian bawah manset.
Diraba titik denyut nadi brakhial, kemudian diletakkan diafragma stetoskop di atas titik
denyut nadi tersebut. dipasang stetoskop pada telinga subyek
Dipompa manset sampai tekanannya mencapai + 160 mmHg, kemudian secara perlahan-
lahan turunkan tekanan dengan membuka katup pembebas tekanan. Sambil diamati ukuran
tekanan, anda didengarkan dengan hati-hati suara denyutan halus pertama yang muncul.
Tekanan dimana terdengar suara halus pertama ini dikenal sebagai tekanan sistole. Suara
berikutnya lebih keras.
Diteruskan menurunkan tekanan pada manset sambil tetap mendengarkan suara denyutan.
Bila suara denyutan menghilang, dicatat pada tekanan berapa mmHg saat suara terakhir
terdengar. Tekanan ini menunjukkan tekanan diastole.
Diulangi pengukuran seperti di atas sampai tiga kali, dicatat hasilnya.
Dihitung tekanan denyutan pada setiap pengukuran, yang merupakan selisih tekanan sistole
dengan tekanan diastole. Tekanan denyutan ini menunjukkan jumlah darah yang ditekan
keluar jantung selama siklus jantung.
Hasil
Diminta subyek berdiri dekat papan tulis, dengan sisi tubuh sebelah kanan
menghadap ke papan tulis, lengan tergantung pada sisi tubuh. Ditandai pada papan
perkiraan ketinggian atrium kanan.
Diukur dalam
Tekanan mm
vena jarak
(Pv) vertikal
dalam mmHg antara ketinggian
dapat dihitung atrium
dengankanan
rumusdengan
sbb:
menghilangnya vena, misalnya x mm.
Pv = 1,056 X x mmHg
Hasil
HASIL PENGAMATAN
c. Dihitung waktu istirahat antara suara kedua dari satu denyut 0,45 detik
jantung dan suara pertama dari denyut jantung berikutnya. 0,31 detik
Dicatat hasilnya dalam detik.
=7,76 mmHg
c. Diukur dalam mm jarak vertikal antara ketinggian atrium
kanan dengan menghilangnya vena, misalnya x mm.