Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI PEMECAH GELOMBANG (BREAKWATER)

PADA PELABUHAN PERIKANAN


Lucky Wahana Agung,Noor Salim, Arief Alihudien.
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember
Email :luckywahanaagung@gmail.com

Abstrack
In the existing condition of the breakwater at the fishery port of IPP Pancer there is a lack of
efficiency to withstand the waves, because the breakwater condition has decreased the elevation
caused by very large wave power, that is because the position of the port in IPP Pancer is the
dominant southern sea with very large waves . So it will disrupt the placement of ships on the dock
and also passing fishermen when loading and unloading fish because the elevation of the
breakwater is too low. In order to protect the coastal fishery port of Banyuwangi District, the re-
planning of breakwater construction is intended to evaluate the existing condition described above,
in order to obtain an efficient breakwater construction planning result. In this breakwater planning
evaluation, we get the type and type of breakwater on the sloping side with armor tetrapod with 1:
2 slope. For dimensions and breakwater elevation, it is known that the length of STA 0 - 780 m, 6.8
m breakwater elevation, 1.6 m wide end portion and 1.5 m of arm. Then for the tetrapod armor
with 4.3 m3 of the tip and 3.4 m3 of the arm. Sehinggga of the evaluation is able to withstand the
onslaught of waves, because of the calculation of breakwater stability is able to achieve a safe
value of 1.8 Msf or 1.8> 1 Msf.
Keywords:Breakwater Planning

1. PENDAHULUAN permasalahan yang diawali oleh tekanan


Latar Belakang gelombang laut yang besar, yang
Indonesia sebagai negara maritim memiliki mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan
wilayah laut seluas lebih dari 3,5 juta km2, yang bangunan pemecah gelombang (breakwater)
merupakan dua kali luas daratan (Triatmodjo : yang menggunakan tipe breakwater rubble
1999).Kabupaten Banyuwangi mempunyai mound (batu pecah) yang mana sering dijumpai
panjang pantai 282 km yang berada di 11 kesulitan dalam mendapatkan ukuran batu yang
kecamatan 3 (tiga) kecamatan menghadap sesuai dengan yang direncanakan. Kelemahan
Samudera Indonesia, 7 (tujuh) kecamatan lain adalah bentuk dan berat yang tidak sama,
menghadap Selat Bali dan 1 (satu) kecamatan karena gelombang laut yang sangat kuat
menghadap Laut Jawa (Sumber : Diskan sehingga menerobos struktur pada pemecah
Banyuwangi).Guna melindungi pelabuhan gelombang (breakwater) dan menghilangkan
perikanan pantai Pancer Kabupaten material yang banyak. Setelah beberapa waktu
Banyuwangi maka, dibangunlah bangunan terjadilah penurunan struktur pemecah
pemecah gelombang (breakwater). Proses gelombang (breakwater) yang diikuti dengan
pembangunan pemecah gelombang di daerah longsornya tumpukan akmon sehingga
Pancer Kabupaten Banyuwangi telah dimulai mempengaruhi tinggi elevasi pemecah
dilaksanakan pada tahun anggaran 2016 bulan gelombang (breakwater) yang direncanakan.
juli sampai dengan bulan desember, dengan Dan juga pada kerusakan pemecah gelombang
panjang pemecah gelombang ± 780 m dari STA (breakwater) yang saat ini terjadi disebabkan
0 (sesuai dengan perencanaan).Pemecah karena kekuatan material kontruksi breakwater
gelombang (breakwater) pantai Pancer rubble mound (batu pecah) yang tidak kuat
Kabupaten Banyuwangi yang sudah dibangun, mengingat pantai Pancer merupakan pantai
saat ini mempunyai beberapa permasalahan selatan yang memiliki kategori gelombang yang
yang saling terkait satu dengan yang lainnya, besar. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan

25
struktur yang kuat untuk menahan gelombang Manfaat
dan pemilihan tipe breakw\ater yang tepat, 1. Bagi dunia ekonomi
sehingga secara kontruktif kuat dalam menahan Pemecah gelombang (breakwater) yang
energi gelombang yang besar. kokoh akan dapat melindungi pelabuhan
dari gempuran gelombang, sehingga
Rumusan Masalah pelabuhan dapat dioptimalkan
1. Apakah Faktor – faktor yang operasionalnya dapat memanfaatkan
mempengaruhi perencanaan breakwater potensi sumber daya perikanan di samudra
pada pelabuhan Perikanan IPP Pancer indonesia secara terpadu akan memberikan
Kabupaten Banyuwangi ? hasil yang positif dalam mengembangkan
2. Evaluasi tinggi pemecah gelombang daerah sekitar pelabuhan menjadi daerah
(breakwater) pada pelabuhan perikanan di industri dan wisata.
IPP Pancer Kabupaten Banyuwangi agar 2. Bagi peneliti
aman dari gempuran gelombang ? Menambah wawasan dalam hal tata cara
3. Bagaimana kekuatan kontruksi breakwater perencanaan pemecah gelombang
pada pelabuhan perikanan di IPP Pancer (breakwater) yang baik.
Kabupaten Banyuwangi dengan jenis dan 3. Bagi universitas
tipe breakwater sisi miring yang Bermanfaat untuk membangun kerjasama
menggunakan armour tetrapod dengan dengan industri dalam bidang bidang
kemiringan 1:2 ? akademik.

Batasan Masalah 2. TINJAUAN PUSTAKA


1. Penelitian dilakukan berdasarkan data Gelombang
sekunder yang ada. Gelombang laut dapat dibedakan menjadi
2. Tidak dilakukan pengukuran dilapangan, beberapa macam yang tergantung pada gaya
hanya akan dilakukan pengamatan pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah
lapangan. gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan
3. Tidak menganalisa RAB (Rencana angin di permukaan laut, gelombang pasang
Anggaran Biaya). surut yang diakibatkan oleh gaya tarik benda-
4. Tidak melaksanakan metode pelaksanaan benda langit terutama matahari dan bulan
pekerjaan. terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi
5. Tidak merencanakan DED (Detail karena letusan gunung laut, gelombang yang
Engineering Desaign). dibangkitkan oleh kapal yang bergerak dsb. Di
6. Tidak menganalisa sedimentasi pasca antara beberapa bentuk gelombang tersebut
kontruksi. yang paling penting dalm bidang teknik pantai
7. Tidak merencanakan dan mengkaji adalah gelombang pasang surut dan gelombang
pengerukan. angin (Triatmodjo, 1991:11).Analisa
gelombang dalam perencanaan pelabuhan
Tujuan dibutuhkan untuk mengetahui tinggi gelombang
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini di wilayah perairan pelabuhan, sehingga dapat
adalah : diputuskan perlu atau tidaknya sebuah pemecah
gelombang (breakwater).
1. Untuk mengetahui bentuk faktor – faktor
yang berpengaruh dalam perencanaan. Arus
2. Untuk mengetahui tinggi elevasi pemecah Arus adalah pergerakan air secara
gelombang (breakwater). horizontal yang disebabkan adanya perubahan
3. Untuk mengetahui perbedaan kekuatan ketinggian muka air laut. Arus lautan global
kontruksi breakwater yang menggunakan merupakan pergerakan masa air yang sangat
tipe rubble mound (batu pecah) dengan besar dan arus ini yang mempengaruhi arah
jenis lainya yaitu Tetrapod (Batu buatan / aliran air lautan dan terkait antara satu lautan
Beton). dengan yang lain di seluruh dunia. Adanya arus

26
lautan ini disebabkan oleh perputaran bumi, Hipotesis
angin, dan suhu udara Berdasarkan judul perencanaan tujuan dan
kerangka konsep penulis mengajukan hipotesis
Pasang Surut awal/dugaan sebagai berikut :
Pasang surut adalah fluktuasi muka air 1. Ada beberapa sebab yang mempengaruhi
laut karena adanya gaya menarik benda- struktur breakwater yaitu meliputi
benda di langit, terutama matahari dan bulan kecapatan angin dan kekuatan energi
terhadap massa air laut di bumi. Meskipun gelombang yang dapat mengakibatkan
massa bulan jauh lebih kecil dari pada massa struktur breakwater mengalami kerusakan
matahari, tapi karena jaraknya terhadap bumi dan mempengaruhi juga penurunan elevasi
jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik struktur breakwater.
bulan terhadap bumi jauh lebih besar dari pada 2. Elevasi breakwater yang kurang tinggi
pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan sehingga ditinggikan untuk antisipasi
yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 gempuran gelombang yang tinggi.
kali lebih besar dari pada gaya tarik matahari. 3. Pembangunan kontruksi breakwater
dengan tipe tetrapod secara kontruktif akan
Pemecah Gelombang semakin saling mengikat antar material
Pemecahgelombang (breakwater) lebih rapat dan lebih kuat untuk menahan
merupakan pelindung utama bagi pelabuhan energi gelombang yang besar.
utama. Tujuan utama mengembangkan
breakwater adalah melindungi daerah 4. METODOLOGI
pedalaman perairan pelabuhan, yaitu Waktu dan Tempat
memperkecil tinggi gelombang laut, sehingga Studi perencanaan ini dimulai pada bulan
kapal dapat berlabuh dengan tenang guna dapat Mei 2017 dan direncanakan selesai pada bulan
melakukan bongkar muat. Untuk memperkecil November 2017.Lokasi yang menjadi tempat
gelombang pada perairan dalam, tergantung penelitian ini adalah di pantai Pancer, Kec.
pada tinggi gelombang (H), lebar muara (b), Pesanggaran, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur
lebar perairan pelabuhan (B) dan panjang terletak 8°35'34.06" LS dan 113°59'51.20" BT.
perairan pelabuhan (L), mengikuti rumus
empiris Thomas Stevenson. (Kramadibrata, Metode Perencanaan
2002) Data sekunder yang akan digunakan pada
studi perencanaan ini diperoleh dari Dinas
Stabilitas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Untuk menjamin kestabilan dari Banyuwangi, dengan rincian sebagai berikut :
konstruksi breakwater diatas perlu dicek
terhadap stabilitas daya dukung tanah yang 1. Peta bathymetri dan topografi lokasi
bekerja di struktur dan stabilitas terhadap geser. Pelabuhan Ikan Pancer.
2. Data arus perairan Pelabuhan Ikan Pancer.
3. HIPOTESIS 3. Data gelombang perairan Pelabuhan Ikan
Kerangka Konsep Pancer.
Dalam suatu pelabuhan, seperti pemecah 4. Data pasang surut perairan Pelabuhan Ikan
gelombang (breakwater) adalah salah satu Pancer.
faktor yang menentukan suatu kinerja 5. Data angin perairan PelabuhanIkan Pancer
pelabuhan, khususnya pada pelabuhan
perikanan. Berkaitan dengan hal tersebut maka Analisis Data
digunakan dimensi struktur breakwater dan Analisis data diperlukan untuk mengolah
material yang digunakan seperti tetrapod. data sekunder yang telah diperoleh menjadi
Hipotesisnya adalah dengan struktur data yang siap digunakan untuk perencanaan.
breakwater yang semakin baik akan memiliki Adapun analisa data yang dibutuhkan untuk
kinerja pelabuhan yang semakin efisien. perencanaan antara lain :

27
1. Analisis data topografi dan bathymetri. kedalaman -6.281 m LWS pada sisi perairan
2. Analisis pasang surut. terluar yang merupakan ujung breakwater.
3. Analisis arus.
4. Analisis angin. Data Topogafi
5. Analisis gelombang. Kondisi topografi di areal rencana
pembangunan secara keseluruhan dapat dilihat
pada Gambar 5.1 dan koordinat titik batok BM
( Bench Mark ) dapat dilihat pada Tabel 5.2

Gambar 5.1 - Peta Topografi


(Sumber : Data Gambar Proyek IPP Pancer)

Pasang Surut
Data pasang surut dianilisis diperlukan
untuk menentukan elavasi breakwater.
5

Water Level Max


-5
MSL Min
0 200 400 600 800
Gambar 4.1 Alir Perencanan Gambar 5.2 – Grafik Pasang Surut Pantai
Pancer Kab. Banyuwangi
5. HASIL DAN PEMBAHASAN (Sumber : Hasil Perhitungan Pasang Surut)
Umum
Breakwater ini berada di wilayah pantai Dari pembacaan grafik diatas didapatkan data
selatan, tepatnya di pantai Pancer, Kec. sebagai berikut :
Pesanggaran, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur  Elevasi HWS ( High Water Spring ) pada
terletak 8°35'34.06" LS dan 113°59'51.20" BT. +2.37 mLWS
Sebelum dilakukan perencanaan detail  Elevasi MSL ( Mean Sea Level ) pada +1.5
breakwater ini, terlebih dahulu perlu dilakukan mLWS
pengumpulan dan anilisis data. Data – data  Elevasi LWS ( Low Water Spring ) pada -
yang digunakan merupakan data sekunder. 0.046 mLWS

Data Bathymetri dan Topografi Data Angin


Data angin diperoleh dari Badan
Data bathymetri diperoleh dari survei
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
ecosounding. Dari kondisi kedalaman disekitar
Banyuwangi. Data angin yang didapat yaitu
wilayah perairan desa pancer bervariasi hingga
selama tahun 2014-2016. Berdasarkan data

28
angin yang sudah diolah untuk mengetahui arah Porositas P(%) = 50 (tetrapod)
angin dominan maksimum yaitu pada Tabel 5.5
dan Gambar 5.3 : SR = = 2,33 (untuk batu
U TL T TG S BD B BL rata-rata % tetrapod)
2,2 2,6 1,7 2,4 1,5 1,7 - - 12,1 13,828
- 2,2 - 2,3 2,7 2,8 - - 10 11,428
- 2,1 - 2,7 1,7 3,1 - - 9,6 10,971
- 2,8 - 2,1 2,9 - - - 7,8 8,914 H = 4,8 meter
- 2,6 - - 2 - - - 4,6 5,257
- - - - 2,4 - - - 2,4 2,742
-
-
-
-
-
-
-
-
2,2
3
-
-
-
-
-
-
2,2
3
2,514
3,428
Perhitungan berat lapis lindung menggunakan
-
-
-
-
-
-
-
-
2,2
2,3
-
-
-
-
-
-
2,2
2,3
2,514
2,628
tetrapod :
- - - - 3 - - - 3 3,428
- - - - 2,1 - - - 2,1 2,4
-
-
-
-
-
-
-
-
2,9
2,8
-
-
-
-
-
-
2,9
2,8
3,314
3,2
1. Breakwater Bagian Kepala
- - - - 2,4 - - - 2,4 2,742
- - - - 2,4 - - - 2,4 2,742
- - - - 3,1 - - - 3,1 3,542
-
-
-
-
-
-
-
-
2,4
3,2
-
-
-
-
-
-
2,4
3,2
2,742
3,657
= 10,26 ton
- - - - 2,6 - - - 2,6 2,971
- - - - 2 - - - 2 2,285

rata-rata
-
2,2
-
12,3
-
1,7
-
9,5
2,4
54,2
-
7,6
-
-
-
-
2,4
87,5
2,742
100
Digunakan tetrapod dengan berat butir 10,26
% 2,514286 14,05714 1,942857 10,85714 61,94286 8,685714 0 0 100
ton
Dikonversikan menjadi kg yaitu 10,26 ton =
U 10.260 kg
60
BL 50 TL 2. Breakwater Bagian Lengan
40
30
20 2.212.3
10 = 8,1 ton
B 0 00 1.7 T
7.6 9.5
Digunakan tetrapod dengan berat butir 8,1 ton
BD TG Dikonversikan menjadi kg yaitu 8,1 ton = 8.100
54.2
S
kg

Lebar Puncak Bangunan


(Sumber : Hasil Perhitungan Angin) Lebar puncak breakwater dapat dicari dengan
persamaan dibawah ini :
Struktur Breakwater
Hitungan berat lapis lindung didasarkan
pada batu buatan (tetrapod). Berat jenis batu
buatan (tetrapod) = 2,4 ton/m3. Besar koefisien
lapis lindung yang diperhitungkan juga berbeda
Dimana :
yakni KD = 5,5 (ujung bangunan); 7 (lengan
bangunan) untuk tetrapod. B = lebar puncak (m)
n = jumlah butir batu (n minimum = 2)
K = 1,04
W = berat butir batu pelindung (ton)
Dimana :
yr = 2,4 ton/m3
yr = 2,4 ton/m3 (untuk tetrapod)
1 Bagian Kepala
3
ya = 1,03 ton/m (massa jenis air
laut)

KD (tetrapod) = 5,5 (ujung bangunan); 7 = 2 x 1,04 x (10,26/2,4)1/3


(lengan bangunan) = 3,36meter 3,4 meter
K = 1,04 (tetrapod)

29
2 Bagian Lengan = 2 x 1,04 x (0,81/2,4)1/3
= 1,45meter 1,5 meter

Jumlah Butir Persatuan Luas (N)


1/3 Jumlah butir tiap satuan luas dapat dihitung
= 2 x 1,04 x (8,1/2,4)
= 3,12meter 3,1 meter dengan persamaan berikut ini :

Pelindung Kaki
Untuk melindungi kaki, digunakan
tetrapod, diketahui dari perhitungan
sebelumnya diperoleh berat lapis pelindung Dimana :
utama pada bagian badan dan lengan masing – t = tebal lapis lindung (m)
masing 10,6 ton dan 12,15 ton. Berat batu n = jumlah butir batu
pelindung kaki untuk bagian kepala : K = 1,04
W/10 = 10,26/10 = 1,026 ton = 1.026 kg W = berat butir pelindung ujung (ton) = 10,26
W = berat butir pelindung lengan (ton) = 8,1
Sedangkan untuk bagian lengan : P = porositas rata rata dari lapis pelindung
(50%)
W/10 = 8,1/10 = 0,81 ton = 810 kg yr = 2,4 ton/m3

Lebar pelindung kaki dapat dihitung dengan 1 Bagian Kepala :


persamaan

1 Bagian Kepala
= 10 x 2 x 1,04 x (1-(50/100)) x ( 2,4/10,26)2/3
= 3,98 4 butir setiap 10 m2

= 2 x 1,04 x (1,026/2,4)1/3 2 Bagian Lengan :


= 1,57meter 1,6 meter

2 Bagian Lengan
= 10 x 2 x 1,04 x (1-(50/100)) x ( 2,4/8,1)2/3
= 4,67 5 butir setiap 10 m2

= 2 x 1,04 x (0,81/2,4)1/3 Elevasi Breakwater


= 1,45meter 1,5 meter Menggunakan parameter – parameter
Tinggi pelindung kaki dapat dihitung dengan seperti kemiringan rencana breakwater yaitu 1 :
persamaan 2 dan tinggi gelombang rencana yaitu 5 meter.
Nilai wave run – up diperoleh dengan rumus
1 Bagian Kepala 2.16 Bab tinjauan pustaka dengan parameter –
parameter sebagai berikut :

: 1:2
= 2 x 1,04 x (1,026/2,4) 1/3 H : 4,8 meter
= 1,57meter 1,6 meter Lo : 220.91 meter
Sehingga diperoleh bilangin Irraben adalah
2 Bagian Lengan
Ir = = = 3,40

30
Selanjutnya mencari nilai Ru/H dengan grafik y = berat jenis (ton/m3)
dibawah ini : W = berat (ton)
V = volume (m3)
Diketahui W = 10,26 ton untuk bagian kepala
dan W = 8,1 ton untuk bagian lengan, maka :

V= = 4,27 m3

Sedangkan bagian lengan

V= = 3,36 m3
Maka dimensi tetrapod yang akan digunakan
dalam desain dilihat pada Tabel 5.13 sebagai
Gambar 5.13 – Run up Gelombang Tetrapod berikut :
Dari Grafik run up gelombang (gambar) untuk Nominal Weight Actual Wetght *) Volume Form Area
(ton) (ton) 3 2
h
(mm)
d
(mm)
S
(mm)
n
(mm)
h
(mm)
f3
(mm) (mm)
b c
(mm)
e
(mm)
(m ) (m )
lapis lindung tetrapod pada Ir = 3,4 didapatkan 0
0.5
0
0.46
0
0.2
0
2.18
0
900
0
965
0
1075
0
215
0
135
0
100
0
435
0
35
0
585

nilai run up : 1.0


2.0
0.92
1.84
0.4
0.8
3.44
5.42
1130
1420
1215
1525
1350
1695
270
340
170
210
125
155
545
685
45
55
740
930
3.2 2.88 125 7.32 1650 1770 1970 395 245 180 800 65 1075
4.0 3.68 1.6 8.62 1790 1920 2140 425 265 195 865 70 1170
5.0 4.60 2.0 10.00
Ru / H = 0.8 maka 6.3 5.75 2.5 11.52
1930
2070
2075
2225
2305
2470
460
495
285
310
210
225
935
1010
75
80
1260
1360
8.0 7.36 3.2 13.74 2260 2430 2700 540 335 245 1095 90 1475
Ru = 0.8 x 4,8 = 3,9 meter 10.0
12.5
9.20
11.50
4.0
5.0
15.88
18.46
2430
2620
2610
2815
2905
3130
580
625
360
390
265
285
1175
1270
95
105
1590
1710
16.0 14.49 6.3 21.54 2830 3040 3380 675 420 310 1370 110 1850
20.0 18.40 8.0 25.19 3060 3290 3655 730 455 335 1485 120 2000
Sehingga elevasi puncak breakwater terhadap 25.0
32.0
23.00
28.75
10.0
12.5
29.29
33.90
3300
3550
3545
3815
3945
4240
785
845
490
530
360
390
1600
1720
130
140
2155
2320

LWS ditentukan sebagai berikut : 40.0


50.0
36.80
46.00
16.0
20.0
40.08
46.44
3860
4155
4150
4465
4610
4965
920
990
575
620
420
455
1870
2015
155
165
2520
2715
64.0 58.88 25.6 54.59 4505 4845 5385 1075 675 495 2185 180 2950
Elevasi puncak = HWS + Run Up + tinggi 80.0 80.50 35.0 67.25 5000 5375 5975 1200 745 545 2420 200 3270

kebebasan (Sumber : Shore Protection Manual 1984)

HWS ` = +2.37 m Maka didapatkan hasil interpolasi dimensi


Wave Run-up = +3,9 m tetrapod untuk breakwater berdasarkan
Tinggi kebebasan = +0.5 protection manual 1984 pada Tabel 5.14 dan
Jadi elevasi puncak adalah = +6.77 m ≈ 6.8 m Tabel 5.15 sebagai berikut :
Nominal Weight Actual Weight Volume FormArea h d S rl r2 r3 b c e
(ton) (ton) (m3) (m2) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
10,26 9,2 4 15,88 2430 2610 2905 580 360 265 1175 95 1590

(Sumber : Analisa Perhitungan Dimensi


Tetrapod Bagian Ujung)
Nominal Weight Actual Weight Volume Form Area h d S r1 r2 r3 b c e
(ton) (ton) (m3) (m2) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
84 7,36 3,2 13,74 2260 2430 2700 540 335 245 1095 90 1475

(Sumber : Analisa Perhitungan Dimensi


Gambar 5.14 – Elevasi Puncak Breakwater Tetrapod Bagian Lengan)

Menentukan Spesifikasi Tetrapod


Berdasarkan data hasil perhitungan berat
butir lapis pelindung pada bangunan
breakwater, dapat dihitung spesfisikasi tetrapod
yang akan digunakan. Dari nilai berat butir
dapat dihitung besarnya volume besarnya
volume berdasakan rumus dasar berat jenis Gambar 5.15 – Dimensi Tetrapod

Stabilitas Breakwater
Kontrol ini dipakai untuk mengetahui
Dimana : apakah tanah dibawah breakwater dapat

31
menahan berat sendiri kontruksi breakwater Untuk besar daya dukung tanah dasar menurut
tersebut ( daya dukung tanah). terzhagi adalah menggunakan rumus 2.26 dan
2.27 pada bab 2, sehingga diperoleh :
Dimensi Breakwater :

Lebar = 33,77 meter


Tinggi Breakwater = 6,8 meter
Panjang Breakwater = 780 meter
Lebar Puncak (B) = 3,4 meter
Lebar Slope sisi pelabuhan = 15,20 meter
Lebar Slope sisi Laut = 15,17 meter = 24,428 t/m2

Qult = 24,428 x 33,77

= 824,934 t/m

Beban breakwater yang bekerja diperlihatkan


oleh gambar dibawah ini dan dapat dihitung
Gambar 5.16 – Sketsa Dimensi Breakwater dengan rumus 2.28 (Bab Tinjauan Pustaka) :

Parameter Daya Dukung Tanah :


Jenis tanah= Pasir Halus (dari hasil SPTpada
kedalaman -0,5 s/d –1.00 LWS)
Kedalaman Breakwater= -1.00 (darilayout
breakwater)
y armor (tetrapod)= 2,4 ton/m3
y air laut= 1,03 ton/m3 Gambar 5.17 – Sketsa Beban Pada Breakwater
NSPT= 17 (dari hasil SPT pada kedalaman -0,5
s/d –1.00 LWS) Wtotal = +
tanah= 35o (dari tabel kepadatan relatif dan
= 313,399 t/m
uji tanah di lapangan, Pedoman Analisis Daya
Dukung Tanah Pondasi Dangkal Bangunan Air
– 2005). SF =

y pasir = 1,4 ton/m3 =


Y’ = (1,4 – 1,03) = 0,37ton/m3
= 2,63 > 2…………………. OK
C = 0 t/m2 (karena pasir merupakan jenis tanah
non kohesif sehingga tidak memiliki lekatan 6. KESIMPULAN DAN SARAN
antar partikel tanah). Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis
Tabel 5.16 – Nilai Nc, Ny, dan Nq kebutuhan pelayaran di IPP Pancer Kabupaten
Sudur Nc Ny Nq Banyuwangi, maka perencanaan Breakwater
Geser sebagai berikut :
35o 57,8 42,4 41,4
1. Faktor yang mempengaruhi struktur
(Sumber : Tabel Faktor Daya Dukung Tanah breakwater yaitu kecepatan angin dan
Terzhagi (Bowles, 1988)
gelombang. Dimana hasil perhitungan data
angin yang sudah diolah menghasilkan
arah angin dominan arah selatan dengan

32
kecepatan 11.981 m/dt. Dan data Saran
gelombang yang sudah diolah 1. Analisis finansial perlu dikaji lebih lanjut
menghasilkan tinggi gelombang sebesar 5 untuk menentukan alternatif mana yang
meter dengan periode gelombang 11.9 sebenarnya lebih layak untuk
detik. dilaksanakan.
2. Elevasi struktur breakwater rencana yang 2. Dengan adanya pemecah gelombang, arus
dipilih yaitu struktur breakwater yang laut dan gelombang akan tereduksi dan hal
memiliki kemiringan cot 2 (1:2), seperti ini justru akan memicu terjadinya
yang sudah dijelaskan pada bab 5 pada sub sedimentasi di sekitar pemecah
bab Analisis peerbandingan. Dengan gelombang. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut
menggunakan armor tetrapod. Dan elevasi agar tidak terjadi pendangkalan dasar laut
breakwater rencana yaitu yang memiliki khususnya yang merupakan area alur
tinggi bangunan 6,8 meter. Lebar puncak pelayaran masuk dan keluarnya kapal.
3,4 meter (head) dan 3,1 meter (trunk). 3. Meskipun tipe pemecah gelombang sisi
3. Breaktwater rencana memiliki spesifikasi miring mudah diperbaiki kerusakan pada
sebagai berikut : pemecah gelombang ini perlu secara rutin
a. Breakwater bagian ujung (head) untuk dieprhatikan karena kerusaknnya dapat
Armor Layer :Primary Layer : terjadi secara berangsur-angsur.
Tretapod (W = 10,26 ton)
b. Breakwater bagian lengan (trunk) untuk DAFTAR PUSTAKA
Armor Layer :Primary Layer : Aisyah Cemapak ST. 2012. Perencanaan
Tretapod (W = 8,1 ton) Pemecah Gelombang Pelabuhan Perikanan
c. Breakwater bagian ujung (head) untuk Pondok Mimbo Situbondo Jawa Timur : Badan
Pelindung Kaki: Penerbit Universitas Jember.
Lebar (B) : 1,6 meter
Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten
d. Breakwater bagian lengan (trunk) untuk Banyuwangi. 2017. Data Tinggi Gelombang
Pelindung Kaki: Laut Perairan Selatan dan Data Arah dan
Lebar (B) : 1,5 meter Kecepatan Angin.

e. Breakwater bagian ujung (head) untuk Badan Litbang PU. 2006. Pedoman Analisis
Pelindung Kaki: Daya Dukung Tanah Pondas
Tinggi (t) : 1,6 meter
DangkalBangunan Air. Jakarta : Badan
f. Breakwater bagian lengan (trunk) untuk
Pelindung Kaki: Litbang PU Departemen PekerjaanUmum.
Tinggi (t) : 1,5 meter
Badan Penerbit Universitas Jember. 2010.
g. Volume tetrapod bagian ujung (head) :
V = 4,3 m3 Pedoman penulisan Karya Ilmiah,
h. Volume tetrapod bagian lengan (trunk) : Edisi Ketiga Cetakan Ketiga. JemberBadan
V = 3,4 m3 Penerbit Universitas Jember.
Dengan Nilai stabilitas sebesar yaitu 2,63 > 2 Firdaus, Badruttamam. 2009. Perencanaan
……….OK, maka dengan nilai tersebut, tanah Detail Dermaga dan Breakwater
dapat menahan beban yang ada pada
breakwater tersebut. Dan menggunakan PelabuhanPeti Kemas TanjungBulupandan,
aplikasi plaxis yaitu mencapai nilai 1,8 > 1 Msf Madura. Surabaya : PenerbitITS.
dimana nilai tersebut merupakan katagori aman,
jadi untuk perhitungan breakwater Ir, Sunggono. 1982. Mekanika Tanah. Bandung
menggunakan aplikasi plaxis sangat aman. : Penerbit Nova.

33
Kramadibrata, Soedjono. 2002. Perencanaan
Pelabuhan. Bandung : Penerbit ITB

Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai.


Yogyakarta : Beta Offset.

Triatmodjo, Bambang. 2009. Perencanaan


Pelabuhan. Yogyakarta : Beta Offset.

Wahyumaudi, Imam. 2009. Buku Ajar


Pelabuhan. Banten : Penerbit Unisula.

34

Anda mungkin juga menyukai