Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit menular


mematikan yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan telah
menjadi salah satu masalah kesehatan dunia yang amat penting karena terus
mengalami peningkatan angka kesakitan dan kematian setiap tahunnya. Epidemi
HIV/AIDS memiliki dampak buruk terhadap kesehatan, gizi, ketahanan pangan, dan
pembangunan sosial ekonomi secara keseluruhan di negara-negara yang terkena
penyakit ini. Kerusakan sistem kekebalan tubuh menyebabkan orang dengan HIV/AIDS
rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Salah satu dampak buruk
infeksi HIV adalah penurunan status gizi dan kualitas hidup penderita HIV/AIDS.

1.2. Tujuan

a. Untuk memahami konsep dasar HIV/AIDS


b. Untuk memahami konsep kebutuhan gizi pada penderita HIV/AIDS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian

2.2 Etiologi

2.3 Faktor penyebab HIV/AIDS

2.4 Peroses penularan HIV

2.5 Pencegahan penularan HIV/AIDS

2.6 Penatalaksanaan HIV/AIDS

2.7 Diet pada penderita HIV/AIDS

2.8 Ssyarat sayarat diet HIV/AIDS

2.9 Jenis diet dan indikasi pemberian

2.10 tiga macam diet AIDS

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan
b. Saran
2.7 Diet pada penderita HIV/Aids

Tujuan Umum Diet Penyakit HIV/AIDS adalah:

1. Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek dukungan gizi
pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.

2. Mencapai dan mempertahankan berat badan secara komposisi tubuh yang diharapkan, terutama
jaringan otot (Lean Body Mass).

3. Memenuhi kebutuhan energy dan semua zat gizi.

4. Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan relaksasi.

Tujuan Khusus Diet Penyakit HIV/AIDS adalah:

1. Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual dan muntah.

2. Meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yang terlihat pada: pasien dapat
membedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang, perubahan indra pengecap dan kesulitan
menelan.

3. Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.

4. Mencegah penurunan berat badan yang berlebihan (terutama jaringan otot).

5. Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai dengan kemampuan
makan dan jenis terapi yang diberikan.

2.8. Syarat-syarat Diet HIV/AIDS adalah:

1. Energi tinggi. Pada perhitungan kebutuhan energi, diperhatikan faktor stres, aktivitas fisik, dan
kenaikan suhu tubuh. Tambahkan energi sebanyak 13% untuk setiap kenaikan Suhu 1°C.

2. Protein tinggi, yaitu 1,1 – 1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak.
Pemberian protein disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati.

3. Lemak cukup, yaitu 10 – 25 % dari kebutuhan energy total. Jenis lemak disesuaikan dengan toleransi
pasien. Apabila ada malabsorpsi lemak, digunakan lemak dengan ikatan rantai sedang (Medium
Chain Triglyceride/MCT). Minyak ikan (asam lemak omega 3) diberikan bersama minyak MCT dapat
memperbaiki fungsi kekebalan.

4. Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) Angka Kecukupan Gizi yang di anjurkan (AKG),
terutama vitamin A, B12, C, E, Folat, Kalsium, Magnesium, Seng dan Selenium. Bila perlu dapat
ditambahkan vitamin berupa suplemen, tapi megadosis harus dihindari karena dapat menekan
kekebalan tubuh.
5. Serat cukup; gunakan serat yang mudah cerna.

6. Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien dengan gangguan fungsi menelan,
pemberian cairan harus hati-hati dan diberikan bertahap dengan konsistensi yang sesuai. Konsistensi
cairan dapat berupa cairan kental (thick fluid), semi kental (semi thick fluid) dan cair (thin fluid).

7. Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan diare perlu diganti (natrium, kalium dan klorida).

8. Bentuk makanan dimodifikasi sesuai dengan keadaan pasien. Hal ini sebaiknya dilakukan dengan
cara pendekatan perorangan, dengan melihat kondisi dan toleransi pasien. Apabila terjadi penurunan
berat badan yang cepat, maka dianjurkan pemberian makanan melalui pipa atau sonde sebagai
makanan utama atau makanan selingan.

9. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.

10. Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, maupun kimia.

2.9 Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

Diet AIDS diberikan pada pasien akut setelah terkena infeksi HIV, yaitu kepada pasien dengan:

1. Infeksi HIV positif tanpa gejala.

2. Infeksi HIV dengan gejala (misalnya panas lama, batuk, diare, kesulitan menelan, sariawan dan
pembesaran kelenjar getah bening).

3. Infeksi HIV dengan gangguan saraf.

4. Infeksi HIV dengan TBC.

5. Infeksi HIV dengan kanker dan HIV Wasting Syndrome.

2.10 Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II dan III.

1. Diet AIDS I

Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, dengangejala panas tinggi, sariawan, kesulitan
menelan, sesak nafas berat, diare akut, kesadaran menurun, atau segera setelah pasien dapat diberi
makan.Makanan berupa cairan dan bubur susu, diberikan selama beberapa hari sesuai dengan keadaan
pasien, dalam porsi kecil setiap 3 jam. Bila ada kesulitan menelan, makanan diberikan dalam bentuk sonde
atau dalam bentuk kombinasi makanan cair dan makanan sonde. Makanan sonde dapat dibuat
sendiri atau menggunakan makanan enteral komersial energi dan protein tinggi. Makanan ini cukup energi,
zat besi, tiamin dan vitamin C. bila dibutuhkan lebih banyak energy dapat ditambahkan glukosa polimer
(misalnya polyjoule).
Bahan Makanan Sehari

Makanan Cair Oral

Bahan Makanan Berat(g) urt


Susu whole bubuk 200 40 sdm
Tepung maizena/kacang hijau/beras/havermount 100 20 sdm
Telut ayam 150 3 btr
Margarine/minyak 25 2 ½ sdm
Gula pasir 100 10 sdm

2.Diet AIDS II

diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap akut teratasi. Makanan diberikan dalam bentuk
saring atau cincang setiap 3 jam. Makanan ini rendah nilai gizinya dan membosankan. Untuk memenuhi
kebutuhan energy dan zat gizinya, diberikan makanan enteral atau sonde sebagai tambahan atau sebagai
makanan utama.

Bahan Makanan Sehari

Makanan Saring Oral Makanan Enteral Komersial


Bahan Berat(g) urt Bahan Berat(g) urt
Makanan Makanan
Beras 90 3 gls bubur Makanan enteral
Maizena 15 3 sdm energy dan protein
Daging 100 2 ptg sdg tinggi 500 4gls+4sdm
Telur ayam 100 2 btr Cairan 2000ml 8 gls
Tahu 75 ¾ bh bsr
Sayuran 100 1 gls
Buah 200 2 ptg sdg pepya
Margarine 30 3 sdm
Gula pasir 60 6 sdm
Susu 800 4 gls

3.Diet AIDS III

diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau kepada pasien dengan infeksi HIV tanpa gejala.
Bentuk makanan lunak atau biasa, diberikan dalam porsi kecil dan sering. Diet ini tinggi energy, protein,
vitamin dan mineral. Apabila kemampuan makan melalui mulut terbatas dan masih terjadi penurunan berat
badan, maka dianjurkan pemberian makanan sonde sebagai makanan tambahan atau makanan utama.
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber karbohidrat Semua bahan makanan kecuali Bahan makanan yang
yang menimbulkan gas. menimbulkan gas seperti ubi jalar.
Sumber protein hewani Susu, telur, daging, ayam tidak Daging, kulit ayam dan ayam
berlemak dan ikan. berlemak.
Sumber protein nabati Tempe, tahu dan kacang hijau. Kacang merah.
Sumber lemak Minyak, margarine, santan dan Semua makanan yang
kelapa dalam jumlah terbatas. mengandung lemak tinggi
(digoreng, bersantan tinggi).
Sayuran Sayuran yang tidak menimbulkan Sayuran yang menimbulkan gas
gas seperti labu kuning, wortel, seperti kol, sawi dan mentimun.
bayam, kangkung, buncis, kacang
panjang dan tomat.
Buah-buahan Papaya, pisang, jeruk, apel dan Buah-buahan yang menimbulkan
sebagainya. gas seperti nangka dan durian.
Bumbu Bumbu yang tidak merangsang Bumbu yang merangsang seperti
seperti bawang merah, bawang cabai, lada, asam, cuka dan jahe.
putih, daun salam, ketumbar, laos
dan kecap.
Minuman Sirup, teh dan kopi. Minuman bersoda dan alkohol
TUGAS KELOMPOK
MAKALAH TENTANG GIZI PADA PENDERITA HIV/AIDS
MATA KULIAH GIZI DAN DIET
DOSEN F.S Tuhumena, A.Kp.,M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK V


TINGKAT 1C
1.Anisela Anggun Safitri
2. Novri A. Rumakat
3. Wa Harida
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI
T.A 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai