Laporan Pendahuluan Askep Hemodialisa 2
Laporan Pendahuluan Askep Hemodialisa 2
3. Indikasi Tindakan
Pada umumnya indikasi dialisis pada GGK alah bila laju filtrasi glomerulus (LFG sudah kurang
dari 5mL/menit, yang di dalam praktek dianggap demikian bila (TKK) < 5mL/menit. Keadaan
pasien yang hanya mempunyai TKK < 5mL/menit tidak selalu sama, sehingga dialisis dianggap
baru perlu dimulai bila dijumpai salah satu hal berikut :
- Keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata
- K serum > 6 mEq/L
- Ureum darah > 200mg/dL
- pH darah < 7,1
- Anuria berkepanjangan (>5 hari)
- Fluid overload
Gb 1. MesinHemodialisa
Gb 2. Catheter&Syringe
Gb 3. Cairandialisat
5. Komplikasi Hemodialisa
Komplikasi Penyebab
Demam Bakteri atau zat penyebab demam (pirogen) di
dalam darah
Dialisat terlalu panas
Reaksi anafilaksis yang Alergi terhadap zat di dalam mesin
berakibat fatal (anafilaksis) Tekanan darah rendah
Tekanan darah rendah Terlalu banyak cairan yang dibuang
Gangguan irama jantung Kadar kalium & zat lainnya yang abnormal dalam
darah
Emboli udara Udara memasuki darah di dalam mesin
Perdarahan usus, otak, Penggunaan heparin di dalam mesin untuk
mata atau perut mencegah pembekuan
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data Subyektif
Keluhan lelah, malaise, riwayat HT lama, penurunan frekuensi urin/oliguri, penurunan nafsu
makan, mual, sakit kepala, penglihatan kabur, sesak, kulit gatal, cemas
Data Obyektif
Kelemahan otot, turgor kulit menurun, mukosa kering, hipo/hipertensi, nadi lemah, kulit pucat,
perubahan warna urin/kuning pekat, ascites, edema, penurunan kekuatan otot, rambut tipis, kulit
kering, ekimosis
3. Perencanaan
a. Dx : Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi mengenai
prosedur HD
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 20 menit diharapkan tingkat pengetahuan pasien
meningkat
Kriteria hasil :
Pasien mampu menjelaskan secara benar pengertian, tujuan, prosedur, indikasi, dan efek
samping dilakukan HD
Pasien tampak tidak bertanya-tanya
Pasien tampak kooperatif
Intervensi :
(1) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang tindakan yang akan diberikan
R/ Mempermudah dalam pemberian tindakan keperawatan
(2) Dorong dan berikan kesempatan untuk bertanya
R/ Meningkatkan proses belajar, meningkatkan pengambilan keputusan, dan menurunkan
ansietas
(3) Beikan informasi kepada pasien/orang terdekat tentang HD yang meliputi :
a) Pengertian HD
b) Tujuan HD
c) Prosedur HD
d) Indikasi HD
e) Efek samping selama dan sesudah dilakukan HD
R/ Memberikan dasar pengetahuan kepada pasien sehingga pasien dapat memperoleh informasi
untuk mengurangi ansietas, menghindari terjadinya kontaminasi serta menurunkan risiko infeksi,
pasien dapat mengevaluasi efek terapi/kebutuhan, mendukung upaya perawatan diri
b. Dx : Risiko infeksi berhubungan dengan akses langsung pada aliran darah sekunder
akibat akses vaskular
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam diharapkan tidak terjadi tanda-tanda
infeksi.
Kriteria hasil :
Suhu tubuh pasien normal (36,5-37,5˚C)
Tidak teraba panas, tidak terdapat kemerahan, bengkak, dan terasa nyeri pada akses vaskular
WBC dalam batas normal (4, 5 – 10, 9 10e 3/µL)
Intervensi :
Mandiri
(1) Ukur tanda-tanda vital
R/ peningkatan suhu tubuh sebagai manifestasi awal terjadinya reaksi infeksi
(2) Lakukan teknik aseptik dan gunakan masker selama pemasangan kateter, ganti balutan dan
kapan pun sistem dibuka. Ganti selang sesuai indikasi.
R/ mencegah introduksi organisme dan kontaminasi lewat udara yang dapat menyebabkan
infeksi.
(3) Ganti balutan sesuai indikasi dengan hati- hati tidak mengubah posisi kateter. Perhatikan
kateter,warna,bau,drainase dari sekitar sisi pemasangan.
R/ lingkungan yang lembab meningkatkan pertumbuhan bakteri.
Kolaborasi:
(4) Awasi jumlah WBC dari keluaran
R/ adanya peningkatan WBC pada awal dapat menunjukkan respon normal terhadap substansi
asing; namun berlanjutnya peningkatan diduga terjadinya infeksi.
(5) Ambil spesimen darah, keluaran cairan, dan/atau drainase dari sisi pemasangan sesuai indikasi
untuk kultur/sensitivitas.
R/ mengidentifikasi tipe organisme.
(6) Awasi klirens ginjal /BUN,kreatinin
R/ antibiotik dan dosis pilihan akan dipengaruhi oleh fungsi ginjal.
(7) Berikan antibiotik secara sistemik atau dalam dialisat sesuai indikasi.
R/ mengatasi infeksi, mencegah sepsis.
g. Dx PK: Hipertensi/Hipotensi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 2 jam diharapkan perawat dapat
meminimalkan komplikasi dari hipertensi/hipotensi
Kriteria hasil :
TTV dalam batas normal :
TD = 110-140/70-90 mmHG
Nadi = 60-100 x/mnt
RR = 16-24 x/mnt
Klien melaporkan tidak mengeluh pusing
Intervensi
(1) Pantau tekanan darah dan bandingkan serta laporkan hasilnya dengan yang diambil sebelumnya
R/ Mengetahui perubahan status tekanan darah sehingga dapat mengetahui apakah ada tanda
terjadinya syok
(2) Jamin klien mendapat sebanyak mungkin istirahat tanpa gangguan
R/ Istirahat adekuat meningkatkan relaksasi dan mungkin membantu menurunkan hipertensi dan
menurunkan risiko terjadinya kejang
(3) - Kolaborasi pemberian obat antihipertensi
R/ Medikasi antihipertensi berperan penting dalam penanganan hipertensi yang berhungan
dengan gagal ginjal akut
(4) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam penentuan diet makanan
R/ makanan tertentu mampu meningkatkan tekanan darah
h. Dx PK: Hemoragi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 2 jam diharapkan perawat dapat meminimalisir
komplikasi dari perdarahan
Kriteria hasil :
Tanda-tanda perdarahan (-)
TTV normal ( N = 60-100 x/menit, TD = 110-140/70-90 mmHg, S = 36,5-37,50 c, dan RR = 16-
24 x/menit)
Sianosis (-)
CRT < 2 detik
Akral hangat
Konjungtiva tidak anemis
Hb dalam batas normal
Intervensi:
(1) Pantau TTV dan laporkan
R/ mengidentifikasi kondisi pasien
(2) Pantau tanda-tanda perdarahan dan laporkan
R/ mengidentifikasi adanya perdarahan, membantu dalam pemberian intervensi yang tepat
(3) Pantau tanda-tanda perubahan sirkulasi kejaringan perifer (CRT dan sianosis) dan laporkan
R/ mengetahui keadekuatan aliran darah
(4) Pantau hemoglobin, hematokrit, jumlah sel darah merah, trombosit, PT, PTT, dan nilai BUN
R/ Nilai laboratorium ini menggambarkan keefektifan pengobatan
(5) Pemberian obat antikoagulan
R/ Berfungsi untuk proses pembekuan darah sehinggan perdarahan dapat diatasi
(6) Siapkan pasien untuk transfusi sesuai indikasi
R/ Untuk menanggulangi daripada perdarahan yang terjadi dan menghindari terjadinya syok
hipovolemik serta anemia
Cahyaningsih, N.D. 2009. Hemidialisis; Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal. Cet Ke-2.
Jogyakarta: Mitra Cendikia Press
Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan,
Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
: Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Guyton & Hall. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik edisi 4 volume 2. Jakarta : EGC.
NANDA International. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009 - 2011. Jakarta :
EGC.
Price. 1997. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jilid II. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Brunner & Suddarth. Edisi 8. Vol. 2.
Jakarta: EGC.
Sovari, A.A. 2008. Renal Failure, Chronic, & Dialysis Complication, (Online),
(http://emedicine.medscape.com/article/157452-media, diakses pada tgl 1 Maret 2010).
Wikipedia, the free encyclopedia, 2009, Hemodialysis, (Online), (http://en.wikipedia.
org/wiki/Hemodialysis, Diakses pada tgl 1 Maret 2010).
http://askepdanlp.blogspot.co.id/2017/03/laporan-pendahuluan-askep-hemodialisa.html