Makalah PPN
Makalah PPN
Disusun oleh :
Aca Afif Septiyanto
F3417002
D3 Perpajakan A
EKUITAS
Total ekuitas PT Aneka Tambang naik tipis sebesar 0,44% dari Rp18,41 triliun per
tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp18,49 triliun per tanggal 31 Desember 2017.
Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya periode berjalan sebesar 5,38% dari rugi Rp1,95 triliun pada tanggal
31 Desember 2016 menjadi rugi Rp1,85 triliun pada tanggal 31 Desember 2017.
Sedangkan Ekuitas PT Indo Tambangraya Megah Tbk terdiri dari enam komponen,
yakni Modal Saham, Tambahan Modal Disetor, Saham Treasuri, Translasi Mata
Uang Asing, Cadangan Lindung Nilai Arus Kas dan Laba Ditahan. Secara
keseluruhan nilai Ekuitas Perusahaan pada tahun 2017 meningkat sebesar 6%
menjadi USD958,1 juta, dari sebelumnya USD907,4 juta pada tahun 2016.
Peningkatan Ekuitas terutama dipengaruhi oleh kenaikan Laba Ditahan sebesar 10%
dari USD532,7 juta pada tahun 2016 menjadi USD584,8 juta pada tahun 2017.
1. Perbandingan Laporan Laba Rugi PT ANEKA TAMBANG dengan PT INDO
TAMBANGRAYA MEGAH Tbk
Arus kas bersih ANTAM yang diperoleh dari aktivitas operasi naik sebesar 36% dari
Rp1,02 triliun di tahun 2016 menjadi Rp1,38 triliun di tahun 2017. Peningkatan ini
terutama disebabkan oleh kenaikan penerimaan kas dari pelanggan sebesar 38% dari
Rp8,84 triliun di tahun 2016 menjadi Rp12,24 triliun di tahun 2017 sejalan dengan
peningkatan nilai penjualan komoditas ANTAM tahun 2017 yang tumbuh 39%
menjadi Rp12,65 triliun. Arus kas bersih Perseroan yang digunakan untuk aktivitas
investasi naik sebesar 109% dari Rp1,38 triliun di tahun 2016 menjadi Rp2,89 triliun
di tahun 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh penurunan perolehan aset tetap
serta penurunan pinjaman ke entitas ventura bersama. Penurunan ini diperinci lebih
lanjut sebagai berikut:
Arus kas untuk perolehan aset tetap di tahun 2017 tercatat sebesar Rp2,32 triliun
turun 97% dibandingkan Rp1,18 triliun di tahun 2016 seiring dengan peningkatan
nilai aset tetap, bersih Perusahaan tahun 2017.
Arus kas untuk pinjaman ke entitas ventura bersama tercatat sebesar Rp696,50
miliar di tahun 2017 turun 191% dari sebelumnya Rp239,29 miliar di tahun 2016.
ANTAM mencatat arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar
Rp568,36 miliar di tahun 2017 dibandingkan Rp26,84 miliar arus kas bersih yang
diperoleh dari aktivitas pendanaan di tahun 2016. Hal ini disebabkan pada tahun 2017
terjadi penurunan penerimaan pinjaman bank sebesar 19% dari Rp5,76 triliun pada
tahun 2016 menjadi Rp4,67 triliun pada tahun 2017.
Sedangkan untuk PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Nilai Kas dan Setara Kas pada
akhir periode pelaporan meningkat 14% menjadi USD374,2 juta, dari sebelumnya
USD328,1 juta pada tahun 2016. Hal ini mencerminkan kemampuan ITM dalam
mengelola likuiditas Perusahaan ditengah pasar batubara yang masih volatil. Nilai
Kas Bersih yang Diperoleh Dari Aktivitas Operasi tercatat naik 120% pada tahun
2017 menjadi USD319 juta dari sebelumnya USD145,2 juta pada tahun 2016.
Kenaikan ini dipengaruhi oleh naiknya penerimaan dari pelanggan, penerimaan
penghasilan keuangan, pengembalian kelebihan pajak penghasilan badan, serta
turunnya pembayaran audit pajak dan pajak lainnya. Penerimaan dari pelanggan dan
penerimaan penghasilan keuangan masing-masing naik 21% dan 47% dan kenaikan
penerimaan tersebut juga diikuti oleh turunnya pembayaran audit pajak dan pajak
lainnya sebesar 68% serta adanya pengembalian kelebihan pajak penghasilan badan
yang naik 2.167% dibandingkan tahun 2016. Nilai Kas Bersih Dari Aktivitas
Investasi mengalami kenaikan 201% pada tahun 2017 menjadi USD73,8 juta dari
sebelumnya USD24,5 juta pada tahun 2016. Hal ini terutama disebabkan dari
meningkatnya jumlah investasi pembelian aset tetap sebesar 124%. Penambahan
biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan juga naik menjadi USD19,1
juta dari USD2,4 juta dan kenaikan tersebut juga diikuti dengan naiknya biaya untuk
penempatan jaminan penutupan tambang sebesar 517%. Pada tahun 2017, nilai Arus
Kas Dari Aktivitas Pendanaan naik 227% menjadi USD199,1 juta dari sebelumnya
USD60,8 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan dari meningkatnya pembayaran
dividen sebesar 379% dibanding tahun 2016. ITM melakukan pelunasan untuk sisa
dividen tahun fiskal 2016 sebesar USD94,0 juta pada tanggal 21 April 2017. Pada
tanggal 20 November 2017, ITM juga melakukan pembayaran dividen interim untuk
laba bersih pada semester pertama tahun 2017 sebesar USD105,1 juta.