pteronyssinus)
NAMA : NELLY FRAHESTI
NIM : AK816051
SEMESTER : IV
KELAS : A
i
1
1.1 Morfologi
1.1.1 Definisi Arachnida
Arachnida berasal dari kata arachena yang artinya laba-laba.
Ukuran tubuhnya kurang dari 0,1 mm-18 cm. Arachnida purba hidup di
air, namun haoir semua Arachnida hidu di darat. Anggota Arachnida
meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan
hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan
tumbuhan. Arachnida bersifat karnivora sekaligus predator. Perbedaan
Arachnida dengan kelas lainnya adalah tidak adanya antena yang
biasanya terdapat dikepala (M Kokali Friska dkk, 2013).
Debu rumah merupakan partikel yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Di dalam debu rumah terdapat tungau, karena
terdapat bersama debu rumah, maka biasa disebut tungau debu rumah
(TDR). Ukuran tubuh TDR berkisar antara 0,2-0,3 mm dan dibutuhkan
setidaknya perbesaran 10X untuk dapat dengan benar mengidentifikasi
mereka. Mempunyai kapitalum dan badan berupa kantung, mempunyai
empat pasang kaki panjang, dua kedepan dan dua kebelakang.
Tungau bersifat ovipar dalam perkembangannnya tungau
melalui empat ta-hapan yaitu telur, larva, nympha, dan bentuk dewasa.
0
Suhu optimal bagian perkembangan populasi TDR adalah 25-30 C dan
kelem-baban relatif 70-80% dengan kelembapan kritis 60-65%.
0
Perkembangbiakan tungau debu rumah terganggu pada suhu diatas 32
0
C dan jika tungau dipanaskan selama 6 jam pada suhu 51 C dengan
kelembaban udara 60% maka tungau akan mati. Popu-lasi dan
kepadatan tungau tertinggi terjadi pada bulan-bulan musim panas yang
lembab dan terendah di daerah dataran tinggi.
TDR banyak ditemukan pada rumah yang lembab, kasur, bantal,
guling, karpet serta berbagai perabot rumah yang lain. Populasi TDR
terbanyak didapatkan pada debu kamar tidur terutama pada debu kasur.
Dalam satu meter persegi hampir 100.000 tungau debu dapat hidup, dan
rata-rata tungau debu tunggal mampu menghasilkan sekitar 20 limbah
kotoran setiap hari. Protein, dan kombinasi dari tinja, yang ditemukan
2
Tungau debu jantan dan betina punya siklus hidup yang berbeda.
Siklus hidup yang dari Tungau debu jantan berkisar antara 10 - 20 hari
lamanya. Sedangkan siklus hidup dari Tungau debu betina sangat lama, dan
berkisar antara 60 hingga 75 hari tergantung dari apakah betina tersebut
kawin secara aktif atau tidak. Tungau debubetina yang tidak kawin maka dia
tak akan bisa hidup lama, kira - kira mereka hidup hanya sekitar 55 sampai 60
hari. Tungau debu betina dewasa dapat menetaskan telurnya dimana saja
sebanyak 50 hingga 100 telur dalam 4 sampai 6 minggu terakhir dalam
hidupnya. Selama empat minggu, Tungau debu berkembang dari masa larva
dan dewasa hingga tua. Ada enam fase dalam siklus hidup Tungau debu.
6
Fasenya terdiri dari telur, larva dengan enam kaki, nimfa dengan enam kaki,
nimfa dengan delapan kaki (suatu fase yang muncul dua kali) dan tua. Tidak
memakan waktu terlalu lama untuk perkembangan populasi Tungau debu dari
pembentukan hingga mulai mendatangkan malapetaka bagi kesehatan anda
dan kesehatan dari anggota keluarga anda di rumah.
Tungau debu menyukai tempat yang lembab dan gelap, meski mereka
sangat bisa beradaptasi dengan kondisi kehidupan lainnya dan ditemukan
dapat hidup hampir di seluruh tempat di penjuru dunia ini. Sistem
penghilangan kelembaban dan pendingin ruangan di rumah dapat membantu
mengurangi dan menghilangkan populasi Tungau debu. Jika anda mengalami
suatu alergi yang sebelumnya anda belum pernah alami maka anda perlu
mengunjungi dokter anda untuk melakukan pengujian guna mengevaluasi dan
menentukan apakah gejala yang anda alami mungkin terkait dengan alergi
terhadap Tungau debu. Tungau debu kadang tidak menyebabkan reaksi
alergi, asma dan beberapa gejala yang tidak mengenakkan pada setiap orang.
Faktanya, beberapa orang mungkin tak pernah mengalami reaksi
terhadap Tungau debuyang hadir di kehidupan mereka. Disamping itu,
kebanyakan orang masih memilih untuk membasmi Tungau debu dari tempat
mereka tinggal dan anda bisa menemukan beberapa sumber online yang bisa
membantu anda dalam mempraktekkan beberapa metode yang efektif dan
ampuh dalam membasmi Tungau debu dari rumah anda. Penderita Alergi dan
Asma melihat kemungkinan dari kerumunan Tungau debu sebagai penyebab
meningkatnya wabah alergi dan masalah asmatik. Dengan melakukan langkah
- langkah pembersihan terhadap Tungau debu dari seprei dan kasur lainnya
serta dari permukaan lain di sekitar rumah dapat membantu mengurangi
wabah alergi dan asma bagi banyak orang yang menderita dari kondisi
tersebut.
7
tetapi dapat berikatan dengan IgE. Der p 2 dapat menginduksi imunitas Th2
dengan mengaktifkan TLR4 yang diekspresikan oleh sel epitel bronkial.
Alergen lainnya pada TDR yang lain yaitu alergen III (Der f III) dengan
BM 30 kd dan mempunyai struktur kimia sama dengan tripsin, sedangkan
alergen IV mempunyai BM 60 kd dengan struktur kimia sama dengan
amilase. TDR mengandung alergen dari feses lebih dari 200 kali berat
tubuhnya. Pajanan tungau sebanyak 100-500 tungau per gram atau 10 mg Der
p 1 per gram debu merupakan faktor risiko terjadinya asma. Pajanan lama
dengan 500 tungau per gram debu atau lebih mengakibatkan terjadinya
respons antibodi IgE dan asma (Wiska F. Ponggalunggu, dkk 2015).
1.11 Peranan Tungau Debu Rumah Dalam Proses Terjadinya Rinitis Alergi
Alergen kelompok 1 TDR protease sistein dan aktivitas proteasenya
berkontribusi dalam timbulnya alergi. Kemampuan proteolitik dari Derp 1
dan Derf 1 menyebabkan kerusakan tight junction pada kelompok protein
transmembran okludin dan claudin dan melekat pada reseptor CD23 dan
CD25. Hal tersebut akibatnya menyebabkan pertahanan epitel bocor dan
meningkatkan kemungkinan terjadinya kontak alergen dengan sel penyaji
antigen. Kerusakan tersebut juga menyebabkan timbulnya respon sel Th2 dan
pelepasan sitokin pro-inflamasi dari sel epitel bronkial, sel mast, dan basofil.
Hal ini menyebabkan timbulnya sintesis antibody IgE dan inflamasi di epitel
paru yang dapat berperan dalam timbulnya asma.
Mekanisme yang jelas tentang bagaimana alergen Der p 2
mempengaruhi sel Th2 masih belum pasti sampai sekarang. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa Der p 2 strukturnya homolog dengan MD2
(lipid binding – kofaktor TLR4), sehingga membentuk inflamasi saluran
napas melalui mekanisme toll like receptor-4 (TLR4). Der p 2 yang
dimurnikan dari TDR mengandung sedikit lipopolisakarida (LPS) dan dapat
mengaktivasi TLR4 yang tidak mengandung MD2, jadi dalam hal ini LPS-
Der p 2 mungkin mirip dengan LPS-MD2 dalam mengaktivasi TLR4.
Rekombinan Der p 2 yang tidak memiliki LPS tidak mengaktifkan jalur
tersebut. Sensitisasi saluran napas oleh Der p 2 (0,1 μg) dalam kondisi rendah
paparan LPS (0,026 pg) dapat menyebabkan toleransi pada mencit wild type
10
dan mencit defisit MD, tetapi tidak terjadi pada mencit defisit TLR4. Karena
Der p 2 meniru fungsi MD2, akibatnya Der p 2 menampilkan adjuvan yang
penting dalam respons alergi TDR. Penelitian lain menunjukkan bahwa Der p
2 merangsang sel-sel otot polos saluran pernapasan melalui mekanisme TLR
4-independent.
Penelitian oleh Sundaru menunjukkan bahwa paparan TDR
menimbulkan sensitisasi asma pada 77% responden yang diteliti. Di negara
tertentu seperti Korea, TDR merupakan alergen inhalan yang paling penting
dan memiliki tingkat paparan yang signifikan. Lebih dari 31 alergen
merupakan hasil ekstraksi dari TDR. Hal ini menunjukkan TDR merupakan
salah satu penyebab penting timbulnya alergi (Widiastawan Kadek A.W., dkk
2015).
11
DAFTAR PUSTAKA
Faiza Hubungan antara lama penggunaan kasur kapuk dengan jumlah populasi
tungau debu rumah di perumahan PJKA Kelurahan Randusari Semarang
(Skripsi) Universitas Diponegoro : 2006
Hadi S. Hubungan kepadatan tungau debu rumah dengan derajat penyakit
dermatitis kontak (Tesis) Semarang Universitas Dipenegoro 2002
Ichsan ES. Tungau debu rumah yang di isolasi pada rumah penduduk di
kelurahan Sario Tumpaan kecamatan Sario kota Manado periode
November 2001 – Januari 2002. Manado: Universitas Sam Ratulangi;
2002.
M Kokali Friska, Angel Sorisi dan Viktor Pijoh, (2013). Tungau Debu Rumah Di
Kelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea Kota Manado 977-980
Natadisastra D, Agoes R. ParasitologiKedokteran Ditinjau Dari Organ Tubuh
Yang Diserang. Jakarta EGC : 2009
Sungkar S. Aspek Biomedis Tungau Debu Rumah. Majalah Kedokteran Indonesia,
Volum: 54, Nomor: 6, Juni 2004.
Walangare Kristin R. , J.S.B.Tuda, dan J.Runtuwene, (2013). Tungau Debu
Rumah Di Kelurahan Taas Kecamatan Tikala Kota Manado 439-444
Widiastawan Kadek A.W., Greta J. P. Wahongan , dan Janno B. B. Bernadus,
(2015). Jenis Dan Kepadatan Tungau Debu Rumah Di Kelurahan
Malalayang Dua Kecamatan Malalayang Kota Manado 733-737
Wiska F. Ponggalunggu , Victor D. Pijoh, dan Greta J. P. Wahongan, (2015).
Jenis Dan Kepadatan Tungau Debu Rumah Pada Beberapa Habitat Di
Rumah Penderita Penyakit Alergi 254-260
Yudopranoto K. Perbandingan populasi tungau debu rumah pada kasur kapuk
dan non-kapuk di perumahan PJKA kelurahan Randusari semarang
selatan jawa tengah. Skripsi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2006.