Anda di halaman 1dari 4

A.

Latar Belakang
Bronkiolitis adalah suatu peradangan pada bronkiolus yang disebabkan oleh virus
(Suriadi 2010).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa menjelang tahun 2020
prevalensi bronkiolitis akan meningkat sehingga sebagai penyebab penyakit tersering
peringkatnya meningkat dari ke-12 menjadi ke-5 dan sebagai penyebab kematian tersering
peringkatnya juga meningkat dari ke 6 menjadi ke-3.
Jumlah kasus bronkiolitis di Amerika Serikat sebanyak 15.300 (17%) dari semua kasus
perawatan pada anak di rumah sakit yaitu sebanyak 90.000 kasus. Kasus ini menyebabkan 4500
(5%) kematian setiap tahunnya. Frekuensi bronkiolitis di negara-negara berkembang hampir
sama dengan di Amerika Serikat. Insiden terbanyak terjadi pada musim dingin atau musim
hujan di negara-negara tropis (Rahajoe, 2010).
Menurut data di Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung prevalensi penyakit pada
tahun 2014 hingga pertengahan juli 2015 yang menduduki peringkat pertama yaitu
gastroentritis 361 (17.09%), kedua adalah typoid yaitu sebanyak 180 (8.52%), ketiga adalah
bronkopneumonia sebanyak 34 (1.6%), yang keempat yaitu bronkiolitis sebanyak 21 kasus
(0.99%) dan yang kelima yaitu bronkitis sebanyak 17 (0.8%) dari keseluruhan jumlah pasien
anak-anak (usia 0-14 tahun) di Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung yaitu sebanyak 2.112
anak. Sedangkan bronkiolitis disini menduduki peringkat keempat
Penyakit ini umumnya disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV), biasanya
terjadi pada anak usia 2 sampai 12 bulan (Speer dalam Marni 2014)
Apabila Bronkiolitis tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan gagal napas,
Apnea, hipoksia dan Bronkiolitis obliterans/degenerasi (Mandal, 2008).
Komplikasi dari bronkiolitis sendiri yaitu apnea, penyakit paru kronis, atelektasis,
gangguan asam basa asidosis metabolik, alkalosis respiratorik, dan asidosis respiratorik dan
bisa menimbulkan kematian.
Pencegahan terhadap penyakit Bronkiolitis dapat dilakukan dengan cara selalu mencuci
tangan dengan benar sebelum menggendong bayi, minimalkan kontak dengan orang yang
mengalami gejala common cold atau bronkiolitis, hindari membawa bayi ke tempat ramai,
hindarkan bayi dari asap rokok (http://milissehat.web.id).
Berdasarkan data di atas, penulis akan menyusun laporan kasus dengan judul “Asuhan
keperawatan dengan Bronkiolitis pada An. di Ruang Seruni Rumah Sakit Umum Daerah
Temanggung
betz dan linda (2009) menyatakan bronkiolitis adalah suatu penyakit saluran
pernapasan bawah yang disebabkan oleh masuknya RSV (Respiratory Syncytial virus) ke
dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Bila virus tersebut masuk kedalam tubuh yang
memiliki daya tahan tubuh lemah, maka mikroorganisme dapat masuk ke dalam bronkiolus
lalu reaksi tubuh terhadap benda asing yaitu dengan membentuk antibodi, keluarnya mediator
radang (histamin, bradikinin, prostaglandin) sehingga terjadi peningkatan produksi sekret
kemudian akan muncul masalah keperawatan Ketidak Efektifan Bersihan Jalan Napas.
Produksi sekret yang berlebih dapat mengakibatkan kurangnya kebersihan mulut, nafsu
makan menurun sehingga menyebabkan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan.
Selain itu produksi sekret meningkat juga menyebabkan obstruksi (penyempitan)
karena tersumbatnya membran kapiler alveoli dan menghambat aliran oksigen ke dalam bagian
kapiler yang terkena hal ini dapat menyebabkan hipoventilasi (ventilasi tidak memadai
sehingga pertukaran gas terganggu) dan muncul masalah keperawatan Kerusakan Pertukaran
Gas, karena terjadi hipoventilasi maka diperlukan penggunaan otot pernapasan sehingga
menyebabkan kelelahan dan dapat mengakibatkan Intoleransi Aktivitas selain itu hipoventilasi
juga dapat menyebabkan sesak napas dan muncul masalah keperawatan Ketidakefektifan Pola
Napas.
Terjadi hiperinflasi (terjebaknya udara) pada paru merupakan akibat dari udara yang
tidak terabsorbsi oleh karena terjadi konstriksi (pengencangan/pengempisan) pada bronkiolus
selama ekspirasi. Dengan mekanisme terjadinya konstriksi dimana udara tidak dapat diabsorbsi
maka akan terjadi atelektasis / halangan pada bronkus (Suriadi dan Rita Yuliani, 2010)

DAFTAR PUSTAKA
Arief.(2011). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapilis
Betz, Cecily Lynn dan Linda A.(2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 5.
Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilyn E.(2000).Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
Hardjasaputra SL, dkk.(2007). Data Obat Indonesia (DOI). Edisi 10. Jakarta : Grafidian Medipress
Joyce.(2009). Pengkajian Pediatrik. Edisi 4. Jakarta : EGC
Kalbemed.(2013). Infus Cepat pemberian paracetamol IV. (On-line)
:http://www.kalbemed.com/News/tabid/229/id/4129/Infus-Cepat-Pemberian-Paracetamol-
IV.aspx diakses pada tanggal 02 Maret 2016
Kozier, Barbara, dkk.(2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.
Edisi 7 volume 1. Jakarta : EGC
Kusuma. C. HMS.(2006). Prediktor Asma pada Usia 7 Tahun Setelah Menderita
Bronkhiolitis Akut Karena Respiratorik Syncytial Virus : Suatu Studi
Prospektif. Malang : Jurnal Kedokteran Brawijaya.
Mandal.(2008). Penyakit infeksi. Surabaya : Erlangga.
Marni.(2014). Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gangguan Pernapasan.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Muscari, Mary E.(2005). Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik.Edisi
3.Jakarta:EGC.
Muttaqin, Arif.(2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Imunologi.
Jakarta : Salemba Medika
Nanda.(2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta : Mediaction.
Rahajoe.(2010).Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi Pertama. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI
Ranuh, IG.N. GDE.(2013). Beberapa Catatan Kesehatan Anak. Jakarta :
Sagung Seto.
Rekam Medis RSUD Temanggung.(2015). Rekapitulasi Penyakit Rawat Inap
2014-pertengahan juli 2015.Temanggung. RSUD Teamnggung.
Rianto, Setiabudi.(2012). Dexamethasone pada Anak. (On-line) : http://ahli-
farmasi.blogspot.com/2012/01/dexamethasone.html#axzz2W6plfpcc diakses tanggal 02 maret
2016
Speer, K. M.(2008). Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik (terjemahan). Edisi
3. Jakarta : EGC.
Subanada, dkk.(2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Bronkiolitis
Akut. Jakarta : FKUI
Suriadi dan Rita Yuliani.(2010). Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 2.Jakarta: Sagung Seto.
Widagdo.(2011). Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi pada Anak. Jakarta :
Sagung Seto.
Widjaja, M.C.(2008). P3K Pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka.
Wong, Donna L.(2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai