Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT yang senantiasa memberikan petunjuk serta melimpahkan berkat dan
rahmat-Nya, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan judul “Analisis
Pasal 280 Ayat (1) Huruf H Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
Pemilihan Umum Sebagai Upaya Eskalasi Ideologi Politik Yang Lebih
Demokratis”.

Mahasiswa di Indonesia mempunyai potensi dan kemampuan yang sangat


luar biasa untuk bersaing dengan siswa dari negara yang lebih maju seperti
Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan yang dinilai mampu dalam bidang
keilmuan dan keilmiahan. Disadari bahwa kebiasaan membaca masyarakat
Indonesia belum sepenuhnya tumbuh menjadi budaya. Oleh karena itu, kebiasaan
membaca harus dikembangkan di sebagai salah satu minat terbesar dan menjadi
senjata yang mampu membawa mahasiswa Indonesia menembus kancah
internasional dalam bidang keilmuan dan keilmiahan.

Karya tulis ini ditulis dalam rangka mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah
(KTI) yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Bengkulu. Penulis
menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
berbagai hal. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bermanfaat sehingga dapat menyempurnakan karya tulis ini.

Bengkulu, 20 Desember 2018

Hormat saya,
SAARI KOTO
B1A017136

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.2 Kajian Teori.............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................9
2.1 Politik Sebagai Acuan Penyelenggaraan Pendidikan..........................9
2.2 Pendidikan sebagai wahana pembangunan politik............................10
BAB III..................................................................................................................13
PEMBAHASAN....................................................................................................13
3.1 Bagaimana Peranan Penting Yang Dapat Diberikan Oleh Mahasiswa
Dalam Upaya Pengembangan Dasar Politik Yang Lebih Demokratis...............13
3. 2 Pemaparan Hasil Survey Yang Dilakukan Terhadap Mahasiswa Tentang
Penyelenggaraan Politik Di Kawasan Pendidikan.............................................19
a. Kuesioner tertulis..................................................................................20
b. Kuesioner online via chat......................................................................27
BAB IV..................................................................................................................35
PENUTUP..............................................................................................................35
4.1 KESIMPULAN......................................................................................35
A. Peranan Penting Yang Dapat Diberikan Oleh Mahasiswa Dalam Upaya
Pengembangan Dasar Politik Yang Lebih Demokratis...................................35
B. Pemaparan Hasil Survey Yang Dilakukan Terhadap Mahasiswa Tentang
Penyelenggaraan Politik Di Kawasan Pendidikan..........................................36
4.2 SARAN...................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................38

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia mulai memasuki zaman dimana persaingan lokal dan global
yang tinggi dimana peran sumber daya masyarakat yang kreatif, kritis dan inovatif
sangat diperlukan oleh negara yang sedang memasuki tahap kemajuan seperti
sekarang ini, peran pendidikanlah yang memiliki kontribusi yang amat tinggi
dalam menciptakan sumber daya masyarakat yang kreatif, kritis dan inovatif yang
selalu mengikuti setiap perkembangan di semua lini kehidupan, baik itu dari dunia
teknologi, ekonomi dan juga di dunia perpolitikan.

Membahas mengenai politik Indonesia seakan tak ada habisnya, menarik


jika diangkat menjadi suatu pembahasan dan selalu menimbulkan suatu
perdebatan yang nantinya melahirkan suatu gagasan positif ataupun negatif di
masyarakat, tentunya memperdebatkan hal-hal yang positif dan sesuatu yang baik.

Pada tahun politik demokrasi dewasa ini saat yang penting bagi
masyarakat Indonesia, dimana akan dilaksanakannya pemilu (pemilihan umum)
secara serentak untuk memilih calon presiden dan wakil presiden dan secara
serentak pula dilaksanakan pemilihan anggota legislatif pertama kali, akibatnya
atmosfer yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia telah memasuki berbagai
kalangan masyarakat, mulai dari anak kecil hingga dewasa, pejabat hingga
masyarakat sipil dan tentunya kalangan pelajar hingga kalangan mahasiswa.

Atmosfer tersebut terasa hingga saat berdiskusi mengenai pelajaran pun


tak lepas tentang perdebatan yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa ini,
kalangan mahasiswa ini bukan hanya sebatas berdebat kusir biasa, tetapi
terkadang juga memberikan kritik dan argumentasi positif untuk para calon
pejabat pemerintahan tersebut,melihat tingginya minat mahasiswa yang antusias
dalam pembahasan mengenai perpolitikan Indonesia dapat menjadi pendobrak
untuk perkembangan pendidikan politik di Indonesia.

Namun dalam regulasi peraturan perundang-undangan yang berlaku di


Indonesia melarang penyelenggaaran politik dan kampanye di dunia pendidikan,

1
hal tersebut tertuang dalam pasal 280 ayat 1 huruf h undang-undang nomor 7
tahun 2017 yang menyebutkan bahwa “Pelaksana, peserta, dan tim Kampanye
Pemilu dilarang menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat
pendidikan”, sanksi pidana berlaku bagi seluruh pihak yang melanggar aturan
kampanye tersebut adalah penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak
Rp. 24 juta

Dari penjelasan latar belakang diatas dapatlah ditarik sebuah gagasan


dimana gagasan tersebut dapat menjadi goals directions dalam penelitian karya
ilmiah ini, penulis menemukan gagasan bahwa regulasi tersebut pelu dilakukan
peninjauan kembalidan bila perlu pasal 280 ayat 1 huruf h tersebut dirubah agar
melibatkan generasi milenial leluasa untuk dapat ikut serta dalam menyampaikan
pendapatnya di dunia politik, namun bukan berarti bahwa mahasiswa dapat
digerakkan dan dimobilisasi untuk tidak objektif dalam mengutarakan
pendapatnya, tetapi mahasiswa digerakkan dan diarahkan untuk mengkritisi,
mendukung dan menanggapi ide dan gagasan para calon anggota legislatif dan
calon presiden dan wakilnya.

1.2. Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang yang tertulis diatas maka dapat ditarik bebrapa
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan penting yang dapat diberikan oleh mahasiswa


dalam upaya pengembangan dasar politik yang lebih Demokratis?.
2. Pemaparan hasil survey yang dilakukan terhadap mahasiswa tentang
penyelenggaraan politik di kawasan pendidikan..
1.2 Kajian Teori

Pendidikan dan politik terpisah merupakan sesuatu yang tidak bisa


dibenarkan. Keduanya adalah unsur penting dalam sistem sosial politik di setiap
negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Keduanya saling bahu
membahu dalam proses pembentukan karakteristik masyarakat di suatu negara
karena saling menunjang dan mengisi. Lembaga dan proses pendidikan berperan
penting dalam membentuk perilaku politik masyarakat. Begitu juga sebaliknya,

2
lembaga dan proses politik membawa dampak besar pada karakteristik
pendidikan.

Pandangan adanya hubungan antara keduanya membawa dampak yang


bisa cenderung positif ataupun sebaliknya. Asumsi bahwa hubungan yang tak
terpisah antara keduanya memberi celah bagi negara untuk menjadikannya sebuah
landasan fundamental untuk berkembang maju. Sedangkan asumsi hubungan yang
terpisah antara keduanya membuat keyakinan yang sangat mengental bahwa
keduanya harus berpisah karena politik itu licik dan tidak bisa disatukan dengan
pendidikan yang mengajarkan kebaikan pada siswa.

Di Indonesia sendiri, belum berkembangnya hubungan antara keduanya


bukan berarti karena bidang kajian tidak bermanfaat, tetapi karena kurangnya
penelitian dan publikasi baik di karya ilmiah, jurnal atau yang lain. Dalam
penelitian ini akan dijelaskan secara lebih lanjut hubungan politik dan
pendidikan.

Pendidikan sering dijadikan media dan wadah untuk menanamkan ideologi


suatu negara atau penopang kerangka politik. Besarnya peran lembaga pendidikan
untuk menyampaikan misi politik suatu negara.1 Di negara barat hubungan antara
politik dan pendidikan dimulai Plato untuk membahas berbagai persoalan
kenegaraan dan hubungan ideologi dan lembaga negara dengan tujuan dan metode
pendidikan.2 Ia menganggap sekolah sebagai salah satu aspek kehidupan yang
terkait dengan lembaga politik. Setiap budaya mempertahankan kontrol atas
pendidikan di tangan kelompok elite yang mengusasi politik, ekonomi, agama dan
pendidikan. Plato mengibaratkan pendidikan dan politik seperti sebuah koin yang
tak mungkin dipisahkan dan selalu dinamis. Timbal baliknya terjadi melalui tiga
aspek yaitu:

1. Pembentukan sikap kelompok (group attitudes)


2. Masalah pengangguran (un-employment)
3. Peranan politik kaum cendekia (the political role of the intelligentsia)

1 M. Sirozi, Politik Pendidikan Politik Pendidikan: Dinamika hubungan antara


Kepentingan Kekuasaan dan Praktik Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2005), hlm., 3.
2 Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 6-7.

3
3
Sedangkan karakteristik kebijakan pendidikan pada masa penjajahan
Belanda yaitu kolonialistik, intelektualistik, heterogen, diskriminatif, dan self-
serving (selalu diarahkan untuk kepentingan penjajah). Dampaknya dalam
kehidupan masyarakat waktu itu, yaitu:

1. Timbul konflik keagamaan kelompok muslim dengan non-muslim.


2. Menciptakan divisi sosial dan kesenjangan budaya antara kelompok
minoritas angkatan muda Indonesia yang berasal dari kelas menengah
ke atas dan yang berasal dari keluarga biasa
3. tercipta polarisasi sosial tanpa memedulikan kemampuan kerja mereka
4. Menghambat perkembangan kaum pribumi.

4
Dalam hal ini, ada enam pembahasan penting menurut Muhammad Sirozi
tentang hubungan politik dan pendidikan:

1. Pendidikan dan Sikap Kelompok

Hubungan kekuasaan antar kelompok masyarakat banyak dipengaruhi oleh


kesempatan belajar dan intensitas respons mereka terhadap pendidikan barat.
Kelompok yang tertekan karena menjadi korban imperalisme budaya cenderung
menginginkan sistem pendidikan terpisah untuk melindungi identitas mereka
(pendidikan pesantren). Sementara yang lain menginginkan terjadi penyeragaman
sistem pendidikan agar dapat mengeliminasi bahaya laten perpecahan sosial
sehingga munculah sekolah Arab, Cina, Kristen, Islam, dll. Bertahannya sistem ini
bergantung pada dua hal yaitu memberi kesempatan yang sama pada semua
kelompok masyarakat dan generasi muda mengalami belajar bersama mencairkan
perbedaan sosial mereka.

2. Pendidikan dan dunia kerja5

3 Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 7.


4 Muhammad Sirozi, Politik Kebijakan Pendidikan di Indonesia: peran tokoh-tokoh
Islam
dalam penyusunan UU No.2/ 1989, (Jakarta: Inis, 2004), hlm.,17-29.
5 Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 9-10.

4
Hubungan politik dan pendidikan berakibat pada semua dataran filosofis
dan kebijakan. Di Indonesia sendiri filsafat pendidikan nasional adalah artikulasi
pedagogis dari nilai yang ada pada Pancasila dan UUD 1945.pada dataran
kebijakan, sangat sulit memisahkan antara kebijakan pendidikan yang dibuat
pemerintah dengan persepsi dan kepercayaan publik yang ada pada pemerintah
tersebut.

Implementasi dari kebijakan pendidikan berdampak pda kehidupan politik


seperti akses, minat, dan kepentingan pendidikan para stakeholder pendidikan
(orang tua, peserta didik, masyarakat). Pada sisi lain empat aspek kehidupan
masyarakat yang dipengaruhi oleh kebijakan pendidikan oleh pemerintah yaitu
lapangan kerja, mobilitas sosial, ide dan sikap.

Besarnya peran sisem persekolahan dalam meruntuhkan kolonialisme


terlihat jelas. Kebijakan politik pemerintah kolonial, politik etis mengakibatkan
perluasan akses pendidikan bagi kaum pribumi. Pada sisi lain, bekal pendidikan
yang diperoleh telah memperluas wawasan sosial politik dan memperkuat
sentimen kebangsaan mereka. Hal itulah yang memacu kegiatan politik dan
menumbuhkan semangat perlawanan terhadap kolonial waktu itu. Buktinya
tokoh-tokoh pribumi yang dididik menjadi figur utama dalam gerakan nasionalis
yang menggugat kolonialisme.

3. Ide Non-Political School6

Walaupun hubungan antara politik dan pendidikan begitu kuat dan nyata,
tidak semua orang mengakui dan mendukung realitas itu. Pihak yang tidak setuju
mengingikan upaya perubahan untuk mengikis elemen politik dalam pendidikan.
mereka menginginkan agar keduanya menjadi wilayah yang terpisah.

Pemisahan itu untuk membebaskan lembaga pendidikan dari kepentingan


politik penguasa. Persoalan ini memuncak pada tahun 70-an di Amerika Serikat
karena ada keinginan menciptakan dinding pemisah anatar karakteristik sistem
politik dengan kebijakan pendidikan. Para ilmuwan kecewa karena praktek
korupsi yang dilakukan partai politik pada akhir abad ke-19 sehingga mereka

6 Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 15-20

5
mengabaikan aspek politik dari pendidikan. Tetapi karena kajian persoalan ini
sangat minim, penjelasan tentang dasar pemisahan antara keduanya masih sulit
ditemukan.

Hingga tahun 80-an, banyak negara masih ada keyakinan bahwa politik
dan pendidikan adalah kegiatan yang terpisah. Keyakinan ini memberi keraguan
pengertian politik pendidikan dan tujuan, fokus, serta wilayah kajian politik
pendidikan sebagai bidang kajian akademik. Di Amerika sendiri, selama beberapa
tahun sekolah publik ditempatkan dalam sebuah ruang anti dan tanpa politik.

Pendukung non-political-school yaitu para pelaksana dan praktisi


pendidikan menciptakan seperangkat mitos yang menggambarkan pendidikan
sebagai suatu fungsi pemerintahan yang harus dikeluarkan dari politik dan dijaga
oleh pendidik sebagai cara yang dapat mengamankan kepentingan publik.
Sedangkan di Australia, munculnya sikap non-political-school karena 4 faktor
yaitu:

a. Keyakinan itu bagian dari hasil konflik tajam antara gereja dan sekolah
pada abad ke-19.
b. Konfilk itu memunculkan pandangan yang meluas bahwa politik tidak
boleh mengganggu pendidikan, dan sistem sekolah pemerintah dan
penarikan bantuan dari sekolah gereja harus berjalan.
c. Keyakinan bahwa pendidikan diluar politik telah mengakar dikalangan
pendidik profesional selama bertahun-tahun.
d. Pandangan bahwa politik adalah sesuau yang kotor dan tidak terhormat
karena berkenaan dengan ide korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan
kurang baiknya gambaran tentang partai politik.

Pandangan bahwa pendidikan dan politik adalah dua hal yang terpisah
tidak mengandung kebenaran baik di negara maju dan berkembang karena
keduanya merupakan aktivitas yang mendasar dalam semua masyarakat.
Keduanya adalah sarat dengan proses pengalokasian dan pendistribusian nilai
dalam masyarakat. Lembaga yang menyelenggarakan aktivitas keduanya akan
saling memengaruhi karakter dan budaya yang dimiliki masyarakat.

6
4. Hambatan ke depan7

Hubungan antara politik dan pendidikan sekarang ini terlihat dalam


kebijakan pendidikan yang telah menjadi tema perdebatan dan kompetisi antar
partai politik. Dalam kampanye, pendidikan menjadi salah satu isi pokok dalam
materi atau dalam rumusan visi dan misi para kandidat. Para pendidik telah tampil
sebagai kelompok militan yang dengan gigihnya memperjuangkan hak mereka.

Selain pendidik, administratur pendidikan dan masyarakat luas


menyatakan bahwa tekanan dan kekuatan politik sangat berpengaruh terhadap
lembaga dan kebijakan pendidikan. Pemahaman tentang persoalan pendidikan
tidak hanya diperlukan dasar pengalaman dan pengetahuan pendidikan, tetapi juga
diperlukan pengetahuan tentang aspek dan konteks politik dari persoalan
kependidikan itu.

5. Perkembangan di Indonesia8

Politik tidak terpisahkan dari pendidikan, kecuali jika negeri ini ingin
memiliki generasi yang buta politik (tidak bisa megeluarkan negeri ini dari krisis).
Politik adalah cara mengelola lingkungan yang luas, bukan hanya perebutan
kekuasaan. Maka, tugas sekolah untuk membantu pelajar untuk dapat
membedakan politik yang baik dan tidak baik (sesuai dengan peraturan).

Para mahasiswa di perguruan tinggi harus belajar tentang tanggung jawab


sebagai warga negara (civic responsibility) dan tidak boleh acuh tak acuh terhadap
sesuatu yang berlangsung di luar lingkungan perguruan tinggi. Itulah bukti
ketidakterpisahan antara politik dan pendidikan. Politik adalah realitas kehidupan
dan menyikapi secara bijak. Pandangan sistem pendidikan tentang politik sebagai
sesuatu yang kotor membuat masyarakat tidak mau menjadi politisi. Apabila hal
ini terus terjadi, Indonesia akan dipimpin oleh para pengamat politik. Dari
pemikiran itu dapat ditarik pemahaman, bahwa:

a. Kesadaran tentang hubungan erat antara pendidikan dan politik,


b. Pentingnya pendidikan dalam menentukan corak dan arah politik.
c. Kesadaran akan pentingnya pemahaman antara keduanya.
7 Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 20-26.
8 Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 26-28.

7
d. Perlunya pemahaman yang lebih luas tentang politik.
e. Pentingnya civic education (pendidikan kewargaan).

Pendidikan dan politik perlu diintegrasikan untuk dapat melahirkan para


pemimpin politik yang berkualitas. Keduanya memberi indikasi yang cenderung
ke arah positif walaupun kajian politik pendidikan masih menjadi barang langka
dan jarang terdengarnya di pusat studi kependidikan di negeri ini.

Diskusi tentang isu fundamental tentang pendidikan sudah mengungkapkan


aspek dan hambatan yang bersifat politik dalam perkembangan sistem pendidikan
di Indonesia seperti kecilnya dana untuk pendidikan dan rendahnya mutu
pendidikan disebabkan dari rendahnya komitmen politik pemerintah. Banyak
topik dan buku yang membahas kajian dan aspek politik bermunculan. Hal itu
membuktikan bahwa pemahaman tentang hubungan keduanya sudah berkembang.
Upaya strategis diharapkan agar pemahaman itu terus berkembang. Kajian politik
pendidikan diharapkan terus diminati dan berkembang di pusat studi kependiidkan
hingga wacana kependidikan tidak hanya tertuju pada isu dan materi pembelajaran
tetapi juga mengarah pada konteks sosial politik dari isu-isu tersebut.

Memasuki abad ke-21, Indonesia memberlakukan otonomi daerah dan


lingkungan politik pendidikan yang mengalami perubahan, yaittu terjadi
perubahan peranan kebijakan pemerintah pusat dan daerah, terfragmentasinya
pendidikan baik politik maupun bentuk program, dan muncul kembalinya
kepentingan non kependidikan, terutama dunia bisnis dalam wilayah pendidikan.

Kondisi politik seperti sekarang ini seperti membungkam para anak muda
untuk menunjukkan ide dan gagasannya untuk turut serta dalam memberikan
pendapat/berdemokrasi, maka dari itu, berdasarkan landasan dan kajian teori
diatas dapat menguatkan ide dan gagasan peneliti untuk mengubah regulasi yang
menghambat proses demokrasi bagi kalangan terpelajar.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Politik Sebagai Acuan Penyelenggaraan Pendidikan

Tantangan perkembangan dunia saat ini menuntut kemampuan sumber


daya manusia yang tangguh dan memiliki kreativitas yang tinggi, tetapi
bagaimana negara mampu menyiapkan SDM yang berkualitas tersebut masih
mencari-cari pola hingga saat ini. 9H.A.R. Tilaar mengemukakan dua fungsi besar
negara, yaitu: mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat banyak dan mempersatukan
rakyat banyak tersebut dalam suatu wadah yang disebut negara.

10
Ditengah rendahnya kemampuan ekonomi Negara kita saat ini
pembangunan pendidikan harusnya menjadi prioritas untuk dikembangkan, sudah
banyak bukti dinegara lain yang sudah maju dimana pengembangan sumberdaya
manusia yang diprioritaskan tersebut dapat mendukung keberhasilan
pembangunan secara keseluruhan. Sistem politik yang berlaku dalam suatu negara
senantiasa terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh negara termasuk
kebijakan dalam bidang pendidikan. Kaitan tersebut terletak pada:

a. perumusan kebijakan
b. proses legitimasi
c. proses penyampaian pada khalayak
d. proses pengkomunikasian
e. proses pelaksanaan, dan
f. proses evaluasi.

Perbedaan perumusan kebijakan di negara satu dengan yang lainnya


seringkali disebabkan oleh perbedaan sistem politik yang dianut. Hal itu juga
berlaku pada perbedaan pelaksanaan dan evaluasi pada suatu negara.

2.2 Pendidikan sebagai wahana pembangunan politik

Dari berbagai generalisasi yang disampaikan terlihat bahwa memang


bukan sekedar pendidikan yang berpengaruh dalam perkembangan politik tetapi

9 H.A.R Tilaar, kekuasaan dan pendidikan, Magelang: Indonesia Tera, 2003 hal 143
10 Ibid hal 144

9
juga ada budaya yang berkembang pada suatu waktu tersebut. Seberapa penting
pendidikan dalam pembangunan politik menjadi sebuah pertanyaan yang menarik.
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan pentingnya pendidikan bagi
pembangunan politik yaitu sebagai berikut:

a. Pendidikan berlangsung pada lingkup formal, non-formal dan informal


b. Pendidikan melatarbelakangi atau sebagai basic bagi seseorang dalam
kehidupan politik
c. Kondisi politik yang kondusif dapat diciptakan oleh pelaku-pelaku politik
yang professional dan bertanggungjawab.

Aktivitas pendidikan tidak hanya berlangsung pada sekolah-sekolah


formal saja, pada saat ini di masyarakat masih menganggap bahwa sekolah adalah
segalanya bagi pendidikan anak, padahal kondisinya tidak seperti itu. Jika
kemudian mutu lulusan pendidikan formal rendah atau tidak seperti yang
diharapkan maka sekolah dan gurunya yang disalahkan. Memang dalam
pendidikan formal ditata sedemikian rupa baik kurikulum, fasilitas, tenaga
kependidikan, dan sebagainya untuk menunjang aktivitas pembelajaran yang baik.

Pendidikan khususnya pendidikan formal disekolah merupakan tempat


transfer pengetahuan tetapi juga sebagai tempat transfer nilai, nilai dalam hal ini
sangat erat kaitannya dengan normanorma dan segala sesuatu yang baik
dimasyarakat. Saat ini banyak siswa sekolah yang samasekali tidak menaruh
hormat pada guru maupun orangtua, hal itu bisa kita lihat dengan sopan santun
mereka, jarang ada anak usia sekolah yang lewat didepan orangtua kemudian
minta permisi karena mereka dengan cueknya melintas. Pada beberapa dasawarsa
terdahulu dimasyarakat kita tatakrama sangat kuat dipegang, tidak ada yang berani
membantah orangtua, guru, dan sebagainya tetapi kini orangtua disamakan hanya
sebagai teman dan guru demikian pula, padahal harusnya mereka dihormati.
Bagaimana pendidikan dapat menanamkan nilai – nilai yang baik juga
memerlukan dukungan semua pihak, diyakini kemerosotan moral salah satunya
karena pendidikan tetapi faktor masyarakat dan budaya yang berlaku juga
menentukan.

10
Pada pendidikan non-formal atau diluar persekolahan pendidikan politik
dapat dilakukan pada aspek penanaman ketrampilan berperilaku yang baik di
masyarakat. Kurikulum dalam pendidikan non-formal seyogyanya diarahkan
untuk transfer nilai juga. Sedangkan pada pendidikan informal penanaman nilai
yang baik sebenarnya banyak terjadi pada tahap ini. Seorang anak atau siswa
sekolah dasar hanya 6-8 jam berada di sekolah atau pendidikan formal sedangkan
sisa waktu yang lain ada dirumah atau masyarakat. Pendidikan informal terjadi
pada keluarga, masyarakat, organisasi, dan sebagainya.

11
Melalui pendidikan yang baik akan menciptaan politikus yang bijaksana
atau dalam istilah Mochtar Buchori sebagai kearifan yang dapat dicapai lewat
berpikir reflektif. Selanjutnya Mochtar Buchori dalam Sindhunata (2000:25)
menyampaikan syarat manusia menjadi arif yaitu:

a. Pengetahuan yang luas (to be learned)


b. Kecerdikan (smartness)
c. Akal sehat (common sense)
d. Tilikan (insight), mengenal inti hal yang diketahui
e. Sikap hati-hati (prudence, diskrete)
f. Pemahaman terhadap norma-norma kebenaran
g. Kemampuan mencernakan (to digest) pengalaman hidup.

Kearifan dan kebijaksanaan dapat dibentuk sejak dini dalam diri anak,
karena sifatnya yang melekat maka kedua hal itu kurang bisa diukur tingkatannya
tetapi dapat dirasakan dan di lihat hasil atau produk yang diperoleh. Selanjutnya
berbicara kebijaksanaan kita akan terlintas tentang demokrasi.

12
Demokrasi dalam pendidikan lebih ditekankan setelah pelaksanaan
otonomi pendidikan sebagai implikasi otonomi daerah beberapa waktu lampau.
Pola – pola demokrasi dalam pendidikan sebenarnya merupakan salah satu bentuk
pendidikan politik dimana di dalam demokrasi terdapat musyawarah, saling
menghargai pendapat dan sebagainya. Upaya untuk memperluas dukungan
pendidikan terhadap pembangunan politik dapat dilakukan melalui berbagai cara,
yaitu:

11 Shindhunata, menggagas paradigma baru pendidikan, yogyakarta:kanisius, 2000, hal 25


12 H.A.R Tilaar, kekuasaan dan pendidikan, Magelang: Indonesia Tera, 2003 hal 474-476

11
a. Menyusun kurikulum yang mampu secara komprehensif memberikan
manfaat bagi anak didik dalam kehidupan di masyarakat dan politik
nantinya.
b. Menciptakan pola hubungan yang baik antara pendidikan dan politik tetapi
dalam koridor pendidikan bukan sekedar politisasi pendidikan.
c. Membentuk guru yang memiliki kemampuan profesional dan berkarakter
kebangsaan sehingga dapat sebagai figure yang baik bagi anak didik.
d. Penanaman nilai-nilai yang baik sejak dini sehingga kepribadian anak
dapat terbentuk secara nyata, tidak ada segala sesuatu yang bersifat instant
mampu memberikan hasil yang baik sehingga segala sesuatu harus
dipersiapkan sejak dini.

13
Selanjutnya Zamroni (2000: 3-5) mengemukakan peranan pendidikan
dalam pembangunan nasional suatu bangsa dan berkaitan dengan pengambilan
keputusan dan kebijakan pendidikan berdasar pada dua paradigma, yaitu:

a. Paradigma fungsional, yang melihat kemiskinan dan keterbelakangan


dikarenakan masyarakat tidak memiliki cukup penduduk yang memiliki
pengetahuan, kemampuan dan sikap modern
b. Paradigma sosialisasi, yang melihat peranan pendidikan dalam
pembangunan adalah: mengembangkan kompetensi individu, kompetensi
yang lebih tinggi untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan
kemampuan warga masyarakat secara keseluruhan.

13 Zamroni, paradigma pendidikan masa depan, yogyakarta:bigraf publishing, 2000 hal 3

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Bagaimana Peranan Penting Yang Dapat Diberikan Oleh Mahasiswa


Dalam Upaya Pengembangan Dasar Politik Yang Lebih Demokratis

Mahasiswa adalah sekelompok masyarakat yang sedang belajar dalam


bidang ilmu tertentu. Posisi ini hanyalah bersifat sementara, karena mahasiswa
adalah kader-kader / penerus untuk negara. Mahasiswa sebagai ahli waris dari
suatu negara, penerus cita-cita bangsa dan masa depan bangsa. Mahasiswa harus
mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, berbudi
pekerti, mempunyai iman yang kuat, mampu memahami pengetahuan dan
teknologi untuk bersaing secara global, memiliki tanggung jawab untuk
memajukan negara menjadi lebih baik ke depannya dan mewujudkan cita-cita
bangsa di masa depan.
14
Jejak peranan mahasiswa untuk bangsa indonesia sangatlah
mengesankan, mulai dari pra kemerdekaan, masa orde lama, orde baru, orde
reformasi sampai orde saat ini. Peran mahasiswa dalam sejarah perjuangan bangsa
Indonesia pertama kali di mulai dari kebangkitan bangsa / berdirinya pergerakan
budi utomo tepatnya tanggal 20 Mei 1908. Melalui proses kebangkitan bangsa,
para pemuda telah menggelorakan semangat perjuangan agar bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang tidak terpecah belah dalam suku, ras, agama, dan
sebagainya. Selanjutnya pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928
mahasiswa memiliki peran yang sangat signifikan dalam proses pembentukan
negara kesatuan Republik Indonesia. Dan pada proklamasi kemerdekaan pada
tanggal 17 Agustus 1945 para mahasiswa ikut membantu dalam pembentukan
kemerdekaan bangsa. Pada tahun 1966 dalam Pergerakan pemuda, pelajar, dan
mahasiswa, tahun 1998 pergerakan mahasiswa yang meruntuhkan kekuasaan Orde
Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki masa
reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa mahasiswa selama ini

14 A r i S u l i s t y a , “ P e n t i n g n y a P e r a n P e m u d a D a n M a h a s i s w a Te r h a d a p
Kemajuan Bangsa”, Blissful Blog, Diakses
D a r i H t t p s : / / A r i e s u l i s t y a . Wo r d p r e s s . C o m / 2 0 1 2 / 0 4 / 0 7 / P e n t i n g n y a -
P e r a n - P e m u d a - D a n - M a h a s i s w a - Te r h a d a p - K e m a j u a n - B a n g s a - 2 / , Pada
Ta n g g a l 2 0 o k t o b e r 2 0 1 8 J a m 1 1 . 4 7

13
mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan dan pembangunan
bangsa.

Sebagai seorang pemuda, mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang


sangat besar dalam pembangunan nasional, diantaranya adalah meningkatkan
kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat, serta meningkatkan daya saing dan
kemandirian bangsa. Oleh karena itu, menurut Undang-undang kepemudaan
nomor 40 tahun 200915, para pemuda dan juga mahasiswa harus mampu berperan
sebagai Agent Of Change, Social Control, dan Iron Stock. Peran mahasiswa
sebagai agent of change / agen perubahan, perubahan yang dimaksud ialah
perubahan kearah yang lebih baik / positif. Perubahan dalam diri sendiri
merupakan hal utama yang harus dirubah. Dengan mahasiswa sebagai agen
perubahan, mahasiswa diharapkan mampu mendorong, memotivasi, dan
mempelopori terjadinya pembaharuan. Peran mahasiswa sebagai social
control dengan meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat, dengan berbagi
bantuan moril dan materil kepada masyarakat dan bangsa. Dan peran mahasiswa
yang terakhir ialah iron stock berarti mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa
masa depan yang akan menggantikan generasi yang sebelumnya. Mahasiswa
haruslah aktif di bangku perkuliahan untuk
mengembangkan softskill, leadership untuk menjadi calon pemimpin masa depan.

Perkembangan Sosial dan Politik di Indonesia sangat berkembang pesat.


Dalam bidang sosial bisa dilihat dari perkembangan sosial masyarakat, dan dalam
bidang politik bisa dilihat dari perkembangan politik di negara indonesia ini.
Dalam hal sosial, melihat dari kehidupan masyarakat Indonesia yang belum
seluruhnya terpenuhi kehidupannya, masih ada daerah-daerah yang belum
mendapatkan kehidupan yang nyaman, jauh dengan masyarakat-masyarakat
sekitar, ada kesenjangan antara daerah di perkotaan maupun pedesaan.
Sebenarnya masalah sosial erat kaitannya juga dengan masalah ekonomi, budaya,
dan agama. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Sosial Ibu Khofifah, masih
saja banyak berjuta-juta anak yang terlantarkan. Dengan adanya masalah ini,
kementerian sosial mengadakan pemetaan untuk anak-anak dan melakukan

15 Undang-undang nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan

14
program kesejahteraan anak. Dalam hal ini, sebagai mahasiswa sebagai jiwa-jiwa
anak muda jiwa sosial haruslah ikut berbagi kepada anak-anak yang dirasa
membutuhkan bantuan, ulur tangan, sebagai mahasiswa bisa memberikan
pendidikan / pengajaran kepada mereka. Dengan adanya pengajaran, bisa
digunakan mereka buat bekal masa depan nanti. Karena memang banyak sekali
anak yang tidak bisa sekolah dikarenakan tidak cukup biaya untuk sekolah.
Sebagai mahasiswa tidak hanya melulu di kampus, tapi haruslah juga mengabdi
ke masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat termasuk tri darma perguruan
tinggi yang wajib di jalankan karena mahasiswa merupakan insan-insan pencetak
masa depan. 16Pengabdian kepada masyarakat, menurut UU No. 12 Tahun 2012
tentang pendidikan tinggi, adalah aktivitas memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Mahasiswa dapat memanfaatkan disiplin ilmu
di jurusannya masing-masing untuk di aplikasikan berupa teknologi yang berguna
untuk masyarakat. Contohnya seperti alat pengering ikan dari jurusan saya yang di
aplikasikan untuk warga desa Nambangan Perak Kenjeran Surabaya. Dan
mahasiswa dapat juga dapat melakukan gerakan peduli lingkungan, penyuluhan,
bakti sosial, seperti melakukan penggalangan dana jika ada daerah yang terkena
bencana alam, mahasiswa bisa melakukan penggalangan dana dari jurusan
masing-masing, kemudian ke institut / universitasnya kemudian nanti bisa juga
turun ke jalan untuk meminta bantuan warga-warga sekitar.

Melihat kasus korupsi yang terus terjadi di negara Indonesia, menjadikan


masyarakat menjadi geram. Mahasiswa / pemuda sebagai pemegang estafet
kepemimpinan, calon pemimpin masa depan harus membekali diri dengan
sebaiknya-baiknya dengan ilmu pengetahuan, iman yang kuat, dan ibadah yang
baik. Tidak hanya terpaku dunia saja, tetapi akhirat juga. Dalam saat ini peran
mahasiswa dalam politik, mahasiswa lebih menjadi grup penegur dan pengingat
bagi pemerintah yang melakukan kecurangan, dan juga ikut berpartisipasi dalam
menyampaikan kritik dan argumennya kepada para calon pemimpinnya..
Kepedulian mahasiswa di Indonesia terhadap dunia politik cukup besar dalam
media sosial. Saat adanya info politik, para mahasiswa / pemuda sontak

16 Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi

15
memberikan postingan dan komentar-komentar di media sosial ramai bahkan
hingga menjadi trending topic. 17Sehingga dapat dilihat dari hasil survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang bekerja sama dengan Pusat
Kajian dan Komunikasi Universitas Indonesia (Puskakom UI), pada akhir 2014
tercatat jumlah pengguna internet (netizen) di Indonesia mencapai 88,1 juta. Dari
jumlah tersebut, 49,0 persen atau mayoritas pengguna internet berusia 18-25
tahun, disusul yang berusia 26-35 tahun sebanyak 33,8 persen, dan usia 35-45
tahun sebanyak 14,6 persen. Ini merupakan potensi Indonesia untuk para pemuda /
mahasiswa memberikan masukan, saran kepada pemerintah dalam bidang politik
dan ikut serta berpartisipasi dalam kemajuan politik di indonesia. Peran
mahasiswa / pemuda juga cukup baik di kegiatan pemilu, dan dukungan mereka
dalam setiap pemilu juga tak pernah surut. Mahasiswa merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari rakyat, hingga mahasiswa turun ke jalan melakukan aksi untuk
rakyat. Seperti yang dilakukan oleh BEM SI (Badan Eksekutif Mahasiswa
Seluruh Indonesia), mereka melakukan aksi nyata serentak di indonesia pada
tanggal 12 Januari 2017 mereka menuntut permasalahan-permasalahan dengan
menyampaikan aspirasi, mengingatkan dan meluruskan langkah pemerintah untuk
kepentingan rakyat. Mahasiswa dituntut lebih banyak bergerak dalam membuat
perubahan yang lebih baik, lebih kreatif dan produktif dalam memikirkan ide-ide
perubahan untuk bangsa ini.

Pemikiran mahasiswa dalam dunia perpolitikan sangat kritis terhadap


kebijakan-kebijakan politik, kemampuan berpolitik mereka baik, dan ini bisa
menjadi suatu pembaharuan dalam dunia politik. Dan para pemuda / mahasiswa
diharapkan memiliki semangat dalam membangun bangsa ini, dan dapat
berpartisipasi di bidang politik melalui media sosial dengan cara yang benar
ataupun dengan aksi nyata yang benar.

Berikut beberapa upaya yang bisa dijalankan mahasiswa untuk menjadikan


Indonesia lebih maju dalam Sosial Politik , antara lain :

17 Profil pengguna internet Indonesia 2014://apjii.or.id/content/read/39/27/PROFIL


PENGGUNA-INTERNET-INDONESIA-2014 diakses pada 21 oktober 2018 pukul 20:09

16
a. Sadar bahwa manusia merupakan makhluk Sosial, karena manusia
adalah makhluk sosial, jadi manusia tidak dapat hidup sendiri.
Manusia hidup saling membutuhkan antara yang satu dengan yang
lainnya untuk keberlangsungan hidup.

b. Memperbaiki diri dan Melakukan Perubahan. Mahasiswa harus betul-


betul mengintropeksi dirinya, baik secara kognitif, afektif dan
psikomotor. Mulai menentukan tujuan, dan fokus terhadap tujuan yang
ingin diraih. Dan tidak hanya terpaku pada dunia saja, tetapi akhirat
juga.

c. Mengembangkan IPTEK. Mahasiswa belajar dengan sungguh-


sungguh di bangku perkuliahan, agar dapat memanfaatkan disiplin
ilmu di jurusannya masing-masing untuk di aplikasikan berupa
teknologi yang berguna untuk masyarakat di Indonesia.

d. Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk mengambil peran


dalam proses pembangunan untuk kemajuan bangsa di masa depan
dan melakukan estafet kepemimpinan berikutnya. Dan salah satu
wadah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki pemuda adalah
dengan mengikuti organisasi, sebab organisasi merupakan sarana
paling efektif untuk menginisiasi dan melakukan perubahan tersebut
dan organisasi merupakan bentuk kecil dari pemerintahan di
Indonesia.

e. Melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah. Mahasiswa peka


terhadap kebijakan pemerintah, menyampaikan aspirasi, memberi
pendapat dan solusi untuk memperbaiki kondisi sosial politik di
Indonesia.

f. Melakukan kritik dan saran kepada para calon pejabat pemerintahan


yang disampaikan melalui media sosial, media cetak, aksi turun
kejalan dan tidak memprovokatif para mahasiswa dalam
menyampaikan pendapatnya, karena mahasiswa hanya ingin

17
menyampaikan pendapat secara damai, bukan untuk unjuk rasa,
sehingga pengawalan tidak pelu sampai adu kontak fisik dengan
aparat sehingga timbul kekerasan.

g. Mendorong pemerintah untuk melakukan peninjauan ulang dan


perubahan terhadap pasal 280 ayat 1 huruf h yang melarang
penyelenggaraan politik di lingkungan pendidikan, diubah menjadi
dibolehkan dan tentunya dengan syarat-syarat tertentu dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

h. Di dalam pergelaran debat para calon pejabat pemerintahan seperti


debat calon presiden dan wakil presiden, pihak panitia KPU harusnya
menguindang perwakilan mahasiswa untuk dapat mengambil andil di
dalam menyampaikan pertanyaan atau kritik terhadap visi dan misi
calon presiden dan wakil presiden.

i. Mahasiswa dapat juga memberikan kritik dan dapat pula memberikan


pendapat dalam hal tingkat kepuasan dan juga dapat memberikan
saran sehingga kinerja para anggota legislatif dapat terkontrol,
kemudian semua pendapat,kritik dan saran tersebut di letakkan dan
dibuat dalam suatu aplikasi berbasis smartphone, sehingga kinerja
anggota legislatif dapat terkontrol dalam genggaman.

Dilihat dari keseluruhan pemaparan, peran mahasiswa dalam sosial dan


politik untuk mewujudkan Indonesia lebih maju, mahasiswa sejatinya memiliki
peran dan fungsi yang strategis dalam pembangunan dan perubahan sosial.
Mahasiswa menjadi aktor dari pembangunan dan perubahan bangsa Indonesia.
Peran mahasiswa sebagai Agent of change, social control, dan iron stock. Sebagai
mahasiswa patut melakukan beberapa upaya yang di jelaskan di atas, dan
mengusahakan yang terbaik untuk Indonesia menjadi lebih baik dan lebih maju.

18
3. 2 Pemaparan Hasil Survey Yang Dilakukan Terhadap Mahasiswa
Tentang Penyelenggaraan Politik Di Kawasan Pendidikan

Untuk lebih mempertegas substansi dan hasil dalam penelitian ini, penulis
berupaya melakukan yang terbaik supaya goals directions terhadap penelitian ini
dapat tercapai, dan tentunya tidak ada keraguan dalam diri mahasiwa, penulis
melakukan sebuah survey terhadap para mahasiswa di lingkungan universitas
bengkulu dengan sistematika sebagai berikut:
Tempat: universitas bengkulu, responden dari berbagai fakultas

Pertanyaan :a. Setuju atau tidak jika mahasiswa dapat lebih leluasa dalam
menyampaikan pendapat dan argumennya dalam rangka
perpolitikan di indonesia, dan berikan alasan anda.

b. setuju atau tidak jika penanaman nilai politik dilakukan di


wilayah kampus, dan berikan alasan anda.

c. bagaimana pendapat anda mengenai mahasiswa apatis.

Tanggal : survey dilakukan secara bertahap dari tertanggal 30 oktober


2018 hingga 12 november 2018.

Metode :a. Teks , dilakukan menggunakan sebuah kertas kuesioner yang


disebarkan sebanyak 8 lembar.

b. online, metode ini dilakukan via chat aplikasi online,


responden sebanyak 8 orang.

Responden : Total responden berjumlah 16 orang sebagai sampel

19
Hasil survey

a. Kuesioner tertulis
Pertanyaan:
a. Setuju atau tidak jika mahasiswa dapat lebih leluasa dalam menyampaikan
pendapat dan argumennya dalam rangka perpolitikan di indonesia, dan
berikan alasan anda.
b. setuju atau tidak jika penanaman nilai politik dilakukan di wilayah
kampus, dan berikan alasan anda.
c. bagaimana pendapat anda mengenai mahasiswa apatis.

No Nama/NPM Jawaban Alasan

1 Lendra a. setuju a. Setuju, tetapi harus di telaah perannya


b. setuju
agustira itu seperti apa supaya tidak ada
c.
/D1E016077 kesalahpahaman diantara masyarakat,
sebgsi agen sosial kontrol mahasiswa
dapat ikut serta dalam memberikan
argumennya
b. Setuju, di dalam oorganusasi di dalam
kampus pun tidak terlepas dalam
sistem politik, dinamika politik,
supaya kita tidak kaku dalam
pembahasan mengenai perpolitikan
indonesia
c. Menurut saya mahasiswa apatis itu
disebabkan oleh beberapa faktor
seperti tidak sempat karena waktu,
apatis karena mereka mempunyai

20
pekerjaan part time, dan tuntutan
akademik kampus yang padat yang
dapat membuat mereka menjadi
apatis

2 Alvi Yudial a. setuju a. Setuju, setiap orang berhak


b. setuju
/B1A017247 berpendapat yang telah diatur
c.
dalam pasal 28 e ayat 3 uud nri
1945, maka dari itu
penyelenggaraan perpolitikan di
wilayah kampus juga harus
dipertimbangkan dengan alasan
demokratisasi.
b. Setuju, saya rasa perlu dilakuka
karena andil mahasiswa sangat
dibutuhkan bangsa, tetapi bukan
dalam hal berkampanye atau
mobilisasi massa dalam
perpolitikan, perlu diketahui krisis
literasi di di bidang politik harus
diberantas demi masa depan
bangsa yang maju.
c. Menurut saya mahasiswa apatis itu
tidak mengetahui hakikat dan tugas
pokok dan peranan penting
mahasiswa, dan tidak mengetahui
tentang pengamalan tri dharma
perguruan tinggi

3 Dita Monica/ a. setuju a. Setuju, karena mahasiswa berhak


b. setuju
A1I017031 dalam menyamaikan pendapat
c.
tetapi dengan catatan, jangan
sampai ada kepentingan yang
tersembunyi dalam berpolitik.

21
b. Setuju, tetapi dengan catatan tidak
memasukkan kepentingan pribadi
atau politisasi oposisi
c. Menurut saya mereka itu
sebenarnya rugi banget, karena
pengalaman yang mereka dapatkan
saat mereka ikut andil dalam suatu
kegiatan maka ia sangat beruntung,
sifat apatis itu harus dirubah demi
kemajuan bangsa

4 Kristoper / a. setuju a. Kristoper Fh17: Setuju, dengan ini


b. setuju
B1A017047 mahasiswa lebih dapat
c.
menyampaikan keinginan serta
apa-apa saja yang menjadi
kekurangan akan jalannya politik
pemerintahan. Di samping itu
mahasiswa menjadi lebih bisa
untuk berbicara tentang politik,
mengerti politik, serta tidak lagi
hanya berbicara politik sebatas
informasi tanpa pengetahuan yang
jelas
b. Setuju, karena menjadikan
mahasiswa disini lebih kreatif akan
perkembangan bangsa ini, melalui
pembicaraan ini nanti nya akan
timbul ide-ide baru untuk
mengwujud kan perpolitikan yang
baik untuk pemerintahan baik
sekarang atau masa yang akan
datang.
c. Menurut saya yang menjadikan
mahasiswa apatis adalah ketidak

22
kesepahaman akan dunia kampus
nya itu sendiri, terkadang kegiatan-
kegiatan dikampus hanya
memberikan kegiatan namun tidak
memberikan maksd yang jelas akan
perkembangan serta wujud dari
kegiatan untuk mahasiswa
dikemudian hari setelah tamat dari
dunia perkuliahan Lebih jelasnya
kegiatannya hanya sekedar buang-
buang waktu saja

5 Hengko/ a. setuju a. setuju, karena mahasiswa harus


b. setuju
B1A017068 diberikan ruang yg lebih besar
c.
dalam menyampaikan pendapat
dan argument dalam rangka
perpolitikan di indonesia,
sebenarny kebebasan berpendapat
itu sudah dijamin oleh Uu, dimana
di Uu menjelaskan setiap orang
diberikan kebebasan berkumpul
dan menyampaikan pendapat. Akan
tetapi di dalam konteks
penyampaian argument itu harus di
berikan pemahaman batas dan
ruang lingkup penyampaian, jgan
smpai dalam berargument
mahasiswa itu menjadi ke bablasan
dan tanpa landasan.
b. Setuju, karena kampus ialah
sebagai wadah pemberian
pendidikan politik yg baik, semua
proses pemerintahan itu ialah

23
proses daripada politik, jadi
kampus harus memberikan
pendidikan politik yg baik agar
mahasiswa tidak memandang
buruk politik, politik di dalam
kampus ialah dalam konteks
pendidikan bukan politik praktis yg
dihadapkan kepada mahasiswa.
c. Mahasiswa yg apatis ialah
mahasiswa yg selalu menutup
mata, mahasiswa yg tidak ingin
mencari tahu dan tidak ingin diberi
tahu. Artinya harus ada niat baik
daripada mahasiswa apatis itu
sendiri untuk menumbuhkan rasa
ke ingin tahuan terhadap suatu
permasalahan. Dan itu tugas kita
bersama untuk menyadarkannya.

6 Okni Nora a. Tidak a. Tidak setuju alasannya tidak semua


W.A/ setuju mahasiswa memahami masalah
b. setuju
A1G017054 perpolitikan indonesia kebanyakan
c.
hanya sok tau dan mengatakan apa
yg mereka dengar secara sepintas,
jadi jika mahasiswa diberi
keleluasaan maka bukannya
memperbaiki tapi hanya akan
memperkeruh. Berpendapatlah jika
kita benar" memahami nya jangan
berpendapat hanya karena perasaan
kita ini tidak benar
b. Tergantung tujuannya kalau untuk
mencerdasakan mahasiswa

24
mengenai politik ini sangat bagus,
tapi kalau tujuan nya untuk
menjadikan mahasiswa tombak
berpolitik ini yg enggak, soalnya
mahasiswa bertugas mengawasi
dan mendampingi, tidak hanya
mengkritik tapi juga memperbaiki.
Kalau kita dijadikan tombak politik
berarti kita diperebutkan untuk
mendukung partai politik
c. Menurut saya tidak semua
mahasiswa apatis itu salah, ada
beberapa alasan mereka apatis
karena hanya memikirkan
kebutuhan pribadi tanpa
memikirkan nasib yg lain, namun
ada juga yg diam karna mereka gak
tau mau bilang apa, mereka masih
kurang pemahaman tentang suatu
masalah, jadi mereka lebih memilih
diam dari pada mereka sekedar
ikut"an atau sekedar aksi dan aksi
tapi mereka sendiri gak tau maksud
dan tujuannya, dan mahasiswa
seperti ini tidak bisa disalahkan
karena tidak semua mahasiswa
memiliki pemahaman politik yg
sama

7 Ari Migara/ a. setuju a. Setuju, karena kebebasan


b. setuju
D1A017074 berpendapat itu mutlak, tetapi kita
c.
harus sadar akan batasan batasan
yang ada

25
b. Setuju, pemahaman politik sangat
penting karena salah satu penguji
dan pengawasan itu dilakukan oleh
aktivis kampus, tetapi harus
dicerna terlebih dahulu yang mana
kepentingan politisasi dan yang
mana nilai nilai politik
c. Menurut saya itu sebuah pilihan,
dan bagaimana menanggapinya,
harus dilihat dari beberapa sudut
pandang, tidak boleh dari 1 sisi,
tetapi untuk turun kejalan
pengabdian

8 Septiani/ a. setuju a. Membahas perpolitikan kan agak


b. setuju
D1E016021 lumayan sensitif. Saya sering
c.
menemukan beberapa mahasiswa
punya pendapat dan argumen yang
bagus tetapi tidak berani untuk
menyampaikannya karena berbagai
hal. Bisa karena takut
menyebabkan konflik antar teman
misalkan ketika pemilu 2019
adanya perbedaan pilihan paslon.
Atau bisa juga karena dinilai
langsung oleh orang lain benar atau
salahnya padahal tak ada benar
atau salah untuk sebuah pendapat.
Kalau menurut saya setuju saja.
Asal tidak ada pengklasifikasian
pendapat benar dan salah maka itu
yang bisa disebut dengan
keleluasaan berpendapat dan

26
berargumen.
b. Saya setuju saja. Asal tidak ada
penanaman nilai politik identitas
atau politik yang bertujuan untuk
memecah belah pihak tertentu.
c. Menurut saya, mahasiswa apatis itu
tidak bisa dikatakan benar atau
salah. Tergantung bagaimana
kondisinya. Kalau dirasa suatu
lingkungan itu mau menerima
perubahan maka sebagai
mahasiswa kita tidak boleh apatis.
Sebaliknya, jika sudah berusaha
untuk melakukan perubahan tetapi
mereka menolak, saya pikir sebagai
mahasiswa boleh menjadi apatis.
Jadi untuk melakukan pembenaran
atas suatu hal itu harus berdasarkan
kondisi yang terjadi.

b. Kuesioner online via chat


Pertanyaan:
a. Setuju atau tidak jika mahasiswa dapat lebih leluasa dalam menyampaikan
pendapat dan argumennya dalam rangka perpolitikan di indonesia, dan
berikan alasan anda.
b. setuju atau tidak jika penanaman nilai politik dilakukan di wilayah
kampus, dan berikan alasan anda.
c. bagaimana pendapat anda mengenai mahasiswa apatis.

1 Desy a. setuju a. Setuju


b. setuju b. Setuju
Busainah/
c. c. Sangat disayangkan, mahasiswa
D1e016045
sebagai kaum intelektual harusnya
bisa berperan aktif. Selain itu,

27
mahasiswa harusnya ikut berperan
mencerdaskan masyarakat. Ilmu dan
teori yang didapatkan dikampus akan
lebih baik jika diimplementasikan jga
kepada masyarakat luas.

2 Dendi Tri a. setuju a. Setuju, selagi masih di dalam konteks


b. setuju
Rhomadon/ dan tidak melanggar peraturan atau
c.
B1A017138 memasukkan kepentingan politisasi ya
boleh boleh saja.
b. Setuju, dimana fakultas hukum dan
Fisip juga mempelajari nilai nilai
politik, tetapi bukan pembahasan
politik praktis, melainkan
mempelajari seperti etika-etika politik
dan sebagainya, hal ini juga mampu
menjadi motor penggerak yang kuat
untuk mendorong indonesia yang
maju.
c. Mahasiswa apatis itu kedepannya
kurang dibutuhkan menjadi agent of
change di dalam masyarakat, karena
mereka sifatnya terlalu individualis,
tetapi mahasiswa tersebut jangan
dijauhi, tetapi harus dirangkul dan
diajak untuk kerja sama.

3 Violla rotika/ a. setuju a. Setuju, karena mahasiswa itu


b. setuju
B1A017039 hakikatnya menjadi pengkritik
c.
terhadap kinerja pemerintahan.
b. Setuju, tetapi jika itu sistem politisasi
praktis jangan sampai dilakukan.
c. Menurut saya sebagai seorang
mahasiswa harus memiliki sifat

28
kepedulian yang besar terhadap gejala
sosial yang terjadi di dalam
masyarakat.

4 Ahmad a. setuju a. Tidak setuju, Mengingat peraturan


b. setuju
Redho Illahi/ dari pihak Universitas, mahasiswa dan
c.
A1B017029 selingkup kampus dilarang untuk
menyebarkan isu politik, tanpa
terkecuali.
b. Tidak setuju, Nilai politik memiliki
cakupan yang luas, manfaat maupun
mudarat yang sama banyaknya. Jika
kita menimbang manfaat nilai politik.
Kita akan menjumpai, bahwa nilai
politik dapat mencetak karakter dan
pola pikir mereka, dalam hal ini
mahasiswa.
Namun, jika kita melihat dari sisi
mudaratnya, kita juga akan
menjumpai bahwa ketika nilai politik
itu ditanamkan pada pemuda, dalam
hal ini usia mahasiswa. Maka kita
akan melihat banyak ketidak jelasan
baik dari segi argumen (sebab mereka
hanya melihat, belum merasakan jadi
politikus), buah pikiran (lagi-lagi
karena belum adanya pengalaman)
maupun tingkah laku. Banyak kita
jumpai tindakan separatis yang
dilakukan mahasiswa, yang tidak jelas
manfaatnya, dan jelas mudaratnya.
c. Mahasiswa apatis jika diamati dari
segi psikologi, terjadi karena sikap
dari dalam diri yang kurang terbuka.

29
Tidak ada kaitannya antara apatis
dengan situasi ataupun pengaruh
politik.
Apatis bisa dihilangkan, Apatis bisa
dirubah. Mahasiswa apatis akan
menimbang kembali sikapnya, ketika
mereka dihadapkan pada suatu
kondisi dimana mereka bisa dengan
jelas memilih. Sebab, mereka hanya
akan apatis, jika mereka tidak
menemukan titik terang dari satu
perkara. Dari pandangan psikologis
mereka, daripada mereka mengikuti
orang lain, lebih baik tak usah. Hal
tersebut yang kadang merugikan. Cara
terbaik untuk menghindarinya adalah,
dengan memberikan penjelasan logis,
yang tidak berbelit, dan mudah
dipahami.

5 Novsen a. setuju a. Setuju, bebas tapi terbatas dan tidak


b. setuju
Heriansyah/ boleh bertentangan dengan undang-
c.
B1A017116 undang, kesusilaan, dan kepentingan
umum.
b. Setuju, penanaman politik juga harus
memperhatikan beberapa nilai dan
norma yang berlaku di dalam
masyarakat.
c. Menjadi seorang apatis adalah suatu
kemerdekaan, dan menjadi seorang
aktivis adalah kemajuan yang engerti
hakekat seorang mahasiswa.

6 Reno a. setuju a. Setuju, setuju ketika mahasiswa


b. setuju

30
Ardiansyah/ c. berpendapat, berargumen dan belajar
B1A017076 dalam hal politik, karena politik telah
ada dan hadir di kalangan mahasiswa.
b. Tidak, mahasiswa boleh belajar
berpolitik tapi blm boleh ikut
berpolitik, skrng saat nya untuk
belajar
c. APATIS, kata yang kebanyakan ada
pada mahasiswa sekarang, mahasiswa
yang memiliki tingkat kepedulian
kurang terhadap sekitar, jauhilah
apatis dan jangan hidup separatis. Dan
saya tidak setuju dengan mahasiswa
apatis. Kalo sudah menjadi pilihan, itu
adalah pilihan seseorang.

7 Hendy a. setuju a. Saya setuju jika mahasiswa diberi


b. setuju
Setyawan/ kesempatan dan lebih leluasa untuk
c.
B1A017034 memberikan pendapat dan argumen
dalam perpolitikan di Indonesia
karena dengan pemikiran mahasiswa
dikenal dengan intelektualnya itu bisa
menjadi pertimbangan jika dalam hal
membuat suatu kebijakan atau suatu
keputusan pendapat dan argumen
mahasiswa dapat dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan
keputusan karena pada dasarnya
mahasiswa juga masyarakat yang
akan merasakan dampak dari
keputusan atau kebijakan orang2
politik seperti kepala daerah ataupun
rektor disuatu perguruan tinggi.
Dengan leluasanya mahasiswa

31
memberikan pendapat dan argumen
maka tantangan bagi perpolitikan di
Indonesia untuk menjadi lebih baik
dan transparan. Tentunya jika diberi
hak leluasa untuk memberikan
pendapat itu harus didengarkan dan
dipertimbangkan dalam melakukan
pekerjaan dan dalam pengambilan
keputusan atau kebijakan karena jika
diberi hak leluasa untuk memberikan
pendapat dan argumen tapi itu hanya
sebagai permainan politik belaka akan
percuma saja karena mahasiswa tidak
akan tinggal diam jika terjadi hal
semacam itu
b. Saya setuju jika ada penanaman nilai
politik di kampus, karena kita sebagai
seorang mahasiswa harus lbih tau
dalam lingkungan masyarakat tentang
politik tentunya penanaman nilai
politik yang baik yang benar secara
hukum, tidak menebar kebencian satu
sama lain dan tentunya sesuai dengan
falsafah hidup berbangsa dan
bernegara untuk mewujudkan cita-cita
yg terdapat dalam alinea keempat
UUD NRI 1945.
c. Mahasiswa semakin hari semakin
banyak yg apatis tentu krna bnyk
faktor diantaranya faktor teknologi yg
dimana mahasiswa belum bijak dalam
menggunakannya dalam kehidupan
sehari-hari, faktor sosial dimana

32
mereka tidak peka terhadap apa yg
ada dalam lingkungan sosial, faktor
ego yang tinggi dikalangan
mahasiswa yang tidak mau mengalah
satu sama lain sehingga membuat
perpecahan, mahasiswa apatis ini
tidak akan pernah ada jika dalam
dirinya terdapat jiwa yg peka terhadap
lingkungan sosial, dan tentunya
mendapatkan perhatian antar
mahasiswa supaya saling
mengingatkan untuk kebaikan
bersama untuk hidup yang lebih baik
tanpa adanya rasa apatis dalam diri
mahasiswa.

8 Muhammad a. setuju a. Setuju, tetapi mahasiswa juga harus


b. setuju
Yusuf mempertimbangkan tujuan mereka
c.
b. Setuju, penenaman nilai politik itu
Pratama/
penting, tetapi jangan di pilitisasi atau
B1A017027
dimobilisasi para mahasiswa itu ke
arah kepentingan pribadi.
c. Mahasiswa apatis itu gak dibenarkan
kuliah di universitas, karena masa
perkuliahan bukan masa SMA lagi,
kita harus aktif demi masa depan yang
lebih baik.

Dari 16 total keselueruhan responden didapatkan kesimpulan survey


sebagai berikut:

a. Pertanyaan A = 14 responden setuju dan 2 tidak setuju


b. Pertanyaan B = 15 responden setuju dan 1 tidak setuju

33
c. Sesuai hasil survey kebanyakan mahasiswa menganggap sifat ke apatisan
itu merupakan suatu hak, tetapi untuk merubahnya atau tetap pada
keapatisan itu adalah pilihan, tentang siapa yang akan menjadi generasi
penerus bangsa yang berintelektual, kreatif daninovatif yang itu semua
bisa di dapatkan dari kegiatan diluar perkuliahan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan penelitian yang disampaikan dapat ditarik kesimpulan


yang dapat melengkapi substansi penelitian ini yaitu:

A. Peranan Penting Yang Dapat Diberikan Oleh Mahasiswa Dalam Upaya


Pengembangan Dasar Politik Yang Lebih Demokratis

a) Sadar bahwa manusia merupakan makhluk Sosial, karena manusia


adalah makhluk sosial, jadi manusia tidak dapat hidup sendiri.
Manusia hidup saling membutuhkan antara yang satu dengan yang
lainnya untuk keberlangsungan hidup.

b) Memperbaiki diri dan Melakukan Perubahan. Mahasiswa harus


betul-betul mengintropeksi dirinya, baik secara kognitif, afektif dan
psikomotor. Mulai menentukan tujuan, dan fokus terhadap tujuan
yang ingin diraih. Dan tidak hanya terpaku pada dunia saja, tetapi
akhirat juga.

34
c) Mengembangkan IPTEK. Mahasiswa belajar dengan sungguh-
sungguh di bangku perkuliahan, agar dapat memanfaatkan disiplin
ilmu di jurusannya masing-masing untuk di aplikasikan berupa
teknologi yang berguna untuk masyarakat di Indonesia.

d) Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk mengambil


peran dalam proses pembangunan untuk kemajuan bangsa di masa
depan dan melakukan estafet kepemimpinan berikutnya. Dan salah
satu wadah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki pemuda
adalah dengan mengikuti organisasi, sebab organisasi merupakan
sarana paling efektif untuk menginisiasi dan melakukan perubahan
tersebut dan organisasi merupakan bentuk kecil dari pemerintahan
di Indonesia.

e) Melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah. Mahasiswa


peka terhadap kebijakan pemerintah, menyampaikan aspirasi,
memberi pendapat dan solusi untuk memperbaiki kondisi sosial
politik di Indonesia.

f) Melakukan kritik dan saran kepada para calon pejabat


pemerintahan yang disampaikan melalui media sosial, media cetak,
aksi turun kejalan dan tidak memprovokatif para mahasiswa dalam
menyampaikan pendapatnya, karena mahasiswa hanya ingin
menyampaikan pendapat secara damai, bukan untuk unjuk rasa,
sehingga pengawalan tidak pelu sampai adu kontak fisik dengan
aparat sehingga timbul kekerasan.

g) Mendorong pemerintah untuk melakukan peninjauan ulang dan


perubahan terhadap pasal 280 ayat 1 huruf h yang melarang
penyelenggaraan politik di lingkungan pendidikan, diubah menjadi
dibolehkan dan tentunya dengan syarat-syarat tertentu dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

35
h) Di dalam pergelaran debat para calon pejabat pemerintahan seperti
debat calon presiden dan wakil presiden, pihak panitia KPU
harusnya menguindang perwakilan mahasiswa untuk dapat
mengambil andil di dalam menyampaikan pertanyaan atau kritik
terhadap visi dan misi calon presiden dan wakil presiden.

i) Mahasiswa dapat juga memberikan kritik dan dapat pula


memberikan pendapat dalam hal tingkat kepuasan dan juga dapat
memberikan saran sehingga kinerja para anggota legislatif dapat
terkontrol, kemudian semua pendapat,kritik dan saran tersebut di
letakkan dan dibuat dalam suatu aplikasi berbasis smartphone,
sehingga kinerja anggota legislatif dapat terkontrol dalam
genggaman.

B. Pemaparan Hasil Survey Yang Dilakukan Terhadap Mahasiswa Tentang


Penyelenggaraan Politik Di Kawasan Pendidikan

Dari 16 total keselueruhan responden didapatkan kesimpulan survey


sebagai berikut:

d. Pertanyaan A = 14 responden setuju dan 2 tidak setuju


e. Pertanyaan B = 15 responden setuju dan 1 tidak setuju
f. Sesuai hasil survey kebanyakan mahasiswa menganggap sifat ke apatisan
itu merupakan suatu hak, tetapi untuk merubahnya atau tetap pada
keapatisan itu adalah pilihan, tentang siapa yang akan menjadi generasi
penerus bangsa yang berintelektual, kreatif daninovatif yang itu semua
bisa di dapatkan dari kegiatan diluar perkuliahan.

4.2 SARAN

Dilihat dari keseluruhan pemaparan, peran mahasiswa dalam sosial dan


politik untuk mewujudkan Indonesia lebih maju, mahasiswa sejatinya memiliki
peran dan fungsi yang strategis dalam pembangunan dan perubahan sosial.
Mahasiswa menjadi aktor dari pembangunan dan perubahan bangsa Indonesia.
Peran mahasiswa sebagai Agent of change, social control, dan iron stock. Sebagai
seorang mahasiswa sudah sepatutnya melakukan beberapa upaya yang di jelaskan

36
di atas, dan mengusahakan yang terbaik untuk Indonesia menjadi lebih baik dan
lebih maju.

DAFTAR PUSTAKA
Buku:

H.A.R Tilaar, Kekuasaan Dan Pendidikan, Magelang: (Indonesia Tera, 2003).

M. Sirozi, Politik Pendidikan Politik Pendidikan: Dinamika Hubungan Antara


Kepentingan Kekuasaan Dan Praktik Penyelenggaraan Pendidikan,
(Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2005).

Muhammad Sirozi, Politik Kebijakan Pendidikan Di Indonesia: Peran Tokoh-


Tokoh Islam Dalam Penyusunan Uu No.2/ 1989, (Jakarta: Inis, 2004).

Shindhunata, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, (Yogyakarta:Kanisius,


2000).

Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta:Bigraf Publishing,


2000).

37
Undang-Undang:

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang PEMILU

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Perguruan Tinggi

Referensi internet:

Pentingnya Peran pemuda dan mahasiswa terhadap kemajuan bangsa,


H t t p s : / / A r i e s u l i s t y a . Wo r d p r e s s . C o m / 2 0 1 2 / 0 4 / 0 7 / P e n t i n g n y a -
P e r a n - P e m u d a - D a n - M a h a s i s w a - Te r h a d a p - K e m a j u a n - B a n g s a - 2 / ,
Pada Tanggal 20oktober 2018 Jam 11.47 .

Profil pengguna internet Indonesia 2014://apjii.or.id/content/read/39/27/PROFIL


PENGGUNA-INTERNET-INDONESIA-2014 diakses pada 21 oktober 2018
pukul 20:09.

38

Anda mungkin juga menyukai