Karya tulis ini ditulis dalam rangka mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah
(KTI) yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Bengkulu. Penulis
menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
berbagai hal. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bermanfaat sehingga dapat menyempurnakan karya tulis ini.
Hormat saya,
SAARI KOTO
B1A017136
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.2 Kajian Teori.............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................9
2.1 Politik Sebagai Acuan Penyelenggaraan Pendidikan..........................9
2.2 Pendidikan sebagai wahana pembangunan politik............................10
BAB III..................................................................................................................13
PEMBAHASAN....................................................................................................13
3.1 Bagaimana Peranan Penting Yang Dapat Diberikan Oleh Mahasiswa
Dalam Upaya Pengembangan Dasar Politik Yang Lebih Demokratis...............13
3. 2 Pemaparan Hasil Survey Yang Dilakukan Terhadap Mahasiswa Tentang
Penyelenggaraan Politik Di Kawasan Pendidikan.............................................19
a. Kuesioner tertulis..................................................................................20
b. Kuesioner online via chat......................................................................27
BAB IV..................................................................................................................35
PENUTUP..............................................................................................................35
4.1 KESIMPULAN......................................................................................35
A. Peranan Penting Yang Dapat Diberikan Oleh Mahasiswa Dalam Upaya
Pengembangan Dasar Politik Yang Lebih Demokratis...................................35
B. Pemaparan Hasil Survey Yang Dilakukan Terhadap Mahasiswa Tentang
Penyelenggaraan Politik Di Kawasan Pendidikan..........................................36
4.2 SARAN...................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................38
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia mulai memasuki zaman dimana persaingan lokal dan global
yang tinggi dimana peran sumber daya masyarakat yang kreatif, kritis dan inovatif
sangat diperlukan oleh negara yang sedang memasuki tahap kemajuan seperti
sekarang ini, peran pendidikanlah yang memiliki kontribusi yang amat tinggi
dalam menciptakan sumber daya masyarakat yang kreatif, kritis dan inovatif yang
selalu mengikuti setiap perkembangan di semua lini kehidupan, baik itu dari dunia
teknologi, ekonomi dan juga di dunia perpolitikan.
Pada tahun politik demokrasi dewasa ini saat yang penting bagi
masyarakat Indonesia, dimana akan dilaksanakannya pemilu (pemilihan umum)
secara serentak untuk memilih calon presiden dan wakil presiden dan secara
serentak pula dilaksanakan pemilihan anggota legislatif pertama kali, akibatnya
atmosfer yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia telah memasuki berbagai
kalangan masyarakat, mulai dari anak kecil hingga dewasa, pejabat hingga
masyarakat sipil dan tentunya kalangan pelajar hingga kalangan mahasiswa.
1
hal tersebut tertuang dalam pasal 280 ayat 1 huruf h undang-undang nomor 7
tahun 2017 yang menyebutkan bahwa “Pelaksana, peserta, dan tim Kampanye
Pemilu dilarang menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat
pendidikan”, sanksi pidana berlaku bagi seluruh pihak yang melanggar aturan
kampanye tersebut adalah penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak
Rp. 24 juta
2
lembaga dan proses politik membawa dampak besar pada karakteristik
pendidikan.
3
3
Sedangkan karakteristik kebijakan pendidikan pada masa penjajahan
Belanda yaitu kolonialistik, intelektualistik, heterogen, diskriminatif, dan self-
serving (selalu diarahkan untuk kepentingan penjajah). Dampaknya dalam
kehidupan masyarakat waktu itu, yaitu:
4
Dalam hal ini, ada enam pembahasan penting menurut Muhammad Sirozi
tentang hubungan politik dan pendidikan:
4
Hubungan politik dan pendidikan berakibat pada semua dataran filosofis
dan kebijakan. Di Indonesia sendiri filsafat pendidikan nasional adalah artikulasi
pedagogis dari nilai yang ada pada Pancasila dan UUD 1945.pada dataran
kebijakan, sangat sulit memisahkan antara kebijakan pendidikan yang dibuat
pemerintah dengan persepsi dan kepercayaan publik yang ada pada pemerintah
tersebut.
Walaupun hubungan antara politik dan pendidikan begitu kuat dan nyata,
tidak semua orang mengakui dan mendukung realitas itu. Pihak yang tidak setuju
mengingikan upaya perubahan untuk mengikis elemen politik dalam pendidikan.
mereka menginginkan agar keduanya menjadi wilayah yang terpisah.
5
mengabaikan aspek politik dari pendidikan. Tetapi karena kajian persoalan ini
sangat minim, penjelasan tentang dasar pemisahan antara keduanya masih sulit
ditemukan.
Hingga tahun 80-an, banyak negara masih ada keyakinan bahwa politik
dan pendidikan adalah kegiatan yang terpisah. Keyakinan ini memberi keraguan
pengertian politik pendidikan dan tujuan, fokus, serta wilayah kajian politik
pendidikan sebagai bidang kajian akademik. Di Amerika sendiri, selama beberapa
tahun sekolah publik ditempatkan dalam sebuah ruang anti dan tanpa politik.
a. Keyakinan itu bagian dari hasil konflik tajam antara gereja dan sekolah
pada abad ke-19.
b. Konfilk itu memunculkan pandangan yang meluas bahwa politik tidak
boleh mengganggu pendidikan, dan sistem sekolah pemerintah dan
penarikan bantuan dari sekolah gereja harus berjalan.
c. Keyakinan bahwa pendidikan diluar politik telah mengakar dikalangan
pendidik profesional selama bertahun-tahun.
d. Pandangan bahwa politik adalah sesuau yang kotor dan tidak terhormat
karena berkenaan dengan ide korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan
kurang baiknya gambaran tentang partai politik.
Pandangan bahwa pendidikan dan politik adalah dua hal yang terpisah
tidak mengandung kebenaran baik di negara maju dan berkembang karena
keduanya merupakan aktivitas yang mendasar dalam semua masyarakat.
Keduanya adalah sarat dengan proses pengalokasian dan pendistribusian nilai
dalam masyarakat. Lembaga yang menyelenggarakan aktivitas keduanya akan
saling memengaruhi karakter dan budaya yang dimiliki masyarakat.
6
4. Hambatan ke depan7
5. Perkembangan di Indonesia8
Politik tidak terpisahkan dari pendidikan, kecuali jika negeri ini ingin
memiliki generasi yang buta politik (tidak bisa megeluarkan negeri ini dari krisis).
Politik adalah cara mengelola lingkungan yang luas, bukan hanya perebutan
kekuasaan. Maka, tugas sekolah untuk membantu pelajar untuk dapat
membedakan politik yang baik dan tidak baik (sesuai dengan peraturan).
7
d. Perlunya pemahaman yang lebih luas tentang politik.
e. Pentingnya civic education (pendidikan kewargaan).
Kondisi politik seperti sekarang ini seperti membungkam para anak muda
untuk menunjukkan ide dan gagasannya untuk turut serta dalam memberikan
pendapat/berdemokrasi, maka dari itu, berdasarkan landasan dan kajian teori
diatas dapat menguatkan ide dan gagasan peneliti untuk mengubah regulasi yang
menghambat proses demokrasi bagi kalangan terpelajar.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Politik Sebagai Acuan Penyelenggaraan Pendidikan
10
Ditengah rendahnya kemampuan ekonomi Negara kita saat ini
pembangunan pendidikan harusnya menjadi prioritas untuk dikembangkan, sudah
banyak bukti dinegara lain yang sudah maju dimana pengembangan sumberdaya
manusia yang diprioritaskan tersebut dapat mendukung keberhasilan
pembangunan secara keseluruhan. Sistem politik yang berlaku dalam suatu negara
senantiasa terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh negara termasuk
kebijakan dalam bidang pendidikan. Kaitan tersebut terletak pada:
a. perumusan kebijakan
b. proses legitimasi
c. proses penyampaian pada khalayak
d. proses pengkomunikasian
e. proses pelaksanaan, dan
f. proses evaluasi.
9 H.A.R Tilaar, kekuasaan dan pendidikan, Magelang: Indonesia Tera, 2003 hal 143
10 Ibid hal 144
9
juga ada budaya yang berkembang pada suatu waktu tersebut. Seberapa penting
pendidikan dalam pembangunan politik menjadi sebuah pertanyaan yang menarik.
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan pentingnya pendidikan bagi
pembangunan politik yaitu sebagai berikut:
10
Pada pendidikan non-formal atau diluar persekolahan pendidikan politik
dapat dilakukan pada aspek penanaman ketrampilan berperilaku yang baik di
masyarakat. Kurikulum dalam pendidikan non-formal seyogyanya diarahkan
untuk transfer nilai juga. Sedangkan pada pendidikan informal penanaman nilai
yang baik sebenarnya banyak terjadi pada tahap ini. Seorang anak atau siswa
sekolah dasar hanya 6-8 jam berada di sekolah atau pendidikan formal sedangkan
sisa waktu yang lain ada dirumah atau masyarakat. Pendidikan informal terjadi
pada keluarga, masyarakat, organisasi, dan sebagainya.
11
Melalui pendidikan yang baik akan menciptaan politikus yang bijaksana
atau dalam istilah Mochtar Buchori sebagai kearifan yang dapat dicapai lewat
berpikir reflektif. Selanjutnya Mochtar Buchori dalam Sindhunata (2000:25)
menyampaikan syarat manusia menjadi arif yaitu:
Kearifan dan kebijaksanaan dapat dibentuk sejak dini dalam diri anak,
karena sifatnya yang melekat maka kedua hal itu kurang bisa diukur tingkatannya
tetapi dapat dirasakan dan di lihat hasil atau produk yang diperoleh. Selanjutnya
berbicara kebijaksanaan kita akan terlintas tentang demokrasi.
12
Demokrasi dalam pendidikan lebih ditekankan setelah pelaksanaan
otonomi pendidikan sebagai implikasi otonomi daerah beberapa waktu lampau.
Pola – pola demokrasi dalam pendidikan sebenarnya merupakan salah satu bentuk
pendidikan politik dimana di dalam demokrasi terdapat musyawarah, saling
menghargai pendapat dan sebagainya. Upaya untuk memperluas dukungan
pendidikan terhadap pembangunan politik dapat dilakukan melalui berbagai cara,
yaitu:
11
a. Menyusun kurikulum yang mampu secara komprehensif memberikan
manfaat bagi anak didik dalam kehidupan di masyarakat dan politik
nantinya.
b. Menciptakan pola hubungan yang baik antara pendidikan dan politik tetapi
dalam koridor pendidikan bukan sekedar politisasi pendidikan.
c. Membentuk guru yang memiliki kemampuan profesional dan berkarakter
kebangsaan sehingga dapat sebagai figure yang baik bagi anak didik.
d. Penanaman nilai-nilai yang baik sejak dini sehingga kepribadian anak
dapat terbentuk secara nyata, tidak ada segala sesuatu yang bersifat instant
mampu memberikan hasil yang baik sehingga segala sesuatu harus
dipersiapkan sejak dini.
13
Selanjutnya Zamroni (2000: 3-5) mengemukakan peranan pendidikan
dalam pembangunan nasional suatu bangsa dan berkaitan dengan pengambilan
keputusan dan kebijakan pendidikan berdasar pada dua paradigma, yaitu:
12
BAB III
PEMBAHASAN
14 A r i S u l i s t y a , “ P e n t i n g n y a P e r a n P e m u d a D a n M a h a s i s w a Te r h a d a p
Kemajuan Bangsa”, Blissful Blog, Diakses
D a r i H t t p s : / / A r i e s u l i s t y a . Wo r d p r e s s . C o m / 2 0 1 2 / 0 4 / 0 7 / P e n t i n g n y a -
P e r a n - P e m u d a - D a n - M a h a s i s w a - Te r h a d a p - K e m a j u a n - B a n g s a - 2 / , Pada
Ta n g g a l 2 0 o k t o b e r 2 0 1 8 J a m 1 1 . 4 7
13
mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan dan pembangunan
bangsa.
14
program kesejahteraan anak. Dalam hal ini, sebagai mahasiswa sebagai jiwa-jiwa
anak muda jiwa sosial haruslah ikut berbagi kepada anak-anak yang dirasa
membutuhkan bantuan, ulur tangan, sebagai mahasiswa bisa memberikan
pendidikan / pengajaran kepada mereka. Dengan adanya pengajaran, bisa
digunakan mereka buat bekal masa depan nanti. Karena memang banyak sekali
anak yang tidak bisa sekolah dikarenakan tidak cukup biaya untuk sekolah.
Sebagai mahasiswa tidak hanya melulu di kampus, tapi haruslah juga mengabdi
ke masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat termasuk tri darma perguruan
tinggi yang wajib di jalankan karena mahasiswa merupakan insan-insan pencetak
masa depan. 16Pengabdian kepada masyarakat, menurut UU No. 12 Tahun 2012
tentang pendidikan tinggi, adalah aktivitas memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Mahasiswa dapat memanfaatkan disiplin ilmu
di jurusannya masing-masing untuk di aplikasikan berupa teknologi yang berguna
untuk masyarakat. Contohnya seperti alat pengering ikan dari jurusan saya yang di
aplikasikan untuk warga desa Nambangan Perak Kenjeran Surabaya. Dan
mahasiswa dapat juga dapat melakukan gerakan peduli lingkungan, penyuluhan,
bakti sosial, seperti melakukan penggalangan dana jika ada daerah yang terkena
bencana alam, mahasiswa bisa melakukan penggalangan dana dari jurusan
masing-masing, kemudian ke institut / universitasnya kemudian nanti bisa juga
turun ke jalan untuk meminta bantuan warga-warga sekitar.
15
memberikan postingan dan komentar-komentar di media sosial ramai bahkan
hingga menjadi trending topic. 17Sehingga dapat dilihat dari hasil survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang bekerja sama dengan Pusat
Kajian dan Komunikasi Universitas Indonesia (Puskakom UI), pada akhir 2014
tercatat jumlah pengguna internet (netizen) di Indonesia mencapai 88,1 juta. Dari
jumlah tersebut, 49,0 persen atau mayoritas pengguna internet berusia 18-25
tahun, disusul yang berusia 26-35 tahun sebanyak 33,8 persen, dan usia 35-45
tahun sebanyak 14,6 persen. Ini merupakan potensi Indonesia untuk para pemuda /
mahasiswa memberikan masukan, saran kepada pemerintah dalam bidang politik
dan ikut serta berpartisipasi dalam kemajuan politik di indonesia. Peran
mahasiswa / pemuda juga cukup baik di kegiatan pemilu, dan dukungan mereka
dalam setiap pemilu juga tak pernah surut. Mahasiswa merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari rakyat, hingga mahasiswa turun ke jalan melakukan aksi untuk
rakyat. Seperti yang dilakukan oleh BEM SI (Badan Eksekutif Mahasiswa
Seluruh Indonesia), mereka melakukan aksi nyata serentak di indonesia pada
tanggal 12 Januari 2017 mereka menuntut permasalahan-permasalahan dengan
menyampaikan aspirasi, mengingatkan dan meluruskan langkah pemerintah untuk
kepentingan rakyat. Mahasiswa dituntut lebih banyak bergerak dalam membuat
perubahan yang lebih baik, lebih kreatif dan produktif dalam memikirkan ide-ide
perubahan untuk bangsa ini.
16
a. Sadar bahwa manusia merupakan makhluk Sosial, karena manusia
adalah makhluk sosial, jadi manusia tidak dapat hidup sendiri.
Manusia hidup saling membutuhkan antara yang satu dengan yang
lainnya untuk keberlangsungan hidup.
17
menyampaikan pendapat secara damai, bukan untuk unjuk rasa,
sehingga pengawalan tidak pelu sampai adu kontak fisik dengan
aparat sehingga timbul kekerasan.
18
3. 2 Pemaparan Hasil Survey Yang Dilakukan Terhadap Mahasiswa
Tentang Penyelenggaraan Politik Di Kawasan Pendidikan
Untuk lebih mempertegas substansi dan hasil dalam penelitian ini, penulis
berupaya melakukan yang terbaik supaya goals directions terhadap penelitian ini
dapat tercapai, dan tentunya tidak ada keraguan dalam diri mahasiwa, penulis
melakukan sebuah survey terhadap para mahasiswa di lingkungan universitas
bengkulu dengan sistematika sebagai berikut:
Tempat: universitas bengkulu, responden dari berbagai fakultas
Pertanyaan :a. Setuju atau tidak jika mahasiswa dapat lebih leluasa dalam
menyampaikan pendapat dan argumennya dalam rangka
perpolitikan di indonesia, dan berikan alasan anda.
19
Hasil survey
a. Kuesioner tertulis
Pertanyaan:
a. Setuju atau tidak jika mahasiswa dapat lebih leluasa dalam menyampaikan
pendapat dan argumennya dalam rangka perpolitikan di indonesia, dan
berikan alasan anda.
b. setuju atau tidak jika penanaman nilai politik dilakukan di wilayah
kampus, dan berikan alasan anda.
c. bagaimana pendapat anda mengenai mahasiswa apatis.
20
pekerjaan part time, dan tuntutan
akademik kampus yang padat yang
dapat membuat mereka menjadi
apatis
21
b. Setuju, tetapi dengan catatan tidak
memasukkan kepentingan pribadi
atau politisasi oposisi
c. Menurut saya mereka itu
sebenarnya rugi banget, karena
pengalaman yang mereka dapatkan
saat mereka ikut andil dalam suatu
kegiatan maka ia sangat beruntung,
sifat apatis itu harus dirubah demi
kemajuan bangsa
22
kesepahaman akan dunia kampus
nya itu sendiri, terkadang kegiatan-
kegiatan dikampus hanya
memberikan kegiatan namun tidak
memberikan maksd yang jelas akan
perkembangan serta wujud dari
kegiatan untuk mahasiswa
dikemudian hari setelah tamat dari
dunia perkuliahan Lebih jelasnya
kegiatannya hanya sekedar buang-
buang waktu saja
23
proses daripada politik, jadi
kampus harus memberikan
pendidikan politik yg baik agar
mahasiswa tidak memandang
buruk politik, politik di dalam
kampus ialah dalam konteks
pendidikan bukan politik praktis yg
dihadapkan kepada mahasiswa.
c. Mahasiswa yg apatis ialah
mahasiswa yg selalu menutup
mata, mahasiswa yg tidak ingin
mencari tahu dan tidak ingin diberi
tahu. Artinya harus ada niat baik
daripada mahasiswa apatis itu
sendiri untuk menumbuhkan rasa
ke ingin tahuan terhadap suatu
permasalahan. Dan itu tugas kita
bersama untuk menyadarkannya.
24
mengenai politik ini sangat bagus,
tapi kalau tujuan nya untuk
menjadikan mahasiswa tombak
berpolitik ini yg enggak, soalnya
mahasiswa bertugas mengawasi
dan mendampingi, tidak hanya
mengkritik tapi juga memperbaiki.
Kalau kita dijadikan tombak politik
berarti kita diperebutkan untuk
mendukung partai politik
c. Menurut saya tidak semua
mahasiswa apatis itu salah, ada
beberapa alasan mereka apatis
karena hanya memikirkan
kebutuhan pribadi tanpa
memikirkan nasib yg lain, namun
ada juga yg diam karna mereka gak
tau mau bilang apa, mereka masih
kurang pemahaman tentang suatu
masalah, jadi mereka lebih memilih
diam dari pada mereka sekedar
ikut"an atau sekedar aksi dan aksi
tapi mereka sendiri gak tau maksud
dan tujuannya, dan mahasiswa
seperti ini tidak bisa disalahkan
karena tidak semua mahasiswa
memiliki pemahaman politik yg
sama
25
b. Setuju, pemahaman politik sangat
penting karena salah satu penguji
dan pengawasan itu dilakukan oleh
aktivis kampus, tetapi harus
dicerna terlebih dahulu yang mana
kepentingan politisasi dan yang
mana nilai nilai politik
c. Menurut saya itu sebuah pilihan,
dan bagaimana menanggapinya,
harus dilihat dari beberapa sudut
pandang, tidak boleh dari 1 sisi,
tetapi untuk turun kejalan
pengabdian
26
berargumen.
b. Saya setuju saja. Asal tidak ada
penanaman nilai politik identitas
atau politik yang bertujuan untuk
memecah belah pihak tertentu.
c. Menurut saya, mahasiswa apatis itu
tidak bisa dikatakan benar atau
salah. Tergantung bagaimana
kondisinya. Kalau dirasa suatu
lingkungan itu mau menerima
perubahan maka sebagai
mahasiswa kita tidak boleh apatis.
Sebaliknya, jika sudah berusaha
untuk melakukan perubahan tetapi
mereka menolak, saya pikir sebagai
mahasiswa boleh menjadi apatis.
Jadi untuk melakukan pembenaran
atas suatu hal itu harus berdasarkan
kondisi yang terjadi.
27
mahasiswa harusnya ikut berperan
mencerdaskan masyarakat. Ilmu dan
teori yang didapatkan dikampus akan
lebih baik jika diimplementasikan jga
kepada masyarakat luas.
28
kepedulian yang besar terhadap gejala
sosial yang terjadi di dalam
masyarakat.
29
Tidak ada kaitannya antara apatis
dengan situasi ataupun pengaruh
politik.
Apatis bisa dihilangkan, Apatis bisa
dirubah. Mahasiswa apatis akan
menimbang kembali sikapnya, ketika
mereka dihadapkan pada suatu
kondisi dimana mereka bisa dengan
jelas memilih. Sebab, mereka hanya
akan apatis, jika mereka tidak
menemukan titik terang dari satu
perkara. Dari pandangan psikologis
mereka, daripada mereka mengikuti
orang lain, lebih baik tak usah. Hal
tersebut yang kadang merugikan. Cara
terbaik untuk menghindarinya adalah,
dengan memberikan penjelasan logis,
yang tidak berbelit, dan mudah
dipahami.
30
Ardiansyah/ c. berpendapat, berargumen dan belajar
B1A017076 dalam hal politik, karena politik telah
ada dan hadir di kalangan mahasiswa.
b. Tidak, mahasiswa boleh belajar
berpolitik tapi blm boleh ikut
berpolitik, skrng saat nya untuk
belajar
c. APATIS, kata yang kebanyakan ada
pada mahasiswa sekarang, mahasiswa
yang memiliki tingkat kepedulian
kurang terhadap sekitar, jauhilah
apatis dan jangan hidup separatis. Dan
saya tidak setuju dengan mahasiswa
apatis. Kalo sudah menjadi pilihan, itu
adalah pilihan seseorang.
31
memberikan pendapat dan argumen
maka tantangan bagi perpolitikan di
Indonesia untuk menjadi lebih baik
dan transparan. Tentunya jika diberi
hak leluasa untuk memberikan
pendapat itu harus didengarkan dan
dipertimbangkan dalam melakukan
pekerjaan dan dalam pengambilan
keputusan atau kebijakan karena jika
diberi hak leluasa untuk memberikan
pendapat dan argumen tapi itu hanya
sebagai permainan politik belaka akan
percuma saja karena mahasiswa tidak
akan tinggal diam jika terjadi hal
semacam itu
b. Saya setuju jika ada penanaman nilai
politik di kampus, karena kita sebagai
seorang mahasiswa harus lbih tau
dalam lingkungan masyarakat tentang
politik tentunya penanaman nilai
politik yang baik yang benar secara
hukum, tidak menebar kebencian satu
sama lain dan tentunya sesuai dengan
falsafah hidup berbangsa dan
bernegara untuk mewujudkan cita-cita
yg terdapat dalam alinea keempat
UUD NRI 1945.
c. Mahasiswa semakin hari semakin
banyak yg apatis tentu krna bnyk
faktor diantaranya faktor teknologi yg
dimana mahasiswa belum bijak dalam
menggunakannya dalam kehidupan
sehari-hari, faktor sosial dimana
32
mereka tidak peka terhadap apa yg
ada dalam lingkungan sosial, faktor
ego yang tinggi dikalangan
mahasiswa yang tidak mau mengalah
satu sama lain sehingga membuat
perpecahan, mahasiswa apatis ini
tidak akan pernah ada jika dalam
dirinya terdapat jiwa yg peka terhadap
lingkungan sosial, dan tentunya
mendapatkan perhatian antar
mahasiswa supaya saling
mengingatkan untuk kebaikan
bersama untuk hidup yang lebih baik
tanpa adanya rasa apatis dalam diri
mahasiswa.
33
c. Sesuai hasil survey kebanyakan mahasiswa menganggap sifat ke apatisan
itu merupakan suatu hak, tetapi untuk merubahnya atau tetap pada
keapatisan itu adalah pilihan, tentang siapa yang akan menjadi generasi
penerus bangsa yang berintelektual, kreatif daninovatif yang itu semua
bisa di dapatkan dari kegiatan diluar perkuliahan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
34
c) Mengembangkan IPTEK. Mahasiswa belajar dengan sungguh-
sungguh di bangku perkuliahan, agar dapat memanfaatkan disiplin
ilmu di jurusannya masing-masing untuk di aplikasikan berupa
teknologi yang berguna untuk masyarakat di Indonesia.
35
h) Di dalam pergelaran debat para calon pejabat pemerintahan seperti
debat calon presiden dan wakil presiden, pihak panitia KPU
harusnya menguindang perwakilan mahasiswa untuk dapat
mengambil andil di dalam menyampaikan pertanyaan atau kritik
terhadap visi dan misi calon presiden dan wakil presiden.
4.2 SARAN
36
di atas, dan mengusahakan yang terbaik untuk Indonesia menjadi lebih baik dan
lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
37
Undang-Undang:
Referensi internet:
38