Anda di halaman 1dari 115

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK B DENGAN


KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN DIRI
PADA MASALAH DM DI RW 05, KELURAHAN CISALAK
PASAR, CIMANGGIS, DEPOK

KARYA ILIMIAH AKHIR NERS

DOROTHEA OJE LINDA


0806316165

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM NERS ILMU KEPERAWATAN
DEPOK
JULI 2013

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK B DENGAN


KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN DIRI
PADA MASALAH DM DI RW 05, KELURAHAN CISALAK
PASAR, CIMANGGIS, DEPOK

KARYA ILIMIAH AKHIR NERS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ners Keperawatan

DOROTHEA OJE LINDA


0806316165

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM NERS ILMU KEPERAWATAN
DEPOK
JULI 2013

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Dorothea Oje Linda, S.Kep

NPM : 0806316165

Tanda Tangan :

Tanggal : 10 Juli 2013

ii 

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah akhir ners ini diajukan oleh:


Nama : Dorothea Oje Linda
NPM : 0806316165
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Karya Ilmiah Akhir : Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak B dengan
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri pada
masalah DM di RT 07 RW 05 Kelurahan Cisalak
Pasar, Cimanggis, Depok

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners
pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Heny Permatasari,.S.Kp., M.Kep., Sp,Kom


Dan Penguji I

Penguji 2 : Ns. Intan Asri Nuraini ,S.Kep., M.Kep ( )

Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 10 Juli 2013

iii 

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan
rahmat -Nya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini. Penulisan
karya ilmiah akhir ners ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia. Dalam penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini, saya merasa sangat
terbantu oleh banyak pihak, oleh karena itu saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
(1) Ibu Henny Permatasari,.S.Kp., M.Kep., Sp,Kom, selaku Dosen
Pembimbing saya yang selalu memberikan bimbingan dengan sabar dan
cermat
(2) Ibu Poppy Fitriyani, M.Kep., Sp.Kom., selaku Koordinator Peminatan
PKKMP Komunitas
(3) Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan;
(4) Ibu Kuntarti S.Kp., M. Biomed, sebagai kepala program studi S1
(5) Keluarga saya, terutama ayah dan ibu serta adik-adik yang selalu dengan
sabar memberikan dukungan baik moril maupun materiil, dan selalu
menjadi sumber semangat saya dalam menjalani proses ini
(6) Teman-teman kelompok peminatan komunitas aggregat dewasa Christin,
Amir, Ayu, Kurni, dan Putri, terimakasih atas kerjasama dan
kekompakannya.
(7) Teman-teman kelompok PKKMP Komunitas Pioneer Perkesmas yang
selalu saling menguatkan
(8) Seluruh teman-teman seperjuangan FIK UI reguler 2008, senang bisa
melewati semua perjuangan ini bersama kalian.

Akhir kata, saya berharap karya ilmiah akhir ners ini dapat membawa manfaat
positif bagi banyak pihak, terutama dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu.

Depok, 10 Juli 2013


Penulis

iv 

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama : Dorothea Oje Linda, S.Kep


NPM : 0806316165
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Karya Ilamiah Akhir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak B dengan Ketidakefektifan Manajemen
Kesehatan Diri Pada masalah DM di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar,
Cimanggis, Depok

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 10 Juli 2013
Yang menyatakan

(Dorothea Oje Linda, S.Kep)


Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


ABSTRAK

Nama : Dorthea Oje Linda, S.Kep.


Program Studi : Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak B dengan
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri pada
masalah DM di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar,
Cimanggis, Depok

Perubahan lifestyle kehidupan masyarakat perkotaan menimbulkan masalah


diabetes melitus. Angka kejadian Diabetes melitus terus meningkat sehingga
diperlukan suatu pencegahan untuk menurunkan angka tersebut. Untuk itu peran
perawat komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga
sangatlah penting. Asuhan keperawatan keluarga yang diberikan menerapkan
konsep family center nursing berdasarkan lima tugas umum kesehatan keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga bapak B dengan masalah ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri pada masalah Diabetes Mellitus (DM), perawat
berperan sebagai edukator, care giver, dan pengawas. Intervensi keperawatan
lebih difokuskan pada manajemen diet dengan DM. Tujuannya adalah kadar
glukosa tetap stabil dan keluarga mampu merawat anggota secara mandiri. Hasil
yang diperoleh bahwa keluarga mengalami perubahan pola makan secara perlahan
dari sekali makan menjadi tiga kali dengan penurunan kadar glukosa dari 320
mg/dL menjadi 165 mg/dL. Dapat disimpulkan bahwa pengaturan makanan
sangatlah penting bagi orang yang mengalami DM untuk menjaga kadar glukosa
darah tetap stabil maka.

Kata kunci :
Asuhan keperawatan Keluarga, DM, Manajemen Diet DM
 

vi 

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


ABSTRACT

Nama : Dorthea Oje Linda, S.Kep.


Program Studi : Profesi Ners
Judul : Family Nursing Care to Mr. B with Ineffectiveness of
Self-care Health Management to Diabetes Mellitus in RW
05, Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok

Changing of lifestyle promotes the prevalence of diabetes mellitus disease. The


incidence of diabetes mellitus (DM) had gradually increased each year. Preventing
the incidence of diabetes melitus can be used in reducing this problem. The role
of community nurse was absolutely important especially in providing the level of
independence in residents.Family nursing care is adapting five general tasks of
family health theory. Nurse was implementing Mr.B family with inneffective
health management of Diabetes Mellitus. Nurse role was as an educator, care
giver, and supervisors. Nursing implementation was focused on dietary
management foccused with DM. The goal of this implementation is to keep the
stability of glucose level. This implementation also used to enhance the
independence of family health care management. Result shows that after
implementation the family life stlye was changing slowly. Family showed better
dietary habit. Glucose level decreased from 320 mg / dL to 165 mg / dL. It can be
concluded that dietary management was very important for people with diabetes.
This was helpful for keeping the stability of blood glucose level.

Keywords:
Family nursing care, DM, DM Diet Management

vii 

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH ............................................................................................ v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2Tujuan Penulisan ............................................................................... 6
1.3 Manfaat Penulisan ............................................................................. 6

2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8


2.1 Konsep Perkotaan .............................................................................. 8
2.1.1 Pengertian Perkotaan ............................................................. 8
2.1.2 Ciri-Ciri Masyarakat Perkotaan ............................................... 8
2.1.3 Dampak Urbanisasi Terhadap Masyarakat Perkotaan ........... 9
2.2 Diabetes Melitus Sebagai Penyakit Degeneratif ............................... 10
2.2.1 Model Asuhan Keperawatan komunitas ................................ 11
2.2.2 Peran Perawat dalam keluarga sebagai Komunitas ............... 12
2.3 Keluarga dengan Tahap Tumbuh Kembang Dewasa ....................... 14
2.3.1 Pengertian ............................................................................. 14
2.3.2 Masalah-masalah Kesehatan yang Terjadi ............................ 15
2.3.3 Peran Perawat Keluarga ........................................................ 16
2.4 Asuhan Keperawatan Keluarga ......................................................... 17
2.4.1 Pengkajian .............................................................................. 17
2.4.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................... 18
2.4.3 Intervensi Keperawatan ........................................................ 19
2.4.4 Implementasi Keperawatan .................................................... 22
2.4.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................. 22

3. LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA....................................... 23


3.1 Pengkajian ........................................................................................ 23
3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 25
3.3 Intevensi Keperawatan Keluarga ...................................................... 26
3.3.1 Tujuan Umum Kesehatan 1 ................................................... 26
3.3.2 Tujuan Umum Kesehatan 2 ................................................... 26
3.3.3 Tujuan Umum Kesehatan 3 ................................................... 26
3.3.4 Tujuan Umum Kesehatan 4 ................................................... 29
                                                                  viii                                              Universitas Indonesia 

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


3.3.5 Tujuan Umum Kesehatan 5 ................................................... 29
3.4 Implementasi Keperawatan Keluarga ............................................. 30
3.5 Evaluasi Keperawatan Keluarga ...................................................... 32
3.5.1 Evaluasi Subjektif ................................................................. 33
3.5.2 Evaluasi Objektif ................................................................... 34
3.5.3 Planning ................................................................................. 35

4. ANALISIS SITUASI ............................................................................ 36


4.1 Profil Lahan Praktek ........................................................................ 36
4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep dan Teori KKMP . 37
4.3 Analisis Intervensi Keperawatan Keluarga ..................................... 38
4.3.1 Pengkajian Keperawatan ......................................................... 38
4.3.2 Dignosa Keperawatan ............................................................ 40
4.3.3 Intervensi Keperawatan .......................................................... 41
4.3.4 Implementasi Keperawatan .................................................... 42
4.3.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................ 45
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah yang Dapat Dilakukan .................. 46

5. PENUTUP .............................................................................................. 47
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 47
5.2 Saran.................................................................................................. 48
5.2.1 Keluarga .................................................................................. 48
5.2.2 Masyarakat Cisalak Pasar ...................................................... 48
5.2.3Puskesmas Cimanggis .............................................................. 48
5.2.4 Keperawatan .......................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

                                                                  ix                                              Universitas Indonesia 

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pengkajian Keluarga Binaan


Lampiran 2 : Nursing Care Plan Keluarga Binaan
Lampiran 3 : Implementasi Keluarga Binaan
Lampiran 4 : Tingkat Kemandirian Keluarga
Lampiran 5 : Leaflet Diabetes Mellitus
Lampiran 6 : Leaflet Manajemen Diet
Lampiran 7 : Leaflet contoh menu sehari
Lampiran 8 : Lembar Konversi Makanan dalam ukuran RumahTangga
Lampiran 9 : Lembar Tulisan Makanan Wajib Dihindari

                                                                  x                                              Universitas Indonesia 

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota membentuk suatu sistem kehidupan manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi, adanya perbedaan strata sosial dan ekonomi.
Kota menjadi pusat segala aspek kehidupan seperti pusat pendidikan, pusat
kesehatan, pusat kegiatan ekonomi, dan pusat pemerintahan. Kota merupakan
daerah urban yang sedang berkembang pesat. Daerah urban adalah daerah non
rural yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, dimana dalam satu km2
hidup lebih dari 99 orang, sehingga jumlah populasi yang hidup dalam suatu kota
diperkirakan 20000 sampai 50000 (CDC 2001, dalam Comunity & Public Health
Nursing, 2004).

Daerah urban memiliki karakteristik tersendiri dan sangat berbeda dengan daerah
rural. Keadaan geografi yang strategis menjadi daya tarik tersendiri bagi
masyarakat untuk menempuh kehidupan dikota. Selain itu berkurangnya lahan
pedesaan serta upah yang diperoleh tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-
hari mendorong penduduk desa untuk berpindah ke kota. Faktor ini didukung
makna kesejahteraan antara desa dan kota memberi arti tersendiri,yaitu desa
memberi kesan tertingal dan kota memberi kesan kemajuan. Hal-hal inilah
menarik penduduk desa untuk berurbanisasi ke kota.

Urbanisasi yang tinggi menjadikan lahan pemukiman semakin sempit,


pemukiman yang padat dan tata ruang kota yang buruk. Selain itu lifestyle yang
serba moderen dan adanya fenomena budaya konsumerisme. Budaya tersebut
membuat masyarakat kota untuk beralih dari makanan keluraga tradisional
menjadi makanan cepat saji dan berlemak (Anderson & McFarlane, 2007). Selain
itu tersedianya berbagai fasilitas yang mengurangi ruang gerak atau aktivitas
fisik, mendorong masyarakat kota jarang untuk berolah raga. Secara umum,
masyarakat perkotaan memiliki akses yang mudah untuk mendapatkan fasilitas
kesehatan. Namun tingkat kesehatan mereka belum tentu lebih baik karena

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


terdapatnya pola makan buruk, tekanan lingkungan sanitasi yang buruk, dan
perilaku hidup yang tidak sehat. Fenomena tersebut malah menimbulkan masalah
kesehatan salah satu diantaranya adalah penyakit diabetes melitus.

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak
pada produktivitas sumber daya manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh
secara individu, tetapi sistem kesehaatan suatu negara. Data WHO menunjukan
bahwa setidaknya ada 171 juta orang hidup dengan DM pada tahun 2000. Jumlah
ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 366 juta pada tahun 2030 (Wild et al,
2004). Peningkatan jumlah penderita diabetes lebih banyak terjadi pada negara-
negara berkembang terutama di kawasan Asia tenggara. Sebanyak 46 juta orang
mengalami diabetes di kawasan Asia tenggara pada tahun 2000. WHO juga
memproyeksikan bahwa pada tahun 2030 jumlah penderita DM di Asia tenggara
menjadi 119 juta orang per tahun (WHO,2010). Di kawasan Asia tenggara,
Indonesia memiliki jumlah penderita DM lebih tinggi jika dibandingkan dengan
negara asia tenggara lainnya seperti Malaisya, Thailand, Singapura dan Myanmar.
Jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 berjumlah 8,4 juta dan ini
akan meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (WHO,2010). Jumlah ini
cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga Thailand yaitu pada tahun
2000 yaitu 1,5 juta dan ini akan meningkat menjadi 2,7 juta pada tahun 2030
(WHO,2010).

Kemungkinan kenaikan angka penderita DM di Indonesia cukup tinggi. Hasil


Riskesdas (2007) di Provinsi Jawa Barat didapatkan bahwa Diabetes Melitus
berada di urutan kedua sebagai penyakit PTM dengan presentasi 14,7%.
Selanjutnya Kota Depok sebagai wilayah dari provinsi Jawa barat memiliki
jumlah penderita DM mencapai 12 %. (PERKENI,2007). Hasil pengkajian data
sekunder penelitian Mahasiswa Residen Keperawatan Komunitas FIKUI tahun
2013 didapatkan data pasien DM di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar berjumlah
30 orang (Diah Ratnawati,2013). Selain itu, berdasarkan hasil skrining yang
dilakukan oleh kelompok Mahasiswa Profesi 2013 bersama kader RW 05
kelurahan Cisalak pasar diperoleh hasil bahwa 18 orang mengalami DM.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Meningkatnya angka kejadian DM di daerah perkotaan diawali dengan perubahan
gaya hidup. Menurut direktorat pengendalian PTM RI (2008) menjelaskan 90%
penyebab DM tipe 2 adalah perubahan gaya hidup, seperti: kurang aktifitas fisik,
pengaturan pola kebiasaan makan yang tidak sehat dan tidak seimbang, serta
kebiasaan merokok. Kejadian diabetes di daerah perkotaan Indonesia pada tahun
2003 berkisar 8,2 juta orang, sedangkan didaerah pedesaan 5,5 juta orang
(PERKENI, 2006). Prevelensi DM di daerah urban akan meningkat sebanyak 6 %
setiap tahun (Irawan,2010). Hal ini menandakan bahwa jumlah penderita DM di
perkotaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan di desa.

Meningkatnya angka kejadian DM di daerah perkotaan mendorong pemerintah


untuk menurunkan angka kejadian DM. Tujuannya adalah menurunkan
komplikasi DM yang lebih lanjut yaitu seperti penyakit jantung, stroke, ginjal dan
kematian. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang DM sehingga membuat masyarakat mengerti
bagaimana memberdayakan diri untuk hidup sehat dengan menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.

Dalam Pengelolaan diabetes dikenal empat pilar utama yaitu: manajemen diet,
aktivitas dan olahraga, manajemen stress dan penggunaan obat diabetik. Pilar-
pilar ini perlu dijalankan secara kontinuitas. Manajemen diet bertujuan mengatur
pola makan penderita DM sesuai dengan kebutuhannya. Konsusmsi makanan
terutama karbohidrat perlu diatur. Karbohidrat merupakan faktor penting dalam
kontrol glukosa darah terutama dalam penyedian kebutuhan energi untuk kegiatan
sehari-hari (PERKENI,2006). Selain itu aktivitas dan olahraga mampu
menurunkan komplikasi DM. Olahraga mampu meningkatkan sensitivitas insulin
dan melindungi dari penyakit kardivaskuler (American Diabetes Association,
2002). Selanjutnya penanganan stress perlu diperhatikan karena sebagian pasien
DM memiliki kadar glukosa yang tinggi disaat sedang dalam kondisi stress. pilar
yang terakhir adalah minum obat secara teratur untuk mengontrol gula darah.

Saat ini penanganan DM di Indonesia belum berjalan secara Optimal. Hal ini di
karena banyak faktor yang menghambat salah satunya adalah ketidakpatuhan
pasien DM terhadap perencanaan pola makan. Ketidakpatuhan ini merupakan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


salah satu kendala pada pelayanan diabetes. Jika dilihat penanganan pengaturan
pola makan merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Penanganan DM membutuhkan peran dari berbagai tenaga kesehatan. Peran
perawat kesehatan komunitas sangatlah penting dalam rangka meningkatkan
kesehatan keluarga dan masyarakat dengan DM. Perawat berfokus pada primary
health care (PHC) pada masalah DM. Landasn PHC adalah prinsip sehat dimulai
dari tempat tinggal dan lingkungan kerja mereka sendiri yaitu mulai dari rumah,
sekolah, masyarakat,dan tempat kerja (dalam Anderson & McFarlane, 2007).
Dengan asas PHC peran perawat komunitas adalah memberdayakan keluarga dan
masyarakat untuk membentuk suatu komunitas yang sehat. Model asuhan
keperawatan yang diberikan berbasis comunity as partner. Disini komunitas
dijadikan sebagai mitra dalam meningkatkan taraf kesehatan suatu daerah urban.

Dalam pemberian asuhan keperawatan keikutsertaan pasien, keluarga untuk


mengelola anggota keluarganya dengan DM menjadi sangatlah penting.
Rekomendasi American Diabetes Association (ADA) 2003 menyatakan bahwa
kontrol metabolik yang baik perlu dukungan dari dokter, perawat, pasien sendiri
dan keluarga. Anggota keluarga menjadi support sistem bagi anggota keluarga
yang sakit. Perawat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lima tugas
umum kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan untuk merawat
anggota keluarga, merawat angota keluarga dengan perawata sederhana, mampu
memodifikasi lingkung serta menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada. Perawat berfungsi sebagai penyuluh bagi keluarga sehingga diharapakan
masalah diabetes mampu diatasi oleh keluarga.

Keluarga Bapak B (60 tahun) merupakan keluarga Nuclear Family, yaitu dalam
satu rumah terdiri dari suami dan istri, dan 6 orang anak, dengan tahap tumbuh
kembang keluarga dengan anak usia dewasa. Bapak B merupakan kepala keluarga
dan Ibu S (55 tahun) berperan sebagai ibu rumah tangga. Hasil pengkajian riwayat
kesehatan menunjukan bahwa Ibu S sering mengalami pusing, lemas, mudah
lelah, dan sering merasa kesemutan kaki serta pandangan mulai kabur. Ibu S
sudah mengalami diabetes sejak setahun yang lalu dan pernah dirawat di rumah
sakit dengan kadar glukosa 700 mg/dL.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Dari Pola makan, Ibu S mengatakan mengalami penurunan nafsu makan sehingga
makan hanya sekali sehari dengan jenis makanan yang mengandung tinggi
karbohidrat (tinggi gula) seperti nasi, lontong, kue-kue manis. Selain itu dalam
mengolah sayuran dan sambal Ibu S masih menggunakan gula dan penyedap
makanan karena menurut beliau jika tidak ditambah gula dan penyedap rasanya
kurang enak. Hasil pengkajian berdasarkan lima tugas keluarga didapatkan bahwa
keluarga belum mengetahui secara jelas tentang penyebab DM dan akibat dari
DM. Keluarga mengatakan bahwa akibat dari diabetes adalah luka yang lama
sembuh. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa kelurga belum mengatur diet
yang benar untuk Ibu S. Keluarga mengatakan bahwa dengan mengurangi jumlah
nasi untuk mengurangi gula. Modifikasi lingkungan dan jenis makanan untuk ibu
S belum dilakukan. Satu tindakan positif yang telah dilakukan keluarga bapak B
adalah pengobatan ke dokter ataupun pelayanan kesehatan lainnya. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan data TD 150/100 mmHg, nadi 94 x/mnt, RR
21x/mnt, BB 43 Kg, TB 155 cm (IMT 17,89 ). Kadar glukosa darah sewaktu 320
mg/dL.GDS sewaktu-waktu berubah-ubah.

Masalah yang dialami oleh keluarga Bapak Badalah belum optimalnya


manajemen kesehatan diri. Berdasarkan rumusan diagnosis NANDA 2011
diagnosis yang diangkat pada keluarga bapak B adalah ketidakefektifan
manajamen kesehatan diri pada keluarga dengan DM. Tindakan intervensi yang di
berikan mengikuti empat pilar penanganan diabetes. Selanjutnya intervensi
diberikan berbasis lima tugas keluarga. Intervensi yang lebih menonjol adalah
manajemen diet. Pengaturan pola makan ini disesuaikan dengan prinsip 3 J yaitu
Jenis, Jumlah, dan Jadwal makan. Keluarga mampu mengatur makanan sesuai
dengan gizi seimbang yaitu mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral. Peran perawat adalah memfasilitasi keluarga untuk mengatur pola
makan sesuai dengan prinsip 3 J, memberikan edukasi melalui cara penyajian,
serta motivasi keluarga untuk mengatur pola makan. Setelah diberikan intervensi
keperawatan keluarga bapak B sudah cukup mandiri mengatur pola makan dengan
perlahan menjadi 3 kali sehari, sesuai porsi yang dianjurkan dan penggunaan
bahan makan berbahan gula tinggi sudah tidak digunakan lagi. Hasil pemeriksaan
GDS terakhir cukup menunjukan perubahan yaitu 165 mg/dL.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan umum
Tujuan dari penulisan ini adalah memberikanan gambaran secara umum
asuhan keperawatan keluarga dengan Diagnosa ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri pada keluarga bapak B dengan Diabetes Melitus
di RT 07 RW 05 kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok, dengan
intervensi unggulan yaitu manajemen diet
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Memberikan gambaran pengkajian keluarga yang dilakukan pada
keluarga Bapak B di RT. 07 RW. 05 kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan
Cimanggis Depok
1.2.2.2 Memberikan gambaran diagnosa keperawatan keluarga pada keluarga
bapak B di RT. 05 RW. 05 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan
Cimanggis Depok
1.2.2.3 Memberikan gambaran tentang perencanaan keperawatan keluarga pada
keluarga bapak B di RT. 07 RW. 05 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan
Cimanggis Depok
1.2.2.4 Memberikan gambaran implementasi keperawatan keluarga yang
dilakukan pada keluarga bapak B di RT. 07 RW. 05 Kelurahan Cisalak
Pasar Kecamatan Cimanggis Depok.
1.2.2.5 Memberikan evaluasi asuhan keperawatan keluarga pada keluarga bapak
B di RT. 07 RW. 05 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis
Depok.

1.3 Manfaat Penulisan.


1.3.1 Manfaat untuk Keluarga
Dengan adanya pemberian asuhan keperawatan keluarga ini keluarga
mampu secara mandiri menangani masalah ketidakefektifan manajemen
kesehatan dirir dengan masalah DM.
1.3.2 Manfaat untuk masyarakat RW 05 Cisalak pasar
Dengan adanya pemberian asuhan keperawatan komunitas dan keluarga,
warga masyarakat semakin meningkat pengetahuannya tentang diabetes

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013



 

melitus sehingga mampu melakukan pencegahan secara dini, sehingga


resiko peningkatan angka kejadian diabetes pada kelompok dewasa
semakin menurun.
1.3.3 Manfaat untuk instansi Puskesmas Cimanggis
Hasil pemberian asuhan keperawatan keluarga ini dapat menjadi data dasar
dalam pemberian asuhan keperawatan terutama dengan diagnosa
keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada keluarga
dengan DM sehingga mampu manjaga kadar glukosa tetap dalam batas
normal. Selain itu bisa menjadi role model bagi pemberian pelayanan
kesehatan di PKM wilayah Depok.
1.3.4 Manfaat untuk bidang Ilmu Keperawatan Komunitas
Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga bapak B ini dapat menjadi
materi rujukan edukasi kesehatan yang dapat diterapkan dalam asuhan
keperawatan keluarga dan komunitas dalam setingan tempat yang lain.
Selain itu dengan adanya intervensi manajemen diet dapat meningkatkan
kreativitas modifikasi intervensi untuk mengatsi masalah ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri pada keluarga dengan masalah diabetes.

 
Universitas Indonesia
Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Perkotaan


2.1.1. Pengertian Perkotaan
Kota merupakan pusat segala aktivitas kehidupan. Kota menjadi tujuan dari
penduduk yang berada di aderah pedesaan. Menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia No. 4/1980, kota adalah wadah yang memiliki batasan
administratif wilayah seperti kotamadya dan kota administrasi. Kota diatur oleh
suatu sistem yang menjaga agar seluruh populasi yang berada pada wilayah
tersebut tetap aman. Menurut CDC 2001 (dalam Lancester dan Stanhope 2004),
City adalah pusat kota yang menjadi pusat urban dengan jumlah penduduk lebih
dari satu juta orang. Daerah Urban merupakan daerah yang penduduknya bergaya
hidup modern. Jumlah penduduk kurang lebih 20.00 sampai 50.000. Sebelum
menuju kedaerah pedesaan bisaanya terdapat daerah Urban fringe yaitu daerah
perbatasan antara kota dan desa yang memiliki sifat yang mirip dengan daerah
wilayah perkotaan. Rural adalah daerah pedesaan dengan gaya hidup yang masih
sangat sederhana. Dapat disimpulkan bahwa perkotaan adalah daerah yang
memiliki jumlah penduduknya padat yaitu lebih dari satu juta orang dengan
berdirinya berbagai pusat kegiatan kehidupan seperti pendidikan, ekonomi,
industri dan pemerintahan dimana pada umumnya gaya hidupan masyarakatnya
mengikuti arus globalisasi yang berkembang.

2.1.2 Ciri – ciri Masyarakat perkotaan


Sebuah kota memiliki ciri-ciri yang membedakan antara kota dan pedesaan.
Perbedaan ini dapat dilihat dari bentuk fisik, ekonomi, jumlah penduduk, aspek
sosial dan aspek hukum (Allender, J. et al. 2010). Antara kota dan pedesaan
terdapat perbedaan bentuk fisik. Perbedaan ini dapat dilihat dari tata ruang dan
bentuk bangunan. Kota biasanya memiliki gedung yang tinggi dan memiliki arus
tranportasi yang memadai. Bentuk bangunan rumah lebih moderen dan mengikuti
perubahan zaman. Namun tidak semua kota ditata secara rapih dan teratur. Hal ini
di karenakan semakin sempitnya lahan untuk pembangunan. Jika dipandang dari

8  
Universitas Indonesia
 
 
Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013
aspek penduduk, jumlah penduduk kota lebih banyak dan heteregon baik dari
agama, suku dan budaya. Sedang jumlah penduduk di desa terbatas dan bersifat
homogen. Selanjutnya dari aspek sosial, masyarakat perkotaan lebih bersifat
individual jika dibandingkan dengan daerah pedesaan yang masih memegang
budaya gotong royong.
Ditinjau dari segi ekonomi cara hidup masyarakat kota lebih moderen mengikuti
tren dunia jika dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu taraf hidup
masyarakat perkotaan semakin meningkat. Namun hal ini malah menjadi masalah
bagi masyrakat perkotaan karena tuntutan beban hidup yang tinggi, tak heran jika
banyak masalah kesehatan yang terjadi didaerah perkotaan. Yang terakhir
dipandang dari aspek hukum, adanya hak-hak dan kewajiban hukum bagi
penghuni suatu wilayah.

2.1.3 Dampak Urbanisasi yang Tinggi terhadap Masyarakat Perkotaan


Arus urbanisasi yang tinggi menimbulkan dampak bagi pertumbuhan eknomi,
industri dan masalah kesehatan. Semakin tinggi tuntutan kehidupan maka semakin
tinggi pula beban ekonomi. Pertambahan jumlah penduduk yang tidak dibatasi,
lahan kerja semakin berkurang menimbulkan masalah kemisikinan. Angka
kemiskinan yang tinggi dapat menjadi sumber semakin rendahnya pemenuhan
nutrisi yang tidak adekuat. Nutrisi yang tidak seimbang akan menjadi sumber
masalah kesehatan dunia (disease burden) ( World Bank,1993 dalam Hitchcock
1999). Selain itu perubahan gaya hidup ke arah konsumerisme, dan perubahan
perilaku hidup tidak sehat semakin hari kian bertambah. Hal ini mengakibatkan
adanya kesenjangan sosial di masyarakat yang heterogen, dan tekanan mental
(stres) akibat lingkungan yang tidak berkualitas bagi kesehatan kerja. Selanjutnya
angka kriminalitas yang tinggi sebagai akibat dari paparan terhadap media yang
salah tanpa disaring terlebih dahulu.

Masalah-masalah tersebut menimbulkan berbagai penyakit pada masyarakat


perkotaan diantaranya, penyakit jantung, stroke, hipertensi, DM dan tingginya
penggunaan NAPZA dan kasus HIV/AIDS. Kasus DM sering terjadi pada
masyarakat perkotaan disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Masyarakat kota lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan siap saji
dibandingkan dengan masakan yang harus dimasak dalam waktu yang lama.
Selain itu aktivitas kerja masyarakat yang tinggi kadang membuat seorang
individu lupa untuk mengatur pola makan dengan gizi yang seimbang yang terdiri
dari karbohidrat, protein dan vitamin dan mineral.

2.2 Diabetes Melitus sebagai Penyakit Degeneratif


Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi
sistem dan mempunyai karakteristik hiperglikemia yang disebabakan defisisensi
insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner and suddart, 2004).
Diabetes timbulkan dikarenakan adanya perubahan gaya hidup, kurangnya
aktivitas serta keturunan atau virus yang merusak pankreas. Diabetes bukan
merupakan penyakit infeksius yang disebabkan karena suatu wabah melainkan
karena pola hidup.

Masyarakat perkotaan pada umumnya mengalami diabetes karena mereka


memiliki rangkaian kegiatan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Sebagian besar prevelens kejadian diabetes lebih tinggi pada daerah urban jika
dibandingkan dengan daerah rural (Stanhope, 2004). Untuk mengatasi masalah
diabetes pada masyarakat perkotaan diperlukan perawat komunitas. Peran peran
komunitas adalah menggabungkan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan memberdayakan masyrakat yang mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif (Kemenkes RI, 2009). Kegiatan ini dijalankan secara berkesinambungan
tanpa meninggalkan pelayanan kuratif dan rehabilitatif ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

Penanganan diabetes terdiri dari empat pilar utama adalah manajmen diet,
olahraga dan aktivitas, manajemen stress dan terapi medis. Diabetes erat
kaitannya dengan pengaturan kadar glukosa darah. Peningkatan kadar glukosa
sangat dipengaruhi oleh jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Karbohidrat ini
dapat diperoleh melalui gula, nasi, susu, tepung, dan bahan makanan lainnya.
Jumlah karbohidrat ini perlu dihitung sehingga konsumsinya tidak berlebih.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Dalam menajemen diabetes jumlah karbohidrat yang dikonsumsi sangat
mempengaruhi kadar glukosa (Hitchcock,1999).

Nutrisi yang di konsumsi oleh seorang penderita diabetes perlu diatur. Pemenuhan
Nutrisi yang seimbangan bagi penderita diabetes pada masyarakat perkotaan
sangat dipengaruhi oleh bebebrapa faktor yaitu yang pertama adalah faktor
sosialekonomi yang terdiri dari tingkat pendapatan keluarga, pendidikan, budaya
dan agama, dan yang kedua adalah faktor ketersedian makanan (Hitchock,1999).
Ekonomi yang mencukupi sebuah keluarga membantu keluarga memenuhi
makanan yang seimbang. Selanjutnya dengan pendidikan yang tinggi dapat
membantu keluarga mengenai pengetahuan makanan yang seimbang, makanan
yang mengandung tinggi karbohidrat, dan jenis makanan yang rendah rendah
gula. Faktor budaya sangatlah penting karena budaya sangat mempengaruhi
sesorang dalam mengkonsumsi makanan. Fakor resiko yang kedua adalah
ketersediaan makanan yang meliputi kualitas makanan, jumlah makanan, akses
untuk memperoleh makanan. Ketiga hal ini sering dilupakan oleh masyarakat
perkotaan sehingga mengkonsumsi makanan tanpa melihat nutrisi yang seimbang.
Untuk mengatasi hal ini maka peran perawat komunitas sangatlah penting
terutama mengenai edukasi dalam keluarga dan komunitas mengenai nutrisi yang
seimbang bagi penderita diabetes.

2.2.1 Model Asuhan Keperawatan Komunitas


Betty Neuman menggambarkan model keperawatan sebagai suatu konsep
berdasarkan sistem yang komprehensif. Pada perkembangan berikutnya Anderson
dan Mc Farlane (2010), mengemukakan model keperawatan komunitas yang baru
yaitu community as a partner. Model ini dapat dijadikan sebagai panduan dalam
proses keperawatan di komunitas.Sasaran praktik keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Friedman, 1998). Dengan
adanya model asuhan keperawatan dengan dasar komunitas sebagai mitra,
perawat mampu mengatasi masalah Diabetes yang semakin meningkat. Keluarga
dan komunitas merupakan mitra kerja perawat dalam mengatsi masalah Diabetes.
Perawat memanfaatkan sumber daya yang ada didalam keluarga dan komunitas

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


dengan biaya yang terjangkau, cara yang unik dan mudah dalam mengatasi
diabetes melitus. Secara umum t ujuan dari asuhan keperawatan ini adalah
memberikan keperawatan secara langsung (direct care) kepada individu, keluarga,
dan masyarakata dan perhatian kesehatan kepada seluruh masyarakat, serta
mempertimbangkan bagaimana isu kesehatan tersebut mempengaruhi keluarga
individu dan kelompok. Dalam memberikan intevnsi keperawatan, perawat perlu
mengetahui strategi intervensi. Strategi intervensi yang digunakan dalam praktik
keperawatan komunitas ada empat (Hitchcock, Schubert, & Thomas, 2003) yaitu:
2.2.1 Kemitraan (Partnersip)
Kemitraaan memungkinkan keperawatan bekerjasama dengan individu,
komunitas, pihak akademisi, praktisi ilmu lain, lembaga swadaya masyarakat,
maupun pemerintahan (Hitchcock, Schubert, & Thomas, 2003). Masyarakat
adalah mitra (Anderson dan Mc Farlan, 2010) dalam usaha peningkatan taraf
kehidupan kesehetan masyrakat perkotaan
2.2.2 Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
Masyrakat didorong dan didukung untuk melakukan perubahan. Masyarakat
melakukan perubahan dengan perawat sebagai fasilitator. Perawat mebangun
sistem kesehatan yang ada di masyrakat melalui pemberdayaan berdasarkan
sumber daya yang ada dimasyarakat.

2.2.3 Pendidikan kesehatan


Edukasi mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang suatu masalah
kesehatan Pendidikan kesehatan dapat dikatakan efektif jika dapat menghasilkan
perubahan pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan bahkan mempengaruhi
perubahan perilaku atau gaya hidup individu, keluarga dan kelompok.

2.2.2 Peran Perawat dalam Keluarga sebagai Komunitas


Metode-metode diatas digunakan perawat kesehatan masyarakat untuk
membangun suatu komunitas sehat. Untuk menciptakan komunitas yang sehat
maka perlu peran perawat yang membantu keluarga dengan penderita Diabetes
dalam memanajemen diet makanan yang tepat. Peran perawat uantuk
menyelesaikan masalah diabetes melitus adalah sebagai berikut:

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


a) Edukator (Pendidik)
Pemberian informasi kesehatan sangat penting kepada keluarga. Dengan
mengetahui informasi kesehatan yang benar maka keluarga memeiliki
pengetahuan yang tinggi tentang masalah kesehatan terutam tentang
diabetes. Dengan mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan
akibat dari lanjut dari diabetes yang tidak ditangani secara baik. Setelah
mengetahui masalah kesehatan keluarga dan dapat melakukan perawatan
secara mandiri.
b) Coordinator (Koordinator)
Peran melakukan koordinasi terhadap asuhan keperawatan keluarga yang
diberikan sehingga program DM yang dijalankan dapat berjalan secara
teratur. Koordinasi yang baik mampu memberikan perawatn keluarga
dengan DM yang baik.
c) Care Giver (Pelaksana)
Perawat memberikan asuhan secara langsung kepada klien dan keluarga
dalam bentuk daily care. Dengan pembrian asuhan keperawan keluarga,
perawat mendemonstrasikan secar langsung bagaimana cara perawatan
sederhan dirumah bagi penderita diabetes. Selanjutnya keluarga mampu
merawat anggota yang sedang sakit secara mandiri
d) Superviser (Pengawas Kesehatan)
Perawat berperan melakukan pengawasan selama memberikan asuhan
keperawatan keluarga. Dengan pamantau secara intensif diaharapkan
keluarga mampu meningkatkan perawatan terhadap anggota keluarga yang
sedang sakit. Pengawasan ini bertujuan untuk mengetahui rencan yang
telah dibuat sudah berjalan lancar atau tidak.
e) Consulen (Konsultan)
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga diharapkan bahwa
perawat menjadi sumber informasi bagi keluarga untuk mengatsi masalah
kesehatan. peran perawat disini memberikan arah bagi keluarga apabila
keluarga belum memiliki sumber-sumber daya dalam perawatan lebih
lanjut.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


f) Facilitator (Fasilitator)
Saat keluarga mengalami hambatan dalam menyelesaikan masalah
kesehatan seperti masalah ekonomi, ataupun pemanfaatan layanan
kesehatan makan perawat berperan sebagai fasilitator. Disini kerja sama
antara perawat dengan lintas layanan kesehatan yang lain sangatlah
penting.

2.3 Keluarga dengan Tahap Tumbuh Kembang Dewasa


2.3 1. Pengertian keluarga dengan tahap tumbuh kembang dewasa
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga
yang sama atau yang berbeda dan saling mengikutsertakan dalam kehidupan yang
terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan
emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya
(Lancester dan Stanhope (1992). Keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk
meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota (Duvall,
1994). Dapat disimpulkan Keluarga adalah suatu unit terkecil dimana terdapat
dua oarang individu yang menempati suatu rumah dan berusaha menigkatkan taraf
kehidupan melalui usaha secara ekonomi,sosial, fisik dan mental

Tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) merupakan keluarga melepas


anak pertama hingga terakhir untuk meninggalkan rumah. Tugas perekmbangan
keluarga pada tahap ini adalah dengan memperluas siklus keluarga dengan
memasukan anggota baru yang didapt dari hasil pernikahan anak-anaknya,
melanjutkan dan menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, dan membantu
orangtua yang sakit-sakitan. (Friedman 1998) Pemberian asuhan keperawatan
keluarga melibatkan seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu perawat perlu
memahami tipe keluarga yang akan diberikan intervensi. Tujuannya adalah
intervensi yang diberikan harus dengan tipe keluarga.
• Keluarga inti/Nuclear family, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami istri,dan anak ( kandung atau angkat ).

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


• Keluarga besar/extended family, yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga yang lain Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri
dari suami, istri, yang mempunyai hubungan darah, misalnya :
kakek,nenek, keponakan, paman bibi.
• The single parent family adalah Keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
• The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)
yang hidup bersama dalam satu rumah.
• Keluarga usila adalah Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.

2.3.2 Masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan Tahap


Tumbuh Kembang Dewasa
Beragam masalah terjadi pada tahap ini baik dari masalah kesehatan, ekonomi dan
pernikahan. Sebagian besar masalah berawal dari beban ekonomi yang tinggi
sehingga memepngaruhi pola hidup suatu keluarga. Pada tahap keluarga ini,
kebutuhan finansial akan sekolah, rumah tangga semakin meningkat. Tak heran
jika banyak terjadi pertengkaran bahkan percerain pada masa ini. Ekonomi dan
faktor stress menjadi pemicu pertikaian diantara anggota keluarga. Masalah –
masalah kesehatan yang sering muncul adalah diabtese, hipertensi dan asam urat.
Pada umumnya diabetes lebih banyak menyerang ibu rumah tangga hal ini
dikarenakan ibu rumah tangga jarang untuk beraktivitas yang berat. Disamping itu
pola hidup yang dipengaruhi oleh budaya setempat sangat mempengaruhhi
keluarga dalam menangani masalah kesehatan yang ada didalam
keluarga.Sebagian besar keluarga jarang mengetahui mengenal masalah kesehatan
yang ada didalam keluarga dan memutuskan serta melakukan perawatan
sederhana didalam keluarga. Sebagai dampaknya banyak komplikasi yang
muncul.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Banyak penderita DM tidak patuh dalam manajamen diabtes karena faktor
lingkungan keluarga. Seharusnya keluarga sebagai support sistem mampu
memabntu anggota keluarga yang sedang sakit DM sehingga meminimalkan biaya
pengobatan.

2.3.3 Peran perawat dalam Keluarga


Dalam konteks keluarga perawat bersama keluarga menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada didalam keluarga tersebut. Perawat bertugas memberikan
edukasi tentang masalah kesehatan yang terjadi dialam suatu keluarga dan
bertanggung jawab terhadap seluruh asuhan keperawatan yang diberikan pada
keluarga tersebut. Tidak hany dengan keluarga perawat dapat berkoordinasi
dengan petugas kesehatan yang sebagai rujukan bila perawat telah selesai
memberikan asuhan keperawatan keluarga. Dalam pemberian askep keluarga
perawat dapat melakukan kunjungan untuk mengunjungi keluarga yang
mengalami masalah kesehatan dan menjadi konsultan bagi keluarga. Keluarga
diharapkan mampu secara mandiri merawat anggota keluarga yang sedang sakit.
Dengan menggunakan sumberdaya yang ada didalam keluarga, perawat
melakukan modfikasi lingkungan dengan keluarga sebagai pelaksana.

Pada kasus diabetes melitus peran perawat keluarga sangat penting. Banyak
keluarga yang belum mengetahui penanganan diabetes secara kompehensif
didalam keluarga. Perawat memberikan edukasi tentang DM, tanda dan gejala,
penyebab serta akibtanya. Perawat membantu anggota keluarga merawat anggota
keluarga dengan DM sesuai dengan empat pilar penanganan DM. Disini perawat
perlu memodifikasi kreativitas intervensi sehingga keluarga mampu secara
mandiri. Hal yang paling utama adalah dengan diet rendah gula. Diet adalah
Mengatur makanan sedemikian rupa sehingga makanan yang dikonsumsi
mencukupi kebutuhan zat gizi yang seimbang, yaitu zat tenaga, pembangun, dan
pengatur. Tujuan Terapi Diet adalah Memperbaiki kesehatan umum penderita,
Mempertahankan glukosa darah dalam batas normal, dan menjag agar berat badan
tetap ideal. Selain itu dengan adanya pengaturan diet DM diharapkan komplikasi
DM dapat diatasi oleh keluarga. Dalam prinsip diet DM yang harus diperhatikan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


adalah Makanan yang seimbang dengan komposisi karbohidrat 45-65%, protein
10-15%, dan lemak 20-25%, Makan teratur, meliputi JADWAL, JUMLAH, dan
JENIS makanan (3 J) sesuai dengan kebutuhan kalori tubuh, berat badan, aktivitas
dan umur.

2.4.Asuhan Keperawatan Keluarga


2.4.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan adalah dengan mengakjia Identitas dan komposisi
keluarga Yang terdiri nama kepala keluarga, alamat, komposisi anggota
keluarga, hubungan dalam keluarga, pendidikan, dan pekerjaan. Pengkajian
sangat penting karena sangat berpengaruh dalam pengelolaan keluarga dengan
DM. Hubungan genogrma untuk melihat riwayat genetik DM sehingga terlihat
pola kebiasaan keluarga dalam mengkonsumsi makan maupun aktivitas. Pola
keluarga sangat mempengaruhi angota keluarga untuk terkena penyakit DM atau
tidak. Sistem perawatan kesehatan keluarga perlu di kaji mulai dari pola makan,
tindakan yang sudah dilakukan, pola aktivitas. Keluhan yang dirasakan menjadi
sumber data spesifik untuk penegakan diagnosa. Pengkajian tanda dan gejala
DM, kemudian pola makan mulai dari jenis, jumlah dan jadwal makannya dikaji.
Tindakan yang dilakukan keluarga setelah masalah kesehatan ini muncul, dan
bagaimana hasilnya perlu dikaji.

Selanjutnya Tipe keluarga, dengan mengetahui tipe keluarga, makan intervensi


yang akan diberikan dapat disesauikan dengan tipe keluarga. Keluarga initi
taupun keluarga besar sangat memepengaruhi pasien DM dalam mengontrol
makanannnya. Suku bangsa Suku bangsa menanda budaya suatu daerah. Budaya
sangat berkaitan erat dengan kebiasaan masyarakat baik dari perilaku hidup sehat
dan pola mengkonsusmsi makanan. Status sosial ekonomi keluarga, kehidupan
masyarakat perkotaan sangat berikatan dengan ekonomi. Ekonomi yang cukup
dapat membantu keluarga dalam pengobatan ke pelayanan kesehatan, namu
sebaliknya. Ekonomi menjadi faktor resiko keluarga tidak menjalankan
pengobatan DM secara teratur. Kegiatan rekreasi perlu dikaji juga merupakan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


saran untuk melepaskan stress dan sebagai bentuk koping keluarga dalam
mengatasi dan menurunkan DM.

Tahap tumbuh kembang keluarga perlu dikaji sehingga dapat terliha keluarga
berada pade fase tumbuh kebang yang mana. Dengan ini memudahkan perawat
dalam memberikan intervensi, selain itu tahap tumbuh kembang keluarga
memiliki karakteristik tersendiri dengan masalah kesehatan yang berbeda disetiap
tahap perkembangan keluarga. Pengkajian Lingkungan sekitar dan komunikasi
serta aktivitas dengan tetang sekitar mempengaruhi pasien DM dalam
bersosialisasi. Rumah yang rapih dan teratur lebih membuat pasien DM nyaman
dibandingkan dengan rumah yang tidak teratur. Selain itu sosilisasi dengan tetang
sangat penting sehingga pasien DM dapat mencari informasi kesehatan mengenai
pelayanan kesehatan. Pengkajian struktur menentuka pola komunikasi didlama
keluarga sehingga keluarga mempunyai peran dan fungsi masing- masing
anggota keluarga.

Selain pengkajian Diatas maka perlu dilakukan pemeriksaan fisik head-toe untuk
mengetahui keluahan yang dirasakan dengan tanda dan gejala yang sebagai data
objektif. Hasil pemeriksaan GDS menentukan apakah pasien mengalami DM
atau tidak. Selain itu TTV merupakan indikator adanya komplikasi lanjutan dari
DM jika DM belum tertangani secara dini.

2.4.2 Diagnosa Keperawatan


Setelah dilakukan pengkajian maka akan ada diagnosa keperawatan yang muncul.
Diagnosa keperawatan keluarga yang ada berdasarkana rujukan dari Diagnosa
Nanda 2009-2011 :
• Ketidakstabilan kadar glukosa darah
• Ketidakefektipan manajemen kesehatan diri
• Ketidakseimbangan nutrsi kurang dari kebutuhan/ lebih dari kebutuhan
• Ketidakefektipan pemeliharaan kesehatan
• Resiko perfusi jaringan tidak efektif
• Ketidakefektipan regimen terapeutik keluarga

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


2.4.3 Intervensi Keperawatan Keluarga
2.4.3.1 Tujuan Khusus 1
Keluarga mampu mengenal masalah diabtes melitus dengan: 
a. Menyebutkan definisi diabetes melitus
b. Menyebutkan 4 dari 5 penyebab diabtes melitus
c. Menyebutkan 5 dari 7 tanda diabetes melitus
d. Mengidentifikasi anggota keluarga dengan masalah diabetes mellitus

2.4.3.2 Tujuan Khusus 2


Keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah
diabetes dengan:
a. Menyebutkan 4 dari 5 akibat diabtes melitus
b. Memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah diabetes
dengan mengatakan mau merawat anggota keluarga dengan masalah diabtes
mellitus

2.4.3.3 Tujuan Khusus 3


Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah diabtes melitus
dengan:
a. Menyebutkan 3 dari 4 cara mengatasi masalah diabtes melitus
b. Menyebutkan kembali definisi dari diet makanan rendah gula yaitu
c. Menyebutkan kembali Prinsip perencanaan makanan bagi diabetisi:
• Makanan yang seimbang dengan komposisi karbohidrat, protein, dan
lemak
• Makan teratur, meliputi JADWAL, JUMLAH, dan JENIS makanan (3
J).
• Pengaturan makanan harus memperhatikan kebutuhan kalori sehari,
yang didasarkan pada tinggi badan, berat badan, jenis aktivitas serta
umur.
• Makanan dapat diganti dengan bahan makanan penukar yang
memiliki kadar gula yang rendah .

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


d. Menyebutkan kembali contoh makanan yang boleh dimakan dan tidak boleh
atau dikurangi oleh penderita diabetes
1) Zat tenaga (Karbohidrat)
Yang dianjurkan: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang,
talas, sagu, roti, dan mie. Yang tidak dianjurkan: gula pasir, gula merah,
permen, dodol, coklat, selai, madu, sirop, limun, minuman ringan, susu
kental manis, es krim, kue manis, kue tart, buah kalengan, dendeng, abon
dan, Contoh antara lain: minyak, margarin, dan santan. Sedangkan lemak
h harus dibatasi, misalnya kuning telur dan jeroan; serta goreng-gorengan.
2) Zat pembangun (protein)
Yang dianjurkan :(seperti kacang-kacangan, tempe, dan tahu), dan protein
hewani (seperti telur, ikan, ayam, daging, susu dan hasil olahnya).
3) Zat pengatur
Yang Dianjurkan : Buah dan sayur mengandung vitamin dan mineral
yang dibutuhkan tubuh. Buah yang perlu dibatasi adalah buah yang terlalu
manis misalnya durian, rambutan, sawo, jeruk, nanas, dan anggur.

e. Menyusun jadwal menu seimbang dan mau menyediakan menu seimbang


sesuai dengan bahan makanan yang ada di keluarga berdasarkan :
• Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (meter)2

a. Berat badan kurang, jika IMT kurang dari 18,5


b. Berat badan normal, jika IMT antara 18,5 – 22,9
c. Berat badan lebih, jika IMT lebih atau sama
dengan 23
• Menentukan Status Gizi
Dengan cara menentukan berat badan idaman (ideal), dengan rumus:
Berat badan ideal = 90%x (TB-100) x 1 kg

(catatan: untuk wanita dengan tinggi badan kurang dari 150 cm


atau pria dengan tinggi badan kurang dari 160 cm, maka tidak
dikurangi 100).

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Makna hasil penghitungan:
a. Berat badan kurang, jika kurang dari 90% berat badan ideal.
b. Berat badan normal, jika antara 90-110% berat badan ideal.
• Menentukan Kebutuhan Kalori Perhari
Kalori basal
Pria : Berat badan ideal (kg) x 30 kal/kg
Wanita : Berat badan ideal (kg) x 25 kal/kg
Koreksi (penyesuian)
1) Umur
Lebih dari 40 tahun : - 5% x kalori basal
2) Aktivitas
Ringan : + 10% x kalori basal
Sedang : + 20% x kalori basal
Berat : + 37% x kalori basal
3) Berat badan
• Mengkonversi jumlah dari kebutuhan kedalam ukuran rumah tangga
(ukuran gelas, potongan, sendok)
• Menentukan jadwal makan : sarapan pagi, selingan pagi, makan siang,
selingan sore, makan malam, snack malam
f. Me-redemonstrasikan cara memilih dan mengolah bahan makanan sesuai
dengan ukuran rumah tangga

2.4.3.4 Tujuan Khusus 4


Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota keluarga
dengan masalah diabtes melitus, dengan:
a. Mendiskusikan bersama keluarga bagaimana cara menyajikan makanan.
b. Menyebutkan cara menyimpan bahan makanan yang mengandung tinggi
gula jauh dari tempat memasak
c. Menempelkan tulisan dari pasien sendiri di dinding yang mudah dilihat
dengan tulisan makan nasi sesuai porsi (2 gelas ), makan tepat pada waktu

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


22 
 

2.4.3.5 Tujuan Khusus 5


Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk menjaga kadar
gula tetap stabil dengan:
a. Menyebutkan 3 dari 4 fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal :
PKM, RS, dan dokter paraktik, Poswindu
b. Menyebutkan 1 dari 2 manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan :
untuk mengecek kadar glukosa minimal 1 bulan sekali.
c. Mengunjungi fasilitas kesehatan secara rutin:

2.4.4 Implementasi
Mendiskusikan bersama keluarga mengenai pengertian diabtes melitus, penyebab
diabtes melitus, tanda dan gejala diabtes mellitus. Membantu keluarga
mengidentifikasi anggota keluarga dengan masalah diabtes mellitus . Memberikan
informasi mengenai akibat lanjut dari diabtes mellitus. Memotivasi dan membantu
keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami diabtes
mellitus. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai cara mengatasi masalah
diabtes mellitus. Mendiskusiskan bersama keluarga tentang diet rendah gula .
Mendiskusikan bersama keluarga bagaimana cara menyajikan
makanan.Mendiskusikan dengan keluarga cara menyimpan bahan makanan yang
mengandung tinggi gula jauh dari tempat memasak . Mendiskusikan bersama
keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal

2.4.5 Evaluasi
Evaluasi dilihat untuk menilai kesesuai anatara tjuan dan hasil yang diperoleh.
Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga dengan DM terdiri dari tahap
pengkajian keluarga dan tahap implementasi untuk mengatasi masalah DM. Hasil
evaluasi yang akan dipaparkan oleh penulis .secara ringkas dari semua
implementasi keperawatan keluarga yang telah dilakukan pada keluarga

Universitas Indonesia
 
Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013
BAB 3
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

3.1 Pengkajian
Kelurga Bapak B (60 tahun) merupakan keluarga Nuclear Family, yaitu dalam
satu rumah terdiri dari suami dan istri, dan 4 orang anak, dengan tahap tumbuh
kembang keluarga dengan anak usia dewasa. Bpk.B merupakan kepala keluarga
dan Ibu S (55 tahun) berperan sebagai Ibu Rumah Tangga. Bapak B berperan
pengambil keputusan dalam keluarga dalam hal keuangan, rencana rekreasi, biaya
sekolah, dan lain-lain. Sedangkan Ibu S ialah pengambil keputusan dalam hal
menu makanan dan kebutuhan sehari-hari. Bapak B dan Ibu S memiliki 6 orang
dan semuanya sudah dewasa. Saat ini keluarga Bapak S sudah memiliki rumah
permanen RT 07 RW 05, Cisalak Pasar, Depok. Bapak B bekerja sebagai sopir
angkot dengan pendapat di bawah Rp 2.000.000,00/bulan. Ibu S adalah seorang
ibu rumah tangga. Ibu S mengatakan dengan penghasilan tersbut sudah cukup
memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Bapak B bersuku Betawi dan merupakan
asli orang Cisalak Pasar, sedangkan Ibu S bersuku Betawi dimana keduanya
mengaku bahwa tidak ada mitos atau kepercayaan tertentu yang diyakini terkait
masalah kesehatan keluarga.

Hasil pengkajian riwayat kesehatan menunjukan bahwa Ibu S sering mengalami


pusing, lemas, mudah lelah, dan sering merasa kesemutan kaki serta pandangan
mulai kabur. Keluhan kesemutan(baal) pada kaki akan meningkat jika pada pagi
hari dan saat malam hari. Data lain yang didapatkan Ibu S sudah mengalami
diabetes sejak setahun yang lalu dan pernah dirawat di rumah sakit dengan kadar
glukosa 700 mg/dL. Untuk mengobatinya Ibu S mulai mengurangi aktivitas dan
minum obat yaitu medformin dan glibenclamin. Menurut ibu S Regimen obat
yang diberikan oleh dokter adalah 2 x1 dgn dosis 5 mg, diminum setiap pagi dan
sore. Namun selama ini ibu S tidak teratur minum obat, kadang-kadang ibu S
berhenti minum obat atau waktu untuk minum diundur.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Dari Pola makan, Ibu S mengatakan mengalami penurunan nafsu makan sehingga
makan hanya sekali sehari. dengan porsi secukupnya yang terdiri dari nasi, sayur
asam, soup, soto, tahu, tempe dan ikan ataupun ayam. Dirinya hanya makan pada
makan siang saja. Dari jenis makanan yang dipilih Ibu S belum memilih secara
baik makanan yang rendah gula. Waktu Makan belum teratur kadang tidak tetap,
sesuai keinginan ibu S. Ibu S masih mengkonsumsi makanan yang mengandung
tinggi karbohidrat (tinggi gula)seperti nasi, lontong, kue-kue manis. Ibu S sering
megeluh badan lemas karena makan 1 kali sehari dan tetap mengkonsusmsi obat
DM. Selain itu dalam mengolah sayuran dan sambal Ibu S masih menggunakan
gula dan penyedap makanan karena menurut beliau jika tidak ditambah gula dan
penyedap rasanya kurang enak. Ibu S mengeluh berat badannya turun drastis
setelah sakit DM jika dibandingkan dengan BB setahun yang lalu hanya 60 kg dan
sekarang menjadi 43 kg Ibu S khwatir dengan hal ini karena takut berat badannya
semakin turun.

Dari Pola aktivitas; Ibu S tidur cukup. Ibu S tidur pada Pukul 21.00 dan bangun
pada pukul 04.00 pagi, setelah bangun Ibu S tidak dapat tidur lagi. Kadang-
kadang Ibu S mengeluh pada malam hasi sulit tidur dan sering terbangun karena
badannya terasa lemas. Keluarga bapak B terkhususnya Ibu S tidak pernah
melakukan olah raga. Ibu S juga sudah jarang melakukan aktivitas rumah tangga
lainnya seprti mencuci, memasak pada pagi hari karena sudah dibantu oleh
anaknya. Kegiatan ini jarang dilakukan karena ibu S sering mengeluh kaki
kesemutan dan sakit terutama saat Ibu S banyak makan nasi atau kue-kue manis.
Dalam sehari bisa dua atau tiga kali ibu S mengeluh kaki sakit dan kesemutan.

Pengkajian terkait stressor, Ibu S mengatakan bahwa tidak ada masalah yang
dipikirkan. Namun saat seang kunjungan tiba-tiba, ibu S mengatakan bahwa
kapan penyakitnya akan sembuh. Hal ini dipengaruhi karena ibu S sedang
memikirkan kebutuhan finansial untuk keluarga dan anaknya yang belum
menikah. Jika sedang marah ibu S jarang mengungkapkan masalah yang
dialaminya dan cenderung menyimpan di dalam hatinya saja. Ibu S masih aktif
mengikuti perkumpulan ibu-ibu seperti arisan RW, pengajian ibu-ibu maupun

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


kegiatan posyandu atau posbindu. Lingkungan rumah rapih, sirkulasi udara baik
dan pencahayaan yang cukup.

Hasil pengkajian berdasarkan lima tugas keluarga didapatkan bahwa keluarga


belum mengetahui secara jelas tentang penyebab DM dan akibat dari DM.
Keluarga mengatakan bahwa akibat dari diabetes adalah luka yang lama sembuh.
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa kelurga belum mengatur diet yang benar
untuk Ibu S. Keluarga mengatakan bahwa dengan mengurangi jumlah nasi untuk
mengurangi gula. Modifikasi lingkungan dan jenis makanan untuk ibu S belum
dilakukan. Satu tindakan positif yang telah dilakukan keluarga bapak B adalah
pengobatan ke dokter atau pun pelayanan kesehatan lainnya. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan pada tanggal 20 Mei 2013 diperoleh data TD 150/100 mmHg,
nadi 94 x/mnt, RR 21x/mnt, BB 43 Kg, TB 155 cm (IMT 17,89 ). Kadar glukosa
darah sewaktu 320 mg/dL.GDS sewaktu-waktu berubah-ubah., Asam urat : 5.7,
Ekstremitas: akral hangat, tidak terdapat edema; tonus otot baik; Lila = 15 cm

3.2 Diagnosa
Dari data yang ditemukan pada saat pengkajian, dapat disimpulkan beberapa
diagnosa yaitu
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada keluarga bapak
terkhususnya ibu S dengan diabetes melitus tipe dua
2. Ketidakefektifan regimenteraupetik pada keluarga bapak terkhususnya ibu
S dengan diabetes melitus tipe dua
3. Resiko perfusi jaringan tidak efektifan pada keluarga bapak terkhususnya
ibu S dengan diabetes melitus tipe dua
4. Ketidakseimbangan nutrsi kurang dari kebutuhan pada keluarga bapak
terkhususnya ibu S dengan diabetes melitus tipe dua
Dari diagnosa yang diatas diagnosa yang akan di jelasakan dan diselesaikan
adalah Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada keluarga bapak
terkhususnya ibu S dengan diabetes melitus tipe dua

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


3.3 Intervensi
3.3.1 Tujuan Khusus 1
Keluarga mampu mengenal masalah diabtes melitus dengan menyebutkan definisi
diabetes melitus : DM adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar glukosa darah
sewakttu > 200mg/dl selanjutnya keluarga dapat menyebutkan 4 dari 5 penyebab
diabtes melitus : Keturunan, pola makan yang tidak teratur, virus, Imunologi,
Lingkungan, Stres. keluarga juga mampu menyebutkan 5 dari 7 tanda diabetes
melitus : rasa lapar berlebihan, buang air kecil yang sering dan banyak, Rasa
gatal, luka yang tidak mau sembuh, mati rasa (kesemutan)/sakit pada tangan atau
kaki, Menurunnya berat badan. Setelah mengetahui keluarga mengidentifikasi
anggota keluarga dengan masalah diabetes melitus

3.3.2 Tujuan Khusus 2


Untuk mengatasi masalah diabetes, keluarga mampu memutuskan untuk merawat
anggota keluarga dengan menyebutkan 4 dari 5 akibat diabtes melitus : penyakit
jantung, stroke, gagal ginjal, luka lama sembuh, pandangan kabur, kematian.
Dengan mengetahui akibatnya keluarga emutuskan untuk merawat anggota
keluarga dengan masalah diabetes

3.3.3 Tujuan Khusus 3


Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah diabtes melitus
dengan menyebutkan 3 dari 4 cara mengatasi masalah diabtes melitus :
manajemen diet, aktivitas dan olah raga (senam DM), pengobatan, latihan senam
kaki, manajemen stress.selanjutnya Menyebutkan kembali definisi dari diet
makanan rendah gula yaitu : Mengatur makanan sedemikian rupa sehingga
makanan yang dikonsumsi mencukupi kebutuhan zat gizi yang seimbang, yaitu
zat tenaga, pembangun, dan pengatur. Selain itu Menyebutkan kembali Prinsip
perencanaan makanan bagi diabetisi yaitu makanan yang seimbang dengan
komposisi karbohidrat 45-65%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%, Makan
teratur, meliputi JADWAL, JUMLAH, dan JENIS makanan (3 J), Pengaturan
makanan harus memperhatikan kebutuhan kalori sehari, yang didasarkan pada

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


tinggi badan, berat badan, jenis aktivitas serta umur. Makanan dapat diganti
dengan bahan makanan penukar yang memiliki kadar gula yang rendah

Keluarga juga perlu mengetahui contoh makanan yang boleh dimakan dan tidak
boleh atau dikurangi oleh penderita diabetes, yang pertama Zat tenaga
(Karbohidrat), Yang dianjurkan: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
kentang, talas, sagu, roti, dan mie. Yang tidak dianjurkan: gula pasir, gula merah,
permen, dodol, coklat, selai, madu, sirop, limun, minuman ringan, susu kental
manis, es krim, kue manis, kue tart, buah kalengan, dendeng, abon dan
sebagainya. Karbohidrat sederhanaini harus dihindari oleh diabetisi. Contoh
lemak nabati, antara lain: minyak, margarin, dan santan. Sedangkan lemak hewani
harus dibatasi bagi penederita diabetis, misalnya kuning telur dan jeroan; serta
goreng-gorengan.

Yang kedua adalah Zat pembangun (protein), Yang dianjurkan :(seperti kacang-
kacangan, tempe, dan tahu), dan protein hewani (seperti telur, ikan, ayam, daging,
susu dan hasil olahnya). Dan yang ketiga Zat pengatur, Yang Dianjurkan : Buah
dan sayur mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Selain itu
buah dan sayuran juga mengandung serat menjaga kebiasaan buang air besar yang
sehat dan teratur. Buah yang perlu dibatasi adalah buah yang terlalu manis
misalnya durian, rambutan, sawo, jeruk, nanas, dan anggur.
Menyusun jadwal menu seimbang dan mau menyediakan menu seimbang sesuai
dengan bahan makanan yang ada di keluarga berdasarkan :
• Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (meter)2

BB= 43 kg
TB=148 cmÆ1,48 m
IMT = 43 kg

(1,48 meter)2

IMT= 17,89 Æ Berat badan kurang, jika IMT kurang dari 18,5

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Makna hasil penghitungan:

a. Berat badan kurang, jika IMT kurang dari 18,5


b. Berat badan normal, jika IMT antara 18,5 – 22,9
c. Berat badan lebih, jika IMT lebih atau sama
dengan 23
Menentukan Status Gizi
Dengan cara menentukan berat badan idaman (ideal), dengan rumus:
Berat badan ideal = 90%x (TB-100) x 1 kg

= 90 %x (155-100)x 1 kg

= 49 kg

(catatan: untuk wanita dengan tinggi badan kurang dari 150 cm


atau pria dengan tinggi badan kurang dari 160 cm, maka tidak
dikurangi 100).

Makna hasil penghitungan:


Berat badan kurang, jika kurang dari 90% berat badan ideal.
Berat badan normal, jika antara 90-110% berat badan ideal.
BB ideal = 90%x (TB-100) x 1 kg

= 90 %x (155-100)x 1 kg

= 49 kg

Menentukan Kebutuhan Kalori Perhari


Kalori basal
Pria : Berat badan ideal (kg) x 30 kal/kg = .....
Wanita : Berat badan ideal (kg) x 25 kal/kg =49x25=1225
Koreksi (penyesuian)
1) Umur
Lebih dari 40 tahun:- 5% xkalori basal = -5%x1225= -61.25

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


2) Aktivitas
Ringan :+ 10% x kalori basal=..... kalori
Ringan :+10%xkaloribasal
=10%x1225= 122,5
Sedang : + 20% x kalori basal=..... kalori
Berat : + 37% x kalori basal=..... kalori
3) Berat badan
Kurang ditambah 35 kilo kalori

TOTAL KEBUTUHAN= 1225+122,5+35 -61.25= 1320 kkal


Dalam sekali makan jumlah kalori yang dibutuhkan adalah : 1320: 3 kali
makan = 440 kkal
Satu kali makan =440 kkal

Setelah mengetahui kebutuhan kalori keluarga mengkonversi jumlah dari


kebutuhan kedalam ukuran rumah tangga (ukuran gelas, potongan,
sendok), Menentukan jadwal makan : Makan pagi, selingan pagi, Makan
siang, Makan selingan siang, Makan malam, Makan selingan malam dan
mampu Me-redemonstrasikan cara memilih dan mengolah bahan makanan
sesuai dengan ukuran rumah tangga

3.3.4 Tujuan Khusus 4


Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota keluarga
dengan masalah diabtes melitus, dengan, mendiskusikan bersama keluarga
bagaimana cara menyajikan makanan, cara menyimpan bahan makanan yang
mengandung tinggi gula jauh dari tempat memasak, Menempelkan tulisan dari
pasien sendiri di dinding yang mudah dilihat dengan tulisan makan nasi sesuai
porsi (2 gelas ), makan tepat pada waktu

3.3.5 Tujuan Khusus 5


Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk menjaga kadar
gula tetap stabil dengan menyebutkan 3 dari 4 fasilitas kesehatan yang ada

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


disekitar tempat tinggal : PKM, RS, dan dokter paraktik, Poswindu , mengunjungi
fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengecek kadar glukosa minimal 1 bulan
sekali.

3.4 Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan adalah dengan memberikan eduaksi
tentang diabetes melitus dan cara merawat anggota keluarga yang sedang sakit.
Implementasi dilakukan mulai tanggal 20 mei 2013. Implementasi dimulai pada
tujuan khusus satu perawat mendiskusikan bersama keluarga mengenai pengertian
diabtes melitus, penyebab diabtes melitus, tanda dan gejala diabtes melitus,
setelah didiskusikan perawat membantu keluarga mengidentifikasi anggota
keluarga dengan masalah diabtes melitus.

Pada tujuan khusus kedua yaitu keluarga memutuskan merawat anggota keluarga,
maka perawat memberikan informasi mengenai akibat lanjut dari diabtes melitus
dan memotivasi keluarga bapak B untuk memutuskan merawat anggota keluarga
yang mengalami diabtes melitus. Setelah keluarga bapak B bersedia melakukan
perawatan maka perawat bersama keluarga mendiskusikan bersama mengenai
cara mengatasi masalah diabtes melitus. Dalam diskusi ini lebih ditekanan pada
diet rendah gula dengan prinsip perencanan makanan bagi penderita diabetes.

Implementasi tentang pengaturan makanan dilaksanakan pada tanggal 24 Mei


2013. Implementasi makanan diate rendah gula menggunakan prinsip 3 J yaitu
jenis, jumlah, dan jadwal. Selama memberikan asuhan keluarga perlu perawat
mendiskusikan contoh makan yang boleh dan tidak boleh bagi ibu S yang sedang
mengalami diabetes. Setelah mengetahui jenis makanan yang mengandung
triguna makanan, perawat bersam keluarga bapak B terutama ibu S menyusun
menu seimbang dan mau menyediakan menu seimbang sesuai dengan bahan
makanan yang ada di keluarga dan daya beli keluarga. Jenis makanan yang
disusun sesuai dengan daya beli keluarga, dan terjangakau baik dari ketersedian,
kualitas dan kuantitas makanan. Setelah mengetahui jenis makanan, perawat
mengkonversi jumlah dari kebutuhan kedalam ukuran rumah tangga (ukuran
gelas, potongan, sendok). Konversi ini diharapakn mampu membantu keluarga

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


bapak B untuk mengatur diet makanan rendah gula bagi penderita diabetes.
Keluarga bapak B memahami ukuran konversi rumah tangga, keluarga di motivasi
untuk menentukan jadwal makan yang terdiri dari : makan pagi pada pukul
07.00-08.00, Makan selingan pagi 10.00 WIB, Makan siang 12.00-13.00, selingan
sore 16.00, Makan malam 19.00-20.00, selingan malam 10.00.

Setelah keluarga memahami mengenai jumlah, jenis, dan jadwal, perawat bersam
keluarga bapak B mendemonstrasikan langsung cara menyediakan makan dengan
menggunakan ukuran rumah tangga. Perawat menggunakan ukuran gelas
belimbing untuk mengukur jumlah nasi yang harus dikonsumsi oleh ibu S yaitu
sebanyak dua gelas. Setelah mencontokan, perawat meminta keluarga untuk
mendemonstraasikan langsung jumlah makanan yang harus dikonsumsi dalam
sehari dengan menggunakan ukuran rumah tangga. Menu yang disusun pun
sederhana salah satu contohnya adalah nasi 2 gelas, telur rebus 1 butir, tempe 2
potong, sayur satu mangkuk, dan buah satu buah.

Sebelum melanjutkan pada intervensi yang lain perawat melakukan evaluasi


terhadap pola makan ibu S yang telah diatur dan direncanakan secara bersama.
Hasil didapatkan bahwa ibu S belum menati pola makan yang diatur secara
bersama. Ibu S mengalami kendala dalam menentukan jadwal makan. Menurut
ibu S jadwalnya masih dijam 09.00 sehingga makan siang pada jam 12.30. Setelah
makan siang ibu S ngemil buah-buahan pada sore hari. Untuk makan pada malam
hari ibu S mengatakan hanya makan nasi satu sendok nasi yang besar. Konsumsi
kecap dan gula masih digunakan. Disini terlihat bahwa motivasi ibu S untuk
makan dua 3 kali sehari masih rendah. Jenis makanan yang dipilih masih
mengandung tinggi gula seperti kue-keu manis dan penggunaan gula. Setelah
melakukan pengecekan ulang, perawat bersama keluarga melakukan kesepakatan
bersama untuk lebih menaati anjuran diet yang telah ditentukan. Implementasi ini
dilakukan pada tanggal 3 juni 2013. Negosiasi yang dilakukan adalah dengan
mencontohkan ulang jumlah makanan yang harus dikonsumsi tidak hanya kepada
anggota keluarga ibu S namun anggota keluarga yang lain. Setelah itu kita akan
melihat perubahan keluhan antara sebelum diatur makannya dan setelah diatur,

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


dengan hasil GDS. Setelah 3 hari keluarga mencoba mengatur makanan hasil
GDS menurun dan keluhan, lemas,kesemutan, pusing tidak dirasakn oleh ibu S.
Keadaan ini mendorong ibu S untuk peralah mengubah pola makan yang tadi dari
satu kali sehari, menjadi dua kali seharri dan pada tahap akhir menjadi 3 kali
sehari dengan jenis dan jumlah porsi yang telah dianjurkan.

Tujuan khusus keempat perawat bersama keluarga mencoba modifikasi


lingkungan bagi penderita diabtes. Perawat mendiskusikan bersama keluarga
bagaimana cara menyajikan makanan. Makan yang disajikan harus hangat,
menarik, dan pemilihan bahan makan yang sehat dalam hal ini bahan makan
terhindar dari zat-zat kimia, kuman ataupun bakteri. Perawat menganjurkan saat
membeli makanan perhatikan penampilan bahan makanan apakah masih baik atau
sudah buruk. Pengolahan makanan yang dianjurkan pada keluarga bapak B adalah
tidak digoreng melainkan direbus atau dikukus. Selain itu jadwal makanan, jenis
dan jumlahnya diberikan kepada keluarga sebagai panduan saat mengolah
makanan. Disamping itu keluarga bapak B dianjurkan untuk menyimpan bumbu
masakan seperti gula, kecap dan penyedap lainya jauh dari meja masak.

Pada tujuan khusus kelima keluarga brencana akan mengunjungi pelayanan


kesehatan. keluarga bapak B minimal sebulan melakukan kunjungan ke dokter
untuk pemeriksaan kadar glukosa dan memperoleh obat diabetes. Keluarga
berencana pada tanggal 3 juli akan ke klinik dokter untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Selain itu ibu S berencana akan memanfaatkan fasilitas poswindu yang ada
di RW 05 untuk pemeriksaan kesehatan setiap bulan, selain itu memperoleh
informasi kesehatan yang lain.

3.4 Evaluasi
Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Bapak B terkhususnya Ibu S dengan
DM dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan, terdiri dari tahap pengkajian keluarga
selama 2 kali pertemuan dan tahap implementasi untuk mengatasi masalah DM
sebanyak 10 kali pertemuan. Hasil evaluasi yang akan dipaparkan oleh penulis

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


secara ringkas dari semua implementasi keperawatan keluarga yang telah
dilakukan pada keluarga Bapak B

3.5.1 Evaluasi Subjektif


Setelah memberikan asuhan keperawatan keluarga selama 6 minggu keluargi
bapak B mengalami peningkatan dalam perawatan keluarga dengan diabetes.
Evaluasi yang dilihat yaitu keluarga mengenal mengenal masalah kesehatan
diabetes melitus yaitu Keluarga mengatakan bahwa diabetes melitus adalh gula
yang terlalu tinggi di dalam badan manusia. Gula yang tinggi ini lebih dari 200
mg/dL. Keluarga Keluarga mengatakan penyebab diabtes melitus ialah sering
makan manis yang terlalu banyak dalam jumlah yang tidak tentu, makan tidak
teratur, keturunan, malas berolahraga. Keluarga mengatakan tanda gejala diabtes
melitus ialah berat badannya turun, lemas, pandangan kabur, haus dan lapar terus,
luka lama sembuh, setelah mengatahui tentang diabetes Ibu S mengatakan dirinya
mengalami penurunan berat badan dari 70 kg menjadi 43 kg, kadang-kadang
sering lemas, pusing, jika ada luka di kakinya sembuhnya lama, sebelum Ibu S
mengetahui bahwa dirinya mangalami DM dirinya sering buang air kecil terutama
pada malam hari. Keluarga menyadari akibat dari diabetes melitus ialah
pandangan kabur, penyakit jantung stroeke, luka yang sulit sembuh, dan gagal
ginjal, sehingga keluarga mengatakan ingin merawat Ibu S dengan masalah
diabetes melitus

Untuk mengatasi masalah DM Ibu S, keluarga mengatur pola makan, berolarga


teratur, jangan stress.Keluarga ingin mengatur pola makan terlebih dahulu dengan
mengikuti makanan Yang dianjurkan: beras, jagung, , ubi kayu, ubi jalar, kentang,
talas, sagu, Yang tidak dianjurkan: gula pasir, gula merah, permen, madu, sirop,
minuman ringan, susu kental manis, es krim, kue manis, kue tart, buah kalengan,
dendeng, abon. Ibu S juga mengatakan akan menghindari makanan seperti jeroan;
serta goreng-gorengan. Ibu S mengatakan untuk laukanya ibu S akan
menggunakan tempe, dan tahu, telur, ikan, ayam, daging. Sedangkan klien
mengkonsusmsi semua sayuran dan buah-buahan kecuali durian, rambutan,
sawo, jeruk, nanas, dan anggur. Ibu S menyusun menu seimbangan untuk makan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


pagi yaitu nasi putih dua gelas, tempe 2 potong goreng, telur rebus 1 butir, sayur
satu mangkuk, minyak untuk menumis 2 sendok. Selingan dari kue diganti dengan
buah. Ibu S bersama perawat mendemonstrasikan langsung penggunaan gula pasir
dari 2 sendok makan menjadi ½ sendok teh. Ibu S mengatakan akan mengurangi
perlahan penggunaan gula pada sayuran. Ibu S membuat jadwal makan : Makan
pagi jam 07.30, selingan jam 10.00, makan siang diantara jam 12.00-13.00,
selingan sore jam 16.00, makan malam 18.00-19.00

Keluarga juga mengatakan cara menyajikan adalah sesuai jumlah makan sesuai
dengan porsi, sesuai jadwal menu, makanan bervariasi. Keluarga mengatakan
lebih baik makanan di rebus dari pada digoreng. Ibu S mengatakan akan
memindahkan gula, kecap yang ada di dapur ketempat yang agak tersembunyi.
Keluarga mengatakan manfaat ke pelayanan kesehatan ialah mendapat
pemeriksaan gula setiap bulan, mendapat penyuluhan tentang diabtes melitus.
Keluarga mengatakan setiap tanggal 3 juli akan berkunjung ke dokter untuk
kontrol dan memperoleh obat

3.5.2 Evaluasi Objektif


Evaluasi objektif yang dapat dilihat selama memberikan asuhan keperawatan
keluarga bahwa keluarga sudah memahami definisi diabetes melitus, tanda gejala
diabetes melitus, Menyebutkan penyebab diabetes melitus, akibat diabetes melitus
mampu Mengidentifikasi anggota keluarga dengan masalah diabetes melitus,
selanjutnya Memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah
diabetes melitus dengan mengatakan mau merawat anggota keluarga dengan
masalah diabtes melitus. Keluarga mengatsi masalah diabetes pada ibu S dengan
mengatur pola makan terlebih dahulu la perawatn kaki, dan senam kaki, serta
manajemen stress. Dalam mengatur pola makan keluarga Bapak B menggunakan
kembali Prinsip perencanaan makanan yang rendah gula denga 3 J. Hasil yang
diperoleh bahwa Jadwal makan dari 1 kali sehari perlahan meningkat menjadi 2
kali sehari dan terus menigkat menjadi 3 kali sehari, meski jam makan kadang
teratur namun keluarga bapak B akan berusaha mengikuti jadwal makan . dari
pemeriksaan Nilai GDS mulai turun minggu I 320mg/dLÆminggu II:
240mg/dLÆ minggu III :189mg/dL minggu IV : 165mg/dL. Selain itu pada TUK

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


35 
 

4 yaitu modifikasi lingkungan keluarga sudah menempelkan konversi makanan


kedalam ukuran rumah tangga, makanan yang WAJIB DIHINDARI Gula Pasir,
Gula Merah, Sirup, Minuman bersoda. Es Krim, Selai, Kue bolu, Kecap dan
contoh menu sehari-hari di dapur. Letak bumbu-bumbu manis seprti gula dan
kecap sudah tidak terlihat di dekat dapur. Menyimpan ukuran gelas belimbing di
meja makan.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada keluarga bapak B terkhususnya ibu


S selam 5 minggu kondisi keadaan kadar glukosa teratur dan berada dalam
rentang normal, keadan pola makan mulai berubah. Dapat dilihat bahwa keluarga
sudah mandiri dalam mengatur pola makan, sehingga tingkat kemandirian dari
tingkat mandiri II menjadi mandiri III hal ini menunjukan TUK 1 sampai
TUK 5 tercapai

3.5.3 Planning
Menganjurkan keluarga untuk mengunjungi pelyanan kesehatan minimal sekali
dalam sebualan.Memotivasi keluarga untuk selalu menyajikan makan dengan
porsi yang sesuai, jenis yang dianjurkan dan makan sesuai dengan jadwal yang
telah diatur.

Universitas Indonesia
 
Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013
BAB 4
ANALISIS SITUASI

4.1 Profil Lahan Praktik


Wilayah kota Depok berada di propinsi jawa barat. Kota ini berbatasan langsung
dengan wilayah DKI Jakarta. Depok termasuk sebagai kota dengan angka
penderita DM yang tinggi di Jawa Barat. Saat ini jumlah penderita DM sebanyak
12 % berada di kota Depok. Jumlah ini cukup tingggi. Pada tahun 2013 terdapat
18.315 jumlah penduduk yang ada di wilayah cisalk pasar. Jumlah penduduk ini
sudah mencapai suatu daerha urban jika dilihat dari jumlah penduduknya. Data
DM di wilayah Cisalak pasar lumayan tinggi dengan jumlah Lansia yang DM
sebanyak 30 orang. Hasil screening pada usia dewasa di RW 05 didapatkan 18
keluarga dengan anggota yang mengalami DM. Pada pemeriksaan dan
pengkajian fisik rata-rata diperoleh keluhan sering lapar , kaki kesemutan, BAK
pada malam hari, dan penurunan berat badan. Hasil pemeriksaan GDS rata-rat
diatas 200mg/dL. Selain itu tingkat pengetahuan keluarga tentang DM masih
rendah sehingga banyak anggota keluarga yang belum memahami bagaimana cara
menangani anggota keluarga dengan DM.

Untuk menurunkan angka kejadian DM yang tinggi di Cisalak Pasar, perlu


adanya gerakan masyarakat yang sadar akan DM. Dari program pelayananan
kesehatan yang terdekat seperti PKM Cimanggis belum melakukan progrma
kunjungan keluarga. Yang terdapat hanyalah progarm pengobatan secara
individual yang bertempat di poli Lansia. Untuk perlu adanya kerja sama antara
pihak pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kesehatan bagi penderita DM,
mencegah terjadinya DM bagi mereka yang memiliki resiko untuk terkena DM.
Pencegahan ini dapat di lakukan dengan edukasi tentang DM, manajemen diet
Diabetes, membentuk kelompok senam sebagai kelompok empowerment untuk
mengurangi resiko terjadinya diabetes.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep dan Teori terkait KKMP
Sebuah kota memiliki karakteristiktersendiri yang membedakan antara kota dan
pedesaan. Perbedaan ini dapat dilihat dari bentuk fisik, ekonomi, jumlah
penduduk, aspek sosial dan aspek hukum (Allender, J. et al. 2010). Kota menjadi
pusat segala aktivitas kehidupan baik dari segi ekonomi, industri, kesehatan,
rekreasi serta pusat pemerintahan. Keadaan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi
penduduk untuk bermigrasi ke kota. Semakin lama keadaan kepadatan penduduk
semakin tinggi, lahan menyempit dan adanya perubahan pola hidup.
Perubahan ini menimbulkam resiko terjadinya masalah kesehatan di perkotaan.
Masalah yang sering dijumpai di perkotaan adalah maslah hipertensi, stroke, dan
DM. Saat ini jumlah penderita diabetes di kota semakin meningkat. Diabetes
adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002). Penyebab dari
diabetes di perkotaan adanya perubahan pengaturan pola makan. Kebanyakan
masyrakat kota lebih memilih untuk makanan cepat saji. Selain itu masyarakat
kota pada umumnya tidak memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
nutrisi yang pertama adalah faktor sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat
pendapatan keluarga, pendidikan, budaya dan agama, dan yang kedua adalah
faktor ketersedian makanan (Hitchock,1999).

Untuk mengatasi masalah DM pada masyarakat perkotaan makadiperlukan peran


perawat komunitas yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Berdasarkan model Neuman dapat
dikembangkan model keperawatan komunitas yaitu community as a partner yang
dikemukakan oleh Anderson dan Mc Farlane (2010). Keluarga dan komunitas
adalah partner dalam memberikan asuhan keperawatan yang diberiak dengan
pendidikan kesehatan, mitra kerja dan empowerment. Perawat memberikan askep
keluarga berdasarkan konsep family center nursing. Sasaran praktik keperawatan
komunitas dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Friedman,
1998). Pada setting keluarga sebagai klien, peran perawat adalah memandirikan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


keluarga. Keluarga sebagai komunitas terkecil diberikan edukasi tentang DM,
dimana perawat berperan sebagai edukator, care giver dan fasilitator.

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat perkotaan tentang DM perawat


perlu mengkaji pengkajian komunitas bertujuan untuk mengidentifikasi faktor
(baik positif maupun negatif) yang berhubungan dengan kesehatan anggota
masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan (Anderson &
Mc Farlane, 2010). Pada komunitas di RW 05 cisalak pasar ditemukan sebanyak
18 keluarga mengalami DM. Keadaan menunjukan bahwa jumlah penderita DM
di wilayah ini cukup tinggi. Dari segi Wilayah RW 05 merupakan wilayah
pemukiman, yang terletak di kelurahan Cisalak Pasar. Wilayah Kelurahan Cisalak
Pasar terletak di wilayah yang cukup ramai karena terletak di dekat pasar cisalak
dan jalur utama akses Bogor-Jakarta, sehingga dilalui banyak orang. Keadaan ini
membantu masyarakat untuk memperoleh bahan makanan. Selain itu tersedianya
banyak warung-warung yangg menjual makanan cepat saji sehingga banyak
warga yang lebih memilih untuk membeli dibandingkan dengan memasak sendiri.
Jika dilihat dari Politik dan pemerintahan bahwa saat ini belum ada program
khusus yang menangani masalah diabetes mellitus. Satu hal positif yang sudah
terbentuk di Rw 05 adalah adanya poswindu yang menjadi temapt bagi
masyarakat untuk memeriksa kesehatan. namun hambatan yang dialami adalah
motivasi warga keluarga sangat rendah untuk menggunakan fasilitas makanan.
Peran perawat komunitas disini adalah memberikan edukasi tentang diabetes
melitus. Selain itu memberikas asuhan keperawatan keluarga dengan DM. Dengan
adanya asuhan keperawatan keluarga ini diharapak menjadi agen pembaharu dan
penyebaran informasi kepada anggota keluarga yang lain

4.3 Analisis Masalah Keperawatan


4.2.1 Pengkajian Keluarga dengan DM
Pengkajian keluarga dilakukan sesuai dengan Friedman ( 1998 ) yang terdiri dari
data Umum keluarga, tahap dan riwayat tumbuh kembang keluarga, riwayat
kesehatan keluarga, lingkungan, struktur dan peran serta koping keluarga.
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara langsung kepada

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


anggota keluarga dan observasi langsung terhadap keluarga serta pengkajian fisik
dan tes GDS untuk mengetahui keadaan kadar glukosa pada anggota keluarga
yang mengalami DM.

Kunjungan pertama kali dilakukan pada tanggal 14 Mei 2013. Pada kunjungan ini
mahasiswa melakukan bina hubungan saling percaya antara keluarga bapak B
dengan mahasiswa. Perawat meminta persetujuan dari keluarga untuk melakukan
kunjungan ke keluarga dalam uasaha penangan DM pada ibu S. Keluarga sangat
antusias dengan kunjungan perawat dan bersedia untuk dikunjungi. Perawat dan
keluarga membuat kontrak selama kunjungan.

Pengkajian dilakukan kurang lebih selama 2 kali kunjungan yaitu pada tanggal 16
Mei 2013 dan 18 Mei 2013. Pengkajian dilakukan selama dua kali berhubung
karena saat pengkajian ada beberapa anggota keluarga yang tidak hadir.
Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh data bahwa Ibu S mengalami DM sejak
setahun yang lalu dengan GDS, dan saat ini mengeluh BB turun, kesemutan pada
kaki, dan lemas. Hasil saat pemeriksaan GDS adalah 320 mg/dL. Nilai GDS ini
masih belum normal. Hasil pengkajian menunjukan bahawa keluarga belum
teratur dalam mengatur makan mulai dari jenis, jumlah dan jadwal makan. Ibu S
mengatakan bahwa makan hanya sehari sekali dengan alasan bahwa nafsu makan
turun. Hal ini menunjukan bahwa adanya rasa ketakutan gula darah naik sehingga
banyak pasien yang mengkonsumsi nasi (karbohidrat) dalam jumlah yang sangat
sedikit. Selain itu dukungan keluarga sudah bagus, namun karena semua anak dan
suami bekerja makan Ibu S sering sendirian di rumah.

Berdasarkan teori Blum (1994) dijelaskan tentang hal-hal yang mempengaruhi


derajat kesehatan seseorang, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor
pelayanan kesehatan, dan faktor genetik. Pada pengkajian yang dilakukan, faktor
yang paling berpengaruh terhadap angka peningkatan kadar glukosa pada keluarga
bapak B adalah perubahan perilaku, dimana keluarga belum melakukan
pengaturan makanan secara baik dengan gizi seimbang. Keluarga berasumsi
bahwa dengan konsumsi karbohidrat yang rendah makan nilai kadar glukosa akan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


turun. Selain itu hasil pengkajian juga menunjukan bahwa tingkat pengetahuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan DM masih belum optimal.

Di pandang dari lima tugas umum kesehatan keluarga, Keluarga bapak B


sebelumnya pernah mendengar informasi tentang DM sehingga memutuskan
untuk merawat anggota keluarga yaitu Ibu S. pada Tugas keluarga yang ketiga
yaitu merawat anggota keluarga di rumah dengan perawatan sederhan keluarga
belum belum menjalankan dengan baik dan pada tugas yang ke empat yaitu
modifikasi lingkungan keluarga belum melakukan sama sekali. Satu tindakan
positif yang sudah dilakukan oleh keluarga Bapak B adalah sudah membawa ibu S
ke pelayanan kesehatan untuk kontrol gula darah setiap bulan sekali. Selam
proses pengkajian perawat tidak mendapatkan kendala, keluarga menerima
kedatangan perawat, dan bersedia untuk dirawat dan diberikan intervensi untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dialami Ibu S.

4.2.2 Diagnosa keperawatan


Data Pengkajian yang telah diperoleh kemudian dianalisis sehingga ditemukan
masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada ibu
S. Hal tersebut dapat terumuskan dari data-data pengkajian yang mendukungnya
seperti masih mengkonsumsi makanan manis, gula, jadwal makan tidak teratur,
porsi makan yang belum terautr, keluhan lemas, pusing, kaki kesemutana.
Pemahaman keluarga tentang masalah DM masih kurang. Sehingga keluarga
belum merawata anggota secara optimal.

Berdasarkan NANDA 2011 ketidakefektifan manajemen kesehatan diri


merupakan pola pengaturan dan pengintgrasian kedalam kebiasaan teraupetik
hidup sehari-hari untuk pengobatan penyakit dan sekuelanya yang tidak
memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik. Batasan karakteristik
pada diagnosa ini yang ada pada keluarga bapak B adalah adalah kegagalan
pengobatan kedalam kehidupan sehari-hari, kegagalan melakukan tindakan untuk
mengurangi resiko, mengungkapkan keinginan untuk mengatasi penyakit.
Sedangkan faktor-faktor yang berhubungan adalah pola perawatan kesehatan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


keluarga bapak B yang belum optimal, kurang pengetahuan tentang manajemen
diet DM, ketidakadekuatan jumlah petunjuk untuk bertindak merawat Ibu S
dengan masalah DM. Dengan batasan karakteristik diagnosa dan faktor yang
berhubungan maka perlu adanya penangan terhadap diagnosa ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri pada keluarga bapak B terkhususnya Ibu S dengan DM

4.2.3 Intervensi Keperawatan keluarga


Rencana keperawatan yang akan diberikan pada keluarga bapak B adalah dengan
edukasi tentang DM, edukasi tentang manajemen Diet dan mendemonstrasikan
langsung tentang Diet khusus penderita DM. Pemberian pendidikan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga secara kognitif tentang
masalah diabetes dimulai dari pengertian, penyebab,tanda dan gejala yang muncul
saat gula darah meningkat, meningkatkan kesadaran serta motivasi keluarga akan
pentingnya penanganan segera pada penderita diabetes melitus, mengingat
dampak yang akan terjadi jika diabetes tidak ditangani.

Edukasi yang diberikan membangun motivasi keluarga untuk memutuskan


melakukan perawatan anggota keluarga secara sederhana sehingga masalah DM
dapat teratasi dan anggota keluarga yang sakit tetap mampu beraktivitas seperti
pada umumnya. Setelah pengetahuan keluarga ditingkatkan makan keluarga perlu
mendemonstrasikan secara langsung tentang jenis, jumlah, makanan yang harus
dimakan sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan menu gizi yang seimbang.
Keluarga mampu menentuka jadwal makan sesuai dengan pola yang ada dan perlu
perubahan secara perlahan. Dalam menentukan diet DM, perawat dan keluarga
membuat menu berdasarka menu sehari-hari yang disukai dan sesuai daya beli
keluarga. Perawat lebih menitikberatkan pada jumlah kalori yang harus dipenuhi
oleh ibu S sesuai dengan triguna makanan. Bahan makanan telah dikonversikan
kedalam bentuk ukkuran rumah tangga sehingga keluarga mengetahui jumlah
kalorinya dan mampu memilih makanan tanpa tidak mengetahui jumlah kalori.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Pembuatan perencanaan keperawatan keluarga yang baik meliputi tujuan umum,
tujuan khusus kritria hasi yang diharap kan serta rencana tindakan. Perencanaan
ini meliputi 5 tugas keluarga. Setelah hal tersebut media yang digunakan kepada
keluarga menggunakan media yang mudah dilihat dan mudah dipraktekan. Media
yang digunakan adalah lembar balik, leaflet, demonstrasi langsung jenis makanan,
porsi makanan dengan menggunakan gelas belimbing yang sudah dipersiapkan.
Demonstrasi yang dilakukan juga menggunakan contoh bahan makan yang
mengandung gizi seimbang yang terdiri dari triguna makanan yaitu zat tenaga, zat
pembangun, dan zat pengatur. Ketiga zat ini akan dimodifikasi sesuai dengan
jenis makanan yang ada dan mampu di beli oleh keluarga. Dengan demonstrasi
langsung penggunaan gula, garam dan bumbu masakan diharapkan keluarga
mampu memodifikasi lingkungan sehingga pengontrolan gula darah tetap teratur.

4.2.4 Implementasi Keperawatan Keluarga


Implementasi keluarga dilakukan selama 8 kali pertemuan. Selama kunjungan
keluarga bapak B berpartisipasi aktif. Selama edukasi, kelurga menanyakan hal-
hal yang tidak diketahui dan penanganannya. Kunjungan implementasi yang
pertama dilakukan pada tanggal 20 Mei 2013. Pada kunjungan ini mahasiswa
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan TUK keluarga yaitu TUK 1,TUK
2 dan TUK 3. Ini adalah sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah
disiapkan. Pada TUK 1 keluarga di berikan edukasi tentang, pengertian,
penyebab, tanda dan gejala diabetes melitus. Setelah memahami secara sendiri
keluarga mengidentifikasi tanda dan gejala yang dialami oleh ibu S dengan apa
yang telah diperoleh dari edukasi sebelumnya. Pada TUK 2 keluarga diberikan
edukasi tentang dampak atau akibat jika diabetes jika tidak diobati secara dini.
Setelah itu keluarga mulai mengidentifikasi akibat DM yang ada pada Ibu S. Hasil
yang ditemukan adalah saat ini beliau tidak bisa beraktivitas yang berat lagi
karena jika beraktivitas yang berat langsung sesak napas. Selama implementasi
TUK 1 dan TUK 2 keluarga cukup kooperatif dan berpartisipasi aktif selama
proses interaksi. Pada TUK 1 dan TUK 2 secara kognitif keluarga sudah mampu
memahami tentang diabetes melitus. Secara afektif keluarga sudah memutuskan
untuk melakukan perawatan terhadap ibu S

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Kunjungan implementasi yang kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2013.
Kunjungan kali ini, dijelaskan TUK 3 yaitu tentang perawatan DM yang terdiri
dari manajemen diet, olah raga dan aktivitas, manajemen stress dan penngobatan.
Pada implementasi ini keluarga meminta mahasiswa untuk menjelaskan tentang
cara mengatur pola makan keluarga terkhususnya Ibu S. pada implemenatsi TUK
-3 mengenai mengatur pola makan didasarkan pada prinsip 3J, keluarga cukup
berpartispasi aktif. Keluarga sudah mulai memahami tentang DM dan mulai
memahami tentang DM. Setelah didemonstrasikan secara langsung tentang
jumlah makan berdasarkan prinsip 3J dengan menggunakan ukuran rumah tangga.
Keluarga membuat menu makan sendiri sesuai dengan kemampuan keluarga
untuk membeli dan menentuka jadwal makan sendri. Kunjungan implementasi
ketiga dilakukan pada tanggal 25 Mei 2013 dimana pada kunjungan ini perawat
melanjutkan implementasi yang belum selesai yaitu terkait menggunakan bumbu
dapur yaitu penggunaan gula dan kecap kedalam masakan. Sebelum memberikan
implementasi perawat memvalidasi tentang pengaturan pola makan yang sudah
direncanakan bersama. Keluarga mengatakan bahwa sudah mulai sarapan dengan
jumlah nasi yang dianjurkan. Setelah diedukasi lagi keluarga akan berencana
mengikuti pola makan yang telah dianjurkan

Pad tanggal 1 Juni 2013 perawat melakukan kunjungan tiba-tiba ke keluarga


bapak B. Setelah memvalidasi pencapaian hasil dari implementasi belum optimal
karena ada beberapa kendala yang didapat saat pelaksaan implementasi. Beberapa
faktor yang menjadi penghambat adalah rendahnya motivasi ibu S untuk makan
sesuai dengan yang telah dianjurkan. Ibu S mengatakan nafsu makannya tidak
ada. Hal ini setelah dijelaskan tentang manajemen diet, ibu S belum menjalankan
secara optimal dengan jadwal makan masih 2 kali sehari, masih menggunakan
gula sebanyak 1 sendok makan, serta hasil GDSnya masih tinggi yaitu 340 mg/dL.
Selain itu keluahan lemas, kesemuatan masih sering dirasakan. Setelah dikaji
lebih dalam lagi pokok masalah terletak pada support sistem keluarga dimana
yang menyediakan makanan adalah anaknya. Jika anaknya sudah bekerja maka
jadwal dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibu S tidak akan teratur lagi.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Kunjungan implementasi ulang dilakukan pada tanggal 3 Juni 2013. Perawat
mencoba menjelaskan ulang tentang pentingnya manajemen diet untuk
pengontrolan gula darah dan menjaga agar tubuh tetap sehat. Setelah 2 kali
kunjungan perawat tetap memotivasi ibu S dengan minimal makan manjadi 3 kali
sehari dari dua kali sehari. Perawat menggunakan strategi dengan cara mencoba
untuk bernegosiasi yaitu dengan mengajak anggota keluarga yang lain untuk
mengingatkan ibu S untuk makan sesuai dengan yang dianjurkan. Perawat dan
keluarga membuat kesepakatan dengan membuat du hari makan teratur lalu akan
diperiksa gula darahnya dan meliha bagaimana keluahan yang dirasakan.

Setelah dua hari yaitu pada tanggal 6 Juni 2013 perawat melakukan kunjungan
dan memeriksakan gula darah dan hasilnya adalah 240 mg/dL. Keluhan
kesemutan dan lemas dan pusing sudah tidak dirasakan lagi oleh ibu S. Setelah
melihat hasil perawat mencoba mefasilitaor kembali kepada keluarga untuk
melanjutkan perawatan. Keluarga mengatakan saat ini gula sudah digunakan
hanya ½ sendok teh jika dibandingkan dengan awal. Keluarga memilih untuk
mengikuti anjuran sesuai dengan pola makan yang telah direncanakan bersama.
Setelah keluarga mampu mengatur pola makan sesuai dengan konversi ukuran
rumah tangga yang telah dijelaskan makan dilanjutkan dengan TUK 3 yang lain
yaitu perawatan kaki, senam kaki diabetes. Sebelum dilanjutkan ke TUK 4 pada
tanggal 10 Juni 2013 perawat mencoba mengevaluasi TUK 3 tentang manajemen
diet. Hasil yang diperoleh ibu S mulai makan 3 kali sehari, dan jam sudah mulai
teratur yaitu pagi jam 07.00-08.00, siang 12.00-13.00, dan sudah mengganti
selingan dengan buah yang rendah gula.

Kunjungan Implementasi TUK 4 dan TUK 5 dilaksanakan pada tanggal 12 Juni


2013 dimana pada kunjungan ini Perawat menjelaskan kepada keluarga tentang
memodifikasi lingkungan dengan menyimpan bumbu-bumbu masakan jauh dari
dapur. Ibu S selalu diingatkan oleh anaknya untuk makan teratur. Setiap pagi anak
ibu S menyediakan makanan sesuai dengan porsi yang dianjurkan. Menyajikan
makanan dalam keadaan hangat Menggunakan gelas yang sama saat demonstrasi

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


jumlah karbohidrat yag masuk (Gelas belimbing dan sendok teh) Menempelkan
Tulisan Di dinding dapur contoh menu makan sehari-hari yang telah dibuat.
Menempelkan tulisan dari pasien sendiri di dinding dapur yang mudah dilihat
dengan tulisan : WAJIB DIHINDARI Gula Pasir, Gula Merah, Sirup, Minuman
bersoda. Es Krim, Selai, Kue bolu, Kecap. Memberikan lembar contoh makanan
yang telah dikonversi kedalam ukuran rumah tangga. TUK 5 akan dilakukan oleh
keluarga pada awal juli, karena setiap bulan sudah kontrol ke pelayanan kesehatan
minimal sebulan sekali. Keluarga lebih memilih ke praktek dokter dengan alasan
ke PKM pelayanannya kurang bagus. Untuk mengubah perilaku sesorang
sangatlah sulit karena ini akan merubah perilaku hidup yang telah dijalankan oleh
keluarga selam bertahun-tahun. Untuk itu diperlukan strategi khusus oleh perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan.

2.2.5 Evaluasi
Tahap evaluasi keperawatan adalah tahap untuk membandingkan hasil tindakan
yang dilakukan dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana keperawatan,
menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
pelaksanaan. Dari hasil tersebut dapat digunakan untuk membuat rencana tindak
lanjut. Hasil evaluasi sumatif akhir yang diperoleh bahawa tingkat pengetahuan
keluarga mulai meningkat, terjadi perubahan perilaku secara perlahan dari jadwal
makan dari satu kali menjadi 3 kali makan. Selain itu keluarga secara penuh
memberi dukungan kepada ibu S untuk mengatur pola makan. Hasil GDS setiap
minggu mulai turun dari awal adal 320mg/dL dan pada terakhir adal 165 mg/dL.
Selain itu keluarga bapak B akan menggunak layanan poswindu terdekat untuk
pemeriksaan GDS serta setaip bulan ke dokter untuk pemeriksaan rutin. Dari
implementasi unggulan yang telah dilakukan, didapat hasil terlihat bahwa GDS
akan dalam batas normal jika pola makan yang diatur. Rencana Tindak lanjut
yang dapat dilakukan adalah keluarga tetap memotivasi ibu untuk mengatur
makanan dengan keluarga sednri mengatur makanan untuk ibu S.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


46 
 

4.4 Alternatif Pemecahan Masalah yang Dapat Dilakukan


Dari implementasi yang telah diberikan alternatif pemecahan masalah pada
masalah manajemen diet DM adalah dengan menguatkn support sistem keluarga.
Disini dari struktur dan peran keluarga lebih ditekankan lagi. Keluarga dapat
menjadi pendamping untuk mengawasi klien DM dalam memanajemen dite DM
dengan membuat ceklist dari jenis makanan dalam sehari yang sudah di konsumsi,
kemudian jumlah makanan yang dikonsumsi, dan membuat alarm untuk
mengingatkan jadwal makan.

Universitas Indonesia
 
Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Hasil pengkajian yang diperoleh menunjukan bahwa keluarga bapak B.
adalah keluarga nuclear family dengan tahap tumbuh kembang keluarga
dengan anak usia dewasa. Keluarga bapak B mempunyai masalah dalam
penanganan diabetes pada ibu S diamana hasil pemeriksaan yang
didapatkan bahwa ibu S mengeluh kesemutan, lemas, berat badan
menurun, masih mengkonsumsi makanan manis dan hasil GDS yang
diperoleh adalah 320 mg/dL. Diagnosa keperawatan yang diangkat adalah
1) Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri khususnya ibu S, 2)
ketidakefektifan regimen teraupetik terkhsusnya ibu S, dan 3)
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan terkhususnya ibu S. Pada
penulisan karya ilimiah ini masalah keperawatan yang diatasi adalah
ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada keluarga bapak B
terkhususnya ibu S.
5.1.2 Intervensi keperawatan yang diberikan berdasarkan pilar pengobatan
diabetes melitus dengan intervensi unggulan yaitu manajemen diet bagi
orang diabetes. Perencanaan dibuat berdasarkan kebutuhan kalori dengan
prinsip 3 J yaitu jenis, jumlah dan jadwal. Selain itu jenis makanan
disesuaikan dengan daya beli keluarga dan berdsarkan tujuan umum
kesehatan keluarga
5.1.3 Implementasi keperawatan yang diberikan sesuai dengan intervensi
unggulan yaitu memberikan pendidikan kesehatan terlebih dahulu tentang
DM dan prinsip diet makanan untuk orang DM. Setelah diedukasi keluarga
dilatih psikomotornya dengan menyusun menu makan berdasarkan
kebutuhan kalori tubuh dalam sehari. Kebutuhan ini dikonversikan
kedalam ukuran rumah tangga.
5.1.4 Hasil evaluasi dari implementasi manajemen diet adalah ibu S mengalami
peningkatan pengetahuan tentang DM dan mampu mengatur jenis dan
jumlah makanan yang dikonsumsi yaitu dari satu kali makan menjadi 3

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


48 
 

kali makan, dengan porsi yang sama dan jadwal makan yang teratur. Mulai
mengurangi konsumsi makanan manis. Selain itu terjadi penurunan kadar
glukosa yaitu minggu I 320 mg/dL, minggu II 340 mg/dL, minggu III 240
mg/dL, minggu IV 189 mg/dL dan minggu terakhir 165 mg/dL.
5.1.5 Rencana tindak lanjut terkait intervensi manajemen diet adalah keluarga
mengikuti pola makan sesuai dengan yang dianjurkan dengan menguatkan
support sistem yaitu anggota keluarga saling mengingatkan dan membantu
untuk menyediakan makan bagi ibu S.
5.2 Saran

Penulisan ini diharapkan mampu menggambarkan asuhan keparawatan pada


keluarga Bapak B dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan manajemen
kesehatan diri dengan masalah kesehatan DM.
5.2.1 Keluarga
Keluarga diharapkan lebih mandiri mengatur pola makan kepada anggota
keluarga dengan DM yaitu mampu mengatur menu terkhsusunya sesuai
dengan jenis, jumlah dan jadwal makan berdasarkan kebutuhan kalori
yang dikonversikan kedalam ukuran rumah tangga.
5.2.2 Masyarakat RW 05 Cisalak pasar
Warga masyarakat mengikuti berbagai penyuluhan tentang diabetes
melitus sehingga semakin meningkatkan pengetahuannya dan mampu
melakukan pencegahan secara dini terhadap penyakit DM.
5.2.3 Puskesmas Cimanggis
Memberikan edukasi tentang DM saat pelayanan kesehatan dan
melakukan kunjungan keluarga sebagai wujud perkesmas sehingga
masalah DM di wilayah Cimanggis dapat teratasi. Selain itu melakukan
penyuluhan berbasis komunitas kepada pasien DM dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami.
5.2.4 Keperawatan
Dengan adanya penulisan ini dapat menjadi bahan masukan bagi rekan
sejawat lainnya sebagai upaya menurunkan angaka kejadian diabetes
melitus dalam masyarakat dan keluarga baik di perkotaan maupun di
pedesaan.

Universitas Indonesia
  
Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013
DAFTAR REFERENSI

Allender, J.A., Rector, C., & Warner, K.D (2010). Community health nursing:
promoting and protecting the public’s health. 6th Ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
Allender, J. A & Spradley, B.W (2005). Community health nursing: promoting and
protecting the public’s health. 7th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins
American Diabetes Association (2003) Physical Activity/Exercise and Diabetes.
Juni,2013 dari http://www.ncbi.Diaetes care. /Volume 27/suplement 1,
Anderson,E.T & McFarlane.J. (2006). Keperawatan Komunitas:Teori Dan
Praktik. Jakarta: EGC
Balitbangkes Depkes. (2008). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional
2007. Jakarta : Balitbangkes Departemen Kesehatan
Depkes. (2006). pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas.
Direktoorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisan Medik. Jakarta:
Depkes.
Depkes. (2007). Riskesdas 2007. Juni 29, 2013. http://www.balitbangkes.go.id
Balitbangkes Depkes. (2008). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional
2007. Jakarta : Balitbangkes Departemen Kesehatan
Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat. (2002). Pedoman Umum Gizi Seimbang.
Jakarta: Depkes RI
Friedman, M., Bowden, V.R., Jones, E.G. (2003). Family nursing: research,
theory & pravtice. 4th Ed. Ner Jersey: Person Education Inc
Irawan, Dedi.(2010). Prevalensi dan Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus
Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas
2007). Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Indonesia
McMyrray, A (2003). Community health and wellness a sociocelogical approach.
2nd. Ed. Australia: Mosby
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.(2006). Konsesus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : Perkeni
Stanhope,M., Lancaster, J. (2004). Community and public health nursing. 6th. Ed.
St. Louis. Mosby. Inc

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


 
 

Smeltzer, C.Suzanner & Brenda, G.B.(2002). Bruner & Suddarth’s textbook of


medical-surgical nursing. (8th Ed) ( H.Y.Kuncara, dkk, Penerjemah).
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Wild,sarah et al (2004).Global Prevelance of Diabetes: Estimates for the year
2000 and projection for 2030.Diabetes Care,27.1047-1053
Wilkinson.J.M. & Ahern.N.R.(2011).Buku Saku Diagnosis
Keperawatan.Diagnosis Nanda. Intervensi NIC. Kriteria Hasil NOC.
Ed.9.(Alih Bahasa : Esti Wahyuningsih). Jakarta: EGC
World Health Organization. (2010). Prevalence Of Diabetes Worldwide.World
Health Organization, Juny 25,2013
http://www.who.int/diabetes/facts/world_figures/en/.

Universitas Indonesia
 
Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013
Lam
mpiran 1

ASUHA
AN KEPER
RAWATAN
N KELUARG
GA
PENGKAJJIAN KELU
UARGA

I
I. Data Umum
U
1. Naama KK : Bpk. B (60 tahun))
2. Alaamat dan tellfon : RT. 077 RW. 05, Kelurahan
K Ciisalak Pasar,, Kecamatann Cimanggiss, Depok
3. Koomposisi Anggota Keluaarga
No Nama Sex
S Hubu
ungan Keluaarga Usiaa Pendidikan
1. S P Istri 55 taahun SK
KR
2. D L Anak 34 tahun
t SM
MK
3. F P Anak 30 taahun SM
MA
4. S P Anak 28 taahun SM
MA
5. M L Anak 25 taahun SM
MK
6. R P Anak 23 taahun SM
MA
Genogram

ASMA

ASM
MA

D
R

Keterangan::
K
Lakki-laki Perempuan Anggotta keluarga yang sakit

Lakki-laki menin
nggal Perempuan meninggal
m

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Orang tua Bapak B (ayah dan ibu ) sudahnmeninggal karena menderita penyakit yang tidak diketahui.
Orang tua Ibu S (ayah) sudah meninggal karena mengalami sakit rematik. Ibu S mengatakan bahwa
ayahnya meninggal setelah mengalami sakit di seluruh sendi sedangkan Ibunya meninggal karena
melahirkan adiknya dan menderita penyakit asma .

4. Tipe Keluarga
Keluarga Bpk.B memiliki tipe keluarga inti (nuclear family) dengan tahap perkembangan
keluarga dewasa, dimana anak belum menikah namun anak kedua dan ketiga mereka sudah menikah
dan tinggal bersama suami dan anaknya. Anak ketiga dan keempat masih berada pada tahap dewasa
awal dan saat ini tinggal bersama Ibu S. Sehari-hari Ibu S terbiasa tinggal sendiri di rumah dan Anak
pertama, keempat dan kelima tinggal bersama dirinya. Kedua anaknya yang tinggal diluar juga sering
mengunjungi dirinya. Saat ini Ibu S hanya tinggal bersama dengan anak R karena semua anggota
keluarga yang lain sedang keluar untuk bekerja. Bapak B jarang dirumah berinteraksi dengan keluarga
yang lain karena bapak B sudah berangkat pada ukul 06.00 pagi dan pulang pada pukul 19.00 malam.
Selain itu anak-anak yang lain jarang berada di rumah karena bekerja dan kegiatan lainnya. Ibu S
selalu dibantu oleh anak R, jadi saat Ibu S sedang sakit anak R akan membantu Ibu S. Ibu S tidak ingin
membebani keluarga, beliau menyadari bahwa suaminya bekerja untuk kebutuuhan keluarga.

5. Kewarganegaraan/Suku Bangsa
Bapak B dan Ibu S berasal dari betawi dengan suku yang sama yaitu betawi. Bahasa yang
digunakan di rumah adalah bahasa Indonesia. Bapak B dan Ibu S lahir di garut sedangkan anak-anak
lahir di Depok. Tidak ada pantangan terhadap makanan, makanan yang dikonsumsi terdiri dari nasi,
sayur, lauk, kadang –kadang buah. Cara berpakain keluarga tidak begitu identik dengan daerah asal.
Bapak B dan keluarga menggunaka baju seprti orang pada umumnya. Dekorasi rumah tidak
menggambarkan daerah asal. Tidak ada objek kesenian yang terpampang di rumah bapak B. Keluarga
bapak B tidak menggunakan praktik tradisional untuk mengobati DM yang dialamiu ibu S.

6. Agama
Keluarga bapak B beragama Islam. Adapun kegiatan keagamaan yang dijalankan adalah sholat
dan kadang – kadang mengikuti kegiatan pengajian yang diadakan oleh RT/RW. Dari aktivitas
pengajian Ibu S jarang mengikuti kegiatan pengajian yang diadakan oleh ibu-Ibu Si RT. Namun sholat
lima waktu tetap dijalankan. Meskipun kesulitan bergerak pada pagi hari Ibu S tetap berusaha untuk

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


bangun dan sholat subuh. Dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tidak ditemukan
kebiasaan menggunakan jampi-jampi. Keluarga tidak memakan-makanan yang diharamkan agama.

7. Status Sosial Ekonomi


Pencari nafkah dalam keluargga adalah Bpk. B dibantu oleh ketiga anaknya yaitu menjadi sopir.
Menurut Ibu S penghasilan rata-rata dalam perbulan sudah sesuai UMR kota depok cukup untuk
kebutuhan sehari-hari dengan tanpa menyebutkan jumlahnya, pengaturan penggunaan keuangan
diserahkan kepada Ibu S. Saat ini pengeluaran yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya
pengobatan DM yang dijalankanya. Hal tersebut membuat Ibu Jika sedang memikirkan hal tersbut
keluhan pusing kadangkadang muncul dan Ibu S hanya beristirahat saja.

8. Aktifitas Rekreasi
Ibu S mengakui bahwa keluarganya hampir tidak pernah melakukan aktivitas rekreasi keluarga. Hal
ini dikarenakan keluarga jarang berkumpul bersama karena kesibukan masing-masing. Kegiatan
rekreasi yang sering dilakukan silaturahmi kepada tetangga bila ada waktu luang dengan mengajak
jalan-jalan anak-anaknya, tidak ada jadwal khusus untuk melakukan rekreasi. Anak-anak diberi
kebebasan dalam bermain dengan teman sebayanya.

II. Riwayat Tumbuh Kembang Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga Inti


Tahap keluarga Bapak. B saat ini adalah keluarga dengan anak usia dewasa. Semua Anaknya
sudah berada pada tahap dewasa dan ada yang sudah menikah. Suami bekerja sebagai sopir dan
tidak mempunyai waktu libur yang tetap, tetapi tidak ada masalah dengan intensitas pertemuan
dengan anggota keluarga biasanya lebih sering dilakukan pada malam hari dan disela-sela jam
istirahat kerja. Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya keluarga membawa ke pelayanan
kesehatan.

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Menurut Suprajitno (2005), tugas perkembangan keluarga pada tahap keluarga dengan anak
usia dewasa yaitu keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa. Adapun tugas perkembangannya
yaitu :

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


a. Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyrakat
d. Penataan kembali peran orangtua dan kegiatan di rumah
Berdasarkan hasi pengkajian dan observasi tugas perkembangan keluarga yang sudah
terpenuhi adalah meperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar, sudah
dilakukan pada anak kedua dan ketiga yang saat ini sudah berkeluarga dan memiliki anak.
Selain itu tugas yang kedua yaitu mempertahankan keintiman pasangan sudah terlihat, dimana
saat Ibu S sakit bapak B mulai mengurus Ibu S. Sedangkan penataan kembali peran oarang tua
dan kegiatan dirumah sudah dijalankan yaitu dengan bapak B sebagai kepala keluarga dan Ibu S
mengurus anak-anaknya. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimana. Hal ini terlihat dari anak F, anak
M, anak R yang hanya tinggal di rumah, dan tidak tahu untuk melakukan apa di masa
depannya.

3. Riwayat Keluarga Inti


Bapak B dan Ibu S bertemu di Jakarta saat Ibu S bekerja di Pabrik.setelah merasa cocok
keduanya sepakat untuk menikah dan berumah tangga. Selama menikah tidak ada masalah
kesehatan. Hasil pengkajian riwayat kesehatan menunjukan bahwa Ibu S sering mengalami
pusing, lemas, mudah lelah, dan sering merasa kesemutan kaki serta pandangan mulai kabur.
Keluhan kesemutan(baal) pada kaki akan meningkat jika pada pagi hari dan saat malam hari.
Data lain yang didapatkan Ibu S sudah mengalami diabetes sejak setahun yang lalu dan
pernah dirawat di rumah sakit dengan kadar glukosa 700 mg/dL. Untuk mengobatinya Ibu S
mulai mengurangi aktivitas dan minum obat yaitu medformin dan glibenclamin. Menurut ibu
S Regimen obat yang diberikan oleh dokter adalah 2 x1 dgn dosis 5 mg, diminum setiap pagi
dan sore. Namun selama ini ibu S tidak teratur minum obat, kadang-kadang ibu S berhenti
minum obat atau waktu untuk minum diundur.

Dari Pola makan, Ibu S mengatakan mengalami penurunan nafsu makan sehingga makan
hanya sekali sehari. dengan porsi secukupnya yang terdiri dari nasi, sayur asam, soup, soto,
tahu, tempe dan ikan ataupun ayam. Dirinya hanya makan pada makan siang saja. Dari jenis
makanan yang dipilih Ibu S belum memilih secara baik makanan yang rendah gula. Waktu

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Makan belum teratur kadang tidak tetap, sesuai keinginan ibu S. Ibu S masih mengkonsumsi
makanan yang mengandung tinggi karbohidrat (tinggi gula)seperti nasi, lontong, kue-kue
manis. Ibu S sering megeluh badan lemas karena makan 1 kali sehari dan tetap
mengkonsusmsi obat DM. Selain itu dalam mengolah sayuran dan sambal Ibu S masih
menggunakan gula dan penyedap makanan karena menurut beliau jika tidak ditambah gula
dan penyedap rasanya kurang enak. Ibu S mengeluh berat badannya turun drastis setelah
sakit DM jika dibandingkan dengan BB setahun yang lalu hanya 60 kg dan sekarang menjadi
43 kg Ibu S khwatir dengan hal ini karena takut berat badannya semakin turun.

Dari Pola aktivitas; Ibu S tidur cukup. Ibu S tidur pada Pukul 21.00 dan bangun pada pukul
05.00 pagi, setelah bangun Ibu S tidak dapat tidur lagi. Kadang-kadang Ibu S mengeluh pada
malam hasi sulit tidur dan sering terbangun karena badannya terasa lemas. Keluarga bapak B
terkhususnya Ibu S tidak pernah melakukan olah raga. Ibu S juga sudah jarang melakukan
aktivitas rumah tangga lainnya seprti mencuci, memasak pada pagi hari karena sudah dibantu
oleh anaknya. Kegiatan ini jarang dilakukan karena ibu S sering mengeluh kaki kesemutan
dan sakit terutama saat Ibu S banyak makan nasi atau kue-kue manis. Dalam sehari bisa dua
atau tiga kali ibu S mengeluh kaki sakit dan kesemutan.

Pengkajian terkait stressor, Ibu S mengatakan bahwa tidak ada masalah yang dipikirkan.
Namun saat seang kunjungan tiba-tiba, ibu S mengatakan bahwa kapan penyakitnya akan
sembuh. Hal ini dipengaruhi karena ibu S sedang memikirkan kebutuhan finansial untuk
keluarga dan anaknya yang belum menikah. Jika sedang marah ibu S jarang mengungkapkan
masalah yang dialaminya dan cenderung menyimpan di dalam hatinya saja. Ibu S masih
aktif mengikuti perkumpulan ibu-ibu seperti arisan RW, pengajian ibu-ibu maupun kegiatan
posyandu atau posbindu. Lingkungan rumah rapih, sirkulasi udara baik dan pencahayaan
yang cukup.

Hasil pengkajian berdasarkan lima tugas keluarga didapatkan bahwa keluarga belum
mengetahui secara jelas tentang penyebab DM dan akibat dari DM. Keluarga mengatakan
bahwa akibat dari diabetes adalah luka yang lama sembuh. Dari hasil wawancara didapatkan
bahwa kelurga belum mengatur diet yang benar untuk Ibu S. Keluarga mengatakan bahwa
dengan mengurangi jumlah nasi untuk mengurangi gula. Modifikasi lingkungan dan jenis

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


makanan untuk ibu S belum dilakukan. Satu tindakan positif yang telah dilakukan keluarga
bapak B adalah pengobatan ke dokter atau pun pelayanan kesehatan lainnya. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan pada tanggal 20 Mei 2013 diperoleh data TD 150/100 mmHg,
nadi 94 x/mnt, RR 21x/mnt, BB 43 Kg, TB 155 cm (IMT 17,89 ). Kadar glukosa darah
sewaktu 320 mg/dL.GDS sewaktu-waktu berubah-ubah.
.
III. Lingkungan
a. Karekteristik Rumah
Rumah keluarga bapak B merupakan bangunan permanen dengan status kepemilikan
sendiri. Rumah Bapak S terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang tengah, 2 kamar tidur utama,
dapur dan kamar mendi. Diruang tamu tidak terdapat satu set meja dan kursi tamu. Ruang
tengah selain berfungsi sebagai ruang makan juga digunakan juga sebagai ruang tkeluarga dan
ruang makan. Pencahayaan diruang tengah hanya menggunakan lampu, dan tidak terdapat
jendela pada masing-masing ruangan. Pencahayaan hanya masuk dari ruang depan selalu
dibuka pada pagi hari, Kamar tidur anak masih bergabung. Didekat dapur terdapat kamar
mandi dan WC. Sumber air minum diperoleh dari sumur tidak berbau, tidak berwarna dan
tidak berasa. Adapun di dalam rumah terdapat perabotan dari kayu dan beberapa barang
elektronik. Dekorasi rumah tidak ada, dan rumah terlihat sempt serta pengap
Denah Rumah

F
B
A

D C B E
7M

9M
Keterangan:
Rumah permanen dengan ukuran 7 X 9 M2
A : Ruang Tamu
B : Ruang Tidur Utama
C : Kamar Tengah
D : kamar Tidur
E : Dapur
F : Kamar mandi & WC

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Sebagian besar warga berasal dari berbagai daerah dan berasal dari suku jawa dan batak.
Kebanyakan warga bekerja pada pagi hari sampai sore. Penduduk RT 07/ RW 05 cukup
padat, jarak rumah bapak B berdekatan dengan rumah keluarga Bapak S. Rumahnya
berdempetan dan tidak ada lahan atau halaman yang memisahkan. Didepan rumah terdapat
tetangga yang dan jalan setapak kecil. Status ekonomi dan budaya pada RT 07/05 rata-rata
sama dan tetangga ada yang berasal dari suku jawa dan betawi.

c. Mobilitas Geografis Keluarga


Rumah yang ditempati adalah rumah milik pribadi, keluarga mengatakan sejak dari pertama
nikah sudah tinggal di RT 07/05. Bapak S lebih banyak menghabiskan waktunya di pasar dan
sementara Ibu S lebih banyak di rumah.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Menurut Ibu S, keluarga jarang berinteraksi dengan tetangga. Bpk. S kadang-kadang
berkumpul dengan tetangga disekitarnya yg merupakan keluarganya, sedangkan Ibu S sangat
jarang untuk berkumpul dengan tetangga. Ibu S sering mengikuti perkumpulan ibu-ibu
seperti arisan RW, pengajian ibu-ibu. Untuk ibu S belum mengikutinya dan berencana akan
mengikuti posbindu dalam rangka pengecekan kadar glukosa dan memperoleh informasi
tentang DM

e. Sistem Pendukung Keluarga


Keluarga bapak B bersebelahan dengan keluarga terdekat. Bila ada masalah kesehatan
khususnya untuk pergi ke fasilitas kesehatan Ibu S biasa diantar oleh suami atau anaknya.
Hubungan antara Bpk S dengan anggota keluarga yang lain cukup baik.
Untuk pengobatan sendiri, keluarga Bpk B memiliki jaminan kesehatan yaitu JAMKESDA.
Ibu S mengatakan merasa terbantu dengan adanya program jaminan kesehatan yang
diberikan pemerintah ini.

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


IV. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga bersifat fungsional. Keluarga terutama Ibu S cenderung tidak
ingin melibatkan orang lain dalam menyelesaikan masalahnya. Anak diberi kebebasan untuk
berbicara dan kebebasan untuk bermain dengan teman sebayanya. Anggota keluarga bertemu
setiap hari khususnya malam hari karena babak B bekerja sampai sore sehingga komunikasi
dalam keluarga sering dilakukan pada malam hari dan disela-sela jam istirahat siang.

b. Struktur Kekuatan Keluarga


Dalam membuat keputusan selalu dibicarakan terlebih dulu secara bersama-sama, tetapi
dalam pengambilan keputusan yang tersering diambil oleh Bapak B. Tetapi untuk masalah
anak-anak ibu S lebih sering yang memutuskan karena Ibu S yang selalu berada dirumah.

c. Struktur Peran Keluaga


Masing-masing anggota keluarga sadar dengan perannya masing-masing. Babak B berperan
sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab untuk mencari nafkah. Ibu S berperan untuk
mengasuh anak-anaknya dan mengelola keuangan untuk kebutuhan sehari-hari. Anak tertua
diberi tanggung jawab untuk menjaga adik-adiknya.

d. Nilai dan Norma Keluarga


Selam kunjungan tidak tampak adanya nila-nilai khusus yang dipegang. Keluarga bapak B
adalah penganut agama Islam yang taat dan dalam keluarga diajarkan saling hormat
menghormati sesama anggota keluarga.

V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afeksi
Bapak B dan Ibu S sangat memperhatikan kebutuhan anak-nakanya, saling mengasihi dan
menghormati antar anggota keluarga. Bapak dan Ibu langsung menegur bila anaknya tidak
berperilaku sopan saat ada tamu.
b. Fungsi Sosialisasi

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Keluarga bapak B jarang terlihat berinteraksi dengan tetangga sekitar, kecuali dengan
tetangga dekat rumah yang masih dalam satu keluarga. Ibu S sering mengikuti kegiatan
arisan atau pengajian rutin ibu-Ibu Sisekitar RW 05

c. Fungsi Perawatan Keluarga


Setiap hari keluarga bapak B makan 3 kali sehari dengan menu yang berbeda di setiap
harinya. Menurut Ibu S sayuran yang paling digemari oleh keluarga yaitu sayur asem, soup,
sayur bayam, singkong kangkung, dan kacang panjang. Namun saat ini ibu S sendiri jarag
makan dengan alasan nafsu makan turun, sayur yang paling disukai adalah sayuran soup dan
Untuk pengolahannya biasanya di tumis lalu di berikan gula. Ibu S cenderung menyukai
makanan yang manis. Untuk Lauk-pauk sehari –hari adalah tahu, tempe,ikan, telur, dan ayam
biasanya diolah dengan kecapa dan ditambah gula biar enak rasanya. Keluarga Bapak B jarang
mengkonsumsi buah-buahan, buah yang sering di konsumsi adalah semangka, posang, pepaya.
Untuk penggunaan gula biasaya 1 sendok makan dan penyedap rasa keluarga menggunakan
sesuai kebutuhan. Ibu S mempunyai kebiasaan minum kopi dan teh setiap hari Menurut
keluarga bapak S dengan aktivitas seperti memasak, mencuci ataupun berjalan itu adalah olah
raga

VI. Stres dan koping Keluarga


a. Stresor Jangka pendek
Ibu S baru-baru ini menderita sakit batuk pilek
b. Stresor jangka Panjang
Keluarga mengatakan tidak merasakan adanya masalah yang berat saat ini, namun hanya
memikirkan penyakit diabetes yang selama ini dialami oleh ibu S
c. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Keluarga berupaya untuk menyelesaikannya bersama-sama dengan cara memita pendapat
sesama anggota keluarga dan membawa ke pelayanan kesehatan
d. Strategi Koping Yang Digunakan
Bila ada masalah yang sulit untuk dipecahkan biasanya berdiskusi dengan anggota keluarga
yang lain
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Tidak ada adaptasi disfungsional yang dialami oleh keluarga ini

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


VII. Harapan Keluarga
Mendapat tambahan informasi tentang kesehatan terutama cara merawat anggota keluarga yang
sakit.

LAMPIRAN HASIL PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan Anggota keluarga
fisik Bpk. S Ibu S An. R
a. Tanda
vital
Suhu Afebris Afebris -
Nadi 80 94 -80
RR 2 21 -18
TD 120/80 mm Hg 150/100 mmHg, 140/100 120/80
mmHg ,
GDS : 320 dL,
Asam urat :5,7

TB 148 155
BB 43 kg 50
b. Fisik
1. Kepala Kadang mengeluh Pusing Rambut hitam,
pusing, leher distribusi merata,
tegang tidak ada keluhan
2. Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
anemis, sklera anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak
tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ada keluhan ikterik
ada keluhan
3. Telinga Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
serumen, tidak seruma, tidak ada seruma, tidak ada
ada keluhan keluhan keluhan
4. Hidung Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Simetris, tidak ada
seruma, tidak ada
keluhan
5. Mulut dan Tidak ada Tidak ada keluahan Simetris, tidak ada
gigi keluahan seruma, tidak ada
keluhan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


6. Leher Tidak ada Tidak ada pembesaran Tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, nyeri pembesaran kelenjar
kelenjar tiroid tengkuk tiroid
7. Dada/ Tidak ada keluhan Jika aktivitas berat, dan Tidak ada keluhan
thorax kalau tidur malam tanpa
dua bantal terasa sedikit
sesak
8. Abdomen Tidak ada Pembesaran perut, tidak Tidak ada keluahan
keluahan ada keluhan
9. Ektrimitas Tidak ada edem/ Tidak ada edem dan Tidak kelainan
kelainan varises
10.Kulit Tidak ada Tidak ada keluhan Tidak kelainan
keluahan, turgor
baik

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Analisa data

No. Data Diagnosa Keperawatan

1. Data subyektif: Ketidakefektifan manajemen


- . Ibu S sudah mengalami diabetes sejak setahun kesehatan diri pada keluarga
yang lalu dan pernah dirawat di rumah sakit bapak B terkhususnya Ibu S
dengan kadar glukosa 700 mg/dL. dengan penyakit diabetes melitus

- Dari Pola makan, Ibu S mengatakan mengalami


penurunan nafsu makan sehingga makan hanya
sekali sehari, dengan porsi secukupnya yang
terdiri dari nasi, sayur asam, soup, soto, tahu,
tempe dan ikan ataupun ayam.
- Selain itu dalam mengolah sayuran dan sambal
Ibu S masih menggunakan gula 1 sendok makan,
menggunakan kecap dan penyedap makanan
karena menurut beliau jika tidak ditambah gula
dan penyedap rasanya kurang enak.
- Ibu S sangat menyukai makanan yang di goreng ,
menyukai makanan manis,
- Penggunaan garam dan penyedap rasa keluarga
menggunakan sesuai kebutuhan
- Klien mengatakan sulit tidur karena kepalanya
sering terasa pusing dan badannya lemas
- Ibu s hanya makan sekali dalam sehari
- Klien mengatakan sering memikirikan
keluarganya dan kondisi tubuhnya
- Ibu S. Ibu S masih mengkonsumsi makanan
yang mengandung tinggi karbohidrat (tinggi
gula)seperti nasi, lontong, kue-kue manis
- Ibu S mengeluh sering kesemutan pada kaki
- Keluarga bapak B belum mengetahui penyebab

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


terjadinya diabetes
- Keluarga bapak S tidak Pernah mengikuti
penyuluhan kesehatan ataupun informasi
kesehatan tentang Diabtes
- Keluarga bapak S tidak pernah melakukan olah
raga.
- Keluarga bapak S mengatakan tidak tahu
bagaimana cara mencegahnya penyakit diabtes
melitus
Data obyektif:
- TD 150/100 mmHg, N: 97, RR:21 x/mnt
- Ibu S kelihatan lelah
- Berkeringat
- GDS 320 mg/dL

2. Data subyektif: Ketidakefektivan regimen


- Klien mengatakan jarang minum obat teratur teraupetik pada keluarga bapak
- Klien mengatakan sering menunda waktu minum B terkhsusnya ibu S
obat
- Klien mengatakan berhenti minum obat karena
sering lemas dan meriang
- Sebulan sekali kontrol ke dokter
Data Objektif :
- Minum obat medformin
- Minum obat glibenclamin

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


No. Data Diagnosa Keperawatan

3. Data subyektif: Ketidakseimbangan nutrisi


- Ibu S mengeluh Nafsu makan turun kurang dari kebutuhan tubuh

- Ibu S mengatakan Makan sekali sehari


- Ibu s mengatakan jenis dan jumlah makanan
tidak diatur
Data obyektif
- Tampak kurus,
- BB 43 kg turun dari 60 kg
- TB= 155 cm
- IMT = 17,89 (kurus

SKORING MASALAH

Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada keluarga bapak B terkhususnya Ibu S dengan
penyakit diabetes melitus

Kriteria Bobot Pembenaran


Sifat Masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah pernah terjadi dan sedang terjadi
Resiko
Kemungkinan untuk diubah 2/2 x 2 = 2 Keluarga tidak mengetahui masalah
Sebagian kesehatan yang dialami, tetapi keluarga
mempunyai kemauan untuk mengatasi. Ada
dukungan dari keluarga dan juga ada
mahasiswa FIK UI yang mengunjungi
keluarga secara rutin.
Potensial dicegah 2/3 x 1 = 2/3 Usaha keluarga untuk mengatasi dengan
Cukup cara membwa kepelayanan kesehatan dan
beristirahat, ada keinginan dari keluarga
untuk mencegah penyakit yang diderita

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


dengan bantuan mahasiswa.
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 Keluarga merasakan masalah dan segera
Masalah ada harus segera untuk diatasi karena bisa mengganggu
ditangani aktifitas tidak diatur
Skore 4 2/3

SKORING MASALAH
Ketidakefektifan regimen teraupetik pada keluarga bapak B terkhususnya Ibu S dengan penyakit
diabetes

Kriteria Bobot Pembenaran


Sifat Masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah terjadi dan harus segera
Aktual diatasi
Kemungkinan untuk diubah 1//2 x 2 = 1 Keluarga mempunyai kemamuan untuk
Tinggi merawat Ibu S dengan DM. Ada
mahasiswa FIK praktik yang mengunjungi
secara rutin, fasilitas kesehatan terjangka
dari segi keuangan.
Potensial dicegah 2/3 x 1 = 2/3 Masalah DM yang dialami sudah berat dan
Cukup nilai 2 usaha yang telah dilakukan dengan memberi
obat dari dokter
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 Keluarga merasakan masalah, dan meminta
Masalah segera ditangani pada mahasiswa untuk membantu dalam
perawatan masalah yang dialami
Skore 3 2/3

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 1

SKORING MASALAH
Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan pada keluarga bapak B terkhsusnya ibu S dengan
diabetes melitus
Kriteria Bobot Pembenaran
Sifat Masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah terjadi, harus segera diatasi
Aktual
Kemungkinan untuk diubah 1/2 x 2 = 1 Keluarga mampu menyediakan makanan
Sebagian dan memiliki kemauan untuk mengatasi
masalah. Ada mahasiswa FIK yang
melakukan kunjungan dan membantu
mengatasi masalah yang dihadapi.
Potensial dicegah 1/3 x 1 = 1/3 Keluarga tidak mempermasalahkan hal
Rendah tersbut. Pola makan yang dijalankan oleh
Ibu S merupakan suatu kebiasaan
Menonjolnya masalah 0/2 x 1 = 0 Keluarga tidak menganggap adanya suatu
Masalah tidak dirasakan masalah yang harus ditangani tentang
masalah nutrisi
Skore 2 1/3

Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga bapak B terkhususnya Ibu S dengan penyakit
diabtese melitus tipe dua
2. Ketidakefektifan manajemen teraupetik pada keluarga bapak B terkhususnya Ibu S dengan
penyakit diabtese melitus tipe dua
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga bapak B terkhususnya Ibu S
dengan penyakit diabtese melitus tipe dua

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Tujuan Kriteria Evaluasi
Diagnosa
No. Jangka Jangka pendek Kriteria Standar Rencana Intervensi
Keperawatan
panjang
1. Ketidakefektifan Setelah I. Setelah pertemuan
manajemen tindakan selama 1x60 menit
kesehatan diri keperawatan keluarga/ lansia
pada keluarga selama 6 mampu mengenal
bapak B minggu masalah diabates
terkhsusnya ibu S dalam Respon Diabetes adalah suatu penyakit 1.1.1. Diskusikan dengan
dengan DM waktu 1x 60 1. 1 Menjelaskan arti verbal dimana kadar gula darah keluarga tentang
menit tidak Diabetes meningkat (> 200mg/dL), pengertian diabates
terjadi akibat rusaknya system tubuh 1.1.2. Beri kesempatan
peningkatan yang bertugas memecahkan keluarga untuk bertanya
kadar makanan 1.1.1. Beri reinforcement
glukosa positif atas usaha
keluarga menjelaskan
kembali.

1. 2 Menyebutkan Respon
penyebab diabates verbal Keluarga dapat menyebutkan 4 1.2.1. Diskusikan dengan
dari 7 penyebab diabates keluarga tentang
- Faktor keturunan penyebab diabates
- Faktor infeksi , keracunan. 1.2.2. Beri kesempatan
- Faktor nutrisi keluarga untuk bertanya

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


(kelebihan/kekurangan) 1.2.3. Tanyakan kembali
- Faktor stres penyebab diabates
- Faktor obat dan hormon kepada keluarga
- Kolestrol tinggi serta 1.2.4. Beri reinforcement
penyakit pada pancreas positif
1. 3 Menyebutkan
tanda dan gejala Respon
penyakit diabates verbal Keluarga menyebutkan 4 dari 8
tanda penyait diabates
- Mudah lapar dan haus 1.3.1. Diskusikan dengan
- Sering kencing keluarga tentang tanda
- Gatal-gatal terutama pada dan gejala dari diabates
sekitar kemaluan 1.3.2. Beri kesempatan pada
- Sering kesemutan keluarga untuk bertanya
- Penglihatan kabur 1.3.3. Tanyakan kembali
- Cepat lelah tentang tanda dan gejala
- Berat badan turun yang telah didiskusikan
- Pemeriksaan GDS > 1.3.4. Beri reinforcement
200mg/dL positif atas jawaban
yang benar
1.4 Mampu
mengidentifikasi
anggota keluarga Respon Menyebutkan anggota keluarga
yang mengalami verbal yang mengalami penyakit

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


penyakit diabates diabates seperti tanda dan
gejala diatas 1.4.1. Diskusikan dengan
anggota keluarga yang
mempunyai tanda dan
gejala diatas.
II. Memutuskan untuk 1.4.2. Motivasi keluarga untuk
merawat anggota memeriksakan penyakit
keluarga yang tersebut.
mengalami penyakit
diabates

2. 1 Keluarga mampu
menyebutkan Respon Keluarga dapat menyebutkan 4
akibat lanjut dari verbal dari 5 akibat lanjut dari
penyakit diabates penyakit diabates
- Gangguan pada jantung 2.1.1. Diskusikan dengan
- Gangguan pada ginjal dengan keluarga tentang
- Penglihatan kabur akibat lanjut dari
- Tekanan darah tinggi penyakit diabates
- Luka yang tidak mau 2.1.2. Beri kesempatan pada
sembuh sampai menjadi keluarga untuk bertanya
ganggren sehingga harus bila ada yang belum
2. 2 Keluarga mampu diamputasi jelas
mengambil 2.1.3. Beri reinforcement

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


keputusan untuk Respon positif pada keluarga
mengatasi anggota verbal Keputusan keluarga untuk
keluarga yang merawat dan mengatasi
mengalami diabates masalah diabates
1.2.1. Motivasi keluarga untuk
mengatasi masalah yang
dihadapi
1.2.2. Beri reinforcement
positif atas keputusan
yang diambil keluarga

III.Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan penyakit
diabates

3.1.Menyebutkan cara
pencegahan Respon
penyakit diabates verbal Keluarga dapat menyebutkan 3
dari 4 cara pencegahan
penyakit diabates 3.3.1. Diskusikan dengan
- Konsul ke tenaga kesehatan keluarga tentang cara
secara teratur untuk cek pencegahan penyakit
gula darah diabates

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


- Mengatur pola makan 3.3.2. Beri kesempatan
- Berolah raga secara teratur keluarga untuk bertanya
- Mengkonsumsi obat sesuai 3.3.3. Tanyakan kembali pada
anjuran keluarga tantang cara
- Manajemen stres pencegahan penyakit
diabates
3.3.4. Beri reinforcement
positif pada keluarga

3.2.Keluarga mampu Respon 3.4.1. Diskusikan dengan


menyebutkan cara Verbal Keluarga dapat menyebutkan 3 keluarga tentang
perawatan dari 5 cara perawatan penyakit perawatan diabates
anggota keluarga diabates 3.4.2. Lakukan demontrasi
yang mengalami - Pengaturan diet makanan untuk pembuatan
penyakit diabates zat triguna meliputi jenis, rancangan menu sesuai
jumlah dan jadwal makan dengan kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan 3.4.3. Beri kesempatan pada
kalori tubuh keluarga untuk bertanya
9 Keluarga dapat yang tidak dimengerti
menyebutkan 3 dari 3.4.4. Tanyakan kembali apa
4 jenis makanan yang telah dijelaskan
yang mengandung 3.4.5. Beri reinforcement
karbohidrat positif atas jawaban dan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


dianjurkan dan redemontrasi yang benar
tidak dianjurkan
untuk diet Diabetes
9 Keluarga dapat
menyebutkan 3 dari
4 jenis makanan
yang mengandung
protein dianjurkan
tidak dianjurkan
untuk diet diabetes
9 Keluarga dapat
menyebutkan 3 dari
4 jenis sayuran
dianjurkan untuk
diet diabtes
9 Keluarga dapat
menyebutkan 3 dari
4 jenis bumbu
dianjurkan dan
tidak dianjurkan
untuk diabtes

3. 3 Keluarga mampu Respon 3.3.1 Diskusikan


Mendemontrasikan psikomotor - Perawatan kaki bagi bersama keluarga

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


cara pemilihan penderita diabetes mengenai cara
menu makan sesuai - Melakukan aktivitas senam kaki untuk
dengan jadwal, olahraga (senam kaki dan mengurangi kebas
jumlah, dan jenis senam DM) dan kesemutan
makanan, senam pada penderita
kaki dan - Menjelaskan pengertian diabetes mellitus.
menejemen stres teknik relaksasi 3.3.2 Demonstrasikan
untuk penderita kepada keluarga
- Menjelaskan manfaat
diabetes mellitus mengenai cara
teknik relaksasi senam kaki untuk
- Menjelaskan prinsip teknik mengurangi kebas
dan kesemutan
relaksasi:
pada penderita
- Putar musik mengalun diabetes mellitus.
lembut 3.3.3 Motivasi keluarga
- Ambil posisi yang
untuk
nyaman, rilekskan
badan mendemonstrasika
- Tarik napas melalui n kembali cara
hidung, tahan dalam senam kaki untuk
hitungan 1,2,3 mengurangi kebas
- Hembuskan melalui dan kesemutan
mulut yang membuka pada penderita
tipis
diabetes mellitus.
- Ulangi hingga terasa
nyaman atau rileks 3.3.4 Berikan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


reinforcement
terhadap
kemampuan yang
dicapai oleh
keluarga

4. Keluarga mampu Respon 4.1.1. Diskusikan bersama


memodifikasi afektif keluarga cara
lingkungan: memodifikasi
lingkungan
4.1.2. Beri kesempatan
keluarga untuk bertanya
4.1 Menyebutkan cara- Respon 4.1.3. Tanya kembali tentang
cara modifikasi verbal cara modifikasi
lingkungan untuk lingkungan
mengatasi masalah 4.1.4. Motivasi keluarga untuk
diabates melakukannya

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


4.2.1. Lakukan kunjungan tak
terencana

4.2 Mampu Respon


menciptakan psikomotor
lingkungan untuk
mengatasi masalah
diabates Cara memodifikasi lingkungan
mengatasi masalah diabtes
- Tidak menyiapakan
makanan yang manis-manis
5. Keluarga mampu - Hindari makanan manis di
memanfaatkan meja
pelayanan kesehatan - Lingkungan bersih
fasilitas kesehatan - Gunakan senadal baik
yang ada untuk didalam maupun di luar
mengatasi penyakit rumah
diabates

5. 1 Mampu Respon 5.1.1. Diskusikan dengan


menjelaskan jenis verbal keluarga tentang jenis
fasilitas pelayanan fasilitas pelayanan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


kesehatan terdekat kesehatan yang dapat
Usaha keluarga untuk dimanfaatkan sesuai
menciptakan lingkungan yang kemampuan keluarga
nyaman untuk anggota 5.1.2. Beri kesempatan
keluarga dengan diabates keluarga untuk
mengulangi dan beri
pujian atas jawaban
yang benar

5. 2 Mampu Respon 5.2.1. Diskusikan bersama


menyebutkan verbal keluarga tentang
manfaat fasilitas manfaat fasilitas
pelayanan kesehatan
kesehatan Puskesmas, dokter praktik dan 5.2.2. Beri kesempatan
rumah sakit keluarga untuk
mengulangi dan beri
pujian atas jawaban
yang benar

5. 3 Keluarga Respon 5.3.1. Motivasi keluarga untuk


mampu membawa Psikomotor membawa anggota
anggota keluarga keluarga yang

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 2
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA BAPAK KS DENGAN DIABETES MELITUS TIPE II
DI RT 07 RW 05 KELURAHAN CISALAK PASAR KECAMATAN CIMANGGIS

yang sakit mengalami penyakit


kenvcing manis ke Manfaat fasilitas kesehatan: diabates ke fasilitas
fasilitas kesehatan sebagai sarana untuk pelayanan kesehatan
pemeriksaan,
perawatan/pengobatan 5.3.2. Beri reinforcement
diabates, sebagai sarana untuk positif pada keluarga
mendapatkan informasi yang atas usaha yang telah
akurat dan tepat untuk dilakukan
mengatasi masalah diabates

Keluarga membawa anggota


keluarga yang sakit diabates ke
fasilitas pelayanan kesehatan:
Puskesmas, dokter praktek, RS

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 

Diagnosa : Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri pada keluarga Bapak B terkhususnya Ibu S dengan Diabetes Melitus Tipe 2
Tgl &Waktu Implementasi Evaluasi Paraf

Senin, 20 Mei 1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan keluarga S:


2013 khusunya keluhan terhadap kesehatan pada hari ini. • Keluarga menjawab salam
Jam 14.00- 2. Menjelaskan tujuan kunjungan, yaitu berbincang-bincang • Keluarga mengatakan kabar baik dan tidak ada keluhan hari ini
15.00 tentang DM selama ± 45 menit. • Keluarga mengatakan senang setelah dikunjungi oleh mahasiswa
3. Mengkaji tingkat pengetahuan dengan mendiskusikan sehingga menjadi semakin mengerti
bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai • Keluarga Bpk B menyetujui kunjungan saat ini selama 45 menit
Diabetes Mellitus untuk membahas diabetes mellitus
• Keluarga Bpk B mengatakan diabetes mellitus adalah kenaikan
TUK 1: kadar gula darah sewaktu lebih dari 200
Dengan menggunakan lembar balik dan leaflet: • Keluarga Bpk B mengatakan penyebab diabetes mellitus adalah
• Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian karena makan makanan yang manis, ngemil, memakai gula,
diabetes mellitus yaitu gangguan yang ditandai dengan jarang berolahraga
kenaikan kadar gula darah sewaktu & 2 jam setelah • Keluarga Bpk B mengatakan bahwa tanda dan gejala diabetes
makan > 200 mg/dl dan gula darah puasa > 140 mg/dl mellitus adalah cepat lapar, cepat haus, sering buang air kecil
• Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya terutama pada malam hari, lemas, pandangan menurun, luka
• Menanyakan kembali tentang pengertian diabetes mellitus lambat sembuh, kesemutan pada tangan & kaki, kulit kering, berat
• Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab badan menurun.
diabetes mellitus • Keluarga Bpk B mengatakan bahwa tanda dan gejala diabetes
- faktor keturunan, kegemukan mellitus yang dialami adalah badan lemas,nafsu makan turun,
- sering makan makanan manis cepat lapar, pandangan menurun, berat badan menurun, kaki

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
- kurang olahraga kesemutan, jika kaki luka lama sembuh
- Infeksi pada pankreas • Keluarga Bpk B mengatakan menjadi lebih tahu tentang diabetes
- Faktor stress mellitus.
• Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali O:
penyebab diabetes mellitus • Keluarga Bpk B sangat kooperatif dan aktif dalam kegiatan
• Mendiskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala diskusi
diabetes mellitus, yaitu • TD :150/100 mmHg, N : 80 x/mnt, RR= 20 kali/mnt
- cepat lapar, cepat haus, sering buang air kecil terutama • GDS 320 mg/dL
pada malam hari, lemas, • Keluarga Bpk B sangat aktif bertanya apabila belum paham
- pandangan menurun, dengan apa yang dijelaskan mahasiswa
- luka lambat sembuh, • Keluarga Bpk B mendengarkan penjelasan dari mahasiswa dengan
- kesemutan pada tangan & kaki, sangat antusias dan seksama
- kulit kering, • Keluarga Bpk B menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
- berat badan menurun mahasiswa
• Mendorong keluarga untuk mengidentifikasi tanda dan • Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 5 faktor penyebab DM, yaitu:
gejala diabetes mellitus pada Bpk B faktor keturunan, pola makan tidak sehat, kurang olahraga dan
• Membantu keluarga membandingkan apa yang telah faktor stress
dijelaskan dengan kondisi Bpk B • Keluarga dapat menyebutkan 5 dari 9 tanda dan gejala DM yaitu,
• Membantu keluarga untuk mengidentifikasi masalah lemas, luka susah sembuh, cepat haus, sering BAK terutama
yang timbul pada Bpk B malam hari, berat badan turun dratis, pandangan kabur
• Bersama keluarga menyimpulkan masalah yang dihadapi A:
oleh keluarga • TUK 1 tercapai
• Memberikan reinforcement positif atas usaha yang P:
dilakukan keluarga • Melanjutkan intervensi pada TUK 2

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
Implementasi Evaluasi Paraf
TUK 2: S:
• Menjelaskan kepada keluarga tentang akibat dari diabetes • Keluarga Bpk B mengatakan bahwa akibat dari diabetes melitus
mellitus, yaitu adalah kebutaan, impotensi, penyakit jantung, stroke, gagal ginjal,
- penyakit jantung, hipertensi, luka sembuh nya lama dan amputasi.
- stroke, • Ibu S mengatakan akibat diabetes mellitus yang sudah mulai
- gagal ginjal, dirasakannya adalah pandangan mulai menurun,badan lemas,
- hipertensi, nafsu makan turun, sering sesak jika berjalan jauh, kaki kesemutan
- kebutaan, • Keluarga Bpk B mengatakan akan merawat diri sesuai dengan
- impotensi, yang dijelaskan agar tidak mengalami akibat bila diabetes mellitus
- amputasi tidak dirawat dengan baik
• Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibat O:
dari diabetes mellitus • Keluarga Bpk B mendengarkan saat diberi penjelasan oleh
• Mendiskusikan kembali dengan keluarga untuk merawat mahasiswa
anggota keluarga dengan diabetes mellitus • Keluarga Bpk B mampu menyebutkan 4 dari 8 akibat DM yang
• Memberikan reinforcement positif atas jawaban keluarga tidak ditangani yaitu Stroke, penyakit jantung, Hipertensi, dan
dan keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan kebutaan
diabetes mellituz • Keluarga Bpk B aktif dan kooperatif
• Keluarga Bpk B mejawab pertanyaan yang diajukan oleh
mahasiswa
A:
• TUK 2 tercapai
P:
• Melanjutkan intervensi pada TUK 3

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
Implementasi Evaluasi Paraf

TUK 3: S:
Kamis, 24 Mei • Menjelaskan cara perawatan diabetes mellitus, yaitu: • Keluarga Bpk B mengatakan cara merawat diabetes mellitus
2013 - Manajemen Diet adalah dengan diet makan, Olahraga teratur, jangan terlalu Stress,
Jam 14.00- - Olahraga teratur, Minum obat teratur sesuai dosis dan waktu
15.00 - Manajemen Stress • Bpk B mengatakan makanan yang mengandung karbohidrat yang
- Minum obat teratur sesuai dosis dan waktu. dianjurkan untuk penderita DM adalah beras, jagung, ubi kayu,
• Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara ubi jalar, kentang, talas, sagu, Yang tidak dianjurkan: gula pasir,
perawatan diabetes mellitus gula merah, permen,selai, madu, sirop, minuman ringan, susu
• Memberikan reinforcement positif atas kemampuan kental manis,kue manis,kuning telur dan jeroan; serta goreng-
keluarga menjelaskan cara perawatan diabetes mellitus gorengan.
• Mendiskusikan dengan keluarga tentang makanan yang • Keluarga bapak B mengatakan lauk yang Yang dianjurkan adalah
dianjurkan dan tidak dianjurkan (seperti kacang-kacangan, tempe, dan tahu), dan protein hewani
• Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara mengatur (seperti telur, ikan, ayam, daging, susu dan hasil olahnya).
pola makan berdasarkan: • Keluarga Bapak B mengatakan akan mencoba makan sayuran dan
∗ IMT tubuh buah-buahan kecuali buah yang terlalu manis misalnya durian,
∗ Kebutuhan kalori rambutan, sawo, jeruk, nanas, dan anggur.
∗ Aktivitas • Ibu S mengatakan selama ini yang ia tahu bahwa harus
∗ Umur mengurangi makan nasi saja sehingga mengkonsumsi nasi sekali
• Bersama keluarga menyusun contoh menu dalam saja, dan ngemil yang banyak.
sehari sesuai dengan triguna makanan yaitu • Keluarga mencoba menyusun menu sederhana dengan contoh
karbohidrat, protein, dan lemak, serta vitamin Pagi : nasi 2 gelsa, tempe 2 potong, telur rebus 1 butir, sayur satu
• Bersama keluarga secara perlahan menetapkan jadwal mangkuk,minyak goreng untuk tumis duase tengahsendok
• Keluarga bapak D mengatakan bahwa sarapan pagi akan di

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
makan untuk Ibu S . lakukan pada pukul 08.00, selingan jam 11, makan siang jam
• Bersama keluarga menyusun diet makanan berdasarkan 13.00, selingan sore jam 16.00 msksn mslsm 20.00 WIB.
kebutuhan kalori yang dihitung menurut IMT,Berat • Bpk D mengatakan menjadi lebih paham tentang cara perawatan
badan Ideal, Aktivitas dengan prinsip 3 J (Jadwal, Jenis, diabetes mellitus.
dan Jumlah) O:
• Bersama keluarga menyusun contoh menu dalam sehari • Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 perawatan pada diabetes
sesuai dengan triguna makanan yaitu karbohidrat, melitus
• Menjelaskan kepada keluarga tentang cara pengolahan • Keluarga Bpk B memahami manajemen diet dengan cara yang
makanan yaitu sebaiknya direbus atau dikukus telah diajarkan oleh mahasiswa
• Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan oleh 9 Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 jenis makanan yang
keluarga mengandung karbohidrat dianjurkan dan tidak dianjurkan
• Memastikan keluarga untuk melakukan tindakan yang untuk diet Diabetes
diajarkan 9 Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 jenis makanan yang
mengandung protein dianjurkan tidak dianjurkan untuk diet
diabetes
9 Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 jenis sayuran dan buah-
buahan dianjurkan untuk diet diabtes
9 Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 jenis bumbu dianjurkan
dan tidak dianjurkan untuk diabtes
• Keluarga mampu menyusun menu dan menetapkan jadwal makan
secara bersama
• Bpk B sangat aktif dan kooperatif
• Bpk B menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa
A: TUK 3 untuk manajemen diet tercapai sebagian
P : Melanjutkan TUK 3 yang keua yaitu Manajemen Stress

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
Tgl & Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
3 Juni 2013 • Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan keluarga S:
khusunya keluhan terhadap kesehatan pada hari ini. • Keluarga Bpk B mengatakan cara merawat diabetes mellitus
• Meriev Manajemen diet ( Jenis makanan, Jumlah adalah dengan diet makan, Olahraga teratur, jangan terlalu Stress,
Makanan, Dan Jam Makan) Minum obat teratur sesuai dosis dan waktu
• Bpk B mengatakan makanan yang mengandung karbohidrat yang
Hasil yang didapatakan : Ibu S makan masih hanya sekali, dan dianjurkan untuk penderita DM adalah beras, jagung, ubi kayu,
masih negemil, jenis makanan yang dimakan lontong, nasi ubi jalar, kentang, talas, Yang tidak dianjurkan: gula pasir, gula
bumbu, masih menggunakan kecap dan gula pada masakan, merah, permen,selai, madu, sirop, minuman ringan, susu kental
jam makan sarapan pagi jam 10.00 kemudian makan siang manis,kue manis,kuning telur dan jeroan; serta goreng-gorengan.
jam 13.00, kemudian selanjutnya tidak makan lagi. • Keluarga bapak B mengatakan lauk yang Yang dianjurkan adalah
Pemeriksaan yang didapatkan ibu S mengeluh badan lemas, (seperti kacang-kacangan, tempe, dan tahu), dan protein hewani
kaki kesemutan meningkat, hasi pemeriksaan GDS 340 mg/dL (seperti telur, ikan, ayam, daging, susu dan hasil olahnya).
Tindakan yang dilakukan adalah • Keluarga Bapak B mengatakan akan mencoba makan sayuran dan
buah-buahan kecuali buah yang terlalu manis misalnya durian,
Mengulang TUK 3: rambutan, sawo, jeruk, nanas, dan anggur.
• Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara • Keluarga mencoba menyusun menu sederhana dengan contoh
perawatan diabetes mellitus Pagi : nasi 2 gelsa, tempe 2 potong, telur rebus 1 butir, sayur satu
• Memberikan reinforcement positif atas kemampuan mangkuk,minyak goreng untuk tumis duase tengahsendok
keluarga menjelaskan cara perawatan diabetes mellitus • Keluarga bapak B mengatakan bahwa sarapan pagi akan di
• Mendiskusikan dengan keluarga tentang makanan yang lakukan pada pukul 08.00, selingan jam 11, makan siang jam
dianjurkan dan tidak dianjurkan 13.00, selingan sore jam 16.00 msksn mslsm 20.00 WIB.
• Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara mengatur • Bpk D mengatakan menjadi lebih paham tentang cara perawatan
pola makan berdasarkan: diabetes mellitus.
∗ IMT tubuh

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
∗ Kebutuhan kalori • Keluarga bapak B sepakat dengan negosiasi yang telah dibuat
∗ Aktivitas O:
∗ Umur • Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 perawatan pada diabetes
• Bersama keluarga menyusun contoh menu dalam melitus
sehari sesuai dengan triguna makanan yaitu • Keluarga Bpk B memahami manajemen diet dengan cara yang
karbohidrat, protein, dan lemak, serta vitamin telah diajarkan oleh mahasiswa
• Bersama keluarga secara perlahan menetapkan jadwal 9 Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 jenis makanan yang
makan untuk Ibu S . mengandung karbohidrat dianjurkan dan tidak dianjurkan
• Bersama keluarga menyusun diet makanan berdasarkan untuk diet Diabetes
kebutuhan kalori yang dihitung menurut IMT,Berat 9 Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 jenis makanan yang
badan Ideal, Aktivitas dengan prinsip 3 J (Jadwal, Jenis, mengandung protein dianjurkan tidak dianjurkan untuk diet
dan Jumlah) diabetes
• Bersama keluarga menyusun contoh menu dalam sehari 9 Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 jenis sayuran dan buah-
sesuai dengan triguna makanan yaitu karbohidrat, buahan dianjurkan untuk diet diabtes
• Menjelaskan kepada keluarga tentang cara pengolahan 9 Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 jenis bumbu dianjurkan
makanan yaitu sebaiknya direbus atau dikukus dan tidak dianjurkan untuk diabtes
• Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan oleh • Keluarga mampu menyusun menu dan menetapkan jadwal makan
keluarga secara bersama
• Bernegosiasi dengan keluarga untuk mencoba selam 3 • Bpk B sangat aktif dan kooperatif
hari dan kita akan melihat hasilnya bagaimana jika • Bpk B menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa
mengikuti aturan diet makanan yang telah dianjurkan
• Lebih memotivasi anak-anak untuk mensuport ibu
• Memastikan keluarga untuk melakukan tindakan yang
diajarkan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
Tanggal Implementasi Evaluasi
5 juni Juni • Mengucapkan salam S:
2013 • Memvalidasi keadaan keluarga • Keluarga mengatakan sekarang pola makan sesuai dengan yang
Jam 14.00- • Mengingatkan kontrak telah dianjurkan hanya makan malam baru sekali dilakukan
15.00 • Menjelaskan tujuan kunjungan • Ibu S mengatakan akan secara perlahan makan tepat pada waktu
• Meriview TUK 1-3 dan mencoba untuk makan malam
– Ibu S mengatakan keluhan badan lemas, kepala pusing sudah tidak
TUK 3 Kedua : Latihan senam kaki ada lagi, kesemutan pada kaki sudah mulai 
• Menjelaskan pengertian senam kaki
O:
• Menjelaskan manfaat senam kaki
•TD : 140/90 mmHg, N : 78x/mnt, RR: 18 x/mnt
• Menjelaskan prinsip-prinsip senam kaki
•GDS : 240 mg/dL
• Menjelaskan 11 langkah senam kaki
•Keluarga Ibu S sudah melakukan negosiasi dengan baik
• Mendemonstrasikan langkah 1-6 senam kaki
•Keluarga Bpk. B menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
• Mendemonstrasikan bersama klien langkah 1-6 senam mahasiswa
kaki
• Keluarga Bpk. B mampu mendemonstrasikan teknik senam kaki
• Memberikan kesempatan kepada klien untuk dalam secara baik dan benar
mendemonstrasikan langkah 1-6 senam kaki A: TUK 3 yang kedua tercapai
• Memberikan reinformance positif P:
• Memastikan keluarga untuk melakukan tindakan yang • Melanjutkan intervensi pada TUK 3 senam kaki langkah 7-11
diajarkan

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
Tgl & Waktu Implementasi Evaluasi Paraf

7 Juni 2013 • Mengucapkan salam S:


• Memvalidasi keadaan keluarga • Ibu S mengatakan kesemutan sudah tidak terjadi lagi
• Mengingatkan kontrak antara mahasiswa dengan keluarga • Keluarga mengatakan bahwa akan melakukan senam kaki 3 kali
• Menjelaskan tujuan kunjungan seminggu yaitu setiap hari senin, rabu dan sabtu
• Mereview TUK 3 ke-2 O:

• TTV: TD: 140/90, N:74x/m, RR: 16x/m, S:36


Menjelaskan TUK 3 ke-2 mengenai senam kaki:
• Keluarga mampu mengulang kembali pengertian, dan manfat
• Menjelaskan gerakan senam kaki gerakan ke 7-11
senam kaki
• Medemonstrasikan gerakan senam kaki gerakan ke 7-11
• Keluarga dapat mendemonstrasikan ulang langkah 1-6 senam
• Mendemonstrasikan gerakan senam kaki gerakan ke 7-11
kaki secara mandiri
bersama keluarga
• Keluarga dapat mendemonstrasikan ulang langkah 1-7 senam kaki
• Memberi kesempatan keluarga mendemonstrasikan
secara mandiri
gerakan senam kaki gerakan ke 7-11 secara mandiri
• Keluarga dapat mendemonstrasikan ulang langkah 1-11 senam
• Meminta keluraga mendemonstrasikan gerakan senam
kaki secara mandiri
kaki gerakan ke 1-11 secara mandiri
A:
• Memberikan reinforcement positif
• Masalah teratasi sebagian, TUK 3 ke-2 tercapai

P:

• Melanjutkan perawatn kaki diabetes

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
Tanggal Implementasi Evaluasi
10 Juni 2013 • Mengucapkan salam S:
• Memvalidasi keadaan keluarga • Ibu S mengatakan akan melakukan perawatan kaki dengan
• Mengingatkan kontrak rajinmembersihkan kaki, menggunakan sendal, memilih sepatu
• Menjelaskan tujuan kunjungan yang tidak sesak
• Meriview TUK 1-3 O:

• TTV: TD: 140/90, N:84x/m, RR: 17x/m,


TUK 3 Kedua : perawatan kaki diabetes
• GDS : 189 mg/dl
• Menjelaskan pengertian perawatan kaki
• Keluarga mampu mengulang kembali pengertian, dan manfat
• Menjelaskan manfaat perawatan kaki
perawatan kaki
• Menjelaskan langkah perawatan kaki
• Keluarga dapat mendemonstrasikan ulang cara perawatan kaki
• Mendemonstrasikan langkah cara perawatan kaki kaki
• Keluarga dapat mendemonstrasikan ulang perawatan kaki
• Mendemonstrasikan bersama klien perawatan kaki
A:
• Memberikan reinformance positif
• Memastikan keluarga untuk melakukan tindakan yang • Masalah teratasi sebagian, TUK 3 ke-2 tercapai
diajarkan
P:

• Melanjutkan manajemen stress dengan nafas dalam

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
Tanggal Implementasi Evaluasi
12 Juni 2013 • Mengucapkan salam S:
• Memvalidasi keadaan keluarga • Ibu S mengatakan lebih nyaman dan tenang berkurang setelah
• Mengingatkan kontrak mencoba relaksasi napas dalam
• Menjelaskan tujuan kunjungan • Ibu S mengatakan menjadi lebih paham tentang cara mengurangi
• Meriview TUK 1-3 stress yang berlebih
• Ibu S mengatakan akan melakukan relakasasi nafas dalam
TUK 3 Kedua : Manajemen Stress sebanyak 5 kali dalam sehari yaitu pada pukul 06.00, 10.00, pukul
• Mendiskusikan dengan keluarga tentang koping yang 12.00,pukul 16.00 dan malam sebelum tidur.
baik dalam menghadapi masalah O:
• Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara relaksasi • TD : 130/90 mmHg, N : 78x/mnt, RR: 18 x/mnt
nafas dalam dengan guide lima jari • Bpk. D melakukan relaksasi napas dalam dengan benar
• Memberi kesempatan keluarga untuk melakukan • Keluarga aktif dan kooperatif
relaksasi napas dalam • Keluarga BapakB menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
• Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan oleh mahasiswa
keluarga • Keluarga Ibu S mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi napas
Memastikan keluarga untuk melakukan tindakan yang dalam secara baik dan benar
diajarkan • Keluarga Ibu S membuat kontrak untuk melakukan napas dalam
dalam sehari minimal 5 kali
A: TUK 3 yang ketiga tercapai
P:
• Melanjutkan intervensi pada TUK 4

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
Tgl & Waktu Implementasi Evaluasi Paraf

13 Juni 2013 • Mengucapkan salam S:


• Memvalidasi keadaan keluarga • Keluarga menjawab salam
13.15-14.00 • Mengingatkan kontrak • Keluarga Ibu S menyetujui kunjungan saat ini selama 45 menit
• Menjelaskan tujuan kunjungan untuk membahas cara memodifikasi lingkungan dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan terkait diabetes mellitus
TUK 4: • Keluarga Ibu S mengatakan cara memodifikasi lingkungan yang
• Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara dapat dilakukan Menyimpan bahan makanan yang mengandung
memodifikasi lingkungan yang dapat dilakukan terkait tinggi gula jauh dari tempat memasak, Mengganti cemilan dengan
diabetes mellitus, yaitu: buah, menonton acara tv bersama, Mendekatkan diri kepada yang
9 Menyimpan bahan makanan yang mengandung kuasa
tinggi gula jauh dari tempat memasak, • Ibu S mengatakan dirinya akan mencoba melalukan sesuai yang
9 Mengganti cemilan dengan buah telah
9 Berekreasi bersama keluarga misalnya dengan O:
menonton acara tv bersama • eluarga Bpk B mendengarkan saat diberi penjelasan oleh
9 Selalu penuh semangat di pagi hari mahasiswa
9 Sediakan waktu untuk menenangkan pikiran • Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk penderita DM
9 Berbagi cerita dengan teman terdekat • Keluarga Bpk B sangat aktif dan kooperatif
9 Mendekatkan diri kepada yang kuasa • Keluarga Bpk B menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
• Memberikan pujian atas usaha keluarga untuk mau mahasiswa
mencoba mengurangi konsumsi karbohidrat, mengurangi A:
konsumsi gula, lebih banyak makan sayur dan buah, serta • TUK 4 tercapai
beristirahat P: Melanjutkan intervensi pada TUK 5

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
Implementasi Evaluasi Paraf

TUK 5: S:
• Menjelaskan kepada kelurga tentang manfaat fasilitas • Keluarga Bpk B mengatakan bahwa manfaat fasilitas kesehatan
kesehatan, yaitu mendapatkan pemeriksaan, mendapatkan adalah mendapatkan pemeriksaan, mendapatkan perawatan,
perawatan, mendapatkan penyuluhan atau pendidikan mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan.
kesehatan • Keluarga Bpk B mengatakan jenis fasilitas kesehatan yang dapat
• Memotivasi keluarga untuk mnyebutkan kembali manfaat dikunjungi adalah puskesmas kecamatan Cimanggis , rumah sakit
fasilitas kesehatan Tugu Ibu, dan klinik dokter.
• Menjelaskan kepada keluarga tentang jenis-jenis fasilitas • Keluarga Bpk B mengatakan akan membawa ibu S setiap tanggal
kesehatan yang dapat digunakan yaitu puskesmas, rumah 3 juli ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kadar gula darah
sakit, dan klinik dokter. minimal satu bulan sekali.
• Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali jenis- O:
jenis fasilitas kesehatan yang dapat digunakan • Keluarga Bpk B mendengarkan saat diberi penjelasan oleh
• Menjelaskan kepada keluarga bahwa keluarga dapat mahasiswa
memeriksakan kadar gula darah ke fasilitas kesehatan • Keluarga bapk B aktif dan kooperatif
tersebut • Keluarga bapk B menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
• Memberikan reinforcement positif bahwa keluarga mahasiswa
mengatakan akan membawa dirinya ke fasilitas kesehatan A:
untuk memeriksakan kadar gula darah minimal satu bulan • TUK 5 tercapai
sekali. P:
• Mengingatkan kembali keluarga untuk melakukan perawatan dan
modifikasi perilaku untuk diabetes mellitus.
• Evalusi sumatif

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 3
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Dorothea Oje Linda
0806316165
 
 

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


TINGKAT KEMANDIRIAN

Nama keluarga : Bpk. B


Alamat : RT 07 RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan
Cimanggis, Depok

KESIMPULAN:
Dari hasil pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi yang
dilakukan selama 6 minggu, keluarga dapat bekerjasama dengan mahasiswa
dalam mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan. Selama 6 minggu
mahasiswa melakukan pembinaan dan kunjungan rutin ke keluarga dan
menemukan 3 masalah kesehatan dan dapat disimpulkan bahwa keluarga
termasuk ke dalam “Keluarga mandiri tingkat III”
EVALUASI TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA BPK B
Pre-Intervensi
NO. INDIKATOR YA TIDAK
1 Keluarga menerima kehadiran petugas kesehatan 9
2 Menerima yankes sesuai rencana 9
3 Menyatakan masalah kesehatan secara benar 9
4 Memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai anjuran 9
5 Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran 9
6 Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif 9
7 Keluarga melakukan promosi kesehatan secara aktif 9
Total Tingkat Kemandirian 5
Kesimpulan: Kemandirian II
Post-Intervensi
NO. INDIKATOR YA TIDAK
1 Keluarga menerima kehadiran petugas kesehatan 9
2 Menerima yankes sesuai rencana 9
3 Menyatakan masalah kesehatan secara benar 9
4 Memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai anjuran 9
5 Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran 9
6 Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif 9
7 Keluarga melakukan promosi kesehatan secara aktif 9
TOTAL TINGKAT KEMANDIRIAN 6
Kesimpulan: Kemandirian III

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 4

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Bpk. B

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


FORMAT EVALUASI SUMATIF
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa : ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada keluarga bapak


B terkhususnya ibu S

No KRITERIA EVALUASI HASIL KETERANGAN


Ya Tidak
1 Keluarga dapat menyebutkan
pengertian Diabetes Mellitus yaitu √
gangguan kadar gula dalam darah
dengn kenaikan saat 2 jam tetelah
makan >200mg/dl dan saat puasa
>140mg/dl
2 Keluarga dapat menyebutkan penyebab
Dm karena kurang insulin √
3 Keluarga dapat menyebutkan 5 dari 9
tanda dan gejala DM yaitu:
a. cepat lapar √
b. cepat haus
c. sering BAK terutama malam hari
d. lemas
e. pandangan kabur
f. luka lama sembuh
g. kesemutan pada tangan dan kaki
h. kulit kering
i. BB turun
4 Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 6
akibat DM yaitu:
a. Kebutaan √
b. Impotensi
c. Penyakit jantung

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


d. Stroke
e. Gagal ginjal
f. Hipertensi
g. Amputasi
5 Keluarga dapat menyebutkan 5 dari 7
cara perawatan DM yaitu:
a. Diet makanan √
b. Minum sesuai kebutuhan
c. Istirahat teratur
d. Olahraga teratur
e. Perawatan kulit dan kaki
f. Mengontrol kadar gul darah secara
berkala
g. Minum obat teratu sesuai dosis dan
waktu
6. Keluarga dapat menyebutkan cara √
memodifikasi lingkungan terkait DM
yaitu dengan manejemen diet,
mengurangi stres, olahrga
7 Keluarga dapat menyebutkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang dapat
digunakan keluarga untuk mengatasi
DM pada anggota keluarga, adalah √
1. Puskesmas
2. Rumah Sakit
3. Dokter praktik
8 Keluarga dapat menyebutkan manfaat
fasilitas pelayanan kesehatan:
1. Memberi informasi/ tentang cara
perawatan DM √
2. Memberi pengobatan terhadap DM

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Lampiran 4

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK B

yang dialami anggota keluarga.


9 Kunjungan keluarga ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk membawa
anggota keluarga periksa atau berobat √

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013
Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013
Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013
Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013
Contoh Pengelolaan Makan Diabetisi Sesuai Pedoman 3 J

Ukuran
Berat Rumah Jumlah
(gr) Kalori
Tangga (URT)

Makan pagi (jam 06.00-07.00)


Nasi 400 2 gls 175
Telur 55 1 butir 75
Tempe/ 50 2 potong 70
Tahu sedang
Sayur 100 + 1 gelas 25
bayam
Minyak 15 21/2 sdm 50
Sub total kalori 395
Makan selingan pagi (jam 10.00)
Buah 85 1 potong 50
pepaya
Makan siang (jam 12.00-13.00)
Nasi 50 ½ gelas 175
Ikan 40 1 ptg sdg 50
Tempe/ 110 1 bj besar 70
Tahu
Sayur 100 1 gls 25
kangkung

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


Minyak 5 1 sdt / ½ sdm 50
Buah 140 1 bh sdg 50
belimbing
Makan selingan siang (jam 16.00)
Buah 50 1 bh 50
pisang
Makan malam (jam 18.00-19.00)
Nasi 50 1 gls (3 buah) 175
Udang 35 5 ekor sedang 50
/ikan
Tempe 40 2 ptg kcl 50
Sayur 100 1 gls 25
buncis
Minyak 5 1 sdt/ ½ sdm 50
Buah apel 65 2 bh sdg 50
Sub total kalori 420
Makan selingan malam (jam 21.00)
Buah 190 1 ptg besar 50
melon
 

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


SEKALI MAKAN KALORI YANG DIBUTUH 440 KILOKALORI

JENIS MAKANAN PENGGANTI

Karbohidrat (Zat Tenaga)


Nasi 2 gelas =175 kalori
Bubur 2 gelas=175 kalori
Mie kering 1 gelas = 175 kalori
Kentang 3 buah sedang = 175 kalori

Protein (Zat Pembangun)


Telur ayam rebus 1 butie= 75 kalori
Tempe 2 potong sedang = 70 kalori
Ikan 1 potong sedang = 50 kalori
Udang 5 ekor sedang = 50 kalori
Oncom 2 potong kecil = 70 kalori
Minyak untuk tumis 2 sendok makan= 50 kalori

Vitamin dan mineral (Zat Pengatur)


Sayur bayam 1 mangkuk kecil= 50 kalori
Minyak untuk tumis 2 sendok makan= 50 kalori
Selingan Apel 1 buah = 50 kalori
Belimbing 1 buah sedang= 50 kalori
Salak 2 buah =50 kalori
Pisang 1 buah = 50 kalori
Melon 1 potong besar= 50 kalori

Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013


INGAT !!!!!!!!!!
GUNAKAN GELAS
BELIMBING UNTUK
MENGUKUR NASI
WAJIB DIHINDARI !!!

Gula Pasir,
Gula Merah,
Sirup,
Minuman bersoda,
Es Krim,
Selai,
Kue bolu,
Kecap Manis
Analisis keperawatan ..., Dorthea Oje, FIK UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai