DI SUSUN OLEH
DWI MARTA NINGSIH
NIM : P.12 078
DISUSUN OLEH
DWI MARTA NINGSIH
NIM : P.12 078
i
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Ditetapkan di : Surakarta
Hari / Tanggal : 23 Mei 2015
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “PEMBERIAN ELEVASI EKSTREMITAS BAWAH
TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN ULKUS DIABETIK PADA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DI BANGSAL MELATI 1 RUMAH
SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA”
Dalam penyusunan Karya Tulis banyak mendapat bmbingan dan
dukungan dari pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Sekretaris Program studi D III
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. S. Dwi Sulisetyowati, S.kep.,Ns.,M.Kep. selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, member masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dengan bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanyastudi kasus ini.
4. Joko Kismanto S.Kep., Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Annisa Cindy N.A S.kep,. Ns., M.Kep selaku dosen penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
v
6. Semua dosen Program studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin
Penulis
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
yang kusayang.
batasnya.
dukungannya sahabat.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… x
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Definisi Diabetes Mellitus ............................................... 7
2. Ulkus Diabetik ................................................................. 32
3. Elevasi ekstremitas bawah .............................................. 33
B. Kerangka Teori ....................................................................... 34
C. Kerangka Konsep ................................................................... 35
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Subjek aplikasi riset ................................................................ 36
B. Tempat dan waktu .................................................................. 36
C. Media dan alat yang digunakan .............................................. 36
D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset ......................... 36
E. Alat ukur evaluasi ................................................................... 38
viii
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien ...................................................................... 39
B. Pengkajian ............................................................................. 39
C. Diagnosa keperawatan ............................................................ 45
D. Perencanaan Keperawatan ...................................................... 47
E. Implementasi Keperawatan ................................................... 49
F. Evaluasi keperawatan ............................................................. 53
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................. 61
B. Diagnosa keperawatan ............................................................ 63
C. Perencanaan Keperawatan ...................................................... 67
D. Implementasi Keperawatan ................................................... 69
E. Evaluasi keperawatan ............................................................. 73
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ..................................................................... 76
B. SARAN .................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Klien
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekali produksi insulin (Brunner dan Suddrath, 2001 dalam Wijaya dan Putri,
2013).
ini terus bertambah hingga 3% atau sekitar 7 juta orang setiap tahunnya.
juta pada tahun 2025 dan setengah dari angka tersebut berada di Asia,
prevalensi Diabetes mellitus sebesar 1,5 – 2,3% pada penduduk yang usia
1
2
tahun sebesar 133 juta jiwa, makapada tahun 2003 diperkirakan terdapat
penderita DM di daerah urban sejumlah 8,2 juta dan di daerah rural sejumlah
pada tahun 2030 akan terdapat 194 jutapenduduk yang berusia di atas 20
masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi
tempat yang strategis untuk pertumbuhan kuman. Ulkus diabetika kalau tidak
infeksi yang segera meluas dan dalam keadaan lebih lanjut memerlukan
paling ditakuti dan mengesalkan bagi penderita DM, baik ditinjau dari
2008).
3
neuropati, trauma, deformitas kaki, tekanan tinggi pada telapak kaki dan
yang adekuat(Wesnawa,2013).
diabetik pada pasien diabetes mellitus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
agar sirkulasi perifer tidak menumpuk diarea distal ulkus sirkulasi dapat
ekstremitas bawah pada pasien diabetes mellitus dengan ulkus setiap kali
pasien melakukan mobilisasi >15 menit, elevasi dapat dilakukan dengan alat
Moewardi Surakarta.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
ulkus diabetik.
C. Manfaat Penulisan
2. Bagi Pasien
3. Bagi Penulis
4. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
LANDASANTEORI
A. Tinjauan Teori
1. Diabetes Mellitus
a. Definisi
2012).
b. Tipe-Tipe
a) Faktor genetik
7
8
endogen.
c) Faktor lingkungan
2012)
mellitus)
Faktor-faktor resiko :
a) Usia
puasa jika usia telah diatas 45 tahun atau segera jika ada
b) Obesitas
c) Riwayat keluarga
kearah ketosis dan adanya riwayat malnutrisi saat bayi atau anak
(Arisman, 2011).
reseptor insulin.
c. Etiologi
1) Faktor genetik
3) Faktor lingkungan
tahun)
5) Obesitas
6) Riwayat keluarga
7) Nutrisi
d. Patofisiologi
sampingan lemak dan protein yang berupa asam lemak dan badan
Yuanita,2013).
e. Manifestasi Klinis
2009).
nekrosis daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
5P,yaitu :
1) Pain (Nyeri)
2) Paleness (kepucatan)
2013).
biasa terdapat pada pasien DM pada usia lanjut dapat berubah tiba-
jelas.(Padila,2012).
2) Gula darah puasa > 126 mg/dl (puasa = tidak ada masukan
3) Glukosa plasma dua jam > 200 mg/dl setelah beban glukosa 75
grm (Saifunurmazah,2013).
f. Komplikasi
mengalami cidera.
2013).
osteomielitis.
bawah.
g. Pemeriksaan Penunjang
diagnosis DM (mg/dl)
Bukan Belum DM
DM pasti DM
Kadar gula darah
sewaktu
- Plasma vena <100 100-200 >200
- Darah kapiler <80 80-100 >200
kali pemeriksaan :
h. Penatalaksanaan
diabetes :
1) Diet
diabetik
penderita
2) Latihan
reseptornya.
3) Pemantauan
5) Pendidikan kesehatan
dll.
1) Pengobatan
lembab.
a) Mencuci luka
b) Debridement
c) Terapi antibiotika
d) Nutrisi
gel, hydrocoloi.
f) Gunakan sepatu yang pas dan kaos kaki yang bersih setiap
air panas.
1) Pengkajian
klien.
cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang
c) Aktivitas/ istirahat
menurun.
d) Sirkulasi
e) Intensitas Ego
Stress, ansietas.
f) Eliminasi
28
g) Makanan / Cairan
h) Neurosensori
i) Nyeri / kenyamanan
j) Pernapasan
k) Keamanan
2) Masalah Keperawatan
d) Nyeri akut
e) Resiko injury
29
3) Intervensi
protein, lemak.
Intervensi :
osmotik.
tanda tanda vital yang stabil, nadi perifer dapat teraba, turgor
Intervensi :
peningkatan BB
Intervensi :
31
Intervensi :
penglihatan
mengalami injury
Intervensi :
2. Ulkus Diabetik
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir
dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasife
berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah saju gejala klinik dan
atau jaringan mati yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah
besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah berhenti. Dapat
33
Putri, 2013).
beraktivitas atau turun dari tempat tidur.Saat turun dari tempat tidur
B. Kerangka Teori
faktor resiko : a. Faktor genetik
b. Faktor imunologi
c. Faktor lingkungan Diabetes Mellitus
d. Usia
e. Obesitas
f. Riwayat keperawatan Ulkus Diabetik
Penatalaksanaan :
a. Terapi Farmakologi
b. Terapi Non Farmakologi :
1. Elevasi Ekstremitas Bawah
2. Diet
3. Latihan
4. Pemantauan
5. Pendidikan Kesehatan
C. Kerangka Konsep
Pemberian elevasi
Proses penyembuhan ulkus
ekstremitas bawah
diabetik
Penderita ulkus diabetik yang dirawat di Bangsal Melati 1Rumah Sakit Dr.
Moewardi Surakarta.
B. Tempat/Waktu
Bantal, selimut(Wulandari,2010).
melitus dengan ulkus selama 10 menit setiap kali pasien mobilsiasi >15
36
37
atau menggunaan sumber daya yang ada seperti tumpukan bantal atau selimut
a. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
b. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Memakai handscoon
3. Menyiapkan alat
7. Mencuci tangan
c. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi
3. Berpamitan
38
dengan hari berikutnya yang diikut selama proses penyembuhan ulkus terjadi.
BAB IV
LAPORAN KASUS
Pada bab ini dibahas tentang hasil pemberian tindakan elevasi ekstermitas
Tn.S dengan diabetes mellitus di bangsal Melati 1 Rumah Sakit Dr. Moewardi
A. Identitas Klien
swasta. Dengan diagnose medis Ulkus Diabetes Mellitus. Pasien masuk pada
tanggal 15 Maret 2015. Selama dirumah sakit yang bertanggung jawab atas
B. Pengkajian
yang dirasakan pasien adalahpasien mengatakan nyeri pada kaki kanan 1/3
lalu, kaki kanan bengkak selama 2 minggu dan kemudian pecah selama 2
minggu luka dirawat sendiri oleh keluarga namun tidak lekas sembuh dan
luka semakin meluas. Kemudian oleh keluarga, Tn. S dibawa ke IGD Rumah
39
40
Sakit Dr. Moewardi Surakarta pada tanggal 15 Marat 2015.Dari IGD Tn. S
penyakit gagal ginjal 5 bulan yang lalu. Pasien mengatakan tidak memiliki
penyakit diabetes mellitus dan ketika ada anggota keluarga yang sakit segera
Genogram :
Tn. S,
46th
Keterangan :
: laki-laki
: peremuan
: garis keturunan
: pasien
41
Pola nutrisi dan metabolisme sebelum sakit pasien makan 3 kali sehari
dengan jenis nasi, sayur, lauk makan habis 1 porsi dan tidak ada keluhan
sehabis atau sesudah makan. Sebelum sakit pasien minum sebanyak 6 sampai
7 gelas (@250cc) dengan jenis air putih dan teh tidak ada keluhan. Selama
sakit pasien makan 3 kali sehari dengan jenis nasi, sayur,lauk dan buah,
makan habis 1 porsi tidak ada keluhan sehabis atau sesudah makan dan
selama sakit pasien minum ± 1200 liter air putih tidak ada keluhan.
sampai 2 kali setiap pagi dengan konsistensi lunak, warna kuning, tidak ada
keluhan. Dan buang air kecil 5 samapi 6 kali dalam sehari ± 1200cc warna
kuning,tidak ada keluhan. Selama sakit pasien mengatakan buang air besar 1
kali sehari dengan konsistensi lunak, warna kuning tidak ada keluhan.Dan
buang air kecil memakai kateter ± 1500 liter warna kuning, tidak ada keluhan.
melakukan aktivitas secara mandiri dan tidak ada masalah. Selama sakit
pasien mengatakan makan atau minum dibantu orang lain, toileting dibantu
orang lain dan alat, berpakaian dibantu orang lain, mobilitas ditempat tidur
dibantu orang lain, berpindah dibantu orang lain dan ambulasi rom dibantu
orang lain.
42
pukul 23:00 WIB sampai 07:00 WIB.Jadi pasien tidur selama 8 jam.Selama
sakit pasien mengatakan tidur pukul 21:00 WIB sampai 05:00 WIB,
Provoking (P) nyeri timbul saat digunakan bertumpu, Quality (Q) nyeri
seperti disayat-sayat, Region (R) pada kaki kanan 1/3 distal, scale (S) nyeri 5,
Time (T) nyeri dirasakan sering ketika terlalu lama digunakan bertumpu.
diri, pasien adalah kepala keluarga yang mempunyai 1 orang anak.Harga diri,
yang merupakan kepala keluarga dan saat ini dirawat di bangsal Melati 1
ini.
ditempat tidur.
kepala pasien mesocepal kulit kepala bersih rambut beruban. Keadaan mata
pasien palbebra tidak ada lingkaran hitam, konjungtiva tidak anemis, sclera
menggunakan alat bantu penglihatan. Hidung bentuk simetris, tidak ada polip,
pernapasan teratur tidak ada sekret.Mulut tidak ada stomatitis, gigi tidak ada
paru kanan kiri.Pada pemeriksaan didapatkan data saat inspeksi tidak ada
jejas, ictus cordis tidak tampak.Palpasi ictus cordis teraba di ics 5, perkusi
kuadran 2,3,4. Palpasi tidak ada nyeri tekan.Genetalia terpasang cateter. Pada
aktif, capillary revil : < 2 detik, perabaan akral hangat, tidak ada perubahan
bentuk tulang. Pada ekstremitas bawab kekuatan otot kanan-kiri 3/5, ROM
kanan kiri aktif, capillary revil :< 2 detik, perabaan akral hangat, tidak ada
perubahan bentuk tulang. Terdapat luka ulkus di kaki kanan 1/3 distal dengan
gangguan perfusi, penyakit arteri perifer tetapi tidak parah. Dalamnya luka
pada kaki sampai dibawah dermis meliputi fasia, otot atau tendon.Infeksi
nyeri pada jaringan yang mengalami infeksi. Kalor: rasa hangat saat diraba.
kemerahan pada sekitar area ulkus dan terdapat pus berwarna kuning. Fusio
hematokrit 36 % (nilai normal 33-36), leukosit 7,9 ribu/ul (nilai normal 4,5-
11,0), trombosit 203 ribu/ul (nilai normal 150-40), eritrosit 403 juta/ul (nilai
normal 450-590), HbA1C 6,7% (nilai normal 4,8-5,9), glukosa darah puasa
124 mg/dl (nilai normal 70-110), albumin 3,1 g/dl (nilai normal 3,5- 5,2),
creatinene 1,9 mg/dl (nilai normal 0,9 -1,3), ureum 111 mg/dl (nilai normal <
50), natrium 133 mmol/L (nilai normal136-145), kalsium 3,0 mmol/L (nilai
Progam terapi yang didapat pasien pada tanggal 16 Maret 2015, infuse
C. Diagnosa Keperawatan
data subyektif pasien mengatakan luka dikaki semakin meluas dan dalam.
Data obyektif terdapat ulkus pada ekstremitas bawah dextra 1/3 distal.Hasil
kanan 1/3 tengah hingga distal tanpa mendestruksi tulang sekitar.Pada tanggal
jaringan yang mengalami infeksi. Kalor: rasa hangat saat diraba. Tumor :
sekitar area ulkus dan terdapat pus berwarna kuning. Fusio laesa: ekstremitass
mengatakan mudah lelah karena hanya berbaring dan kurang aktivitas. Data
perawatan diri selama sakit pasien mengatakan makan atau minum dibantu
orang lain, toileting dibantu orang lain dan alat, berpakaian dibantu orang
lain, mobilitas ditempat tidur dibantu orang lain, berpindah dibantu orang lain
dan ambulasi rom dibantu orang lain. Ekstremitas atas 5/4, ekstremitas bawah
5/3.
terbangun saat tidur. Data obyektif selama sakit pasien mengatakan tidur
pukul 21:00 WIB sampai 05:00 WIB, terkadang tidur siang dan sering
47
puas tidur.
pertama adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (ulkus
D. Perencanaan keperawatan
yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik dengan tujuan setelah
berkurang dengan kriteria hasil mampu mengenali nyeri (skala, lokasi dan
dilakukan untuk mengatasi diagnosa yang pertama yaitu kaji nyeri (skala,
lokasi dan frekuensi nyeri), ajarkan teknik non farmakologi yaitu relaksasi
untuk mengatasi diagnosa yang kedua adalah observasi luka (lokasi, jaringan
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi diagnosa yang ketiga adalah kaji
jam diharapkan masalah gangguan pola tidur berkurang dengan kriteria hasil
jumlah tidur dalam batas normal 6-8 jam. Perasaan segar sesudah tidur atau
observasi jam tidur pasien, jelaskan pentingnya tidur yang adekuat, ciptakan
E. Implementasi keperawatan
provoking (P) nyeri saat digunakan bertumpu, quality (Q) seperti disayat-
sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal , scale (S) skala 5, time (T) sering,
pasien tampak meringis. Pada pukul 11:30 WIB melakukan vital sign, respon
miring ke kiri.
tidak nyenyak sering terbangun dan merasa kurang puas tidur. Respon
obyektif pasien tampak lesu, pasien tampak tidak segar, obat sudah masuk
melalui intravena. Pada pukul 11:00 WIB melakukan medikasi luka, respon
meringis, pencetus (P) nyeri saat digunakan bertumpu, quality (Q) seperti
disayat-sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal, scale (S) skala 5, time (T)
sering.Pada pukul 11:45 WIB melakukan vital sign, respon subyektif pasien
lebih rileks.
obyektif provoking (P) nyeri saat digunakan bertumpu, quality (Q) seperti
disayat-sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal , scale (S) skala 4, time (T)
sering. Pada pukul 09:30 WIB dilakukan tindakan medikasi luka, respon
pukul 11:00 WIB melatih aktivitas, respon subyektif pasien bersedia melatih
51
duduk di kursi dengan bantuan orang lain. Pada pukul 11 30 WIB melakukan
bersedia dilakukan tindakan dan pasien mengatakan rasa lelah hilang setelah
nyeri saat digunakan bertumpu, quality (Q) seperti disayat-sayat, region (R)
kaki kanan 1/3 distal , scale (S) skala 4, time (T) kadang-kadang.Pada pukul
nyaman.
52
provoking (P) nyeri saat digunakan bertumpu, quality (Q) seperti disayat-
sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal, scale (S) skala 3, time (T) kadang-
Respon obyektif pasien tampak lebih segar. Pada pukul 09:00WIB melakukan
pus di ulkus diabetik. Fusio laesa: ekstremitas bawah dextra ada peningkatan
disayat-sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal, scale (S) skala 3, time (T)
obyektif didapatkan hasil tekanan darah 110/95 mmHg, suhu 36,5oC, respirasi
makan dan minum secara mandiri, pasien ganti baju di bantu orang lain,
pasien duduk dikursi. Pada pukul 13:00 WIB melakukan tindakan elevasi
F. Evaluasi
nyeri saat digunakan bertumpu, quality (Q) seperti disayat-sayat, region (R)
kaki kanan 1/3 distal, scale (S) skala 5, time (T) sering. Obyektif : tanda-
tanda vital : tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 36,5oC, respirasi 20x/menit,
dikaki semakin luas dan dalam. Obyektif: terdapat ulkus diabetik pada kaki
terbangun saat tidur. Obyektif: pasien mulai tidur pukul 21:00-05:00 WIB
terkadang tidur siang namun sering terbangun, pasien tampak lesu, pasien
farmakologi.
Evaluasi pada hari kedua tanggal 17 Maret 2015 pukul 14:00 WIB
pada kaki kanan, provoking(P) nyeri saat digunakan bertumpu, quality (Q)
55
seperti disayat-sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal,scale (S) skala 5,
time(T) sering. Obyektif : tekanan darah 130/90 mmHg, suhu 36oC, respirasi
pemberian analgetik.
farmakologi.
Evaluasi hari ketiga pada tanggal 18 Maret 2015 pada pukul 14:00
nyeri nyeri berkurang, provoking (P) nyeri saat digunakan bertumpu, quality
(Q) seperti disayat-sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal, scale (S) skala 4,
time (T) sering. Obyektif :tekanan darah 135/90 mmHg, suhu 36,5oC,
analgetik.
Evaluasi pada hari keempat pada tanggal 19 Maret 2015 pada pukul
quality (Q) seperti disayat-sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal, scale (S)
pemberian analgetik.
posisi. Obyektif :pasien posisi semi fowler, pasien tampak rileks. Analisa :
tenang.
disayat-sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal, scale (S) skala 3, time (T)
menggerakan kaki dan tangan, duduk dikursi dengan bantuan orang lain.
tidur tidak sering terbangun. Obyektif: pasien tampak segar tidak lesu.Analisa
59
Evaluasi pada hari keenam tanggal 21 Maret 2015 pada pukul 14:00
nyaman. Provoking (P) nyeri saat dilakukan perawatan luka, quality (Q)
seperti disayat-sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal, scale (S) skala 3, time
:ekstremitas bawah dextra tidak edema. Rubor : tidak terdapat pus di ulkus
beraktivitas.
tenang.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang pemberian elevasi ekstremitas bawah
implementasi dan evaluasi. Disamping itu penulis juga akan membahas tentang
A. Pengkajian
karena itu, pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga
Walid,2012).
11:00 WIB. Keluhan utama pada saat dikaji adalah nyeri pada kaki kanan
disebabkan oleh karena adanya luka robekan pada kaki kanan dan sudah 2
61
62
(P) nyeri saat digunakan bertumpu, quality (Q) seperti disayat-sayat, region
(R) kaki kanan 1/3 distal, scale (S) skala 5, time (T) sering, pasien tampak
meringis.Hal sesuai dengan teori pada pengkajian keluhan pasien yaitu nyeri
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan
pada Tn. S dikarenakan adanya agen cidera fisik yaitu ulkus pada kaki
kanan 1/3 distal.Ulkus diabetik adalah luka yang terjadi pada pasien diabetik
yang melibatkan gangguan pada saraf peripheral dan autonomik, luka yang
kemudian adanya infeksi. Bila infeksi tidak diatasi dengan baik hal itu akan
jaringan yang mengalami infeksi. Kalor: rasa hangat saat diraba. Tumor :
sekitar area ulkus dan terdapat pus berwarna kuning. Fusio laesa :
sesuai dengan teori pada pasien diabetik dengan ulkus yaitu terjadinya
63
keseluruhan atau hanya beberapa bagian saja yang dianggap perlu oleh
perawatan diri selama sakit pasien mengatakan makan atau minum dibantu
orang lain, toileting dibantu orang lain dan alat, berpakaian dibantu orang
lain, mobilitas ditempat tidur dibantu orang lain, berpindah dibantu orang
lain dan ambulasi rom di bantu orang lain. Ekstremitas atas kiri-kanan : 5/4,
untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk
istirahat dan tidur.Selama sakit pasien mengatakan tidur pukul 21:00 WIB
pola tidur merupakan gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat
B. Diagnosa
respons manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi actual atau
64
membutuhkan keselamatan dan rasa aman salah satu dari rasa aman
membutuhkan keselamatan dan rasa aman salah satu dari rasa aman
bawah kanan-kiri : 3/5. ADL dibantu dengan orang lain. Yang dialami
hal ini dikarenakan dalam kebutuhan aktivitas dibantu oleh orang lain
dan alat.
pada pasien diabetes mellitus, terjadi rasa lelah dan kelemahan otot
(Corwin, 2009).
kurang privasi.
karakteristik Nanda (2010), hal ini karena dalam istirahat tidur pasien
diagnosa yang sesuai dari konsep asuhan keperawatan secara teori pada
kelas tiga dan dalam 1 ruangan terdapat 8 pasien dan diruangan tersebut
C. Intervensi
meliputi tujuan, kriteria hasil dan tindakan yaitu pada diagnosa keperawatan :
68
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik. Pada kasus Tn. S
mengatasi diagnosa yang pertama yaitu mengkaji nyeri (skala, lokasi dan
farmakologi.
beraktivitas, dukung latihan rom aktif atau pasif dengan rasional untuk
jumlah tidur dalam batas normal 6-8 jam. Perasaan segar sesudah tidur
adalah observasi jam tidur pasien dengan rasional untuk mengetahui pola
kebutuhan tidur.
D. Implementasi
sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah dan
Walid, 2012).
cidera fisik (ulkus diabetik) implementasi yang dilakukan penulis sesuai yang
sudah dirumuskan dari (Nurarif dan Kusuma, 2013). Dengan hasil pada saat
(P) nyeri saat digunakan bertumpu, quality (Q) seperti disayat-sayat, region
(R) kaki kanan 1/3 distal, scale (S) skala 5, time (T) sering, pasien tampak
meringis. Hasil perubahan data subyektif yang didapat pada hari terakhir
didapatkan provoking (P) nyeri saat dilakukan perawatan, quality (Q) seperti
71
disayat-sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal, scale (S) skala 3, time (T)
kadang-kadang.
implementasi yang dilakukan penulis sesuai yang dirumuskan dari (Amin dan
ulkus pada ekstremitas bawah dextra 1/3 distal. Didapatkan hasil tanda-tanda
infeksi dolor : nyeri pada jaringan yang mengalami infeksi. Kalor: rasa hangat
tampak kemerahan pada sekitar area ulkus dan terdapat pus berwarna kuning.
Fusio laesa: ekstremitass bawah dextra kurang berfungsi dengan baik. Hasil
granulasi tumbuh dengan baik, hasil tanda-tanda infeksi Kalor: rasa hangat
saat diraba. Tumor : ekstremitas bawah dextra tidak odema. Rubor : tidak
terdapat pus di ulkus diabetik. Fusio laesa: ekstremitass bawah dextra ada
pemberian tindakan elevasi ekstremitas bawah sesuai dengan hasil riset yang
pasien kooperatif dan pemberian tindakan elevasi ekstremitas bawah satu kali
subyektif pada tanggal 16 Maret 2015 yaitu pasien mudah lelah karena hanya
perawatan diri selama sakit pasien mengatakan makan atau minum di bantu
orang lain, toileting dibantu orang lain dan alat, berpakaian di bantu orang
lain, mobilitas di tempat tidur dibantu orang lain, berpindah dibantu orang
lain dan ambulasi rom di bantu orang lain. Ekstremitas atas 5/4, ekstremitas
bawah 5/3.Hasil perubahan data subyektif yang didapat pada hari terakhir
implementasi tanggal 21 Maret 2015 yaitu : pasien makan dan minum secara
73
mandiri, duduk dikursi dibantu orang lain, toileting masih dibantu orang lain
dan alat.
dirumuskan dari (Nurarif dan Kusuma, 2013). Didapatkan data subyektif pada
tanggal 16 Maret 2015 yaitu pasien mengatakan sering terbangun saat tidur,
merasa tidak puas tidur, tampak lesu dan tidak segar. Hasil perubahan data
2015 yaitu semalam bisa tidur, tampak segar dan merasa puas tidur.
implementasi.
E. Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
perawatan, quality (Q) seperti disayat-sayat, region (R) kaki kanan 1/3 distal,
scale (S) skala 3, time (T) kadang-kadang. Data obyektif :tekanan darah
analisa untuk masalah nyeri akut masalah teratasi sebagian dan intervensi
74
infeksi Kalor: rasa hangat saat diraba. Tumor : ekstremitas bawah dextra tidak
odema. Rubor : tidak terdapat pus di ulkus diabetik. Fusio laesa: ekstremitass
pasien mengatakan bersedia duduk dikursi. Data obyektif pasien makan dan
minum secara mandiri, duduk di kursi dibantu orang lain.Hasil analisa untuk
lebih segar. Hasil analisa untuk masalah gangguan pola tidur masalah teratasi
tenang.
75
BAB VI
Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta secara metodestudi kasus, maka dapat
ditarik kesimpulan.
A. Kesimpulan
Dari uraian bab pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut.
1. Pengkajian
tampak meringisluka dikaki semakin luas dan dalam, mudah lelah karena
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
77
dengan agen cidera fisik (luka ulkus)yaitu :kaji nyeri skala, lokasi dan
berhubungan dengan kurang privasi (dirawat di kelas III, bayak pasien dan
obat tidur.
4. Implementasi
5. Evaluasi
sampai 21 Maret 2015 hasil terakhir didapatkan skala nyeri sudah turun
gangguan pola tidur, pasien mengatakan semalam bisa tidur, merasa puas
6. Analisa
jurnal dasar, akan tetapi waktu yang didapat penulis untuk melakukan
B. Saran
mempertahankan hubungan kerja sama yang baik antara tim kesehatan dan
3. Bagi Perawat
4. Bagi Penulis
ekstremitas bawah yang baik dan benar pada penyakit diabetes mellitus
5. Bagi Pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2011. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan
Dislipidemia. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.