Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan kunci penting dalam keberhasilan memperbaiki mutu pendidikan.
Masalah mutu pendidikan pada esensinya menyangkut masalah kualitas mengajar yang
dilakukan oleh guru. Melalui supervisi, para guru sebagai pelaku utama dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan dapat dibantu pertumbuhan dan dan perkembangan
profesinya bagi pencapaian tujuan pembelajaran.
Supervisi Akademik adalah proses membantu guru dalam mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajarannya
yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah.
Suprvisi akademik hampir sama dengan supervisi pembelajaran. Jika supervisi
pembelajaran fokusnya pada proses pambelajaran guru, maka supervisi akademik sifatnya
lebih kompleks, dikatakan kompleks karena tidak hanya pembelajaran saja, tapi juga
menyantuh kurikulum, penelitian, kelompok kerja guru,dan lain sebagainya.
Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan yang direncanakan dengan
memberi bantuan teknis kepada guru dan pegawai lainnya dalam melaksanakan proses
pembelajaran, atau mendukung proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif.
Untuk itu dalam makalah ini saya mejelaskan tentang tujuan, fungsi, prinsip, model, dan
teknik supervisi akademik guna menunjang pengembangan keprofesionalan guru.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa definisi dari Supervisi dan Supervisi Akademik?
2. Apa saja tujuan dan fungsi dari Supervisi Akademik?
3. Apa saja jenis-jenis dan prinsip dalam Supervisi Akademik?
4. Apa saja model dan teknik supervisi akademik?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi dari Supervisi dan Supervisi Akademik
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari Supervisi Akademisk
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dan prinsip dalam Supervisi Akademisk
4. Untuk mengetahui model dan teknik supervisi akademik

1
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Definisi Variabel/Judul
Kata supervise berasal dari Bahasa inggris yaitu supervision, terdiri atas dua kata
yaitu super dan vision yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan
secara keseluruhan. Orang yang melakukan supervise yang disebut supervisor. Supervise
terdiri dari dua kata “super” dan “vision” yang berarti “melihat” maka secara keseluruhan
supervisi diartikan sebagai melihat dari atas. Dengan pengertian itulah supervisi dikatakan
sebagai kegiatan yang di lakukan oleh pihak sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan
di atas lebih tinggi dari guru untuk melihat dengan teliti pekerjaan secara keseluruhan atau
mengawasi pekerjaan guru.
Pengertian supervisi dalam kaitannya dengan Pendidikan adalah pembinaan guru.
Konsep supervise tradisional menganggap supervisi sebagai inspeksi. Hal inilah yang
menyebabkan guru merasa takut dan tidak bebas melakukan tugasnya serta merasa
terancam dan merasa takut untuk bertemu dengan supervisor. Bahkan supervisor dianggap
tidak memberikan dorongan bagi kemajuan guru. Sikap tersebut dipengaruhi oleh
pemahaman tentang supervisi secara tradisonal. Artinya supervisor dipahami sebagai
pengawasan dalam pengertian mencari-cari kesalahan dan menemukan kesalahan untuk
diperbaiki yang pada gilirannya mempengaruhi penilaian terhadap guru. Dalam pengertian
lain, supervisi merupakan peningkatan makna dari inspeksi yang berkonotasi mencari-cari
kesalahan, jelaslah bahwa kesan seperti itu sangat kurang tepat dan tidak sesuai lagi
dengan zaman reformasi seperti sekarang ini.
Supervise adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan
petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk mensimulasi, merevisi
tujuan-tujuan Pendidikan, bahan pengajaran, metode, dan evaluasi pengajaran. (good
carter,2008).
Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan bahwa supervisi
merupakan „A critical watching and directing”. Beberapa sumber lainnya menyatakan
bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu “superior” dan “vision”. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kepala sekolah digambarkan sebagai seorang “expert” dan
“superior”, sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah.

B. Jenis-Jenis
Jenis-jenis Supervisi Akademik ialah:

2
1. Jenis konvensional (tradisional)

Jenis ini tidak lain dari refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat pada saat
kekuasaan yang otoriter dan feodal, akan berpengaruh pada sikap pemimpin yang otokrat
dan korektif. Pemimpin cenderung untuk mencari-cari kesalahan perilaku supervise ialah
bersifat memata-matai, perilaku seperti ini disebut snooper vision (memata-matai). Sering
disebut supervisi yang korektif. Memang sangat mudah untuk mengoreksi kesalahan orang
lain, tetapi lebih sulit lagi “ untuk melihat segi positif dalam hubungan dengan hal-hal
yang baik”. Pekerjaan seorang supervisor yang bermaksud hanya untuk mencari kesalahan
adalah suatu permulaan yang tidak berhasil mencari-cari kesalahan dalam membimbing
sangat bertentangan dengan prinsip dan tujuan supervisi Pendidikan. Akibatnya yang
disupervisi merasa tidak puas dan ada dua sikap yang tampak dalam kinerja yang di
supervisi. 1) acuh tak acuh (masa bodoh) 2) menantang (agresif). Para pengawas datang
kesekolah dan menanyakan mana satuan pelajaran, ini salah dan seharusnya begini.
Praktek-praktek supervise seperti ini adalah cara memberi supervisi konvensional.

2. Jenis supervisi ilmiah

Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Dilaksanakan secara berencana dan kontinu.

2) Sistematis dan menggunakan produser serta Teknik tertentu.

3) Menggunakan instrumen pengumpulan data

4) Ada data yang objektif yang diperoleh dari keadaan rill.

Dengan menggunakan merit rating, skala penilaian atau checklist lalu mahasiswa menilai
proses kegiatan belajar mengajar dosen dikelas. Hasil penilaian di berikan kepada dosen
sebagai balikan terhadap penampilan mengajar dosen pada semester yang lalu. Data ini
berbicara kepada dosen dan dosen kemudian mengadakan pebaikan.

3. Jenis supervise klinis

Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang di fokuskan pada peningkatan mengajar
dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaa, pengamatan serta analisis yang
intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan
perubahan dengan cara yang rasional. Supervise klinis adalah proses membantu dosen

3
memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku
mengajar yang ideal.

4. Jenis supervisi artisik

Mengajar adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar itu suatu keterampilan (skill),
tapi mengajar juga suatu kiat (art). Sejalan dengan tugas mengajar, supervisi juga
merupakan kegiatan mendidik sehingga dapat dikatakan bahwa supervisi adalah suatu
pengetahuan, suatu keterampilan, dan juga suatu kiat. Sepervisi itu menyangkut bekerja
untuk orang lain (working for the others), bekerja dengan orang lain (working with the
others), bekerja melalui orang lain (working through the others). Dalam hubungan bekerja
dengan orang lain maka suatu rantai hubungan kemanusiaan adalah unsur utama,
hubungan antar manusia dapat tercapai bila ada unsur kepercayaan. Saling percaya, saling
mengerti, saling menghormati, saling mengakui, saling menerima seseorang sebagaimana
adanya.

C. Dalil-Dalil Al-Qur’an dan Hadis


Dalam Al Quran isyarat mengenai supervisi dapat diidentifikasi dari (salah satunya)
ayat berikut :
Q.S. Ali Imran (3): 29
َ‫ي‬ ‫صكدوركك يَم أقيَو تكيَبكدوهك يِقيَعلقيَمهك ٱَ ل ض‬
‫ت قوقماَ دفي ٱَلقيَر ض د‬
٢٩ ‫ض قوٱَللك قعلقىى ككلل قشيَيءء ققدديِرر‬ ‫لك قويِقيَعلقكم قماَ دفي ٱَللسىقمىقو د‬ ‫قكيَل دإنِ تكيَخكفواا قماَ دفي ك د‬
Artinya: Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau
kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di
langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu

- hadits Nabi:

‫ع‬ ‫ع قوككللككام قماسكئولل قعان قردعيلتدده قفاَالقمَأْ اللدذيِ قعقلى اللناَ د‬


‫س قرا ع‬ ‫اك قعلقايده قوقسللقم أقنلهك ققاَقل أققل ككللككام قرا ع‬
‫صللى ل‬
‫قعان اابدن كعقمقر قعان النلبدلي ق‬
‫ع قعقلى أقاهدل بقايتدده قوهكقو قماسكئولل قعانهكام قواالقمارأقةك قرادعيقةل قعقلى بقاي د‬
‫ت بقاعلدقهاَ قوقولقددده قودهقي‬ ‫قوهكقو قماسكئولل قعان قردعيلتدده قواللركجكل قرا ع‬
‫ع قوككللككام قماسكئولل قعان قردعيلتدده‬ ‫ع قعقلى قماَدل قسيلددده قوهكقو قماسكئولل قعانهك أققل فقككللككام قرا ع‬ ‫قماسكئولقةل قعانهكام قواالقعابكد قرا ع‬

Artinya: Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggung
jawaban terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang raja adalah pemimpin bagi rakyatnya,
dan dia akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang
suami adalah pemimpin bagi anggota keluarganya dan dia akan dimintai pertanggung
jawaban terhadap mereka. Seorang istri adalah pemimpin bagi rumah tangga, suami dan
anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggung jawaban terhadapa apa yang
dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin bagi harta majikannya, dan dia juga akan

4
dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Dan ingat setiap kamu
adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban terhadap kepemimpinannya.

D. Tambahan Materi
Sering dijumpai adanya seorang kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi
akademik hanya datang ke sekolah dengan membawa instrumen pengukuran unjuk kerja.
Kemudian masuk ke kelas melakukan pengukuran terhadap unjuk kerja guru yang sedang
mengajar. Setelah itu, selesailah tugasnya, seakan-akan supervise akademik sama dengan
pengukuran guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Perilaku supervisi akademik
sebagaimana digambarkan di atas merupakan salah satu contoh perilaku supervisi
akademik yang salah.
Perilaku supervisi akademik yang demikian tidak akan memberikan banyak pengaruh
terhadap peningkatan kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Seandainya memberikan pengaruh, pengaruhnya sangat kecil artinya bagi peningkatan
kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. Supervisi akademik sama
sekali bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-
mata hanya dalam arti sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam
memenuhi kepentingan akreditasi guru belaka.
Hal ini sangat berbeda dengan konsep supervisi akademik. Secara konseptual,
sebagaimana ditegaskan Glickman (Dharma, 2008:6), “Supervisi akademik adalah
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola Saiful
Bahri, Supervisi Akademik... proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran”.
Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi
akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa
dihindarkan prosesnya.
Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses
pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,
merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Apabila
dikatakan bahwa supervise akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu
diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu
dikembangkan dan cara mengembangkannya.

5
Konsep dan tujuan supervisi akademik, sebagaimana dikemukakan oleh para pakar
supervisi akademik di muka, memang tampak idealis bagi para praktisi supervisi
akademik (kepala sekolah). Namun, memang demikianlah seharusnya kenyataan normatif
konsep dasarnya. Para kepala sekolah baik suka maupun tidak suka harus siap menghadapi
problema dan kendala dalam melaksanakan supervisi akademik. Adanya problema dan
kendala tersebut sedikit banyak bisa diatasi apabila dalam pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah menerapkan prinsip-prinsip supervisi akademik.
Akhir-akhir ini, beberapa literatur telah banyak mengungkapkan teori supervisi
akademik sebagai landasan bagi setiap perilaku supervisi akademik. Beberapa istilah,
seperti demokrasi (democratic), kerja kelompok (team effort), dan proses kelompok (group
process) telah banyak dibahas dan dihubungkan dengan konsep supervise akademik.
Pembahasannya semata-mata untuk menunjukkan kepada kita bahwa perilaku supervisi
akademik itu harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, di mana supervisor sebagai atasan
dan guru sebagai bawahan. Begitu pula dalam latar sistem persekolahan, keseluruhan
anggota (guru) harus aktif berpartisipasi, bahkan sebaiknya sebagai prakarsa, dalam proses
supervisi akademik, sedangkan supervisor merupakan bagian darinya. (Saiful Bahri,
Supervisi Akademik, ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 1. Januari – Juni 2014)
E. Penelitian Relevan
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan antara
lain:
1) Supervisi merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, ini dapat dilihat
pada program semester dan tahunan kepala sekolah. Beberapa gejala yang dapat dilihat
oleh pengawas sekolah antara lain: kepala sekolah tidak melaksanakan supervisi
akademik, bukti fisik pelaksanaan supervisi akademik tidak ada,
2) Keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik yang dimaksud adalah
unjuk kerja kepala sekolah mempersiapkan, mengamati dan mencatat pelaksanaan
pembelajaran, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan sebagai tindak lanjut dari
hasil supervisi,
3) Pemecahan masalah yang direncanakan adalah dengan menerapkan model
pendampingan. Yang dimaksud menerapkan model pendampingan adalah pengawas
bersama-sama kepala sekolah melakukan supervisi akademik secara terus menerus.
Membantu kesulitan-kesulitan yang dirasakan, memberi dorongan, contoh, penghargaan,
untuk mengatasi hambatan kepala sekolah melakukan supervisi akademik.
Pendampingan dilakukan dengan menggunakan interaksi edukatif, komunikasi yang
positif, sesuai dengan kebutuhan kepala sekolah,

6
4) Penelitian ini dilakukan disalah satu sekolah binaan peneliti yaitu SD Negeri 060915
Jalan Pinang Baris/Jalan TB.Simatupang Kode Pos 20221 Kelurahan Sunggal,
5) Penelitian ini dilakukan dengan desain PTK yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart.
Ada empat komponen dalam PTK yaitu perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan
refleksi, dilakukan dengan tiga siklus, dan
6) Temuan penelitian menyatakan bahwa model pendampingan dengan menggunakan
interaksi edukatif dan komunikasi yang positif dapat meningkatkan pelaksanaan
supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah di SD 060915 Medan Sunggal tahun
2008.
Sedangkan saran dalam penelitian ini yaitu:
1) Bagi dinas pendidikan Kota Medan menyediakan tenaga adminstrasi di SD untuk
membantu pelaksanaan tugas kepala sekolah di SD,
2) Penting dilakukan peningkatan kwalitas pengawas, kepala sekolah, dan guru melakukan
PTK untuk memperbaiki dan meningkatkan kwalitas kerja di masing-masing sekolah dan
3) Hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh pengawas di SD yang menjadi wilayah binaan.
(Zulkifli dalimunthe, JURNAL TABULARASA PPS UNIMED, Vol.5 No.1, Juni 2008)

7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Penguraian-Penguraian Pada Kajian Konflik
1. Definisi Supervisi
Menurut (Ary H. Gunawan, 2002: 193 – 194), menyatakan bahwa, Supervisi di adopsi
dari bahasa inggris “superpision” yang berarti pengawasan atau kepengawasan. Orang
yang melaksanakan pekerjaan super pisi di sebut supervisor. Sedangkan menurut (Supandi
dan Rustana Ardiwinata) dalam (Afifuddin dan Sobry Sutikno, 2008: 209) adalah bantuan
yang diberikan kepada personal pendidikan untuk mengembangkan proses pendidikan
yang lebih baik dan upaya peningkatan mutu.
Dalam buku II D kurikulum 1975 dinyatakan bahwa, “Supervisi adalah pembinaan
yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan
untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.” (Yusak Burhanuddin,
2005: 99).
Sedang menurut istilah, pengertian supervisi mula-mula dimaknai secara tradisional
yaitu sebagai suatu pekerjaan menginspeksi, memeriksa, dan mengawasi dengan
mencari-cari kesalahan melalui cara memata-matai dalam rangka perbaikan pekerjaan
yang telah diberikan. Kemudian berkembang pemahaman supervisi yang bersifat ilmiah
dengan ciri-ciri sebagai berikut (Sahertian, 2000 : 16-17) :
a) Sistematis, artinya supervisi dilakukan secara teratur, berencana, dan kontinyu.
b) Obyektif, artinya supervisi dilakukan berdasarkan data hasil observasi yang
dilakukan sebelumnya.
c) Menggunakan instrumen yang dapat memberikan informasi sebagi umpan balik
untuk dapat melakukan langkah tindak lanjut menuju perbaikan di masa yang akan
datang.

Pemaknaan arti supervisi tersebut membawa implikasi dalam pola pelaksanaan dan
hubungan antara yang mensupervisi dengan yang disupervisi, pengertian tradisional
menganggap bahwa sorang supervisor merupakan atasan yang mempunyai otoritas untuk
menilai bahkan menentukan baik-buruk, benar salah dari kinerja bawahannya. Sedang
pandangan modern sekarang ini memaknai supervisi sebagai suatu proses pembimbingan,
pengarahan, dan pembinaan kepada arah perbaikan kualitas kinerja yang lebih baik,
melalui proses yang sistematis dan dialogis. Maka pola hubungan antara antara supervisor
dengan yang disupervisi adalah hubungan mitra kerja, bukan hubungan atasan bawahan.
Memang dalam pembahasan sekarang ini masih ada yang memakai kata atasan dan
bawahan akan tetapi ini hanya untuk memudahkan orang dalam menggambarkan pola

8
hubungan dalam posisi masing-masing antara supervisor dengan yang disupervisi, bukan
untuk pemaknaan secara subtansial.
Secara etimologi kata supervisi berasal dari kata super yang artinya mempunyai
kelebihan tertentu seperti kelebihan dalam pangkat, jabatan dan kualias, sedang visi
artinya melihat atau mengawasi Karena itu supervisi dapat diartikan sebagai kegiatan
pengawasan yang dilakukan oleh seorang pejabat terhadap bawahannya untuk melakukan
tugas dan kuwajibannya dengan baik sesuai dengan tugas yang telah digariskan
(Burhanuddin, 2005).

1. Supervisi Akademik
Supervisi Akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Glickman (1981), supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
atau proses membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Daresh (1981), Supervisi
akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya
mencapai tujuan pembelajaran.(Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, 2011 : 84)
Secara etimologis supervisi akademik terdiri dari kata supervisi dan akademik. Untuk
pengertian supervisi telah dijelaskan pada bagian awal, maka dalam bagian ini kami akan
menjelaskan arti dari kata akademik saja . Kata akademik berasal dari bahasa Inggris
academy berasal dari bahasa Latin academia, kata yang disebut terakhir ini berasal dari
bahasa Yunani academeia yang mempunyai beberapa makna, salah satunya berarti suatu
masyarakat atau kumpulan orang-orang terpelajar, kata akademik juga mempunyai
bermacam-macam makna antara lain yaitu yang bersifat teoritis bukan praktis, kajian yang
lebar dan mendalam bukan kajian teknis dan konvensional, dan sangat ilmiah (Tim, 2001).
Kata akademik dalam konteks sekolah, dipertautkan dengan segala hal yang berhubungan
dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran, sehingga yang disebut kegiatan akademik adalah kegiatan proses
pembelajaran dan hal-hal lain yang terkait dengan itu misalnya penyusunan jadwal
akademik pembelajaran dan silabinya. Setelah mengatahui pengertian akademik secara
bahasa, maka penulis paparkan pengertian akademik secara terminologis. Yang dimaksud
supervisi akademik adalah supervisi yang mengarah pada pengendalian dan pembinaan
bidang akademik melalui kegiatan dan proses pembelajaran di sekolah agar hasil belajar
siswa menjadi lebih baik (Tim, 2001). Dengan demikian supervisi akademik adalah
kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi dalam upaya

9
meingkatkan kualitas produk didik melalui usaha memotivasi, membimbing, membina,
dan mengarahkan orang-orang yang terkait dengan kegiatan akademik.
Glickman (1981), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-
guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989).
Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk
kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja
guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik
merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya
(Sergiovanni, 1987). Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran
sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik.
Dapat dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih
dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang
perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya. Namun satu hal yang perlu ditegaskan
di sini, bahwa setelah melakukan penilaian unjuk kerja guru tidak berarti selesailah tugas
atau kegiatan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan perancangan dan
pelaksanaan pengembangan kemampuannya.

Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian
supervisi akademik. Antara lain:
1) Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku
guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi
akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya
ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan
perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi
semua guru. Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan
profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan
dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi akademik.

10
2) Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus
didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program
pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi
akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik
merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika
programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru.
3) Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi belajar
bagi murid-muridnya. Secara rinci, tujuan supervise akademik akan diuraikan lebih lanjut
berikut ini.
Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai
unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalismenya.(Shvoong, Supervisi Akademik :
26/11/2015)

2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik


Kata kunci supervisi adalah memberikan pelayanan dan bantuan kepada guru dan staf
administrasi.Maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk
mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas, serta menciptakan
akuntabilitas serta pelayanan prima bagi staf administrasi atau tenaga
kependidikan.Dengan demikoian jelaslah bahwa tujuan supervisi ialah memberikan
layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar siswa serta peningkatan
pelayanan administrasi kependidikan. (2009, Direktorat Tenaga Kependidikan)
Supervisi akademik memiliki beberapa tujuan. Salah satu tujuannya adalah membantu
guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan
kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK).(Glickman, et al;
2007,Sergiovanni,1987).
Selain itu, supervisi akademik memiliki fungsi mendasar (essential function) dalam
keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et
al; 2007), karena hasil supervisi akademik dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi
pengembangan profesionalisme guru.

Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya


mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya. Melalui supervisi
akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat.
Pengembangan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-
mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan

11
juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi
(motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas
pembelajaran akan meningkat.
Menurut Sergiovanni ada tiga tujuan supervisi akademik adalah sebagai berikut:
a) Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru
mengembangkan kemampuannya profesionalnnya dalam memahami akademik,
kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan
kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
b) Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui
kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan
pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya.
c) Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru
mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki
perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung
jawabnya.
Tujuan supervisi akademik adalah:
a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,
b. mengembangkan kurikulum,
c. mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas
(PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).

Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi


pendidikan yaitu:
a. Meningkatkan mutu kinerja guru
1) Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah
dalam mencapai tujuan tersebut;
2) Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan
dan kebutuhan siswanya;
3) Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu
tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling
menghargai satu dengan lainnya;
4) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan
prestasi belajar siswa;

12
5) Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan
alat pengajaran;
6) Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat
membantu guru dalam pengajaran;
7) Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk
reposisi guru.
b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan
baik.
c. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk
dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan
keberhasilan siswa.
d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya
suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar
sebagaimana yang diharapkan.
e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang
dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
menunjukkan keberhasilan lulusan.
Supervisi memiliki dua fungsi, yaitu Fungsi Umum dan Fungsi khusus:
a. Fungsi umum adalah sebagai berikut
1) Pemantauan
2) Penyeliaan (supervision)
3) Pengevaluasian/ pelaporan
4) Penindak lanjutan hasil pengawasan
b. Fungsi khusus supervisor adalah sebagai berikut
Kemitraan, pembaharuan, pemeloporan, konsultan, pembimbingan, pemotovasian,
pengonsepan, pemrogaman, penyusunan, pelaporan, pembinaan, pendorongan,
pemantauan, pemanfaatan, pengawasan, pengkoordinasian, dan pelaksanaan
kepemimpinan.
Supervisi Akademik yang baik adalah supervisi yang mampu berfungsi untuk
mencapai multi tujuan tersebut di atas. Tidak ada keberhasilan bagi Supervisi Akademik
jika hanya memerhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan yang
lainnya. Apabila tujuan-tujuan tersebut sudah di aplikasikan dengan baik tentunya
supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru. Pada gilirannya

13
nanti perubahan guru ke arah yang berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar murid
yang lebih baik. (Akhmadsudrajat:2015)
Hasil Supervisi Akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan
profesinalisme guru, oleh karena itu waktu yang dibutuhkan tentu tidak bisa cepat karena
ketiga tujuan tersebut merupakan pekerjaan berat.(Jamal Ma’mur Asmani, 2012 : 102)
3. Prinsip-prinsip supervisi akademik
a) Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
b) Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang
dan tujuan pembelajaran.
c) Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
d) Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
e) Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.
f) Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran.
g) Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam
mengembangkan pembelajaran.
h) Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
i) Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi
akademik.
j) Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
k) Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis,
terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor
l) Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan
oleh Kepala sekolah).
m) Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.
n) Komprehensif, artinya memenuhi tujuan supervisi akademik di atas
5. Model-Model Supervisi Akademik
Ada beberapa model yang berkembang dalam supervisi pendidikan antara lain:
a) Model Konvensional atau Tradisional.
Model ini merupakan model yang mula-mula dilakukan dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan karena dilatar belakangi oleh kondisi masyarakat dalam suasana kekuasaan
yang otoriter dan feodalistik. Model ini menjadikan kegiatan supervisi sebagai cara
mencari-cari kesalahan dan memata-matai bawahan, perilaku ini disebut dengan

14
snoopervision. Supervisi yang dilakukan dengan model ini menimbulkan perilaku guru
yang acuh tak acuh untuk mencari solusi dan inovasi kemajuan pendidikan atau malah
melawan supervisornya.
b) Model Ilmiah.
Supervisi model ini dilaksanakan berdasarkan data yang dikumpulkan sebelumnya
secara obyektif, misalnya data hasil pengamatan proses pembelajaran di kelas, data
hasil prestasi belajar peserta didik, data kinerja personal guru, dan lain sebagainya..
Supervisi dilakukan berdasar perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya, memakai
prosedurdan tehnik yang telah ditentukan.
c) Model Klinis
Yang dimaksud dengan supervisi klinis adalah model supervisi yang difokuskan untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui siklus rutin, sistematis, dan
terencana dengan pengamatan, analisis, dan evaluasi tindak lanjut. Sasaran kongkrit
supervisi model ini adalah meningkatnya kualitas penampilan mengajar yang nyata
dalam rangka memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata
dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Supervisi klinis mempunyai ciri-ciri antara
lain; inisiatif terhadap apa yang akan disupervisi timbul dari pihak guru bukan dari
supervisor, supervisi dilakukan dengan penuh keakraban dan manusiawi, hubungan
anatara supervisor dengan supervisi merupakan hubungan kemitraaan, dan lain
sebagainya.
d) Model Artistik.
Dalam supervisi pada hakekatnya menyangkut bekerja untuk orang lain (working for
the others), bekerja dengan orang lain (working with the others), bekerja melalui orang
lain (working through the others), dari sinilah disadari bahwa kegiatan supervisi adalah
kegiatan menggerakkan orang lain, oleh karenanya dalam supervisi perlu kiat dan seni
agar orang lain mau berbuat untuk berubah dari kebiasaan lama kepada kerja baru
dalam upaya mencapai kemajuan, inilah yang disebut model artistik.(Sahertian, 2000 :
34 - 44)
6. Tehnik Supervisi Akademik
Selanjutnya pelaksanaan supervisi akan menyangkut masalah tehnik apa yang
digunakan dalam melaksanakan supervisi. Teknik merupakan penjabaran dari metode,
maka lebih spesifik, taktis dan lebih operasional, dari tehnik inilah akan tahu apa yang
dikerjakan oleh pengawas dalam melakukan supervisi. Seorang supervisor dituntut mampu
menggunakan tehnik yang tepat dalam melaksanakan supervisi.

15
Adapun teknik supervisi yang banyak digunakan orang selama ini adalah:
a) Kunjungan dan Observasi Kelas.
Kunjungan dan observasi kelas dilakukan dalam rangka mencari informasi mengenai
bagaimana proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas menyangkut hal-hal seperti
bagaimana penggunaan metode mengajar, penggunaan alat atau media dalam
pembelajaran, penguasaan guru di kelas dan hal lain yang bersangkut-paut dengan
proses pembelajaran, yang selanjutnya hasil dari observasi tersebut akan dijadikan
bahan pertimbangan dalam memotivasi, mengarahkan, membina, dan membimbing
guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan prestasi relajar siswa.
b) Pembicaraan individual.
Pembicaraan individual adalah pembicaraan antara supervisor dengan supervisi dalam
proses supervisi. Pembicaraan ini dapat dilakukan dengan didahului kunjungan dan
observasi kelas atau tanpa didahului dengan kunjungan dan observasi kelas.
Pembicaraan dapat terjadi karena inisiatif supervisor, atau permintaan supervisee jika ia
memerlukan bantuan atau pemecahan suatu masalah.
c) Diskusi Kelompok.
Adalah forum pertemuan yang melibatkan banyak orang untuk membicarakan sesuatu
melaui tukar fikiran dan informasi dalam upaya memperbaiki proses dan hasil
pembelajaran. Diskusi dapat dilakukan dalam skala besar seperti diskusi panel,
lokakarya, workshop, dan lain sebagainya, juga dapat dilakukan dalam skala kecil
seperti rapat guru, pertemuan guru mata pelajaran sejenis dan lain sebagainya.
d) Demonstrasi Mengajar.
Demontrasi mengajar dilakukan dengan mendatangkan guru yang baik dalam mengajar
untuk disaksikan guru lainnya sehingga guru lainnya itu dapat mengambil pelajaran dan
manfaat dari cara mengajar yang telah dilihatnya. Demonstrasi mengajar juga dapat
dilakukan oleh supervisor itu sendiri sebagai contoh bagaimana sebaiknya cara
mengajar yang tepat, setelah domonstrasi dilakukan hendaknya guru diberi kesempatan
untuk menganalisis dari apa yang telah dilihatnya.
e) Perpustakaan Profesional.
Pelaksanaan supervisi pendidikan akan berkait langsung dengan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia, dalam hal ini guru, sehingga guru akan menjadi profesional, guru
yang profesional harus selalu berusaha meningkatkan kualitas dirinya melalui kegiatan
membaca buku-buku, oleh karenanya perlu diwujudkan perpustakaan yang

16
menyediakan buku-buku berkualitas yang penting dan menunjang pelaksanaan tugas
guru. (Mulyasa, 2003 : 160 – 162)

17
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Supervisi Akademik adalah serangkaian proses kegiatan membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Secara etimologis supervisi akademik terdiri dari kata supervisi dan akademik.
Untuk pengertian supervisi telah dijelaskan pada bagian awal, maka dalam bagian ini kami
akan menjelaskan arti dari kata akademik saja. Kata akademik berasal dari bahasa Inggris
academy berasal dari bahasa Latin academia, kata yang disebut terakhir ini berasal dari
bahasa Yunani academeia yang mempunyai beberapa makna, salah satunya berarti suatu
masyarakat atau kumpulan orang-orang terpelajar, kata akademik juga mempunyai
bermacam-macam makna antara lain yaitu yang bersifat teoritis bukan praktis, kajian yang
lebar dan mendalam bukan kajian teknis dan konvensional, dan sangat ilmiah

18
DAFTAR PUSTAKA

H. Ary,Gunawan. Administrasi Sekolah. 2002. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Afifuddin dan Sutikno, Sobry. Pengelolaan Pendidikan. 2008. Bandung: Prospect.
Burhanudin, Yushak. Administrasi Pendidikan. 2005. Bandung: Pustaka Setia.
Sahertian, P.A. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. 2000. Jakarta: Rineka Cipta.
Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan. 2011. Yogyakarta: Gava Media.
Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision and
Instructional Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston:
Perason.
Sergiovanni, T.J. 1987. Supervision of Teaching. Alexandria: Association for
Supervision and Curriculum Development
Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, Yogyakarta: DIVA Pres,
2012.
“Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/ Madrasah” , 2009, Direktorat Tenaga
Kependidikan, Jakarta
Zulkifli Dalimunthe, JURNAL TABULARASA PPS UNIMED,Vol.5 No.1, Juni 2008
Saiful Bahri, Supervisi Akademik, ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 1. Januari – Juni
2014
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2025213-supervisi-akademik/(Diakses
26/11/2015).

19

Anda mungkin juga menyukai