Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping

dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang

menguntungkan (eksternalitas positif) maupun yang merugikan (eksternalitas negatif).

Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat ataupun

Pemerintah Daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dapat memberikan

manfaat kepada masyarakat (eksternalitas positif), akan tetapi kadang-kadang juga

bisa menimbulkan efek samping yang merugikan (eksternalitas negatif).

Tulisan ini akan membahas dampak yang menguntungkan (eksternalitas

positif) maupun yang merugikan (eksternalitas negatif) atas pelaksanaan program dan

kegiatan Pemerintah Daerah, yang dalam tulisan ini akan mengidentifikasi dampak

eksternalitas pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Badung

khususnya Program Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) seperti

dijabarkan didalam APBD Kabupaten Badung.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut : Identifikasi kasus terhadap eksternalitas positif dan negatif di daerah

kita, khususnya atas pelaksanaan Program Pola Pembangunan Nasional Semesta

Berencana (PPNSB) seperti dijabarkan didalam APBD Kabupaten Badung terhadap

masyakarat Badung.

1
1.3. Tujuan Penulisan

Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah

Keuangan Negara dan Daerah, sehingga para pihak yang berkepentingan baik dosen

dan/atau mahasiswa maupun para pembaca lainnya mengetahui tentang permasalahan

tersebut.

1.4. Teori

1.4.1. Pengertian eksternalitas

Berbagai pendapat mengemukakan teorinya tentang pengertian

eksternalitas. Munculnya istilah eksternalitas tidak lepas dari nama besar

ekonom Alfred Marshall. Marshall mengatakan bahwa eksternalitas timbul

ketika suatu variabel yang dikontrol oleh suatu agen ekonomi tertentu

mengganggu fungsi utilitas (fungsi kegunaan) agen ekonomi lain. Istilah ini

merujuk pada suatu pengertian bahwa kegiatan produksi suatu barang dapat

menghasilkan manfaat atau biaya yang belum tercakup pada perhitungan

proses produksi dari barang tersebut. Demikian juga, kegiatan konsumsi suatu

barang oleh seseorang dapat meningkatkan nilai guna pada pemiliknya atau

pada orang lain. Atau bisa juga menimbulkan dampak negatif pada orang lain

yang berarti menurunkan daya guna orang yang bukan pemilik dari barang

yang dikonsumsi tersebut. Adanya manfaat, biaya, penurunan atau peningkatan

nilai guna yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan produksi atau konsumsi yang

belum dikalkulasi disebut sebagai output eksternal. Dikatakan eksternal karena

mekanisme pasar tidak/belum bisa memasukkan semua biaya atau manfaat

tersebut, sehingga dianggap sebagai biaya atau manfaat sosial. Artinya, harga

barang yang diproduksi atau yang dikonsumsi belum mencerminkan

2
nilai/harga sesungguhnya dari barang tersebut karena adanya dampak-dampak

eksternal yang tidak/belum dapat dikalkulasi.

Pendapat oleh Rosen (1988) menyatakan bahwa eksternalitas terjadi

ketika aktivitas suatu satu kesatuan mempengaruhi kesejahteraan kesatuan

yang lain yang terjadi di luar mekanisme pasar (non market mechanism). Tidak

seperti pengaruh yang ditransmisikan melalui mekanisme harga pasar,

eksternalitas dapat mempengaruhi efisiensi ekonomi. Fisher (1996)

mengatakan bahwa eksternalitas terjadi bila satu aktivitas pelaku ekonomi

(baik produksi maupun konsumsi) mempengaruhi kesejahteraan pelaku

ekonomi lain dan peristiwa yang ada terjadi di luar mekanisme pasar. Sehingga

ketika terjadi eksternalitas, maka private choices oleh konsumen dan produsen

dalam private markets umumnya tidak menghasilkan sesuatu yang efisien

secara ekonomi.

Berdasarkan pada definisi di atas dapat dijelaskan bahwa eksternalitas

adalah biaya yang harus ditanggung atau manfaat tidak langsung yang

diberikan dari suatu pihak akibat aktivitas ekonomi. Eksternalitas dapat

digambarkan sebagai efek yang dirasakan oleh suatu pihak yang ditimbulkan

oleh tindakan pihak lain. Eksternalitas muncul ketika seseorang atau

perusahaan mengambil tindakan yang mempunyai efek bagi seseorang ataupun

perusahaan, efek tersebut tidak dibayar oleh individu atau perusahaan yang

bertindak.

3.1.2 Jenis-jenis eksternalitas

Jenis-jenis eksternalitas ditinjau dari segi dampaknya dibagi menjadi dua yaitu:

a. Eksternalitas positif. Eksternalitas positif adalah tindakan suatu pihak yang

memberikan manfaat bagi pihak lain, tetapi manfaat tersebut tidak

3
dialokasikan di dalam pasar. Jika kegiatan dari beberapa pihak

menghasilkan manfaat bagi pihak lain dan pihak yang menerima manfaat

tersebut tidak membayar atau memberikan harga atas manfaat tersebut

maka nilai sebenarnya dari kegiatan tersebut tidak tercermin dalam kegiatan

pasar. Contoh dari eksternalitas positif ini adalah dengan adanya suntikan

antibodi terhadap suatu penyakit, maka suntikan tersebut selain bermanfaat

bagi orang yang bersangkutan juga bermanfaat bagi orang lain yakni tidak

tertular penyakit.

b. Eksternalitas negatif. Eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan

pada orang lain di luar sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif.

Contoh dari eksternalitas negatif adalah pencemaran lingkungan. Misalnya

di daerah industri, pabrik-pabrik sering mencemari udara dan orang-orang

di sekitarnya harus menderita konsekuensi negatif dari udara yang tercemar

meskipun mereka tidak ada hubungannya dengan memproduksi polusi.

Contoh eksternalitas negatif adalah ketika seseorang merokok dan orang

yang berada disampingnya mencium asap rokok tersebut. Itu berarti orang

yang mencium asap rokok tersebut menerima dampak negatif atau dengan

kata lain dirugikan karena tindakan orang yang merokok tersebut.

3.1.2 Dampak dari eksternalitas

Dampak dari eksternalitas positif dan negatif masing-masing juga dapat

terjadi dalam dua kegiatan ekonomi yaitu produksi dan konsumsi, yang

dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Dampak eksternalitas positif kegiatan produksi adalah dampak yang

menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak

terhadap pihak lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang

4
diuntungkan. Meskipun banyak pasar dimana biaya sosial melebihi

biaya pribadi, ada pula pasar-pasar yang justru sebaliknya, yakni biaya

pribadi (pivate cost) para produsen lebih besar dari biaya sosialnya

(social cost). Di pasar inilah, eksternalitasnya bersifat positif, dalam arti

menguntungkan pihak lain (selain produsen dan konsumen). Misalnya

pengusaha madu memelihara lebah untuk menghasilkan madu, maka

lebah akan mencari madu dan menguntungkan pengusaha anggrek

padahal pengusaha madu tak memperhatikan eksternatitas yang positif

yang ditimbulkan sehingga menyebabkan kecenderungan menentukan

tingkat produksi yang terlalu rendah dilihat dari efisiensi seluruh

masyarakat.

b. Dampak eksternalitas negatif kegiatan produksi adalah efek samping

yang negatif dari suatu tindakan dari pelaku ekonomi (katakanlah suatu

perusahaan) yang diderita oleh pihak yang tidak terlibat dalam tindakan

ekonomi tersebut. Misalnya jika pabrik gula menghasilkan polusi.

Perusahaan tersebut dalam kegiatannya tidak akan memperhitungkan

biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak luar ataupun keuntungan yang

didapat dan pihak luar.

c. Dampak eksternalitas positif dalam kegiatan konsumsi. Contohnya

adalah konsumsi pendidikan. Semakin banyak orang yang terdidik,

masyarakat atau pemerintahnya akan diuntungkan. Pemerintah akan

lebih mudah merekrut tenaga-tenaga cakap, sehingga pemerintah lebih

mampu menjalankan fungsinya dalam melayani masyarakat.

d. Dampak eksternalitas negatif dalam kegiatan konsumsi. Merupakan

konsumsi barang yang mengakibatkan kerugian yang harus ditanggung

5
oleh pihak lain. Konsumsi minuman beralkohol, misalnya, mengandung

eksternalitas negatif jika si peminum lantas mengemudikan mobil dalam

keadaan mabuk atau setengah mabuk, sehingga membahayakan pemakai

jalan lainnya.

1.5. Metode Penulisan

Tulisan ini dibuat dengan menggunakan metode pengumpulan data dari

berbagai macam sumber antara lain :

- Berbagai media daring dan artikel di internet yang dicari menggunakan mesin

pencari Google dengan keyword “pengertian dan jenis eksternalitas”, “contoh

kasus eksternalitas”, “PPNSB Kabupaten Badung”.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Program Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) Kabupaten

Badung

Pemerintah Kabupaten Badung meluncurkan program Pola Pembangunan

Nasional Semesta Berencana (PPNSB) Kabupaten Badung sesuai yang telah

dijabarkan dalam Perda Nomor 13 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana Kabupaten Badung Tahun 2016-

2021.

Konsep PPNSB tersebut dijabarkan pelaksanaannya dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Badung dan di tahun pertama

dijabarkan dalam APBD Kabupaten Badung Tahun 2016. Secara rinci dijabarkan di

dalam program dan kegiatan sesuai masing-masing bidang oleh Organisasi Perangkat

Daerah terkait.

Salah satu pelaksanaan PPNSB di bidang pendidikan adalah pemberian laptop

kepada siswa kelas V dan VI SD Negeri se-Badung dan laptop kepada 314 guru kelas

VI SD serta pengadaan pakaian seragam siswa kelas I SD Negeri di Badung.

Pemerintah Kabupaten Badung juga mengambil kebijakan dengan menggratiskan

pendidikan di tingkat SD dan SMP.

Penerapan PPNSB di bidang pertanian adalah pemberian bantuan hibah yang

diserahkan meliputi penyerahan alat dan mesin pertanian kepada para petani berupa 12

unit hand tractor (traktor tangan), 30 unit pompa air, 20 unit rice transplanter, 10 unit

power thresser dan pemberian 100 ekor sapi kepada 21 kelompok ternak sapi.

7
Di bidang kesehatan, diserahkan 62 unit ambulan desa yang didukung oleh 372

tenaga ambulan, pengoperasian 125 fasilitas kesehatan tingkat pertama yang melayani

program Krama Badung Sehat (KBS) bekerja sama dengan BPJS Kesehatan,

pemberian Kartu Krama Badung Sehat (KBS) kepada 464.622 penduduk Badung.

Dilakukan pula penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pemkab Badung dengan

BPJS Kesehatan Cabang Denpasar tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan

Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) melalui KBS. Selain itu diresmikan

pengoperasian satu mobil layanan kesehatan perempuan (deteksi kanker payudara dan

kanker serviks) dan pengangkatan 609 tenaga jumantik.

Ada pula penyerahan 10 unit dump truck kepada 10 desa adat dan dua mobil

pick up dump kepada dua desa adat, 122 unit mobil patroli kepada pecalang desa adat,

serta sertifikat lulus uji kompetensi kepada 800 tenaga kerja di sektor pariwisata dan

pemberian hibah barang berupa 30 unit alat tenun kepada kelompok pengerajin.

Selain itu, dalam bidang jaminan sosial dan ketenagakerjaan, Pemerintah

Kabupaten Badung telah menjalankan program jaminan sosial kematian krama

Badung dan pembinaan kepada penyandang disabilitas dan warga lanjut usia miskin di

Kabupaten Badung serta memberikan dana sosial bagi penunggu pasien di kelas III

dengan nilai maksimal lima juta rupiah.

Di bidang seni, adat agama dan budaya, Pemerintah Kabupaten Badung juga

memberikan perhatian penuh dengan membantu pembangunan pura-pura di desa adat

serta memberikan bantuan dana upakara. Untuk kebutuhan seka teruna juga sangat

didukung, baik itu kebutuhan gong, alat musik, sarana olahraga, Pemerintah

Kabupaten Badung juga akan penuhi. Termasuk pemberdayaan seka-seka dan sanggar

seni juga akan menjadi perhatian pemerintah.

8
2.2 Eksternalitas atas Program Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB)

Kabupaten Badung

Lebih banyak dampak yang menguntungkan (eksternalitas positif) atas

Program Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) Kabupaten

Badung. Seperti pada program pemberian laptop, dimana pada era serba teknologi

seperti sekarang, penggunaan laptop bisa menunjang proses belajar siswa. Banyak

pihak yang menyatakan mengapresiasi program ini untuk mencerdaskan anak bangsa,

khususnya anak-anak di Kabupaten Badung. Laptop adalah sarana untuk menggali dan

menambah ilmu pengetahuan. Sebab sumber ilmu pengetahuan tidak hanya diperoleh

dari seorang guru saja. Akan tetapi, dengan adanya laptop, bukan berarti kehadiran

guru tidak diperlukan lagi. Kehadiran guru masih mutlak diperlukan, karena melalui

gurulah para siswa belajar budaya, sopan santun dan disiplin. Laptop tidak bisa

memberikan itu. Tapi ilmu pengetahuan tambahan bisa datang dari berbagai sumber,

salah satunya media laptop.

Manfaat yang besar juga dirasakan oleh para petani penerima bantuan hibah,

dimana dengan bantuan alat dan mesin pertanian maka produksi dan produktivitas

pertanian meningkat sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

Sedangkan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Badung di bidang

kesehatan adalah masyarakat Badung dapat menikmati layanan kesehatan secara

gratis. Pemerintah Kabupaten Badung membiayai sepenuhnya masyarakat yang

berobat di puskesmas, RSUD Mangusada, RS Sanglah, klinik swasta serta dokter

umum yang telah diajak kerjasama. Berapapun biayanya Pemerintah Kabupaten

Badung akan tanggung sehingga biaya-biaya yang seharusnya dipergunakan untuk

berobat dapat digunakan untuk keperluan yang lain.

9
Program di bidang seni, adat agama dan budaya dilakukan untuk membantu

meringankan beban masyarakat yang dinilai waktu dan dana masyarakat kebanyakan

habis di adat.

Dengan memperhatikan uraian diatas dapat dikatakan bahwa Pelaksanaan

Program Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) lebih banyak

memberikan manfaat yang menguntungkan kepada masyakat Badung (eksternalitas

positif) daripada yang merugikan (eksternalitas negatif). PPNSB diharapkan apat

selalu memberikan kesejahteraan dan membahagiakan masyarakat Badung sehingga

kebutuhan dasar, wajib, dan pilihan dari masyarakat dapat tercapai.

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pelaksanaan Program Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana

(PPNSB) seperti dijabarkan didalam APBD Kabupaten Badung terhadap masyakarat

Badung, lebih banyak memberikan manfaat yang menguntungkan (eksternalitas

positif) daripada yang merugikan (eksternalitas negatif).

3.2. Saran

Pelaksanaan Program Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana

(PPNSB) agar dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga

manfaatnya dapat dirasakan secara terus menerus dan berkesinambungan oleh

masyarakat Badung.

11
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan perundang-undangan

Perda Nomor 13 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Semesta Berencana Kabupaten Badung Tahun 2016-2021

Artikel daring

read:http://kampus4u.blogspot.com/2016/04/eksternalitas.html

http://muthiafirariani.blogspot.com/2013/11/ekonomi-publik-eksternalitas.html

https://www.kompasiana.com/prabu.siagian/550ac5798133117713b1e2e0/pemahaman
-sederhana-tentang-eksternalitas-beserta-contoh-nyatanya

http://artha-harianja.blogspot.com/2014/12/kasus-eksternalitas-eksternalitas.html

http://d-datakuliah.blogspot.com/2012/05/makalah-eksternalitas-positif-dan.html

Media daring

https://panbelog.wordpress.com/2016/12/16/program-pola-pembangunan-nasional-
semesta-berencana-kabupaten-badung-3/

http://baliportalnews.com/2016/12/hari-bupati-badung-luncurkan-ppnsb-serahkan-8-
636-laptop-62-ambulance-desa-dan-122-mobil-pecalang/

https://www.nusabali.com/berita/9466/megawati-luncurkan-program-ppnsb-di-badung

https://www.nusabali.com/berita/31343/sukses-ppnsb-di-badung-akan-menular-di-
seluruh-bali

12
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul ”Penanggulangan Bencana Tanah

Longsor di Kabupaten Badung” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan perlu

pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap

semoga gagasan pada tulisan ini dapat bermanfaat bagi dosen dan/atau mahasiswa pada

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Denpasar, Mei 2018

Penulis

13
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………..2

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………….2

1.4 Teori ……………………………………………………………………………3

1.5 Metode Penulisan …………………………………………………………..6

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………8

2.1 Penanggulangan Bencana di Kabupaten Badung ………………………………8

2.2 Penanggulangan Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Badung ………….14

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………22

3.1 Kesimpulan ……………………………………..…………………………8

3.2 Saran ……………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….23

14
ii
TUGAS MATA KULIAH

KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH

IDENTIFIKASI KASUS TERHADAP EKSTERNALITAS POSITIF DAN

NEGATIF ATAS PELAKSANAAN PROGRAM POLA PEMBANGUNAN

NASIONAL SEMESTA BERENCANA (PPNSB) SEPERTI DIJABARKAN DALAM

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN

BADUNG TERHADAP MASYAKARAT BADUNG

Oleh:

PUTU MARINI, S.STP

NIM. 2017 101 0820

Dosen :

Putu Mahardika Adi Saputra, SE, M.Si, MA, PhD

Program Pasca Sarjana Univeritas Ngurah Rai

Tahun 2018

15
16

Anda mungkin juga menyukai