Anda di halaman 1dari 69

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian PLTMH

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro-hidro (PLTMH), biasa disebut mikro-

hidro, adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air

sebagai penggeraknya, misalnya saluran irigasi, sungai atau air terjun alam,

dengan cara memanfaatkan tinggi terjunnya (head, dalam meter) dan jumlah debit

airnya (m3/detik). Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro ( PLTMH )

Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro ( PLTMH ) adalah pembangkit listrik

berskala kecil dengan out put antara 1MW – 10 MW yang memanfaatkan aliran air

sebagai sumber tenaga. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan dan layak

disebut dengan clean energi karena ramah lingkungan. Dari segi teknologi, PLTMH

memiliki konstruksi yang masih sederhana dan mudah dioperasikan serta mudah

dalam perawatan dan penyediaan suku cadang. Dari segi ekonomi, biaya operasi dan

perawatannya relatih murah sedangkan investasinya cukup bersaing dengan

pembangki listrik lainnya. Secara sosial, PLTMH lebih mudah diterima masyarakat

luas dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya seperti PLTN.

Prinsip kerja PLTMH adalah memanfaatkan beda tinggi dan jumlah debit air per

detik yang ada pada aliran atau sungai. Air yang mengalir melalui intake dan

diteruskan oleh saluran pembawa hingga penstock, akan memutar poros turbin

sehingga menghasilkan energi mekanik. Turbin air akan memutar generator dan

menghasilkan listrik

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1. menunjukkan contoh keseluruhan sistem PLTMH.

Gambar 2.1 Bagan sebuah PLTMH

Penjelasan

Komponen – komponen PLTMH

1. Bendung dan Bangunan Penyadap

Gambar 2.2. Desain Tiga Dimensi Dan Komponen-Komponen Intake

Terkait.

Universitas Sumatera Utara


1.1 Pengertian Dan Fungsi Umum

1.1.1.Bendung ( weir )

Bendungan berfungsi untuk menaikkan / mengontrol tinggi air sungai

sehingga air dapat dialihkan kedalam intake.

(a) (b)

Gambar 2.3. Bendungan

• Sayap Bendung ( wings wall )

Sayap bendung terbuat dari pasangan batu kali, gunanya untuk mencegah

erosi tepi sungai dan banjir yang dapat menghancurkan pekerjaan sipil.

• Penahan Gerusan

Penahan gerusan terbuat dari pasangan batu/beronjong gunanya untuk

mencegah erosi dasar sungai di hilir bendung.

• Pintu Gerusan dan Saluran Penguras ( flushing gate and flushing canal ) Pintu

penguras dipasang diantara bendung dan intake yang dibutuhkan untuk

mencegah terjadinya endapan didaerah intake. Air yang digunakan untuk

mengguras dialirkan melalui saluran penguras yang kemudian dialirkan

kembali ke sungai pada sisi setelah bendung.

• Bangunan Pengalih ( intake )

Universitas Sumatera Utara


Bangunan pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka

di bagian sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap.

(a) (b)

Gambar 2.4. Intake

• Saluran Pengalih (intake channel )

Saluran pengalih berfungsi untuk mengalirkan air dari intake ke saluran

pembawa. Saluran intake terbuat dari pasngan bau kali dan diengakapi

dengan pelimpah samping dan pintu intake.

(a) (b)

Gambar 2.5. Saluran Pengalih

Universitas Sumatera Utara


• Pintu intake

Pintu intake berguna untuk menutup dan membuka saluran intake, menutup

saluran biasanya dilakukan pada saat pemeliharaan atau terjadinya renovasi

pada saluran. Atau pada saat banjir digunakan untuk mengurangi volume air

yang masuk ke saluran.

(a) (b)

Gambar 2.6. Pintu Intake

1.1.2. Saluran Pembawa ( headrace )

Merupakan saluran yang mengalirkan air dari saluran intake menuju pipa pesat

dengan menjaga ketinggian muka airnya. Tipe Saluran Pembawa biasanya sangat

tergantung pada kondisi topografi geologi daerah yang dilewati, dan dapat berupa

saluran terbuka, pipa ataupun terowongan. Konstruksi saluran pembawa dapat

berupa pasangan batu kali atau hanya berupa tanah yang digali. Jika saluran

pembawa panjang perlu dilengkapi dengan saluran pelimpah untuk setiap jarak

tertentu karena jika terjadi banjir pada saluran tersebut, maka kelebihan air akan

terbuang melalui saluran pelimpah.

Universitas Sumatera Utara


(a) (b)

Gambar 2.7. Saluran pembawa

1.1.3. Bak pengendap ( settling basin )

Bak pengendap ini biasanya seperti kolam yang dibuat dengan memperdalam

dan memperlebar sebagian saluran pembawa dan menambahnya saluran penguras.

Fungsimya untuk mengendapkan pasir dan kotoran yang hanyut sehingga air yang

masuk keturbin relatif bersih.

1.1.4. Bak Penenang ( forebay)

Bak Penenang (Forebay) terletak diujung saluran pembawa. Fungsi bak penenang

secara kasar ada dua jenis yaitu :

a. Mengontrol perbedaan debit dalam penstock dan sebuah saluran pembawa karena

fluktuasi beban

b. Pemindahan sampah terakhir (tanah dan pasir, kayu yang mengapung, dll.) dalam

air yang mengalir.

Bak penenang dilengkapi dengan :

a. Saluran pelimah untuk air yang berlebih ( over flow )

Universitas Sumatera Utara


b. Lubang untuk menguras bak dan sedimen,

c. Saringan untuk mencegah masuknya sampah yang mengapung.

(c)

(d)

Gambar 2.8.Bak Penenang

Universitas Sumatera Utara


1.1.5. Pipa pesat ( penstock

Pipa pesat dapat terbuat dari logam atau plastik dengan diameter yang

berbeda-beda. Spesifi kasi dan ukuran detil pipa disediakan oleh desainer di

dalam gambar desain dan spesifikasi. Beberapa jenis bahan pipa pesat dapat

dilihat sebagai berikut:

a. Pipa PVC

Pipa PVC dapat disambung dengan soket yang di lem atau dengan sealing

karet. Pipanya harus terlindung dari sinar matahari; yang paling baik adalah

dengan cara ditimbun di dalam tanah (lihat bagian ‘penimbunan’ untuk

detilnya). Apabila tidak ditimbun, pipa mesti dibungkus dengan material yang

bisa melindungi dari sinar matahari (misalnya dengan dengan plastik dan di

ikat dengan kawat).

b. Pipa Baja

Pipa besi bisa berupa pipa yang dibuat dari lembaran baja atau pipa bikinan

pabrik dengan ukuran sedemikian rupa sehingga mudah untuk diangkut

dengan alat transportasi, mudah dipasang dan mudah disambung. Pipa yang

terbuat dari gulungan lembaran baja biasanya sudah digulung dibengkel,

yang kemudian dilas di lokasi PLTMH. Penyambungan ruas ruas pipa besi

dapat dilakukan dengan cara dilas di lokasi atau dengan flange yang di

sambung dengan baut.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendisain dan

perawatan pipa pesat:

Universitas Sumatera Utara


• Sambungan Pada Pipa.

Sambungan muai (Expansion joint) harus di pasang pada pipa pesat yang

terbuat dari besi jika jarak antara dua angkur blok lebih dari 2 meter.

Sambungan muai menjaga pergerakan memanjang pipa yang di sebabkan

oleh:

• perbedaan suhu, terutama pada saat pipa berisi air dan pada saat pipa kosong

dan terkena sinar matahari.

• perubahan gaya hidrostatik di dalam pipa yang cenderung

merenggangkan/memisahkan pipa atau sambungannya.

Sambungan muai biasanya dibuat dari baja ringan. Sambungan muai yang

paling umum digunakan adalah sambungan muai sarung (sleeve expansion

joint) yang dilengkapi dengan pack ing ring asbes dan pack ing gland untuk

menghentikan kebocoran air. Untuk PLTMH tertentu sambungan muai

belos/apar (bellow-expansion-joint) dapat digunakan seperti yang terlihat

pada gambar berikut.

(a) (b)

Gambar 3.0.Sambungan Pipa Pesat

Universitas Sumatera Utara


• Perlindungan Terhadap Karat.

Pelindung karat untuk pipa pesat besi juga sangat diperlukan untuk menjaga

ketahanan pipa pada korosi. Perlindungan karat pipa besi yang di atas tanah harus

di lapisi dengan satu lapisan primer (meni besi) dan kemudian dua lapisan akhir

tar epoxy atau cat besi. Untuk pipa pesat besi yang di timbun dalam tanah,

lapisan akhir harus terdiri dari tiga lapisan cat besi.

• Balok Angkur.

Blok angkur merupakan struktur beton kokoh yang diperlukan untuk menahan

gaya yang terjadi di dalam pipa pesat. Blok angkur di bak penenang (awal pipa

pesat) dan di rumah turbin (yang masuk ke turbin) sangat penting. Tambahan

blok angkur juga di perlukan

apabila terjadi perubahan arah pipa (belokan vertikal dan horizontal) dan

perubahan (reduksi) diameter.

• Penyangga Pipa Pesat.

Pipa pesat yang di pasang di atas tanah harus dilengkapi dengan penyangga

sepanjang pipa pesat seperti yang dijelaskan dalam gambar disain di bawah ini.

Penyangga ini terbuat pasangan batu kali. Sebagian PLTMH menggunakan profil

baja pada kondisi yang curam atau relatif vertikal. Struktur penyangga pipa pesat

dibuat agar pipa pesat tersebut tidak sulit untuk bergerak memanjang karena

pemuaian/kontraksi tetapi dengan gesekan yang minimum. Untuk itu permukaan

pipa pesat yang bergesekan dengan penyangganya harus dilapisi dengan aspal

bitumen atau material lainnya (plastik, baja berpelumas) . Saluran kecil sebaiknya

Universitas Sumatera Utara


dibuat untuk menguras air (hujan atau bocor) dari permukaan kontak pipa dan

penyangga.

(a)

1.1.5. Turbin dan generator ( turbine and generator )

Turbin mengubah atau mengkonversikan energi potensial air menjadi energi

mekanik berupa putaran poros turbin. Putaran poros turbin ini yang akan

diteruskan untuk memutar poros generator.Turbin berfungsi untuk

mengkonversi energi aliran air menjadi energi putaran mekanis.

Universitas Sumatera Utara


(a) (b)

Gambar 3.3. Turbin dan Generator

1.1.6. Rumah pembangkit (power house)

Rumah pembangkit dibangun untuk menampung dan melindungi peralatan

turbin dan generator (dinamo) dari orang yang tidak berkepentingan dan dari

kerusakan yang mungkin timbul akibat cuaca. Di dalam rumah turbin

biasanya juga terdapat tempat untuk swith board, transformer ( jika

diperlukan) dan area untuk pekerjaan pemeliharaan termasuk lemari/rak

untuk peralatan dan suku cadang.

Tata letak peralatan-peralatan ini menentukan ukuran dari rumah turbin. Perlu

pula disediakan ruang yang cukup untuk pembongkaran unit turbin-generator

di dalam rumah pembangkit. Area yang di perlukan untuk pekerjaan tersebut

sekurang-kurangnya satu setengah (1.5) kali dari area unit turbin ketika

beroperasi. Pintu rumah pembangkit harus cukup besar agar komponen

terbesar peralatan mekanikal elektrikal dapat masuk ke dalamnya.

Universitas Sumatera Utara


(c)

Gambar 3.4. Power House

1.1.7. Saluran pembuang (tail race).

Saluran pembuang mengalirkan air dari turbin kembali ke sungai. Saluran

pembuang perlu didesain cukup luas agar air buangan turbin dapat mengalir

dengan aman. Dinding pengaman pada sungai dan posisi ketinggian lantai

rumah turbin dibuat cukup tinggi, yaitu di atas tinggi muka air maksimum

pada saat banjir. Perlu diperhatikan erosi dan endapan dalam saluran

pembuang. Erosi dapat berbahaya untuk stabilitas bangunan.

Pembangkit tenaga air merupakan suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga

air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan

menggunakan turbin air dan generator.Daya yang keluar dari generator dapat

diperoleh dari perkalian efisiensi turbin dan generator dengan daya yang keluar

secara teoritis.

Bentuk pembangkit tenaga mikro hidro adalah bervariasi, tetapi prinsip

Universitas Sumatera Utara


kerjanya adalah sama, yaitu:

"Perubahan tenaga potensial air menjadi tenaga elektrik (listrik)". Perubahan

memang tidak langsung, tetapi berturut-turut melalui perubahan sebagai berikut :

 Tenaga potensial……. Tenaga kinetik

 Tenaga kinetik…….. Tenaga mekanik

 Tenaga mekanik……. Tenaga listrik

Tenaga potensial adalah tenaga air karena berada pada ketinggian. Tenaga

kinetik adalah tenaga air karena mempunyai kecepatan. Tenaga mekanik adalah

tenaga kecepatan air yang terus memutar kincir / turbin. Tenaga elektrik adalah hasil

dari generator yang berputar akibat berputarnya kincir / turbin.

Prinsip kerja PLTMH yang paling utama adalah memanfaatkan semaksimal

mungkin energi air yang dapat ditangkap oleh peralatan utamanya yang disebut

turbin/kincir air. Efisiensi kincir air yang dipilih untuk menangkap energi air tersebut

menentukan besarnya energi mekanik atau energi poros guna memutar generator

listrik.

Umumnya PLTMH yang dibangun jenis run off river dimana head diperoleh

tidak dengan membangun bendungan besar, melainkan dengan mengalihkan aliran

air sungai ke satu sisi dari sungai dan menjatuhkannya lagi ke sungai pada suatu

tempat dimana beda tinggi yang diperlukan sudah diperoleh. Dengan menggunakan

pipa, air dialirkan kerumah pembangkit (power house) yang biasanya dibangun di

pinggir sungai. Kemudian air akan menyemprot keluar memutar roda turbin

(runner), kemudian air tersebut dikembalikan ke sungai asalnya. Energi mekanik

putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.

Universitas Sumatera Utara


Pembangkit listrik tenaga air dibawah ukuran 300 KW digolongkan

sebagai PLTMH.Dalam perencanaan pembangunan sebuah. PLTMH, diperlukan

pengetahuan tentang:

 Hidrologi

 Kelistrikan

 Bangunan sipil

 Permesinan

 Ekonomi untuk studi kelayakan.

1.1.1. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ( PLTMH

a. Mempunyai beberapa keuntungan yang tidak dapat dipisahkan, seperti

berikut ini:

1. Lokasi sumber daya air untuk PLTM dan PLTMH pada umunya berada di

wilayah pedesaan dan desa terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik.

2. Tenaga utama menggunakan air, yang merupakan sumber energi yang abadi

tidak seperti bahan bakar untuk PLTU atau PLTN yang menggunakan bahan

bakar fosil atau nuklir.

3. Biaya pengoperasian dan pemeliharan PLTMH sangat rendah jika

dibandingkan dengan PLTU atau PLTN.

4. Melayani kebutuhan aktual daya listrik di wilayah pedesaan terpencil yang

urnumnya rendah dengan daya beli masyarakat yang juga rendah,

Universitas Sumatera Utara


5. PLTMH cukup sederhana untuk dimengerti dan cukup mudah untuk

dioperasikan.

6. Perkembangan mutakhir yang telah dicapai pada pengembangan turbin air,

telah dimungkinkan untuk memanfaatkan jenis turbin yang sesuai dengan

keadaan setempat.

7. Pengembangan PLTMH dengan memanfaatkan arus sungai dapat

menimbulkan manfaat lain seperti pariwisata, perikanan, irigasi dan

pengendalian banjir. Dan

8. Meningkatkan kegiatan perekonomian sehingga diharapkan dapat menambah

penghasilan masyarakat.

b. Adapun kelemahan PLTMH diantaranya yang paling menonjol :

1. Sangat tergantung pada aliran sungai secara alamiah. Sedangkan aliran sungai

tersebut sangat bervariasi sehingga pada umumnya tenaga andalan atau

tenaga mantap akan sangat kecil jika dibandingkan dengan kapasitas totalnya.

2. Tidak mampu menghasilkan tenaga yang besar.

1.2. Debit Andalan

Debit andalan adalah debit yang selalu tersedia sepanjang tahun. Dalam

penelitian ini debit andalan merupakan debit yang memiliki probabilitas 80%.

Debit dengan probabilitas 80% adalah debit yang memiliki kemungkinan terjadi di

bendung sebesar 80% dari 100% kejadian. Jumlah kejadian yang dimaksud adalah

jumlah data yang digunakan untuk menganalisis probabilitas tersebut. Jumlah data

Universitas Sumatera Utara


minimum yang diperlukan untuk analisis adalah lima tahun dan pada umumnya

untuk memperoleh nilai yang baik data yang digunakan hendaknya berjumlah 10

tahun data.

Guna mendapatkam kapasitas PLTM, tidak terlepas dari perhitungan berapa

banyak air yang dapat diandalakan untuk membangkitkan PLTM. Debit anadalan

adalah debit minimum (terkecil) yang masih dimungkinkan untuk keamanan

operasional suatu bangunan air, dalam hal ini adalah PLTM.

Debit minimum sungai dianalisis atas dasar debit hujan sungai. Dalam

evaluasi kinerja Listrik Tenaga Mikrohidro ini, dikarenakan minimalnya data maka

metode perhitungan debit andalan menggunakan metode simulasi perimbangan air

dari Dr. F.J.Mock (KP.01,1936). Dengan data masukan dari curah hujan di Daerah

Aliran Sungai, evapotranspirasi, vegetasi dan karakteristik geologi daerah aliran.

Metode ini menganggap bahwa air hujan yang jatuh pada daerah aliran

(DAS) sebagian akan menjadi limpasan langsung dan sebagian akan masuk tanah

sebagai air infiltrasi, kemudian jika kapasitas menampung lengas tanah sudah

terlampaui, maka air akan mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi

1.2.1. Curah Hujan

Data jumlah curah hujan (CH) rata -rata untuk suatu daerah tangkapan air

(catchment area) atau daerah aliran sungai (DAS) merupakan informasi yang

sangat diperlukan oleh pakar bidang hidrologi. Dalam bid ang pertanian data CH

sangat berguna, misalnya untuk pengaturan air irigasi , mengetahui neraca air

lahan, mengetahui besarnya aliran permukaan (run off).

Universitas Sumatera Utara


Untuk dapat mewakili besarnya CH di suatu wilayah/daerah diperlukan

penakar CH dalam jumlah yang cukup. Semakin banyak penakar dipasang di

lapangan diharapkan dapat diketahui besarnya rata -rata CH yang menunjukkan

besarnya CH yang terjadi di daerah tersebut. Disamping itu juga diketahui

variasi CH di suatu titik pengamatan.

Menurut (Hutchinson, 1970 ; Browning, 1987 dalam Asdak C. 1995)

Ketelitian hasil pengukuran CH tegantung pada variabilitas spasial CH, maksudnya

diperlukan semakin banyak lagi penakar CH bila kita mengukur CH di suatu

daerah yang variasi curah hujannya besar. Ketelitian akan semakin meningkat

dengan semakin banyak penakar yang dipasang, tetapi memerlukan biaya mahal

dan juga memerlukan banyak waktu dan tenaga dalam pencatatannya di lapangan.

1.2.2. Cara rata-rata aritmatik

Cara rata-rata aritamatik adalah cara yang paling mudah diantara cara lainnya

(poligon dan isohet). Digunakan khususnya untuk daerah seragam dengan variasi CH

kecil. Cara ini dilakukan dengan mengukur serempak untuk Penuntun Praktikum

Agrohidrologi (oleh Ir. M. Mahbub PS Ilmu Tanah Unlam) I -2 lama waktu tertentu

dari semua alat penakar dan dijumlahkan seluruhnya. Kemudian hasil

penjumlahannya dibagi dengan jumlah penakar hujan maka akan dihasilkan rata-rata

curah hujan di daerah tersebut. Secara matimatik ditulis persamaan sbb:

Rata-rata CH = ( ∑Ri)/n pers. 3 1

dimana Ri = besarnya CH pada stasiun I, n = jumlah penakar (stasiun)

Universitas Sumatera Utara


1.2.3. Cara Poligon (Thiessen polygon)

Cara ini untuk daerah yang tidak seragam dan variasi CH besar. Menurut

Shaw (1985) cara ini tidak cocok untuk daerah bergunung dengan intensitas CH

tinggi. Dilakukan dengan membagi suatu wilayah (luasnya A) ke dalam beberapa

daerah-daerah membentuk poligon (luas masing-masing daerah ai).

Tabel 3. 1Perhitungan prosentasi luas daerah (a i)pada suatu wilayah A (10.000 ha)

Daerah Luas Daerah a1 Tetapan Thiessen* Prosentasi Luas


(ha)

a1 1000 0.10 10%

a2 3000 0.30 30%

a3 1.500 0.15 15%

a4 4.500 0.45 45%

Jumlah A=10.000 1,00 100%

Tabel 3. 2 Perhitungan Curah Hujan rata -rata cara poligon di suatu Wilayah A

Stasiun di daerah Kedalaman CH Ratio s/A Volume CH (cm)


yang terukur (cm) daerah a

a1 6x 0.10 0.60

Universitas Sumatera Utara


a2 10 x 0.30 3.00

a3 8x 0.15 1.20

a4 11x 0.45 4.95

Curah hujan rata-rata wilayah A = 9.75

1.2.4. Metode Meteorological Water Balance Dr. F.J. Mock

Metode ini ditemukan oleh Dr. F.J. Mock pada tahun 1973 dimana metode ini

didasarkan atas fenomena alam dibeberapa tempat di Indonesia. Dengan metode ini,

besarnya aliran dari data curah hujan , karakteristik hidrologi daerah pengaliran dan

evapotranspirasi dapat dihitung. Pada dasarnya metode ini adalah hujan yang jatuh

pada catchment area sebagian akan hilang sebagai evapotranspirasi, sebagian akan

langsung menjadi aliran permukaan (direct run off) dan sebagian lagi akan masuk

kedalam tanah (infiltrasi), dimana infiltrasi pertama-tama akan menjenuhkan top soil,

kemudian menjadi perkolasi membentuk air bawah tanah (ground water) yang

nantinya akan keluar ke sungai sebagai aliran dasar (base flow). Adapun ketentuan

dari metode ini adalah sebagai berikut :

1. Data meteorologi

Data meterologi yang digunakan mencakup :

a. Data presipitasi dalam hal ini adalah curah hujan bulanan dan data curah

hujan harian.

Universitas Sumatera Utara


b. Data klimatologi berupa data kecepatan angin, kelembapan udara, tempratur

udara dan penyinaran matahari untuk menentukan evapotranspirasi potensial

(Eto) yang dihitung berdasarkan metode “ Penman Modifikasi “

2. Evapotranspirasi Aktual ( Ea)

Penentuan harga evapotranspirasi actual ditentuakan berdasarkan persamaan :

E = Eto x d/30 x m ` Pers 3. 1

E = Eto x (m / 20) x (18-n) Pers 3. 2

Ea = Eto – E Pers 3. 3

dimana : Ea = Evapotranspirasi aktual (mm), Eto = Evapotranspirasi potensial

(mm), D= 27 – (3/2) x n, N = jumlah hari hujan dalam sebulan, m =

Perbandingan permukaan tanah tanah yang tidak tertutup dengan tumbuh-

tumbuhan penahan hujan koefisien yang tergantung jenis areal dan

musiman dalam % , m = 0 untuk lahan dengan hutan lebat, M =Untuk

lahan dengan hutan sekunder pada akhir musim dan bertambah 10 % setiap

bulan berikutnya. m = 10 – 40% untuk lahan yang erosi , m = 30 –50 %

untuk lahan pertanian yang diolah ( sawah ).

3. Keseimbangan air dipermukaan tanah ( S)

a. Air hujan yang mencapai permukaan tanah dapat dirumuskan sebagai berikut

S = R – Ea Pers 3. 4

Universitas Sumatera Utara


dimana : S= Keseimbangan air dipermukaan tanah, R = Hujan Bulanan , Ea =

Evapotranspirasi Aktual .

Bila harga positif (R > Ea) maka air akan masuk ke dalam tanah bila

kapasitas kelembapan tanah belum terpenuhi. Sebaliknya bila kondisi kelembapan

tanah sudah tercapai maka akan terjadi limpasan permukaan (surface runoff).

Bila harga tanah S negatif ( R > Ea ) , air hujan tidak dapat masuk kedalam

tanah (infltrasi) tetapi air tanah akan keluar dan tanah akan kekurangan air (defisit).

b. Perubahan kandungan air tanah (soil storage) tergantung dari harga S. Bila S

negatif maka kapasitas kelembapan tanah akan kekurangan dan bila harga S

positif akan menambah kekurangan kapasitas kelembapan tanah bulan

sebelumnya.

c. Kapasitas kelembapan tanah (soil moisture capacity). Didalam

memperkirakan kapasitas kelembapan tanah awal diperlukan pada saat

dimulainya perhitungan dan besarnya tergantung dari kondisi porositas

lapisan tanah atas dari daerah pengaliran. Biasanya diambil 50 s/d 250 mm,

yaitu kapasitas kandungan air didalam tanah per m3. semakin besar porositas

tanah maka kelembapan tanah akan besar pula.

d. Kelebihan Air (water surplus)

e. Besarnya air lebih dapat mengikuti formula sbb :

WS = ΔS - Tampungan tanah Pers 3. 5

Universitas Sumatera Utara


dimana : WS = water surplus, S = R- Ea,Tampungan Tanah = Perbedaan

Kelembapan tanah.

4. Limpasan dan penyimpanan air tanah (Run off dan Ground Water storage ).

a. Infiltrasi (i)

Infiltrasi ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan kemiringan daerah

pengaliran. Daya infiltrasi ditentukan oleh permukaan lapisan atas dari tanah.

Misalnya kerikil mempuyai daya infiltrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan

tanah liat yang kedap air. Untuk lahan yang terjal dimana air sangat cepat menikis

diatas permukaan tanah sehingga air tidak dapat sempat berinfltrasi yang

menyebabkan daya infiltrasi lebih kecil. Formula dari infiltrasi ini adalah sebagai

berikut:

i = Koefisien Infiltrasi x WS Pers 3. 6

dimana : i = Infiltrasi (Koefisien Infiltrasi (i) = 0 s/d 1,0 ), WS = kelebihan air

b. Penyimpanan air tanah (ground water storage).

Pada permulaan perhitungan yang telah ditentukan penyimpanan air awal

yang besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat dan waktu.Persamaan

yang digunakan adalah (sumber : PT. Tricon Jaya, Sistim Planing Irigasi Ongka

Persatuan Kab. Donggala Hal V-4)

Vn = k. (Vn – 1) + ½ (1 + k ) in Pers 3. 7

Universitas Sumatera Utara


dimana : Vn = Volume simpanan ait tanah periode n ( m3), Vn – 1 = Volume

simpanan air tanah periode n – 1 (m3), K = qt/qo = Faktor resesi aliran air tanah

(catchment are recession factor ). Faktor resesi aliran tanah (k) berkisar antara 0 s/d 1

, qt = Aliran tanah pada waktu t (bulan ke t) , qo = Aliran tanah pada awal (bulan ke

0), in = Infiltrasi bulan ke n (mm).

Untuk mendapatkan perubahan volume aliran air dalam tanah mengikuti persamaan :

Vn = Vn - Vn – 1 Pers 3. 8

c. Limpasan (Run off )

Air hujan atau presipitasi akan menempuh tiga jalur menuju kesungai. Satu

bagian akan mengalir sebagai limpasan permukaan dan masuk kedalam tanah lalu

mengalir ke kiri dan kananya membentuk aliran antara. Bagian ketiga akan

berperkolasi jauh kedalam tanah hingga mencapai lapisan air tanah. Aliran

permukaan tanah serta aliran antara sering digabungkan sebagai limpasan

langsung (direc runoff) Untuk memperoleh limpasan, maka persamaan yang

digunakan adalah :

BF = I - (Δ Vn ) Pers 3. 9
Dro = WS – I Pers 3.10

Ron = BF +Dro Pers 3.11

Universitas Sumatera Utara


dimana : BF = Aliran dasar (M3/dtk/km), I = Infltrasi (mm), Vn = Perubahan volume

aliran tanah (M3), Dro = Limpasan Langsung (mm), WS = Kelebihan air , Ron =

Limpasan periode n (M3/dtk/km2)

d. Banyaknya air yang tersedia dari sumbernya.

Persamaan yang digunakan adalah:

Qn = Ron x A Pers 3. 12

dimana : Qn = Banyaknya air yg tersedia dari sumbernya, periode n (m3/dtk) , A =

Luas daerah tangkapan (catchment area) Km2.

1.2.5. Metode FDC

Untuk kepentingan perancangan PLTMH, sangat penting untuk bisa

mendapatkan data debit dari tahun ke tahun sebanyak mungkin sehingga dapat

diketahui berapa banyak air (baik di musim kemarau atau penghujan) yang bisa

dipergunakan untuk menggerakkan turbin. Data ini memberikan masukan paling

mendasar bagi perancang untuk memilih jenis turbin yang paling efisien dan cocok

dengan sumber daya yang ada. Dengan data debit di tangan ditambah dengan data

kebutuhan energi listrik konsumen, maka perancang dapat memilih turbin dan

generator yang cocok bagi sebuah PLTMH yang berdiri sendiri. Dapat dilihat pada

gambar 2.3

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3. 1 Hidrograf dari data sepanjang 16 tahun

Gambar 3. 1 menunjukkan debit air sungai harian yang diukur dalam periode

enam belas tahun. Data di atas merupakan data yang ideal. Namun, faktanya

lapangan menunjukkan bahwa data yang ideal jarang ada.

Gambar 3. 2 Flow Duration Curve (Kurva Durasi Debit Air)

Universitas Sumatera Utara


Flow Duration Curve (FDC) disusun dengan mengelompokkan data debit

berdasarkan besar debitnya lalu memplotkannya pada grafik terhadap 100% waktu

pengukuran. Sebagai contoh, berdasarkan kurva di atas bahwa selama 23% waktu

dalam satu tahun, debit air adalah lebih dari 10 m3 Kurva ini sangat penting

sebagai data bagi perancangan PLTMH. Jika tidak didasarkan pada data yang

mantap maka hasil rancangannya pun akan sangat spekulatif.

Jika tidak ada data yang tersedia, maka diharuskan mengukur dan

merekam debit air setiap hari minimal selama satu tahun untuk mendapatkan

seperti pada gambar berikut:

Gambar 3. 3 Contoh low duration curve dalam satu tahun

Flow Duration Curve (FDC) dihasilkan dari kurva debit aliran sungai

dengan mengelompokkan keseluruhan 365 data yang ada. Berdasarkan Flow

Duration Curve, perancang memperkirakan kapasitas PLTMH yang mungkin.

Proses pendimensian PLTMH tergantung dari debit air dan perkiraan kebutuhan

energi listrik dari konsumen. Idealnya energi listrik PLTMH dapat memenuhi

permintaan listrik sepanjang tahun. Jika permintaan lebih tinggi dari kapasitas yang

tersedia, maka alternatif sumber energi lainnya harus dicari atau usaha-usaha

eisiensi energi perlu dipertimbangkan.

Universitas Sumatera Utara


Jika tidak memungkinkan untuk mendapatkan data dalam jangka waktu

tertentu, maka dianjurkan untuk menggunakan jasa keahlian ahli hidrologi

yang berpengalaman untuk melakukan analisis tersebut.

1.3. Komponen-komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikro-hidro

Komponen-komponen sebuah PLTMH meliputi:

1.3.1. Dam/Bendung pengalih intake (Diversion Weir dan Intake)

Bendung berfungsi untuk menaikkan/mengontrol tinggi air dalam sungai

secara signifikan sehingga memiliki jumlah air yang cukup untuk dialihkan ke dalam

intake pembangkit mikro hidro di bagian sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap

(Settling Basin). Sebuah bendung dilengkapi dengan pintu air untuk membuang

kotoran/lumpur yang mengendap. Perlengkapan lainnya adalah penjebak/saringan

sampah. PLTMH umumnya merupakan pembangklit tipe run off river sehingga

bangunan bendung dan intake dibangun berdekatan. Dengan pertimbangan dasar

stabilitas sungai dan aman terhadap banjir, dapat dipilih lokasi untuk bendung (Weir)

dan intake.

Tujuan dari intake adalah untuk memisahkan air dari sungai atau kolam untuk

dialirkan ke dalam saluran, penstock atau bak penampungan. Tantangan utama dari

bangunan intake adalah ketersediaan debit air yang penuh dari kondisi debit rendah

sampai banjir. Juga sering kali adanya lumpur, pasir dan kerikil atau puing-puing

dedaunan pohon sekitar sungai yang terbawa aliran sungai.

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi Bendung (Weir) dan

Intake, antara lain :

Universitas Sumatera Utara


a. Jalur daerah aliran sungai

Lokasi bendung (Weir) dan intake dipilih pada daerah aliran sungai dimana

terjamin ketersediaan airnya, alirannya stabil, terhindar banjir dan pengikisan

air sungai.

b. Stabilitas lereng yang curam

Oleh karena pemilihan lokasi PLTMH sangat mempertimbangkan head,

sudah tentu pada lokasi lereng atau bukit yang curam. Dalam

mempertimbangkan lokasi bangunan Bendung (Weir) dan Intake hendaknya

mempertimbangkan stabilitas sedimen atau struktur tanahnya yang stabil.

c. Memanfaatkan fasilitas saluran irigasi yang ada di pedesaan.

Pemanfaatan ini dapat dipertimbangkan untuk efisiensi biaya konstruksi,

karena sudah banyak sungai di pedesaan telah dibangun konstruksi sipil

untuk saluran irigasi.

d. Memanfaatkan topografi alami seperti kolam dan lain-lain.

Penggunaan kealamian kolam untuk intake air dapat memberikan keefektifan

yang cukup tinggi untuk mengurangi biaya, disamping itu juga membantu

menjaga kelestarian alam, tata ruang sungai dan ekosistem sungai yang perlu

diperhatikan adalah keberlanjutan kolam dan pergerakan sedimen.

e. Level volume yang diambil (Tinggi Dam) dan level banjir

Karena pembangunan bendung/dam inatek pada bagian yang sempit dekat

sungai, maka level banjir pada daerah itu lebih tinggi sehingga diperlukan

daerah bagian melintang dam yang diperbesar untuk kestabilan.

Universitas Sumatera Utara


f. Perletakan Intake selalu pada posisi terluar dari lengkungan sungai

Pertimbangan ini dilakukan untuk memperkecil sedimen didalam saluran

pembawa. Dan sering kali dibuat pintu air intake untuk melakukan

pembilasan sedimen yang terendap dari intake.

g. Keberadaan penggunaan air sungai yang mempengaruhi keluaran/debit air.

Jika intake untuk pertanian atau tujuan lain yang mengambil air maka akan

mempengaruhi debit sungai.

1.3.1.1. Terdapat beberapa jenis tipe dasar dam intake seperti yang disebutkan

dibawah ini yaitu:

1. Dam beton graviti

2. Dam beton mengapung

3. Dam tanah

4. Dam urugan bath

5. Dam pasangan batu basah

6. Dam batu bronjong

7. Dam batu bronjong diperkuat beton

8. Dam ranting kayu

9. Dam kayu

10. Dam bingkai kayu dengan kerikil

Dari jenis-jenis diatas, dam urugan batu fleksibel dan dam batu bronjong,

Universitas Sumatera Utara


secara umum terkenal digunakan di negara-negara Asia Tenggara karena beberapa

keuntungan seperti:

a) tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi dan tanah dasarnya dan

b) relatif mudah diperbaiki jika mengalami kerusakan.

Bagaimanapun, mereka dapat ditembus oleh banjir karena itu struktur dan

penggunaannya harus didahului dengan pengujian yang hati-hati dan konstruksi yang

penting seperti struktur sipil dan kondisi dari arus bawah. Tabel 2.2 dapat dijadikan

referensi untuk menentukan tipe dasar dam intake untuk PLTA skala kecil.

Tabel 2.1Jenis dam Intake

Tipe Garis Besar Gambar Kondisi Aplikasinya

Dam Beton Beton digunakan untuk Fondasi: Lapisan Batu


gravity mengkonstruksi bangunan Kondisi sungai: Tidak

secara keseluruhan. dipengaruhi

oleh

kemiringan,

keluaran air

atau tingkat

beban

sedimen.

Kondisi intake: Penampilan

yang baik,

intake efisien.

Universitas Sumatera Utara


Dam beton Bagian infiltrasi yang Fondasinya: Kerikil
mengapung diperpanjang dari fondasinya Kondisi sungai: Tidak

dengan diputus, dll. Untuk dipengaruhi

menyempurnakan oleh

penampilannya. kemiringan,

keluaran air

atau tingkat

beban sedimen.

Kondisi intake: Penampilan

yang baik,

intake efisien

Dam tanah Tanah (earth) digunakan untuk Fondasi: bervariasi dari tanah
bahan utama dan penggunaan (earth) sampai lapisan

dari batu gosong dinding utama batu

tergantung dari kondisi jika Kondisi sungai: Aliran yang

diperlukan. tidak deras dan

mudah diatasi

bila terjadi

banjir.

Kondisi intake: Efisiensi intake

yang baik dikarenakan

Universitas Sumatera Utara


penampilan yang baik jika

dikerjakan dengan hati-hati.

Dam Kerikil digunakan sebagai Fondasi: Berbagai jenis tanah


urugan batu bahan utama dari bangunannya. (earth) sampai lapisan

Penggunaan dari dinding utama batu

tergantung dari kondisi jika Kondisi sungai: Sungai dimana

diperlukan dam tanah dapat

hanyut jika

menggunakan

keluaran air

yang normal

Kondisi intake: Keterbatasan

penggunaan sungai

karena efisiensi intake

yang rendah.

Dam Pengisian ruang dengan kerikil Fondasi: Berbagai jenis tanah


pasangan dan semen, dll. (earth) sampai

batu basah lapisan batu

Kondisi sungai: Tidak

dipengaruhi

Universitas Sumatera Utara


oleh

kemiringan,

keluaran air

atau tingkat

beban sedimen.

Kondisi intake: Penampilan

yang baik dan intake

yang efisien

Dam batu Batu belah dibungkus dengan Fondasi: Berbagai jenis tanah
bronjong jaringan logam untuk (earth) sampai

menyempurnakan kesatuannya lapisan batu

Kondisi tanah: Sungai dimana

dam urugan batu

bisa hanyut

dengan

menggunakan

keluaran air yang

normal

Kondisi intake: Keterbatasan

penggunaan sungai

karena efisiensi

intake yang rendah.

Universitas Sumatera Utara


Dam batu Penguatan permukaan batu Fondasi: Berbagai jenis tanah
bronjong bronjong dengan beton sampai lapisan batu

diperkuat Kondisi sungai: Sungai dimana

beton jarring logam

dapat

mengalami

kerusakan jika

aliran sungai

terlalu deras

Kondisi intake: Dapat

diterapkan jika

efisiensi intake yang

tinggi diperlukan.

Dam Dam sederhana dengan Fondasi: Berbagai jenis tanah


ranting menggunakan ranting pohon (earth) sampai

kayu lokal lapisan kerikil

Kondisi sungai: Pengikisan

terjadi jika

terdapat banjir.

Kondisi intake: Pada bagian

dengan volume intake

Universitas Sumatera Utara


dari aliran (stream)

sampai suplemen

untuk sungai di

musim kemarau.

Dam kayu Dam dengan menggunakan Fondasi: Berbagai jenis tanah


kayu (earth) sampai

lapisan batu.

Kondisi sungai: Aliran yang

tidak deras

dengan

pergerakan

sedimen yang

rendah.

Kondisi intake: Suatu tingkat

dari efisiensi intake

dalam keadaan yang

aman jika

permukaannya

dilapisi, dll.

Dam Di dalam frame kayu diisi Fondasi: Berbagai jenis tanah


bingkai dengan kerikil untuk (earth) sampai

kayu meningkatkan stabilitasnya lapisan batu.

dengan Kondisi sungai: Dam

Universitas Sumatera Utara


kerikil urugan kerikil
dapat hanyut jika

menggunakan

debit air yang

normal.

Kondisi intake: Keterbatasan

penggunaan bagian air sungai

karena efisiensi intake yang

rendah.

1.3.2. Bak Pengendap (Settling Basin)

Fungsi banguan ini adalah untuk :

a. Penyalur yang menghubungkan intake dengan bak pengendap

sehingga panjangnya harus dibatasi.

b. Mengatur aliran air dari saluran penyalur sehingga harus mencegah

terjadinya kolam pusaran dan aliran turbulen serta mengurangi

kecepatan aliran masuk ke bak pengendap sehingga perlu bagian

melebar.

c. Sbagai bak pengendap adalah untuk mengendapkan sedimen

dimana untuk detil desainnya perlu dihitung dengan formulasi

hubungan panjang bak, kedalaman bak, antara kecepatan

pengendap, dan kecepatan aliran.

Universitas Sumatera Utara


d. Sebagai penimbunan sedimen, sehingga harus didesain mudah dalam

pembuangan sedimen.

e. Sebagai spillway yang mengalirkan aliran masuk ke bagian bawah

dimana mengalir dari intake.

1.3.3. Saluran Pembawa (Head Race)

Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari

air yang disalurkan.Ada berbagai macam saluran pembawa, antara lain terowongan,

saluran terbuka dan saluran tertutup.Konstruksi saluran pembawa dapat berupa

pasangan batu kali atau hanya berupa tanah yang digali.Pada saluran yang panjang

perlu dilengkapi dengan saluran pelimpah pada jarak tertentu. Ini untuk menjaga

jika terjadi banjir maka kelebihan air akan terbuang melalui saluran tersebut.

1.3.3.1. Tipe dan Struktur Dasar Saluran

Karena secara umum jumlah air yang terangkut kecil, saluran pembawa untuk

sebuah pembangkit listrik tenaga air secara mendasar mengadopsi struktur terbuka,

seperti sebuah saluran terbuka atau sebuah saluran tertutup. Tabel 2.3 dapat dijadikan

referensi untuk menentukan tipe saluran pembawa untuk PLTA skala kecil

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.2Tipe-Tipe Saluran Pembawa Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil

Tipe Gambar Keuntungan dan Permasalahan Kekhasan Strukturnya

Saluran <Keuntungan> • Saluran tanah sederhana


terbuka • Relatif murah • Jalur saluran (jalur pasangan

• Mudah mengkonstruksinya batu basah atau kering, jalur

beton)
<Permasalahan> • Pagar saluran (Terbuat dari

kayu, beton atau tembaga)


• Kemungkinan aliran sedimen
dari lereng di atasnya • Jalur saluran berbentuk

lembaran

Universitas Sumatera Utara


• Tingginya tingkat jatuh daun- • Saluran berbentuk setengah

daunan, dll tabung (seperti pipa-pipa


yang berbelok-belok)

<Keuntungan> • Tabung yang dipendam


Pipa
• Pada umumnya volume (Hume, PVC or FRPM)
tertutup/

saluran pekerjaan tanahnya besar • Box culvert

tertutup • Rendahnya rata-rata sedimen • Pagar saluran dengan

dan daun-dananan yang jatuh di tutupnya

saluran

<Permasalahan>

• Sulitnya merawat dan meninjau

• saluran, termasuk pembersihan

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.3 Struktur Dasar Saluran Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala

Kecil.

Tipe Garis Besar Diagram Keuntungan dan Permasalahan

Saluran <Keuntungan>
tanah • Mudah dikonstruksi

sederhana • Murah

• Mudah diperbaiki

<Permasalahan>

• Mudah mengalami kerusakan

pada dindingnya

• Tidak dapat diterapkan pada

tanah yang tinggi tingkat

permeabelnya (permeable =

mudah ditembus air)

• Sulit untuk membersihkan

timbunan sedimennya.

Universitas Sumatera Utara


Saluran <Keuntungan>
lajur (batu • Konstruksinya relative mudah

dan batu • Dapat dibangun dengan


keras)
menggunakan bahan-bahan

lokal

• Ketahanan tinggi terhadap

gerusan

• Relatif mudah diperbaiki

<Permasalahan>

Tidak dapat diterapkan pada tanah

yang tinggi tingkat permeabelnya

(permeable = mudah ditembus air)

Saluran <Keuntungan>
pasangan • Dapat dibangun dengan

batu basah menggunakan bahan-bahan

local

• Ketahanan yang tinggi terhadap

gerusan

• Dapat diterapkan pada tanah

yang tinggi tingkat

permeabelnya (permeable =

Universitas Sumatera Utara


mudah ditembus air)
<Permasalahan>

• Lebih mahal daripada saluran

tanah sederhana atau saluran

apsangan batu kering (saluran

lajur batu/batu keras)

• Relatif banyak memerlukan

tenaga kerja

Saluran <Keuntungan>
beton • Tingkat kebebasan yang cukup

tinggi untuk desain potongan

melintang

<Permasalahan>

• Konstruksi sulit jika diameter

dalamnya kecil

Masa konstruksinya relative lama

Saluran <Keuntungan>
berpagar • Lebih murah bila dibandingkan

kayu dengan saluran dari beton

• Susunannya fleksibel jika

Universitas Sumatera Utara


terjadi deformasi tanah kecil.

<Permasalahan>
• Penggunaan yang terbatas jika

menggunakan fondasi tanah

(earth)

• Kurang cocok untuk cross-

section yang cukup besar

• Sulit untuk memastikan

kerapatan air (water-tightness)

yang sempurna

• Mudah rusak

Saluran <Keuntungan>
Box • Konstruksi yang mudah bila

Culvert dibandingkan dengan pipa

hume pada lereng curam

dengan kemiringan potongan

melintang

• Periode konstruksi yang relative

singkat dapat diterapkan pada

potongan melintang yang kecil,

Universitas Sumatera Utara


jika produk siap pakainya

digunakan

• Kaya dengan berbagai jenis

variasi produk siap pakai

<Permasalahan>

• Beban yang berat

• Biaya transportasi yang cukup

tinggi, jika menggunakan

produk siap pakai

• Periode konstruksi yang cukup

lama, jika dibuat langsung di

daerah yang bersangkutan.

Saluran <Keuntungan>
pipa hume • Mudah dikonstruksi di daerah

tidak terlalu curam

• Periode konstruksinya relative

singkat

• Ketahanan yang tinggi

Universitas Sumatera Utara


• Dapat diterapkan pada potongan

melintang yang kecil

• Memungkinkan untuk

konstruksi yang tinggi dengan

bentangan yang pendek

<Permasalahan>

Biaya transportasi yang cukup

tinggi dan beban yang berat.

1.3.4. Bak Penenang (Headtank)

Fungsi dari bak penenang adalah sebagai penyaring terakhir seperti

settling basin untuk menyaring benda-benda yang masih tersisa dalam aliran

air, dan merupakan tempat permulaan pipa pesat (penstock) yang

mengendalikan aliran menjadi minimum sebagai antisipasi aliran yang cepat

pada turbin tanpa menurunkan elevasi muka air yang berlebihan dan

menyebabkan arus baik pada saluran

Pemilihan lokasi bak penenang untuk pembangkit listrik sakal

kecil seringkali berada pada punggung yang lebih tinggi, beberapa yang

dapat dipertimbangkan antara lain :

a. Keadaan topografi dan geologi sungai

Universitas Sumatera Utara


Sedapat mungkin dipilih lokasi dimana bagian tanahnya relative

stabil. Dan jika umumnya terdiri dari batuan keras maka sedapat

mungkin dapat mengurangi jumlah pekerjaan penggalian.

b. Walaupun ditempatkan pada punggung gunung, dipilih tempat

yang relative datar.

c. Mengurangi hubungan dengan muka air tanah yamg lebih tinggi.

1.3.5. Pipa Pesat (Penstock)

Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke

sebuah turbin air. Kondisi topografi dan pemilihan skema PLTMH

mempengaruhi tipe pipa pesat (penstock). Umumnya sebagai saluran ini harus

didesain/dirancang secara benar sesuai kemiringan (head) sistem PLTMH.

Pipa penstock merupakan salah satu komponen yang mahal dalam pekerjaan

PLTMH, oleh karena itu desainnya perlu dipertimbangkan terhadap

keseimbangan antara kehilangan energi dan biaya yang diperlukan. Parameter

yang penting dalam desain pipa penstock terdiri dari material yang

digunakan, diameter dan ketebalan pipa serta jenis sambungan yang

digunakan.

1.3.5.1. Bahan Penstock

Saat ini, bahan utama pipa pesat adalah pipa-pipa baja, pipa-pipa ductile

dan pipa FRPM (fibre reinforced plastic multi-unit). Sedangkan pembangkit

tenaga air skala kecil menggunakan pipa-pipa hard vinyl chloride,

Universitas Sumatera Utara


pipa-pipa howell atau pipa-pipa spiral welded dapat dipertimbangkan karena

diameternya kecil dan tekanan internalnya relatif rendah. Material yang

digunakan.

Faktor-faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan material

yang digunakan :

1. Besarnya tekanan air yang hams dipikul

2. Topografi dari lokasi penempatannya

3. Volume air yang hams ditampung

4. Metode penyambungan

5. Diameter pipa dan gaya gesek

6. Berat dan tingkat kesulitan dalam pemasangangannya

7. Umur rencana

8. Kondisi iklim dan cuaca

9. Harga dan biaya perawatan

10. Transportasi menuju lokasi

Material yang baik untuk digunakan untuk pipa pesat pada mikrohidro

diantaranya :

1. Besi ringan (Mild steel)

2. Unplasticized polyvinyl choloride (UPVC)

Universitas Sumatera Utara


3. High-density polyethylene (HDPE)

4. Medium-density polyethylene (MDPE).

Karakteristik pipa-pipa ini diperlihatkan pada Tabel 2.5 (Bahan pipa penstock

untuk pembangkit listrik tenaga air skala kecil).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2. 4 Bahan-bahan pipa penstock untuk pembanekit listrik tenaga air Skala kecil

Pipa Resin Pipa Besi


Pipa HardVinyl pipa Howell Pipa FRP Pipa Baja Pipa Ductile Iron Pipa Spiral Welded
Karakterisrik • Bahanyang • Pada • Pipa • Populer • Sering dipakai • Sejumlah
populer untuk dasarnya plastik menjadi untu suplai air, contoh

pemipaan resisten yang diperkuat pilihan untuk saluran, Irigasi penggunaan

seperti sering terhadap dengan pipa penstock dan pipa untuk

dipakai untuk tekanan fibergaiss dalam industri jaringan

suplai air dan eksternal • Digunakan pembangkit • Secara pemipaan

jaringan saluran tetapi pipa untuk listrik tenaga umum • Pada

siap pakai air


Diameter Pipa tebal: 0300 02,000 03,000 mendekati 02,600 02,500
03 000
Tekanan di Pipa tebal: 10 Pipa 2.0 — 3.0 Class A: 22.5 133 mendekati 40 15
dalam yang tipis: 6

Universitas Sumatera Utara


Hydraulic 0.009 — 0.010 0.010 — 0.011 0.010 — 0.012 0.010 — 0.014 0.011— 0.015 -
Property (n) (umumnya (umumnya (umumnya

Universitas Sumatera Utara


Pipa Resin Pipa Besi
Pipa Hard Vinyl pipa Howell Pipa FRP Pipa Baja Pipa Ductile Iron Pipa Spiral Welded
Kemampuan • Disain dan • Kemampuan • Kemampuan • Kurang bagus • Kurang bagus • Kurang bagus
kerja pengoperasian kerja bagus kerja baik kemampuan kemampuan kemampuan

nya mudah karena karena kerjanya kerjanya kerjanya

bebannya beratnya beratnya dibandingkand dibandingkan dibandingkan

ringan dan ringan ringan dan engan pipa- denganpipa-pipa denganpipa-pipa

terdapat tidak perlu pipa FRP FRP FRP

bebagai pengelasan di

Kerapatan • Kerapatan • Tidak ada • Tidak ada • Tidak ada • Bagus • Tidak ada
terhadap bagus masalah masalah dengan masalah masalah

kebocoran memungkinkan kebocoran kebocoran dengan

Universitas Sumatera Utara


Untuk mendisain pipa pesat mula-mula tentukan jenis bahan pipa pesat

yang direncanakan dan hitung jarak antara saluran penampung menuju turbin dan

beda tinggi (Huss) dari saluran penampung ke turbin.

Panjang pipa pesat, didapat dengan menggunakan rumus trigonometri

L = L 2
+H 2
Pers. II. 1
pipa Horizontal gross

Kecepatan optimum dapat dicari dengan menggunakan rumus United State

Bureau of Reclamation (USBR) sebagai hubungan anatara kecepatan dengan head

untuk pipa.

V = 0,125 2gH Pers II. 2

1.3.5.2. Diameter Pipa pesat

Pada umumnya diameter pipa pesat ditentukan berdasarkan pembandingan

dengan biaya pipa pesat dan biaya kehilangan head pipa pesat. Karena pipa pesat

mengeluarkan biaya yang besar pada pemasangannya, sehhingga dalam

menentukan diameter pipa pesat harus berdasarkan perbandingan dengan biaya

pipa pesat dan biaya kehilangan head pipa pesat.

Untuk memilih diameter terbaik dan tipe pipa pesat hams memperhitungkan

faktorfaktor berikut :

1. Biaya pembelian pipa dan biaya tambahan seperti pemasangan, disain,

sambungan dan transportasi.

Universitas Sumatera Utara


2. Biaya perawatan pipa seperti pembersihan dan pengecatan ulang.

3. Daya yang dapat dihantarkan pipa setelah mengalami kehilangan akibat

gesekan

4. Jumlah aliran yang dapat menyuplai turbin untuk menghasilkan listrik

terutama pada saat musim kemarau

5. Daya (power) optimum

Secara sederhana, diameter pipa dapat dicari dengan menggunakan

persamaan dasar :

Q
A= V Pers. II. 3
1 π .d 2 = Q

4 V Pers. II. 4

dimana,t = ketebalan minimum pipa,D = diameter pipa

1.3.5.3. Kehilangan Akibat Gesekan Pada Pipa Pesat

Setelah mendapatkan diameter pipa pesat, kita akan menghitung nialai

kehilangan head pada pipa pesat dengan mencari harga faktor gesekan

(fl).Untuk mencari fl digunakan garfik 2.1 dengan cara menghubungkan garis

lengkung antara harga k/d terhadap nilai (1,2.Q/d). Dari tabel 2.6. didapat

koefisien untuk beberapa material pipa dengan umur kondisinya.

Universitas Sumatera Utara


Material Umur kondisi
< 5 tahun 5 - 15 tahun > 15 tahun
Pipa lunak
PVC, HDPE, MDPE 0,003 0,01 0,05
Fiberglas
Beton 0,06 0,15 1,5
Baja ringan :
Baja tak berlapis 0,01 0,1 0,5
Baja galvanis 0,06 0,15 0,3
Besi
Baru 0,15 0,3 0,6
Lama - karat rendah 0,6 1,5 3,0
- karat sedang 1,5 3,0 6,0
- karat tinggi 6,0 10,0 20,0

Tabel 2. 5 : koefisien kekasaran pipa dalam mm

Gambar 2. 2: grafik factor gesekan pada pipa

Universitas Sumatera Utara


Dari table didapat faktor kehilangan akibat gerakan turbulen aliran pada pipa,

diasumsikan pipa pesat tidak membengkok, namun terdapat putaran pada

ketajaman sudut masuk (Kentrance) dan bukaan klep (KValve).

No. Bentuk ketajaman sudut masuk K Valve

1 1,0

2 0,8

3 0,5

4 0,2

Tabel 2. 6koefisien ketajaman sudut masuk

Universitas Sumatera Utara


Tipe Klep Bola Pintu Kupu-kupu

K Klep 0 0,1 0,3

Tabel 2. 7 Koefisien bukaan klep

V
Hkehilangan pada turbin = 2.g2 (Kvalve + Kentrance)

Kehilangan akibat gesekan (Hkehilangan akibat gesekan)

Hkehilangan akibat gesekan = hkehilangan pada dinding + hkehilangan pada turbin

H
% Kehilangan = loss x 100%
H
gross

(H gross − Hloss
Efisiensi penstock =
H
gross

1.3.6. Rumah Pembangkit (Power House)

Sesuai posisinya, rumah pembangkit ini dapat diklasifikasikan kedalam

tipe di atas tanah, semi di bawah tanah, di bawah tanah. Sebagian besara rumah

pembangkit PLTMH adalah di atas tanah. Untuk pertimbangan desain rumah

pembangkit, perlu dipertimbangkan :

a. Lantai rumah pembangkit dimana peralatan PLTMH ditempatkan, perlu

memperhatikan kenyamanan selama operasi, mengelola, melakukan

Universitas Sumatera Utara


perawatan dimana terjadi pekerjaan pembongkaran dan pemasangan

peralatan.

b. Memiliki cukup cahaya masuk untuk penerangan di siang hari dan adanya

ventilasi udara.

c. Kenyamanan jika operator berada didalamnya seperti untuk melakukan

pengendalian ataupun pencatatan secara manual pada jenis dan tipe turbin

yang digunakan, dan sirkulasi air yang dikeluarkan setelah menggerakkan

turbin. Karena itu ada beberapa pertimbangan tipe desain rumah

pembangkit sesuai jenis turbin yang digunakan, sebagai berikut :

 Rumah pembangkit menggunakan turbin jenis “Turbin Implus”

Desain konstruksi rumah pembangkit ini perlu mempertimbangkan

jarak bebas antara dasar rumah pembangkit dengan permukaan air

buangan turbin (afterbay). Pada kasus turbin implus (turbin pelton,

turgo dan crossflow), air yang dilepas oleh runner turbin secara

langsung dikeluarkan kedalam udara di tailrace. Permukaan air di

bawah turbin akan bergelombang. Oleh karena itu jarak bebas

antara rumah pembangkit dengan permukaan air afterbay harus

dijaga paling tidak 30-50 cm. kedalaman air di afterbay harus

dihitung berdasarkan suatu formulasi antara desain debit dan lebar

saluran di tailrace. Kemudian air di afterbay harus ditentukan lebih

tinggi dari pada estimasi air banjir. Juga head antarapusat turbin dan

level air pada outlet harus menjadi headloss.

 Rumah turbin menggunakan turbin jenis “Turbin Reaction”

Universitas Sumatera Utara


Hal yang sama dalam desain konstruksi rumah turbin

menggunakan jenis reaction (Francais, Propeller), adalah prilaku

air afterbay. Pada kasus menggunakan turbin tipe reaction, air

dikeluarkan kedalam afterbay melalui turbin. Head antara turbin

dan level air dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga.

Dengan demikan desain konstruksinya memperbolehkan posisi

tempat pemasangan turbin berada di bawah level air banjir, dan

pada desain konstruksinya perlu disediakan tempat untuk

menempatkan peralatan seperti pintu tailrace, dan pompa.

1.3.7. Turbin dan generator (turbine dan generator)

Turbin dan generator berfungsi untuk mengubah energi air (potensial,

tekanan dan kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Putaran

gagang dari roda ini dapat digunakan untuk memutar berbagai macam alat

mekanik (penggilingan biji, pemeras minyak, mesin bubut, atau untuk

mengoperasikan generator listrik. Mesin-mesin atau alat-alat, yang diberi tenaga

oleh skema hidro, disebut dengan `Beban' (Load).

Turbin-turbin hidraulik, berhubungan erat dengan generator, fungsi

utamanya adalah mengubah energi air menjadi tenaga listrik. Air mengalir melalui

turbin, memberi tenaga pada penggerak (runner) dari turbin dan membuatnya

berputar. Corong dari penggerak berhubungan langsung dengan generator, asalkan

tenaga mekanik yang penting tersalur pada generator. Jadi, turbin-turbin

menempati posisi kunci dalam bidang teknik hidro elektrik dan membentuk suatu

Universitas Sumatera Utara


bagian besar dan seluruh jumlah biaya proyek.

Menurut sejarahnya, turbin hidraulik sekarang ini berasal dari kincir-kincir

air pada zaman pertengahan yang dipakai untuk memecah batubara dan keperluan

pabrik gandum. Salah satu dari kincir angin tersebut dapat dilihat di Aurangabad

(India), yang telah berumur 400 tahun. Namun tetap terdapat perbedaan antara

kincir dengan turbin, turbin-turbin modem saat ini merupakan kemenangan dan

kemajuan teknologi dari cabang-cabang bidang teknik seperti mekanika zat cair,

ilmu logam dan mekanika teknik.

1.3.7.1. Jenis-Jenis Turbin

Fourneyron, Jonval, Girard adalah beberapa jenis turbin pada zaman

dahulu. Jenisjenis turbin yang dipergunakan di bidang teknik hidroslistrik pada

saat ini, adalah

a. Turbin Francis

b. Turbin Pelton

c. Turbin baling-baling dan Kaplan

d. Turbin Turgo

e. Turbin Crossflow atau Bank.

a) Turbin Francis

Turbin-turbin Francis adalah jenis turbin yang paling banyak dipakai pada

PLTA saat ini. Turbn Francis bekerja dengan aliran air yang bertekanan. Jadi

Universitas Sumatera Utara


untuk turbin Francis itu selalu mengalir penuh pada penggerak yang sama dengan

selubung penuh air.

Penggerak turbin terdiri dari sebuah pisau melengkung yang dilas pada

dua shroud. Deretan pisau bervariasi dari 12 sampai 22 tergantung pada

kecepatan spesifik (nomor rendah untuk kecepatan-kecepatan spesifik di atas

300 rpm).

Cara kerja turbin Francis

Air dari pipa pesat masuk ke dalam selubung spiral di bawah tekanan dan

mengalir melalui pintu-pintu kecil masuk ke dalam penggerak (runner). Setelah

mengalir meninggalkan penggerak, air melalui sebuah tube sementara dan saluran

buang. Tujuan dari tube sementara adalah untuk mengetahui kecepatan dari tinggi

aliran air yang keluar dari penggerak, juga untuk mengusahakan penggerak

mempunyai tingkat aliran hilir tanpa mengurangi tinggi air yang bersangkutan.

b. Turbin Pelton

Turbin ini terdiri dari sebuah piringan-piringan lingkaran pada pinggir-

pinggirnya (periphery). Pada instalasi pembangkit listrik tenaga air ukuran besar,

Turbin Pelton normalnya diperhitungkan memiliki head gross setinggi 150 meter.

Namun, untuk instalasi mikro hidro Turbin Pelton dapat digunakan pada head

yang lebih rendah. Diameter turbin Pelton berukuran kecil yang berputar dengan

kecepatan tinggi dapat menghasilkan 1 kW listrik pada head tidak lebih dan 20

meter.

Prinsip kerja dan turbin Pelton adalah mengubah energi kinetik air yang

masuk ke jet menjadi gaya rotasi angular dan menghantarkannya ke generator

sehingga menghasilkan energi listrik. Turbin Pleton termasuk turbin yang memilki

Universitas Sumatera Utara


efisiensi yang sangat baik, air yang terbuang setelah memberikan tekanan pada

runner hanya menyisakan energi kinetik yang sangat sedikit

Dahulu, turbin Pleton pada mikro hidro selalu menggunakan pemancar air

tunggal (single jet) karena kemudahannya dan biayanya lebih murah dibandingkan

dengan jet ganda atau lebih dan dua (multi jet). Namun sebenarnya multi jet

memiliki keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan single jet,

diantaranya :

- Dapat menghasilkan putaran yang lebih cepat

- Penggerak (runner) menjadi lebih kecil

- Sebagian alirannya dapat dikendalikan tanpa katup berbentuk tombak

(spear valve)

- Mengurangi kesempatan penghambat yang dapat mengurangi

tekanan. c. Turbin Kaplan dan Baling-Baling

Pengaturan umum untuk baling-baling dan turbin Kaplan adalah kurang

lebih sama dengan teurbin Francis. Jadi, selubung scroll, cincin stay dan tube

sementara dalam keadaan similar seperti dalam selubung-selubung turbin Francis

dan menjalankan fungsi yang sama. Perbedaan yang besar yaitu dimana turbin-

turbin

Francis dicampurkan dengan turbin-turbin aliran. Balin-baling dan Kaplan

merupakan turbin aliran aksial. Penggerak turbin ini menyurupai sebauh baling-

baling yang terdiri dari pusat pada pinggirnya, dimana baling-baling berbentuk

lengkung ditegakkan. Baling-baling bertindak seperti kantiliver-kantiliver

didukung hanya pada pusat. Jumlah dayung untuk sebuah baling-baling turbin

Universitas Sumatera Utara


Kaplan bervariasi dari 3 hingga 8 tergantung pada jangkauan kecepatan spesifik.

Baling-baling berbentuk sebuah badan berongga semikonal permukaan luar

diman menjadi batas dari pemasukan air. Di dalam poros terdapat corong turbin.

d. Turbin Turgo

Turbin Turgo merupakan salah satu turbin penggerak yang mirip dengan

turbin Pelton. Tetapi, pemancar air (jet) di disain untuk memberikan tekanan

kepada penggerak (runner) yang memiliki sudut (biasanya 20°). Pada turbin ini, air

masuk menuju runner melalui satu sisi dan keluar dari sisi yang berbeda. Sebagai

akibatnya, aliran dari runner Turgo dapat masuk tanpa batas oleh cairan yang

bercampur dengan jet yang baru masuk.Selanjutnya, turbin turgo dapat memilki

diameter runner yang lebih kecil dari pada Pelton namun memilki daya yang

sebanding.

Turbin Turgo memilki beberapa kerugian. Pertama, turbin Turgo lebih sulit

pembuatannya dibandingkan dengan turbin Pelton karena bentuk baling-baling

lebih kompleks. Kedua, tampilan turbin Turgo merupakan muatan aksial yang

kokohpada runner dimana hares menyediakan kecocokan poros pada ujung

lobangnya.

e. Turbin Crossflow

Turbin Crossflow sering juga disebut dengan turbin Banki, Mitchell atau

turbin Ossberger. Turbin Crossflow terdiri dari sebuah tong berbentuk penggerak

(runner)terbuat dari dua bush piringan yang terhubung dengan lingkaran terdekat

oleh beberapa gerigi yang melengkung. Turbin Crossflow memiliki penggerak

horizontal pada bawah kotaknya (tidak seperti Pelton atau Turgo yang dapat

Universitas Sumatera Utara


memiliki runner horizontal atau vertikal). Pada operasiannya, pipa berbentuk

kotak secara langsung memancarkan air sepanjang runner. Air mendorong gerigi

dan memberikan banyak energi kinetik.

1.3.8. Saluran Pembuang Akhir (Tail Race)

Saluran pembuang berfungsi untuk mengalirkan air keluar setelah memutar

turbin, dan mengalir kembali ke sungai dan Saluran pembuang akhir (tail race)

direncanakan berbentuk persegi empat dari pasangan batu.

A=bxh Pers.II. 5
V=Q/A Pers.II. 6

P = b + 2h Pers.II. 7

R =A/ P Pers.II. 8

Rumus Manning : V = 1 x S1/2 x R2/3 Pers.II. 9

S = [ (n x V) / R2/3 ]2 Pers.II. 10

1.3.9. Daya Energi Listrik

Pada prinsipnya pembangkit tenaga air adalah suatu bentuk perubahan

tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik dengan

menggunakan turbin air dan generator. Daya (power) teoritis yang dihasilkan

dapat dihitung berdasarkan persamaan empiris berikut (Arismunandar dan

Kuwahara, 1991) :

P = 9,8 x Q x Heff (kW) Pers.II. 11

Universitas Sumatera Utara


Dimana :P = Tenaga yang dihasilkan secara teoritis (kW), Q = Debit pembangkit

(m³/det) Heff= Tinggi jatuh efektif (m), 9,8 = Percepatan gravitasi (m/s2).

Seperti telah dijelaskan bahwa daya yang keluar merupakan hasil perkalian

dari tinggi jatuh dan debit, sehingga berhasilnya suatu usaha pembangkitan

tergantung dari usaha untuk mendapatkan tinggi jatuh air dan debit yang besar

secara efektif dan ekonomis. Selain itu pembangkitan tenaga air juga tergantung

pada kondisi geografis, keadaan curah hujan dan area pengaliran (catchment area)

(Arismunandar dan Kuwahara, 1991).

Penentuan tinggi jatuh efektif dapat diperoleh dengan mengurangi tinggi

jatuh total (dari permukaan air sampai permukaan air saluran bawah) dengan

kehilangan tinggi pada saluran air. Tinggi jatuh penuh adalah tinggi air yang kerja

efektif saat turbin air berjalan (Arismunandar dan Kuwahara, 1991).

Adapun debit yang digunakan dalam pembangkit adalah debit andalan

yang terletak tepat setinggi mercu yaitu debit minimum. Karena pembangkit ini

direncanakan beroperasi selama 24 jam sehari semalam (Arismunandar dan

Kuwahara, 1991).

Daya yang masuk atau total daya yang diserap oleh suatu mikrohidro

merupakan daya kotor ( bruto ),P gross. Daya yang biasanya disampaikan

adalah daya bersih ( P net ). Keseluruhan efesiensi yang mempengaruhi daya ini

dimasukkan dalam e0.

Universitas Sumatera Utara


P gross didapat dari head gross ( h gross ) dikalikan dengan debit aliran ( Q ) dan

dikalikan dengan percepatan gravitasi; yang diambil 9,81. Sehingga, didapat

persamaan dasar kekuatan air pada mikrohidro yaitu :

Gambar 2. 3 Efiesiensi pada skema PLTMH

Energi yang dilepaskan didapat dari berat air yang jatuh dikalikan dengan

tinggi jatuh vertikalnya. Berat jatuh didapat dari massa ( m ) dikalikan dengan

percepatan gravitasi. Sementara tinggi jatuh vertikal merupakan harga h gross.

Energi yang dilepas = m x g x h gross Joule Pers.II. 12

Karena berat air merupakan perkalian antara berat jenis (p) dengan volume air

( V), sehingga didapat :

Energi yang dilepas =V x p x g x h gross Joule Pers.II. 13

Universitas Sumatera Utara


Saat air masuk ke turbin dengan debit tertentu, energi yang dilepas dapat

dinyatakan dalam kondisi daya ( power ), dimana Power merupakan energi yang

dilepas persatuan waktu.

P gross = p x Q x g x hgross Joule/detik atau Watt Pers.II. 14

Dengan memasuki harga massa jenis air ( p air ) = 1.000 kg/m 3, dan

percepatan gravitasi ( g ) = 9,8 m/detik 2. Daya yang dihasilkan pada turbin akan

banyak berkurang dari daya kotornya ( P gross ), karena kehilangan akibat

gesekan pada pipa pesat (penstock) dan pada turbin. Daya yang keluar pada

generator berkurang lagi akibat kurang efisiennya sistem kerja dan generator.

Selanjutnya, pada transmisi power hilang, dengan daya akhir yang mampu

dihasilkan dan didistribusikan kepada penggunaan listrik mikrohidro ini hanya

mencapai setgengah dari kapasitas daya kotornya (P gross). Nilai efisiensi

keseluruhan (e0) cenderung berkisar antara 0,4 hingga 0,6.

1.4. Penerapan Teknologi Mikro Hidro

Sekarang ini masih menghadapi berbagai kendala, sehingga baru sebagian

kecil dari potensi tenaga air yang ada di daerah irigasi dan sungai-sungai kecil

diseluruh Indonesia yang sudah dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga mikro

hidro. Kendala utama yang perlu diatasi dengan sebaik-baiknya adalah bahwa

sampai sekarang teknologi mikro hidro belum dapat mencapai nilai komersial

Universitas Sumatera Utara


yang baik. Mikro hidro masih disebut secara pesanan, sehingga mikro hidro dengan

kehandalan tinggi yang disebut dengan teknologi maju membutuhkan biaya investasi

awal yang besar. Sebaliknya, mikro hidro yang dibuat dengan menggunakan teknologi

sederhana, walaupun tidak membutuhkan biaya investasi awal yang besar, pada

umumnya mempunyai kehandalan rendah dan masih memerlukan biaya pemeliharaan

yang tinggi untuk menjamin kelangsungan operasinya. Selain itu, mikro hidro yang

kehandalannya rendah sering mengalami gangguan pengopersaian yang dapat

merugikan konsumen (Endardjo, et all, 1998).

Pengembangan rancang bangun mikro hidro standar PU dimaksudkan

sebagai upaya standarisasi untuk mengembangkan mikro hidro standar yang

mempunyai kehandalan tinggi dengan biaya investasi awal yang layak

(Endardjo, et all, 1998).

1.5. Identifikasi Potensi dan Pengukuran Debit Air

Informasi yang harus didapatkan antara lain

adalah:

• Debit air sepanjang tahun termasuk debit minimum dan maksimumnya

• Layout PLTMH yang optimal yang terdiri dari dam/bending pengalih

(intake), saluran pembawa (headrace), bak pengendap (setteling basin),

bak penenang (headtank), pipa pesat (penstock), rumah pembangkit (power

house), dan saluran buang (tailrace).

• Ukuran dan panjang jaringan transmisi dan distribusi listrik dari rumah

pembangkit ke konsumen

Universitas Sumatera Utara


• Perkiraan kebutuhan listrik dari sektor domestik, industri kecil dan fasilitas

sosial yang akan tersambung di kemudian hari.

1.6. Kualitas Air

Saat dilakukan survey tidak tampak adanya tanda-tanda kehawatiran

tentang kualitas air. Hal ini juga ditunjukkan oleh adanya ternak masyarakat yang

memakai air sungai ini sebagai saluran irigasi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai