Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa
memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan
faktor yang melemahkan dorongan kita,rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi
pribadi yang lebih percaya diri.Motivasi juga merupakan kekuatan yang
mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap ke arah tujuan
tertentu.
Persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-
data indera kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat
menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri.
Manusia memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang
diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya,
membuat persepsi terhadap apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk
memutuskan apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang
dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada
manusia meliputi tingkat intelegensi, kondisi fisik, serta kecepatan sistem
pemrosesan informasi terganggu, maka akan berpengaruh pada reaksi manusia
dalam mengatasi berbagai kondisi yang dihadapi.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian motivasi ?
2. Apa saja Bentuk-Bentuk Motivasi?
3. Faktor apa saja yang Mempengaruhi Motivasi ?
4. Apa sajaVariabel-Variabel Motivasi ?
5. Apa pengertian dari persepsi ?
6. Apa saja Jenis-Jenis Persepsi ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi
2. Untuk mengetahui bentuk –bentuk motivasi
3. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi motivasi
4. Untuk mengetahui variable-variabel motivasi
5. Untuk mengetahui pengertian persepsi
6. Untuk mengetahui jenis-jenis persepsi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Motivasi


Merupakan dorongan, dari bahasa Latin “Movere” yang berarti mendorong
atau menggerakan, sehingga seseorang berprilaku, beraktivitas dalam pencapaian
tujuan. Motivasi bersifat alami dan sebagai kebutuhan menurut Maslow sesuai
dengan teorinya tentang kebutuhan manusia ini akan sangat mempengaruhi
dorongan atau motivasi seseorang, misalnya: “Seseorang sarapan pagi, berarti
individu tersebut berperilaku dalam memenuhi kebutuhan dasar atau kebutuhan
biologis : pangan, sandang, papan, relasi seksualitas, ini otomatis dalam dirinya
muncul motivasi atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar.”
Pengertian Motivasi Menurut para Tokoh :
1. Menurut Wahjosumidjo (1987), motivasi adalah semua hal
verbal, fisik atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu
dengan respon dan juga merupakan proses psikologis yang mencerminkan
interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi
pada diri seseorang.
2. Menurut Herlina, adalah kekuatan, tanaga, keadaan yang
komplek, kesiapsediaan dalam diri individu dalam bergerak (motion) ke
arah tujuan tertentu, baik disadari atau pun tidak disadari.
 Ada tiga aspek dalam motivasi, yaitu :
a) Keadaan yang mendorong, yang ada dalam organisme,
yang muncul karena adanya kebutuhan tubuh, stimulus lingkungan, atau
kejadian mental seperti berpikir dan ingatan
b) Tingkah laku, yang dibangkitkan dan diarahkan oleh
keadaan tadi.
c) Tujuan yang menjadi arah dari tingkah laku. Jadi motif
membangkitkan tingkah laku dan mengarahkannya pada tujuan yang
sesuai.

3
 Ciri-ciri motivasi dalam perilaku :
a) Pergerakan perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang
bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang suatu prilaku tertentu saja
tetapi merangsang berbagai kecenderungan berperilaku yang
memungkinkan tanggapan yang berbeda-beda
b) Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi
dengan kekuatan determinan. Rangsang yang lemah mungkin menimbulkan
reaksi hebat atau sebaliknya
c) Motivasi mengarahkan perilaku kepada tujuan tertentu
d) Penguatan positif atau positive reinforcement menyebabkan suatu perilaku
tertentu cenderung untuk diulangi kembali
e) Kekuatan prilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak
enak

2.2 Bentuk-Bentuk Motivasi


a) Motivasi Instrinsik atau motivasi yang datangnya dari dalam diri sendiri
“Agus ingin lulus dari D3 Keperawatan, maka muncul dorongan dari dalam
dirinya untuk belajar dua kali lebih giat daripada waktu masih di SMU.” takut
dimarahin orang lain, takut kehilangan sayang dari kekasih, dll

b) Motivasi Ekstrinsik atau motivasi yang datang dari luar individu “Karena
melihat kedua orang tua banting tulang mencari uang untuk membiayai
sekolahnya, maka muncul motivasi untuk giat belajar dan lebih cepat selesai
pendidikan.”

c) Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan
munculnya serentak cepat sekali pada prilaku seseorang. “Dalam kondisi
terdesak menghadapi bahaya besar Usman harus menyelamatkan diri, maka ia
mampu melompati pagar setinggi satu meter lebih dengan baik dan selamat.”

4
Padahal sebelumnya Usman belum pernah dan tidak bisa melompati pagar
yang tingginya satu meter lebih karena ia bukan seorang atlit.
d) Motivasi yang berhubungan dengan ideology politik, ekonomi, sosial budaya
dan Hankam yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena individu
memang mahluk sosial. “Motivasi untuk bergabung dengan kelompok
sukarelawan yang ada, dengan adanya kerusuhan yang menimbulkan korban
jiwa, ingin membantu meringankan beban orang lain.”
 Proses Motivasi
a) Tahap pertama, keadaan yang mendorong, yang biasa disebut drive. Istilah
drive sering digunakan saat keadaan motif memiliki dasar biologis atau
fisiologis. Drive dipandang sebagai pendorong seseorang untuk bertindak.
Drive dapat muncul bila organisme kekurangan sesuatu atau memiliki
kebutuhan. Drive juga bisa muncul bila ada stimulus dari lingkungan.
b) Tahap kedua, tingkah laku, yang ditimbulkan oleh karena adanya Drive.
Sebagai contoh rasa lapar mendorong manusia untuk mencari makanan. Cepat
atau lambat, bila tingkah laku itu berhasil, maka kebutuhan maupun drive
akan berkurang. Dengan perkataan lain, tingkah laku pencarian makanan oleh
manusia, merupakan alat untuk mendapatkan makanan dan mengurangi
dorongan lapar.
c) Tahap ketiga, tingkah laku manusia diarahkan pada tahap ketiga dari
siklus motifasional, yaitu mencapai tujuan. Contoh siklus motivasi ini adalah
pada rasa haus. Kekurangan air pada tubuh menimbulkan kebutuhan dan
dorongan (tahap I), memunculkan tingkah laku mencari air minum (tahap II),
yang merupakan tujuan (tahap III). Minum meredakan kebutuhan air dalam
tubuh sehingga rasa haus terpuaskan, dan siklus motifasional berhenti. Tetapi
dengan segera kebutuhan akan air timbul kembali, maka manusia akan
memulai kembali siklus motifasionalnya.

5
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
1. Fisik dan proses mental, Usia dan Kematangan
2. Lingkungan, Hereditas
3. Fasilitas: sarana & prasarana (Audio Visual Aid /Media)
4. Instrinsik seseorang dan Program aktivitas
 Motivasi & Konflik
Dorongan-dorongan atau kebutuhan-kebutuhan tidak muncul satu per satu,
seringkali dua kebutuhan atau lebih muncul berbarengan atau pada saat yang
sama,inilah yang disebut “konflik.”Kurt Lewin (1890,1947) seorang Psikolog me
membedakan tiga macam konflik:
a) Approach-Approach Conflict : konflik (+)/(+) Dua kebutuhan atau lebih yang
muncul bersamaan tapi kedua-duanya mempunyai nilai positif bagi individu
b) Approach-Avoidance Conflict : konflik (+)/(-) Apabila satu kebutuhan yang
muncul mempunyai nilai positif dan negative sekaligus bagi individu
c) Avoidance-Avoidance Conflict : konflik (-)/(-) Kedua kebutuhan atau lebih
yang muncul bersamaan semuanya mempunyai nilai negative bagi individu.
 Motivasi & Frustrasi
Apabila muncul suatu kebutuhan atau dorongan untuk bertindak, tetapi karena
sesuatu hal, maka kebutuhan tidak dapat terpenuhi atau dorongan untuk bertindak
terhambat, menimbulkan situasi yang disebut “frustrasi.” Frustrasi berarti suatu
kebutuhan tidak dapat terpenuhi atau pemenuhan suatu kebutuhan yang tertunda.
Faktor-Faktor Penyebab Frustrasi
a) Hambatan fisik individu, berarti karena untuk memenuhi kebutuhan itu
fisik individu terlalu lemah atau karena hal-hal lain, misalnya cacat: keadaan
fisik tidak mendukung prilaku individu.
b) Hambatan fisik di luar individu, misalnya ada larangan tertentu atau hal-
hal yang sederhana seperti terkunci dalam ruangan, dibawa pergi oleh
seseorang.
c) Hilangnya rangsang yang memperkuat timbulnya kebutuhan.

6
 Motivasi dan Emosi
Emosi mempunyai kaitan yang amat erat dengan motivasi, karena emosi
merupakan pendorong terjadinya prilaku. Hilgard, dkk menganggap bahwa
motivasi adalah pendorong perilaku yang determinan-determinanya berasal dari
dalam diri individu atau rangsang-rangsang internal, sedangkan determinan-
determinan emosi berasal dari luar individu atau rangsang-rangsang eksternal.
Pandangan ini tidak memuaskan karena kelaparanpun dapat merangsang
timbulnya emosi, dorongan seksual yang bersifat internal ternyata sarat dengan
unsur-unsur emosional.
 Motivasi-Belajar-Minat
Kaitanya dengan belajar dan minat, para ahli psikologi membedakan dua
macam motivasi berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, yaitu motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik, dimana motivasi instrinsik mempunyai sumber
dorongan dari dalam diri individu yang bersangkutan, sedangkan motivasi
ekstrinsik mempunyai sumber dorongan dari luar diri individu.
2.4 Gangguan Motivasi
1. Hyperactive/hiperaktif
Ciri anak ini tidak bisa duduk diam dikelas. Kadang anak ini berlarian,
meloncat, bahkan berteriak-triak. Anak ini sulit dikontrol untuk melaukan aktifitas
secara teratur dan tertib, serta suka menganggu teman sekelasnya.
2. Distractibility child
Tipe anak ini cenderung cepat bosan, mudah mengalihkan perhatiannya
keberbagai objek lain dikelas, mudah dipengaruhi, dan sulit memusatkan
perhatian pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung di kelas.
3. Poor self concept
Ciri anak ini pendiam, sangat perasa atau sensitif, mudah tersinggung,
sikapnya pasif dan cenderung tidak berani bertanya karena merasa diri tidak
mampu dan kurang bergaul.
4. Impulsive
Ciri anak ini cepat bereaksi. Anak jenis ini langsung berbicara, tanpa
menghiraukan pertanyaan guru, jawaban spontan, kurang mendukung kemampuan
berfikir logis.

7
Anak ini berteriak pada saat menjawab, ingin menunjukan diri sebagai anak yang
pandai, namun jawaban atau reaksinya mencerminkan ketidakmampuanya,
jawabannya tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
5. Distractive behavior
Anak ini tipe perusak, sikapnya agresif kearah negatif, suka membanting
atau melempar. Anak ini termasuk anak yang bermasalah (trouble maker) sikap
mudah tersinggung dengan tempramen yang tinggi dan suka merusak.
6. Dependency
Ciri anak ini tidak dapat tinggal dikelas tanpa ditemani oleh ibunya,
ketergantungan ini dapat disebabkan oleh sikap ibu yang sangat melindungi anak
sehingga saat di sekolahpun harus ditemani oleh ibu.
7. Social interception
Sikap anak ini seperti “cuek” ia kurang peka terhadap lingkungannya, sulit
membaca ekspresi guru dan teman-temannya. Oleh karena itu, anak ini sering
dikucilkan oleh teman-teman sekitarnya.
2.5 Coping Behaviour Gangguan Motivasi
a. Motivasi dengan kekerasan (motivating by force), yaitu cara memotivasi
dengan menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi
dapat melakukan apa yang harus dilakukan. Contoh : seorang komandan akan
memberikan hukuman pada anak buahnya apabila tidak disiplin.
b. Motivasi dengan bujukan (motivacing by enticement), yaitu cara memotivasi
dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai harapan
yang dimotivasi. Contoh : mahasiswa berprestasi akan mendapat hadiah berupa
bebas membayar SPP selama 2 semester.
c. Motivasi dengan identifikasi (motivating by identification or ego-involvement),
yaitu cara memotivasi dengan menambahkan kesadaran sehingga individu
berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya
sendiri dalam mencapai tujuan. Contoh: seorang mahasiswa belajar giat karena
termotivasi bila belajar dengan baik hingga berprestasi, yang akan memetik
hasilnya adalah diri sendiri.

8
2.6. Variabel-Variabel Motivasi
a. Motif
Menurut Cut Zurnali (2004), motif adalah faktor-faktor yang
menyebabkan individu bertingkah laku atau bersikap tertentu. Jadi dicoba untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan
oleh seseorang? Apa yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu pekerjaan
atau aktivitas. Ini berarti bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di
dalam dirinya (inner needs) yang menyebabkan mereka didorong, ditekan atau
dimotivasi untuk memenuhinya.

William G Scott (1962: 82) menerangkan tentang motive adalah


kebutuhan yang belum terpuaskan yang mendorong individu untuk mencapai
tujuan tertentu. Secara lengkap motiv menurut Scott motive are unsatiesfied need
which prompt an individual toward the accomplishment of aplicable goals.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan, motive adalah dorongan yang ada di
dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan guna memenuhi kepuasannya
yang belum terpuaskan. Selain itu, Maslow sebagaimana diungkap pada halaman
sebelumnya membagi kebutuhan manusia ke dalam beberapa hirarki, yakni
kebutuhan-kebutuhan fisik, keselamatan dan keamanan, sosial, penghargaan atau
prestise dan kebutuhan aktualisasi diri.
b. Harapan.
Mengacu pada pendapat Victor Vroom, Cut Zurnali (2004)mengemukakan
bahwa ekspektasi adalah adanya kekuatan dari kecenderungan untuk bekerja
secara benar tergantung pada kekuatan dari pengharapan bahwa kerja akan diikuti
dengan pemberian jaminan, fasilitas dan lingkungan atau outcome yang menarik.
RL. Kahn dan NC Morce (1951: 264) secara singkat mengemukakan pendapatan
mereka tentang expectation, yakni Expectation which is the probability that the
act will obtain the goal. Jadi harapan adalah merupakan kemungkinan bahwa
dengan perbuatan akan mencapai tujuan.

9
Dengan merumuskan beberapa pendapat para ahli, Cut Zurnali (2004)
menyatakan bahwa terdapat dua sumber besar yang dapat mempengaruhi
kelakuan individu, yaitu : sumber-sumber harapan yang berkenaan dengan
peranannya antara lain, tuntutan formal dari pihak pekerjaan yang terperinci
dalam tugas yang seharusnya dilakukan. Dan tuntutan informal yang dituntut oleh
kelompok-kelompok yang ditemui individu dalam lingkungan kerja.
Di samping itu, menurut Wiliam G Scott (1962: 105), addtionally, as could
be anticipated, the groups themselves can be axpected to interact, effecting the
others expectations. Ternyata kelompok karyawan sendiri dapat juga
mempengaruhi harapan-harapan yang akan dicapainya. Dan dengan adanya
keyakinan atau pengharapan untuk sukses dapat memotivasi seseorang untuk
mewujudkan atau menggerakkan usahanya (Gary Dessler, 1983: 66). Selanjutnya
Vroom yang secara khusus memformulasikan teori expectancy mengajukan 3
(tiga) konsep konsep dasar, yaitu : (1) Valence atau kadar keinginan seseorang;
(2) Instrumentality atau alat perantara; (3) Expectacy atau keyakinan untuk
mewujudkan keinginan itu sendiri (Gary Dessler, 1983: 66).
c. Insentif.

Dalam kaitannya dengan insentif (incentive), Cut Zurnali mengacu pada


pendapat Robert Dubin (1988) yang menyatakan bahwa pada dasarnya incentive
itu adalah peransang, tepatnya pendapat Dubin adalah incentive are the
inducement placed the course of an going activities, keeping activities toward
directed one goal rather than another. Arti pendapat itu kurang lebih, insentif
adalah perangsang yang menjadikan sebab berlangsungnya kegiatan, memelihara
kegiatan agar mengarah langsung kepada satu tujuan yang lebih baik dari yang
lain. Morris S. Viteles (1973: 76) merumuskan insentif sebagai keadaan yang
membangkitkan kekuatan dinamis individu, atau persiapan-persiapan dari pada
keadaan yang mengantarkan dengan harapan dapat mempengaruhi atau merubah
sikap atau tingkah laku orang-orang. Secara lebih lengkap Viteles menyatakan :
incentive are situasions which function in arousing dynamis forces in the
individual, or managements of conditions introduced with the expectation of
influencing or altering the behavior of people.

10
Menurut Cut Zurnali, pendapat yang mengemukakan bahwa insentif adalah
suatu perangsang atau daya tarik yang sengaja diberikan kepada karyawan dengan
tujuan agar karyawan ikut membangun, memelihara dan mempertebal serta
mengarahkan sikap atau tingkah laku mereka kepada satu tujuan yang akan
dicapai perusahaan.

Joseph Tiffin (1985: 267) mengatakan bahwa pemnberian insentif sangat


diperlukan terutama apabila karyawan tidak banyak mengetahui tentang hal apa
yang akan dilakukannya. Berikut secara lengkap diuraikan pendapat Tiffin:
ordinary speaking, people will not learn very much about anything unless they are
motivated to do so, that is, unless they are supplied with an adequate incentive.
Maknanya bahwa seseorang tidak banyak mengetahui tentang sesuatu hal, apabila
mereka tidak didorong untuk melakukan pekerjaan yang demikian itu, yaitu
apabila mereka tidak dibekali dengan insentif secara cukup.

2.7 Pengertian Persepsi


Secara etimologis persepsi berasal dari bahasa latin preceptio ; dari
preceptio, yang artinya menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi
itu sendiri adalah yang menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.
Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan,
penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan
informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi
kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda
serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya (Meider, 1958).
 Pengertian Persepsi Menurut para Tokoh :
a. Menurut Matlin (1998), persepsi adalah proses aplikasi pengetahuan
sebelumnya untuk memperoleh/mengumpulkan dan menginterpretasikan
stimulus yang ditangkap panca indera (sensory register).
b. Menurut Davidoff (1981), persepsi adalah stimulus yang diterima indera
oleh individu di organisasikan, kemudian diinterpretasikan sehingga individu
menyadari, mengerti apa yang diindera.

11
2.8 Jenis-Jenis Persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh
indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis :
a. Persepsi Visual : Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.
Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan
mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.
Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum,
sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks
sehari-hari.
b. Persepsi Auditori : Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran
yaitu telinga.
c. Persepsi Perabaan : Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil
yaitu kulit.
d. Persepsi Penciuman : Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari
indera penciuman yaitu hidung.
e. Persepsi Pengecapan : Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari
indera pengecapan yaitu lidah.
 Bentuk-Bentuk Persepsi
Menurut Walgito (1995: 22) terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.
1) Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan
psikologis, latar belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan
syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu pada
waktu tertentu.
2) Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan
keadaan, intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut
menentukan didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.
 Proses Persepsi
Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa tahap-tahap persepsi
antara lain:

12
1) Tahap pertama
Merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik,
merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.
2) Tahap kedua
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses
diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-
saraf sensoris
3) Tahap ketiga
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses psikologik, merupakan proses
timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.
4) Tahap keempat
Merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan
perilaku.
2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut David Krech dan Ricard Crutfield dalam Jalaludin Rahmat
(2003:55) membagi faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi 2
yaitu:
a. Faktor Fungsional
Faktor Fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman
masa lalu dan hal-hal lain yang kita sebut sebagai faktor personal. Faktor
fungsional yang menentukan persepsi adalah obyek-obyek yang
memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
b. Faktor Struktural
Faktor Struktural adalah faktor-faktor yang berasal dari sifat stimulus fisik
terhadap efek-efek syarat yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.
2.10 Gangguan Persepsi
Gangguan persepsi (dispersepsi) adalah kesalahan atau gangguan persepsi.
Menurut Maramis (1999), terdapat 7 macam gangguan persepsi, yaitu:

13
a. Halusinasi atau maya
Halusinasi adalah pencerapan (persepsi) tanpa adanya rangsang apapun pada
pancaindera seseorang, yang terjadi pada keadaan sadar/bangun dasarnya
mungkin organik, fungsional psikotik ataupun histerik. Secara singkat halusinasi
adalah persepsi atau pengamatan palsu.
b. Ilusi
Ilusi adalah interpretasi yang salah atau menyimpang tentang penyerapan
(persepsi) yang sebenarnya sunguh terjadi karena adanya rangsang pada
pancaindera. Secara singkat ilusi adalah persepsi atau pengamatan yang
menyimpang. Contoh : bayangan daun pisang dilihatnya seperti seorang pejahat,
bunyi angin terdengar seperti ada orang yang memanggil namanya, suara
binatang disemak-semak terdengar seperti ada tangisan bayi.
c. Depersonalisasi
Depersonalisasi adalah perasaan yang aneh tentang dirinya sudah tidak seperti
biasa lagi, tidak menurut kenyataan atau kondisi patologis seseorang. Contoh :
perasaan bahwa dirinya seperti sudah di luar badannya, perasaan bahwa kaki
kanannya bukan miliknya lagi.
d. Derealisasi
Derealisasi adalah perasaan aneh tentang lingkungan di sekitar dan tidak
menurut kenyataan sebenarnya. Contoh: segala sesuatu dirasakan seperti mimpi.
e. Somatosensorik adalah suatu keadaan menyangkut tubuh yang secara
simbolik menggambarkan adanya suatu konflik emosional. Contoh : anestesia
yaitu kehilangan sebagian atau seluruh kepekaan indera peraba pada kulit,
perestesia yaitu perubahan pada indera peraba (seperti ditusuk-tusuk jarum),
gangguan penglihatan atau pendengaran, makropsia, dan mikropsia.
f. Gangguan psikofisiologik
Gangguan psikofisiologik adalah gangguan pada tubuh yang disyarafi oleh
susunan syaraf yang berhubungan dengan kehidupan dan disebabkan oleh
gangguan emosi.

14
Contoh:
 Kulit : radang kulit, biduran, gatal-gatal, dan banyak cairan pada
kulit.
 Otot dan tulang : otot tegang sampai kaku dikepala dan punggung.
 Alat pernafasan: sindrom hiperventilasi (nafas berlebihan).
 Jantung dan pembuluh darah : debaran jantung yang cepat, dan
tekanan darah meningkat.
 Alat pencernaan : lambung perih, mual, muntah, kembung, dll.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Motivasi merupakan sesuatu hal yang membangkitkan, mempertahankan,


mengelola dan membawa tingkah laku pada suatu tujuan tertentu.

Ciri-ciri motivasi dalam prilaku :

a. Pergerakan perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang


bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang suatu prilaku tertentu saja tetapi
merangsang berbagai kecenderungan berperilaku yang memungkinkan
tanggapan yang berbeda-beda
b. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi
dengan kekuatan determinan. Rangsang yang lemah mungkin menimbulkan
reaksi hebat atau sebaliknya
c. Motivasi mengarahkan perilaku kepada tujuan tertentu
d. Penguatan positif atau positive reinforcement menyebabkan suatu perilaku
tertentu cenderung untuk diulangi kembali
e. Kekuatan prilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat
tidak enak

Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan,


penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan
informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi).

3.2 Saran

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua orang,kami menyadari


bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,untuk itu kami mohon kritikan
dan saran yang membangun dari teman-teman sekalian yang membaca makalah
ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ibadina,Azkia. Motivasi Psikologi 2014. http//tugasku4free /2014/12/psikologi-


motivasi.html
Korneliz.2009. Masalah Motivasi dalam Psikologi. http://psikologimotivasi.2009
05/masalah-motivasi-dalam-ilmu-psikologi.html

Medical Stuff. 2013. Gangguan Persepsi. http://xianide/2013/03/gangguan-


persepsi_5.html
Setiawan,Agus. 2012. Gangguan Persepsi.Tedjo.2012,Persepsi dan Motivasi.

17

Anda mungkin juga menyukai