Anda di halaman 1dari 70

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai

dan Janda/Duda Pegawai, antara lain ditegaskan bahwa pensiun adalah

sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa Pegawai

Negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah. Setiap

penghargaan tentu baru mempunyai nilai apabila diberikan tepat pada

orangnya dan tepat pada waktunya, terkait dengan itu merupakan keharusan

dari setiap pengelola kepegawaian yang ditugasi menyelesaikan administrasi

pensiun untuk dapat melaksanakan tugas dan memberikan pelayanan dengan

teliti, tekun dan sistematis, sehingga pemberian pensiun itu diberikan kepada

yang berhak menerima tepat pada waktunya.

Karena berdasarkan pengalaman selama ini masih sering terdengar keluhan

tentang keterlambatan dalam penyelesaian urusan pensiun baik untuk PNS,

Pejabat Negara bahkan pensiun janda/dudanya. Hal ini disebabkan karena

para calon pensiunan belum memahami secara jelas dokumen-dokumen apa

yang harus disampaikan ke instansi yang berwenang menetapkan pensiun,

atau mungkin karena ada kendala pengelolaan kepegawaian baik di pusat

maupun daerah. Rendahnya kualitas pelayanan publik merupakan salah satu

sorotan yang diarahkan kepada birokrasi pemerintah dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Perbaikan pelayanan publik di era reformasi


2

merupakan harapan seluruh masyarakat. Berbagai tanggapan masyarakat

justru cenderung menunjukkan bahwa berbagai jenis pelayanan publik

mengalami kemunduran yang utamanya ditandai dengan banyaknya

penyimpangan dalam layanan publik tersebut. Sistem dan prosedur

pelayanan yang berbelit-belit, dan sumber daya manusia yang lamban dalam

memberikan pelayanan, mahal, tertutup, dan diskriminatif serta berbudaya

bukan melayani melainkan dilayani juga merupakan aspek layanan publik

yang banyak disoroti. Kondisi ini karena di dalam kerangka hukum

administrasi positif Indonesia saat ini telah diatur tentang standar minimum

kualitas pelayanan, namun kepatuhan terhadap standar minimum pelayanan

publik tersebut masih belum termanifestasikan dalam pelaksanaan tugas

aparatur pemerintah.

Pelayanan publik selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilakukan

oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan

bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

tertentu.Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Badan Kepegawaian Daerah

juga melaksanakan pelayanan publik salah satunya memberikan layanan

pensiun Pegawai Negeri Sipil.

Dasar Penyelenggaraan kewenangan tersebut dilakukan berdasarkan

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 dan Undang-undang Nomor 8 Tahun

1974. Pemberian hak-hak kepegawaian disini meliputi kenaikan pangkat

pengabdian dan pemberian kenaikan gaji berkala terakhir menjelang pensiun

yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat diberikan kepada


3

Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hak pensiun karena telah

mencapai batas usia pensiun.

Secara administratif kedua hal tersebut harus dilaksanakan seefektif dan

seefisien mungkin. Dengan demikian selain dari segi administrasi akan

menjadi lebih sederhana, proses penyelesaian pemberhentian dan pemberian

pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan atau janda/dudanya

juga menjadi lebih sederhana dan cepat. Berdasarkan uraian diatas maka

kami tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pelayanan pada

Pemerintah Kabupaten Blitar yang terfokus pada pelayanan Pegawai yang

memasuki masa pensiun. Berdasarkan kondisi tersebut maka kami tergerak

untuk mengadakan penelitian dengan judul “PROSEDUR PELAYANAN

ADMINISTRASI BAGI PNS YANG TELAH MEMASUKI BATAS USIA

PENSIUN”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat kami rumuskan :

1. Bagaimana prosedur administrasi kepegawaian pada Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar untuk PNS yang memasuki

Batas Usia Pensiun ?


2. Apa kendala dan hambatan dalam proses pelayanan administrasi

kepegawaian bagi pegawai yang telah memasuki batas usia pensiun?

1.3 Tujuan PKL


1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat dalam bentuk praktek

kerja lapang.
4

2. Membandingkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan

dengan yang di terapkan di lapang dan menelaah apabila terdapat

perbedaan-perbedaan atau penyesuaian.


3. Melatih Mahasiswa untuk mandiri di lapang dan sekaligus berlatih

untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan pekerjaan yang

nantinnya akan ditekuni oleh lulusan.


4. Menambah wawasan mahasiswa dalam bidang keilmuannya secara

luas.

1.4 Manfaat PKL


1. Bagi Mahasiswa, penelitian ini merupakan usaha untuk

meningkatkan wawasan dan kemampuan berfikir melalui penelitian

karya ilmiah dan untuk menerapkan teori-teori yang penulis telah

terima selama masa perkuliahan di Program Studi Ilmu Administrasi

Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.


2. Bagi Kampus,penelitian ini akan melengkapi ragam penelitian yang

telah dibuat oleh para mahasiswa dan dapat mengembangkan kajian

untuk menambah bahan bacaan dan atau referensi bagi terciptanya

suatu karya ilmiah.


3. Bagi Instansi, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan

untuk meningkatkan, sumbangan pemikiran dalam pelaksanaan

pelayanan administrasi bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah

memasuki Batas Usia Pensiun.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Prosedur

Pengertian prosedur menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul

Sistem Akuntansi menyatakan bahwa : “Prosedur adalah suatu kegiatan yang

melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

terjadi secara berulang-ulang”. ( 2010:5 )

Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian prosedur menurut beberapa para

ahli: Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Lilis Puspitawati dan Sri Dewi

Anggadini (2011:23) dalam buku yang berjudul “Sistem Informasi

Akuntansi” sebagai berikut : “Serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang

tersusun secara sistematis berdasarkan urutan urutan yang terperinci dan

harus diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan”.

2.2 Pelayanan
Pelayanan pada dasarnya adalah cara melayani, membantu, menyikapi,

mengurus, menyelesaikan keperluan kebutuhan seseorang atau sekelompok

orang. Dan kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu

hak. Seperti yang dilaksanakan pada instansi pemerintah di pusat, daerah,

dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik

Daerah dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan
6

kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

perundang – undangan. Seperti yang dikemukakan oleh Agung Kurniawan,

2005 : 6 : “Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani)

keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada

organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan”.

Asas – Asas Pelayanan Umum dan Publik

1. Asas-asas Pelaksanaan Pelayanan Umum

Pelayanan umum dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan

terpadu yang bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar,

dan terjangkau. Karena itu harus mengandung unsur – unsur dasar

sebagai berikut :

a) Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan

umum harus jelas dan diketahui secara pasti oleh masing – masing

pihak;

b) Pengaturan setiap bentuk pelayanan harus disesuaikan dengan

kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar

berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan yang

berlaku dengan tetap berpegangan pada efisiensi dan efektifitas;

c) Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar

dapat memberikan keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan

kepastian hukum yang dapat dipertanggung jawabkan;


7

d) Apabila pelayanan umum yang diselenggarakan oleh instansi

pemerintah terpaksa harus mahal, maka instansi pemerintah yang

bersangkutan berkewajiban memberikan peluang kepada

masyarakat untuk ikut menyelenggarakan sesuai dengan perundang

– undangan yang berlaku. Alasan mendasar mengapa pelayanan

umum harus diberikan adalah adanya publik interest atau

kepentingan umum yang harus dipenuhi oleh pemerintah karena

memiliki tanggung jawab atau responsibility. Dalam memberikan

pelayanan ini pemerintah diharapkan secara profesional

melaksanakannya, dan harus mengambil keputusan.

2. Asas-asas Pelaksanaan Pelayanan Publik

Pada dasarnya pelayanan publik dilaksanakan dalam suatu rangkaian

kegiatan terpadu yang bersifat sederhana (dalam arti lugas, bukan

dengan cara yang tradisional), terbuka, lancar, tepat, lengkap,wajar, dan

terjangkau. Oleh sebab itulah menurut Ibrahim (2008:19 -20) setidak-

tidaknya mengandung unsur-unsur dasar (asas-asas) antara lain sebagai

berikut:

a) Hak dan kewajiban, baik bagi pemberi dan penerima pelayanan

publik tersebut, harus jelas dan diketahui dengan baik oleh masing-

masing pihak, sehingga tidak ada keragu-raguan dalam

pelaksanaannya;

b) Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan

dengan kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk


8

membayar berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, dengan tetap berpegang pada efisiensi dan

efektivitasnya;

c) Mutu proses keluaran dan hasil pelayanan public tersebut harus

diupayakan agar dapat memberikan keamanan, kenyamanan,

kelancaran, dan kepastian hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan;

d) Apabila pelayanan publik yang diselenggarakan oleh

Instansi/Lembaga Pemerintah/Pemerintahan “terpaksa harus

mahal”, maka Instansi/Lembaga Pemerintah/Pemerintahan yang

bersangkutan berkewajiban “memberi peluang” kepada masyarakat

untuk ikut menyelenggarakannya, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik bahwa penyelenggaraan pelayanan publik harus

berasaskan yakni :

a) Kepentingan umum

Adalah kepentingan orang banyak yang untuk mengaksesnya, tidak

mensyaratkan beban tertentu. Kepentingan yang harus

didahulukan dari kepentingan-kepentingan yang lain dengan tetap

memperhatikan proporsi pentingnya dan tetap menghormati

kepentingan-kepentingan lain.

b) Kepastian hukum
9

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun

waktu yang telah ditentukan. Keadaan dimana perilaku manusia,

baik individu, kelompok, maupun organisasi, terikat dan berada

dalam koridor yang sudah digariskan oleh aturan hukum.

c) Kesamaan hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,

golongan, gender dan status ekonomi.

d) Keseimbangan hak dan kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan

kewajiban masing-masing pihak.

e) Keprofesionalan

Suatu keahlian dan kemampuan dalam mengerjakan suatu

pekerjaan dalam satu bidan.

f) Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan

harapan masyarakat.

g) Persamaan perlakuan atau tidak diskriminatif

Perlakuan yang didapat dari para pelayan publik sama rata dan

tidak melihat dari strata sosial masyarakat tersebut.

h) Keterbukaan
10

Semua proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar

mudah diketahui dan dipahami masyarakat baik yang diminta

ataupun tidak.

i) Akuntabilitas

Pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan.

j) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok.

Fasilitas yang didapat setiap orang sama, tidak ada perlakuan

khusus bagi kelompok tertentu.

k) Rentan

Pelayanan publiknya mudah terpengaruh oleh hal-hal yang

mengakibatkan ketidakpercayaan masyarakat.

l) Ketepatan waktu

Target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah

ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

m) Kecepatan, kemudahan dan kejangkauan

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat, dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi informatika.

Dari asas-asas tersebut terlihat bahwa dalam pelaksaaannya pelayanan

publik ditujukan kepada semua masyarakat termasuk masyarakat dengan

kebutuhan khusus. Pelayanan publik yang terbaik adalah pelayanan yang


11

dapat menjangkau semua elemen masyarakat. Dengan keadaan tersebut

pelayanan publik akan mempermudah masyarakat dalam aktivitasnya.

2.3 Administrasi Kepegawaian


Menurut Drs. M. Manullang pengertian administrasi kepegawaian adalah

seni atau ilmu perencanaan, pelaksanaan, dan pengontrolan tenaga kerja

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan

meninggalkan keputusan hati pada diri pekerja. Atau dengan kata lain

manajemen kepegawaian adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana

memberikan fasilitas untuk mengembangkan kemampuan dan rasa

partisipasi pekerja dalam suatu kesatuan aktifitas demi tercapainya tujuan.


2.3.1 Sistem Administrasi Kepegawaian
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat

hubungannya antara satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

untuk mencapai tujuan tertentu. Hart ( Fairuzel said : 2005 )

mendefinisikan “Sistem yang terjadi, kebutuhan yang diharapkan sehingga

dapat diusulkan perbaikan- perbaikan.


Administrasi Kepegawaian adalah seluruh kegiatan atau pengelolaan

yang berhubungan dengan kepentingan pegawai meliputi :permintaan

formasi / kebutuhan pegawai, penempatan pegawai, history pegawai,

pemberhentian dengan hormat / pemutusan hubungan kerja PNS ( pegawai

negeri sipil ), indroktrinasi, pelatihan dan pendidikan sumber daya

manusia.”.
Sangat penting peranan Data Kepegawaian dalam rangka melaksanakan

Pembinaan Pegawai Negeri Sipil sehingga perlu adanya Pembentukan


12

sistem pencatatan Kepegawaian dapat dilaksanankan dengan 2 (dua) cara

yaitu :
1. Secara Manual : merupakan pelaksanaan kegiatan pencatatan,

penyimpanan dan pengolahan dilaksanakan secara manual , dengan

media Buku Induk, File / Tata Naskah perorangan yang disimpan

dalam unit almari khusus;


2. Secara Elektronik : merupakan pelaksanaan kegiatan perekaman dan

penyimpanan dalam Media Komputer.


2.3.2 Teori Pelayanan Administrasi Kepegawaian

Demokrasi dan pelayanan publik, demokrasi sendiri memiliki arti sebagai

suatu sistem yang dipegang oleh suatu negara untuk memajukan kualitas

masyarakatnya dalam memberikan apa yang mereka ingin sampaikan

kepada negara yang ditempatinya. Dalam artian bahwa sistim demokrasi

bisa mewakili masyarakat dalam menyampaikan perihal-perihal yang

menurut mereka terdapat kekurangan-kekurangan dalam suatu sistim suatu

negara. Dan pelayanan publik sendiri adalah suatu pelayanan yang

diberikan oleh para pelayan masyarakat yang biasa dikenal sebagai para

administrator untuk para masyarakat, seperti para pegawai sipil.

Sudah merupakan kewajiban bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), untuk

meningkatkan pelayanan publik. Pelayanan publik yang baik akan

meningkatkan kualitas demokrasi, pelayanan publik yang diberikan oleh

para administrator bagi para masyarakat diharapkan secara maksimal dalam

memberikannya, praktisi dan akademisi di bidang administrasi publik

memiliki kepentingan yang luar biasa dalam kualitas lembaga pemerintah.

Mereka berbagi dengan semua warga. Fungsi-fungsi pemerintah tersebut


13

disalurkan lewat kebijakan publik dan program-program pemerintah yang

kesemuanya termasuk kedalam tugas administrasi publik. Dalam pengertian

sempit administrasi hanya di artikan sebagai pegawai biasa yang hanya

bertugas sebagai tukang ketik yang melayani masyarakat dengan apa

adanya. Tapi seiring berjalannya waktu administrasi diartikan luas sebagai

pegawai kepemerintahan yang sebagian besar tugasnya melayani

masyarakat. masalah membuat pemerintah berperilaku demi kepentingan

terbaik.

2.4 Pegawai Negeri Sipil

Ada dua pengertian pegawai negeri menurut Undang-Undang Pokok

Kepegawaian No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan UU No.8 Tahun1974

Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yaitu:

1. Pegawai negeri adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi

masyarakat yang dengan kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah,

menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan;


2. Pegawai negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,

diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam

sesuatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang

ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan

digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku

(Soewarno Handayaningrat. 2004 :147).


14

Pegawai Negeri Sipil, Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,

“Pegawai” berarti “orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan

sebagainya) sedangkan “Negeri” berarti negara atau pemerintah, jadi PNS

adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau Negara.

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 memberikan pengertian

PNS adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan

dalam peraturan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat

oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Negeri

atau diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu

peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2.4.1 Unsur-unsur PNS

Adapun unsur-unsur dari pegawai negeri, yaitu sebagai berikut:

1. Warga negara Indonesia yang telah memenuhi syarat- syarat menurut

peraturan perundang-undangan.

Peraturan perundangan yang mengatur tentang syarat-syarat yang dituntut

bagi setiap (calon) Pegawai Negeri untuk dapat diangkat oleh pejabat yang

berwenang adalah Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000, yang

meliputi:

a) Warga Negara Indonesia. Pembuktian bahwa seseorang itu adalah

warga negara Indonesia harus melampirkan akta kelahiran dan

fotokopi KTP yang masih berlaku;


15

b) Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun dan minimal 35 (tiga puluh

lima) tahun dibuktikan dengan akta kelahiran dan fotokopi KTP yang

masih berlaku;
c) Tidak pernah dihukum atas keputusan hakim yang sudah mempunyai

kekuatan hukum yang tetapi;


d) Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat dalam sesuatu

instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta;


e) Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri atau Calon Pegawai

Negeri Sipil;
f) Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, dan keterampilan yang

diperlukan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang sesuai

dengan formasi yang akan diisi;


g) Berkelakuan baik (berdasarkan keterangan yang berwajib);
h) Berbadan sehat (berdasarkan keterangan dokter);
i) Sehat jasmani dan rohani;
j) Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Indonesia atau negara lain

yang ditetapkan oleh pemerintah;


k) Syarat lainnya yang ditentukan dalam persyaratan jabatan.

2. Diangkat oleh pejabat yang berwenang.

Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

menegaskan bahwa pejabat yang berwenang adalah pejabat yang

mempunyai kewenangan mengangkat, memindahkan, dan

memberhentukan Pegawai Negeri berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Pada dasarnya kewenangan untuk

mengangkat Pegawai Negeri berada ditangan presiden sebagai kepala

eksekutif, namun untuk (sampai) tingkat kedudukan (pangkat) tertentu,

presiden dapat mendegelasikan kewenangan kepada pejabat lain

dilingkungannya masing-masing. Kewenangan pengangkatan dan


16

pendegelasian tersebut diatur dalam Pasal 2 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 09 Tahun 2003.

3. Diserahi tugas dalam jabatan negeri.

Pegawai negeri yang diangkat dapat diserahi tugas, baik berupa tugas

dalam suatu jabatan negeri maupun tugas negara lainnya. Ada

perbedaan tugas negeri dan negara lainnya. Dimaksudkan dengan

tugas dalam jabatan negeri apabila yang dimaksudkan diberi jabatan

dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, termasuk didalamnya adalah

jabatan dalam kesekretariatan lembaga negara serta kepaniteraan di

pengadilan-pengadilan, sedangkan tugas negara lainnya adalah jabatan

diluar bidang eksekuti seperti hakim-hakim pengadilan negeri dan

pengadilan tinggi. Di sini terlihat bahwa pejabat yudikatif di level

pengadilan negeri dan tinggi adalah pegawai negeri, sedangkan hakim

agung dan mahkamah (agung dan konstitusi) adalah pejabat negara.

4. Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Gaji adalah balas jasa dan penghargaan atas prestasi kerja Pegawai

Negeri yang bersangkutan. Sebagai imbal jasa dari pemerintah kepada

pegawai yang telah mengabdikam dirinya untuk melaksanakan

sebagaian tugas pemerintahan dan pembangunan, perlu diberikan gaji

yang layak baginya. Dengan ada gaji yang layak secara relatif akan

menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

pembangunan, sebab pegawai negeri tidak lagi dibebani dengan

pemikiran akan masa depan yang layak dan pemenuhan kebutuhan


17

hidupnya. Sehingga bisa bekerja dengan professional sesuai dengan

sesuai dengan tuntunan kerjanya.


Pengaturan mengenai gaji PNS mengacu pada Peraturan Pemerintah

Nomor 06 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 07 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji PNS sebaimana telah

Sembilan kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9

Tahun 2007. Selain pemberian gaji pokok, pegawai negeri juga

diberikan kenaikan gaji berkala dan kenaikan gaji istimewa. Kenaikan

gaji istimewa hanya dapat diberikan kepada PNS yang telah nyata-

nyata menjadi teladan bagi lingkungan kerjanya. Maksud dari

pemberian kenaikan gaji istimewa adalah mendorong PNS untuk

bekerja lebih baik. Kenaikan gaji istimewa hanya berlaku dalam

pangkat yang dijabat oleh PNS yang bersangkutan pada saat

pemberian kenaikan gaji istimewa itu, atau dengan perkataan lain,

apabila PNS yang bersangkutan telah naik pangkat kenaikan gaji

berkalanya ditetapkan sebagaimana biasa.


2.4.2 Jenis-Jenis PNS
Mengenai jenis PNS didasarkan pada Pasal 2 ayat (1) UU No. 43 Tahun 1999

Pegawai Negeri dibagi menjadi:


1. Pegawai Negeri Sipil
2. Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan
3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tidak menyebutkan

apa yang dimaksud dengan pengertian masing-masing bagiannya, namun

disini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan PNS
18

adalah pegawai negeri bukan Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian

Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan penjabaran diatas, PNS merupakan bagian dari pegawai negeri

yang merupakan aparatur negara. Menurut UU No. 43 Tahun 1999 Pasal 2

ayat (2) Pegawai Negeri dibagi menjadi:

1. Pegawai Negeri Sipil Pusat


Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil pusat adalah Pegawai

Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan

Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintahan

Nondepartemen, Kesekertariat Lembaga Negara, Instansi Vertikal di

Daerah Provinsi Kabupaten/Kota,Kepaniteraan Pengadilan, atau

dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas Negara lainnya.


2. Pegawai Negeri Sipil Daerah
Yang dimaksudkan dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah

Pegawai Negeri Sipil daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya

dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan

bekerja pada Pemerintah Daerah, atau dipekerjakan diluar instansi

induknya. Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil

Daerah yang diperbantukan diluar instansi induk, gajinya dibebankan

pada instansi yang menerima perbantuan.


Di samping pegawai negeri sebagaimana yang disebutkan pada

Pasal 2 ayat (1), pejabat yang berwenang dapat pengangkat pegawai

tidak tetap. Yang dimaksud dengan pegawai tidak tetap adalah

pegawai yang diangkat dalam jangka waktu tertentu guna

melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat


19

teknis professional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan organisasi. Pegawai tidak tetap tidak berkedudukan

sebagai Pegawai Negeri.


Penamaan pegawai tidak tetap mempunyai arti sebagai pegawai luar

PNS dan pegawai lainnya (tenaga kerja). Penamaan pegawai tidak

tetap merupakan salah satu bentuk antisipasi pemerintah terhadap

banyaknya kebutuhan pegawai namun dibatasi oleh dana

APBD/APBN dalam penggajiannya.


2.4.3 Kedudukan PNS
Kedudukan Pegawai Negeri didasarkan pada Undang - Undang No. 43

Tahun 1999 Pasal 3 ayat (1), yaitu Pegawai Negeri sebagai unsur aparatur

yang bertugas untuk memeberikan pelayanan kepada masyarakat secara

profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara,

pemerintahan, dan pembangunan. Rumusan kedudukan pegawai negeri

didasarkan pada pokok-pokok pikiran bahwa pemerintah tidak hanya

menjalankan fungsi umum pemerintahan, tetapi juga harus mampu

melaksanakan fungsi pembangunan dengan kata lain pemerintah bukan hanya

menyelenggarakan tertib pemerintahan, tetapi juga harus mampu

menyelenggarakan dan memperlancar pembangunan untuk kepentingan rakyat

banyak.
Dalam konteks hukum publik, PNS bertugas membantu presiden sebagai

kepala pemerintahan dalam menyelenggarakan pemerintahan, tugas

melaksanakan peraturan perundang-undangan, dalam arti kata wajib

mengusahakan agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati oleh

masyarakat. Di dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan pada


20

umumnya, pegawai negeri diberikan tugas kedinasan untuk dilaksanakan

sebaik-baiknya. Sebagai abdi negara seorang pegawai negeri juga wajib dan

setia kepada pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara, kepada Undang-

Undang Dasar 1945, kepada negara, dan kepada pemerintah.


2.4.4 Kewajiban PNS

Berdasarkan Undang -Undang No. 5 Tahun 2014 pasal 1 butir 3 dan pasal 7

ditetapkan bahwa kewajiban Pegawai Negeri Sebagai Berikut :

1. Wajib setia, dan taat kepada Pancasila, UUD NRI 1945, dan

pemerintah yang sah;


2. Wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Wajib melaksanakan kebijakan pemerintah;
4. Wajib menaati ketentuan peraturan perundangan-perundangan yang

berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan;


5. Wajib menunjukkan integritas dan keteladanan;
6. Wajib menyimpan rahasia jabatan;
7. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI;

Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan berdasarkan

peraturan perundang-undangan. Menurut Sastra Djatmika, kewajiban pegawai

negeri dibagi dalam tiga golongan, yaitu:

1. Kewajiban-kewajiban yang ada hubungan dengan suatu jabatan.


2. Kewajiban-kewajiban yang tidak langsung berhubungan dengan suatu

tugas dalam jabatan.


3. Kewajiban-kewajiban lain

Untuk menjunjung tinggi kedudukan PNS, diperlukan elemen-elemen

penunjang kewajiban meliputi kesetiaan,ketaatan, pengabdian, kesadaran,

tanggung jawab, jujur, tertib, bersemangat dengan memegang rahasia negara

dan melaksanakan tugas kedinasan.


21

1. Kesetiaan berarti tekad dan sikap batin serta kesanggupan untuk

mewujudkan dan mengamalkan pancasila dan Undang Undang Dasar

1945 dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab;


2. Ketaatan berarti kesanggupan seseorang untuk menaati segala

peraturan perundang-undangan dan peraturan (kedinasan) yang berlaku

serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan;


3. Pengabdian merupakan kedudukan dan peranan pegawai negeri

Republik Indonesia dalam hubungan formal baik dengan Negara

maupun dengan masyarakat;


4. Kesadaran berarti merasa, tahu dan ingat akan dirinya;
5. Jujur berarti lurus hati; tidak curang dalam melaksanakan tugas dan

kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan

kepadanya;
6. Menjunjung tinggi berarti memuliakan dan menghargai dan menaati

martabat dan kehormatan bangsa;


7. Cermat berarti teliti dan sepenuh hati;
8. Tertib berarti menaati peraturan dengan baik;
9. Semangat berarti jiwa kehidupan yang mendorong seseorang untuk

bekerja keras dengan tekad yang bulat dalam melaksankan tugas dalam

rangka pencapaian tujuan;


10. Rahasia berarti sesuatu yang tersembunyi hanya dapat diketahui oleh

seseorang ataupun beberapa orang;


11. Tugas kedinasan berarti sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang

ditentukan untuk dilakukan tehadap bagian pekerjaan umum yang

mengurus sesuatu pekerjaan tertentu


2.4.5 Hak PNS
Menurut Herzberg, setiap manusia memerlukan dua kebutuhan dasar, yaitu:
1. Kebutuhan menghindari dari rasa sakit dan kebutuhan

mempertahankan kebutuhan hidup;


2. Kebutuhan untuk tumbuh, kembang, dan belajar.
22

2. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 ditetapkan bahwa

hak Pegawai Negeri Sipil Sebagai Berikut :


3. Setiap PNS berhak memperoleh gaji , tunjangan, dan fasilitas;
4. Setiap PNS berhak atas cuti;
5. Setiap PNS yang ditimpa oleh kecelakaan dalam dan karena

menjalankan tugas dan kewajibannya berhak memperoleh perawatan,

PNS yang menderita cacat jasmani atau rohani dalam dan kareana

menjalankan tugasnya dalam kedinasan yang mengakibatkan tidak

dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga berhak memperoleh

tunjangan, PNS yang tewas keluarganya berhak memperoleh uang

duka;
6. Setiap PNS berhak memperoleh perlindungan;
7. Setiap PNS yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan,

berhak atas pensiun dan jaminan hari tua.

2.5 Pensiun
Menurut Sastra Djatmika SH dan Drs Marsono, Pensiun adalah penghasilan

yang diterima setiap bulan oleh seorang bekas pegawai yang tidak dapat

bekerja lagi, untuk membiayai kehidupan selanjutnya agar tidak terlantar

apabila tidak berdaya lagi untuk mencari penghasilan yang lain. Berdasarkan

UU No.11 Tahun 1969, Pensiun diberikan sebagai jaminan hari tua dan

sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun

bekerja dalam dinas pemerintah.


Berdasarkan Undang-undang No.43 Tahun 1999 Pasal 10, Pensiun adalah

jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri yang telah

bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Pada pokoknya adalah

menjadi kewajiban setiap orang untuk berusaha menjamin hari tuanya, dan

untuk ini setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menjadi peserta dari suatu badan
23

asuransi sosial yang dibentuk oleh pemerintah. Karena pensiun bukan saja

sebagai jaminan hari tua, tetapi juga adalah sebagai balas jasa, maka

Pemerintah memberikan sumbangannya kepada Pegawai Negeri.


2.5.1 Latar Belakang adanya Pensiun

Adapun latar belakang adanya pensiun Pegawai Negeri Sipil adalah :

1. Karena batas usia pensiun


2. Kemauan Sendiri
3. Takdir, misalnya : sakit, meninggal dunia
4. Rekturisasi/Dinas

Sedangkan unsur Sifat Pensiun adalah :

1. Penghargaan, diberhentikan dengan hormat


2. Jaminan hari tua
3. Jasa Terhadap Negara atau pemerintah

Syarat-syarat untuk mendapatkan hak pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil

adalah :

1. Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 Tahun dan mempunyai

masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 Tahun;


2. Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 Tahun dan oleh badan /

pejabat yang ditunjuk oleh departemen kesehatan berdasarkan

peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai negeri, dinyatakan

tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan

jasmani atau rohani yang tidak disebabkan oleh dan karena ia

menjalankan kewajiban jabatannya;


3. Pegawai Negeri yang setelah menjalankan suatu tugas Negara tidak

dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima

pensiun pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai

pegawai negeri dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai


24

negeri ia telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 TH dan memiliki

masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 Tahun.


2.5.2 Jenis Pensiun
1. Non Batas Usia Pensiun ( Non BUP)
a) Pensiun Dini
b) Pensiun Janda/ Duda (Anumerta)
c) Pensiun pejabat negara
d) Pensiun model C 2
2. Batas Usia Pensiun (BUP) Menurut undang-undang ASN
Jabatan dalam UU ASN ada :
a) Jabatan Aparatur sipil negara terdiri dari 3 yaitu :
1) Jabatan pimpinan tinggi
2) Jabatan Administrasi
3) Jabatan fungsional
b) Jabatan administrasi terdiri dari :
1) Jabatan Administrator
2) Jabatan Pengawas
3) Jabatan Pelaksana
c) Jabatan pimpinan tinggi terdiri dari :
1) Jabatan pimpinan tinggi utama
2) Jabatan pimpinan tinggi madya
3) Jabatan pimpinan tinggi pertama

Masing-masing kelompok memiliki batas usia pensiun yang berbeda-

beda. Di dalam UU ASN disebutkan bahwa PNS akan dibehenikan dengan

hormat karena Batas Usia Pensiun dengan rincian sebagai berikut :

1. Usia 60 Tahun (Pejabat pimpinan tinggi)


2. Usia 58 Tahun (Bagi Pejabat Administrasi )
3. Batas Usia Pensiun bagi PNS yang menduduki fungsional diatur

dengan ketentuan peraturan tersendiri.

PNS diberhentikan dengan hormat sebagai PNS karena mencapai BUP,

berhak atas pensiun apabila ia telah memiliki masa kerja pensiun sekurang-

kurangnya 10 tahun.
25

PNS yang akan mencapai BUP dapat dibebaskan dari jabatannya untuk

paling lama 1 tahun dengan mendapat penghasilan berdasarkan peraturan

perundangan yang berlaku kecuali tunjangan jabatan.

PNS yang memangku jabatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 PP No.

32/1979 apabila tidak memangku lagi jabatan tersebut maka sebelum yang

bersangkutan diberhentikan sebagai PNS

3. Pensiun Uzur
2.5.3 Dasar Hukum Pemberian Pensiun PNS dan Janda/Duda :
1. UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6 Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5494.


2. PP 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS
3. PP No. 21 Tahun 2014 Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil

Yang Mencapai Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional.

Berakhirnya hak pensiun pegawai ( pasal 14 UU No.11/1969 )

Hak pensiun pegawai berakhir pada penghabisan bulan penerima pensiun

pegawai yang bersangkutan meninggal dunia. Pembatalan pemberian pensiun

pegawai ( pasal 15 UU No. 11/1969 ) Pembayaran pensiun pegawai dihentikan

dan surat keputusan tentang pemberhentian pensiun pegawai dibatalkan,

apabila penerima pensiun pegawai diangkat kembali menjadi pegawai negeri

atau diangkat kembali dalam suatu jabatan negeri dengan hak untuk kemudian

setelah diberhentikan lagi, memperoleh pensiun menurut Undang-undang atau

peraturan yang sesuai dengan UU. No.11/1969.

Pendaftaran isteri/suami/ anak sebagai yang berhak menerima pensiun

janda/duda. Pendaftaran isteri ( isteri – isteri) /suami/anak(anak-anak) sebagai


26

yang berhak menerima pensiun janda / duda harus dilakukan oleh pegawai

negeri atau penerima pensiun pegawai yang bersangkutan menurut petunjuk

kepala Badan Kepegawaian. Pendaftaran lebih dari seorang isteri sebagai

yang berhak menerima pensiun harus dilakukan dengan pengetahuan tiap-tiap

isteri didaftarkan. Pendaftaran isteri ( isteri – isteri ) / anak ( anak-anak)

sebagai yang berhak menerima pensiun janda harus dilakukan dalam waktu 1 (

satu ) tahun sesudah perkawinan/kelahiran atau sesudah saat terjadinya

kemungkinan lain untuk melakukan pendaftaran itu.


27

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL


Pelaksanaan PKL Unisba dilaksanakan selama 1 bulan yang dimulai pada

tanggal 21 November sampai 21 Desember 2016 di Badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten Blitar. PKL dilaksanakan sebagai salah satu bentuk tugas

akhir yang wajib dilakukan oleh Mahasiswa Unisba Blitar.


Setiap Mahasiswa didampingi 1 Dosen Pembimbing dan 1 Pembimbing

Lapang yang berwenang mengarahkan Mahasiswa PKL serta membimbing

Mahasiswa secara akademis ilmiah dalam pembuatan proposal sampai

pembuatan laporan akhir.

3.2 Khalayak Sasaran


Guna suatu keberhasilan pelaksanaan PKL dan penyelesaian laporan PKL

maka penulis perlu dukungan dari beberapa komponen khalayak sasaran yang

dituju dalam proses pengumpulan data antara lain :


1. Bapak Joko Wijiono, S,Sos selaku Kasubbid Pengadaan,

Pengangkatan, Pemberhentian dan Pensiun BKD Kab. Blitar. Beliau

sebagai pembimbing lapang serta membantu memberikan informasi

terkait Pelayanan Pensiun.

2. Bapak Juma Satotok, S.Sos selaku staf Bidang Pengadaan,

Pengangkatan, Pemberhentian dan Pensiun BKD Kab. Blitar. Beliau

membantu dalam pengumpulan data dalam prosedur Pelayanan

Pensiun serta memberi informasi tentang cara mengisi aplikasi

kepegawaian .
28

3. Ibu Diana Setya Rahayu , S.E selaku staf Bidang Pengadaan,

Pengangkatan, Pemberhentian dan Pensiun BKD Kab. Blitar. Beliau

membantu dalam pengumpulan data dalam prosedur Pelayanan

Pensiun.

3.3 Metode Kegiatan PKL


Metodelogi kerja praktek yang digunakan untuk membangun aplikasi ini

menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu metode yang bertujuan

untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal hal yang diperlukan,

melalui tahap pengumpulan data dan tahap pembangunan perangkat lunak

(Eddy Prahasta,2009:1)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode studi lapangan (field Research) yaitu

pengumpulan data melalui peninjauan secara langsung terhadap objek yang

diteliti. Metode pengumpulan data dapat dilakukakn dengan cara:

1. Wawancara
Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Esterberg dalam Sugiyono (2013:231).


2. Studi Pustaka
Kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan

dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada situasi sosial

yang diteliti. (Sugiyono 2012). Dengan membaca dan mempelajari

buku – buku dan Peraturan Pemerintah yang berhubungan dengan


29

masalah pelayanan administrasi Kepegawaian terutama masalah Batas

Usia Pensiun yang ada pada Pemerintah Kabupaten Blitar terutama

pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar


3. Pengamatan
Alat pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati dan mencatat

secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Narbuko dan Achmadi

(2013:70). Cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

secara langsung terhadap kegiatan pegawai badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten Blitar.


4. Dokumentasi
Merupakan rekaman kejadian masa lalu yang tertulis atau dicetak

mereka dapat berupa surat, buku harian, dan dokumen-dokumen.

Suharsaputra (2014:215). Pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara pencatatan yang tersedia atau yang di peroleh sendiri dari

dokumen – dokumen pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Blitar yang di anggap perlu dan menunjang kegiatan penelitian.

3.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan PKL


Berikut kegiatan selama PKL pada Badan Kepegawaian Kab.Blitar

tanggal 21 November – 21 Desember 2016. Selama melaksanakan praktek

kerja lapangan ada dua jenis kegiatan yang dilakukan penulis salah satunya

kegiatan Rutin. Kegiatan rutin ini merupakan kegiatan yang bersifat kontinyu

yang dilakukan terus-menerus dan dilakukan setiap hari kerja yang

dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Adapun

contoh kegiatan rutin ini seperti menginput data tentang pensiun, pelayanan

blangko pengajuan pensiun serta penyerahan SK Pensiun. Selain kegiatan

rutin penulis juga melaksanakan kegiatan Insidentil. Kegiatan ini bersifat


30

sewaktu-waktu apabila ada kepentingan Instansi yang mendesak untuk segera

dilakukan. Kegiatan ini meliputi membantu pelaksanaan diklat

kepemimipinan ekselor IV di LEC Garum Kabupaten Blitar, serta Pembinaan

Aparatur PNS di Kab.Blitar. Time Schedule dan Uraian pelaksanaan kerja

praktek yang penulis lakukan dapat dilihat lebih jelas dalam Tabel sebagai

berikut :
31

Tabel 3.1 Time Schedule Selama PKL

Minggu
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5
1.
Perizinan
2. Pencarian Informan

3. Pengumpulan Data

4. Pengumpulan data

5. Kegiatan PKL

6. Proses pengerjaan laporan awal PKL

7. Proses pengerjaan laporan awal PKL Bab


I dan II

8. Proses pengerjaan laporan awal PKL Bab


III dan IV
9. Finalisasi Laporan

Tabel 3.2 Uraian Pelaksanaan Kegiatan PKL

No Uraian Kegiatan Hasil

1. Proses Konfirmasi dan Penempatan Pengarahan menuju ruangan, staf


Bagian sesuai Data yang ingin beserta tugasnya
diteliti oleh BKD Kab.Blitar
2. Mencari Infoman yang dianggap Menemui Kasubbid Kasubbid
bisa memberikan informasi terkait Pengadaan, Pengangkatan,
Judul Pemberhentian dan Pensiun, beserta
staf untuk mencari informasi tentang
pensiun.
32

3. Pengumpulan Data terkait Profil Menemui Bagian Umum dan


Instansi berhasil memperoleh profil Instansi.

4. Diklat Kepemimpinan oleh Bidang Membantu kegiatan Diklat


diklat di LEC Garum. Kepemimpinan oleh Bidang diklat di
LEC Garum.
5. Pengumpulan data lanjutan terkait Mendapat buku tentang Renstra
profil Instansi BKD kab.Blitar tentang tupoksi
BKD

6. Pengumpulan data mentah melalui Mendapat informasi tentang pensiun


dokumen yang dimiliki oleh BKD oleh buku, UU tentang kepegawaian
KAB.Blitar

7. Pengumpulan Data langsung dari Informasi langsung tentang pensiun


Narasumber pegawai dan blangko pesyaratan

8. Melihat langsung prosedur dan Praktek langsung tentang prosedur


Blangko Pengajuan Pensiun pengumpulan perstaratan pensiun
terutama Pensiun BUP di BKD pegawai dan blangko pesyaratannya
Kab.Blitar

9. Proses pengerjaan laporan awal Kerangka laporan


PKL
10. Membantu Kegiatan Bidang Berbaur langsung dengan para
Pengadaan, Pengangkatan, pegawai di lingkup Pemerintah Kab.
Pemberhentian dan Pensiun Blitar dan menambah pengalaman
menyelenggarakan pembinaan
aparatur di Ruang Perdana Kantor
Pemkab. Blitar
11. Proses pengerjaan laporan awal Penyusunan Laporan PKL sesuai
PKL Bab I dan II informasi yang didapat dari
33

narasumber dan Dokumen dari


BKD.
 Konsultasi kepada Bapak Dekan
Drs. Hery Basuki , MM selaku
Pembimbing PKL
12. Membantu Proses Administrasi  Membantu Pelayanan permintaan
Pengajuan Pensiun dan Taspen blangko pensiun
 Membantu Pelayanan Pemberian
SK pensiun sesuai SKPD masing-
masing.
 Penghitungan Rekap Data
Pensiun Tahun 2016

13. Proses pengerjaan laporan PKL  Penyusunan Laporan PKL


Bab III dan IV lanjutan
 Konsultasi kepada pembimbing
lapang dan Staf.
14. Penyelesaian laporan PKL Konsultasi kepada Bapak Dekan
Drs. Hery Basuki , MM selaku
Pembimbing PKL
34

BAB IV

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Monografi Kabupaten Blitar


Kabupaten Blitar Merupakan satu kabupaten yang terletak di pulau jawa

bagian timur. Merupakan salah satu Kabupaten dari 38 kabupaten / kota yang

membagi habis wilayah provinsi jawa timur, berada di sebelah selatan

Khatulistiwa. Kabupaten Blitar terletak pada 111 0 401- 1120 101 Bujur Timur

dan 70 581 – 80-91 5111 lintang selatan. Yang berada pada ketinggian +167 m

dari peermukaan laut. Batas Daerah Kabupaten Blitar :


1. Sebelah utara kabupaten Kediri
2. Sebelah selatan Samudra Hindia
3. Sebelah timur Kabupaten Malang
4. Sebelah barat Kabupaten Tulunggagung

Luas wilayah Kabupaten Blitar 1.588,79 Km2, habis terbagi menjadi 22

kecamatan 28 Kelurahan dan 220 desa. Adapun kecamatan sebagai berikut :

1. Bakung
2. Binangun
3. Doko
4. Gandusari
5. Garum
6. Kademangan
7. Kanigoro
8. Kesamben
9. Nglegok
10. Panggungrejo
11. Ponggok
12. Sanankulon
13. Selopuro
14. Selorejo
15. Srengat
16. Sutojayan
17. Talun
18. Udanawu
35

19. Wates
20. Wlingi
21. Wonodadi
22. Wonotirto
Saat ini Kabupaten Blitar berada di bawah pimpinan Yth. Bapak. Drs.

RIANTO,MM sebagai Bupati dan Bapak. Marhaenis U.W, S.Sos Sebagai

Wakil Bupati.

4.2 Monografi dan Struktur Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Blitar
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten adalah salah satu Satuan Kerja

Perangkat Daerah ( SKPD ) yang berada di Pemerintah Kabupaten Blitar,

yang terbentuk pada tanggal 11 Maret 2002 yang sebelumya adalah Kantor

Kepegawaian , yang mana pada saat ini Badan Kepegawaian Daerah di

pimpin oleh Sdr. Bapak ACHMAD LAZIM, SE.MM . Badan Kepegawaian

Daerah kabupaten Blitar terletak di Jl. WR Soepratman No. 13 Kota Blitar,

yang mana satu lokasi dengan Kantor DPPKAD dan BP4K, yang mana

kantor Badan Kepegawaian Daerah dulunya kantor Dinas Kehutanan dan

Konservasi tanah kabupaten Blitar.

1. Kenaikan Pangkat Struktural dan Fungsional;


2. Mutasi Pegawai antar Daerah, Propinsi, Pulau;
3. Pemrosesan KARPEG, KARIS, KARSU, TASPEN;
4. Penerbitan dan Perbaikan Kartu Pegawai Elektronik (KPE);
5. Penerbitan SK CPNS dan PNS;
6. Melaksanakan Diklat Kepemimpinan IV dan III;
7. Surat Ijin Belajar;
8. Penerbitan ijin perceraian bagi PNS;
9. Penerbitan SK pensiun.
Adapun produk pelayanan pada Badan Kepegawaian Daerah :
36

Adapun Struktur Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar

STRUKTUR ORGANISASI

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

KEPALA BADAN

JABATAN SEKRETARIS
FUNGSIONAL

SUB BAG SUB BAG UMUM SUB BAG


KEUANGAN PENYUSUNAN
PROGRAM

BIDANG PENGADAAN, BIDANG BIDANG MUTASI


PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN DAN
PEMBERHENTIAN PELATIHAN

SUB BID PENDIDIKAN SUB BID KEPANGKATAN


SUB BID STRUKTURAL DAN
DAN PELATIHAN
PEMBINAAN KEPANGKATAN
PEGAWAI FUNGSIONAL

SUB BID PENDIDIKAN SUB BID PENATAAN


SUB BID DAN PELATIHAN
PENGADAAN, DAN PENEMPATAN
TEKNIS DAN
PENGANGKATAN, FUNGSIONAL
PEMBERHENTIAN
DAN PENSIUN

UPTB

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

4.3 Tugas Pokok Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar


37

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Struktur Organisasi

tersebut diatas. Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Blitar terdiri dari :

1. Kepala Badan;
2. Sekretaris, membawahi :
a) Sub Bagian Keuangan;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Penyusunan Program;
3. Bidang Pengadaan, Pembinaan dan peberhentian, membawahi :
a) Sub Bidang Pembinaan Pegawai;
b) Sub Bidang Pengadaan, Pengangkatan, pemberhentian dan

Pensiun
4. Bidang Pendidikan dan Pelatihan, membawahi :
a) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan;
b) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional;
5. Bidang Mutasi, membawahi :
a) Sub Bidang Kepangkatan Struktural dan Kepangkatan

Fungsional;
b) Sub Bidang Penataan dan Penempatan.
Personil Badan Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar didukung oleh aparatur

sebanyak 34 orang dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 4.3 Jenis Kelamin Pegawai

NO. JENIS KELAMIN JUMLAH (ORANG)


1. Laki – laki 20
2. Perempuan 14
Jumlah 34
Sumber : Renstra BKD Kab. Blitar 2015

Tata Laksana Badan Kepegawaian Daerah


Adapun tugas dan fungsi masing-masing jabatan pada Badan kepegawaian

Daerah dapat diuraikan sebagai berikut :


38

1. Kepala Badan
a) Perumusan kebijakan pengelolaan administrasi kepegawaian

berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;


b) Perumusan Kebijakan dalam rangka penyusunan program serta petunjuk

teknis dalam bidang kepegawaian;


c) Perumusan Kebijakan dalam rangka peningkatan kualitaas sumberdaya

pegawai melalui pendidikan dan latihan pegawai;


d) Perumusan kebijakan dalam rangka penataan dalam jabatan,

peningkatan karier pegawai dan pemindahan pegawai;


e) Perumusan kebijakan dalam rangka pengelolaan kenaikan pangkat

pegawai struktural dan jabatan fungsional;


f) Perumusan kebijakan dalam rangka pengadaan pegawai;
g) Perumusan kebijakan dalam rangka peningkatan kesejahteraan pegawai;
h) Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Bupati.
2. Sekretaris
Dalam melaksanakan tugas-tugas sekretariat, dipimpin oleh Sekretaris yang

mempunyai fungsi :
a) Penyusunan rencana kegiatan dan program kerja badan;
b) Pemantuan dan evaluasi hasil kerja badan;
c) Pengkoordinasian dan penyusunan laporan hasil pemantauan program

kerja badan;
d) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas-tugas bidang pada badan;
e) Pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, kehumasan dan

keprotokolan;
f) Pelaksanaan fungsi tata usaha keuangan pada badan;
g) Pengelolaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai;
h) Pengelolaan administrasi keuangan dan gaji pegawai;
i) Pengelolaan dan pengadministrasian perlengkapan kantor, pemanfaatan

dan perawatan inventaris kantor;


j) Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi Kepala Badan dan semua

unit organisasi dilingkungan badan;


k) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan

tugasnya membawahi :
Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas :
39

a) Melaksanakan penghimpunan data dan menyiapakan bahan

kebutuhan dalam rangka penyusunan anggaran keuangan badan;


b) Melaksanakan pengelolaan anggaran keuangan belanja langsung

maupun belanja tidak langsung;


c) Melaksanakan penyusunan, penatausahaan, verifikasi, dan

pelaporan keuangan serta pengujian pembayaran;


d) Melaksanakan pengujian, penatausahaan, verifikasi dan pelaporan

perintah pembayaran;
e) Melaksanakan penatausahan kas dan urusan belanja anggaran

kegiatan kebutuhan kantor;


f) Melaksanakan penyusunan kebutuhan operasional, verifikasi data

dan dokumen keuangan, serta pelaporan keuangan;


g) Melaksanakan pengujian terhadap data dan dokumen permintaan

pembayaran keuangan serta dokumen pendukung;


h) Melaksanakan penatausahaan data dan implementasi system

informasi, pelaporan data dan perkembangan realisasi permintaan

pembayaran keuangan dan perkembangan realisasi pencairan

anggaran;
i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris.
S\ub Bagian Umum, mempunyai tugas :
a) Melaksanakan tugas administrasi kepegawaian lingkungan badan;
b) Melaksanakan urusan rumah tangga, rapat-rapat, tamu-tamu dinas

dan pelaksaan kehumasan;


c) Melaksanakan urusan ketatausahaan, surat menyurat dan

kearsipan;
d) Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan barang, termasuk

inventarisasi barang, pengadaan, perawatan dan pemeliharaan

barang perlengkapan badan;


e) Melaksanakan penertiban, pengamanan dan pemeliharaan

kebersihan kantor dan lingkungan sekitarnya;


f) Menyusun laporan tahunan tentang barang;
40

g) Inventarisasi kantor;
h) Menyiapkan bahan pemrosesan administrasi Laporan Pajak –

Pajak Pribadi (LP2P);


i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.
Sub Bagian Penyusunan Program, mempunyai tugas :
a) Mengumpulkan bahan dan penganalisas data guna penyusunan

rencana kegiatan dan program kerja badan;


b) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi hasil program kerja

badan;
c) Menghimpun dan menganalisa data guna penyajian informasi

tentang data kepegawaian;


d) Menganalisa hasil pelaksanaan hasil program badan;
e) Mengkoordinasi dan menyusun laporan hasil program kerja

badan;
f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris

3. Kepala Bidang Pengadaan, Pembinaan dan Pemberhentian


Dalam melaksanakan tugas-tugaas Bidang Pengembangan dan

Pemberhentian, dipimpin oleh Kepala Bidang Pengembangan dan

Pemberhentian yang mempunyai fungsi :


a) Penyusunan rencana kerja bidang pengadaan, pengangkatan,

pemberhentian dan pensiun;


b) Penyusunan rencana kerja bidang pengadaan, pengangkatan, pemberhentian

dan pensiun;
c) Penyusunan konsep pengadaan pegawai;
d) Penyusunan konsep pembinaan dan kesejahteraan pegawai;
e) Penyusunan konsep pengembangan pegawai;
f) Penyusunan konsep pemberhentian pegawai;
g) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dalam bidang pengadaan, pembinaan

dan pemberhentian pegawai;


h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Bidang Pengadaan, Pembinaan dan

Pemberhetian membawahi :
41

Sub Bidang Pembinaan Pegawai, mempunyai fungsi :


a) Menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja pembinaan pegawai;
b) Menyiapkan bahan dan memproses ijin cerai;
c) Menyiapkan bahan dan memproses keputusan penjatuhan hukuman

disiplin pegawai;
d) Menyiapkan bahan dan memproses usul pemberian penghargaan dan

tanda jasa;
e) Menyiapkan bahan dan memproses usul KARIS, KARSU, KARPEG,

ASKES, Kartu TASPEN dan BAPERTARUM;


f) Menyiapkan data dan mengelola Asuransi Pegawai untuk

kesejahteraan pegawai;
g) Menyiapkan materi dan melaksanakan kegiatan orientasi bagi

calon pegawai negeri sipil;


h) Menyiapkan dan memproses Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pegawai (DP3) Pimpinan Satuan Kerja;


i) Penyelenggaraan kegiatan sumpah PNS;
j) Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan;
k) Melaksanakan tugas dinaas lain yang diberikan oleh Kepala Badan

Bidang Pengembangan, Pembinaan dan Pemberhentian.

l) Pemrosesan Usulan Penghargaan Satya Kencana Karya Satya dari

Presiden.
Sub Bidang Pengadaan, Pengangkatan, Pemberhentian dan Pensiun,

mempunyai tugas:
a) Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan rencana pengadaan,

pengangkatan, pemberhentian dan pensiun;


b) Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan pengadaan,

pengangkatan, pemberhentian dan pensiun;


c) Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pengadaan,

pengangkatan, pemberhentian dan pensiun;


d) Menyiapkan bahan guna penyusunan formasi pegawai;
e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pengadaan, Pengangkatan dan Pemberhentian


42

4. Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan


Dalam Melaksanakan tugas-tugaas di bidang Pendidikan dan

Latihan, dipimpin oleh Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan yang

mempunyai fungsi:
a) Penyusunan rencana Program Pendidikan dan Pelatihan Pegawai;
b) Penyusunan rencana Pendidikan dan Latihan Kepimpinan;
c) Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional;
d) Pelaksanaan perencanaan dan penyelenggaraan pendidikan tugas

belajar, ijin belajar dan ijin belajar bagi pegawai;


e) Melakukan analisis kebutuhan diklat pegawai;
f) Penyusunan rencana penerimaan Praja IPDN;
g) Penyusunan rencana diklat prajabatan bagi CPNSD;
h) Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Badan;
Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan dalam pelaksanaan

tugasnya membawahi:
Sub Bidang Pedidikan dan Pelatihan Kepemimpinan, yang mempunyai

fungsi :
a) Menyusun Program pendidikan dan Pelatihan Kepimpinan;
b) Melaksanakan seleksi Pegawai Negeri Sipil untuk Pendidikan dan

Pelatihan Kepemimpinan;
c) Menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan

kepimmpinan;
d) Menyiapkan materi danpengajar pendidikan dan Pelatihan

pendidikan;
e) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepimpinan;
f) Menyiapkan sertifikasi, dokumentasi pelaksanaan pendidikan dan

pelatihan kepimpinan;
g) Melaksanakan pemrosesan ijin belajar bagi pegawai;
h) Melaksanakan pemrosesan penerimaan calon praja IPDN;
i) Melaksanakan pemrosesan dan pengiriman Latihan Prajabatan

Calon Pegawai Negeri Sipil;


j) Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pendidikan dan Pelatihan;


Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional, yang
43

mempunyai fungsi :
a) Menyusun Program Pendidikan dan Pelatihan teknis Fungsional;
b) Melaksanakan seleksi Pegawai Negeri Sipil untuk pendidikan dan

Pelatihan teknis Fungsional;


c) Menyiapkan sarana dan Prasarana pendidikan dan pelatihan teknis

fungsional;
d) Menyiapkan materi dan pengajar pendidikan dan pelatihan teknis

fungsional;
e) Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan teknis Fungsional;
f) Menyiapkan sertifikasi, doklumentasi pelaksanaan pendidikan dan

pelatihan Fungsional;
g) Melaksanankan Ujian calon kepala sekolah;
h) Pelaksanaan Assesment center calon pejabat struktural;
i) Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan;
j) Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pendidikan dan Pelatihan.

5. Kepala Bidang Mutasi


Dalam melaksanakan tugas-tugas Bidang Mutasi, dipimpin oleh

Kepala Bidang Mutasi yang mempunyai fungsi :


a) Menyusun rencana kerja mutasi;
b) Melakukan inventarisasi formasi jabatan structural dan Fungsional;
c) Penyelenggaraan administrasi kepegawaian meliputi kenaikan pangkat,

kepangkatan dalam jabatan struktural maupun fungsional dan

pemindahan pegawai;
d) Pelaksanaan administrasi perhitungan angka kredit jabatan fungsional;
e) Pelaksanaan Evaluasi dan Penyusunan laporan mutasi;

f) Penyusunan rencana ujian dinas ujian penyesuaian ijasah bagi

pegawai;
g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Kepala Bidang Mutasi dalam pelaksanaan tugas-tugasnya

membawahi :
Sub Bidang Kepangkatan Struktural dan Kepangkatan Fungsional,
44

mempunyai tugas :
a) Menyiapkan dan mengolah data administrasi kepangkatan tenaga

struktural dan kepangkatan tenaga fungsional;


b) Menyaipkan bahan penyusunan rencana kerja mutasi kepangkatan

tenaga struktural dan kepangkatan fungsional;


c) Menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaan dalam bidang

kepangkatan tenaga struktural dan kepangkatan tenga fungsional;


d) Menyiapkan dan memproses usul kenaikan pangkat tenaga

struktural dan kepangkatan tenaga fungsional;


e) Menyiapkan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat tenaga struktural

dan kepangkatan tenaga fungsional;


f) Melaksanakan evaluasi dan menyusun kaporan kepangkatan

tenaga struktural dan kepangkatan tenaga fungsional;


g) Menyiapkan bahan dan memproses ujian dinas dan ujian

penyesuaian ijasah bagi pegawai;


h) Perencanaan dan pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan

fungsional bersama Tim Penilai;


i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Mutasi;

Sub Bidang Penataan dan Penempatan, mempunyai fungsi :


a) Menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja pengangkatan dalam

jabatan struktural dan pemindahan pegawai;


b) Menyiapkan dan mengelola data administrasi pengangkatan dalam

jabatan struktural dan pemindahan pegawai;


c) Menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaan dalam bidang

pengangkatan dalam jabatan struktural dan pemindahan pegawai;


d) Menyiapkan dan memproses usul pengangkatan dalam jabatan

struktural dan pemindahan pegawai;


e) Menyiapkan Surat Keputusan Pengangkatan dalam struktural dan

pemindahan pegawai;
45

f) Melaksanakan pemrosesan peninjauan masa kerja bagai pegawai;


g) Melaksanakan pemrosesan mutasi di lingkunghan pemerintah

daerah;
h) Melaksanakan pemrosesan mutasi dalam dan antar daerah;
i) Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pengangkatan

dalam jabatan struktural dan pemindahan pegawai;


j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Mutasi.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Blitar dengan baik diperlukan sumber daya. Sumber daya yang

ada pada Badan Kepegawaian Daerah berupa Sumber Daya Manusia serta

asset (sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang kinerja dari

sumber daya manusia). Untuk menunjang kelancaran dalam melaksanakan

tugas, berikut sumber daya manusia yang dimiliki Badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten Blitar.

Tabel 4.4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Eselonisasi

NO ESELON JUMLAH

1. Eselon II-a 0
2. Eselon II-b 1
3. Eselon III-a 1
4. Eselon III-b 3
5. Eselon IV-a 9
6. Eselon IV-b 0
7. JFU 18
8. JFT 2

Jumlah 34
46

Sumber ; Rensra BKD Kab. Blitar 2015

Eselon adalah tingkatan jabatan dalam suatu jabatan Struktural Pegawai

Negeri sipil dalam memimpin suatu organisasi.

Tabel 4.5 Jumlah Pegawai Berdasarkan Urutanya eselon

Eselon II b Kepala Badan


Eselon IIIa Sekretaris
Eselon IIIb Kabid
Eselon Iva Kasubbid/Kasubbag

Dalam hal ini Eselon IIa di jabat oleh Sekretaris Daerah yang mana

Eselon tertinggi di Pemerintah kabupaten Blitar dan Eselon IVb berada pada

jabatan kasi , kasubag pada Kantor, Kecamatan, Kelurahan.

Tabel 4.6 Jumlah Pegawai berdasarkan Kepangkatan

Sumber : Renstra BKD Kab. Blitar 2015

GOL.
NO. KEPANGKATAN JUMLAH
RUANG
1. Pembina Utama Muda IV/c 1
2. Pembina Tingkat I IV/b 1
3. Pembina IV/a 1
4. Penata Tingkat I III/d 6
5. Penata III/c 7
6. Penata Muda Tingkat I III/b 6
7. Penata Muda III/a 8
8. Pengatur Tingkat I II/d 2
9. Pengatur II/c -
10. Pengatur Muda Tingkat I II/b 2
Jumlah 34
47

Kepangkatan adalah kedudukan yang menunjukkan tingkatan seseorang

Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatanya dan rangkaian susunan

kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Agar Kenaikan

pangkat dapat dirasakan sebagai penghargaan, maka kenaikan pangkat harus

diberikan tepat pada waktunya dan tepat kepada orangnya dan dalam jabatan

struktural kenaikan pangkat berjenjang 4 tahunan. dan bisa kurang dari 4

tahun apabila dapat perlakuan khusus.

Tabel 4.7 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

NO. PENDIDIKAN JUMLAH


1. S2 14
2. S1 16
3. DIII 4
JUMLAH 34
Sumber : Renstra BKD Kab. Blitar 2015

4.4 Pelayanan Pensiun


Pelayanan administrasi kepegawaian pada Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Blitar salah Satunya adalah Pelayanan Pensiun, yang mana

pelayanan ini harus ditingkatkan , karena menyangkut nasib seorang pegawai

yang akan memasuki masa pensiun. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Blitar telah mempersiapkan Program-program dalam meningkatkan

pelayanannya dalam hal ini pelayanan pensiun. Karena permasalahan

penerbitan SK Pensiun itu tergantung pada Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Blitar, tepat apa tidaknya pengiriman berkas pensiun itu. Berbagai
48

jenis pelayanan pensiun yang di tangani oleh Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Blitar yaitu :

1. Non Batas Usia Pensiun (Non BUP)


a) Pensiun dini
b) Pensiun janda / Duda ( anumerta )
2. Batas usia Pensiun ( BUP )
PNS yang telah mencapai BUP harus diberhentikan, dengan hormat

sebagai PNS sesuai dengan peraturan yang berlaku saat ini dan adapun

persyaratannya Persyaratan Pengurusan Pensiun BUP :


a) Surat Pengantar SKPD;
b) Foto kopi SK CPNS di legalisir ;
c) Foto kopi SK PNS Di legalisir;
d) Foto Copy Pangkat terakhir legalisir;
e) Foto Copy SK Petikan NIP baru
f) Foto Copy KARPEG legalisir;
g) Foto Copy SK Gaji berkala legalisir;
h) Data Perorangan Calon Penerima Pensiun ( DPCP );
i) Daftar Susunan Keluarga;
j) Foto Copy Surat Nikah legalisir;
k) Foto Copy Akte anak legalisir ( bila mempunyai anak );
l) Foto Copy DP-3 2 ( dua ) tahun terakhir legalisir;
m) Surat Keterangan masih kuliah ( bagi anak usia 21 s/d 25 tahun );
n) Surat Pernyataan tidak pernah di jatuhi hukuman disiplin tingkat

berat maupun ringan;


o) Surat Pernyataan tidak menyimpan barang / surat Negara;
p) Foto 3 X 4 terbaru sebanyak 7 lembar.

Keterangan :
1. Bagi Pensiun Gol IV/b ke bawah dibuat rangkap 2
2. Bagi Pensiun Gol IV/b ke atas dibuat rangkap 4
Persyaratan Pengurusan Pensiun Janda / duda / Anak.
a) Surat Pengantar SKPD;
b) Foto kopi SK CPNS di legalisir;
c) Foto kopi SK PNS Di legalisir;
d) Foto Copy Pangkat terakhir legalisir;
e) Foto Copy SK Petikan NIP baru;
f) Foto Copy KARPEG legalisir;
g) Foto Copy SK Gaji berkala legalisir;
h) Data Perorangan Calon Penerima Pensiun ( DPCP );
49

i) Daftar Susunan Keluarga;


j) Foto Copy Surat Nikah legalisir;
k) Foto Copy Surat Kematian dari Desa / Kelurahan;
l) Surat Permintaan Pensiun Janda / Duda / Anak;
m) Foto Copy DP-3 2 ( dua ) tahun terakhir legalisir;
n) Foto Copy akta anak ligalisir;
o) Surat Keterangan masih kuliah ( bagi anak usia 21 s/d 25 tahun );
p) Surat Pernyataan tidak pernah di jatuhi hukuman disiplin tingkat

berat maupun ringan;


q) Surat Pernyataan tidak menyimpan barang / surat Negara;
r) Foto 3 X 4 terbaru sebanyak 7 lembar;
Keterangan :
1. Bagi Pensiun Gol IV/b ke bawah dibuat rangkap 2
2. Bagi Pensiun Gol IV/b ke atas dibuat rangkap 4

3. Persyaratan Pengurusan Pensiun Dini


a) Surat Pengantar SKPD;
b) Foto Copy SK CPNS di legalisir;
c) Foto Copy SK PNS di legalisir;
d) Foto Copy Pangkat terakhir legalisir;
e) Foto Copy SK Petikan NIP baru;
f) Foto Copy KARPEG legalisir;
g) Foto Copy SK Gaji berkala legalisir;
h) Data Perorangan Calon Penerima Pensiun ( DPCP );
i) Daftar Susunan Keluarga;
j) Foto Copy Surat Nikah legalisir;
k) Surat Permintaan Pensiun Janda / Duda / Anak;
l) Foto Copy DP-3 2 ( dua ) tahun terakhir legalisir;
m) Foto Copy akta anak ligalisir;
n) Surat Keterangan masih kuliah ( bagi anak usia 21 s/d 25 tahun)
o) Surat Pernyataan tidak pernah di jatuhi hukuman disiplin tingkat

berat maupun ringan;


p) Surat Pernyataan tidak menyimpan barang / surat Negara;
q) Foto 3 X 4 terbaru sebanyak 7 lembar;
r) Surat Permintaan Pensiun PNS bermaterai 6000;
s) Surat Pernyataan dari Kepala SKPD yang menyatakan bahwa ybs

mempunyai atau tidak mempunyai tangguyngan di Bank

bermaterai 6000;
t) Surat Keterangan dari Dokter RS yang di tunjuk yang menyatakan

bahwa PNS yang bersangkutan sudah tidak layak menduduki


50

jabatan fungsional negeri dalam bentuk apapun.

Keterangan :
1. Bagi Pensiun Gol IV/b ke bawah dibuat rangkap 2
2. Bagi Pensiun Gol IV/b ke atas dibuat rangkap 4

Apabila Pegawai yang mengambil Masa Persiapan Pensiun atau Usia

Bebas Tugas harus mengambil satu tahun sebelum pensiun adapun persyaratanya

yaitu :

Persyaratan Masa Persiapan Pensiun ( MPP / UBT )

1. Surat Pengantar SKPD


2. Foto kopi SK CPNS di legalisir
3. Foto kopi SK PNS Di legalisir
4. Foto Copy Pangkat terakhir legalisir
5. Foto Copy SK Petikan NIP baru
6. Foto Copy KARPEG legalisir
7. Foto Copy Ijazah Pengangkatan CPNS legalisir

*Semua berkas rangkap 2

4. Pensiun Uzur

Pensiun Uzur adalah pensiun untuk PNS yang tidak mampu lagi bekerja

karena cacat jasmani/rohani.

Persyaratan :

1. Data Perorangan Calon Penerima Pensiun (DPCP)

2. Daftar Riwayat Pekerjaan

3. DP 3 Dua (2) tahun terakhir (dilegalisir)

4. Surat Keterangan tidak pernah dijatuhi hukuman tingkat berat


51

5. Foto copy SK CPNS (dilegalisir)

6. Foto copy SK PNS (dilegalisir)

7. Foto copy Pangkat terakhir (dilegalisir)

8. Foto copy Kenaikan Pangkat berkala (dilegalisir)

9. Surat keterangan dari dokter tim pemeriksa

10. Foto copy kartu pegawai (dilegalisir)

11. Konfirmasi NIP baru (dilegalisir)

12. Foto copy Akte Nikah (dilegalisir) Yang cerai juga harus dilampiri

Akte Nikah

13. Foto copy Surat Cerai (dilegalisir) yang Cerai

14. Foto Copy KK (dilegalisir)

15. Foto Copy Akte anak yang masih jadi tanggungan dan surat

keteran kuliah yang masih kuliah

16. KARIS/KARSU dari istri atau suami dari Pemohon pensiun

17. Foto Hitam Putih 3X4 sebanyak 7 lembar

18. Semua berkas Rangkap 3 dilegalisir semua

4.5 Prosedur Pelayanan Administrasi dan Penerbitan SK Pensiun

4.5.1 Persiapan Penetapan Pensiun PNS

Sebelum dilaksanakan penetapan pemberhentian dan pemberian

pensiun PNS dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. BKN menyusun daftar nominatif (listing) dari PNS yang akan

mencapai batas usia pensiun.


52

2. Daftar nominatif disampaikan kepada masing-masing instansi

18 (delapan belas) bulan sebelum PNS yang bersangkutan

mencapai batas usia pensiun.

3. Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing instansi atau

pejabat yang ditunjuk setelah menerima daftar nominatif

selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan berkewajiban

menyiapkan Data Perorangan Calon Penerima Pensiun (DPCP)

dalam rangkap 3 (tiga) yang selanjutnya disampaikan kepada

PNS yang bersangkutan untuk dilengkapi dan melakukan

pemeriksaan.

4. PNS yang telah menerima DPCP dalam rangkap 3 wajib

memeriksa dan meneliti data yang tercantum dalam DPCP

antara lain : nama, tanggal lahir, jabatan, pangkat, gaji pokok

terakhir, masa kerja sebelum diangkat menjadi PNS, mulai

masuk sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, nama isteri/suami,

nama anak, dan lain sebagainya.

4.5.2 Pemrosesan dalam penerbitan SK Pensiun pada Badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten Blitar Sebagai Berikut :

1. Pemberian Informasi dari masing-masing SKPD berdasarkan

Buku Penjagaan Pensiun bagi PNS yang telah memasuki Batas

Usia Pensiun selama 1 Tahun sebelum memasuki masa TMT

Pensiun.
53

2. PNS bersangkutan meminta blangko berkas usulan Pensiun pada

SKPD setempat.

3. SKPD Menyampaikan berkas usulan tersebut kepada BKD

Kab.Blitar.

4. BKD Menverifikasi berkas Pengajuan persyaratan Pensiun yang

masuk pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar dan

dihimpun menurut TMT dan Pangkat

5. Mengenteri berkas pengusulan pensiun pada sistim Aplikasi

Pelayanan Kepegawaian berdasarkan Pangkat dan TMT.

6. Membuat pengantar berdasarkan TMT, Jenis Pensiun dan

Pangkat terakhir.

7. Mengirim usulan pensiun berdasarkan tmt , jenis pensiun dan

pangkat terakhir Ke BKN Pusat dan BKN Reg II Surabaya

untuk diproses lebih lanjut.

8. Mengambil SK Pensiun tersebut dari BKN Pusat maupun BKN

Reg II Surabaya apabila sudah jadi.

9. BKD melakukan Rekap Data SK Pensiun yang telah terbit.

10. Penyampaian SK Pensiun dari BKD kepada SKPD masing-

masing untuk disampaiakan kepada PNS bersangkutan.


54

Berikut alur dari pemrosesan SK pensiun :

berkas usulan

BKN Reg
BKD II SBY
Usul SKPD
Berkas

Pegawai
yang SK Terbit
SKPD BKD
Pensiun

Gambar 4.2 Alur pemrosesan Sk Pensiun Golongan IV/b Ke bawah

Berkas Usulan

Usul BKD BKN Pusat


Berkas SKPD

SK Terbit
Pegawai
yang BKD
SKPD
Pensiun

Gambar 4.3 Alur pemrosesan SK pensiun Golongan IV/ b ke atas

BKD
Sekda Bupati
Usul
Berkas

inspektorat

PNS BKD
SKPD

Gambar 4.4 Alur Pemrosesan Pensiun dini

BKD
55

4.6 Realisasi Pelayanan Pensiun.


Sampai saat ini pemrosesan Penerbitan SK Pensiun pada Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar sangat meningkat di banding dengan

tahun yang lalu, karena sudah mengetahui solusi dari kenda- kendala yang

menghambat dalam pemrosesan penerbitan SK pensiun.Jumlah Pegawai

pada Pemerintah kabupaten Blitar yang memasuki Batas Usia Pensiun pada

tahun 2016 berjumlah 501 orang


Berikut ini kami sampaikan jumlah usulan pensiun dan yang sudah

terbit SK Pensiunnya sampai dengan bulan Desember 2016

Tabel 4.8 Jumlah Usulan Dan Yang Terbit SK Pensiun

No Jenis pension Usul Pensiun Terbit SK Pensiun

1 Pensiun BUP IV/b ke atas 240 240

2 Pensiun BUP IV/b ke bawah 209 209

3 Pensiun Janda / Anak Jakarta 13 13

4 Pensiun Janda / Anak 39 39

Surabaya

5 Pensiun Dini 8 8
Sumber : Buku Register Pensiun 2016
56

Ketentuan Khusus :

1. Pensiun Dini

a) Pegawai yang akan mengusulkan pensiun dini harus mendapat

pertimbangan dan rekomendasi dari Inspektorat Kabupaten Blitar

untuk mengetahui bahwa pegawai tersebut tidak sedang

mengalami proses pemrosesan terkait dengan pelanggaran disiplin

serta usia dan masa kerja telah memenuhi persyaratan pensiun

dini.

b) Penerbitan SK pensiun dini sesuai dengan kewenangannya :

1. Golongan III/d kebawah diterbitkan oleh Bupati

2. Golongan IV/a – IV/b diterbitkan oleh Gubernur

3. Golongan IV/c keatas diterbitkan oleh Presiden

c) Khusus tenaga pendidik yang akan mengajukan persyaratan

pension dini harus melampirkan surat keterangan sakit dari rumah

sakit daerah setempat yang menerangkan bahwa PNS yang

bersangkutan sudah benar-benar tidak mampu meneruskan

pengabdian.

2. Pensiun BUP

a) PNS dengan pangkat terakhir IV/b harus melampirkan ijasah

terakhir guna pemberian SK pengabdian untuk dinaikkan pangkat

ke IV/c.
57

b) Pengurusan SK Pengabdian bagi Tenaga Pendidik golongan IV/b

yang akan dinaikkan ke IV/c diatur dalam Berdasarkan surat

kepala BKN nomor K.26-30/V.294-3//99 tanggal 6 Oktober 2010

Perihal Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang

jabatan fungsional guru dan angka kreditnya antara lain

disebutkan bahwa syarat pengangkatan guru harus berijasah

S1/DIV dan bersertifikat pendidikan yang seharusnya berlaku

sejak tanggal ditetapkan peraturan Menpan nomor 16 tahun 2009

(tanggal 10 November 2009) tetapi diberlakukan secara efektif

tanggal 1 Januari 2013

c) Penerbitan SK Pensiun BUP sesuai kewenangannya yaitu :

1. Golongan IV/b kebawah diterbitkan oleh Kantor Regional II

BKN Surabaya

2. Golongan IV/c keatas diterbitkan oleh Presiden yang

sebagaimana didelegasikan kepada BKN Pusat

3. Untuk Jabatan Pimpinan Tinggi :

a) Jabatan Pimpinan Tinggi Utama Dan Jabatan

Pimpinan Tinggi Madya ditandatangani oleh Presiden

b) Jabatan Pimpinan Tinggi Pertama di tandatangani

oleh Kepala BKN Pusat.


58

Catatan :

Adanya Perubahan sistem dari BKN Pusat bahwa Pelayanan Administrasi

bagi Tenaga pendidik tingkat SLTA yang telah memasuki masa pensiun

mulai tahun 2017 akan dilimpahkan kepada BKN Reg II Surabaya.

4.7 Hambatan-Hambatan dalam Proses Penerbitan SK Pensiun


1. Dalam kenyataannya Aplikasi SIMPEG (Sistem Informasi

Kepegawaian) yang dibuat BKD belum berfungsi secara maksimal,

dikarenakan kurangnya disiplin SDM pengelola data tersebut.


2. Kurangnya pelaksanaan Sosialisasi ke UPTD Pendidikan maupun ke

kecamatan / kelurahan dan kurangya informasi dari BKD Kabupaten

Blitar yang menjadi penyebab terlambatnya pengumpulan berkas;


3. Kurangnya Pengawasan melekat ke SKPD yang selama ini masih di

monitoring oleh Inspektorat.


4. Kurangnya keaktifan dari SKPD dan PNS bersangkutan bahkan tidak

adannya kepedulian dalam pengurusan administrasi Pensiun sehingga

menyebabkan kelambatan Penerbitan SK Pensiun.


5. Adanya kesalahan pangkat karena kurangnya koordinasi antara bidang

P3 dengan Bidang Kepangkatan dan kurangnya keaktifan PNS yang

bersangkutan.
6. Kesalahan NIP dan Data PNS yang tidak dilaporkan sehingga

memperlambat administrasi.
7. Kurangnya Koordinasi dengan BKN Reg II Surabaya maupun BKN

Pusat Jakarta sehingga pengajuan berkas pensiun tidak termonitor

sehingga banyak yang kekurangan berkas dan tidak segera tercukupi;


59

8. Kurangnya disiplin Administrasi pada BKN pusat sehingga BKD

daerah harus mengirim berkas berkali-kali, hal ini dikarenakan belum

adanya buku register berkas pada BKN


9. Munculnya kesalahan teknis pada BKN misalnya tidak kesesuaian

antara penerima berkas dengan pelaksana administrasi.


10. Data yang tersedia tidak valid dengan riilnya sehingga data tidak

terbaca dalam Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian ( SAPK ), serta

tenaga pelaksana operator SAPK yang tidak menguasai dan kualitas

komputer yang tidak cukup baik sehingga menghambat pelaksanaan

pengentrian berkas pengajuan pensiun ke SAPK.

4.8 Pembahasan Permasalahan Pensiun


BKD Kabupaten Blitar telah aktif melaksanakan sosialisasi ke UPTD

Pendidikan, kantor Kecamatan dan Kelurahan yang mana sosialisasi tersebut

menjelaskan tentang berbagai Peraturan Pemerintah yang menyangkup

masalah administrasi kepegawaian terutama bagi PNS yang memasuki Batas

Usia Pensiun sehingga PNS di wilayah bisa mencukupi permintaan BKD

Kabupaten Blitar untuk mengumpulkan berkas pensiun sehingga SK pensiun

bisa cepat di proses sehingga bisa terbit tepat waktu.


BKD Kabupaten Blitar harus aktif mengadakan Koordinasi dengan BKN

Reg II SBY dan BKN Pusat di Jakarta, karena dalam Pemrosesan SK Pensiun

yang menentukan cepat atau lambatnya SK Pensiun terbit adalah kedua

lembaga negara tersebut dan BKD kabupaten Blitar sering memonitor dalam

pemrosesan SK Pensiun, sehingga apabila ada kekurangan berkas pengajuan

Pensiun segera di cukupi sampai batas yang ditentukan oleh kedua lembaga

tersebut. Dalam hal ini Khusus BKD Kabupaten Blitar menugaskan PNS
60

yang berada di Kantor Perwakilan Jakarta untuk memonitor yang ada di BKN

Pusat. Adapun BKD Kab.Blitar melaksanakan Koordinasi ke BKN Pusat

Jakarta dalam satu tahun sebanyak 4 kali dan sewaktu-waktu bisa berubah

tergantung dengan kepentingan.


Dan adapun koordinasi ke Kanreg II BKN di Surabaya sering dilakukan

sebulan tiga kali karena mengingat pengajuan SK pensiun jumlahnya paling

banyak serta ada kepentingan yang berkaitan dengan Kepegawaian.


Data yang tersedia harus valid dengan riilnya sehingga data dapat terbaca

dalam Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian ( SAPK ), serta tenaga

pelaksana operator SAPK yang bisa menguasai karena telah mengikuti

berbagai macam diklat yaitu :

1. Diklat Operator SAPK di Kanreg II BKN Surabaya

2. Diklat Operator Simpeg di BKD Propinsi Jawa Timur

Diklat CAT
61

Tabel 4.9 Jadwal Koordinasi di BKN Pusat

No Waktu Tujuan Keperluan

1 Bulan Januari BKN, Koordinasi dan

MENDAGRI, Pengambilan SK

2 Bulan April BKN, Koordinasi dan

MENDAGRI, Pengambilan SK

3 Bulan Agustus BKN, Koordinasi dan

MENDAGRI, Pengambilan SK,

Satya lencana

4 Bulan Desember BKN, Koordinasi dan

MENDAGRI, Pengambilan

KPK SK ,LHKPN
Sumber : Buku Pengendali Perjalanan Dinas BKD Kabupaten Blitar

Sedangkan jumlah perangkat komputer yang ada di BKD Kab.Blitar

Tabel 4.10 Jumlah perangkat komputer

No Bidang Jumlah Kegunaan


1 Sekertariat 7 unit Mengentri data dan administrasi
2 Mutasi 5 unit Mengentri data dan administrasi

( bidang mutasi )
3 Pengembangan 6 unit Mengentri data dan administrasi

SAPK pensiun , operator Karis,karsu,

karpeg, taspen.
4 Diklat 5 unit Mengentri data dan administrasi

( bidang diklat )
Sumber : Buku bendahara barang BKD Kabupaten Blitar
62

Dan semua perangkat komputer dalam kondisi cukup baik dan instalasi

jaringan cukup baik dan rapi sehingga dapat memperlancar proses

penyelesaian pekerjaan secara cepat dan tepat.


63

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari prosedur pelayanan administrasi kepegawaian

pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar :


1. Berdasarkan pengamatan pada Praktek Kerja Lapangan di pada Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar dapat diketahui bahwa

penerapan Prosedur Pelayanan Administrasi Bagi PNS Yang Telah

Memasuki Batas Usia Pensiun sudah baik. Beberapa Asas bahwa

penyelenggaraan pelayanan publik Menurut Undang-Undang No. 25

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik seperti Keterbukaan, Ketepatan

waktu, Kecepatan, kemudahan dan kejangkauan sudah baik, namun

untuk beberapa aspek yang lain seperti Keprofesionalan aparatur

pengelola kepegawaian dan Partisipatif dari PNS yang akan

melakukan administrasi Pensiun masih perlu diperhatikan. Oleh

karena itu BKD harus ikut aktif mendorong peran serta PNS dalam

penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan dan harapan.


2. Menanggapi Kendala dan Hambatan yang terjadi dalam penerapan

Prosedur Pelayanan Administrasi Bagi PNS Yang Telah Memasuki

Batas Usia Pensiun. Sosialisasi bisa dilaksanakan ke UPTD

Pendidikan, kantor Kecamatan dan Kelurahan yang mana sosialisasi

tersebut menjelaskan tentang berbagai Peraturan Pemerintah yang

menyangkup masalah administrasi kepegawaian terutama Kejelasan

Prosedur Pelayanan Administrasi bagi PNS yang memasuki Batas


64

Usia Pensiun maka BKD mengadakan Koordinasi dengan BKN Reg

II SBY,BKN Pusat di Jakarta, karena dalam Pemrosesan SK Pensiun

yang menentukan cepat atau lambatnya SK Pensiun terbit adalah

kedua lembaga negara tersebut dan BKD Kabupaten Blitar sering

memonitor dalam pemrosesan SK Pensiun , sehingga apabila ada

kekurangan berkas pengajuan Pensiun segera di cukupi sampai batas

yang ditentukan oleh ketiga lembaga tersebut. Dalam hal ini Khusus

BKD Kabupaten Blitar menugaskan PNS yang berada di Kantor

Perwakilan Jakarta untuk memonitor yang ada di BKN Pusat. dan

tersedia data yang valid dengan riilnya sehingga data dapat terbaca

dalam Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian ( SAPK ), serta tenaga

pelaksana operator SAPK yang menguasai dan kualitas komputer

yang cukup baik sehingga memperlancar pelaksanaan pengentrian

berkas pengajuan pensiun ke SAPK, sehingga SK pensiun bisa cepat

di proses sehingga bisa terbit tepat waktu.


BKD Kabupaten Blitar sudah mengetahui pemecahan masalah

yang menjadi penghambat penerbitan SK pensiun yaitu kurangnya

pelaksanaan Sosialisasi ke UPTD Pendidikan maupun ke kecamatan /

kelurahan dan kurangya informasi dari BKD Kabupaten Blitar yang

menjadi penyebab terlambatnya pengumpulan berkas. Kurangnya

Koordinasi dengan BKN Reg II Surabaya maupun BKN Pusat Jakarta

sehingga pengajuan berkas pensiun tidak termonitor sehingga banyak

yang kekurangan berkas dan tidak segera tercukupi. Data yang

tersedia tidak valid dengan riilnya sehingga data tidak terbaca dalam
65

Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian ( SAPK ), serta tenaga

pelaksana operator SAPK yang tidak menguasai dan kualitas

komputer yang tidak cukup baik sehingga menghambat pelaksanaan

pengentrian berkas pengajuan pensiun ke SAPK, dengan mengetahui

cara pemecahanya SK pensiun bisa cepat di proses sehingga bisa

terbit tepat waktu.

5.2 Saran

Melihat pada teori – teori tentang prosedur pelayanan administrasi dan dari

hasil penelitian di atas, ada beberapa masukan terhadap BKD Kabupaten

Blitar untuk meningkatkan pelayanan administrasi terutama bagi PNS yang

memasuki batas usia pensiun yaitu :

1. BKD Kabupaten Blitar harus aktif melaksanakan sosialisasi ke

UPTD Pendidikan, kantor Kecamatan dan Kelurahan yang mana

menjelaskan tentang berbagai Peraturan Pemerintah yang

menyangkup masalah administrasi kepegawaian terutama bagi PNS

yang memasuki Batas Usia Pensiun;

2. BKD Kabupaten Blitar harus aktif mengadakan Koordinasi dengan

BKN Reg II SBY,BKN Pusat di Jakarta dan SETKAB RI , karena

dalam Pemrosesan SK Pensiun yang menentukan cepat atau

lambatnya SK Pensiun terbit;

3. BKD Kabupaten Blitar harus mempunyai Data yang valid dengan

riilnya dan selalu mengupdate data sehingga data dapat terbaca dalam

Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian ( SAPK ), serta tenaga


66

pelaksana operator SAPK yang menguasai dan kualitas komputer

yang baik;

4. Pelayanan harus di utamakan dan profesional;

5. Perlunya Pemberdayaan SDM pengelola SIMPAK ( Sistem Aplikasi

Sistem Informasi Kepegawaian) yang dibuat BKD agar pengelolaan

aplikasi tersebut bisa berfungsi secara maksimal;.

6. Peningkatan Koordinasi antara bidang Pengadaan, Pengangkatan,

Pemberhentian dan Pensiun dengan Bidang Kepangkatan guna

mencegah kesalahan pangkat;


67

DAFTAR PUSTAKA

Saksono Slamet., Administrasi Kepegawaian, PT. Kanikius, Yogyakarta, 1998


Anonimius, Renstra 2016-2021 Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar ;
Buku Register, Pensiun Tahun 2016 Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Blitar;
Hasibuan, Melayu S.P, Administrasi Kepegawaian,2005
Mulyadi Dalam bukunya yang berjudul “Sistem Akuntansi” (2010:5)
Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen

2005:263
Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011:23) dalam buku yang berjudul

“Sistem Informasi Akuntansi


\(www.blitarkab.go.id>upload>2015/01), Diakses Tanggal 23/12/2017 Pukul

20.24
http://zen-an-2006210019.blogspot.co.id/2010/08/konsep-teori-efektivitas-

pelayanan.html , Diakses Tanggal 7/12/2016 Pukul 15.23


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39484/4/Chapter%20II.pdf ,

Diakses Tanggal 8/21/2016 Pukul 15.26


http://e-journal.uajy.ac.id/4241/3/2MH01723.pdf , Diakses Tanggal 8/12/2016

Pukul 15.34
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/456/jbptunikompp-gdl-iiphimawan-22764-7-

babii.pdf Diakses Tanggal 10/12/2016 Pukul 16.03


http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/535/jbptunikompp-gdl-aditiacarl-26739-6-

babii.pdf , Diakses Tanggal 10/12/2016 Pukul 16.16


http://cybercloning.blogspot.co.id/2011/04/pengaruh-kualitas-pelayanan-

terhadap.html , Diakses Tanggal 11/12/2017 Pukul 16.26


http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/226/SKRIPSI

%20FIX.pdf , Diakses Tanggal 11/12/2017 Pukul 16.34


http://a-girl-writes.blogspot.co.id/2014/09/pengertian-administrasi-menurut.html ,

Diakses Tanggal 17/12/2017 Pukul 18.37


68

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter%20II.pdf ,

Diakses Tanggal 17/12/2015 Pukul 21.23


http://cokinew.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-prosedur-menurut-para-

ahli.html Diakses Tanggal 17/12/2015 Pukul 09.30


http://bkd.kuningankab.go.id/pelayanan/pensiun Diakses Tanggal 17/12/2015

Pukul 09.35
https://id.scribd.com/doc/47656791/PENSIUN Diakses Tanggal 17/12/2015

Pukul 10.23
http://greenioushurray.blogspot.co.id/2012/01/kepegawaian.html Diakses Tanggal

17/12/2015 Pukul 11.23


everythingaboutvanrush88.blogspot.com › ... › Hukum Tata Negara Diakses

Tanggal 17/12/2015 Pukul 13.42


harianggoro.mhs.narotama.ac.id/2012/.../pengembangan-karier-pns-pegawai-

negri-si... Diakses Tanggal 17/12/2015 Pukul 13.51


digilib.unila.ac.id/5157/12/BAB%20II.pdf Diakses Tanggal 19/12/2015 Pukul

14.32
https://docs.google.com/document/d/.../preview Diakses Tanggal 19/12/2015

Pukul 21.23
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Janda/Duda

Pegawai
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974
Undang-undang No.43 Tahun 1999 Pasal 10
Surat kepala BKN nomor K.26-30/V.294-3//99 tanggal 6 Oktober 2010 Perihal

Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka

kreditnya
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 16 tahun 2009
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 pasal1 Tentang Pengertian PNS
Nomor 06 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 07

Tahun 1977
Pasal 2 ayat (1) , Pasal 3 ayat (1), UU No. 43 Tahun 1999 Pegawai Negeri
69

UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6 Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5494.


PP No. 21 Tahun 2014 Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Yang

Mencapai Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional


70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai