Anda di halaman 1dari 23

Sesi Perkuliahan Ke : 3 dan 4

Tik : Pada Akhir Pertemuan ini Mahasiswa di harapkan mampu : Merencanakan


teknik pengendalian konstruksi dengan Bar chart serta perhitungan dan
penyelesaian penggambaran kurva S
Pokok Pembahasan : Bar Chart
Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini mahasiswa diharapkan akan diharapkan
dapat melakukan penjadwalan suatu kegiatan proyek melalui Kurva S.
I. Bahan Bacaan
1. A.D. Austen dan R.H. Neale, Pedoman Proses dan Prosedur dalam Manajemen
Proyek Konstraksi, IPPM, Jakarta, 1991.
2. SoeharLO [man, Manajemen Proyek; Dari Konseptual Sampai Operasional
Erlangga, Jakarta 1997.
II. Bacaan tambahan
Bahan Ajar, Manajemen Proyek II Ujung Pandang
III. Pertanyaan Kunci
Ketika membaca pokok bahasan ini, gunakanlah pertanyaan berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bagan balok (Bar Chart) dalam penjadwalan suatu
proyek ?
2. Sebutkan fungsi kurva "S" dalam penjadwalan proyek dan bagaimana
hubungannya dengan Bar chart !
IV. Tugas
Buatlah Penjadwalan berdasarkan metode Bar chart ProYek Pemban perumahan
oleh PT. Mitra dengan data-data dan ketentuan sebagai berikut (terlampir) !

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


BAB II
PENJADWALAN DENGAN METODE BAR CHART DAN KURVA "S"

2.1 Tinjauan Umum


Langkah pertama dalam perencanaan penjadwalan adalah membaginya
dalam kegiatan-kegiatan yang disebut WBS (Work Break Down Sructure)
kegiatan perlu diidentifikasi dan hubungan satu dengan yang lainnya jelas.
Biasanya pembagian tersebut standard dan menurut logika tertentu. Berdasarkan
pembagian ini pula dapat dilakukan alokasi sumber daya dan waktu.
Langkah kedua adalah menentukan jadwal kegiatan dalam proyek.
Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas
perencanaan dan pengendalian untuk menghadapi jumlah kegiatan dan
kompleksitas proyek yang cenderung bertambah. Usaha tersebut membuahkan
hasil dengan ditemukannya metoda bagan balok (Bar Chart ), yaitu penyajian
perencanaan dan pengendalian, khususnya jadwal kegiatan proyek secara
sistematis dan analitis.
Bagan balok (Bar Chart) disusun dengan maksud mengidentifikasi unsur
waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu
mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat pelaporan. Dewasa ini metode Bar hart
masih digunakan secara luas, baik berdiri sendiri maupun dikondisikan metode
lain yang lebih canggih. Hal ini disebabkan oleh karena bagan balok mudah
dibuat dan dipahami sehingga amat berguna sebagai alat komunikasi dalam
penyelenggaraan Proyek.
Adapun sebagai penunjang yang harus tersedia untuk membuat bar
chart/bagan balok meliputi :
 Gambar-gambar konstruksi
 Instruksi yang relevan

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


 Macam-macam kegiatan / pekerjaan yang ada dan rencana dikerjakan yang
lengkap dengan kualitasnya.
 Batasan-batasan sumber daya.
 Tingkat-tingkat pelaksanaan yang diharapkan.

2.2 Menyusun Bar Chart.


Bar chart disiapkan dengan tangan (manual) atau dengan menggunakan
komputer, tersusun pada koordinat X dan Y, disumbuh tegak lurus Y dicatat
pekerjaan atau elemen atau paket kerja dari hasil penguraian Lingkup suatu
proyek, dan dilukis sebagai balok. Sedangkan disumbuh horisontal X tertulis
satuan waktu, hari, minggu, atau bulan. Disini waktu mulai dan waktu akhir
masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balok-balok yang
bersangkutan. Pada waktu membuat bagan balok (barcbart) telah diperhatikan
urutan kegiatan meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu
dengan yang lain.
Format penyajian Bar chart yang lengkap berisi perkiraan urutan
pekerjaan, skala waktu, dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.
Sebagai ilustrasi, table dibawah ini memperhatikan bagan balok
pembangunan gudang kerangka besi. Lingkup proyek- pembangunan gudang
kerangka besi diuraikan menjadi komponen-komponennya.

Tabel 2.1 Jenis kegiatan dalam menyusun Bart Chart

No. Simbol Jenis Pekerjaan


1 A Membuat spesifikasi dan desain engineering
2 B Membeli material untuk pondasi
3 C Membeli material bangunan
4 D Membuat pondasi
5 E Pabrikasi rangka bangunan
6 F Mendirikan rangka bangunan

Setelah diuraikan menjadi komponen-komponen yang bersangkutan dan


ditentukan urutan pelaksanaan pekerjaannya, kemudian diperkirakan kurun

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


waktu yang perlukan. Pada waktu pelaporan, misalnya pada akhir bulan
dibandingkan antara kenyataan dan rencana seperti diperlihatkan pada tabel
dibawah ini :

Tabel 2.2 Perkiraan dan kenyataan waktu yang diperlukan untuk masing-masing
elemen pekerjaan.

Waktu Waktu

Rencana (hari) Realisasi (hari)

A 4 4

B 3 3

C 5 8

D 6 Belum tahu

E 8 Belum tahu

F 5 Belum tahu

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Gambar 2. 1 Contoh. penyajian perencanaan proyek dengan metode bagan balok

2.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


Keuntungan
Dari uraian dan contoh diatas terlihat bahwa metode bar chart mudah
dibuat dan dipahami. Dan sangat berfaedah sebagai alat perencanaan dan
komunikasi. Bila digabungkan dengan metode lain, misalnya "grafik S " dapat
dipakai untuk aspek yang lebih luas.

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Bar chart dapat diterapkan pada perencanaan proyek-proyek yang
sifatnya tetap dari pada jenis-jenis konstruksi yang sangat berubah-ubah dan
rumit juga dapat dikatakan sebagai suatu sarana visual dari suatu program
konstruksi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bar chart, merupakan salah
satu Penjadwalan proyek yang menunjukkan visualisasi suatu rencana
kegiatan yang digambarkan dalam bentuk batang/balok sebagai suatu
kegiatan.

2.3.2. Kerugian
Meskipun memiliki segi-segi keuntungan tersebut, namun penggunaan
metode bar chart/bagan balok terbatas karena kendala-kendala berikut :
 Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara
satu kegiatan dengan yang lain sehingga sulit untuk mengetahui
dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap
jadwal keseluruhan proyek. Dan tidak dapat menunjukkan jalur
kritis/kegiatan kritis secara langsung, sehingga akan mempersulit
dalam pembacaan.
 Sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan (Updating), karena
umumnya harus dilakukan dengan membuat bagab baru, padahal tanpa
adanya pembaharuan segera menjadi “kuno” dan menurun daya
gunanya.
 Untuk proyek berukuran sedang dan besar, lebih-lebih yang bersifat
kompleks penggunaan bagan balok akan menghadapi kesulitan
menyusun sedemikian besar.
Jumlah kegiatan yang mencapai puluhan ribu, dan memiliki
keterkaitan tersendiri diantara mereka, sehingga mengurangi kemampuan
penyajian secara sistematis.

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Tetapi jika kegiatan tidak terlalu banyak, misalnya dengan membatasi
dan memilih yang penting saja, seperti misalnya membuat jadwal induk, maka
pemakaian bar chart/bagan balok untuk perencanaan dan pengendalian
menjadi pilihan pertama, karena mudah dimengerti oleh semua lapisan
pelaksana dan pimpinan para peserta proyek.

2.4. PENGGAMBARAN
Secara umum penggambaran bar chart dan kurva S, dimanfaatkan
untuk penjadwalan sumber daya yang dapat meliputi : Pekerjaan, tenaga kerja,
bahan /material Peralatan, dan biaya. Yang mana semua tersebut diatas
terlepas terhadap waktu. Adapun penggabarannya tertuang dalam form segi
empat yang terbagi dalam dua lajur ;
Lajur Horizontal : Untuk penulisan waktu
Lajur Vertikal : Untuk penulisan pekerjaan, tenaga kerja peralatan
material dan Keuangan.
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut

No Kegiatan Kuantitas Unit Waktu Ket

1 2 3 4 Hari

--T i

Adapun penjelasan untuk masing-masing kolom adalah sebagai berikut :


1) Nomor
Dalam kolom nomor dari peta Gantt (Bar Chart) dapat
menunjukkan nomor urut dari kegiatan itu sendiri. Adapun maksud
pemberian nomor kegiatan adalah untuk mempermudah pembacaan dan

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


sekaligus sebagai identifikasi dari kegiatan yang ada. Nomor diberikan
mulai dari angka 1 hingga angka n sesuai dengan jumlah kegiatan yang
ada.
2) Jenis Kegiatan / Pekerjaan
Menunjukkan kolom tempat kegiatan/pekerjaan dituliskan dalam
suatu batang (Peta Gantt) kolom jenis pekerjaan tersebut dapat juga
digantikan jenis peralatan yang dipakai atau jenis bahan/material yang
akan.
Upah tenaga kerja didapatkan di lokasi dikumpulkan dan dicatat
dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan upah. Harga satuan
bahan dan upah tenaga kerja disetiap daerah berbeda-beda. Jadi dalam
perhitungan dan menyusun anggaran biaya suatu bangunan/proyek harus
mampu menguasai analisa BOW. Analisa BOW hanya dapat dipergunakan
pada pekerjaan padat karya yang memakai peralatan konvensional. Sedangkan
bagi pekerjaan yang menggunakan peralatan modem/alat berat, analisa BOW
tidak dapat dipergunakan sama sekali.
Ada tiga istilah yang harus dibedakan dalam menyusun anggaran
biaya bangunan yaitu : Harga Satuan Bahan, Harga Satuan Upah, dan Harga
Satuan Pekerjaan.
Dibawah ini dibedakan skema harga satuan pekerjaan :

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Harga Satuan Bahan

Bahan

Bahan
Analisa Satuan Bahan

Harga Satuan
pekerjaan
Harga Satuan Upah

Upah

Analisa Upah

HARGA SATUAN PEKERJAAN = BAHAN + UPAH+ALAT

Dibawah ini dijelaskan kedudukan masing-masing istilah tersebut sesuai


dengan contoh cars menghitung harga satuan pekerjaan untuk 1 m 3 pasangan batu kali
dengan campuran 1 semen: 4 pasir
 Daftar harga Satuan
1. Batu kali Rp. 60.000/m3
2. Semen Rp. 25.000/zak
3. Pasir Rp. 50.000/m3
 Daftar Harga Satuan Upah
1. Tukang sapu Rp. 25.000/hari
2. Kepala Tk Batu Rp. 35.000/hari

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


3. Pekerja Rp. 15.000/hari
4. Mandor Rp. 30.000/hari
Keterangan
Harga satuan bahan / upah didapat dari pasaran/ tempat lokasi pekerjaan Harga satuan
pekerjaan didapat dari analisa bahan dan upah.
Dari komposisi campuran diatas didapatkan analisa G 32 h itu berarti “1 m 3
pasangan macam A memakai perekat 1 semen Portland, 4 Empat Pasir ( G 19 )”
1,2 m3 Batu Kali @ Rp. 60.000 = Rp. 60.000 / m3
0,958 tong semen = 4,075 zak/170 kg@ Rp. 25.000 = Rp. 101.875
0,522 m3 pasir @ Rp. 50.000 = Rp. 26.100
Bahan = Rp. 199.975
1,2 tukang batu @ Rp. 25.000 = Rp. 30.000
0,12 kepala tukang batu @ Rp. 35.000 = Rp. 4.200
3,6 pekerja @ Rp. 15.000 = Rp. 54.000
0,18 mandor @ Rp. 30.000 = Rp. 5.400
Upah = Rp. 93.600

digunakan, juga dapat untuk menjadwalkan tenaga kerja yang dibutuhkan dan
sekaligus dari ketiga hal diatas (sumber daya) dapat diketahui kebutuhan biaya
konstruksinya dengan cara menjumlahkan biaya-biaya dari ketiga sumber daya
tersebut setiap skala waktunya.
Dari penjumlahan biaya tersebut akan diketahui biaya konstruksi per satuan
waktu dan dapat ditetapkan besarnya bobot biaya per satuan waktu, kemudian
dijumlahkan secara komulatif, maka akan didapatkan biaya konstruksi
keseluruhannya.
Dari data-data tersebut diatas juga dapat 5m digambarkan kurva "S" untuk
biaya konstruksi sedangkan untuk jenis pekerjaan dapat dituliskan jenis pekerjaan
utama yang ada pads proyek tersebut dan diurutkan menurut logika pelaksanaan

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


dengan maksud untuk mempermudah identifikasi pekerjaan dan sebagai pedoman
untuk penjadwalan bahan, alat dan tenaga kerjanya.

3) Kuantitas Pekerjaan
Dalam kolom kuantitas pekerjaan inilah besarnya kuantitas dari masing--
masing pekerjaan dituliskan, adapun cara pengisiannya dapat berpedoman dari
besarnya kuantitas pada Bills of Quantitas (BQ) yang telah disediakan oleh pihak
pemilik/perencana.
Adapun sebagai pelaksana proyek wajib mengontrol besarnya kuantitas
pekerjaan yang ada pada BQ dengan gambar rencana sebelum memasukkan besarnya
kuantitas tersebut kedalam kolom kuantitas pekerjaan pada Bar Chart atau sebelum
memasukkan penawaran untuk proyek tersebut.
Semua itu dengan maksud supaya jika ada kesalahan perhitungan kuantitas
pekerjaan yang dilakukan oleh perencana dapat segera diketahui dan nantinya tidak
merugikan pihak pelaksana (Kontraktor).

4) Analisa Harga Satuan


Yang dimaksud dengan harga satuan adalah jumlah harga bahan dan upah
tenaga kerja berdasarkan perhitungan analitis. Harga bahan didapat dipasaran,
dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan.
Harga satuan pekerjaan = Bahan + upah
= Rp.199.975 + 93.600
= Rp.293.575

ANALISA BAHAN DAN UPAH


Yang dimaksud analisa bahan suatu pekerjaan, ialah menghitung banyaknya
Volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Dari contoh
diatas bahwa, analisa G 32 h, berbunyi, 1 m3 pasangan batu kali memakai perekat 1
PC :4 pasir (G19)
Diperlukan :

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Bahan / Analisa G 32 h = Rp. 199.975,-
Bahan / Analisa G 19
Ditempat yang terdapat harga kapur dan semen merah sangat mahal atau jelek,
sebagai pengganti perekat tras baster, dapat dipakai perekat sebagai berikut :
1 bagian semen Portland dan 4 bagian pasir, memberikan 3,46 bagian perekat. Jadi
tiap m3 perekat diperlukan :
0.29 m3 semen Portland ( 2,132 tong )
1,16 m3 pasir
Uraian dan penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut
a. 1 m3 pas. Batu kali , terdiri dari bahan :1,2 m3 batu kali
0,0715 zak semen
0,522 m3 pasir
b. 1m3 pas. Batu kali biaya = Rp. 199.975,- (harga tersebut didapat setelah harga
satuan bahan dimasukkan ke analisa G 32 h )
c. Hubungan antara G32 h dan analisa G 19 dari uraian diatas hub a,b,c adalah
Komposisi campuran 1 bagian semen: 4 bagian pasir diperlukan : 1 bag. Semen
dibutuhkan 0,5 hl benda padat dan
0,25 hl air
1 x 0,76 adonan
= 0,76

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


3 bag. Pasir dibutuhkan 0,60 hl benda padat dan
0,075 hl air
4 x 0,675 hl adonan
 2,7

3,46 perekat

Tiap 1 m3 perekat diperlukan masing-masing bahan sebagai berikut :


1 bag semen = 1 m3/3,46 = 0,289 m3 = 0,1305 m3
= 0,29 m-3 = 0,29 x 1,25 kg = 163,125 kg
= 362,5 kg / 170 kg = 2,132 tong
4 bag pasir = 4/3,46 = 1,156 m3 dibulatkan = 1,16 m3
Jadi tiap 1 m3 pas. Batu kali diperlukan perekat = 0,45 m3 dan batu kali = 1,2 m3.
Bahan yang diperlukan

Semen = 0,45 x 0,29 = 0,1305 m3
= 0,1305 x 1,250 kg = 163,125 kg
= 163,125 kg = 4,07 zak

Pasir = 0,45 x 1,16 = 0,522 m3

Dari uraian diatas terlihat dengan jelas dari mana asal indeks analisa G 32 h, dan
hubungan dengan Analisa G 19

Analisa upah
Yang dimaksud analisa upah suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya
tenaga yang dibutuhkan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan
tersebut.
Dalam analisa G 32 a. Indeks tenaga untuk 1 m3 pas batu kali adalah
1,2 tukang batu
0,12 Kepala tukang batu
3,6 Pekerja
0,18 mandor
Dari indeks tersebut maka kita dapat harga analisa upah = Rp. 93.600

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Jadi yang dimaksud dengan upah tenaga kerja ialah jumlah tenaga + biaya
yang dibutuhkan untuk 1 m3 untuk pas. Batu kali.
Penjelasan :
 1 tenaga kepala tukang pas. Batu kali = 1,2 / 0,12 = 10 tenaga tukang batu
 1 tenaga mandor mengepalai pekerja = 3,6 10,18 = 20 tenaga
Contoh : Daftar Harga Satuan Bahan
No Uraian Satuan bahan
1 Kayu bekisting Rp. 350.000/m3
2 Balok-balok banio Rp. 600.000 / m3
3 Kerikil Rp. 85.000 / m3
4 Batu kali Rp. 60.000 / m3
5 Batu bata 200 / buah
6 Semen Portland @ 40 kg/zak Rp. 30.000 / zak
7 Seng BJL S 30 Rp. 250.000 / kodi
8 Tripleks 4 mm Rp. 35.000 / lembar
9 Besi Beton Rp. 2.000 / kg
10 Paku 5 cm Rp. 5.000 / kg
11 Dst dst

Contoh : Daftar Harga Satuan Upah


No Uraian Satuan bahan
1 Pekerja Rp. 15.000 / hari
2 Tukang Batu Rp. 25.000 / hari
3 Tukang besi Rp. 25.000 / hari
4 Tukang cat Rp. 25.000 / hari
5 Mandor Rp. 30.000 / hari
6 Kepala tukang kayu Rp. 35.000 / hari
7 Kepala tukang batu Rp. 35.000 / hari
8 Tukang Rp. 25.000 / hari
9 Jaga malam Rp. 25.000 / hari
10 Pelaksana Rp. 50.000 / hari
11 dst Dan seterusnya
Contoh : Uraian Harga Satuan Pekerjaan

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Satuan
No Uraian Pekerjaan
(Rp)
1 Pasangan pondasi Batu Kali
Untuk 1 m3 pasangan batu kali dengan perbandingan 1 SP ; 4 Ps
Bahan : An . G . 32 h
1,2 m3 batu kali @ Rp. 6.000 = Rp. 72.000
0,958 tong semen = 4,075 zk/170 kg @ Rp. 25.000 = Rp. 101.875
Bahan = Rp. 199.975
1,2 tukang batu @ Rp. 25.000 = Rp. 30.000
0,12 kepala tukang batu @ Rp. 35.000 = Rp. 4.200
3,6 pekerja @ Rp. 15.000 = Rp. 54.000
0,18 mandor @ Rp. 30.000 = Rp. 5.400
Upah = Rp. 93.600
2 Harga satuan pekerjaan = Bahan + Upah 293.575
Pasangan beton
1 m3 beton bertulang dengan campuran : 1 Pc : 2 Ps : 3 krl, diperlukan :
Bahan An. G. 41
0,82 m3 kerikil @ Rp. 85.000 = Rp. 69.700
3
0,54 m pasir @ Rp. 50.000 = Rp. 27.000
8,5 zak semen Portland @ Rp. 25.000 = Rp. 212.500
Bahan Rp. 309.200

Dst …

Menghitung Presentase Bobot Pekerjaan


Yang dimaksud dengan presentase bobot pekerjaan ialah besarnya persen pekerjaan
siap dibanding dengan pekerjaan siap seluruhnya.
Pekerjaan siap seluruhnya dinilai 100%
Sebagai contoh :
a. Pembersihan lapangan
Volume = 225,45 m2
Harga satuan = Rp. 196,25
Harga Bangunan = Rp. 19.855.467
Presentase bobot pekerjaan pembersihan lapangan
Volume x H arg a satuan
PBP = x 100%
H arg a Bangunan

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


225,45 x 196,25
= x 100%  0,22%
19.855.467
Jadi seandainya pekerjaan pembersihan lapangan telah siap seluruhnya maka
presentase bobot pekerjaannya = 0,22 % terhadap pekerjaan seluruhnya. Catatan :
presentase dibulatkan menjadi dua desimal di belakang koma.
Dari uraian Presentase Bobot Pekerjaan diatas dapat digambarkan dengan
skema

V x HSP
x 100% = PBP
HB

Keterangan : V = Volume
HSP = Harga Satuan Pekerjaan
HB = Harga Bangunan
PBP = Presentase Bobot Pekerjaan

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Uraian Bobot Pekerjaan

% Bobot
No Uraian Pekerjaan
Pekerjaan
1 Pembersihan lapangan
Volume = 225,45 m2
Harga Satuan = Rp. 196,25
Harga Bangunan = Rp. 19.855.467
Presentase Bobot Pekerjaan Pembersihan Lapangan
Volume x H arg a Satuan
PBP = x 100%
H arg a Bangunan
225,45 x 196,25
= x 100%
19.855.467 = 0,22
I.1b Memasang Bouwplank
Volume = 48,4 m2
Harga Satuan = Rp. 2.187,25
Harga Bangunan = Rp. 19.855.467
Presentase Bobot Pekerjaan Pembersihan Lapangan
Volume x H arg a Satuan
PBP = x 100%
H arg a Bangunan
48,4 x 2.187,25
= x 100%
19.855.467 = 0,53
I.1c Direksi Keet
I.1d Los Kerja
Dst …. (mengikuti formula seperti di atas)

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Contoh Format Dalam Penyusunan Bobot Pekerjaan
Bobot
Kegiatan Sub
Pekerjaan Bagian
Bagian
Permulaan 8,10
a Pembersihan lapangan 0,22
b Memasang Bouplank 0,53
1 1,63
c Direksi Keet 4,53
I. Pekerjaan Pondasi

d Los Kerja 2,82


Penggalian
a Galian tanah pondasi 18,71 1,30
2
b Urugan kembali ¼ galian 8,98 0,33

Pasangan Pondasi Batu Kali


3 a Urugan Pasir 0,11
b Pasangan Batu Kali 0,87
c Pas. Pondasi Batu Kali 8,00
Dst………………!!!

Setelah selesai menghitung uraian-uraian tersebut diatas, maka langkah-langkah


selanjutnya yaitu merekapitulasi persentase pekerjaan/kegiatan.

Contoh Rekapitulasi Persentase


I. Pekerjaan Pondasi Rp. 3.718.088,00 = 18,71%
II. Pekerjaan Beton dan Dinding Rp. 5.497.660,31 = 27,70%
III. Pekerjaan Kap + Atap Rp. 2.368.754,54 = 11,93%
IV. Pekerjaan plafond Rp. 1.633.592,4 2 = 8,24%
V. Pekerjaan Plesteran Rp. 1.686.713,15 = 8,49%
VI. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rp. 1.369.850,42 = 6,90%
VII. Pekerjaan Cat dan Kapuran Rp. 1.094.842,04 = 5,25%

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


VIII. Pekerjaan Perlengkapan Dalam Rp. 491.932,00 = 2,46%
IX. Pekerjaan Perlengkapan Luar Rp. 1.029.528,88 = 5,19%
Rp. 19.855.467,00 = 100%

Cara Menghitung Presentase Bobot Masing-masing Pekerjaan

Contoh Pekerjaan Pondasi :

Rp. 3.718 .088,00


 18,71%
Rp. 19 .855 .467,00

2.5 Menggambar Kurva “S"


Kurva "S" adalah pengembangan dan pengembangan dari diagram balok dan
Hannum Curve sehingga dinamakan kurva "S". Diagram balok dilengkapi dengan
bobot tiap pekerjaan dalam prosen (%).
Pada jalur bagian bawah ada presentase rencana untuk tiap satuan waktu dan
presentase komulatif dari rencana tersebut. Disamping itu ada presentase realisasi
untuk tiap satuan waktu dari presentase komulatif dari realisasi tersebut. Presentase
kumulatif rencana dibuat sehingga membentuk kurva " S ". Pengembangan ini
dinamakan kurva " S " (S Curva). Presentase komulatif realisasi adalah hasil nyata di
lapangan. Hasil realisasi dari pekerjaan pada suatu vraktu dapat dibandingkan dengan
kurva rencana. Jika hasil realisai berada diatas kurva "S" maka terjadi prestasi, untuk
itu perlu ada penjadwalan kembali.
Dari kurva "S" dapat diketahui presentase ( % ) pekerjaan yang harus dicapai
pada waktu tertentu untuk menentukan bobot tiap pekerjaan maka harus dihitung
dahulu volume pekerjaan dan biayanya serta biaya nominal dari seluruh pekerjaan
tersebut. Kurva "S" ini sangat efektif untuk mengevaluasi dan mengendalikan waktu
dan biaya proyek.
Untuk lebih jelasnya, maka diberikan data di bawah ini :
No Jenis Pekerjaan Harga (Rp)
1 Pekerjaan A 14.000.000

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


2 Pekerjaan B 1.000.000
3 Pekerjaan C 7.000.000
4 Pekerjaan D 6.000.000
5 Pekerjaan E 8.000.000
6 Pekerjaan F 5.000.000
7 Pekerjaan G 14.000.000
8 Pekerjaan H 19.000.000
9 Pekerjaan I 6.000.000
10 Pekerjaan J 17.000.000
11 Pekerjaan K 3.000.000
Jumlah Nominal 100.000.000

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Nilai Bobot Minggu Ke Nilai
Aktivitas Ket
Rp. 106 % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Bobot
2 2 2 2 2 2 2
A 14 14
0,5 0,5
B 1 15
1 2 2 2
C 7 22
2 2 2
D 6 28

E 8 36
1 1 1 1 1
F 5 41

G 14 55

H 19 74

I 6 80

J 17 97

K 3 100
Nominal 100 Jt 100
2,5 2,5 5 6 7 7 7 7 7 8 10 8 6 3 3 3 4 4
2,5 5 10 16 23 30 37 44 51 59 69 77 83 86 89 92 96 100

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Rangkuman
 Perencanaan dan pengendalian proyek yang sistematis dan analitis dengan metode
bagan – balok (barchart Metode ini mengidentifikasikan urutan kegiatan dan unsur
waktu, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai, dan saat pelaporan.
 Bagan – balok (barchart) masih digunakan secara luas, baik berdiri sendiri maupun
dikombinasikan dengan metode lain yang lebih canggih. Hal ini disebabkan oleh
karena bagan balok mudah dibuat dan dipahami sehingga amat berguna sebagai alat
komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
 Dalam menyusun jadwal induk, bagan balok sering kali dipakai, terutama dalam hal
urutan kegiatan, meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara situ
dengan yang lainnya.

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart


Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart

Anda mungkin juga menyukai