Anda di halaman 1dari 36

i

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dilimpahkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunia yang telah
dilimpahkan sehingga laporan hasil ini dapat diselesaikan. Laporan pekerjaan “Riview
Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Tebing Tinggi 2019” sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang diberikan oleh
Pihak Pemberi Kerja. Laporan ini memuat hasil pekerjaan selama satu bulan di lapangan guna
mengumpulkan data dan informasi yang selanjutnya dilakukan analisis dan sintesis yang akan
dituangkan dalam bentuk Draft Laporan. Laporan ini merupakan bentuk pertanggung jawaban atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan. Data yang ditampilkan dalam laporan ini berupa data sekunder
dan data primer dari hasil pengamatan di lapangan. Laporan ini disusun dengan sesungguhnya
berdasarkan hasil pekerjaan, dan tetap mengacu pada kerangka acuan kerja. Koreksi dan saran di
harapkan sebagai masukan dan perbaikan bagi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Sehingga besar
harapan dokumen Perencanaan ini dapat menjadi acua nyang dipakai oleh Dinas Komunikasi
dan Informatika Kota Tebing Tinggi.
Akhir kata tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kelancaran penyusunan Laporan Akhir Penyusunan Review Masterplan Teknologi
Informasi dan Komunikasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tebing Tinggi 2019
Kota Tebing Tinggi ini.

ii
Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABLE v
DAFTAR GAMBAR vi

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan 3
1.5 Sistematika Penulisan 3

BAB II. GAMBARAN UMUM


2.1 Letak Geografis Tebing Tinggi 4
2.1.1 Kecamatan Bajenis 5
2.1.2 Kecamatan Padang Hilir 5
2.1.3 Kecamatan Padang Hulu 5
2.1.4 Kecamatan Rambutan 6
2.1.5 Kecamatan Tebing Tinggi Kota 6
2.2 Nama dan luas Wilayah Kecamatan 6

BAB III. LANDASAN TEORI


3.1 Landasan Teori 7
3.1.1 Bagian Bagian kabel Fiber Optic 7
3.1.2 Jenis Jenis Fiber Optic 8
3.2 Topology jaringan 9
3.2.1 Topology Ring 10
3.2.2 Topology Star 11
3.2.3 Topology Bus 12

iii
Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi
3.3 Perangkat Dan Material 12
3.3.1 Perangkat Aktif 13
3.3.2 Perangkat pasif 15

BAB IV. IMPLEMENTASI


4.1 Skema / metodologi Pekerjaan 16
4.2 Pengumpulan Data Sekunder 16
4.2.1 Review Studi Literatur 17
4.2.2 Data Lokasi Kantor OPD dan Kecamatan Kota Tebing Tinggi 17
4.2.3 Data Inventaris jaringan 19
4.2.4 Data Jaringan Utilitas 19
4.2.5 Peraturan - Peraturan 19
4.3 Pengumpulan Data Premier 19
4.3.1 Survey jalur Rencana 19
4.3.2 Survey Panjang Kabel 20
4.3.3 Survey Jalur Utilitas 21
4.4 Kalkulasi Kebutuhan Akses Internet/bandwidth 21
4.5 Penyususan Rencana Anggaran dan material 25
4.5.1 Bill Of Quantity SKPD / OPD 25
4.5.2 Bill Of Quantity Kecamatan 26
4.6 Spesifikasi Teknis pekerjaan 27
4.6.1 Penanaman Tiang 28
4.6.2 Penarikan Kabel Udara 29

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 30
5.2 Saran 30

iv
Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi
DAFTAR TABLE

Tabel II.1 Luas Wilayah tebing Tinggi 6


Tabel III.1 Material Perangkat pasif 15
Tabel IV.1 OPD yang akan di Coverage 18
Tabel IV.2 Kecamatan yang akan di Coverage 18
Tabel IV.3 Kalkulasi erhitungan Bandwitdh setiap SKPD/OPD 24
Tabel IV.4 Kalkulasi erhitungan bandwidth setiap kantor Kecamatan 24
Tabel IV.5 Bill Of Quantity SKPD /OPD 26
Tabel IV.6 Bill Of Quantity kantor Kecamatan 30

v
Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Luas Wilayah Tebing Tinggi 4


Gambar III.1 Bagian-bagian dari kabel Fiber Optik 7
Gambar III.2 Gelombang Sinyal Fiber Optic Single Mode 8
Gambar III.3 Gelombang Sinyal Fiber Optic Multi Mode 9
Gambar III.4 Topologi Ring 13
Gambar III.5 Topologi Star 11
Gambar III.6 Topologi Bus 12
Gambar III.7 Perangkat aktif Modular SFP 13
Gambar III.8 Perangkat aktif Media Converter 14
Gambar IV.1 Skema pengerjaan DED Backbone Fiber Optik 16
Gambar IV.2 Hasil Survey GPS SKPD/OPD dan Kecamatan 20
Gambar IV.3 Spesifikasi Tiang 28
Gambar IV.4 Spesifikasi Tarikan Jarak Kabel 29

vi
Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Implementasi dan pemanfaatan TI di lingkup pemerintahan merupakan salah satu aspek
penting yang perlu dikembangkan, untuk meningkatkan kualitas kinerja penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan dan sekaligus meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Namun demikian, lembaga atau organisasi pemerintahan tidak bisa secara gegabah
mengeluarkan investasi untuk implementasi Teknologi Informasi, perlu diperhitungkan cost
dan benefit yang dihasilkannya. Organisasi membutuhkan semacam blue print yang sering
disebut IT Master Plan atau IT Strategic Plan sebagai dasar organisasi dalam mengimplementasi
TI.
Pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Backbone Kabel Fiber
Otpik untuk OPD dan Kecamatan di Kota Tebing Tinggi adalah dalam rangka menyiapkan
dokumen berupa gambar rencana, spesifikasi teknis, rencana anggaran biaya dan tahapan
kerja pada lokasi rencana penarikan Fiber Optik serta pemasangan instalasi perangkat pasif
dan aktif. dari Perencanaan Detail Engineering Design (DED) Backbone Kabel Fiber Optik
pada OPD dan Kecamatan di Kota Tebing Tinggi ini adalah agar tersedianya dokumen
perencanaan sebelum pelaksanaan pemasangan ducting
Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik di seluruh wilayah kantor pemerintahan
Kota Tebing Tinggi, harus di dukung dengan infrastruktur TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) yang memadai, salah satu infrastruktur yang sangat penting saat ini adalah untuk
infrastruktur yand mendukung untuk komunikasi data, voice dan video. Tidak ada teknologi
lagi yang bisa kita gunakan secara baik yaitu dengan teknologi media kabel Fiber Optik.
Mengapa kita harus menggunakan Media Fiber Optik?, Karena Fiber Optic memiliki lebar pita
frekwensi (badwith) yang lebar, Frekwensi Fiber Optic hingga Hz hal ini mendeteksi sinar infra
merah, Bekerja pada daerah frekuensi tinggi maka jumlah informasi yang dibawa akan lebih
banyak sehingga dapat menyalurkan informasi dengan kecepatan sangat tinggi. Dengan
kemampuan fiber optic dalam menyalurkan sinyal frekuensi tinggi sangat cocok dengan
pengiriman sinyal digital pada sistem multipleks digital dengan kecepatan dari beberapa Mb/s
hingga Gb/s, Diameter kabel fiber optik lebih kecil dibandingkan dengan kabel tembaga dan
juga lebih ringan, Redaman kecil sehingga ruas pengulang menjadi lebih panjang.

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 1
Perkembangan serat optik saat ini telah menghasilkan produksi dengan redaman yang sangat
rendah dibandingkan dengan kabel yang terbuat dari tembaga, Aman dari bahaya listrik. Terbuat
dari kaca atau plastik sehingga tidak dapat dialiri arus listrik sehingga terhindar terjadinya
hubungan pendek.
Secara empiris, apabila pasif infrastruktur fiber optic ini sudah di gelar terutama untuk
koneksi goverment to goverment (G to G) dapat mendorong aktivitas sosial dan ekonomi
secara parallel dikarenakan pelayanan publik yang sudah optimal. Masyarakat dalam hal
ini lebih mudah mengakses informasi dan bahkan dengan harga relatif murah pula.
Kemudahan tersebut bisa menjadi insentif untuk menggerakkan roda perekonomian. Bukan
hal yang tidak mungkin peluang ini mampu mencetak wirausahawan-wirausahawan baru
sekaligus meningkatkan daya saing usaha. Dalam kurun waktu yang sama, Pemerintah
Kota Tebing Tinggi pun dapat menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari penyewaan
fasilitas pasif infrastruktur Fiber Optic, LCD, dan iklan. Peningkatan PAD bukan sekedar
meningkatkan kemandirian Kota Tebing Tinggi sebagai daerah otonom, tetapi juga
memiliki dampak ekonomi secara makro. Begitu banyak dampak ekonomi yang dihasilkan,
dan hampir pasti bisa menjadi alat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam penelitian kali ini, tujuan utama dari pekerjaan konsultan tersebut adalah untuk
meriview Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Tebing Tinggi dan bertujuan untuk memperjelas suatu
pemahaman dalam teknologi jaringan fiber optic termasuk konsep, topologi, dan metodologi
pekerjaan yang akan dibuatkan dalam bentuk Kerangka Acuan Kerja (K.A.K) dan Bill Of
Quantity ( BoQ )

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan jaringan yang dilakukan dan apa dampaknya?

2. Bagaimana perancangan jaringan awal dari server sampai kepada OPD dan kecamatan.

3. Bagaimana pemilihan infrastrukturnya?


4. Bagaimana arsitektur jaringan yang digunakan?

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 2
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui dan mengerti Jaringan fiber optic dan pendukungnya.

2. Mengetahui konsep dan topologi fiber optic.

3. Mengetahui hasil dari analisis data berupa Bill Of Quantity

4. Perhitungan kebutuhan bandwith / akses internet disetiap kantor kecamatan.

1.4 Ruang Lingkup


Sasaran Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Backbone Kabel Fiber Optic di
Kabupaten Majalengka ini adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya bentuk dan konsep desain model Topology backbone fiber optic;
2. Membuat metode pelaksanaan pemasangan dengan memperhatikan keberadaan
sarana dan prasarana yang telah ada;
3. Tersedianya gambar pra-rencana (basic disaign), perkiraan anggaran biaya dan
spesifikasi teknis terhadap usulan rencana disain;
4. Tersusunnya kesimpulan dan rekomendasi.

1.5 Sistematika Pembahasan


Sistematika penulisan dalam tesis ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang permasalahan dengan memperhatikan latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM
Membahas berbagai teori dasar pendukung ini mengenai fiber optik, dan perencanaan jaringan.
BAB III KONSEP DAN METODOLOGI PEKERJAAN
Membahas rencana pekerjaan yang dilakukan dan perancangan awal sistem
BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI
Berisi analisa mengenai simulasi yang telah dilakukan dan analisis keuangan.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan serta saran-saran yang dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 3
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Letak Goegrafis Tebing Tinggi


Kota Tebing Tinggi merupakan wilayah bagian utara kota lintas Sumatra, yang
menghubungkan Lintas Timur dan Lintas Tengah Sumatra melalui lintas diagonal pada ruas
jalan Tebing Tinggi, Pematangsiantar, Parapat, Balige dan Siborong-borong. Secara
geografis, Kota Tebing Tinggi terletak pada posisi 90 9’3” - 30 4’50” Lintang Utara dan
99 4’1” - 99 0’0’’ Bujur timur. Secara administratif Wilayah Kota Tebing Tinggi terdiri
dari 35 Kelurahan meliputi wilayah seluas 38,438 km² dengan kepadatan penduduk
4.079,69 jiwa/km².

Gambar II.1 Luas Wilayah tebing Tinggi

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 4
Adapun batas-batas wilayah administrasi Kota Tebing Tinggi adalah sebagai
berikut:

2.1.1 KECAMATAN BAJENIS


Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Bajenis di Kota Tebing Tinggi :
1. Kelurahan/Desa Berohol (Kodepos : 20611)
2. Kelurahan/Desa Bulian (Kodepos : 20612)
3. Kelurahan/Desa Pinang Mancung (Kodepos : 20612)
4. Kelurahan/Desa Teluk Karang (Kodepos : 20612)
5. Kelurahan/Desa Bandar Sakti (Kodepos : 20613)
6. Kelurahan/Desa Durian (Kodepos : 20621)
7. Kelurahan/Desa Pelita (Kodepos : 20621)

2.1.2 KECAMATAN PADANG HILIR


Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Padang Hilir di Kota Tebing Tinggi :
1. Kelurahan/Desa Tambangan (Kodepos : 20631)
2. Kelurahan/Desa Tebing Tinggi (Kodepos : 20631)
3. Kelurahan/Desa Bagelen (Kodepos : 20634)
4. Kelurahan/Desa Damar Sari (Kodepos : 20636)
5. Kelurahan/Desa Deblod Sundoro (Kodepos : 20636)
6. Kelurahan/Desa Satria (Kodepos : 20636)
7. Kelurahan/Desa Tambangan Hulu (Kodepos : 20636)

2.1.3 KECAMATAN PADANG HULU


Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Padang Hulu di Kota Tebing Tinggi :
1. Kelurahan/Desa Lubuk Baru (Kodepos : 20622)
2. Kelurahan/Desa Pabatu (Kodepos : 20623)
3. Kelurahan/Desa Lubuk Raya (Kodepos : 20624)
4. Kelurahan/Desa Padang Merbau (Kodepos : 20624)
5. Kelurahan/Desa Persiakan (Kodepos : 20624)
6. Kelurahan/Desa Tualang (Kodepos : 20624)
7. Kelurahan/Desa Bandarsono (Kodepos : 20625)

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 5
2.1.4 KECAMATAN RAMBUTAN
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Rambutan di Kota Tebing Tinggi :
1. Kelurahan/Desa Karya Jaya (Kodepos : 20611)
2. Kelurahan/Desa Lalang (Kodepos : 20614)
3. Kelurahan/Desa Rantau Laban (Kodepos : 20614)
4. Kelurahan/Desa Mekar Sentosa (Kodepos : 20616)
5. Kelurahan/Desa Sri Padang (Kodepos : 20616)
6. Kelurahan/Desa Tanjung Marulak (Kodepos : 20616)
7. Kelurahan/Desa Tanjung Marulak Hilir (Kodepos : 20616)

2.1.5 KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA


Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Tebing Tinggi Kota di Kota Tebing
Tinggi:
1. Kelurahan/Desa Bandar Utama (Kodepos : 20613)
2. Kelurahan/Desa Badak Bejuang (Kodepos : 20615)
3. Kelurahan/Desa Mandailing (Kodepos : 20626)
4. Kelurahan/Desa Pasar Baru (Kodepos : 20627)
5. Kelurahan/Desa Pasar Gambir (Kodepos : 20628)
6. Kelurahan/Desa Tebing Tinggi Lama (Kodepos : 20632)
7. Kelurahan/Desa Rambung (Kodepos : 20633)

2.2 Nama dan Luas Wilayah per Kecamatan


Luas Wilayan
Nama Jumlah Adminitrasi Terbangun
Kecamatan Kelurahan (%) thd total (%) thd total
(Ha) administrasi (Ha) administrasi
Padang Hulu 7 851 21.91% 334.04 39.25%
Tebing Tinggi Kota 7 347 8.93% 231.35 66.67%
Rambutan 7 594 15,29% 390.47 65.74%
Bajenis 7 908 23,38% 345,12 38.01%
Padang Hilir 7 1.144 29,45% 358.16 31.31%
TOTAL 35 3.884 100% 1.659,16 42.72%

Tabel II.1 Luas Wilayah tebing Tinggi

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 6
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Landasan Teori

Fiber Optik adalah suatu pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang
berupa suatu kabel tembus pandang (transparant), yang mana pemampang dari kabel
tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu : bagian tengah yang disebut “Core” dan bagian luar
yang disebut “Cladding”. Cladding pada serat optik membungkus atau mengelilingi Core.
Adapun bentuk pemampang dari core dapat bermacam- macang, antara lain : pipih, segi
tiga, segi empat, segi banyak atau berbentuk lingkaran. Atau juga saluran transmisi atau
sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari
sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu
tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED

3.1.1 Bagian Bagian Kabel Fiber


• Core : kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang
dimana pengiriman sinar dilakukan.
• Cladding : kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang
dimana pengiriman sinar dilakukan
• Buffer Coating : plastic pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan.

Gambar III.1 Bagian-bagian dari kabel Fiber Optik

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 7
3.1.2 Jenis Jenis Fiber Optik

A. Single Mode Fiber Optic


Single mode fiber optic memiliki banyak arti dalam teknologi fiber optik. Dilihat dari
faktor properti sistem transmisinya, single mode adalah sebuah sistem transmisi data berwujud
cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa terpantul yang merambat
sepanjang media tersebut dibentang. Satu buah sinar yang tidak terpantul di dalam media optik
tersebut membuat teknologi fiber optik yang satu ini hanya sedikit mengalami gangguan dalam
perjalanannya. Itu pun lebih banyak gangguan yang berasal dari luar maupun gangguan fisik
saja. Single mode dilihat dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optik yang bekerja
menggunakan inti (core) serat fiber yang berukuran sangat kecil yang diameternya berkisar 8
sampai 10 mikrometer. Dengan ukuran core fiber yang sedemikian kecil, sinar yang mampu
dilewatkannya hanyalah satu mode sinar saja. Sinar yang dapat dilewatkan hanyalah sinar
dengan panjang gelombang 1310 atau 1550 nanometer.

Gambar III.2 Gelombang Sinyal Fiber Optic Single Mode


Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan
dengan multi mode fiber optics, tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan
lebar spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single mode
dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan dengan multi
mode. Tetapi harga yang harus Anda keluarkan untuk penggunaannya juga lebih besar. Core
yang digunakan lebih kecil dari multi mode dengan demikian gangguan-gangguan di
dalamnya akibat distorsi dan overlapping pulsa sinar menjadi berkurang. Inilah yang
menyebabkan single mode fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil, cepat, dan jauh
jangkauannya.

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 8
B. Multi Mode Fiber Optic
Sesuai dengan nama yang disandangnya, teknologi ini memiliki kelebihan dan
kekurangan yang diakibatkan dari banyaknya jumlah sinyal cahaya yang berada di dalam media
fiber optiknya. Sinar yang berada di dalamnya sudah pasti lebih dari satu buah. Dilihat dari
faktor properti sistem transmisinya, multi mode fiber optic merupakan teknologi transmisi data
melalui media serat optik dengan menggunakan beberapa buah indeks cahaya di dalamya.
Cahaya yang dibawanya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di
tujuan.
Sinyal cahaya dalam teknologi Multi mode fiber optic dapat dihasilkan hingga 100 mode
cahaya. Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini bergantung dari besar
kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter yang diberi nama Numerical Aperture
(NA). Seiring dengan semakin besarnya ukuran core dan membesarnya NA, maka jumlah mode
didalam komunikasi ini juga bertambah.

Gambar III.3 Gelombang Sinyal Fiber Optic multimode

3.2 Topology Jaringan


Topologi jaringan adalah suatu aturan atau cara untuk menghubungkan perangkat
yang satu dengan perangkat yang lainnya sehingga membentuk suatu jaringan. Topologi
jaringan juga dapat didefinisikan sebagai gambaran secara fisik dari pola hubungan antara
komponen jaringan, yang meliputi Server, Workstation, Hub, dan pengkabelannya. Dalam
pemilihan topologi harus dipertembangkan pada beberapa faktor, hal ini akan
mempengaruhi kualitas, efektivitas dan efisiensi juga, faktor-faktor tersebut diantaranya
sebagai berikut:
• Biaya
• Kecepatan

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 9
• Lingkungan
• Ukuran
• Konektivitas

Metodologi topologi jaringan terbagi menjadi 3 yaitu Ring, Star dan Bus. Ketiga jenis
topologi ini memungkinkan diimplementasikan di Kota Tebing Tinggi yang memiliki
luasan daerah yang tersebar sangat luas. Masing-masing konsep topologi memiliki
kekhasan dan kelebihan sendiri dan dalam penelitian ini akan disimpulkan topology mana
yang lebik dengan situasi dan kondisi kota Tebing Tinggi. Berikut jenis jenis topology
dalam jaringan ;

3.2.1 Topologi Ring


Topologi ring adalah cara menghubungkan perangkat sehingga berbentuk ring
(lingkaran). Setiap simpul mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai
loop, data dikirimkan kesetiap simpul dan setiap informasi yang diterima simpul diperiksa
alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan. Konfigurasi Ring digunakan apabila
menginginkan system yang redundant dan kondisi geografis di lapangan memungkinkan
untuk dibuat jaringan feeder berbentuk Ring.

Gambar III.4 Topologi ring

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 10
Pada Topologi ring, masing-masing titik/node berfungsi sebagai repeater yang akan
memperkuat sinyal disepanjang sirkulasinya, artinya masing- masing perangkat saling
bekerjasama untuk menerima sinyal dari perangkat sebelumnya kemudian meneruskannya
pada perangkat sesudahnya, proses menerima dan meneruskan sinyal data ini dibantu oleh
TOKEN yang berisi informasi bersamaan dengan data yang berasal dari komputer sumber,
token kemudian akan melewati titik/node dan akan memeriksa apakah informasi data
tersebut digunakan oleh titik/node yang bersangkutan, jika ya maka token akan
memberikan data yang diminta oleh node untuk kemudian kembali berjalan ke titik/node
berikutnya dalam jaringan. Jika tidak maka token akan melewati titik/node sambil
membawa data menuju ke titik/node berikutnya. proses ini akan terus berlangsung hingga
sinyal data mencapi tujuannya.

3.2.2 Topologi Star

Pada topologi star terdapat perangkat pengendali yang berfungsi sebagai


pengatur dan pengendali komunikasi data. Sedangkan perangkat lain terhubung
dengan perangkat pengendali sehingga pengiriman data akan melalui perangkat
pengendali. Pada topologi star sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan
pengendali semua komunikasi yang terjadi. Terminal-terminal lainnya melalukan
komunikasi melalui terminal pusat ini.

Gambar III.5 Topologi Star

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 11
Pada topologi star bila terjadi kerusakan atau putusnya jalur pada satu saluran akan
memengaruhi koneksi pada station yang terpaut, berbeda halnya dengan koneksi pada
topologi ring dimana bila satu jalur terputus, station tersebut masih bisa terkoneksi
melalui jalur yang lain. Namun untuk menjangakau wilayah Kota Tebing Tinggi yang
sangat luas penggunaan topologi star dapat diterapkan untuk menjangkau kawasan yang
terpencil atau jauh.

3.2.3 Topologi Bus


Topologi bus merupakan topologi yang cukup sederhana jika dibandingkan dengan
jenis topologi lainnya. Topologi ini umumnya difungsikan pada instalasi jaringan berbasis
fiber optic, selanjutnya digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan client
atau node.

Gambar III.6 Topologi Bus

3.3 Perangkat Dan Material


Dalam Pembangunan infrastuktur jaringan fiber optic, dibutuhkan beberapa elemen
pendukung untuk melaksanakan pembangunan tersebut. Baik itu perangkat aktif mau pun
perangkat pasif. Dalam pemilihin perangkat aktif, akan dilihat dari segi topologi dan node
tujuan endpoint dari jaringan tersebut. Infrastuktur tersebut akan dibangun dengan konsep
FTTx tanpa membagi satu sinyal menjadi beberapa sinyal ( Splitter 1:x ) tetapi
melangsungkan satu sinyal ke tujuan endpoint user yang lebih dikenal point to point link
yang secara backbone disebut last mile local loop service.

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 12
3.3.1 Peragkat Aktif.
Dalam sistem jaringan yang menggunakan kabel fiber optic ada perangkat-
perangkat yang sangat diperlukan, perangkat-perangkat ini dapat dikatakan sebagai
perangkat dasar dari sistem jaringan fiber optik. tentunya perangkat- perangkat
tersebut mempunyai spesifikasi dan fungsi yang satu sama lain berbeda tapi dalam
satu sistem jaringan kabel fiber optik. Untuk Perangkat yang digunakan pada area
kelurahan dan pedesaan mengikuti desain perangkat yang telah terpasang pada
backbone fiber optik di setiap kecamatan, hal ini dikarenakan agar dapat terintegrasi
dengan baik. Dalam konsep point to point perangkat yang dibutuhkan yaitu perangkat
yang langsung terhubung ke titik tujuan tanpa ada pembagian redaman sinyal dB.
Berikut beberapa material point to point dalam jaringan fiber optic.

A. SFP Mudolar
SFP merupakan kependekan dari Small Form-factor Pluggable. SFP merupakan
pengembangan dari Gigabit Interface Converter (GBIC) . Nah dari istilah GBIC ini kita bisa
menebak maksudnya yaitu suatu port yang dikhususkan untuk berhubungan jaringan backbone
dengan bandwidth yang biasanya lebih tinggi.Istilah SFP dengan kata small mengacu karena
ukurannya yang lebih kecil, sehinga SFP juga disebut Mini-GBIC.
Berikut tipe dari SFP antara lain;
• SX, panjang maksimum 550 meter pada kecepatan 1,25 Gbits/s
• LX, panjang maksimum 10 km
• EX, panjang maksimum 40 km
• ZX, panjang maksimum 80 km
• EZX, panjuang maksimum 120 km

Gambar III.7 Perangkat aktif Modular SFP

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 13
SFP Module juga terdapat beberapa macam, tergantung kenapa kebutuhan dari user
yang yang dilihat dari penggunakan, SFP modular tersbut terbagi dalam 2 kapasitas yaitu 1G (
1 Gigabyte ) dan 10G ( 10 Gigabyte). setiap jenis kapasitu tersebut dibagis kedalam mode
transmisi, baik itu single mode atau pun yang multimode. Kegunaan 2 jenis kapasitas tersebut
harus dilengkapi dengan perangkat switch yang memiliki port SFP agar terhubung dalam
jaringan tersebut.

B. Media Converter
Fiber media converter adalah perangkat jaringan yang dapat menghubungkan dua jenis
jaringan berbeda melalui media seperti twisted pair dengan kabel fiber optic. Teknologi ini
diperkenalkan ke industri hampir tiga dekade lalu dan mempunyai peranan penting dalam proses
interkoneksi antara jaringan berbasis sistem fiber optik dengan jaringan yang berbasis tembaga
pada sistem kabel terstruktur. Fiber optic media converter juga digunakan dalam akses MAN
dan layanan data transportasi ke pelanggan perusahaan untuk di manfaatkan dalam sistem
keamanan, salah satunya adalah fiber optic media converter for Etherner.

Gambar III.8 Perangkat aktif Media Converter

Fiber optic media converter untuk UTP Kabel ini tidak akan terganggu bila terkena petir,
dapat digunakan dalam konfigurasi point to point atau beberapa sinyal kamera converter media
yang multikompleks ditransmisikan bersama melalui satu link kabel optik fiber. Untuk karena

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 14
berbasis ethernet to fiber optic media converter sangat bermanfaat jika Anda tinggal di daerah
terpencil dengan akses terbatas. Fiber optic media converter mendukung berbagai protokol
komunikasi data berbeda termasuk ethernet to fibre converter, fast ethernet, gigabit ethernet
media converter T1 / E1 / J1, DS3 / E3, serta beberapa jenis kabel seperti twisted pair, multi-
mode dan single-mode serat optik.

3.3.2 Perangkat Pasif


Dalam pembangunan infrastuktur jaringan fiber optic, material perangkat pasif adalah
saran penunjang pembangun infrastuktur tersebut. Dalam hal ini material outdoor adalah media
penghubung perangkat aktif. Berikut beberapa material perangkat pasif untuk pembangunan
infrastuktur jaringan fiber optic ;

Nama Perangkat / Material Detail Material Fungsi


Tiang Telekomunikasi Tiang 7 dan 9 meter 4"3" Sebagai Penyangga Kabel diatas udara
Fiber Optic Kabel ADSS 24/4 G652A Sebagai media jalur transmisi
Joint Box Dome Joint Closure 24 core Sebagai tempat terminasi sambungan core outdoor
Asesoris Pole Clamp Deadend 35-70 type small Sebagai pengikat kabel dengan tiang penyangga
Asesoris Pole Clamp Adss Suspention Unit Pengikat kabel dengan tiang penyangga
Slack Support Base spare cable Slack 75"11"11 cm tempat pertemuan kabel dari arah berbeda
OTB 48 Core Optical Terminal Box SC 48 core Termpat terminasi kabel fiber di server ( indoor )
Rosset/OTB 2 Core Optical Terminal Box SC 2 core Termpat terminasi di user ( endpoint link )
Pigtail SC Fiber Pigtail Penghubung antara material otb dengan patchcord
Patchcore SC Fiber Optical Patch Cord 10 M Penghubung antara material converter dengan Otb
Stainless Steel Band Pita Strap tiang Sebagai pengikat antara aksesoris tiang dengan tiang

Gambar III.1 Material Perangkat pasif

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 15
BAB IV
IMPLEMENTASI

4.1 Skema / Metodologi Pekerjaan


Sistematika pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Backbone
Kabel Fiber Optik Kecamatan di Kota Tebing Tinggi dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:

DATA DESAIN

Gambar IV.1 Skema pengerjaan DED Backbone Fiber Optik

Dari sistematika diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan Penyusunan Detail


Engineering Design (DED) Backbone Fiber Optik pada Kecamatan dan kantor
instansi pemerintah di Kota Tebing Tinggi terbagi menjadi 4 pokok pekerjaan, yaitu:
1. Pendahuluan
2. Pekerjaan pengumpulan data
3. Pekerjaan analisa dan perencanaan
4. Pekerjaan penyempurnaan

4.2 Pengumpulan Data Sekunder


Dalam melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan data-data pendukung untuk
memperoleh informasi dan atau data yang akurat mengenai beberapa hal seperti:

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 16
4.2.1 Review Studi Literatur di lokasi lain

Untuk melaksanakan desain backbone antar kantor OPD dan kantor kecamatan
di Kota Tebing Tinggi ini perlu dilakukan studi literature terhadap studi desain sejenis
di lokasi lain. Studi literature ini akan menambah khazanah dan perbendaharaan
konsep backbone fiber optic yang baik dan aplikatif.

4.2.2 Data Lokasi kantor OPD dan Kecamatan Kota Tebing Tinggi
Data profil Kota Tebing Tinggi merupakan data atau informasi yang menyeluruh
tentang rencana tata ruang Kota Tebing Tinggi, dimana informasi-informasi tersebut
akan dijadikan sebagai referensi dalam melakukan studi dan disain.

No Nama Instansi
1 BAGIAN ADM. UMUM DAN PERLENGKAPAN
2 BAGIAN ORGANISASI
3 BAGIAN ADM. PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN
4 BAGIAN HUKUM
5 BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN
6 RUANG DATA I
7 RUANG DATA II
8 RUANG AJUDAN
9 BAGIAN ANGGARAN
10 SEKRETARIAT DPRD
11 STAF AHLI
12 RUANG PARIPURNA / RAPAT
13 BAGIAN BENDAHARA
14 BAGIAN AKUNTANSI
15 BAGIAN ADM. KESEJAHTERAAN RAKYAT
16 DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA
17 DINAS PERPUSTAKAAN
18 RUMAH DINAS WAKIL WALIKOTA
19 RUMAH DINAS WALIKOTA
20 RUMAH DINAS SEKTRETARIAT DAERAH
21 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA TEBING TINGGI
22 AULA SYAWIYAH
23 BALAI KARTINI
24 DINAS SOSIAL

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 17
25 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
26 KANTOR LURAH TANJUNG MARULAK
27 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
28 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
29 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
30 PEMADAM KEBAKARAN
31 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
32 DINAS PERHUBUNGAN
33 DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PEMUKIMAN DAN KEBERSIHAN
34 BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
35 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU
36 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN
37 LAB LINGKUNGAN HIDUP
38 INSPEKTORAT
39 DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN
40 BADAN PENGELOLA KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASET DAERAH
41 DINAS KESEHATAN KOTA TEBING TINGGI
42 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB
43 DINAS PERDAGANGAN
44 MASJID AGUNG
45 DINAS PENDIDIKAN
46 DINAS KETENAGAKERJAAN
47 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
48 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (COMMAND CENTER )
49 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (RUANG SERVER )
50 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA ( KANTOR)
Tabel IV.1 OPD yang akan di Coverage

No Nama Kecamatan
1 KECAMATAN BAJENIS
2 KECAMATAN PADANG HILIR
3 KECAMATAN PADANG HULU
4 KECAMATAN RAMBUTAN
5 KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA
Tabel IV.2 Kecamatan yang akan di Coverage

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 18
4.2.3 Data Inventarisasi Jaringan Jalan
Data inventarisasi jalan merupakan database jaringan jalan yang ada di Kota
Tebing Tinggi yang akan dijadikan landasan dalam menggelar jaringan fiber optik.

4.2.4 Data Jaringan Utilitas


Data jaringan utilitas merupakan database jaringan utilitas yang ada di Kota
Tebing Tinggi yang akan dilewati oleh jaringan fiber optik.

4.2.5 Peraturan – Peraturan


1. UU Nomor 6 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
2. PP Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
3. Perpres Nomor 96 Tahun 2014 tentang Rencana Pitalebar Indonesia 2104-2019

4.3 Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer, dilakukan dengan pengamatan atau observasi


langsung/pengamatan lapangan sehingga akan didapat informasi atau data secara visual pada
wilayah perencanaan pihak yang berkaitan dengan pekerjaan penyusunan ini

4.3.1 Survey Jalur Rencana


Survey routing jalur menggunakan GPS digunakan untuk dapat mengetahui
kondisi fisik lapangan secara top view, agar diketahui persebaran data primer dan
sekunder di dalam pembuatan DED Backbone Kabel Fiber Optik pada kantor OPD dan
Kecamatan di Kota Tebing Tinggi ini.

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 19
Gambar IV.2 Hasil Survey GPS SKPD/OPD dan Kecamatan

4.3.2 Survey Panjang Kabel


Survey Panjang Kabel merupakan langkah pengumpulan data untuk
mendapatkan jarak/panjang kabel yang akan digunakan, maka dilakukan pengukuran
jarak menggunakan meteran digital dorong. Pengukuran jarak / panjang ini dilakukan
dengan cara mendorong meteran digital dorong disepanjang jalur rencana penggelaran
kabel optik. Dari setiap jalur atau ruas rencana penggelaran kabel optic dicatat dalam
buku atau formulir survey, serta didokumentasikan kegiatannya.
Dalam hasil survey mengukuran dilapangan, kebutuhan panjangn untuk
pembangunan infrastuktur fiber optic SKPD/OPD sepanjang 6.100 meter backbone,
8500 akses dan untuk 5 Kantor Kecamatan tersebut sepanjang 15.100 meter backbone,
1000 meter kabel akses, Panjang tersebut sudah dihitung berdasarkan hasil survey
dilapangan. Baik indoor maupun outoor

4.3.3 Survey Jalur Utilitas


Pekerjaan pemetaan jaringan utilitas adalah sebagai berikut:
a. Untuk deteksi utilitas Kabel dan Pipa berbahan logam yang tertanam di bawah

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 20
tanah. Agar penanaman tiang sedalam 1-11/2 meter tidak merusak utilitas lain.
b. Untuk membuat pemetaan jaringan Kabel dan Pipa berbahan logam yang sudah
tertanam yang terkoneksi dengan GPS. Dengan data yang ter- record; kedalaman
utilitas, koordinat dan peta google maps.
c. Standar keselamatan (K3) dalam pelaksanaan proyek galian, agar dalam
pelaksanaan galian tidak ada utilitas yang rusak, khususnya pipa gas, pipa
pertamina, pipa PDAM, kabel optik Telekomunikasi dan kabel listrik sehinga
tidak membahayakan keselamatan penggali dan warga sekitarnya.
d. Menghindari utilitas (kabel dan pipa berbahan logam) yang rusak dari pelaksanaan
galian, sehingga menghindari kerugian akibat kecerobohan proses penggalian.

4.4 kalkulasi Kebutuhan Akses Internet / bandwith


Dalam konteks jaringan, bandwidth adalah banyaknya data yang dapat disalurkan
oleh sutau jaringan dalam suatu satuan waktu. Besar bandwidth yang dimiliki atau
dialokasikan akan mempengaruhi performa dari aplikasi ataupun kecepatan jaringan
tersebut, terlebih terhadapa aplikasi aplikasi yang rentan terhadap delay. Untuk
mendapatkan performa internet yang baik, maka tentu perencanaa kapasitas bandwidth
yang tepat harus dilakukan. Capacity planning yang efektif tidak selamanya berarti anda
harus membeli tambahan bandwidth. manajemen bandwidth merupakan solusi
untukkapasitas bandwidth yang dimiliki.
Kebutuhan bandwidth berbeda-beda untuk jaringan komputer yang berbeda. Seperti
halnya jaringan pipa air , makin banyak user yang membutuhkan air dengan debit sama (makin
banyak kran), makin Besar pipa jaringan air yang dibutuhkan. Dalam konteks koneksi
Internet, makin banyak Pengguna yang membutuhkan Kecepatan Koneksi Internet yang sama,
makin Besar Bandwidth yang dibutuhkan kantor tersebut. dengan analogi tersebut untuk
menghitung Kebutuhan Bandwith sebuah kantor maka perlu dihitung dulu yaitu :

A. Jumlah PC, Laptop, dan peralatan lain yang terkoneksi Internet dan kemungkinan besar
secara rutin membutuhkan Download dan Upload ke koneksi Internet.
B. Batas maksimal Bandwidth download dan upload yang diijinkan di sebuah
perangkat menurut peraturan/kebijakan kantor tersebut (batas maksimal bandwidth ini juga

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 21
memperhitungkan jenis dan ukuran file yang rutin ditransfer, misal apakah hanya
teks/gambar/audio/video, apakah transfernya per-batch atau real time seperti data CCTV,
berapa ukuran rata-rata file dan seberapa sering pengiriman pada saat yang sama)
Sehingga cara untuk memperkirakan seberapa besar kebutuhan bandwidth satu kantor
dapat dilakukan dengan perhitungan:
Bandwidth yang dibutuhkan = jumlah Perangkat (User) x batas bandwidth satu perangkat
Cara sederhana menghitung kebutuhan Bandwidth adalah dengan:
a. Asumsi bahwa 1 orang staf menggunakan 1 alat terkoneksi akses internet
b. kita kelompokkan staf di kantor tersebut berdasarkan kebutuhan bandwidth jenis tupoksi
pekerjaan yang menjadi tanggung-jawabnya:
• Pengguna RINGAN: 128 Kbps (menggunakan Internet misal hanya untuk email atau
browsing)
• Pengguna SEDANG: 360 Kbps (menggunakan Internet misal untuk administrasi sistem
informasi, akses sistem berbasis cloud, file gambar/video tetapi pengirimannya per-batch,
unduh rutin file, dll)
• Pengguna BERAT: 480 Kbps (menggunakan Internet rutin untuk file Besar dan Real Time
misal CCTV, video conference, gambar resolusi tinggi, sistem telepon VoIP, layanan TV
online, desktop sharing, dll)
- Pengguna RINGAN = 20% Total User setiap kantor
- Pengguna SEDANG = 30% Total User setiap kantor
- Pengguna BERAT = 40% Total User setiap kantor
- Pengguna RINGAN x 128 Kbps = …Kbps
- Pengguna MENENGAH x 360 Kbps = …Kbps
- Pengguna BERAT x 480 Kbps = …Kbps
- Total Kebutuhan Bandwidth = …Kbps atau … Mbps

Dalam menghitung kebutuhan akses Internet untuk cakupan kantor OPD dan Kecamatan
Maka harus menghitung jumlah Kantor perangkat daerah (PD) plus Titik-Titik Layanan
Internet (seperti Acces Point), kemudian di hitung jumlah pengguna untuk masing-masing
Kelompok di setiap lokasi tersebut. Maka akan diperoleh perkiraan Kebutuhan Bandwidth

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 22
Internet setiap kantor Kecamatan di Kota Tebing Tinggi tersebut. Berikut estimasi kalkulasi
hitungan untuk kantor SKPD/OPD dan 5 kecamatan;

Jumlah Jumlah
Estimasi Estimasi Penggunanaan Kebutuhan Kebutuhan
Pengguna Bandwidth bandwidth bandwidth
No Nama Lokasi
Kecil Sedang Besar Kbps Mbps
1 BAGIAN ADM. UMUM DAN PERLENGKAPAN 5-10 120 480 720 5.280 5,3
2 BAGIAN ORGANISASI 5-10 120 480 720 5.280 5,3
3 BAGIAN ADM. PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN 5-10 120 480 720 5.280 5,3
4 BAGIAN HUKUM 5-10 120 480 720 5.280 5,3
5 BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN 5-10 120 480 720 5.280 5,3
6 RUANG DATA I 5-10 120 480 720 5.280 5,3
7 RUANG DATA II 5-10 120 480 720 5.280 5,3
8 RUANG AJUDAN 5-10 120 480 720 7.920 7,9
9 BAGIAN ANGGARAN 5-15 120 480 720 7.920 7,9
10 SEKRETARIAT DPRD 5-15 120 480 720 10.560 10,6
11 STAF AHLI 5-10 120 480 720 5.280 5,3
12 RUANG PARIPURNA / RAPAT 15-20 120 480 720 10.560 10,6
13 BAGIAN BENDAHARA 5-10 120 480 720 5.280 5,3
14 BAGIAN AKUNTANSI 5-10 120 480 720 5.280 5,3
15 BAGIAN ADM. KESEJAHTERAAN RAKYAT 5-10 120 480 720 5.280 5,3
16 DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA 15-25 120 480 720 13.200 13,2
17 DINAS PERPUSTAKAAN 20-30 120 480 720 15.840 15,8
18 RUMAH DINAS WAKIL WALIKOTA 5-10 120 480 720 5.280 5,3
19 RUMAH DINAS WALIKOTA 5-10 120 480 720 5.280 5,3
20 RUMAH DINAS SEKTRETARIAT DAERAH 5-10 120 480 720 5.280 5,3
21 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 10-15 120 480 720 7.920 7,9
22 AULA SYAWIYAH 10-15 120 480 720 7.920 7,9
23 BALAI KARTINI 10-15 120 480 720 7.920 7,9
24 DINAS SOSIAL 15-25 120 480 720 7.920 7,9
25 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 10-15 120 480 720 7.920 7,9
26 KANTOR LURAH TANJUNG MARULAK 5-10 120 480 720 5.280 5,3
27 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 10-20 120 480 720 10.560 10,6
28 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 10-20 120 480 720 10.560 10,6
29 DINAS LINGKUNGAN HIDUP 10-20 120 480 720 10.560 10,6
30 PEMADAM KEBAKARAN 10-15 120 480 720 7.920 7,9
31 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG 15-25 120 480 720 13.200 13,2
32 DINAS PERHUBUNGAN 15-25 120 480 720 13.200 13,2
33 DINAS PERUMAHAN, PEMUKIMAN DAN KEBERSIHAN 15-25 120 480 720 13.200 13,2
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN 15-25 120 480 720 13.200 13,2
34
PERLINDUNGAN MASYARAKAT
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN 15-25 120 480 720 13.200 13,2
35
PERIZINAN SATU PINTU
36 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN 15-25 120 480 720 13.200 13,2
37 LAB LINGKUNGAN HIDUP 120 480 720 13.200 13,2

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 23
38 INSPEKTORAT 15-25 120 480 720 13.200 13,2
39 DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN 15-25 120 480 720 13.200 13,2
BADAN PENGELOLA KEUANGAN, PENDAPATAN DAN 15-25 120 480 720 13.200 13,2
40
ASET DAERAH
41 DINAS KESEHATAN KOTA TEBING TINGGI 15-25 120 480 720 13.200 13,2
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK, 15-25 120 480 720 13.200 13,2
42
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB
43 DINAS PERDAGANGAN 15-25 120 480 720 13.200 13,2
44 MASJID AGUNG 25-50 120 480 720 26.400 26,4
45 DINAS PENDIDIKAN 15-25 120 480 720 13.200 13,2
46 DINAS KETENAGAKERJAAN 15-25 120 480 720 13.200 13,2
47 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 15-25 120 480 720 13.200 13,2
48 DISKOMINFO (COMMAND CENTER ) 5-15 120 480 720 13.200 13,2
49 DISKOMINFO (RUANG SERVER ) 720 - -
50 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA ( KANTOR) 5-15 120 480 720 7.920 7,9
Jumlah Toltal 483,1
Tabel IV.3 kalkulasi Perhitungan bandwidth setiap SKPD/OPD

Jumlah Jumlah
No Nama Lokasi Estimasi Estimasi Penggunanaan Kebutuhan Kebutuhan
Pengguna Bandwidth bandwidth bandwidth
Kecil Sedang Besar Kbps Mbps
1 KECAMATAN BAJENIS 15-25 120 480 720 13.200 13,2
2 KECAMATAN PADANG HILIR 15-25 120 480 720 13.200 13,2
3 KECAMATAN PADANG HULU 15-25 120 480 720 13.200 13,2
4 KECAMATAN RAMBUTAN 15-25 120 480 720 13.200 13,2
5 KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA 15-25 120 480 720 13.200 13,2
Jumlah Toltal 66,0
Tabel IV.4 Kalkulasi erhitungan bandwidth setiap kantor Kecamatan

Dari hasil tabel diatas estimasi perhitungan bandwidth untuk setiap instansi SKPD/OPD
dan kecamatan yang ada dikota Tebing Tinggi dihitung dalam model yang bersifat umum
sehingga masing masing kebutuhan dari setiap akses internet untuk kebutuhan internet maupun
aplikasi hanya sebatas umum. Oleh karena itu management bandwidth sangat penting dalam
setiap kegiatan instansi agar tetap terakomodir dan termanfaatkan dengan baik setiap kapasitas
bandwith yang ada.

4.5 Penyusunan Rencana Anggaran dan Material


Dalam pembuatan suatu masterplan, hasil dari suatu rangkuman tersebut akan terbentuk
perkiraan perhitungan kebutuhan material dan estimasi biaya yang dikeluarkan. Penghitungan

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 24
tersebut akan keluar dalam bentuk Bill Of Quantity (BoQ) atau Rencana Anggaran Biaya (
RAB). Dalam penyusunan Bill Of Quantity (BoQ) atau Rencana Anggaran Biaya ( RAB) akan
dibagi dalam dua bagian yaitu Bill Of Quantity untuk SKPD/OPD dan Bill Of Quantity unutk
kecamatan. Dari hasil pembahasan beberapa teori dan survey jalur yang dilakukan, akan
terlampir dibawah ini BoQ untuk pembanguna infrastuktur jaringan telekomunikasi fiber optic.
Berikut lampiran BoQ tersebut dibawah ini;

4.5.1 Bill Of Quantity SKPD / OPD


Dalam perhitungan Bill Of Quantity (BoQ) atau Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk
lokasi SKPD / OPD Tebing Tinggi dibawah ini akan dilampirkan material dan perangkat terbaik
dalam pembangunan infrastuktur tersebut

Uraian Uraian Detail Qty Sat Harga Total

A. Jasa
Jasa penanaman Tiang 7m Kedalaman 120cm incl (pengecoran & Aksesoris) 84 Btg 275.000 23.100.000
Jasa penanaman Tiang 8m Kedalaman 120cm incl (pengecoran & Aksesoris) 10 Btg 450.000 4.500.000
Jasa Tarikan Kabel 48 core Penarikan Kabel Backbone Server 3800 Mtr 5.750 21.850.000
Jasa Tarikan Kabel 24 core Penarikan Kabel Backbone Akses 1012 Mtr 5.750 5.819.000
Jasa Tarikan Kabel 12 core Penarikan Kabel Fishbone Endpoint 1250 Mtr 5.750 7.187.500
Jasa Tarikan Kabel 2 core Penarikan Kabel Akses indoor 8500 Mtr 4.000 34.000.000
Jasa Pemasangan Joint Closure Pemasangan Box terminasi 13 Unit 1.275.000 16.575.000
Jasa Instalasi OTB 98 Core Instalasi finishing dan pemasangan OTB 1 Lot 3.750.000 3.750.000
Jasa Instalasi Rosset 2 Core Instalasi finishing dan pemasangan Rosset 50 Lot 25.000 1.250.000
Jasa Splising Terminasi / Jointing Core Fiber 146 Core 55.000 8.030.000
Jasa Pemasangan Patchcord Patchcord Sfp - Optical Termination Box 50 Pcs 15.000 750.000
Jasa Pemasangan dan konfigurasi Pemasangan Switch, SFP dan Konfigurasi 50 Lot 875.000 43.750.000
Jasa Pemasangan Slack Support Base spare cable FO 13 Unit 175.000 2.275.000
Pemasangan Power Listrik Steker, Stop Kontak dan kabel power 50 Unit 70.000 3.500.000

B. Material
Tiang Telekomunikasi Pole 7 meter 4"3" Ketebalan 4mm 84 Btg 1.325.000 111.300.000
Tiang Telekomunikasi Pole 8 meter 4"3"1" Ketebalan 4mm 10 Btg 1.650.000 16.500.000
Fiber Optic Kabel 48 core ADSS 48/4 G652D Supreme Cable 3800 Mtr 41.500 157.700.000
Fiber Optic Kabel 24 core ADSS 24/4 G652D Supreme Cable 1012 Mtr 34.000 34.408.000
Fiber Optic Kabel 12 core ADSS 12/2 G652D Supreme Cable 1250 Mtr 25.500 31.875.000
Fiber Optic Kabel 2 core FO FTTH / DW Optik 2 Core G652B GOC 8500 Mtr 5.700 48.450.000
SFP Modular 1G SFP 10/100/1000 Base 10 KM 102 Unit 775.000 79.050.000
Joint Box / Joint Closure Closure 48 core Includ Adapter & Pigtail NWC 2 Unit 6.000.000 12.000.000

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 25
Joint Box / Joint Closure Closure 16 core Includ Adapter & Pigtail NWC 7 Unit 1.650.000 11.550.000
Joint Box / Joint Closure Closure 8 core Includ Adapter & Pigtail NWC 4 Unit 1.400.000 5.600.000
Switch Managed Switch Capacity 10 SFP Port 4 Unit 9.050.000 36.200.000
Switch Unmanaged L2 Switch 4 SFP dan 8 eth port 46 Unit 3.798.000 174.708.000
Router CCR 12 Port Eth Giga + 4 Port SFP 1 Unit 25.355.000 25.355.000
Slack Support Base spare cable Slack 75"11"11 cm 13 Unit 225.000 2.925.000
OTB 96 Core OTB SC 48 core Includ Adapter & Pigtail RXS 1 Unit 9.875.000 9.875.000
Rosset/OTB 2 Core Rosset SC 2 core Includ Adapter & Pigtail 50 Pcs 275.000 13.750.000
Patchcore 2M FC/LC/SC-APC To FC/LC/SC-APC Comscope 102 Pcs 125.000 12.750.000
Aksesoris Pole Tension Braket 100 Unit 35.000 3.500.000
Aksesoris Pole Klem perekat 188 Unit 27.500 5.170.000
Aksesoris Pole Clamp Deadend 35-70 type small 188 Unit 27.000 5.076.000
Aksesoris Pole Clamp Adss Suspention Unit 188 Unit 38.000 7.144.000
Aksesoris Pole Stainless Steel Band 188 Unit 48.000 9.024.000

C. Lain-lain
Dokumentasi 3.500.000 3.500.000
Akomodasi Mobilisasi Pengangkutan Barang 7.500.000 7.500.000

Total Biaya 1.001.246.500


PPN 100.124.650
Jumlah Total 1.101.371.150
Tabel IV.5 Bill Of Quantity SKPD /OPD

4.5.2 Bill Of Quantity Kecamatan


Dalam perhitungan Bill Of Quantity (BoQ) atau Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk
lokasi 5 Kecamatan Kota Tebing Tinggi akan dihitung berdasarkan kelanjutkan dari Bill Of
Quantity SKPD/OPD untuk pembanguna Tahap Selanjutnya. Berikut lampiran BoQ tersebut
dibawah ini;

Uraian Uraian Detail Qty Sat Harga Total

A. Jasa
Jasa penanaman Tiang 7m Kedalaman 120cm incl (pengecoran & Aksesoris) 275 Btg 275.000 75.625.000
Jasa penanaman Tiang 9m Kedalaman 150cm incl (pengecoran & Aksesoris) 25 Btg 475.000 11.875.000
Jasa Tarikan Kabel 24 core Penarikan Kabel Backbone Akses 11800 Mtr 5.750 67.850.000
Jasa Tarikan Kabel 12 core Penarikan Kabel Fishbone Endpoint 3300 Mtr 5.750 18.975.000
Jasa Tarikan Kabel 2 core Penarikan Kabel Akses indoor 1000 Mtr 4.000 4.000.000
Jasa Pemasangan Joint Closure Pemasangan Box terminasi 6 Unit 1.275.000 7.650.000
Jasa Instalasi Rosset 2 Core Instalasi finishing dan pemasangan Rosset 5 Lot 25.000 125.000

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 26
Jasa Splising Terminasi / Jointing Core Fiber 144 Core 55.000 7.920.000
Jasa Pemasangan Patchcord Patchcord Sfp - Optical Termination Box 5 Pcs 15.000 75.000
Jasa Pemasangan dan konfigurasi Pemasangan Switch, SFP dan Konfigurasi 5 Lot 875.000 4.375.000
Jasa Pemasangan Slack Support Base spare cable FO 6 Unit 175.000 1.050.000
Pemasangan Power Listrik Steker, Stop Kontak dan kabel power 5 Unit 70.000 350.000

B. Material
Tiang Telekomunikasi Pole 7 meter 4"3" Ketebalan 4mm 275 Btg 1.325.000 364.375.000
Tiang Telekomunikasi Pole 9 meter 4"3"1" Ketebalan 4mm 25 Btg 1.850.000 46.250.000
Fiber Optic Kabel 24 core ADSS 24/4 G652D Supreme Cable 11800 Mtr 34.000 401.200.000
Fiber Optic Kabel 12 core ADSS 12/2 G652B Supreme Cable 3300 Mtr 25.500 84.150.000
Fiber Optic Kabel 2 core FO FTTH / DW Optik 2 Core G652A GOC 1000 Mtr 5.700 5.700.000
SFP Modular 1G SFP 10/100/1000 Base 10 KM 10 Unit 775.000 7.750.000
Joint Box / Joint Closure Closure 24 core Includ Adapter & Pigtail NWC 6 Unit 6.000.000 36.000.000
Switch Managed Switch Capacity 10 SFP Port 1 Unit 9.050.000 9.050.000
Switch Unmanaged L2 Switch 4 SFP dan 8 eth port 5 Unit 3.798.000 18.990.000
Slack Support Base spare cable Slack 75"11"11 cm 6 Unit 225.000 1.350.000
Rosset/OTB 2 Core Rosset SC 2 core Includ Adapter & Pigtail 5 Pcs 275.000 1.375.000
Patchcore 2M FC/LC/SC-APC To FC/LC/SC-APC Comscope 102 Pcs 125.000 12.750.000
Aksesoris Pole Tension Braket 100 Unit 35.000 3.500.000
Aksesoris Pole Klem perekat 188 Unit 27.500 5.170.000
Aksesoris Pole Clamp Deadend 35-70 type small 188 Unit 27.000 5.076.000
Aksesoris Pole Clamp Adss Suspention Unit 188 Unit 38.000 7.144.000
Aksesoris Pole Stainless Steel Band 188 Unit 48.000 9.024.000

C. Lain-lain
Dokumentasi 3.500.000 3.500.000
Akomodasi Mobilisasi Pengangkutan Barang 7.500.000 7.500.000

Total Biaya 1.229.724.000


PPN 122.972.400
Jumlah Total 1.352.696.400

Tabel IV.6 Bill Of Quantity kantor kecamatan

4.6 Spesifikasi Teknis Pekerjaan


Konstruksi pekerjaan secara umum harus sebaik mungkin, sehingga mampu melindungi fungsi –
fungsi yang diinstalasikan di dalamnya terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan. Konstruksi harus
memiliki spesifikasi yang baik unutk mendapat hasil yang baik dan menjaga agar infrastruktur tersebut
dapat bertahan lama dana menjaga kestabilan jaringan telekomunikas dan informasi yang ada. Dibawah
ini akan menjelaskan spesifikasi infrastruktur pekerjaan dalam pembangunan jaringan tersebut.

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 27
4.6.1 Penanaman Tiang
Dalam pemilihan rule untuk penanaman tiang kabel fiber optik diupayakan menghindari
daerah yang beresiko tinggi terhadap bencana, jalur catuan, kebakaran, vandalisme dan lain-
lain. Buat lubang galian di pinggir jalan/trotoar untuk penanaman tiang sedalam 120 cm panjang
tiang dengan diameter lubang sama dengan diameter tiang ditambah 5 cm sekelilingnya, dengan
mempertimbangkan:

Gambar IV.3 Spesifikasi tiang

a) Lokasi tiang tidak boleh mengganggu pejalan kaki atau kendaraan.


b) Penempatan tiang diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu estetika pemandangan
dan keindahan.
c) Jarak antar tiang, untuk dalam kota kurang lebih 50-70 meter.
d) Pemasangan tiang diusahakan di batas persil (batas antara 2 kavling tanah/rumah yang
berdampingan).
e) Pengecatan tiang besi pada bagian tiang yang akan ditanam ( 1/5 panjang tiang),harus dicat
terlebih dulu dengan cat besi warna hitam sebelum dilakukan penanaman.
f) Tiang didirikan tegak lurus di tengah-tengah lubang, kemudian lubang ditimbundengan
tanah galian dan dipadatkan.
g) Untuk mencegah terjadinya terkikis oleh karat ( kororsi ) tiang T7 dan tiang T9 bagian
tiang besi di cor 30 cm diatas dan dibawah permukaan tanah 30 cm harus dicor beton
h) Bagian Cor Beton yang ada diatas permukaan tanah diplester halus dan permukaan atasnya
dibuat miring dengan kemiringan 15 derajat. Pembuatan Cor Beton dapat dilakukan
sebelum/setelah pemasangan/penarikan kabel fiberoptik.

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 28
4.6.2 Penarikan Kabel Udara

Cara penarikan kabel udara pada tiang disesuaikan dengan kondisi di lapangan yaitu:

a. Cara Finishing Gantung Kabel


Dipergunakan pada rute lurus dengan jarak antar tiang antara 50 meter sampai 70 meter.
Instalasi menggunakan asesoris kabel serat optik seperti tension bracket, suspension klem,
stainless steel band, dan lain-lain.

b. Cara Finishing Deadend Clam / Tambat.


Penarikan dan finishing ini dipergunakan pada rute belok atau menikung, lintasan atau
rute lurus dengan jarak antar tiang lebih dari 60 meter (rentang jauh). Penambatan dilakukan
dengan mempergunakan alat bantu khusus dan diusahakan tidak memotong kawat penggantung
(bearer). Penambatan juga perlu dilakukan pada rute lurus setiap 4 sampai 6 gawang (± 200 –
300 meter) harus tanpa memotong kawat penggantung (bearer). Penambatan pada rute lurus
dapat menggunakan span wartel atau tidak,untuk rute belok dan tambat awal/akhir harus
menggunakan span wartel.

Gambar IV.4 Spesifikasi Tarikan Jarak kabel

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Permasalahan yang ada pada infrastruktur jaringan yang ada saat ini yaitu jauhnya jarak
antara setiap kantor instansi yang menghubungkan kantor dinas komunikasi dan informatika.
Selain jarak, kendala yang lainnya adalah jika menggunakan media transmisi wireless maka
faktor cuaca dimana hal tersebut dapat mengakibatkan terputusnya jaringan yag akan
mengganggu proses kerja. Dengan perancangan sistem jaringan yang fiber optic maka semua
permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang permasalahan pada bab sebelumnya
dapat diatasi. Berdasarkan uraian yang telah dibahas tentang perancangan jaringan Fiber Optic,
maka dapat diambil kesimpulan:
1. Lacarnya transfer data karena jaringan fiber optic lebih cepat dibandingkan dengan jaringan
wireless.
2. Meskipun biaya infrastrukturnya tergolong mahal akan tetapi kualitasnya bisa di
pertanggung jawabkan dan apabila dibandingkan dengan perawatan utp maka hasilnya
tidak akan jauh berbeda.

5.2. Saran
Adapun saran atau masukkan mengenai sistem yang baru adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Jaringan Fiber Optic ini tidak hanya dibuat untuk bagian designer dan tracer,
akan tetapi dapat dikembangkan sampai mencakup ke semua bagian yang ada di perusahaan
guna mendukung lancarna sistem informasi sehingga akan membantu meningkatkan
produksi perusahaan.
2. Mahalnya peralatan jangan dijadikan penghambat karena perkembangan teknologi akan
terus berkembang dan pasti banyak guna dan manfaatnya dalam mendukung kinerja pada
setiap instansi pemerintahan.

Review Perencanaan Master Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Detail Engineering Design Backbone Fiber Optik
Kota Tebing Tinggi 30

Anda mungkin juga menyukai