Anda di halaman 1dari 49

TUGAS KELOMPOK

PENGEMBANGAN INDIKATOR KESEHATAN


PEMBERANTASAN RABIES DI KABUPATEN TANAH DATAR
PROVINSI SUMATERA BARAT

DISUSUN OLEH :
1. AYU CITRA WANGSANITA
2. DESI HERIANTI
3. NURINDAH LAILI
4. SRI REDJEKI
5. WIJAYANTI

PROGRAM PASCA SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN INFORMATIKA KESEHATAN
UNIVERSITAS INDONESIA, 2014
1. PENDAHULUAN

Rabies (penyakit HPR gila) merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan ditakuti karena
akibat yang ditimbulkan dapat membawa kematian bagi yang terkena rabies. Penanganan rabies
perlu dilaksanakan secara serius dari pemerintah karena berdasarkan petunjuk pemberantasan
rabies di Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2000 dinyatakan bahwa
pada tahun 2005 telah dicanangkan Indonesia bebas rabies. Kenyataan yang terjadi, sampai saat ini
pada tahun 2014 masih banyak kejadian rabies di Indonesia.
Di dalam profil Kesehatan Sumatera Barat Tahun 2012 dinyatakan bahwa di daerah Sumatra
Barat kejadian kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies (GHTR) masih sangat tinggi dan tidak
menunjukkan penurunan kejadian yang berarti. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan
dari masyarakat sehingga hampir seluruh HTR setelah menggigit langsung dibunuh, hal itu
menyebabkan sedikit sekali spesimen yang dilakukan pemeriksaan. Selain hal tersebut, terjadi
peningkatan kasus lyssa, pada tahun 2011 terjadi kasus 10 Lyssa dan pada tahun 2012 meningkat
menjadi 14 Lyssa. Terjadinya peningkatan Lyssa disebabkan karena masyarakat berobat ke fasilitas
kesehatan setelah timbul gejala rabies sehingga sering terlambat mendapatkan VAR dan SAR.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut, pemerintahan Sumatra Barat telah membuat
Program Aksi Road Map Pembebasan Rabies di Sumatera Barat Tahun 2015. Terdapat 13 program
lintas sektoral tetapi yang berhubungan dengan Dinas kesehatan terdapat enam program yaitu :
1. Program Surveilans
a. Rasional
Surveilans sebagai intelijen epidemiologi dapat mengungkap perjalanan rabies dengan
berbagai interaksinya di lapangan, sehingga upaya pemberantasan bisa berjalan lebih
efekif dan efisien
b. Tujuan
Mengungkap data epidemiologi rabies untuk memperkuat arah kebijakan / strategi
pemberantasan berdasarkan perkembangan rabies. Karena rabies bersifat zoonosis, maka
kegiatan surveilans wajib dilaksanakan secara terintegrasi, menyangkut data pada hewan
dan manusia
c. Kegiatan yang dilakukan :

Instansi Penanggung
No. Kegiatan Pokok Indikator Capaian
Jawab
1. Koordinasi dengan Dinas  Informasi tingkat 1.Disnak/Dinkes
Kesehatan/BPPV & Karantina insiden (incidence Prov/BPPV/ Karantina
untuk integrasi kegiatan rate) atau tingkat 2.Disnak/Dinkes
2. Menetapkan metode sampling penyerangan Prov/BPPV/ Karantina
Pengadaan bahan dan alat yang (attack rate) rabies 3.Disnak/Dinkes
3. diperlukan Prov/BPPV/ Karantina
 Informasi peta
Melakukan kegiatan 4.Disnak/Dinkes Prov/
rabies (distribusi
pengumpulan data di lapangan Kab/Kota
geografi)
4. Pendataan & pemetaan kasus 5.Dinkes Prov/ Kab/Kota
gigitan HPR pada manusia  Informasi efikasi 6.BPPV/Disnak Prov/
5. Pendataan & pemetaan kasus vaksin pasca Kab/Kota
rabies pada HPR vaksinasi rabies 7.BPPV/Lab Type B/
6. Pengumpulan otak HPR Puskeswan
 Informasi tentang
Pelaksanaan surveilans 8.BPPV/Disnak/Dinkes
prediksi besarnya
7. seroepidemiologi Prov
resiko penularan
8. Analisis data dan pelaporan 9.BPPV/Disnak/Dinkes
serta pembuatan data base Prov/ Kab/Kota
rabies keluar dari
9. rabies
daerah tertular

2. Program Sosialisasi/Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)


a. Rasionalisasi
Jika masyarakat (pemilik HPR) memahami ancaman/ bahaya rabies maka HPR nya akan
dipelihara secara terbaik dan dirawat kesehatannya, termasuk mengikuti program vaksinasi
rabies
b. Tujuan
Program sosialisasi dalam rangka mengintensifkan komunikasi, penyebaran informasi dan
edukasi berkaitan dengan rabies. Diarahkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang rabies serta kemungkinan ancaman yang dapat terjadi
c. Kegiatan

Instansi Penanggung
No. Kegiatan Pokok Indikator Capaian
Jawab
1. Pelatihan tenaga penyuluh  Masyarakat 1.Binsos/Disnak/ Dinkes
khusus rabies memahami Prov
2. Tatap muka dengan masyarakat bahaya / ancaman 2.Binsos/Disnak/ Dinkes
adat, cerdik pandai, pemuda dan rabies Prov/Kab/Kota
alim ulama  Terjadi perubahan
Dialog interaktif dengan prilaku masyarakat, 3.Binsos/Disnak/ Dinkes
3. masyarakat melalui TV, Radio sehingga terwujud Prov/Kab/Kota
sikap kewaspadaan 4.Binsos/Disnak/ Dinkes
Workshop, Seminar, symposium dini terhadap Prov
4. Iklan Rabies melalui TV, Radio dugaan rabies, baik 5.Binsos/Disnak/ Dinkes
Pemutaran film rabies pada hewan Prov
5. Pembuatan & penyebaran maupun pada 6.Binsos/Disnak/ Dinkes
brosur, leaflet, kalender rabies manusia Kab/Kota
6.  Mendukung 7.Binsos/Disnak/ Dinkes
terlaksananya Prov/Kab /Kota
7. Pembuatan buku pedoman program 8.Depkes/Ditjennak/Disn
bimbingan teknis rabies pemberantasan ak & Dinkes Prov.
Pembuatan & pemasangan rabies yang telah 9.Binsos/Disnak/ Dinkes
8. baliho rabies ditetapkan Prov/Kab /Kota
KIE Rabies melalui pertunjukan 10.Binsos/Disnak/ Dinkes
9. tradisional Kab/Kota

10.

3. Program peningkatan peran serta masyarakat


a. Rasional
Mengingat kompleksitas rabies, terutam yang berkaitan dengan HPR, peran serta
masyarakat sangat diharapkan untuk bersama – sama membantu pemerintah dalam
penanggulangan rabies
b. Tujuan
1) Melibatkan masyarakat dalam program sosialisasi/penyuluhan, setelah mengikuti
pelatihan
2) Melibatkan masyarakat dalam pengawasan lalu lintas HPR, setelah mengikuti
pelatihan (Kader Check Point/Karantina)
3) Melibatkan masyarakat tertentu sebagai vaksinator, setelah mengikuti pelatihan
(jika sangat dibutuhkan)
4) Melibatkan masyarakat dalam pendataan HPR, setelah mengikuti pelatihan
5) Melibatkan masyarakat untuk mensukseskan program vaksinasi massal yang
dilaksanakan secara serentak
c. Kegiatan

Instansi Penanggung
No. Kegiatan Pokok Indikator Capaian
Jawab
1. Pelatihan TOT penyuluhan rabies  Pendataan HPR 1.Disnak/Dinkes Prov
(Tokoh Masyarakat, Pemuda, mendekati akurat 2.Disnak Prov/ Karantina
Dewan Mesjid, PKK, dll.)  Capaian Coverage 3.Disnak/Dinkes Prov
Pelatihan Kader Check Vaksinasi > 70% /Kab/Kota
2. Point/Karantina. per desa
Operasional petugas  Pengawasan lalu
sosialisasi/penyuluh lintas HPR optimum
3.

4. Pelatihan Kader Check  Laporan dini kasus 4.Disnak/Dishub Prov/


Point/Karantina. rabies ke Karantina
5. Operasional petugas pemerintah, baik 5.Camat/Lurah/Wali
sosialisasi/penyuluh pada hewan Nagari/Wali Jorong
Operasional Kader Check maupun pada
Point/Karantina manusia
Pelaporan kasus ke Instansi
terkait

4. Program monitoring dan evaluasi


a. Rasional
Program yang dirancang dengan baik tetapi tidak dilaksanakan di lapangan atau program
yang disusun tidak dapat dilaksanakan pada kondisi lapangan, maka ia tidak akan
mencapai target yang telah ditetapkan secara optimum.
b. Tujuan
Memastikan bahwa program yang telah disusun berjalan sebagaimana telah ditetapkan,
dalam rangka evaluasi dan kaji ulang efektivitas dan keseluruhan program

c. Kegiatan

Instansi Penanggung
No. Kegiatan Pokok Indikator Capaian
Jawab
1. Monev ke Kab/Kota Harmonisasi program 1.Disnak/Dinkes
penanggulangan Prov/BPPV
2. Rapat Evaluasi & Kaji Ulang rabies se Sumatera 2.Binsos/Disnak/
Program Barat, se Sumatra dan Dinkes/BPPV
3. Pelaporan analisis hasil dengan pusat 3.Disnak/Dinkes
monitoring Prov/BPPV
4. Rakor Rabies se Sumbar 4.Disnak/Dinkes Prov
5. Rakor Rabies se Sumatera 5.Disnak/Dinkes
Prov/BPPV
6. Rakor Rabies Nasional 6.Ditjennak/Depkes

5. Program Legislasi
a. Rasional
Semua peraturan dibuat sebelum program penanggulangan rabies dilaksanakan, agar
ada kepastian hukum
b. Tujuan
Agar semua program yang akan diselenggarakan berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Demikian juga pelaksana
program didukung oleh produk peraturan secara legal
c. Kegiatan

Instansi Penanggung
No. Kegiatan Pokok Indikator Capaian
Jawab
1. Pembuatan pedoman teknis  Terwujudnya 1.Disnak/Dinkes Prov/
pemberantasan rabies, tingkat harmonisasi produk Kab/Kota
propinsi dan Kab/Kota. peraturan
2. Pembentukan Tim Koordinasi 2.Setda Prov/Kab/ Kota
 Peraturan
Rabies termasuk Tim Teknis, di
menunjang
tingkat propinsi dan Kab/Kota.
program
Pembentukan Komite Zoonosis
penanggulangan
3. di tingkat propinsi dan Kab/Kota. 3.Setda Prov/Kab/ Kota
rabies di seluruh
Pembuatan peraturan
Sumatera Barat
penutupan wilayah, di tingkat
4. propinsi oleh Gubernur dan  Dideklarasikannya 4.Biro Hukum/ Binsos
tingkat Kabupaten/Kota Sumatera Barat Prov/ Kab/Kota
Pembuatan peraturan bebas rabies yang
penertiban dan pengawasan lalu dituangkan dengan
5. lintas / pemeliharaan HPR, SK. Menteri 5.Biro Hukum/ Binsos
melalui Peraturan Gubernur/ Per Prov/ Kab/Kota
Bupati/Per Walikota/ atau
melalui peraturan daerah
Propinsi / Kabupaten / Kota
Pada tahap akhir (jika target
tercapai), pembuatan produk
hukum bahwa Propinsi Sumatera
6. Barat telah dapat dinyatakan 6.Deptan/Depkes
bebas rabies
Pertemuan deklarasi
pembebasan rabies di Sumbar
7.Setda/Disnak/ Dinkes
7.
Prov

Meskipun sudah ada program pemberantasan rabies, masih banyak kasus gigitan HPR. Tahun
2012, di Kabupaten Tanah Datar kasus gigitan hewan rabies tertinggi di Sumatera Barat sebanyak
347 kasus (profil Kab Tanah Datar).
2. GAMBARAN UMUM
2.1 Keadaan geografis
Kabupaten Tanah Datar terletak pada 00 190 - 00 300 Lintang Selatan dan 1000 190 - 1000 -
510. Bujur Timur . Luas wilayah Kabupaten Tanah Datar 1.336 Km2, dengan batas – batas ilayah
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Agam dan 50 Kota.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok.
c. Sebelah Barat dengan Kabupaten Padang Pariaman.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sawah Lunto Sijunjung.
Tanah Datar merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Barat. Secara
administrasi pemerintah Kabupaten Tanah Datar terdiri atas 14 Kecamatan, 75 Nagari dan 395
Jorong.

2.2 Keadaan penduduk


Jumlah penduduk 361.778 Jiwa dengan 103.578 KK dengan kepadatan penduduk per Km
sebanyak 270 jiwa. Bila dilihat dari rata-rata jiwa per rumah tangga maka rata-rata ditemukan 3,49
jiwa per rumah tangga. Dilihat dari rasio beban tanggungan didapatkan sebesar 39 berarti kelompok
umur tidak produktif masih relatif. Perbandingan laki-laki dan perempuan sebeSar 100.

2.3 Keadaan pendidikan


Tingkat pendidikan tinggi kelompok perempuan lebih tinggi dari laki-laki karena jumlah
penduduk perempuan lebih banyak dari pada laki-laki dan adanya upaya pemberdayaan yang lebih
baik lagi pada perempuan dalam memberikan kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan
pendidikan.
Pada tahun 2013 terdapat 77.05 % penduduk berumur 10 Tahun keatas yang Melek Huruf
dimana 3.28 yang mempunyai ijazah tertinggi S1, S2 dan S3.

2.4 Keadaan lingkungan dan prilaku


Kebiasaan penduduk Kab Tanah Datar adalah memelihara HPR untuk dijadikan hewan
berburu babi. Timbul kepercayaan dalam masyarakat bahwa HPR yang telah divaksinasi akan hilang
kegesitannya sehingga dapat menghambat kegiatan berburu. Hal tersebut dapat menghambat
program pemerintah dalam pelaksanaan pencegahan rabies terutama pelaksanaan vaksinasi
terhadap HTR.

3. SITUASI PENYAKIT RABIES


Penyebab tingginya angka kasus gigitan hewan penyebab rabies di Tanah Datar akibat dari
tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap kasus rabies itu sendiri atau kebiasaan
memelihara HPR dengan berbagai alasan dan kepentingan maupun yang datang dari aparat sendiri
yang masih kurang merata sosialisasnya terhadap penyakit rabies. Kegiatan eliminasi dan vaksinasi
sering dilakukan dan diprogramkan tetapi kurang didukung oleh masyarakat dan belum menyentuh
seluruh wilayah.
Berdasarkan data dari Dinkes Kab Tanah Datar, diperoleh data sebagai berikut:

Grafik 1. Total Kasus GHTR dan pemberian VAR di kab. Tanah Datar Tahun 2010-2013
Berdasarkan grafik 1 Jumlah kasus gigitan pada tahun 2011 meningkat yaitu sebanyak 329
kasus gigitan dibandingkan tahun 2010 sebanyak 236 kasus dan menurun ditahun 2012 yaitu
sebanyak 327 kasus. Pada tahun 2013 jumlah kasus gigitan meningkat sebesar 394 dari
tahun 2012 sebanyak 327. Banyaknya kasus gigitan selain disebabkan oleh makin banyaknya
HPR, juga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat di Kabupaten Tanah Datar
tentang pencegahan rabies. Dari grafik tersebut juga dapat dilihat pemberian VAR tidak
sesuai dengan PROTAP yaitu pemberian VAR adalah sebanyak dua kali pada kasus gigitan
hewan sementara dari grafik dapat dilihat pemberian VAR kurang dari jumlah gigitan.

Grafik 2. Jumlah kasus positif rabies, pemberian SAR dan Lyssa


di kab. Tanah Datar Tahun 2010-2013

Dari data Grafik 2 Jumlah kasus rabies dan lyssa meningkat dari tahun 2010 ke tahun 2011 dan
menurun di tahun 2012 dan 2013. Masih terdapat lyssa di tahun 2011. Pada tahun 2012 dan 2013
tidak terdapat lyssa namun kasus rabies masih tergolong tinggi yaitu 15 kasus di tahun 2012 dan 13
kasus di tahun 2013 sehingga Kabupaten Tanah Datar belum bebas rabies. Pemberian SAR dan VAR
merupakan protap pada pasien positif rabies dan beresiko tinggi. Namun dari grafik tersebut dapat
dilihat bahwa pemberian SAR kurang dari jumlah kasus rabies bahkan di tahun 2010 dan 2012 tidak
ada pemberian SAR pada kasus rabies di Kabupaten Tanah Datar.
4. SITUASI UPAYA KESEHATAN
Di Kab. Tanah Datar terdiri dari 14 Kecamatan dan mempunyai 23 Puskesmas. Dari 23
puskesmas hanya 1 yang yang memiliki RS yaitu di Puskesmas Linthau Buo 1 padahal semua
kecamatan dinyatakan daerah endemik rabies. Saat ini VAR dan SAR berada di Dinkes tidak di
puskesmas atau rumah sakit. Bila ada yang berobat, petugas kesehatan menghubungi dinas
kesehatan via telp, kemudian mengambil VAR dan SAR di Dinkes. VAR dan SAR sering stok kosong
karena tidak dukungan dari pusat berkurang dan belum mendapat dana tambahan dari pemda untuk
pengadaan VAR dan SAR. Perbandingan Kasus GHTR dan pemberian VAR di kab. Tanah Datar Pada
Bulan Januari – Agustus 2014 dapat dilihat pada Grafik 3.

Grafik 3. Perbandingan Kasus GHTR dan pemberian VAR di kab. Tanah Datar
Pada Bulan Januari – Agustus 2014
.

Berdasarkan grafik 3 Terlihat bahwa Puskesmas Lintau Buo 3 mempunyai kasus GHPR
sebanyak 35 orang dan terendah di Puskesmas Pagayungan sebanyak 4 orang. Pemberian
VAR tidak sesuai dengan PROTAP yaitu pemberian VAR adalahsebanyak dua kali pada kasus
gigitan hewan sementara dari grafik dapat dilihat pemberian VAR kurang dari jumlah gigitan.

Perbandingan Kasus Positif rabies dan pemberian SAR di kab. Tanah Datar Pada Bulan Januari –
Agustus 2014 dapat dilihat pada Grafik 4.

Grafik 3. Perbandingan Kasus GHTR dan pemberian VAR di kab. Tanah Datar
Pada Bulan Januari – Agustus 2014
Berdasarkan grafik 4 Terlihat bahwa Puskesmas X Koto 2 mempunyai kasus rabies tertinggi
sebanyak 13 orang dan yang mendapat SAR hanya satu orang. Di Puskesmas Sungayang dan
Puskesmas Gurun terdapat kasus positif rabies tetapi tidak diberi SAR, sedangkan di
Puskesmas Padang Gunting, Puskesmas Lintau Buo 2 dan Sungai Tarab 2, VAR diberikan pada
kasus GHPR dengan luka resiko tinggi meskipun tidak positif rabies.
5. POHON MASALAH

TINGGINYA ANGKA MORBIDITAS DI KAB.


TANAH DATAR
TIDAK TERCAPAINYA PROGRAM KAB. TANAH DATAR BEBAS

TIINGGINYA KASUS RABIES DI KAB. TANAH DATAR

MONEV TIDAK
KURANGNYA PENGETAHUAN DILAKSANAKAN SECARA PENANGANGAN PASIEN BELUM ADANYA
MASYARAKAT DALAM BERKESINAMBUNGAN RABIES TIDAK SESUAI PEMETAAN DAERAH
MELAKSANAKAN ENDEMI RABIES
PENCEGAHAN RABIES KURANGYA KERJASAMA
BELUM TERLATIHNYA KURANGNYA
KOORDINASI LINTAS SEKTOR PENDATAAN TIDAK
PETUGAS KESEHATAN KETERSEDIAAN VAR
AKURAT
KURANGNYA KURANGNYA PERAN MASING-MASING SEKTOR DLM PENANGANAN DAN SAR
PENYULUHAN DARI SERTA MASYARAKAT MEMPUNYAI PROGRAM MASIHNYA
DALAM YANG BERBEDA PELAKSANAAN BANYAK PASIEN BANYAKNYA KASUS
TENAGA KESEHATAN
PENCEGAHAN PELATIHAN YANG YANG TIDAK RABIES YG TIDAK
TENTANG
TIDAK MENYELURUH
KETERBATASAN KURANGNYA
DI PKM DAN RS
JUMLAH TENAGA KESADARAN
KESEHATAN DI KAB MASYARAKAT
DALAM
MELAKSANAKAN

6.POHON TUJUAN
MENURUNNYA ANGKA MORBIDITAS DI KAB. TANAH
DATAR
TERCAPAINYA PROGRAM KAB. TANAH DATAR BEBAS

TIDAK ADA KASUS RABIES DI KAB. TANAH DATAR

MENINGKATNYA MONEV DILAKSANAKAN PENANGANGAN PASIEN PEMETAAN DAERAH


PENGETAHUAN SECARA RABIES SESUAI PROSEDUR ENDEMI RABIES
MASYARAKAT DALAM MENYELURUH
MELAKSANAKAN KERJASAMA KOORDINASI TERLATIHNYA KETERSEDIAAN VAR
PENCEGAHAN RABIES PENDATAAN YANG
LINTAS SEKTOR TERJALIN PETUGAS KESEHATAN DAN SAR YANG
AKURAT
DILAKSANAKAN DENGAN BAIK DLM PENANGANAN
MASYARAKAT
PASIEN RABIES SEMUA KASUS RABIES
PENYULUHAN DARI BERPERAN SERTA PELAKSANAAN
PROGRAM YANG TERTANGANI
TENAGA KESEHATAN AKTIF DALAM PELATIHAN YANG TERDATA
TERINTEGRASI ANTAR DENGAN TEPAT
TENTANG MENYELURUH DI PKM
PENCEGAHAN PENY. MENINGKATNYA
KESADARAN
JUMLAH TENAGA
MASYARAKAT
KESEHATAN DI KAB
DALAM
TANAH DATAR
MELAKSANAKAN
TERDISTRIBUSI
6. ANALISIS STAKEHOLDER BERDASARKAN INTERVENSI PROGRAM RABIES

No. Program Stakeholder

1 Program sosialisasi/Komunikasi, informasi dan Edukasi (KIE) - Dinas Kesehatan


prov/kab/kota
- Dinas Peternakan
- Pemda prov/kab/Kota
- Fasyankes (RS, Puskesmas,
Puskesmas RC)
- Masyarakat
- Pemilik HPR
- Tokoh Masyarakat
- PORBI (Persatuan Olahraga
Buru Babi Indonesia)
2 Program monitoring dan evaluasi - Dinas Kesehatan
prov/kab/kota
- Dinas Peternakan
- Pemda prov/kab/Kota
- Fasyankes (RS, Puskesmas,
Puskesmas RC)
- Lab Type B
- BPPV (Balai Penyidikan dan
Pengujian Veteriner)
3 Program pelayanan kesehatan bagi pasien penderita rabies - Dinas Kesehatan
prov/kab/kota
- Pemda prov/kab/Kota
- Fasyankes (RS, Puskesmas,
Puskesmas RC)
4 Program surveilans - Dinas kesehatan
prov/kab/kota
- Pemda prov/kab/Kota
- Fasyankes (RS, Puskesmas,
Puskesmas RC)
- Pemilik HPR
- Penderita gigitan HPR
7. MATRIKS : ANALISIS STAKEHOLDER - BAGAIMANA DIPENGARUHI OLEH MASALAH (S)

Stakeholder Bagaimana stakeholder dipengaruhi Kapasitas / motivasi untuk Hubungan dengan stakeholder lain
oleh masalah berpartisipasi dalam mengatasi (misalnya kemitraan atau konflik)
masalah (s)

Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota - Menganalisis kasus dan Mempunyai kapasitas untuk - Hubungan horisontal dengan
menganalisis kebutuhan Sarana mendukung pelaksanaan program RSUD dan RS Swasta
untuk perencanaan pelayanan rabies dalam hal di tingkat - Kemitraan dengan instansi
- Melakukan survelans epidemiologi Prov/Kab/Kota terkait (Diknas, Dep Peternakan,
pelacakan kasus tambahan dan Pemda LSM, organisasi profesi
riset operasional dan dunia usaha)
- Melaksanakan monitoring dan
evaluasi program rabies
- Bekerjasama dengan Diknas untuk
memasukkan masalah rabies ke
dalam kurikulum sekolah sebagai
muatan lokal dengan menyediakan
modul
- Membuat peta daerah tertular
rabies
- Menunjuk rumah sakit kab/kota
dan puskesmas tertentu diwilayah
rawan rabies sebagai pusat
pelayanan rabies (RC)
- Melaksanakan pelatihan bagi
tenaga kesehatan
- Membentuk dan meningkatkan
fungsi RC di tempat-tempat yang
diperlukan dan memenuhi standart
- Meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan petugas UPK dalam
kasus HPR
- Membangun jejaring kemitraan
dengan LSM, organisasi profesi dan
dunia usaha
- Melaksanakan kerja lintas sektoral
dengan instansi terkait seperti
Departemen peternakan dan
pemerintah daerah
- Mengembangkan sistem informasi
menangani rabies
- Melakukan monitoring dan
evaluasi
- Pengajuan rencana penyediaan
bahan VAR/SAR melalui
APBN/APBD
-
Depatemen Peternakan - Membentuk dan meningkatkan Mempunyai kapasitas untuk Kerjasama lintas sektoral saling
fungsi Pos keswan di tempat- mendukung pelaksanaan program mendukung dalam hal keterpaduan
tempat yang diperlukan dan radies sesuai bidangnya lebih program pemberantasan rabies
memenuhi standart dikususkan pada HPR
- Meningkatkan cakupan vaksinasi
HPR & reservoir lain
- Eliminasi HPR liar/tak bermilik
dengan melakukan pengamatan
langsung di temapat-tempat
persembunyian atau sarang-sarang
HPR
- Agar setiap hewan penular rabies
yang menggigit dapat ditangkap
dan diobservasi
- Meningkatkan pengawasan lalu
lintas HPR
- Mengembangkan sistem informasi
menangani rabies

Pemda prov/kab/Kota (Komisi - Membentuk Tikor pembebasan Mempunyai kapasitas untuk Kerjasama lintas sektoral saling
Kab/Kota Pengendalian Zoonosis) rabies propinsi/Kab/Kota mendukung pelaksanaan program mendukung dalam hal keterpaduan
- Mengkoordinasikan perencanaan, radies dalam hal kebijakan baik program pemberantasan rabies
pelaksanaan, pemantauan kegiatan program maupun dana
pembebasan rabies
- Menggerakkan keikutsertaan
seluruh masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan di wilayahnya
- Membantu pengadaan VAR/SAR
melalui APBD
- Membentuk Komisi prov/kab/kota
pengendalian zoonosis dalam hal
melaporkan hasil pelaksanaan
pengendalian zoonosis kepada
Gubernur/Bupati/Walikota serta
menyiapkan biaya dengan
membebankan dari anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota
Fasyankes (RS, Puskesmas, - Melaksanakan penanganan kasus Mempunyai kapasitas untuk Hubungan vertikal dengan Dinkes
Puskesmas Rabies Centre) gigitan hewan tersangka mendukung pelaksanaan program Kab/Kota
Rabies Centre rabiesdengan melakukan radies sesuai bidangnya lebih
pencucian luka.gigitan selama 10- dikususkan penanganan penderita
15 menit.dengan air mengalir dan rabies
pemberian antiseptic(alkohol
70%,betadine,dll)
- Melakukan pengobatan Pasteur,
memberikan Vaksinasi Anti rabies
(VAR) dan Serum anti Rabies (SAR)
sesuai dengan Standar Operasi
Procedure (SOP).
- Menyediakan dan menyimpan :
(Khusus Puskesmas/RS yang
ditunjuk sebagai Rabies Center.
- VAR Manusia minimal 1 kuur (4
dosis) disimpan pada suhu 2-8 C di
Puskesmas yang ditunjuk sebagai
Rabies Center.
- Membantu menyimpan vaksi
rabies hewan minimal :200 dosis
pada suhu 4 C.
- Membantu medistribusikan vaksin
rabies hewan ke desa sesuai
tempat dan jadwal pelaksanaan.
- Melakukan penyuluhan
pertolongan pertama pada kasus
gigitan hewan tersangka rabies
kepadamasyarakat.
- Melaporkan kasus gigitan ke
petugas peterkakan setempat.
- Ikut berperan serta dalam
pelatihan kader desa.
- Memberikan Pre Exposure kepada
petugas yang berisiko tinggi bila
diperlukan (Petugas
Laboratorium,Kader Basra)

PORBI (Persatuan Buru Babi) Mewajibkan peserta PORBI untuk Mempunyai kapasitas untuk Hubungan kemitraan dalam hal
melaksanakan vaksinasi bagi HPR mendukung pelaksanaan program mendukung program
Melaporkan ke Dinas Peternakan rabies sesuai bidangnya lebih pemberantasan rabies
semua HPR yang belum di vaksinasi dikususkan mengajak anggota PORBI
untuk vaksinasi

Lab Kesehatan Hewan Tipe A - Pelaksanaan peneguhan diagnosa Mempunyai kapasitas untuk Kerjasama dengan Dinas Kesehatan
(Balai Penyidikan dan Pengujian (Labkeswan Tipe A): mendukung pelaksaaan program Provinsi/Kab/Kota, Dinas
Veteriner/ BPPV) dan Lab  Isolasi dan identifikasi rabies sesuai dengan bidangnya Peternakan, Tokoh Masyarakat,
Kesehatan Hewan Tipe B beberapa bakteri atau virus Masyarakat dan LSM
penyebab PHM
 Pemeriksaan Patologi Anatomi
serta histopatologi
 Pengujian serologi sederhana
maupun komplek seperti uji
aglutinasi cepat, HA/HI, CFT,
Elisa
 Penerapan teknis diagnosa
berbasis biologi molecular
seperti: PCR.
- Pelaksanaan peneguhan diagnosa
(Labkeswan Tipe B):
 Mendiagnosa rabies
berdasarkan atas penemuan
badan negri (negri body),
penemuan antigen,
penemuan virus (isolasi)
 Pengujian secara serologis
seperti aglutinasi cepat, uji
HA/HI, CFT dan Elisa. Isolasi
dan Identifikasi bekteri dan
virus
- Menindaklanjuti laporan kejadian
kasus dengan melakukan
penggalian data termasuk
pengambilan sampel dari hewan
mati/sakit.
- Melaksanakan penyidikan penyakit
hewan secara epidemiologik
veteriner termasuk melakukan
surveilans dan monitoring penyakit
hewan serta melakukan analisa
resiko
- Sebagai Pusat informasi kesehatan
hewan regional
- Melaksanakan pengujian dan
sertifikasi produk asal hewan (food
borne disease dan zoonosis)
- Melakukan pemberian saran teknis
penanggulangan dan penolakan
penyakit hewan
- Melaksanakan penyebaran
informasi kesehatan hewan
- Melaksanakan pengamanan hewan
dan produk asal hewan.
- Melaksanakan sosialisasi dalam
upaya meningkatkan pemahaman
tentanng bahaya rabies
Tokoh Masyarakat/Masyarakat - Melaporkan ke dinas kesehatan Motivasi untuk ikut mendukung Hubungan kemitraan dalam hal
semua penderita yang terkena program pemerintah menjadikan mendukung program
gigitan HPR daerah bebas rabies pemberantasan rabies
- Melaporkan ke dinas peternakan
semua HPR yang belum divaksinasi
- Melaporkan dan mendaftarkan
HPR ke dinas peternakan
- Pemeliharaan HPR secara baik
- Mengikuti program vaksinasi
- Pembatasan kepemilikan HPR
- Melaporkan dan menangkap HPR
yang mengigit
- Mengikuti penyuluhan.

Pemilik HPR - Melaporkan dan mendaftarkan Motivasi untuk ikut mendukung Hubungan kemitraan dengan tokoh
HPR ke Dinas Peternakan dan program pemerintah menjadikan masyarakat, masyarakat, fasyankes
Kesehatan Hewan daerah bebas rabies dan Dinas kesehatan
- Memperhatikan kesehatan dan
kesejahteraan HPR
- Memiliki kartu registrasi HPR
- Memvaksin HPR secara berkala
dengan vaksin rabies
- Memiliki kartu vaksinasi rabies
- Memelihara HPR di dalam
pekarangan rumah dan
mengandangkan atau mengikat
agar tidak berkeliaran di jalan
umum dan di tempat-tempat
umum
- Memakai alat perlengkapan
pengaman.

Penderita Gigitan HPR - Melaporakan kejadian gigitan HPR Motivasi untuk sembuh dari gigitan Hubungan kemitraan dengan tokoh
- Mendapatkan VAR dan SAR HPR dan ikut mendukung program masyarakat, masyarakat, fasyankes
pemerintah menjadikan daerah dan Dinas kesehatan
bebas rabies dan
8. MATRIKS ANALISIS STAKEHOLDER - DAMPAK YANG DIHARAPKAN DARI INTERVENSI YANG DIUSULKAN / SOLUSI

Stakeholder Tujuan utama stakeholder Dampak positif / manfaat Dampak negatif / biaya Dampak

Dinas Kesehatan Menurunkan angka Tidak ada penderita Dengan adanya perubahan Tujuan utama akan
Prov/Kab/Kota kematian akibat gigitan gigitan HPR yang peraturan BPJS terjadi tercapai bila didukung oleh
HPR sampai nol meninggal dunia kendala dalam hal dana tersedianya RC dan VAR
untuk VAR yang cukup

Dinas Peternakan Eliminasi HPR Semua HPR sudah - Gigitan HPR tidak
divaksinasi mengandung rabies

Pemda prov/kab/Kota Terciptanya daerah bebas Tidak ada kasus secara - Tidak ditemukannya kasus
(Komisi Kab/Kota rabies klinis dan epidemiolgi rabies
Pengendalian Zoonosis) serta sudah dikonfirmasi
secara laboratories

Fasyankes (RS, Puskesmas, Penanganan sedini Tidak ada penderita yang - Penderita gigitan HPR
Puskesmas Rabies Centre) mungkin penderita rabies meninggal akibat gigitan sembuh
Rabies Centre HPR

PORBI HPR terpelihara sehingga HPR sudah divaksinasi Berasumsi HPR tidak gesit Bila bertahan dengan
dapat berburu babi untuk diajak berburu asumsi, maka HPR tetap
ada

Lab Kesehatan Hewan Tipe Pelaksanaan peneguhan Ditindaklanjutinya kasus - Adanya hasil diagnosa HPR
A (Balai Penyidikan dan diagnosa rabies dengan
Pengujian Veteriner/ pengambilan sampel dari
BPPV) dan Lab Kesehatan hewan
Hewan Tipe B

Tokoh Membantu program Ditemukan kasus rabies Bila apatis, banyak kasus Menemukan kasus rabies
Masyarakat/Masyarakat pemberantasan rabies tambahan yang tidak diketahui oleh tambahan
dinas peternakan dan
dinas kesehatan

Pemilik HPR Terbebasnya hewan Hewan peliharaan bebas Bila pemilik tidak Pemilik bisa memelihara
peliharaan dari rabies dari rabies melaporkan hewan hewannya dengan bebas
peliharaannya, pemilik dan
masyarakat disekitar bisa
terancam virus rabies

Penderita Gigitan HPR Sembuh dari virus rabies Mendapatkan VAR dan Meninggal Dunia Selamat dan sembuh dari
SAR gigitan HPR/rabies
9. MATRIKS KERANGKA LOGIS 4X4
Ringkasan narasi Indikator yang diverifikasi Cara untuk verifikasi (MOV) Asumsi / resiko

Goal

Terciptanya Kabupaten Tanah Datar Dalam waktu dua tahun terakhir tidak Laporan Rabies (P1, P2, P3) Program dapat
Sumatra Barat bebas rabies pada tahun ada kasus lyssa dan rabies secara klinis lancer
2015 dan epidemiolgi serta sudah
dikonfirmasi secara laboratoris

Purpose 1

Meningkatkan pengetahuan masyarakat Masyarakat mampu melaksanakan a. Data kunjungan pasien a. Kerjasama
tentang pencegahan rabies pencegahan rabies dengan cara HPR b. Data Lab terlaksana
divaksinasi, pemakaian kalung bagi HPR c. Data vaksinasi dan b. Adanya per
yang divaksinasi, pemeriksaan HPR yang pemakaian kalung di masyaraka
telah menggigit manusia Dinas peternakan pelaksanaa
pemberant

Output/Result 1

1. 80% masyarakat yang tinggal di Perbandingan masyarakat tinggal di a. Data kunjungan pasien a. Kerjasama
daerah endemi melaksanakan daerah rawan penyakit rabies yang b. Data Lab terlaksana
pencegahan rabies telah melaksanakan pencegahan c. Data vaksinasi dan b. Adanya per
rabies dengan cara memeriksakan pemakaian kalung di masyaraka
HPR yang telah menggigit manusia Dinas peternakan pelaksanaa
ke lab, melaksanakan vaksinasi dan pemberant
memakaikan kalung sebagai bukti
sudah melaksanakan vaksinasi
dengan seluruh masyarakat yang
tinggal di daerah tersebut yang
memelihara HPR

Aktifitas 1
1.1.1
1.1 Tatap muka dengan masyarakat 1.1 Kesediaan tokoh masyarakat dalam a. Data kunjungan pasien a. Kerjasama
adat, cerdik pandai, pemuda dan mengajak warganya melaksanakan b. Data Lab terlaksana
alim ulama pencegahan rabies c. Data vaksinasi dan b. Adanya per
1.2 – 1.5 Masyarakat mengetahui cara pemakaian kalung di masyaraka
1.2 Pemutaran film rabies pencegahan rabies dengan Dinas peternakan pelaksanaa
1.3 Pembuatan & penyebaran brosur, menonton film rabies, membaca d. Jadwal kegiatan pemberant
leaflet, kalender rabies brosur, leaflet, kalender rabies, penyluhan
1.4 Pembuatan & pemasangan membaca tulisan di baliho dan
baliho rabies menonton pertunjukan/kegiatan
1.5 KIE Rabies melalui tradisional
pertunjukan/kegiatan tradisional 1.6 Masyarakat tidak langsung
1.6 Memberikan penyuluhan kepada membunuh HPR tetapi diperiksakan
masyarakat untuk tidak ke lab
membunuh HPR 1.7 – 1.9 Melaksanakan kerjasama
1.7 Bekerjasama dengan departemen lintas sektoral tentang data hasil lab
peternakan untuk melaksanakan dan pemakaian kalung bagi HPR
observasi HPR yang telah yang telah divaksinasi
menggigit manusia
1.8 Koordinasi dengan depertemen
peternakan tentang data vaksinasi
HPR dan pemakaian kalung yg
sudah divaksinasi
1.9 Melaksanakan koordinasi dengan
laboratorium untuk HPR 1.10 Peningkatan laporan masyarakat
10. PENGEMBANGAN INDIKATOR PROGRAM DI KAB. TANAH DATAR
FORM 1. BIDANG PROGRAM KESEHATAN

BIDANG PROGRAM BERFUNGSI SIAPA KELOMPOK SASARAN PROGRAM?


(YA/TDK) KEGIATAN APA YANG DILAKUKAN PROGRAM?
BERAPA LAMA PROGRAM TELAH BERFUNGSI?

1. Program Ya a. sasaran : Masyarakat, pemilik HPR, tokoh


sosialisasi/Komunikasi, masyarakat dan FORBI
informasi dan Edukasi (KIE) a. Kegiatan yang lakukan :
1.1 Pelatihan tenaga penyuluh khusus
rabies
1.2 Tatap muka dengan masyarakat adat,
cerdik pandai, pemuda dan alim ulama
1.3 Pemutaran film rabies
1.4 Pembuatan & penyebaran brosur,
leaflet, kalender rabies
1.5 Pembuatan & pemasangan baliho
rabies
1.6 KIE Rabies melalui
pertunjukan/kegiatan tradisional
1.7 Memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk tidak membunuh
HPR
1.8 Bekerjasama dengan departemen
peternakan untuk melaksanakan
observasi HPR yang telah menggigit
manusia
1.9 Melaksanakan koordinasi dengan
laboratorium untuk HPR
1.10 Mengajak masyarakat untuk
melaporkan semua kasus gigitan HPR
dan segera berobatke fasilitas
kesehatan terdekat
1.11 Memberikan penyuluhan tatalaksana
pertolongan pertama pada kasus
gigitan hewan tersangka rabies
1.12 Simulasi oleh masyarakat untuk
pertolongan pertama pada kasus
gigitan hewan tersangka rabies
1.13 Memberikan penyluhan kepada
masyarakat bahaya kasus gigitan
hewan tersangka rabie yang tidak
dionati dengan tepat

b. Program berfungsisejak 2011

2. Program monitoring dan Ya a. Sasaran : Dinkes, Dinas peternakan, Lab Type


evaluasi B, BPPV, Pemerintah Daerah , Puskesmas dan
rumah sakit
b. Kegiatan yang dilakukan
1.14 Mengidentifikasi sumber daya lintas
program di Dinkes
1.15 Menyusun rencana pengelolaan
program terpadu dengan lintas sektor
1.16 Pembentukan/memfungsikan Tim
Kordinasi (TIKOR) rabies secara
berjenjang
1.17 Kerjasama lintas sektor untuk
pelaksanaan bulan vaksinasi dan
eliminasi HPR
1.18 Melaksanakan monev ke Puskesmas
Kecamatan dan rumah sakit Kab/Kota
1.19 Rapat evaluasi dan kaji ulang program
terpadu berdasarkan hasil monev
1.20 Pelaporanan analisis hasil monitoring
ke Dinkes Propinsi dan Pemda
c. Program berfungsisejak 2011

3. Program pelayanan Ya a. Sasaran : RC puskesmas dan rumah sakit


kesehatan bagi pasien b. Kegiatan yang dilakukan :
penderita rabies 1.21 Melaksanakan pelatihan
penatalaksanaan kasus gigitan HPR
kepada tenaga kesehatan di daerah
rawan rabies secara teratur dan
bekesinambungan
1.22 Melaksanakan evaluasi dan pembinaan
pasca pelatihan
1.23 Menyediakan Sarana dan praSarana
RC yang memadai sesuai standart
1.24 Membuat PROTAP penatalaksanaan
orang yang digigit HPR
1.25 Membuat PROTAP pertolongan
pertama bagi orang yang digigit HPR
1.26 Mendistribusikan VAR dan SAR di
rumah sakit dan puskesmas yang
ditunjuk sebagai RC
1.27 Memberikan VAR dan SAR kepada
penderita dengan kasus rabies
1.28 Monitoring pelaksanaan Treatment
untuk orang yang digigit HPR sesuai
PROTAP di RS/RSUD/Puskesmas
1.29 Melakukan follow up pengobatan
melalui kunjungan petugas kesehatan
ke tempat penderita

c. Program berfungsisejak 2011

4. Program surveilans Ya a. Sasaran : Pemilik HPR, penderita gigitan HPR


b. Kegiatan yang dilakukan :
1.30 Pendataan kasus gigitan HPR pada
manusia
1.31 Pemetaan kasus gigitan HPR pada
manusia
1.32 Analisis data dan pelaporan serta
pembuatan data base rabies HPR dan
penderita rabies
c. Program berfungsisejak 2011
FORM 2. INDIKATOR YANG TERSEDIA

INDIKATOR YANG TERSEDIA ITEM DATA YANG DIPAKAI UNTUK SUMBER DATA
MENYAJIKAN INDIKATOR

1. 80% masyarakat yang Perbandingan masyarakat Data kunjungan pasien


tinggal di daerah endemi tinggal di daerah rawan penyakit Data Lab
melaksanakan rabies yang telah melaksanakan Data vaksinasi dan
pencegahan rabies pencegahan rabies dengan cara pemakaian kalung di Dinas
memeriksakan HPR yang telah peternakan
menggigit manusia ke lab,
melaksanakan vaksinasi dan
memakaikan kalung sebagai
bukti sudah melaksnakan
vaksinasi dengan seluruh
masyarakat yang tinggal di
daerah tersebut yang memiliki
HPR

2. 80% program terlaksana Perbandingan antara kegiatan Laporan kegiatan


sesuai dengan monitoring dan evaluasi yang telah pelaksanaan program
perencanaan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
dengan perencanaan kegiatan
monitoring dan evaluasi yang telah
ditetapkan

3. 100% pemberian VAR Perbandingan pemberian VAR Buku Catatan Tindakan


untuk penderita gigitan terhadap luka resiko rendah Pemberian VAR dan hasil
HPR dengan luka resiko dengan penderita gigitan HPR laboratorium
rendah dengan seluruh penderita gigitan
HPR pada luka resiko rendah

4. 100% pemberian Perbandingan pemberian Buku Catatan Tindakan


kombinasi VAR dan SAR kombinasi VAR dan SAR terhadap Pemberian kombinasi VAR
untuk penderita gigitan luka resiko tinggi dan yang positif dan SAR dan hasil
HPR dengan luka resiko rabies dengan penderita gigitan laboratorium
tinggi dan yang positif HPR dengan seluruh penderita
rabies gigitan HPR pada luka resiko tinggi
dan yang positif rabies

5. 0% terjadinya lyssa Perbandingan lyssa dengan kasus Catatan Kematian di


gigitan HPR RS/PKM

6. 100% daerah sudah Perbandingan jumlah penderita Data pengunjung penderita


dipetakan sesuai dengan gigitan HPR di derah endemi gigitan HPR di Puskesmas /
jumlah kasus gigitan HPR dengan jumlah penduduk di daerah rumah sakit.
( Peta daerah endemi endemi yang sudah dilaksanakan Data penduduk kab tanah
rabies) survey datar
(setuju) Survey cepat

FORM 3A. INDIKATOR-INDIKATOR DI DALAM FORM 2 YANG BERMANFAAT

BidangProgram : Komunikasi, informasi dan Edukasi (KIE)

INDIKATOR JENIS-JENIS TINDAKAN YANG DAPAT DIKERJAKAN MENGIKUTI


INDIKATOR INI

1. 80% masyarakat yang tinggal 1.1 Tatap muka dengan masyarakat adat, cerdik pandai,
di daerah endemi pemuda dan alim ulama
melaksanakan pencegahan 1.2 Pemutaran film rabies
rabies 1.3 Pembuatan & penyebaran brosur, leaflet, kalender rabies
1.4 Pembuatan & pemasangan baliho rabies
1.5 KIE Rabies melalui pertunjukan/kegiatan tradisional
1.6 Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak
membunuh HPR
1.7 Bekerjasama dengan departemen peternakan untuk
melaksanakan observasi HPR yang telah menggigit manusia
1.8 Koordinasi dengan depertemen peternakan tentang data
vaksinasi HPR dan pekaian kalung yg sudah divaksinasi
1.9 Melaksanakan koordinasi dengan laboratorium untuk HPR
1.10 Mengajak masyarakat untuk melaporkan semua kasus
gigitan HPR dan segera berobatke fasilitas kesehatan
terdekat

Bidang Program : Monitoring dan evaluasi

INDIKATOR JENIS-JENIS TINDAKAN YANG DAPAT DIKERJAKAN MENGIKUTI


INDIKATOR INI

2. 80% program terlaksana 1.11 Menyusun rencana pengelolaan program terpadu dengan
sesuai dengan perencanaan lintas sektor
1.12 Melaksanakan monev ke Puskesmas Kecamatan dan rumah
sakit Kab/Kota
1.13 Rapat evaluasi dan kaji ulang program terpadu berdasarkan
hasil monev
1.14 Pelaporanan analisis hasil monitoring ke Dinkes Propinsi
dan Pemda

Bidang Program : Pelayanan Kesehatan


INDIKATOR JENIS-JENIS TINDAKAN YANG DAPAT DIKERJAKAN
MENGIKUTI INDIKATOR INI

3. 100% pemberian VAR untuk penderita 3.1 Memberikan VAR bagi penderita kasus
gigitan HPR dengan luka resiko rendah gigitan HPR sesuai jenis VAR, cth PVRC
3.2 Diberikan 4 kali pemberian
3.3 Hari ke- 0, 2 X pemberian sekaligus
3.4 Memberikan pada hari ke 7 dan 21

4. 100% pemberian kombinasi VAR dan SAR 1.15 Memberikan kombinasi VAR dan SAR bagi
untuk penderita gigitan HPR dengan luka penderita kasus gigitan HPRterhadap luka
resiko tinggi dan yang positif rabies dengan resiko tinggi dan dan yang positif
rabies dan yang positif rabies sesuai jenis
VAR, cth PVRC dan serum momolog
1.16 0.5 ml Diberikan VAR 4 kali pemberian dan
serum momolog 20 IU/kg BB (sebelumnya
dilakukan skin test)
1.17 Hari ke- 0, 2 X pemberian VAR sekaligus dan
pemberian SAR
1.18 Memberikan VAR pada hari ke 7 dan 21
1.19 Melakukan ulangan pemberian VAR pada
hari ke 90

5. 0% terjadinya lyssa 1.20 Menyediakan Sarana dan praSarana RC


yang memadai sesuai standart
1.21 Membuat PROTAP penatalaksanaan orang
yang digigit HPR
1.22 Membuat PROTAP pertolongan pertama
bagi orang yang digigit HPR
1.23 Mendistribusikan VAR dan SAR di rumah
sakit dan puskesmas yang ditunjuk sebagai
RC
1.24 Memberikan VAR dan SAR kepada penderita
dengan kasus rabies
1.25 Monitoring pelaksanaan Treatment untuk
orang yang digigit HPR sesuai PROTAP di
RS/RSUD/Puskesmas
1.26 Melakukan follow up pengobatan melalui
kunjungan petugas kesehatan ke tempat
penderita

Bidang Program : Surveilans


INDIKATOR JENIS-JENIS TINDAKAN YANG DAPAT DIKERJAKAN
MENGIKUTI INDIKATOR INI

6. 100% daerah sudah dipetakan sesuai 1.27 Pendataan kasus gigitan HPR pada manusia
dengan jumlah kasus gigitan HPR (Peta 1.28 Pemetaan kasus gigitan HPR pada manusia
daerah endemi rabies) 1.29 Analisis data dan pelaporan serta
pembuatan data base rabies HPR dan
penderita rabies
FORM 3B : INDIKATOR-INDIKATOR MANA DALAM FORM 2 YANG DAPAT DIJANGKAU

INDIKATOR SUMBER DATA FREKUENSI PELAPORAN

1. 80% masyarakat yang tinggal Data kunjungan pasien 1 kali dalam sebulan
di daerah endemi melaksanakan Data Lab
pencegahan rabies Data vaksinasi dan
pemakaian kalung di Dinas
peternakan

2. 80% program terlaksana sesuai Laporan kegiatan 4 kali dalam setahun


dengan perencanaan pelaksanaan program

3. 100% pemberian VAR untuk Buku Catatan Tindakan 1 kali dalam sebulan
penderita gigitan HPR dengan Pemberian VAR dan hasil
luka resiko rendah laboratorium

4. 100% pemberian kombinasi Buku Catatan Tindakan 1 kali dalam sebulan


VAR dan SAR untuk penderita Pemberian SAR dan hasil
gigitan HPR dengan luka resiko laboratorium
tinggi dan yang positif rabies

5. 0% terjadinya lyssa Catatan Kematian di RS/PKM 1 kali dalam sebulan

6. 100% daerah sudah dipetakan Data pengunjung penderita 1 kali dalam sebulan
sesuai dengan jumlah kasus gigitan HPR di Puskesmas /
gigitan HPR ( Peta daerah endemi rumah sakit.
rabies) Survey cepat Setelah survey selesai
Data penduduk dilaksanakan
FORM 3C : INDIKATOR-INDIKATOR MANA DALAM FORM 2 YANG ETIS

INDIKATOR DAPATKAN DATA UNTUK INDIKATOR INI DIKUMPULKAN DAN


HASILNYA DIBICARAKAN PADA MASYARAKAT UMUM TANPA
MENYEBABKAN PERTENTANGAN

1. 80% masyarakat yang tinggal di Ya (Etis)


daerah endemi melaksanakan
pencegahan rabies

2. 80% program terlaksana sesuai Tidak Etis


dengan perencanaan
karena pencapaian program dibicarakan sampai tingkat
puskesmas tidak ke masyarakat

3. 100% pemberian VAR untuk


penderita gigitan HPR dengan
luka resiko rendah Ya (Etis)

4. 100% pemberian kombinasi VAR Ya (Etis)


dan SAR untuk penderita gigitan
HPR dengan luka resiko tinggi
dan yang positif rabies

5. 0% terjadinya lyssa Ya (Etis)

6. 100% daerah sudah dipetakan


sesuai dengan jumlah kasus
gigitan HPR (Peta daerah Ya (Etis)
endemi rabies)
FORM 3D: INDIKATOR-INDIKATOR MANA DALAM FORM 2 YANG ROBUST

INDIKATOR ALASAN BAHWA INDIKATOR INI VALID, RELIABLE, SPESIFIK DAN


SENSITIF

1. 80% masyarakat yang tinggal di Valid : Sumbar mempunyai kasus lyssa


daerah endemi melaksanakan Reliable : Perbandingan masyarakat tinggal di daerah rawan
pencegahan rabies penyakit rabies yang telah melaksanakan
pencegahan rabies dengan cara memeriksakan HPR
yang telah menggigit manusia ke lab, melaksanakan
vaksinasi dan memakaikan kalung sebagai bukti
sudah melaksnakan vaksinasi dengan seluruh
masyarakat yang tinggal di daerah tersebut yang
memelihara HPR
Spesifik : HPR divaksinasi, pemakaian kalung bagi HPR yang
divaksinasi, pemeriksaan HPR yang telah menggigit
manusia
Sensitif : masyarakat mau melaksanakan pencegahan rabies
Mewakili sasaran program jumlah masyarakat yang tingga di
kab. Tanah Datar

2. 80% program terlaksana sesuai Valid: program rabies telah ada dalam perencanaan program
dengan perencanaan Dinkes Kab. Tanah Datar
Reliabel: Perbandingan antara kegiatan program yang telah
dilaksanakan dengan perencaaan kegiatan program
Spesifik: program focus pada monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pencegahan rabies
Sensitif: jika program telah terlaksana diharapkan penyakit
rabies di kab. Tanah Datar dapat dieliminasi
Mewakili sasaran program jumlah program pencegahan yang
dilaksanakn di kab. Tanah Datar

3. 100% pemberian VAR untuk Valid: program pelayanan kesehatan dengan memberikan VAR
penderita gigitan HPR dengan telah dilaksanakan di prov. Sumbar
luka resiko rendah100% Reliabel: Perbandingan pemberian VAR terhadap luka resiko
rendah dengan penderita gigitan HPR dengan
seluruh penderita gigitan HPR pada luka resiko
rendah
Spesifik: program khusus pada pemberian vaksin kasus rabies
dan pencegahan rabies
Sensitif: jika program telah terlaksana tidak terjadi lyssa di kab
tanah datar
Mewakili: sasaran program jumlah masyarakat penderita rabies
di wilayah Kab tanah Datar

4. 100% pemberian kombinasi VAR Valid: program pelayanan kesehatan dengan memberikan
dan SAR untuk penderita gigitan SAR telah dilaksanakan di prov. Sumbar
HPR dengan luka resiko tinggi Reliabel: Perbandingan pemberian kombinasi VAR dan SAR
dan yang positif rabies dan yang terhadap luka resiko tinggi dan yang positif rabies
positif rabies dengan penderita gigitan HPR dengan seluruh
penderita gigitan HPR pada luka resiko tinggi dan
yang positif rabies dan yang positif rabies
Spesifik: program khusus pada pemberian vaksin kasus rabies
dan pencegahan rabies
Sensitif: jika program telah terlaksana tidak terjadi lyssa di kab
tanah datar
Mewakili: sasaran program jumlah masyarakat penderita rabies
di wilayah Kab tanah Datar

5. 0% terjadinya lyssa Valid: program pelayanan kesehatan dengan memberikan


VAR dan SAR telha dilaksanakan di prov. Sumbar
Reliabel: Perbandingan lyssa dengan kasus gigitan HPR
Spesifik: program khusus pada pemberian vaksin untuk rabies
Sensitif: jika program telah terlaksana tidak terjadi lyssa di kab
tanah datar
Mewakili: sasaran program jumlah masyarakat penderita rabies
di wilayah Kab tanah Datar

6. 100% daerah sudah dipetakan Valid: program pemetaan daerah endemis telah
sesuai dengan jumlah kasus dilaksanakan di prov. Sumbar
gigitan HPR (Peta daerah Reliabel: Perbandingan jumlah penderitan gigitan HPR dengan
endemi rabies) jumlah penduduk di daerah yang sudah
dilaksanakan survey
Spesifik: pemetaan untuk daerah endemic rabiesw
Sensitif: pemetaan akan memudahkan pembuat kebijakan
dalam memutuskan tindakan yang perlu dilksanan
untuk pencegahan rabies
Mewakili: sasaran program jumlah masyarakat penderita rabies
di wilayah Kab Tanah datar

FORM 3E. INDIKATOR –INDIKATOR MANA DALAM FORM 2 YANG DAPAT MEWAKILI

INDIKATOR KOMPONEN DAN KELOMPOK MASYARAKAT MANA


SAJA YANG DIWAKILI OLEH INDIKATOR TSB? APAKAH
INDIKATOR SUDAH MENCAKUP SEMUA KALANGAN
YANG MENJADI SASARAN PROGRAM?

1. 80% masyarakat yang tinggal di - Masyarakat,


daerah endemi melaksanakan - Pemilik HPR
pencegahan rabies - Tokoh masyarakat
- PORB
- Iab
- Dinas peternakan
Ya

2. 80% program terlaksana sesuai - Dinkes,


dengan perencanaan - Dinaspeternakan,
- Lab Type B,
- BPPV,
- Pemerintah Daerah
Ya

3. 100% pemberian VAR untuk - puskesmas


penderita gigitan HPR dengan - Rumahsakit
luka resiko rendah100% - Penderita positive rabies/masyarakat
Ya

4. 100% pemberian kombinasi - puskesmas


VAR dan SAR untuk penderita - Rumahsakit
gigitan HPR dengan luka resiko - Penderita positive rabies/masyarakat
tinggi Ya

5. 0% terjadinya lyssa - puskesmas


- rumahsakit
- Penderita positive rabies/masyarakat
Ya

6. 100% daerah sudah dipetakan - Pemilik HPR,


sesuai dengan jumlah kasus - penderitagigitan HPR
gigitan HPR (Peta daerah
endemi rabies) Ya

FORM 3F: INDIKATOR-INDIKATOR MANA DALAM FORM 2 YANG DAPAT DIMENGERTI?

INDIKATOR PENGERTIAN DAN KESIMPULAN YANG LANGSUNG OLEH


INDIKATOR

1. 80% masyarakat yang tinggal di 60% memenuhi target karena penyuluhan sudah tidak
daerah endemi melaksanakan dilaksanakan lagi karena petugas kesehatan berasumsi bahwa
pencegahan rabies masyarakat sudah mengetahui cara pencegahan rabies dan
sudah dilaksanakan oleh departemen peternakan, tetapi
kenyataan di lapangan terjadi kurangnya kesadaran dari
masyarakat dan organisasi FORBI dalam mendukung program
pencegahan rabies seperti :
- Vaksinasi terhadap HPR disebabkan pemikiran bahwa HPR
yang divaksinasi menjadi tidaak liar/kurang gesit
dalamberburu babi
- Pemeriksaan HPR setelah menggigit tidak diperiksa di lab
2. 80% program terlaksana sesuai 60% memenuhi target disebabkan salah satu program seperti
dengan perencanaan KIE belum memenuhi target.
Stok untuk Var terutama SAR tidak ada karena :

-Dukungan dari pusat terhenti karena adanya perubahan


kebijakan pemerintah tentang BPJS
-Bantuan dari pemda belum turun
3. 100% pemberian VAR untuk -66,5% penderita kasus gigitan HPR diberi VAR
penderita gigitan HPR dengan -VAR tidak tersedia di Puskesmas maupun rumah sakit tetapi
luka resiko rendah100% berada di Dinkes, bila ada yang sakit puskesmas mengambil
di Dinkes

4. 100% pemberian kombinasi VAR -38,5% penderita rabies positif diberi SAR
dan SAR untuk penderita gigitan -VAR dan SAR tidak tersedia di Puskesmas maupun rumah sakit
HPR dengan luka resiko tinggi tetapi berada di Dinkes, bila ada yang sakit puskesmas
dan yang positif rabies dan yang mengambil di Dinkes
positif rabies -Persediaan SAR di Dinkes sangat terbatas

5. 0% terjadinya lyssa Tahun 2013 tidak ada lyssa tetapi masih perlu penelitian lebih
lanjut karena pemakaian VAR dan SAR tidak sesuai protap

6. 100% daerah sudah dipetakan 100% daerah tanah datar sudah dipetakan dimana Kab tanah
sesuai dengan jumlah kasus datar terdiri dari 14 kecamatan dan semuanya dinyatakan
gigitan HPR (Peta daerah endemic rabies, tetapi dari 23 Puskesmas hanya ada 1 RC di
endemi rabies) Kab Tanah Datar yaitu Puskesmas Linthau Buo 1
FORM 4: INDIKATOR-INDIKATOR YANG TERSEDIA YANG PERLU DIPILIH

INDIKATOR 3A 3B 3C 3D 3E 3F DIPILIH ALASAN


MANFAAT? TERJANGK ETIS? ROBUST? MEWAKILI? DIMENGERTI? Y/T DIPILIH/
AU?
Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T DITOLAK
Y/T

1. 80% Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya, tidak memenuhi


masyarakat target karena petugas
yang tinggal di kesehatan tidak
daerah endemi melaksanakan
melaksanakan penyuluhan sehingga
pencegahan menjadikan prioritas
rabies karena program
pemberantasan rabies
akan terlaksana bila
masyarakat
melaksanakan
pencegahan rabies
secara benar

2. 80% program Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya, meskipun tidak etis


terlaksana untuk dibicarakan
sesuai dengan dengan dengan
perencanaan masyarakat karena
keberhasilan program
hanya untuk kalangan
puskesmas dan Dinkes
tetapi monev sangat
perlu untuk suatu
program,
3. 100% Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya, karena karena
pemberian VAR memenuhi syarat
untuk untuk pencegahan
penderita terjadinya lyssa dan
gigitan HPR merupakan protap
dengan luka untuk penanganan
resiko rabies
rendah100%

4. 100% Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya, karena karena


pemberian memenuhi syarat
kombinasi VAR untuk pencegahan
dan SAR untuk terjadinya lyssa dan
penderita merupakan protap
gigitan HPR untuk penanganan
dengan luka rabies
resiko tinggi

5. 0% terjadinya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya, karena merupakan


lyssa tujuan akhir dari
program
pemberantasan rabies

6. 100% daerah Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak, karena


sudah dilaksanakan survey
dipetakan dan hasilnya semua
sesuai dengan kecamatan dinyatakan
jumlah kasus endemi
gigitan HPR
(Peta daerah
endemi rabies)
FORM 5: INDIKATOR-INDIKATOR BARU APA SAJA YANG PERLU DIKEMBANGKAN

INDIKATOR 3A 3B 3C 3D 3E 3F DIPILIH ALASAN


MANFAAT? TERJANGK ETIS? ROBUST? MEWAKILI? DIMENGERTI? Y/T PERLU
Y/T AU? Y/T Y/T Y/T Y/T DIKEMB-
Y/T ANGKAN

1. 100% Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya, karena target tidak


pengadaan VAR tercapai disebabkan stok
tersedia di VAR tidak ada di puskesmas
puskesmas dan dan rumah sakit tetapi di
rumah sakit Dinkes dan itupun tidak
cukup untuk seluruh
puskesmas dan rumah sakit

1. 100% pengadaan Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya, karena target tidak


SAR tersedia di tercapai disebabkan stok
puskesmas dan VAR tidak ada di puskesmas
rumah sakit dan rumah sakit tetapi di
Dinkes dan itupun tidak
cukup untuk seluruh
puskesmas dan rumah sakit

FORM 6: DATA APA YANG DIPERLUKAN UNTUK SETIAP INDIKATOR DARI FORM 4 DAN 5
INDIKATOR DEFINISI WAKTU DAN SUMBER DATA APAKAH ADA PERUBAHAN YANG
INDIKATOR FREKUENSI DIPERLUKAN TERHADAP SISTEM
PELAPORAN INFORMASI SEHINGGA INDIKATOR
YANG DIHASILKAN DAPAT RELIABLE
DAN SESUAI WAKTU
1. 80% masyarakat yang Perbandingan 1 kali dalam sebulan Data kunjungan pasien Data lebih terperinci
tinggal di daerah endemi masyarakat tinggal di Data Lab Data sharing dengan Lab dan Dinas
melaksanakan daerah rawan penyakit Data vaksinasi dan peternakan
pencegahan rabies rabies yang telah pemakaian kalung di
melaksanakan Dinas peternakan
pencegahan rabies
dengan cara
memeriksakan HPR
yang telah menggigit
manusia ke lab,
melaksanakan vaksinasi
dan memakaikan kalung
sebagai bukti sudah
melaksnakan vaksinasi
dengan seluruh
masyarakat yang tinggal
di daerah tersebut yang
memelihara HPR

2. 80% program terlaksana Perbandingan antara 4 kali dalam setahun Laporan kegiatan Sistem monev harus dapat
sesuai dengan kegiatan monitoring dan pelaksanaan program menjelaskan tingkat keberhasilan
perencanaan evaluasi yang telah program
dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan dengan
perencanaan kegiatan
monitoring dan evaluasi
yang telah ditetapkan
3. 100% pemberian VAR Perbandingan pemberian 1 kali dalam sebulan Buku Catatan Tindakan Pencatatan data kunjungan ditambah
untuk penderita gigitan VAR terhadap luka resiko Pemberian VAR dan hasil dengan keterangan hasil
HPR dengan luka resiko rendah dengan penderita laboratorium pemeriksaan rabies sehingga
rendah100% gigitan HPR dengan seluruh pemakan VAR menjadi rasional
penderita gigitan HPR pada
luka resiko rendah

4. 100% pemberian Perbandingan pemberian 1 kali dalam sebulan Buku Catatan Tindakan Pencatatan data kunjungan ditambah
kombinasi VAR dan SAR kombinasi VAR dan SAR Pemberian SAR dan hasil dengan keterangan hasil
untuk penderita gigitan terhadap luka resiko tinggi laboratorium pemeriksaan rabies sehingga
HPR dengan luka resiko dan yang positif rabies pemakan SAR menjadi rasional
tinggi dan yang positif dengan penderita gigitan
rabies HPR dengan seluruh
penderita gigitan HPR pada
luka resiko tinggi

5. 0% terjadinya lyssa Perbandingan lyssa dengan 1 kali dalam sebulan Catatan Kematian di Laporan lebih terperinci
kasus gigitan HPR. RS/PKM

6. 100% pengadaan VAR Perbandingan kebutuhan 1 kali dalam sebulan Kartu stok Perencanaan sesuai dengan
tersedia di puskesmas dan VAR dengan ketersediaaan kebutuhan
rumah sakit VAR di puskesmas dan Buku kunjungan pasien
rumah sakit Monev terhadap pemberian VAR

Kepercayaan Dinkes kepada fasilitas


kesehatan

7. 100% pengadaan Perbandingan kebutuhan 1 kali dalam sebulan Kartu stok Perencanaan sesuai dengan
SAR tersedia di SAR dengan ketersediaaan Buku kunjungan pasien kebutuhan
puskesmas dan rumah SAR di puskesmas dan
sakit rumah sakit Monev terhadap pemberian VAR

Kepercayaan Dinkes kepada fasilitas


kesehatan
RANCANGAN INDIKATOR

Program : Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)


Penanggungjawab Program : Sie. P2M
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar
Tahun Pelaksanaan : 2011-2015

I. Indikator 1 :
Persentase masyarakat yang tinggal di daerah endemi melaksanakan pencegahan
rabies

I.1 Definisi Kinerja :


Masyarakat tinggal di wilayah/daerah rawan penyakit rabies yang telah melaksanakan
progran pencegahan rabies dengan cara memeriksakan HPR yang telah menggigit
manusia ke lab, melaksanakan vaksinasi dan memakaikan kalung sebagai bukti sudah
melaksanakan vaksinasi

I.2 Satuan Pengukuran :

masyarakat tinggal di daerah rawan


penyakit rabies yang telah melaksanakan pencegahan rabies X 100 %
seluruh masyarakat yang mempunyai HPR
yang tinggal di daerah tersebut

I.3 Pelaporan :
Satu bulan sekali

I.4 Matriks Pelaksanaan Program :

No Indikator Tahun Target Realisasi


Pelaksanaan
1 Persentase masyarakat yang 2011 40% 40%
tinggal di daerah endemi 2012 50% 50%
melaksanakan pencegahan 2013 60% 60%
rabies 2014 70%
2015 80%

Program : Monitoring dan Evaluasi (Monev)


Penanggungjawab Program : Sie. P2M
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar
Tahun Pelaksanaan : 2011-2015

II. Indikator 1 :
Persentasi program yang telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan

II.1 Definisi Kinerja :


Program monitoring dan evaluasi kegiatan pencegahan rabies yang dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota

II.2 Satuan Pengukuran :


kegiatan monitoring dan evaluasi
yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan X 100%
4*

*)total kegiatan monitoring dan evaluasi yang telah ditetapkan dalam setahun

II.3 Pelaporan :
Empat kali setahun

II.4 Matriks Pelaksanaan Program :

No Indikator Tahun Target Realisasi


Pelaksanaan

1 Persentasi program terlaksana 2011 40% 40%


sesuai dengan perencanaan 2012 50% 50%
2013 60% 60%
2014 70%
2015 80%

Program : Pelayanan Kesehatan (Yankes)


Penanggungjawab Program : Sie. P2M
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar
Tahun Pelaksanaan : 2011-2015

III. Indikator 1 :
Persentasi pemberian VAR khusus bagi penderita kasus gigitan HPR
III.1.1 Definisi Kinerja :
Penderita gigitan HPR dengan luka resiko rendah (jilatan pada kulit luka, garukan
atau lecet, luka kecil disekitar tangan, badan dan kaki)

III.1.2 Satuan Pengukuran :


Pemberian VAR terhadap luka resiko rendah penderita gigitan HPR X 100%
Seluruh penderita gigitan HPR pada luka resiko rendah

III.1.3 Pelaporan :
Satu bulan sekali

III.1.4 Matriks Pelaksanaan Program :

No Indikator Tahun Target Realisasi


Pelaksanaan
1 Persentasi pemberian VAR khusus 2011 50% 40%
bagi penderita positif rabies 2012 60% 50%
2013 75% 66.5%
2014 85%
2015 100%

III. Indikator 2 :
Persentasi pemberian SAR khusus bagi penderita positif rabies

III.2.1 Definisi Kinerja :

Penderita gigitan HPR dengan luka resiko tinggi (jilatan/luka pada mukosa, luka
diatas daerah bahu (muka, kepala, leher), luka pada jari tangan/kaki. Genetalia, luka
yang lebar/dalam dan luka yang banyak

III.2.2 Satuan Pengukuran :


pemberian kombinasi VAR dan SAR
terhadap luka resiko tinggi dan yang positif rabies X 100%
penderita gigitan HPR dengan seluruh penderita
gigitan HPR pada luka resiko tinggi dan yang positif rabies

III.2.3 Pelaporan :
Satu bulan sekali

III.2.4 Matriks Pelaksanaan Program :


No Indikator Tahun Target Realisasi
Pelaksanaan
1 Persentasi pemberian SAR khusus 2011 50% 40%
bagi penderita positif rabies 2012 60% 50%
2013 75% 66.5%
2014 85%
2015 100%

III. Indikator 3 :
Persentasi terjadinya lyssa

III.3.1 Definisi Kinerja :


Masyarakat yang meninggal karena gigitan HPR

III.3.2 Satuan Pengukuran :

Jumlah lyssa X 100%


Kasus gigitan HPR

III.3.3 Pelaporan :
Satu bulan sekali

III.3.4 Matriks Pelaksanaan Program :

No Indikator Tahun Target Realisasi


Pelaksanaan
1 Persentasi terjadinya lyssa 2011 40% 20%
2012 30% 100%
2013 20% 100%
2014 10%
2015 0%

IV. Indikator 4 :
Persentasi persediaan Var di Rumah Sakit dan Puskesmas

VI.1 Definisi Kinerja :


Ketersediaan VAR di Puskesmas dan rumah sakit

VI.2 Satuan Pengukuran :


Kebutuhan VAR X 100%
Ketersediaaan VAR di puskesmas dan rumah sakit

VI.3 Pelaporan :
Satu bulan sekali
VI.4 Matriks Pelaksanaan Program :

No Indikator Tahun Target Realisasi


Pelaksanaan
1 Persentasi persediaan Var di Rumah 2011 50% 60%
Sakit dan Puskesmas 2012 60% 75%
2013 75% 85%
2014 85%
2015 100%

V. Indikator 5
Persentase persediaan SAR di Rumah Sakit dan Puskesmas

V.1 Definisi Kinerja :


SAR adalah serum anti rabies yang diberikan kepada penderita positif rabies
Jumlah persediaan VAR dan SAR di Rumah sakit dan Puskemas yang siap untuk
diberikan jika terjasi kasus gigitam HPR dan posistif rabies

V.2 Satuan Pengukuran :


Pengadaan SAR X 100%
Ketersediaaan SAR di puskesmas dan rumah sakit

V.3 Pelaporan :
Satu bulan sekali

V.4 Matriks Pelaksanaan Program :

No Indikator Tahun Target Realisasi


Pelaksanaan
1 Persentasi persediaan SAR di Rumah 2011 50% 60%
Sakit dan Puskesmas 2012 60% 75%
2013 75% 85%
2014 85%
2015 100%

Anda mungkin juga menyukai