Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Simulasi


Simulasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran
dengan menggunakan situasi atau proses nyata, dengan peserta didik terlibat
aktif dalam berinteraksi dengan situasi di lungkungannya. Peserta didik
mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini
berguna untuk memberikan respons (membuat keputusan atau melakukan
tindakan) untuk mengatasi masalah.situasi dan menerima umpan balik tentang
respons tersebut.
Menurut Abu Ahmadi simulasi (simulation) berarti tiruan atau suatu
perbuatan yang bersifat pura-pura saja. Sebagai metode mengajar, simulasi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menggambarkan keadaan
sebenarnya.
Maksudnya ialah siswa (dengan bimbingan guru) melakukan peran
dalam simulasi tiruan untuk mencoba menggambarkan kejadian yang
sebenarnya. Maka didalam kegiatan simulasi, peserta atau pemegang peranan
melakukan lingkungan tiruan dari kejadian yang sebenarnya.
Metode pembelajaran simulasi merupakan metode pembelajaran yang
membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan
sekelilingnya (state of affaris) atau proses. Berdasarkan beberapa pendapat
yang dikemukakan oleh beberapa oleh beberapa ahli tersebut di atas, dapat
dipahami bahwa metode simulasi merupakan suatu model pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru dengan cara penyajian pengalaman belajar dengan
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu.
Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi
tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek
yang sebenarnya. Belajar bagaimana cara mengoperasikan sebuah mesin yang
mempunyai karakteristik khusus misalnya, siswa sebelum menggunakan
mesin yang sebenarnya akan lebih bagus melalui simulasi terlebih dahulu.
2.2 Tujuan Simulasi
Tujuan metode simulasi yaitu sebagai berikut :
a. Membantu peserta didik mempraktikkan ketrampilan dalam membuat
keputusan dan penyelesaian masalah
b. Mengembangkan kemampuan interaksi antar manusia dan memberikan
kesempatan peserta didik untuk menerapkan berbagai prinsip teori, serta
untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
c. Melatih keterampilan tertentu baik bersifat professional maupun bagi
kehidupan sehari-hari
d. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep
e. Melatih memecahkan masalah
f. Meningkatkan keaktifan belajar
g. Memberikan motivasi belajar kepada siswa
h. Melatih siswa untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok
i. Menumbuhkan daya kreatif siswa
j. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

2.3 Tipe Simulasi


Menurut Sandra de Young (1990) ada tiga tipe simulasi, yaitu
simulation exercise, simulation game, dan role playing. Berikut ini akan
diuraikan metode simulation exercise dan role playing :
1. Latihan Simulasi
Latihan simulasi (simulation exercise) adalah metode pembelajaran
simulasi yang menyajikan situasi yang terkontrol. Peserta didik dapat
memanipulasi situasi tersebut, sehingga pemahaman peserta didik menjadi
lebih baik terhadap situasi tersebut.
2. Bermain Peran
Bermain peran (role playing) adalah suatu bentuk drama di mana
peserta didik secara spontan memperagakan peran- peran dalam
berinteraksi yang terkait dengan masalah/ tantangan dan hubungan antar
manusia.

Menurut Wina Sanjaya Simulasi terdiri dari 3 jenis tipe simulasi, yaitu
sebagai berikut :
1. Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah–masalah yang berkaitan dengan fenomena social,
permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah
kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter dan lain
sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan
penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan
kemampuan siswa untuk memecahkannya.
2. Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran
yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis.
Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan
konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan- tekanan yang
dialaminya.

Metode simulasi ini tidak langsung dilakukan pada klien, tetapi


dipraktikkan seakan akan kondisinya nyata, sehingga kesalahan tidak bersifat
fatal. Ada tiga macam bentuk simulasi untuk bermain peran yaitu : kasus aktif,
model dank lien. Pada kasus aktif, diberikan data tentang klien nyata yang
memerlukan pengambilan keputusan kemudian data ditambah untuk
mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan. Model dapat digunakan
untuk pemeriksaan payudara, kateterisasi dan injeksi. Simulasi klien berguna
untuk pemeriksaan fisik dan wawancara.

2.4 Petunjuk penggunaan metode simulasi


Berikut ini petunjuk apabila akan menggunakan metode pembelajaran
simulasi
a. Simulasi harus meningkatkan pencapaian tujuan
b. Perhatikan syarat simulasi tentang jumlah peserta didik, waktu yang
diperlukan, alat dan tempat.
c. Pembimbing harus memahami jalannya simulasi
d. Uji coba dilakukan pada kelompok peserta didik yang dikenal oleh
pembimbing.
e. Peserta didik mempunyai latar belakang teori dan ketrampilan untuk
berperan serta dalam simulasi
f. Peserta didik harus mengerti tujuan peran serta mereka pada simulasi
g. Petunjuk tertulis lengkap dan diberikan pada peserta didik.
h. Pembimbing bertanggung jawab untuk menginterupsi simulasi apabila
waktu telah lewat dan muncul masalah, aau peserta belum kompeten.

2.5 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Simulasi


Langkah – langkah pembimbingan pada metode simulasi sebagai berikut:
a. Menyampaikan tujuan simulasi
b. Menjelaskan jalannya simulasi
c. Mengatur peserta didik untuk memerankan sesuai dengan perannya dalam
simulasi
d. Melakukan uji coba pada kelompok peserta didik yang dikenal oleh
pembimbing.
e. Memberikan komentar setelah simulasi, bila ada masalah dan peserta didik
kurang menguasai
f. Melakukan diskusi untuk membahas proses simulasi

Menurut Wina Sanjaya langkah-langkah simulasi terdiri atas 3 bagian


yaitu persiapan simulasi, pelaksanaan simulasi dan penutup simulasi.
Untuk lebih jelasnya dijabarkan sebagai berikut ini:
1. Persiapan Simulasi
a. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh
simulasi
b. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
disimulasikan
c. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan
yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang disediakan
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya
pada siswa yang terlibat dalam pemeran simulasi
2. Pelaksanaan Simulasi
a. Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran
b. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian
c. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang
mendapatkan kesulitan
d. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk mendorong siswa berfikir dalam menyelesaikan masalah yang
sedang disimulasikan.
3. Penutup Simulasi
a. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi
cerita yang disimulasikan.
b. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan
tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dijelaskan bahwa secara garis besar
langkah-langkah pembelajaran dengan metode simulasi dari 3 kegiatan utama
yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup.
2.6 Kelebihan Simulasi
a. Memperkaya pengetahuan, sikap dan ketrampilan, serta pengalaman yang
tidak langsung diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah social
b. Peserta didik berkesempatan untuk menyalurkan perasaan yang terpendam
sehingga mendapat kepuasan, kesegaran, dan kesehatan jiwa
c. Sekalipun bukan tujuan metode ini, melalui simulasi dapat dikembangkan
bakat dan kemampuan yang mungkin dimiliki oleh peserta didik, misalnya
dalam seni drama, bermain peran, dan sebagainya.
2.7 Kekurangan Metode Simulasi
a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan
sempurna dengan kenyataan di lapangan atau dalam kehidupan.
b. Tidak jarang simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sedangkan fungsinya
sebagai alat belajar jadi terabaikan
c. Pelaksanaan simulasi sering menjadi kaku, bahkan jadi salah arah, karena
kurangnya pengalaman ketrampilan atau penguasaan siswa terhadap
masalah social yang diperankan
d. Simulasi dipengaruhi oleh faktor- faktor emosional seperti rasa malu, ragu-
ragu, atau takut yang dapat mempengaruhi peserta didik dalam melakukan
simulasi.

Anda mungkin juga menyukai