Bab I - V PDF
Bab I - V PDF
SKRIPSI
OLEH
RADIAN SYAPUTRA
NIM : 08C20101056
SKRIPSI
OLEH
RADIAN SYAPUTRA
NIM : 08C20101056
dengan alam sekitarnya, suatu tanaman mempunyai daya pendekatan pada alam
atau kondisi fisik tertentu sehingga tidak semua tanah dapat diusahakan pada
apapun termasuk saat krisis Indonesia, sektor pertanian ikut berperan penting
dalam pemulihan ekonomi di Indonesia, sektor pertanian juga menjadi salah satu
kemiskinan.
Sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung tenaga kerja,
dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. Pada dasarnya sektor
pertanian merupakan suatu sektor yang mempunyai ruang lingkup yang luas yang
dapat dimanfaat dalam beberapa sub sektor yang dimiliki oleh kegiatan usaha tani
keuntungan menjadi lebih tinggi. Produksi dan produksi tidak lepas dari faktor-
kerja rendah pula. Salah satu penyebab rendahnya produksi tenaga kerja adalah
lambannya peningkatan upah riil buruh pertanian. Faktor- faktor produksi yang
dimiliki petani umumnya memiliki jumlah yang terbatas tetapi disisi lain petani
faktor produksi usahatani padi secara efisien yaitu dengan menghitung efisiensi
secara alokatif. Efisiensi alokatif menujukkan hubungan antara biaya dan output,
sekecil-kecilnya
dan terlaksananya program 10 juta ton beras, dan juga membuka lahan- lahan baru,
24 Juni 2013
jalan dengan mengubah cara orientasi petani yang sub sistem kearah petani
diminati oleh petani, karena harga jualnya yang relatif tinggi dan mudah untuk di
pohon dan ketinggian lima meter, tanaman coklat adalah tanaman tahunan jika
dibudidayakan dengan baik maka hasil produksi juga akan ikut meningkat yang
Kecamatan Darul Makmur yang mana produksi coklat mencapai angka 302 Kg/ha
Kabupaten Nagan Raya hal ini dikarenakan coklat merupakan salah satu
masyarakat, karena tanaman ini dapat berproduksi sepanjang tahun sehingga dapat
sangat tergantung pada pendapatan hasil coklat, tingkat harga pasar yang dinilai
sangat strategi menjadi coklat sebagai sumber pendapatan yang dapat menjanjikan
Prospek yang sangat tinggi, tanaman coklat merupakan sebagai salah satu
komoditi yang banyak diminati oleh para petani dalam berusahatani. Untuk
mengatahui luas lahan tanaman coklat, rata-rata dan jumlah petani kepala keluarga
pada 1 berikut:
Tabel 1
Keadaan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Coklat
di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
Luas
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Areal
(ha) (Ton ) Kg/ha
1 Darul Makmur 1258 380 302
2 Tripa Makmur 1606 391 243
3 Kuala 824 148 180
4 Kuala Persisir 421 60 143
5 Tadu Raya 130 64 492
6 Beutong 336 81 241
7 Beutong Ateuh Banggalang 5 3 600
8 Seunangan 417 95 228
9 Suka Makmue 308 83 270
10 Seunagan Timur 66 25 377
Jumlah 5371 1330 248
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nagan Raya 2013
5
seluas 5372 ha dengan tingkat produksi 1330 ton dan tingkat produksi tanaman
coklat yang dihasilkan di Kabupaten Nagan Raya tahun 2012 yaitu sebesar 248
Kecamatan Kuala dengan produksi sebesar 180 Kg/ha, dan Kecamatan Kuala
Pesisir dengan produktivitas sebesar 143 Kg/ha, dan Kecamatan Tadu Raya
masalah dalam penelitian ini adalah: Berapa besar pengaruh luas lahan, tenaga
kerja, dan biaya produksi terhadap produksi coklat di Kecamatan Darul Makmur
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh luas
lahan, tenaga kerja, dan biaya produksi terhadap produksi coklat di Kecamatan
1. Penulis.
Guna untuk menambah wawasan penulis dan untuk mengetahui apa saja
2. Lingkungan Akademik.
Bab kedua ini membahas tentang Konsep Petani dan Pertanian, Produksi,
Hipotesis.
Bab keempat ini penulis membahas tentang hasil dan pembahasan yang
hasil penelitian.
pertanian. Definisi petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan
dari kegiatan itu. Pengertian petani yang dikemukakan tersebut di atas tidak
pertanian.html.
Bertolak dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa antara petani dan
pertanian tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu
Menurut (Slamet, 2000, h. 18-19) petani asli adalah petani yang memiliki
tanah yang dimiliki seorang petani, dia tetap disebut petani asli jika dia memiliki
tetapi tanah yang dikuasainya itu bukan miliknya sendiri, dia tidak bisa disebut
sebagai petani asli, melainkan petani ketengan. Menurutnya, seluas apapun tanah
yang dikuasai oleh petani ketengan, dia belum bisa disebut orang kaya. Karena
itu, tidak mengherankan jika seorang petani ketengan tidak dapat meningkatkan
asli adalah petani yang memiliki tanah sendiri-bukan penyewa maupun penyakap-
terlepas dari apakah tanahnya itu digarap sendiri secara langsung maupun digarap
paling tidak konstruksinya tentang sosok petani yang ”sebenarnya” (the real
yang memiliki tanah sendiri adalah gambaran ideal sosok petani yang hidup dalam
konstruksi persepsi masyarakat. Di sini kita tidak bisa mendikotomikan ”asli” dan
”palsu“, melainkan”citra ideal” dan ”kenyataan empiri”. Ideal dalam konteks ini
tidak berarti hanya hidup dalam dunia ide dan harapan, karena bisa juga lahir dari
sebuah kenyataan yang pernah ada. Itu artinya, persepsi tersebut lahir dari sebuah
lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata ”asli” dalam kata ”petani”
menandakan bahwa secara historis apa yang disebut petani itu adalah orang yang
secara genuine adalah orang yang memiliki dan menggarap tanah miliknya sendiri
yang tidak terpisahkan dari kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya
terlletak pada soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan
bahwa alat produksi itu mutlak dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak
memiliki tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi
atas tanah. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep petani as li
menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, petani adalah sebuah
cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian besar petani. Oleh karena
sektor dan sistem pertanian harus menempatkan subjek petani sebagai pelaku
sektor pertanian secara utuh, tidak saja petani sebagai homo economicus,
melainkan juga sebagai homo socius dan homo religius. Konsekuensi pandangan
ini adalah dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat aturan
dan pola hubungan sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke dalam kerangka
h. 14-15)
2.2. Produksi
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada
menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Su’ud, ( 2007, h.
176) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah
keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
11
barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja,
mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia
(http://yprawira.wordpress.com/pengertian-dan-proses-produksi/diakses 6 januari
2014)
Jenis-jenis produksi
a. Produksi Barang
b. Produksi Jasa
a. Ekstraktif,
alam.
b. Agraris
pokoknya.
c. Perdagangan
Dagang atau bisnis kegiatan usahanya bergerak dalam kegiatan jual beli
Industri kegiatan usahanya mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau
setengah jadi.
e. Jasa
menerus tanpa berhenti dari satu mesin pindah ke mesin berikutnya dan akhirnya
bahan tersebut ketika keluar dari mesin yang terakhir sudah menjadi barang jadi
tidak mengalir secara terus menerus, tetapi setiap kali terputus atau terhenti untuk
mengolah input, baik berupa barang atau jasa yang lebih bernilai atau bermanfaat.
Menurut Noor (2007, h.148) faktor produksi adalah segala sesuatu yang
diperlukan untuk menghasilkan produksi. Faktor produksi ini antara lain meliputi
13
bahan baku, bahan penolong, teknologi dan pendapatan produksi, tenaga kerja
(manusia), dan energi. Menurut Sudarman dalam Kurnia, Sari (2011, h. 31) faktor
produksi adalah jenis-jenis sumber daya yang digunakan dan diperlukan dalam
suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Besar kecilnya barang
dan jasa dari hasil produksi tersebut merupakan fungsi produksi dari faktor
faktor produksi tetap (Fixed Input) adalah faktor produksi yang kuantitas nya
tidak bergantung pada jumlah yang dihasilkan dan input tetap akan selalu ada
meskipun output turun sampai dengan nol. Kedua, faktor produksi varibel
(Variable Input), yaitu faktor produksi yang jumlahnya dapat berubah dalam
waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan.
diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan
dengan baik. Di berbagai literatur faktor produksi ini dikenal pula dengan istilah
input, production faktor dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat
menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk,
obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang
produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi
atau juga disebut dengan faktor relationship. Biaya produksi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah biaya pembelian bahan baku dan upah tenaga kerja
tindakan menambah nilai benda atau setiap usaha menghasilkan barang atau jasa.
macam sumber menjadi barang dan jasa untuk dijual. Tanggung jawab manajer
menjadi hasil yang dapat dijual. Dua keputusan yang diperlukan akan menjadi
manufaktur.
produksi:
c. Disain tugas
2. Produksi sekunder atau pengelolaan kedua seperti kerajinan dan ind ustri.
2.3. Produktivitas
nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya.
(Sinungan, 2005, h. 10). Keadaan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan mutu
kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental
yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, akan
satuan waktu.
secara teori dapat dilakukan, akan tetapi dalam praktek sukar dilaksanakan,
terutama karena sumber daya masukan yang dipergunakan umumnya terdiri dari
16
banyak macam dan dalam proporsi berbeda. Sumber daya masukan dapat terdiri
dari beberapa faktor produksi seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, bahan
mentah dan sumber daya menusia itu sendiri. Produktivitas masing- masing faktor
berdiri sendiri.
manusia.
dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan keadaan
tujuan harus ada kerja atau keterpaduan dari unsur- unsur yang relevan
bekerja. Produktivitas orang yang bekerja pada lingkungan kerja yang baik dan
nyaman lebih tinggi produktivitasnya dari pada lingkungan kerja yang tidak
17
kehidupan.
solidaritas kelompok.
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari
input. Input bisa mencakup biaya produksi dan biaya-biaya lainnya. Output terdiri
maupun fisik (barang dan jasa) masukan yang sebenarnya. L. Greenberg dalam
totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode
pengorbanan yang dilakukan. Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo dalam
hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber (jumlah tenaga
kerja, modal, tanah, energi dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan
hasil tersebut.
Secara konsep produktivitas menurut piagam OSLA tahun 1984 adalah (J.
semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan
dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap
menjaga kualitas.
manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan
kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dala m
5. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan
tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat
membuat suatu barang atau untuk memperoleh suatu barang yang bersifat
ekonomis rasional. Jadi dalam pengorbanan ini tidak boleh mengandung unsure
ke harga pokok. Jenis dan perilaku biaya merupakan elemen kunci dalam proses
20
dibedakan atas.
1. Biaya variabel, yaitu biaya yang berubah-ubah secara langsung dengan tingkat
langsung.
2. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang bervariasi dengan tingkat aktivitas yang
3. Biaya tetap, yaitu biaya yang tidak terpengaruh oleh perubahan aktivitas tetapi
1. Biaya langsung, yaitu biaya yang langsung dibebankan pada aktivitas atau
2. Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang tidak dapat dikaitkan dengan produk
tertentu.
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual.
Menurut (Hansen dan Mowen, 2000, h. 24) biaya produksi adalah biaya
menurut Sutrisno (2001, h. 3) biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Biaya ini dikeluarkan oleh
departemen produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
kelompok biaya utama (prime cost). Upah pekerja langsung dan overhead pabrik
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor- faktor produksi dan bahan-
semakin tinggi maka produktivitas petani coklat akan semakin meningkat dan
sebaliknya jika penggunaan biaya produksi sed ikit maka produktivitas petani
coklat akan menurun. Jadi hubungan antara biaya produksi dengan produktivitas
digunakan oleh petani coklat, maka produktivitas akan semakin meningkat, dan
sebaliknya apabila biaya produksi yang digunakan sedikit oleh petani coklat maka
besar dalam suatu perekonomian, karena ikut memberikan kontribusi dalam hal
22
Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif dalam
penduduk dalam usia kerja (15-64 tahun) yang dapat menproduksi barang dan jasa
jika ada permintaan terhadap mereka dan mereka mau berpartisipasi dalam
aktivitas tersebut. Tenaga kerja atau man power terdiri dari angkatan kerja dan
1. Pengangguran (open unemployed), yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja
3. Bekerja penuh dimana dalam prakteknya suatu negara telah mencapai tingkat
penduduk bukan angkatan kerja yang non aktif secara ekonomi. Mereka terdiri
dari yang bersekolah, mengurus rumah tangga, penerima pensiun, mereka yang
hidupnya tergantung pada orang lain karena lanjut usia, cacat, dalam penjara atau
sakit kronis.
produktif atau penduduk yang berusia 15 sampai 50 tahun dan mereka dapat
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti
penelitian ini populasi yang diambil oleh penulis adalah seluruh petani coklat dari
lima desa yang sentral produksi coklat di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya yang berjumlah 78 petani. Jumlah petani dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 2
Nama Desa dan Jumlah Petani Coklat di Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
Jumlah Petani
No Nama Desa
Coklat
1 Ujong Lamie 23
2 Alu Wakie 18
3 Tuwi Buya 13
4 Suka Rame 9
5 Kuta Trieng 15
Jumlah 78
Sumber: Data Kantor Camat Darul Makmur Kab Nagan Raya 2013
tersebar pada 5 Desa. Dari jumlah populasi tersebut diambil sampel menggunakan
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
Berdasarkan rumus Slovin dengan nilai kritis (e) yang digunakan sebesar
10 persen, dengan jumlah populasi (N) sebesar 78. Dengan demikian jumlah
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
78
𝑛=
1 + 78 (10%)2
78
𝑛=
1 + 78 (0,1)2
78
𝑛=
1 + 78 (0,01)2
78
𝑛=
1 + 0,78
78
𝑛=
1,78
𝑛 = 43,82
23
1. Ujong Lamie = x 44 12
78
18
2. Alu Wakie = x 44 10
78
13
3. Tuwi Buya = x 44 8
78
9
4. Suka Rame = x 44 5
78
26
15
5. Kuta Trieng = x 44 9
78
Total sampel 44
1. Data Primer
Data primer adalah Data yang diperoleh secara langsung dari wawancara
Raya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung atau melengkapi data primer.
seperti prosedur yang berlaku serta literatur- literatur yang berkaitan dengan materi
yang diteliti data yang di ambil langsung dari Badan Pusat Statistik, Kantor Camat
1. Metode Angket
cara membaca buku, media cetak ataupun media elektronik seperti internet, yang
untuk mencari hubungan antara variabel independe tingkat produksi coklat yang
dibagi menjadi tiga unsur yaitu (X1 ) produksi, (X2 ) tenaga kerja, dan (X3 ) luas
lahan, dengan variabel dependen (Y) yakni produksi petani di Kecamatan Darul
Makmur dengan formulasi analisis regresi berganda, analisis korelasi dan uji t
yang akan diolah dengan menggunakan program komputer statistik SPSS dengan
Analisis ini digunakan sebagai alat, analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap suatu variabel terikat. (Hasan, 2009, h. 65).
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e ................................................. (1)
semilog menjadi:
Keterangan:
a = Nilai Konstanta Y
b = Slope
e = error
2. Analisis korelasi
Dimana:
r2 = Koefisien korelasi
3. Uji t
n = Jumlah sampel
r = Koefisien korelasi
4. Uji F
Menurut Nachrowi dan Usman (2006, h.16-17) uji hipotesis ini berguna
signifikat atau tidak signifikat. Uji F ini diperuntuhkan guna melakukan uji
29
𝑅2 /(𝑘−1)
𝐹= ................................................................................. (5)
1−𝑅2 /(𝑛−𝑘)
Dimana:
R2 = Koefisien determinasi
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Defenisi variabel yang digunakan
a. Produksi coklat adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh para petani
coklat dengan kurun waktu sekali panen, dengan satuan ukur (Kg)
c. Tenaga kerja, banyaknya orang yang bekerja dalam proses produksi coklat
d. Luas lahan adalah luas tanah yang ditanami tanaman coklat dalam setiap
(Produksi coklat)
a. Apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak H1 diterima, artinya bersamaan terdapat
pengaruh yang signifikan antara biaya produksi, tenaga kerja dan luas lahan
Raya.
b. Apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima H1 diterima, artinya bersamaan tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya produksi, tenaga kerja dan luas
Nagan Raya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Nagan Raya dengan luas wilayah 1.050.26 KM2 setelah pengumpulan
data yang berupa data Produksi coklat di Kecamatan Darul Makmur yang terdiri
dari lima Desa diantaranya Desa Ujong Lamie, Alue Wakie, Tuwi Buya, Suka
Rame, Kuta Trieng dari data tersebut jumlah sampel yang d iambil oleh penulis
melakukan analisis data yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar faktor-
faktor yang mempengaruhi Produksi coklat di Desa Ujong Lamie, Alue Wakie,
Tuwi Buya, Suka Rame, Kuta Trieng Kecamatan Darul Makmur. Berdasarkan
hasil analisis data yang digunakan adalah untuk membuktikan hipotesis tersebut
benar adanya. Desa Ujong Lamie, Alue Wakie, Tuwi Buya, Suka Rame, Kuta
dilihat berdasarkan dari Produksi, luas lahan, tenaga kerja, dan biaya produksi.
pembagian jumlah produksi dengan biaya produksi , luas lahan, dan tenaga kerja
Tabel 3
Tingkat Produksi Coklat di Desa Ujong Lamie, Alue Wakie, Tuwi Buya, Suka
Rame, Kuta Trieng Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya
No Produksi /1 kali Panen Jumlah Petani
(Kg) (Jiwa)
1 <50 17
2 50 s/d 100 23
Pada tabel 3 diatas, dapat terlihat bahwa produksi yang kurang dari 50 Kg
hanya diperoleh oleh 17 orang petani, pada tingkat produksi 51 sampai 100 Kg
terdapat 23 petani, sedangkan produksi dengan tingkat 101 sampai 150 Kg hanya
1 petani, dan pada tingkat produksi 151 sampai 200 Kg terdapat 3 petani.
Tabel 4
Jumlah Biaya Produksi Coklat dalam 1 kali penen di Desa Ujong Lamie, Alue
Wakie, Tuwi Buya, Suka Rame, Kuta Trieng Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No Biaya Produksi Jumlah Petani
(Rp) (Jiwa)
1 100,000 1
2 130,000 1
3 150,000 1
4 200,000 1
5 300,000 7
6 350,000 7
7 400,000 21
8 450,000 2
9 500,000 2
10 600,000 1
Sumber: Data Primer diolah Januari 2014
33
Pada tabel 4 dapat terlihat bahwa jumlah biaya produksi 100,000 sampai
dengan 200,000 terdapat 4 orang petani, biaya produksi 300,000 terdapat 7 orang
petani, selanjutnya biaya produksi 350,000 terdapat 7 orang petani, dan biaya
produksi dari 450,000 terdapat 2 petani, biaya produksi 500,000 terdapat 2 orang
Tabel 5
Jumlah Luas Lahan dan Tenaga Kerja dalam 1 Kali Panen di Desa Ujong Lamie,
Alue Wakie, Tuwi Buya, Suka Rame, Kuta Trieng Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No Desa Luas Lahan Tenaga Kerja
(ha) (Jam)
1 Ujong Lamie 16 491
Pada tabel 5 data terlihat bahwa jumlah jam kerja yang dibutuhkan oleh
petani dalam 1 kali panen tergantung dari luas lahan yang dimiliki, di desa Ujo ng
Lamie dengan luas lahan 16 ha jumlah jam kerja yang keluarkan 491 jam, dan di
desa Alue Wakie dengan luas lahan 12 ha jam kerja yang dikeluarkan oleh petani
sejumlah 620 jam, lain lagi di desa Tuwi Buya dengan luas lahan 8 ha dengan
jumlah jam kerja 286 jam, desa Suka Rame dengan luas lahan 5 ha jumlah jam
kerja sebanyak 173 jam, dan di desa Kuta Trieng dengan luas lahan 11 ha jumlah
membuktikan hipotesis penelitian dalam hal ini digunakan analisis regresi linier
berganda analisis korelasi dan uji t yang diolah melalui program komputer
Statistik SPSS, dengan variabel dependent (Y) dan variable independent (X)
Y = Produksi Coklat
X1 = Biaya Produksi
X2 = Tenaga Kerja
X3 = Luas Lahan
Berdasarkan hasil uji F (lihat hasil output SPSS pada tabel Anova) dari
hasil regresi berganda, diperoleh nilai F hitung sebesar 10.496 (lihat lampiran).
hasil diperoleh untuk F tabel adalah sebesar 2.839 (lihat lampiran tabel F).
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung > F tabel (10.496 >
2.839), maka H1 diterima. Dengan demikian hasil penelitian ini menjawab ada
pengaruh yang signifikan antara variabel Produksi coklat terhadap biaya produksi,
tenaga kerja, dan luas lahan di Kecamatana Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya.
disini hanya tiga faktor saja yang penulis teliti yaitu biaya produksi, tenaga kerja,
dan luas lahan. Untuk melihat seberapa besar pengaruh dari faktor- faktor tersebut,
biaya produksi digunakan untuk membiayai dalam proses produksi dalam 1 kali
panen, tenaga kerja untuk mempercepat proses menanam, luas lahan untuk
memperoleh panen banyak, analisis ini akan diwujudkan dengan pengolahan data
Makmur Kabupaten Nagan Raya, dengan menggunakan analisis ini secara konkret
berikut:
Tabel 6
Model Produksi Coklat, Biaya Produksi, Tenaga Kerja, Luas Lahan
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error Of
Model R R Square
Square the Estimate
1 .664 .440 .399 30.326
maka dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut berada diantara 0,60 – 0,799 artinya
bahwa hubungan yang terjadi kuat antara Produksi coklat dengan biaya produksi,
tenaga kerja dan luas lahan di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
Dari perhitungan diatas diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 43,56% yang
bearti bahwa variabel biaya produksi, tenaga kerja, luas lahan ikut berpengaruh
4.3.2. Uji Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikan Parsial (Uji t)
berpengaruh terhadap variabel biaya produksi, tenaga kerja dan luas lahan di
Dari hasil persamaan regresi linear berganda diatas dapat dijelaskan bahwa
nilai konstanta diperoleh sebesar -437.435 hal ini dapat diartikan bahwa jika
37
variabel Biaya Produksi (X1 ), Tenaga Kerja (X2 ), Luas Lahan (X3 ), nilainya
nilai sebesar 0,368, artinya adalah jika variable biaya Produksi coklat mengalami
nilai sebesr 0,773, artinya adalah jika variabel tenaga kerja mengalami penurunan
sebesar 1 jam, maka Produksi coklat akan mengalami kenaikan sebesar 0,773
Sementara itu koefisien regresi variabel luas lahan (X3 ), diperoleh nilai
sebesar 62.054, artinya adalah jika variabel luas lahan mengalami kenaikan
sebesar 1 Hektar, maka Produksi coklat akan mengalami kenaikan sebesar 62.054
Koefisien regresi yang diperoleh dari variabel yang bernilai positif artinya
adalah terjadi hubungan yang positif antara variabel independen dengan variabel
dependen, atau dengan kata lain semakin naik variabel independen maka semakin
naik pula variabel dependennya, sedangkan koefisien regresi yang bernilai negatif
artinya terjadi hubungan yang negatif antara variabel independen dengan variabel
dependen, atau dengan kata lain, semakin turun variabel independen maka
5.1. Simpulan
Raya dipengaruhi oleh biaya produksi, tenaga kerja, dan luas lahan.
62.054 X3, hal ini dapat diartikan bahwa jika variabel biaya produksi (X1 ),
tenaga kerja (X2 ), dan luas lahan (X3 ), diasumsikan nilainya = 0, maka
nilainya tetap.
produksi, tenaga kerja, dan luas lahan dengan keeratan hubungan 66,4%.
t hitung > t tabel (2.155 > 1.684), hal ini memberikan arti bahwa secara parsial
5.2. Saran
sebagai berikut:
39
dilakukan pengarahan atau penyuluhan kepada para petani, agar hasil panen
disarankan agar dapat mengaitkan variabel lain selain dari produksi coklat di
Duwi, Priyanto, 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Cetakan I.
Mediakom. Yogyakarta.
Hasan, Iqbal. 2009. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. PT. Bumi Aksara.
Jakarta
Jonathan Sarwono. 2005. Teori dan Praktik Riset Pemasaran dengan SPSS. Andi
Yogyakarta.
Ruslan, Rasadi. 2006. Publik Relation dan Komunikasi. PT. Raja Grafindo.
Jakarta
Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Https://www.ciputranetws.com/rill/pemerintah-bantu-petani-nagan-raya-rp12-8-
miliar. diakses pada tanggal 24 Juni 2013.