Anda di halaman 1dari 41

HANDOUT KULIAH

STRUKTUR SENYAWA ANORGANIK

Oleh:
DR. BAMBANG RUSDIARSO, DEA
DR. NURYONO, MS

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Juli 2007
2

1. Struktur Atom
- Spektra atom dan Teori Bohr
- Mekanika Gelombang: Bilangan kuantum,
Orbital atom, Konfigurasi elektron
- Tabel periodik dan Sifat atom

2. Model Ikatan dan Struktur


2.1 Senyawa Ionik
- Ikatan Ionik
- Energi Kisi
- Efek ukuran
- Karakter kovalen dalam ikatan ionik
2.2 Senyawa Kovalen
- Struktur Molekul dan VSEPR
- Elektronegativitas
- Teori Ikatan Valensi
- Struktur dan Hibridisasi

3. Teori Orbital Molekul (Pendahuluan)


4. Ikatan Antar Molekul
3

I. STRUKTUR ATOM

Komposisi atom:
Massa Muatan
Komponen
gram sma Coulomb sme
-24 -19
Proton 1,67x10 1,007276 +1,602x10 +1
-24
Neutron 1,67x10 1,007276 0 0
-28 -19
Elektron 9,11x10 0,0005486 -1,602x10 -1

Simbol Atom suatu Unsur:


A
Z X
X = nama unsur
A = bilangan massa (jumlah proton dan neutron)
Z = nomor atom (jumlah proton)

Pertanyaan:
Bagaimana penataan komponen itu dalam atom?

I.1 MEKANIKA KLASIK


I.1.1 MODEL RUTHERFORD:
- Atom merupakan sebagian besar ruang hampa
- Inti atom mempunyai muatan positif dan merupakan massa atom, sedangkan
elektron yang bermuatan negatif berada jauh di luar inti
- Elektron berputar mengelilingi inti

Model itu ditentang oleh Maxwell


“Apabila suatu partikel yang bermuatan bergerak, partikel itu akan menghasilkan
radiasi elektromagnetik”

I.1.2 MODEL ATOM BOHR


Cahaya (radiasi elektromagnetik):

υ = cλ
υ = frekwensi (Herzt)
c = laju cahaya (3,0x108 m/detik)
λ = panjang gelombang (m)
4

Spektra atom:

Gambar 1 Spektra kontinyu

Gambar 2 Spektra garis

Spektra atom hydrogen pada daerah visible


656,3 nm 486,1 nm 434,0 410,1 nm

merah hijau biru


Persamaan empiris Rydberg:
1/ λ = 109.789(1/n1-1/n2) cm-1, n = bilangan bulat postif

Pertanyaan:
Bagaimana menerangkan spektra garis?
5

Energi radiasi elektromagnetik (Energi foton):


Ef = h υ
h = tetapan Planck (6,626x10-34 J/dt)

Postulat Bohr tentang model atom hidrogen:


Perjabaran Bohr:
2
1 e
F =
4π ε 2
p (1)
0 r
2
m v
+
r F f = (2)
r
Keadaan seimbang
n=1
4 πε 0
n=2
e2 = ( m rv ) 2 (3)
mr
n=3
n=4 m = massa electron, kg
v = kecepatan gerak elektron
ε0 = 8,854x10-12 C2m-1J-1
(Permitivitas ruang hampa)

Nilai mrv yang diijinkan adalah kelipatan bilangan bulat n dari h/2Л
nh
m rv =
2π (4)
Persamaan (3) dapat diubah menjadi
πε 0 nh 2
e2 = ( )
mr π (5)
atau
ε 0 nh 2
r = ( )
πm e (6)
Energi total elektron, E = Ek + Ep

1 e2
E = (m v) −
2

2 4 πε 0 r (7)
6

me4 1
E =− ( )
8 ε 02 h 2 n 2 (8)

atau
A
En = −
n2 (9)
dengan

me4 −18
A= = 2,1 8 x 1 0 J
8ε 0 h
2 2

Penjelasan Spektra Atom:

1 1
Δ E 2 −1 = hν = E 2 − E 1 = A ( − )
n12 n 22 (10)

1 1 1 −1
= 109.730( − )cm
λ n12 n 22 (11)

A
0 n=∞
-A/16 n=4
-A/9 n=3
n=2
-A/4

-A n=1
Absorpsi Emisi
Masalah:
- Mengapa elektron berada pada orbit tertentu?
- Teori Bohr tidak mampu menjelaskan atom berelektron banyak
7

I.2 MODEL MEKANIKA GELOMBANG


Hipotesis de Broglie (1924):
“Jika Gelombang elektromagnetik dapat berkelakuan sebagai partikel maka partikel
juga dapat berkelakuan sebagai gelombang”
Einstein: Ef = mc2 dan Max Planck: E = h υ
E=h υ = mc2 atau λ = h/mc
Untuk partikel, c diganti v (kecepatan gerak partikel)
λ = h/mv Æ h = pλ

Jadi, elektron dalam atom memiliki sifat gelombang!


Æ Gelombang harmonis Æ Bilangan kuantum

Pertanyaan:
Bagaimana perilaku elektron dalam ruang tiga dimensi dan bagaimana fungsi
gelombang?

Schroedinger (1926) mengusulkan persamaan matematik untuk gelombang elektron


dalam atom hydrogen:

∂Ψ 2
∂Ψ ∂Ψ2
8mπ 2 2
+ + + (E − V ) = 0
∂x 2 ∂y 2 ∂z 2 h2
Ψ = amplitudo fungsi gelombang elektron
E = energi total sistem
V = energi potensial sistem
m = massa elektron
h = tetapan Planck
x, y, dan z = koordinat Cartesian
8

Penyelesaian untuk Ψ (disebut fungsi gelombang) didekati dengan koordinat polar:

z
cos θ = , → z = r cos θ
r
s
cos(90 − θ ) = sin θ = , → s = r cos θ
r
x
cos φ = , → x = s cos φ = r sin θ cos φ
s
y
sin φ = , → y = s sin φ = r sin θ sin φ
s
Ψ(r,θ,φ) = R(r)Θ(θ)Φ(φ)
R(r) = Fungsi gelombang radial (bergantung jarak)
Θ(θ)Φ(φ) = Fungsi gelombang angular (bergantung sudut)

Karena keboleh-jadian menemukan electron dalam volume tertentu sebanding


dengan Ψ2dτ (dτ = ukuran volume) maka Ψ harus:
- Bernilai tunggal
- Kontinyu
- Bernilai nol pada jarak tak terhingga
Penyelesaian Persamaan memunculkan 3 tetapan yang disebut bilangan kuantum
(n, l, dan ml)
Ψn,l,ml : penyelesaian pers. Schroedinger, disebut “Orbital”

I.2.1 Fungsi Gelombang Radial (R)


3/ 2
⎛Z⎞
R = 2⎜ ⎟ e− Zr / a0
⎝ a0 ⎠
3/ 2
⎛ 1 ⎞ ⎛ Z ⎞ ⎛ Zr ⎞ −Zr / a0
R = 2⎜ ⎟⎜ a ⎟ ⎜ 2 − a ⎟e
⎝ 2 2 ⎠⎝ 0 ⎠ ⎝ 0 ⎠
3/ 2
⎛ 1 ⎞⎛ Z ⎞ Zr −Zr / a0
R = 2⎜ ⎟⎜ ⎟ e
⎝ 2 6 ⎠ ⎝ a0 ⎠ a0
9

Probabilitas bergantung pada R2


10

I.2.2 Fungsi Gelombang Sudut (ΘΦ)


1/2
⎛ 1 ⎞
l = 0, m = 0 → ΘΦ = ⎜ ⎟
⎝ 4π ⎠
l

1/2
⎛ 3 ⎞
l = 1, m = 0 → ΘΦ = ⎜ ⎟ cosθ
⎝ 4π ⎠
l

1/2
⎛ 5 ⎞
l = 2, m = 0 → ΘΦ = ⎜ ⎟ (3 c o s 2 θ − 1)
⎝ 1 6π ⎠
l

Orbital s (l = 0, ml = 0)
11

-
+
+
+ -
-

Orbital p (l = 1, ml = 0, -1, +1)

Orbital d (l = 2, ml = 0, -1, +1, -2, +2)

I.2.3 Energi Orbital


12

I.2.4 Energi orbital 3d dan 4s

I.2.5 Hubungan antara n, l dan ml:


1. Dalam atom H, jika nilai n lebih rendah maka orbital lebih stabil dan energi hanya
bergantung pada nilai n. Untuk atom dengan electron lebih dari satu, energi juga
bergantung pada l
2. Jenis orbital ditentukan oleh bilangan kuantum l:
l = 0 Æ orbital s; l = 1 Æ orbital p; l = 2 Æ orbital d; l = 3 Æ orbital f.
3. Untuk setiap jenis l terdapat 2l+1 orbital, yaitu 1 untuk s (l=0), 3 untuk p(l=1), 5
untuk d(l=2), dan 7 untuk f(l=3), Angka itu menunjukkan jumlah nilai ml yang
menggambarkan orientasi orbital.
4. Ada sejumlah n jenis orbital dalam setiap tingkatan energi ke n.
5. Untuk semua orbital terdapat n-l-1 simpul dalam fungsi distribusi radial
6. Untuk semua orbital terdapat l permukaan simpul dalam fungsi distribusi sudut.

Bilangan kuantum spin, ms = + ½


7. Setiap orbital dapat terisi dua elektron, sesuai dua nilai ms yang diijinkan.

II. Konfigurasi Elektron dan Tabel Periodik Unsur


- Prinsip Aufbau
- Aturan Hund
Stabilitas ekstra konfigurasi spin parallel diberikan oleh energi pertukaran
N ( N − 1)
Eex = ∑ K N = jumlah elektron paralel
2
13

Shielding
Z2
Ee ≈ 2
n
Diharapkan:
Energi yang diperlukan untuk melepaskan electron (energi ionisasi) dari atom
meningkat secara kontinyu dengan peningkatan nomor atom.
Fakta: Tidak!

H(Z=1), EI = 1312 kJ/mol Li(Z=3), EI = 520 kJ/mol

Mengapa?
1. Jejari rerata 2s lebih besar daripada 1s
2. Elektron 2s1 ditolak oleh electron dalam (1s2 )
Inti ter-screening “shielding” oleh electron iner sehingga elektron valensi hanya
merasakan tarikan sebagian muatan inti total (muatan inti efektif).
14

Z* = Z – S, S adalah tetapan shielding

Orbital s mampu menembus ke inti Æ kurang terlindung oleh electron iner, tetapi
sebagai pelindung yang lebih baik daripada orbital lain. Urutan kekuatan sebagai
pelindung: 3s > 3p > 3d

Estimasi nilai S menurut Slater:


Untuk electron dalam orbital np dan ns:
1. Tulis konfigurasi electron sesuai urutan kelompok:
(1s)( 2s,2p)(3s,3p)(3d)(4s,4p)(4d)(4f)(5s,5p) dst
2. Elektron dalam kelompok sebelah kanan dari (ns,np) tidak memberi kontribusi S
3. Semua electron lain dalam (ns,n p) memberi kontribusi S masing-masing 0,35
4. Semua electron dalam kulit n-1 memberi kontribusi S masing-masing 0,85
5. Semua electron dalam kulit n-2 memberi kontribusi S masing-masing 1,00
Untuk electron dalam orbital nd dan nf: Aturan 2 dan 3 sama, 4 dan 5 menjadi
6. Untuk electron yang terletak di sebelah kiri kelompok nd dan nf memberi kontribusi
S masing-masing 1,00.

Hitung nilai S dan Z* untuk:


1. Elektron valensi dalam atom 7N
2. Elektron pada 4s dan 3d dalam atom 30Zn

Nilai Z* untuk unsur 1 - 36


15

TABEL PERIODIK UNSUR

SIFAT ATOM

1. Ukuran (Jejari) atom


- Bergantung pada kondisi saat pengukuran
- Dipengaruhi oleh n dan muatan inti efektif (Z*)
- Pada periode tertentu dari kiri ke kanan ukuran mengecil karena n tetap, Z* naik
- Pada satu golongan jejari meningkat karena Z* meningkat lambat, n bertambah
16

2. Energi ionisasi (EI)


- Dipengaruhi oleh jejari dan konfigurasi elektron
- Pada periode tertentu dari kiri ke kanan EI meningkat karena jejari menurun
- Pada satu golongan EI menurun karena jejari meningkat

3. Afinitas Elektron (AE)


- Dipengaruhi oleh jejari dan konfigurasi elektron
- Pada periode tertentu dari kiri ke kanan AE meningkat karena jejari menurun
- Pada satu golongan AE menurun karena jejari meningkat
17

II. MODEL STRUKTUR SENYAWA


II.1 SENYAWA IONIK
Æ melibatkan ikatan ionik
Sifat Senyawa ionik:
- Keras, titik lebur tinggi
- Rapuh
- Daya hantar listrik rendah dalam bentuk kristal, tinggi dalam bentuk larutan

Beberapa struktur satuan kristal senyawa ionik


18
19

ENERGI KISI (LATTICE ENERGY):

Energi yang dibebaskan apabila ion-ion dalam ujud gas gas yang saling terpisah
menyatu membentuk kristal.

M+(g) + X-(g) Æ MX(p)

Etol

r
E U0 Etot

Etar

Pers. Born-Lande

ANZ + Z − e 2 1
U0 = (1 − )
4πε 0 r0 n
U0 = energi kisi
A = Tetapan Madelung, bergantung pada struktur kristal
N = Bilangan Avogadro, 6,02 x 1023 pasangan ion/mol
Z+, Z- = muatan kation dan anion
π = 3,14159
n = eksponen Born, bergantung pada konfigurasi
ε0 = 8,85 x 10-12 C2J-1m-1
r0 = Jarak antar inti
e = muatan electron, 1,6 x 10-19 C
20

Nilai tetapan Madelung beberapa kristal:


Struktur Bil. Koordinasi A
Natrium klorida, NaCl 6:6 1,474756
Sesium klorida, CsCl 8:8 1,76267
Seng blenda, 4:4 1,63806
Wurtzit, 4:4 1,64132
Fluorit, 8:4 2,51939
Rutil, 6:3 2,408
β-Kristobalit, 4:2 2,298
Korundum, 6:4 4,1719

Nilai n beberapa konfigurasi


He 5
Ne 7
Ar, Cu+ 9
Kr, Ag+ 10
Xe, Au+ 12

Contoh soal:
Hitung energi kisi, U0, untuk natrium klorida!
r0 = penjumlahan jejari ion Na+ dan Cl- (2,83 x 10-10 m)
n = rerata dari Na+ dan Cl- (8)
U0 = -755 kJ/mol Æ energi kisi NaCl = 755 kJ/mol (energi yang dibebaskan apabila
ion Na+ dan Cl- dalam ujud gas menyatu membentuk kristal NaCl sebanyak 1 mol).
Eksperimen diperoleh 757 kJ/mol

Siklus Born-Haber:
• Pembentukan kristal ionik dari unsur-unsurnya dapat dinyatakan dengan suatu
siklus.
• Energi yang terlibat pada setiap proses dapat dinyatakan dengan perubahan
entalpi (ΔH)
21

Untuk NaCl diperoleh:


ΔHf = ΔHA(Na) + ΔHA(Cl) + ΔHEI + ΔHAE + U0

Beberapa perhitungan ΔH dengan siklus Born-Haber

1. ΔHf NaCl dan NaCl2dari U0 yang telah diketahui


U0 (298) -757 kJ/mol U0 (298) -2180 kJ/mol
ΔHEI(Na) +496 kJ/mol ΔHEI(Na) +496 kJ/mol
ΔHEI(Na+) +4562 kJ/mol
ΔHAE(Cl) -349 kJ/mol ΔHAE(Cl) -698 kJ/mol
ΔHA(Cl) +121 kJ/mol ΔHA(Cl) +242 kJ/mol

ΔHA(Na) +108 kJ/mol ΔHA(Na) +108 kJ/mol


ΔHf(NaCl) -381 kJ/mol ΔHf(NaCl2) +2530 kJ/mol
-411 kJ/mol
(eksperimen)

Untuk NaCl2
Z+ = 2
struktur NaCl2 sama dengan NaCl Æ A=2,52
U0 = -2189 kJ/mol

1. ΔHf CaF

U0 (298) -795 kJ/mol


ΔHEI(Ca) +590 kJ/mol
ΔHAE(F) -328 kJ/mol
ΔHA(Ca) +178 kJ/mol
ΔHf(CaF) -276 kJ/mol

Mengapa CaF tidak stabil?

2CaF Æ CaF2 + Ca ΔHr = -670 kJ/mol


ΔHf(CaF2) = -1220 kJ/mol

Jika struktur kristal tidak diketahui, Kapustinskii mengusulkan persamaan:


+ −
120.200vZ Z 34,5
U0 = (1 − )kJ / mol
r0 r0
ν = jumlah muatan + dan -
Latihan:
Dengan siklus Born-Haber, hitung ΔHf untuk CuCl dan CuCl2. Bagaimana
keberadaan di alam?
22

EFEK JEJARI ION


Jejari Ion Æ ditentukan dengan Kristalografer sinar-X

Faktor yang mempengaruhi jejari ion:


- Nomor atom/posisi dalam TPU
- Muatan
- Bilangan koordinasi
23

Bagaimana dengan jejari ion poliatomik? Misalkan NH4+ dan SO4=

- Ditentukan dari data ΔHf Æ U0 Æ r (disebut: Jejari termokimia)


r NH4+ = 151 pm dan r SO4= = 244 pm

Efisiensi Pengepakan kristal

+ - + -
- + -
-
+ - + -

+ - + -

- + - +

+ - + -

Manakah pengepakan yang stabil?


24

Perbandingan Jejari
- Stuktur Kristal dipengaruhi oleh perbandingan jejari r+/r-
- Perbandingan r+/r- untuk geometri octahedral dapat dihitung sbb.

-
2r- 45o -
-

+
-

-
-

2r− r- + 2r+ + r- = 2r- + 2r+


= cos 45o = 0,707
2r− + 2r+
r- = 0,707r- + 0,707r+ Ù 0,293r- = 0,707r+

r+ 0, 293
= = 0, 414
r− 0, 707

Perbandingan Jejari dan Bilangan Koordinasi (BK)


BK Geometri Perbandingan jejari Struktur
batas
4 Tetrahedral Wurtsit, Seng blenda
6 Oktahedral 0,414; 2,42 NaCl, rutil
8 Kubus 0,732; 1,37 CsCl, fluorit

12 Kuboktohedral Tidak ditemukan dalam kristal


ionik
1,000
Contoh:
Predeksikan struktur:
- BeS (rBe2+ = 59 pm, rS= = 170 pm)
- NaCl (rNa+ = 116 pm, rCl- = 167 pm)
- CsCl (rCs+ = 181 pm, rCl- = 167 pm)

Perubahan Struktur oleh perubahan perbandingan jejari:


Untuk Senyawa yang berbeda jumlah kation dan anion:
SrF2 (rSr2+ = 132 pm, rF- = 119 pm)
rSr2+/ rF- = 1,11 Æ BK maksimum Sr2+ = 8
rF- / rSr2+ = 0,90 Æ BK maksimum F- = 8 (boleh kurang)
25

Sesuai stoikiometri: BK Sr2+ dua kali dari BK F- Æ yang dimungkinkan fluorit.

Bagaimana dengan:
- SnO2 (rSn4+ = 83 pm, rO= = 0,126 pm)
- K2O (rK+ = 152 pm, rO= = 0,126 pm)

Beberapa fakta:
ZnS (r+/r- = 88 pm/170 pm = 0,52) Æ Wurtzit (bukan rutil!)
HgS (r+/r- = 0,68) Æ struktur wurtzit
Mengapa???

Karakter Kovalen dalam Ikatan Ionik


- Ikatan dua atom berbeda dapat dipandang sebagai ikatan campuran kovalen dan
ionic
- Jika ionic lebih dominan Æ disebut ikatan ionic dan sebaliknya
- Ikatan kovalen dapat didekati mulai dari ikatan ionic Æ dikenalkan oleh K. Fajans
- Fajans memandang adanya efek kation kecil dan bermuatan tinggi pada anion.
- Jika anion besar dan cukup “lunak”, kation mampu mempolarisasi anion dan
dalam keadaan ekstrim kation masuk ke awan electron menghasilkan ikatan
kovalen.

-
+ - - +
+

Efek Polarisasi

Fajans mengusulkan aturan yang mengestimasi kondisi di mana kation dapat


mempolarisasi anion dan memunculkan karakter kovalen.

Polarisasi meningkat apabila:


1. Kation berukuran kecil dan bermuatan tinggi
Potensial ionic kation Φ = Z+/r
Li+ = 14 Be2+ = 48 B3+ = 120
+ 2+
Na = 9 Mg = 28 Al3+ = 56
+ 2+
K =7 Ca = 18 Ga3+ = 49
4+ 5+ 7+
Si , P , dan Cl Æ tidak pernah ionik
2. Anion berukuran besar dan muatan tinggi
Polarizabilitas anion berkaitan dengan “kelunakan” Æ deformabilitas awan
electron
I-, Se2-, dan Te2-, As3- dan P3- Æ cenderung membentuk ikatan kovalen
Bagaimana dengan kation besar bermuatan rendah dengan anion kecil
bermuatan rendah?
3. Konfigurasi electron kation
- Φ Æ hanya mempertimbangkan muatan total ion (diasumsikan shielding
electron iner efektif 100%).
- Kekuatan mempolarisasi (polarizing power) bergantung pada muatan inti
efektif (Z* = Z-S).
26

- Untuk ion logam transisi di mana ada satu electron atau lebih dalam orbital d
(kurang baik melindungi inti) memiliki kekuatan lebih tinggi dalam mempolarisasi
anion.
- Kemampuan mempolarisasi ion dengan konfigurasi
(n-1)dxns0 > (n-1)s2(n-1)p6ns0
PP Hg2+ (BK = 6, r = 116 pm) > Ca2+ (r = 114pm)

Manfaat konsep polarisasi dalam menerangkan sifat senyawa:


1. Titik lebur atau titik didih
Senyawa Titik lebur (oC) Senyawa Titik lebur (oC)
BeCl2 405 LiF 845
CaCl2 782 LiCl 605
NaBr2 747 LiBr 550
MgBr2 700 LiI 449
AlBr3 97,5 CaCl2 782
HgCl2 276

2. Kelarutan garam dalam pelarut air


Senyawa Ksp
AgF Larut
AgCl 2x10-10
AgBr 5x10-13
AgI 8x10-17
3. Panjang ikatan Ag halida
Senyawa r+ + r- (pm) reks (pm) Δ
AgF 248 246 -2
AgCl 296 277 -19
AgBr 311 289 -22
AgI 320 281 -39
4. Dekomposisi MCO3 Æ MO + CO2
Senyawa Temperatur dekomposisi (oC)
BeCO3 Tidak stabil
MgCO3 350
CaCO3 900
SrCO3 1290
BaCO3 1360
CdCO3 350
PbCO3 350
27

2.2 SENYAWA KOVALEN


- Jika interaksi dua atom dari unsur yang sama atau sedikit berbeda sifatnya Æ
ikatan kovalen (sharing/penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom
yang berikatan)
- Gaya apa yang bekerja?
Contoh H2:

+ + + +

- Bagaimana atom-atom diikat bersama membentuk senyawa dan bagaimana


rumus dan struktur senyawa ditentukan oleh ikatan antar atom?

ELEKTRONEGATIVITAS (EN)

Pauling
- Definisi: Kekuatan atom dalam molekul untuk menarik pasangan electron ke dirinya
sendiri
- Skala EN dihitung dari “kelebihan” energi ikatan
Δ = 96.49 (ENA-ENB)2 atau ENA-ENB = 0,102√Δ

Contoh:
ikatan Cl-F memiliki energi ikatan sumbangan dari ikatan kovalen nonpolar dan polar
Kontribusi nonpolar (teoritik)
Enp = (ECl-Cl + EF-F)/2 = (242 +158)/2 = 200 kJ/mol
Eikat (eksperimen) = 255 kJ/mol,
Kontribusi polar (Δ) = 255–200 = 55 kJ/mol
ENA-ENB = √(55/96,49) = 0,76

- Panas pembentukan, ΔHf0, = Δ (untuk molekul AB)


- Untuk molekul ABn : ENA-ENB = 0,102√Δ/n

Untuk senyawa yang mengandung N dan O dikoreksi karena kestabilan ekstra N2


dan O2, masing-masing:
N2 = 942-(3x160) = 462 kJ/mol N2 atau 231 kJ/mol N
O2 = 494 – (2x142) = 210 kJ/mol O2 atau 105 kJ/mol O

-ΔHf0 = n x 96,49(ENA-ENB)2 – 231nN – 105nO

Karakter Ionik Parsial dalam Ikatan Kovalen

- Distribusi electron dalam ikatan kovalen atom tidak serupa biasanya tidak simetri
Æ lebih ke atom dengan EN lebih besar.
28

- Kovalen polar: gabungan antara struktur kovalen dan ionic


- Kovalen nonpolar (ΔEN) < 0,5
- Makin besar ΔEN, makin besar polaritas atau karakter ionic

Bagaimana menentukan polaritas / karakter ionic?

Pauling mengusulkan Æ Momen Dipol, μ

μ = muatan pada satu kutub x jarak antar kutub


(D, Debye), 1 D = 3,34x10-30 Cm

Contoh:
HF, jarak antar atom = 91,7 pm
Jika ionic sempurna (100%) Æ q = 1,6 x 10-19C
μ = 4,4 D
Fakta: μ = 1,98 D Æ karakter ionic = 1,98/4,4 = 45%

Latihan:
Molekul HCl memberikan μ = 1,03 D. Jika panjang ikatan 136 pm, tentukan berapa %
ionic molekul itu?

Pauling mengusulkan hubungan:


1
− ( )( EN A − EN B ) 2
FKI = 1 − e 4

FKI = Fraksi karakter ionic

%
Ionik

ΔEN
ΔEN < 0,5 (% ionic < ) Æ Kovalen
ΔEN > 1,7 (% ionic > 50 ) Æ Ionik
Muatan Atom Lewis-Langmuir (LL)
- MF Æ mengasumsikan bahwa semua ikatan 100% kovalen (EN sama)
- BO Æ mengasumsikan bahwa semua ikatan 100% ionic (EN berbeda jauh)
29

- Fakta: Ikatan berada di antara dua asumsi itu!!

Muatan LL Æ mengoreksi MF dengan memasukkan EN

Untuk molekul ABn:


EN A
MLL A = ∑ EV -∑ EB − 2∑ ( )
n EN A + EN B

Contoh:

MLLF dalam HF
4,0
MLL F = 7 - 6 - 2( = −0,29
4,0 + 2,2)
MLLF dalam BF (:B=F:)

4,0
MLL F = 7 - 2 - (3x2)( = +1,0
4,0 + 2,0)
(MF = +2)

Latihan:
Hitung MLL atom H dalam H2O, atom C dan C2H2, C dalam CO.

Untuk molekul diatomic, ikatan polar Æ molekul polar Æ senyawa polar


Untuk Molekul poliatomik, ikatan polar Æ molekul dapat polar atau nonpolar
bergantung geometri
Momen dipol molekul = resultan dipole semua ikatan

Contoh:
H2O Æ ikatan polar Æ molekul polar (V)
CO2 Æ ikatan polar Æ molekul nonpolar (Linear)

VSEPR DAN GEOMETRI MOLEKUL

- VSEPR (valence shell electron pair repulsion) Æ hukum Coulomb dan Prinsip
Pauli
- Pasangan electron valensi dalam atom menempati posisi sedemikian sehingga
tolakan antar pasangan serendah mungkin
- Untuk pasangan electron ikatan, posisi atom mengikuti posisi pasangan elektron
- 2 pasang Æ linear; 3 pasang Æ segitiga planar; 4 pasang Æ tetrahedral; 5
pasang Æ bipiramida segitiga; 6 pasang Æ octahedral

Pengaruh pasangan elektron bebas


- Tolakan PE-PE > PE-PI > PI – PI
- Mengapa sudut ikat dalam CH4>NH3>H2O
- Bandingkan sudut ikat NO2+, NO2 dan NO2-
30

TEORI IKATAN VALENSI

Bagaimana keterlibatan orbital atom pada pembentukan ikatan dalam molekul?

Slater dan Pauling: Ikatan kovalen terjadi akibat adanya overlap (penumpukan)
orbital atom Æ orbital molekul
Untuk molekul AB, fungsi gelombang orbital molekul, ΨAB:

Ψ AB = (1 − λ ) Ψ A (1 ) Ψ B ( 2 ) + Ψ A ( 2 ) Ψ B (1 ) + λ Ψ B (1 ) Ψ B ( 2 )
1444 42 4 4 44 3 1 42 43
Kovalen Ionik

Contoh:
1. Pembentukan molekul H2
1
A B

+ + + + +

1s 2 1s Overlap 1s-1s

Ψ H 2 = Ψ A (1) Ψ B ( 2 ) + Ψ A ( 2 ) Ψ B (1) = Ψ Kovalen


2. Pembentukan molekul HF

+ + + + +

1s 2p Overlap 1s-2p
Ψ HF = (1 − λ ) Ψ Kovalen + λ Ψ F (1 ) F ( 2 )
Molekul H2O diharapkan terbentuk dari overlap 1s(H) dengan 2p(O) Æ sudut HOH =
90o
Fakta: sudut HOH = 104,5o

Molekul NH3 diharapkan terbentuk dari overlap 1s(H) dengan 2p(N) Æ sudut HNH =
90o
Fakta: sudut HOH = 107,5o
31

Molekul CH4 diharapkan terbentuk dari overlap 1s(H) dengan 2p(C) Æ sudut HCH =
90o atau 1s(H) dengan 2p(C) Æ sudut HCH tak menentu.
Fakta: sudut HOH = 109,5o

Hibridisasi
- Pencampuran dua orbital atau lebih menghasilkan orbital baru (orbital hibrida)
- Jumlah orbital hibrida sama dengan jumlah orbital atom
- Tingkat energi semua orbital hibrida sama
- Fungsi gelombang orbital hibrida merupakan combinasi linear orbital atom

Untuk orbital hibrida sp, fungsi gelombang orbital hibrida:

1
Ψ sp ( 1 ) = ( Ψ s + Ψ p )
2
1
Ψ sp ( 2 ) = ( Ψ s − Ψ p )
2

+ + -

+ Ψsp(1) Ψsp(2)
- - +

+ +
Linear

Contoh: Molekul BeCl2


Hibridisasi s dan p menghasilkan 2 orbital hibrida sp (hasil penambahan dan
pengurangan orbital) yang orientasinya berlawanan Æ linear
32

Untuk orbital sp2:


1 2
Ψ 2
(1 )
= Ψ s + Ψ p
sp
3 3 x

1 1 1
Ψ 2
( 2 )
= Ψ s − Ψ p + Ψ p
sp
3 6 x
2 y

1 1 1
Ψ 2
( 3 )
= Ψ s − Ψ p − Ψ p
sp
3 6 x
2 y

Untuk sp3:
1 1 1 1
Ψ 3
(1 )
= Ψ s + Ψ p + Ψ p + Ψ p
sp
2 2 x
2 y
2 z

1 1 1 1
Ψ 3
( 2 )
= Ψ s − Ψ p − Ψ p + Ψ p
sp
2 2 x
2 y
2 z

1 1 1 1
Ψ 3
(3 )
= Ψ s − Ψ p + Ψ p − Ψ p
sp
2 2 x
2 y
2 z

1 1 1 1
Ψ 3
( 4 )
= Ψ s + Ψ p − Ψ p − Ψ p
sp
2 2 x
2 y
2 z

Geometri molekul dan hibridisasi:


33

Pembentukan ikatan rangkap:

Contoh: C2H4 dan C2H2

Ikatan dapat terjadi dari π(p-p) atau π(p-d)

Ikatan rangkap lebih kuat (energi ikat lebih besar, ikatan lebih pendek) daripada
ikatan tunggal

C-C C=C CΞC


Panjang ikatan, pm 154 134 120
Energi ikat, kJ/mol 356 682 962
N-N N=N NΞN
Panjang ikatan, pm 145 125 110
Energi ikat, kJ/mol 240 450 942

VSEPR dan Hibridisasi


- VSEPR (valence shell electron pair repulsion) Æ hukum Coulomb dan Prinsip
Pauli
- Pasangan electron valensi dalam atom menempati posisi sedemikian sehingga
tolakan antar pasangan serendah mungkin
- Untuk pasangan electron ikatan, posisi atom mengikuti posisi pasangan elektron
- Geometri ideal: 2 pasang Æ linear; 3 pasang Æ segitiga planar; 4 pasang Æ
tetrahedral; 5 pasang Æ bipiramida segitiga; 6 pasang Æ octahedral

Bagaimana keterlibatan Orbital atom?


Æ Hibridisasi
34

- Pencampuran dua orbital atau lebih menghasilkan orbital baru (orbital hibrida)
- Jumlah orbital hibrida sama dengan jumlah orbital atom
- Tingkat energi semua orbital hibrida sama
- Fungsi gelombang orbital hibrida merupakan kombinasi linear orbital atom

Untuk orbital hibrida sp, fungsi gelombang orbital hibrida:


1
Ψ sp ( 1 ) = ( Ψ s + Ψ p )
2
1
Ψ sp ( 2 ) = ( Ψ s − Ψ p )
2

+ -
+

+ - - +
Ψsp(1) Ψsp(2)

+ +
Linear
Contoh: Molekul BeCl2

Hibridisasi s dan p menghasilkan 2 orbital hibrida sp (hasil penambahan dan


pengurangan orbital) yang orientasinya berlawanan Æ linear

Untuk orbital sp2:


1 2
Ψ 2
(1 )
= Ψ s + Ψ p
sp
3 3 x

1 1 1
Ψ 2
( 2 )
= Ψ s − Ψ p + Ψ p
sp
3 6 x
2 y

1 1 1
Ψ 2
( 3 )
= Ψ s − Ψ p − Ψ p
sp
3 6 x
2 y

Untuk sp3:
35

1 1 1 1
Ψ 3
(1 )
= Ψ s + Ψ p + Ψ p + Ψ p
s p
2 2 x
2 y
2 z

1 1 1 1
Ψ 3
( 2 )
= Ψ s − Ψ p − Ψ p + Ψ p
s p
2 2 x
2 y
2 z

1 1 1 1
Ψ 3
( 3 )
= Ψ s − Ψ p + Ψ p − Ψ p
s p
2 2 x
2 y
2 z

1 1 1 1
Ψ 3
( 4 )
= Ψ s + Ψ p − Ψ p − Ψ p
s p
2 2 x
2 y
2 z

Pasangan elektron asimetri


- Tolakan PE-PE > PE-PI > PI – PI
ƒ Jika lone pair ada, sudut ikat lebih sempit daripada keadaan ideal
ƒ Lone pair elektron memilih ruang lebih besar: pada ekuatorial pada bipiramida
segitiga.
ƒ Jika semua ruang sama, lone pair saling berada pada posisi trans
- Ikatan rangkap menempati ruang lebih besar daripada ikatan tunggal
- Pasangan elektron ikatan pada substituen lebih elektronegatif menempati ruang
lebih sempit

Contoh soal:
- Mengapa sudut ikat dalam CH4>NH3>H2O
- Bandingkan sudut ikat NO2+, NO2 dan NO2-
- Mengapa sudut ikat PF3 = 97,7º, PCl3 = 100,3º, PBr3 = 101,0º, PI3 = 102º
- Mengapa sudut ikat NF3 = 102,3º, NH3 = 107,2º, OF2 = 103,1º, OH2 = 104,5º

Pengaruh Ukuran Atom Pusat:


- Mengapa sudut ikat NH3 = 107,2º, PH3 = 93,8º, AsH3 = 91,3º
- Mengapa sudut ikat OH2 = 104,5º, SH2 = 92º, SeH2 = 91º, TeH2 = 89,5º.
- Struktur merupakan hasil kompromi energi tolakan antar pasangan elektron dan
energi promosi.
- Hibridisasi memperbesar overlap (sp > sp2 >sp3 >> p)
36

E 3p

Sp3
Perubahan energi

Ehibridisasi P = 600 kJ/mol


3s

Hubungan antara sudut ikat dan hibridisasi untuk hibrida s-p:


s p −1
cos θ = =
s −1 p
s = karakter s; p = karakter p; θ = sudut ikat

Untuk CH4
0, 25
cos θ = = −0,333 → θ = 109,50
−0, 75
Untuk H2O Æ θ = 104,5o Æ p = 0,80 dan s = 0,20

Molekul bipiramida segitiga:


- PF5, rekuator = 153,4 dan raksial = 157,7 pm
- Hibridisasi sp3d Æ gabungan sp2 dan pd
- Overlap dengan sp2 lebih kuat daripada pd.
- Jika salah satu atom F diganti dengan substituen yang lebih elektronegatif,
substituen masuk ke posisi aksial Æ “apikofilisitas”

Aturan Bent:
“Substituen yang lebih elektronegatif menyukai orbital hibrida yang memiliki karakter
s kecil, dan substituen elektropisitif lebih menyukai orbital hibrida dengan karakter s
besar”

“Karakter p cenderung mengarah pada orbital dengan kovalensi lemah (baik


elektronegativitas maupun overlap) dan karakter s cenderung ke orbital dengan
kovalensi kuat (overlap besar dan elektronegativitas sama).

TEORI ORBITAL MOLEKUL


- Inti atom dalam molekul berada pada jarak setimbang
- Elektron yang ditambahkan menghasilkan orbital molekul (analog dengan orbital
atom)
- Prinsip eksklusif Pauli dan Hund juga berlaku pada pengisian elektron dalam
molekul
- Salah satu metode pendekatan untuk penetapan orbital molekul adalah Linear
combination of Atomic Orbitals (LCAO)
- Proses pembentukan OM sama dengan hibridisasi kecuali jumlah inti yang
mengontrol orbital lebih dari satu
37

Pembentukan orbital molekul AB:


ΨA
ΨB

Ψb = √½(ΨA + ΨB)
Ψb2

Ψa = √½(ΨA - ΨB) Ψa2

Jenis OM:

Contoh 1: Molekul Oksigen (O2)


38

Contoh 2: Molekul B2
39

Molekul Heteroatomik

Kovalen

Polar

Ionik
40

Contoh: Molekul HF

4. INTERAKSI ANTARMOLEKUL DAN INTRAMOLEKUL

Ikatan pada unsur dan senyawa


Periode 2:
- Gol 5,6, dan 7 membentuk unsur molekular diatomik
- Pembentukan ikatan rangkap lebih disukai (kekuatan ikatan π hampir sama
dengan ikatan σ)
Periodik 3 atau lebih:
- Menyukai pembentukan ikatan tunggal membentuk polimer
- Sifat beberapa unsur dan senyawa:
Gol 3 Gol 4 Gol 5 Gol 6
BCl3(g) CO2(g) N2(g) O2(g)
o o o
Td. 12,5 C Ts. -78,5 C Td. -195,8 C Td. -182,96 oC
Al2Cl6(s) SiO2(s) P4(s) S8(s)
Ts. 177,8 oC Tl. 2330 oC Tl. 590 oC Tl. 95,5 oC
- Gol 7 Æ semua membentuk molekul diatomik

Beberapa jenis interaksi antarmolekul:


41

Anda mungkin juga menyukai