Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS

TENTANG MP-ASI

DOSEN PEMBIMBING :
Veronica Vestine SST., M.Kes

DI SUSUN OLEH :
Fiska Fitrianingsih 17.030.047
Rosalita Putri A 17.030.067

PROGAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
dr. SOEBANDI JEMBER
JALAN dr. SOEBANDI NO. 99 TELP (0331) 484000 ; 425446
PATRANG – JEMBER

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya kepada kita semua sehingga kami dapat menyalesaikan makalah kami.
Dan yang telah memberikan dukungan kepada kami serta semua belah pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan malah ini sehingga tuntas
Kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dalam pembuatan, penyusunan dan
penyajian makalah ini masih belum lengkap sehingga kami memohon bimbingan, kritik serta
saran yang dapat membimbing kami kedepan agar menjadi lebih baik lagi.
Sekian dan terimakasih ,

Jember, 19 November 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kebutuhan nutrisi terbaik untuk bayi berusia 0 – 6 bulan adalah ASI.Tapi begitu menginjak
usia 6 bulan ke atas, asupan bayi harus ditambah dengan Makanan Pendamping ASI
(MPASI). Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah
karena tumbuh kembang. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk
maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI
yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini. Di minggu-minggu
pertama pemberian MPASI, berikan bubur beras dengan 1 macam sayuran atau 1 macam
buah. Kenalkan satu persatu. Jangan dicampuraduk menjadi satu. Biarkan ia belajar mengenal
Dalam pemberian MP-ASI perlu diperhatikan waktu pemberian MP-ASI ,frekuensi porsi,
pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemberiannya. Disamping itu perlu
pula diperhatikan pemberian makanan pada waktu anak sakit dan bila ibu bekerja di luar
rumah. Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan
gizi bayi, namun juga merangsang keterampilon makan dan merangsang rasa percaya
diri.rasa tiap jenis makanan yg masuk ke dalam mulutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian MPASI
2. Apa jenis MP ASI
3. Apa Menu Tunggal ?
4. Apa Menu 4 Bintang
5. Bagaimana pemberian menu makanan
6. Bagaimana cara pengolahan dan penyimpanan MP-ASI sesuai kelompok usia bayi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian MP-ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan
kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI merupakan proses transisi
dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses
ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari
refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan
memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang. Pengenalan dan
pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai
dengan kemampuan pencernaan bayi/anak .Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal
kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak
yang bertambah pesat pada periode ini.
Jenis Makanan Tambahan
a. Makanan Tambahan Lokal
Makanan tambahan lokal adalah makanan yang diolah di Posyandu, rumah tangga, terbuat
dari bahan makanan yang tersdia didaerah setempat, mudah diperoleh degan harga terjangkau
oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi oleh bayi. Makanan
tambahan lokal ini disebut juga MP ASI Lokal. (Depkes, RI 2006).
b. Makanan Tambahan Olahan Pabrik
Makanan tambahan hasil olahan pabrik adalah makanan yang disediakan dengan olahan dan
bersifat instan dan beredar di pasaran untuk menambah energi dan zat-zat gizi esensial pada
bayi. (Depkes, RI 2006). Makanan tambahan pabrikan disebut juga MP ASI Pabrikan atau
makanan komersial. Secara komersial makanan bayi tersedia dalam bentuk campuran instan
atau biskuit yang dapat langsung dimakan secara langsung atau dapat dijadikan bubur.
(Wiryo, 2002).
Mengapa Perkenalan Makanan Pendamping ASI Harus Dimulai Pada Usia 6 Bulan?
Penundaan pemberian makanan padat sampai bayi berusia 6 bulan berlaku bagi yang
mendapatkan ASI, ASI eksklusif dan juga susu formula.
1. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia
berusia enam bulan
ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki
kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi
dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare,
sudden infant death syndrome/SIDS - sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga
dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi.
Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6
bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Organisasi Kesehatan Dunia – WHO
mengatakan: “ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan
makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi.Evaluasi pada bukti-bukti
yang telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam pemberian makan kepada bayi. ”
Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng daripada yang
tersedia didalam ASI – pada titik inilah, nutrisi tambahan bisa diperoleh dari sedikit porsi
makanan padat. Bayi-bayi tertentu bisa minum ASI hingga usia 12 bulan atau lebih – selama
bayi anda terus menambah berat dan tumbuh sebagaimana mestinya, berarti ASI anda bisa
memenuhi kebutuhannya dengan baik.
2. Menunda pemberian makanan padat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi
terhadap berbagai penyakit
Meskipun bayi terus menerima imunitas melalui ASI selama mereka terus disusui, kekebalan
paling besar diterima bayi saat dia diberikan ASI eksklusif. ASI memiliki kandungan 50+
faktor imunitas yang sudah dikenal, dan mungkin lebih banyak lagi yang masih tidak
diketahui. Satu studi memperlihatkan bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan+
mengalami infeksi telinga 40% lebih sedikit daripada bayi yang diberi ASI ditambah
makanan tambahan lain. Probabilitas terjadinya penyakit pernapasan selama masa kanak-
kanak secara signifikan berkurang bila bayi diberikan ASI eksklusif setidaknya selama 15
minggu dan makanan pada tidak diberikan selama periode ini. Lebih banyak lagi studi yang
juga mengaitkan tingkat eksklusivitas ASI dengan meningkatnya kesehatan (lihat faktor
imunitas pada susu manusia dan Resiko pemberian makanan instan).
3. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem penernaan bayi
untuk berkembang menjadi lebih matang
Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun secara
psikologis, pada usia 6 – 9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem
pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan
baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan (gangguan pencernaan,
timbulnya gas, konstipasi dll). Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap.
Asam lambung dan pepsin dibuang pada saat kelahiran dan baru dalam 3 sampai 4 bulan
terakhir jumlahnya meningkat mendekati jumlah untuk orang dewasa. Amilase, enzim yang
diproduksi oleh pankreas belum mencapai jumlah yang cukup untuk mencernakan makanan
kasar sampai usia sekitar 6 bulan. Dan enzim pencerna karbohidrat seperti maltase,
isomaltase dan sukrase belum mencapai level oranga dewasa sebelum 7 bulan. Bayi juga
memiliki jumlah lipase dan bile salts dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak
belum mencapai level orang dewasa sebelum usia 6-9 bulan.
4. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang
dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik
Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat
termasuk:
1. Bayi dapat duduk dengan baik tanpa dibantu.
2. Reflek lidah bayi sudah hilang dan tidak secara otomatis mendorong makanan padat keluar
dari mulutnya dengan lidah
3. Bayi sudah siap dan mau mengunyah.
4. Bayi sudah bisa “menjumput”, dimana dia bisa memegang makanan atau benda lainnya
dengan jempol dan telunjuknya. Menggunakan jari dan menggosokkan makanan ke telapak
tangan tidak bisa menggantikan gerakan “menjumput”.
5. Bayi kelihatan bersemangat untuk ikut serta pada saat makan dan mungkin akan mencoba
untuk meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut.
Sering kali kita mengatakan bahwa salah satu tanda bahwa bayi sudah siap untuk menerima
makanan padat adalah bila bayi terus menerus ingin menyusu (kelihatan tidak puas setelah
diberikan ASI/susu)-walaupun dia tidak sedang dalam keadaan sakit, akan tumbuh gigi ,
mengalami perubahan rutinitas atau mengalami pertumbuhan yang tiba-tiba. Meskipun
demikian, sulit untuk menentukan apakah peningkatan kebutuhan untuk menyusui itu
berhubungan dengan kesiapan bayi untuk menerima makanan padat.
Banyak (bahkan sebagian besar) bayi usia 6 bulan yang mengalami pertumbuhan yang tiba-
tiba, tumbuh gigi dan mengalami berbagai perkembangan – dalam satu waktu, yang pada
akhirnya bisa menyebabkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui. Yakinkan bahwa anda
melihat semua tanda-tanda kesiapan untuk menerima makanan padat sebagai suatu kesatuan,
karena bila bayi hanya menunjukkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui, itu bukanlah
tanda kesiapannya untuk menerima makanan padat.
5. Menunda pemberian makanan padat mengurangi resiko alergi makanan
Berbagai catatan menunjukkan bahwa memperpanjang pemberian ASI eksklusif
mengakibatkan rendahnya angka insiden terjadinya alergi makanan (lihat Referensi alergi dan
Resiko Pemberian Makanan Instan). Sejak lahir sampai usia antara empat sampai enam
bulan, bayi memiliki apa yang biasa disebut sebagai “usus yang terbuka”. Ini berarti bahwa
jarak yang ada di antara sel-sel pada usus kecil akan membuat makromolekul yang utuh,
termasuk protein dan bakteri patogen, dapat masuk ke dalam aliran darah.
Hal ini menguntungkan bagi bayi yang mendapatkan ASI karena zat antibodi yang terdapat di
dalam ASI dapat masuk langsung melalui aliran darah bayi, tetapi hal ini juga berarti bahwa
protein-protein lain dari makanan selain ASI (yang mungkin dapat menyebabkan bayi
menderita alergi) dan bakteri patogen yang bisa menyebabkan berbagai penyakit bisa masuk
juga.
Dalam 4-6 bulan pertama usia bayi, saat usus masih “terbuka”, antibodi (slgA) dari ASI
melapisi organ pencernaan bayi dan menyediakan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya
penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi. Bayi mulai memproduksi antibodi
sendiri pada usia sekitar 6 bulan, dan penutupan usus biasanya terjadi pada saat yang sama.
Syarat Pemberian Makanan Pendamping ASI
Makanan tambahan untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik, yaitu rupa dan aroma
yang layak. Selain itu, dilihat dari segi kepraktisan, makanan bayi sebaiknya mudah
disiapkan dengan waktu pengolahan yang singkat. Makanan Pendamping ASI harus
memenuhi persyaratan khusus tentang jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi seperti
protein, energi, lemak, vitamin, mineral dan zat-zat tambahan lainnya.
Menurut Muchtadi (2004) hal- hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian
makanan tambahan pada bayi adalah sebagai berikut :
a. Makanan bayi (termasuk ASI) harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi.
b. Makanan tambahan harus kepada bayi yang telah berumur 6 bulan sebanyak 4-6
kali/hari.
c. Sebelum berumur 2 tahun bayi belum dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa.
d. Makanan campuran ganda (multi mix) yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, dan
sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik ditinjau dari nilai gizinya maupun sifat fisik
makanan tersebut.
e. Makanan harus diolah dari bahan makanan yang bersih dan aman. Harus dijaga
keamanan terhadap kontaminasi dari organ biologi berbahaya seperti kuman, virus, parasit
dan zat kimia, racun yang berbahaya, mulai dari persiapan bahan makanan, pengolahan,
penyimpanan, distribusi sampai dengan penyajian.
f. Bahan lainnya dapat ditambahkan untuk mempertahankan konsistensi dan rasa makanan
asal tidak mengandung zat berbahaya, misalnya gula, garam, cokelat dan lainnya.
Berdasarkan uraian diatas, makanan tambahan bayi sebaiknya memiliki beberapa kriteria
sebagai berikut :
1. Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi.
2. Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan mineral yang cocok.
3. Dapat diterima oleh alat pencernaan yang baik.
4. Harganya relatife murah
5. Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal.
6. Bersifat padat gizi.
7. Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah sedikit kandungan
serat kasar yang terlalu banyak justru akamengganggu pencernaan bayi (Jahari, 2000)
Berikut ini beberapa zat gizi yang harus terkandung dalam Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI) untuk bayi:
Tabel 1 Nilai Gizi MP-ASI ( dalam 100 gr bahan makanan )

Zat Gizi Unit Jumlah


Energi kcal › 400
Protein Gr › 15
Lemak Gr ›6
Serat Gr ‹5
Vitamin A Iu 1664
Vitamin C Mg 48
Vitamin B12 µg 1,2
Tiamin Mg 0,128
Riboflavin Mg 0,488
Niasin Mg 4,8
Asam Folat µg 60
Vitamin E Mg 5
Vitamin D µg 10
Fe Mg 8
Ca Mg 200
Zn Mg 4

Jenis Makanan Pendamping ASI dan waktu pemberiannya


Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun
jumlahnya yang disesuaikan dengan kemampuan pencernaan bayi dan anak. Tahapan tersebut
adalah :
1. Makanan bayi berumur 0-4 bulan
a. Hanya ASI saja (ASI Eksklusif)
b. Hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit pertama setelah
melahirkan.
c. Dengan menyusui akan terbina hubungan kasih saying antara ibu dan anak
d. Berikan kolostrum, karena mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang dibutuhkan
bayi.
e. Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi.
2. Makanan bayi berumur 4-6 bulan
a. Pemberian ASI tetap diteruskan sesuai keinginan anak.
b. Bentuk makanan lumat, halus, aktivitas bayi sudah mempunyai reflex mengunyah
c. Contoh makanan lumat antara lain psang yang dilumatkan, papaya yang dilumatkan,
biscuit yang ditambahkan air susu, bubur susu.
d. Diberikan 2 kali sehari, setiap kali pemberian 2 sendok makan sedikit demi sedikit.
e. Diberikan sambil mengajak bicara kepada bayi untuk menimbulkan sentuhan kasih
sayang.
f. Jangan sekali-kali MP-ASI diberikan dengan dot sambil tiduran karena dapat
menyebabkan infeksi telinga.
3. Makanan bayi berumur 6-9 bulan
a. Pemberian ASI tetap diteruskan
b. Bentuk makanan lumat karena alat cerna bayi sudah lebih berfungsi, contoh : nasi tim,
bubur susu.
c. Berikan 2 kali sehari setelah diberikan ASI.
d. Porsi tiap pemberian sebagai berikut :
· Pada umur 6 bulan : 6 sendok makan
· Pada umur 7 bulan : 7 sendok makan
· Pada umur 8 bulan : 8 sendok makan
· Pada umur 9 bulan : 9 sendok makan
· Untuk menambah nilai gizi, nasi tim dapat ditambah sumber zat lemak sedikit demi
sedikit, seperti santan, margarine, minyak kelapa.
· Bila bayi masih lapar, ibu dapat menambahnya.
4. Makanan bayi umur 9-12 bulan
a. Pemberian ASI tetap diberikan
b. Pada umur ini bayi diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap dengan
takaran yang cukup.
c. Bentuk makanan lunak.
d. Berikan makanan selingan satu kali sehari.
e. Makanan selingan usahakan bernilai tinggi seperti bubur kacang hijau, bubur sumsum.
f. Biasakan mencampurkan berbagai lauk pauk dan sayuran kedalam
makanan lunak secara berganti-ganti. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak dini
berpengaruh baik dalam kebiasaan makan.
5. Makanan bayi umur 12-24 bulan :
a. Frekuensi pemberian ASI dikurangi sedikit demi sedikit.
b. Susunan makanan terdiri dari makanan pokok lauk-pauk sayuran dan buah.
c. Besar porsi adalah separuh dari makanan orang dewasa.
d. Gunakan angka ragam bahan makanan setiap harinya.
e. Diberikan sekurang-kurangnya tiga kali sehari.
f. Berikan makanan selingan dua kali sehari.
g. Anak dilatih untuk makan dan cuci tangan sendiri.
h. Biasakan anak mencuci tangannya sebelum dan sesudah makan.
i. Biasakan anak makan bersama-sama keluarga
Penyusunan Menu Untuk Balita
Menyusun menu untuk balita ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar menu tersusun
dengan baik sesuai dengan persyaratan makanan bagi balita. Penyusunan menu balita
berdasarkan kepada persyaratan pengaturan makanan bagi balita telah dijelaskan secara rinci
pada Bab sebelumnya. Selain itu juga mengacu kepada kecukupan gizi bagi balita yaitu 1250
– 1750 kaoril per hari dan 23-32 gram protein, variasi penggunaan bahan makanan, dan
pengenalan berbagia rasa dari makanan dan bahan makanan itu sendiri.
Penyusunan menu yang baik bagi balita akan membantu ibu dalam memulai pendidikan gizi
bagi anak. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang seimbang sangat menentukan pola dan
kebiasaan makan ketika umur mereka beranjak remaja. Bahkan jika menu seimbang sudah
diterapkan sejak dini akan membantu membentuk pola makan hingga dewasa.
Jika berbagai persyaratan dalam pengaturan makanan sudah dijelaskan sebelumnya, maka
sekarang kita dapat melihat contoh dari menu untuk balita yang disusun berdasarkan pola
makanan sehat dan gizi seimbang.
Balita penuh dengan imajinasi. Untuk itu imajinasi mereka dcapat kita gunakan untuk
meningkatkan nafsu makan balita yang sering mengalami gangguan. Bentuk dari makanan
yang disajikan turut mempengaruhi selera makan pada balita. Selain itu variasi dalam warna
juga menggugah selera mereka untuk mencicipi hidangan yang disajikan. Namun perlu
diingat porsi untuk balita masih kecil, begitu juga denan potongan makanan yang disajikan.
Selain itu makanan yang menyulitkan mereka saat makan sebaiknya dihindari, seperti ikan
yang bertulang halus dan banyak. Sebaiknya menggunakan ikan yang sudah difillet dan
sebagainya. Pada tabel berikut ini dapat kita lihat contoh susunan menu untuk balita perhari
dengan berbagai kombinasinya.
Selain itu, penyajian menu makanan balita juga harus diperhatikan, karena dapat
memengaruhi selera makan anak, baik dari penampilan, tekstur, warna, aroma, besar porsi,
dan pemilihan alat makan yang menarik. Di dalam menyusun menu, jadwal makan balita juga
harus diperhatikan. Penerapan jadwal makan yang teratur sangat penting
Sebab, hal tersebut akan membuat tubuh anak mengalami penyesuaian, kapan perut harus
diisi dan kapan tidak. Jika disiplin ini sudah tertanam pada diri dan ritme tubuh si anak,
ketika jam makan tiba, mereka tidak akan lagi menolak makan. Sebaliknya, jika jam makan
sesukanya, tidak jarang anak akan malas-malasan mengisi perutnya.
Sementara itu, membiasakan anak makan sesuai jadwal akan membuat pencernaannya lebih
siap dalam mengeluarkan hormon dan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan
yang masuk. Idealnya, pemberian makan balita adalah tiga kali makan utama yaitu sarapan,
makan siang, dan makan malam agar mempunyai keterampilan makan balita. Lalu, ditambah
dua kali makanan selingan.
Biasakan anak untuk sarapan pagi karena penting untuk persediaan energi dalam melakukan
aktivitas sepanjang hari. Apabila orangtua tidak menyempatkan diri sarapan secara teratur di
meja makan, jangan heran jika si anak juga enggan sarapan pagi.
Menu sarapan pagi tidak harus komplit susunan hidangannya (tidak selengkap hidangan
makan siang atau malam). Porsinya pun juga lebih sedikit. Cukup dengan satu hidangan
terpadu untuk menu sarapan pagi, misalnya dengan omelet sayur, mie goreng, nasi goreng,
roti bakar ditambah susu atau jus buah. Hal yang perlu diingat adalah kalorinya telah
memenuhi kebutuhan gizi tubuh. Selain itu, buatlah menu sarapan pagi yang praktis.
Susunan menu makan siang atau malam biasanya lengkap komposisinya. Terdiri atas
makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, dan buah. Hanya, untuk makan malam
tidak harus ada buah. Pengaturan ini sesuai dengan triguna makanan (susunan makanan
seimbang untuk tumbuh kembang balita yang harus terdiri atas tiga golongan besar bahan
makanan). Besarnya porsi makanan untuk balita harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan makannya. Selain itu, perhatikan juga cara penyajiannya. Buat semenarik
mungkin untuk menggugah selera makan anak.
Anak perlu makanan selingan/ di sela-sela makanan utamanya. Penting diketahui, bahwa
pemberian makanan selingan adalah untuk melengkapi komposisi gizi seimbang dalam sehari
yang mungkin belum terpenuhi lewat menu makanan utama. Oleh karena itu, yang
ditekankan bukan kandungan kalorinya, tapi zat gizi lain seperti protein, mineral, dan
vitamin. Makanan selingan ini dapat berupa kue, biskuit, atau jus buah.
B .MP-ASI MENU TUNGGAL
Dalam panduan MPasi WHO menu tunggal, adalah menu yang terdiri hanya satu bahan
makanan saja. Dan, diberikan pada bayi ketika berusia 180 hari, terhitung pemberian menu
tunggal adalah 1-14 hari atau selama dua minggu. Menu tunggal apa saja, beraneka ragam.
Namun agar bayi tidak terkejut, saya memutuskan untuk memberikan menu tunggal pertama
buat Pendar: puree pisang ambon. Selain kandungannya bagus, mudah dicerna, lembut,
rasanya lezat. Kebanyakan bayi menyukainya. Dalam pemberian MPasi menu tunggal, kita
harus mengamati reaksinya pada bayi. semua proses MPasi menu tunggal saya saring, karena
tekstur disaring secara manual lebih bagus ketimbang diblender. Lidah bayi lebih bisa
merasakan teksturnya. Tapi perlu waktu dan tenaga ekstra. Yang terpenting MPasi jangan
encer, tapi kental sehingga saat diterbalikan MPasi tidak tumpah dari mangkuknya. Cuma
dalam prosesnya puree pir, melon, meski kental tetap tidak berbentuk padat. Jika bayi anda
mengalami alergi. Stop menu yang membuat alergi tersebut dan coba lagi sebulan kemudian.
Berikut ini beberapa MPasi menu tunggal
 Puree Apel Merah (dikukus)
 Pure Pisang Ambon
 Puree Kabocha (karbohodrat)
 Kuning telur ayam kampung (protein hewani)
 Puree Melon
 Puree Ubi Ungu dikukus (karbohodrat)
Dalam menu tunggal ini, dicampurkan ASI untuk perisa maupun agar teksturnya tidak terlalu
kental. ASI tetap terus lanjut, meski sudah MPasi, sebab keuntungan ASI disaat sudah
mengenal MPasi akan membantu perkembangan sel-sel usus juga papilla lidah sehingga
nafsu makan bayi baik. Di dalam ASI juga terdapat enzim pencerna karbohidrat, lemak,
protein, sehingga asupan tercerna dengan baik.
C . MP-ASI MENU 4 BINTANG
Menu MPASI 4 bintang adalah makanan yang mengandung empat unsur gizi. Pertama
karbohidrat, yang bisa diperoleh dari beras merah, berah putih, jagung dan ubi-ubian. Kedua
protein, hewani yang bisa diperoleh dari daging ayam, daging sapi, telur atau ikan. Ketiga
protein nabati yang bisa didapat dari kacang-kacangan seperti tempe, tahu, kacang merah atau
kacang polong. Dan keempat sayuran seperti bayam, labu, brokoli, wortel dan lain-lain.
Tujuan pemberian MPASI 4 Bintang pun sangat penting untuk pertumbuhan si kecil, yaitu
untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan nutrisi lainnya, agar si kecil terhindar dari mal
nutrisi, berat badan rendah, ataupun stunting di kemudian hari.
Menu MPASI 4 bintang disarankan dikonsumsi pada setiap jam anak makan makanan pokok.
Sedangkan di sela-sela waktu makanan.
Contoh menu 4 bintang

1. BUBUR JAGUNG
 Blender:
 Jagung manis yang sudah dipipil (tambah air)
 Tomat
 Tahu
 Bawang putih yang ditumis dengan minyak kelapa asli
Cara masak : Hasil Blender dimasak dengan api kecil
Masukkan kuning telur ayam kampung (kalau mau bisa juga daging)
Sebatang daun bawang utuh (buang setelah bubur matang)
Setelah kentang atau matang, angkat. Dinginkan
1. SUP LABU PARANG
 Labu Parang
 Daging ayam yang sudah dihaluskan
 Tofu
 seledri
 tomat
Bumbu: tumis dengan minyak kelapa asli bawang bombay, bawang putih yang
sudah dicincang
Cara Masak: Masak labu parang, daging ayam, hingga empuk, lalu masukkan tofu, tomat
yang sudah dibuang bijinya plus bumbu. Setelah matang, taburkan daun seledri. Angkat,
dinginkan, siap disaring.
D. CARA PENYIMPANAN MP-ASI
CARA AMAN SIMPAN MAKANAN BAYI
Berikut caranya:
1. MPASI atau makanan bayi bisa dibuat dalam jumlah banyak sekaligus dan disimpan dalam
freezer. Menyimpan makanannya harus menjadi es di freezer dengan suhunya minimal -18˚C.
Untuk buah-buahan yang telah diblender halus bisa disimpan untuk masa 2 bulan.
2. Setiap satu porsi MPASI harus ditempatkan dalam satu wadah. Begitu satu wadah keluar
dari freezer, sisa makanannya tidak bisa diberikan lagi pada bayi. Mengenai banyaknya
porsi, tentu akan berbeda pada masing-masing bayi karena kebutuhan tiap bayi berbeda-beda.
Masing-masing ibulah yang tahu berapa banyak porsi yang bisa dihabiskan bayinya, karena
metabolisme dan aktivitas mereka kan berbeda-beda.
3. Pada setiap wadah, jangan lupa untuk diberi tanggal sesuai waktu yang akan diberikan
kepada bayi. Misal tanggal 1 dan 2 buah papaya, tanggal 3 dan 4 buah apel, tanggal 5 dan 6
buah yang lain lagi, begitu seterusnya. Satu macam buah untuk dua hari. “Pemberian untuk
bayi dua hari berturut-turut papaya, dua hari kemudian berturut-turut apel. Dengan begitulah
bayi akan mengingat rasa buah itu.”
4. Untuk bubur susu dan nasi tim tidak disarankan menyimpan di freezer lebih dari seminggu
karena bisa merubah rasanya menjadi kurang enak. “Karena buah tidak dimasak, jadi bisa
disimpan lebih lama dari bubur susu atau nasi tim,” jelas ahli gizi dan penulis buku resep
makanan bayi ini.
5. Bila cara penyimpanannya baik dan benar, walaupun disimpan di freezer gizinya tidak
berkurang hanya rasanya akan terasa kurang segar. Karenanya jangka waktu
penyimpanannya jangan terlalu lama.”
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a) Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi
diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
b) MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke
makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral.
Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan
yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah
bagian belakang.
c) Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk
maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak .
d) Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode
ini.
Saran
a) Bagi ibu yang mempunyai balita dianjurkan agar dalam memberikan makanan
tambahan memperhatikan usia bayi yaitu 6 bulan dan jenis makanan yang akan diberikan
mulai dari yang encer sampai ke padat secara bertahap (seperti: bubur, pisang, pepaya, nasi
tim).
b) Bagi instansi yang terkait perlu melakukan sosialisasi tentang makanan tambahan
melalui penyuluhan, pendidikan kesehatan disetiap posyandu maupun langsung ke
masyarakat, sehingga dapat menambah pengetahuan khususnya ibu-ibu yang mempunyai
balita.
DAFTAR PUSTAKA

Jahari, A. B. 2000. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Bogor: Puslitbang Gizi dan Makanan
Soetjaningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Surabaya: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Hartoyo. 2001. “Pemberian Makanan Tambahan Balita KEP di Bogor”. Media Gizi dan
Keluarga , Juli, XXV (1): 11-18.
Departemen Kesehatan. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI . Jakarta : 2004
Dr.dr. Hananto Wiryo,SpA. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan menyusui dengan
Makanan Lokal.Sagung Seto. Jakarta :2002
Rahmat. M. 2000. “Hubungan Konsumsi Energi dan Status Gizi Anak Umur 6-12 Bulan di
Panti Sosial Asuhan Anak Se-DKI Jakarta dan Tangerang”. Info Pangan dan Gizi. Vol XI (1).

Anda mungkin juga menyukai